Akreditasi dalam Kebijakan Pendidikan Na

STUDI KEBIJAKAN
PENDIDIKAN DI INDONESIA
Fery Diantoro, M.Pd.I

Akreditasi dalam Kebijakan
Pendidikan Nasional

Dasar Kebijakan

 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
 PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dalam PP No. 32
tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59
Tahun 2012 tentang Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah
 Peraturan Menteri Agama Nomor 90 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Bab X, pasal 48)
 Keputusan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah No.
037/BAN-SM/LL/II/2017 Tentang Penggunaan Prosedur

Operasional Standar (POS) Pelaksanaan Akreditasi
Sekolah/Madrasah tahun 2017

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
pada pasal 60;
1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan
program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan.
2) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan
dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri
yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
3) Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat
terbuka.
4) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah.

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dalam PP No. 32

tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
 Pasal 86
1) Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan.
2) Kewenangan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat pula dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi
kewenangan oleh Pemerintah untuk mela kukan akreditasi.
3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif,
adil, transparan, dan komprehensif dengan mengguna kan
instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Stándar Nasional
Pendidikan.

 Pasal 87

Lanjutan

1) Akreditasi oleh Pemerintah sebagaim ana dimaksud dalam Pasal 86

ayat (1) dilaksanakan oleh: a. BAN-S/M terhadap program dan/ atau
satuan pendidikan penddikan jalur formal pada jenjang pe ndidikan
dasar dan menengah; b. BAN-PT terhadap program dan/ atau satuan
pendidikan jenjang pendidikan tinggi; dan c. BAN-PNF terhadap
progam da n/atau satuan pendidikan jalur nonformal.
2) Dalam melaksanakan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), BAN-S/M dibantu oleh badan akreditasi provinsi yang dibentuk
oleh Gubernur.
3) Badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreditasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri.
5) Ketentuan mengenai badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diatur labih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Lanjutan

 Pasal 88
1) Lembaga mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86
ayat (2) dapat melakukan fungsinya setelah mendapat

pengakuan dari Menteri.
2) Untuk memperoleh pengakuan se bagaimana dimaksud
pada ayat (1) lembaga mandiri wajib memenuhi pe
rsyaratan sekurang-kurangnya: a. berbadan hukum
Indonesia yang bersifat nirlaba. b. memiliki tenaga ahli
yang berpengalaman di bidang evaluasi pendidikan.
3) Ketentuan lebih lanjut meng enai lembaga mandiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur
dengan Peraturan Menteri.

Akreditasi

 adalah kegiatan penilaian kelayakan program
dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan.
 Akreditasi sekolah/madrasah adalah suatu
kegiatan penilaian kelayakan program dan
satuan pendidikan dasar dan menengah
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
untuk memberikan penjaminan mutu

pendidikan sekolah/madrasah.
 Akreditasi madrasah adalah kegiatan penilaian
untuk menentukan kelayakan RA, MI, MTs, MA,
MAK berdasarkan kriteria yang ditetapkan

Akreditasi
sekolah merupakan kegiatan
penilaian yang dilakukan oleh pemerintah
dan/atau lembaga mandiri yang berwenang
untuk
menentukan kelayakan
program
dan/atau satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan non-formal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan, berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan, sebagai bentuk
akuntabilitas publik yang dilakukan dilakukan
secara
obyektif,
adil,

transparan
dan
komprehensif dengan menggunakan instrumen
dan kriteria yang mengacu kepada Standar
Nasional Pendidikan

Latar Belakang

 Bahwa setiap warga negara berhak
memperoleh pendidikan yang bermutu.

 Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan
yang bermutu, maka setiap satuan/program
pendidikan harus memenuhi atau melampaui
standar yang dilakukan melalui kegiatan
akreditasi terhadap kelayakan setiap
satuan/program pendidikan

Tujuan


 Memberikan informasi tentang kelayakan
sekolah/madrasah atau program yang
dilaksanakannya berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan.
 Memberikan pengakuan peringkat
kelayakan.

 Memberikan rekomendasi tentang
penjaminan mutu pendidikan kepada
program dan atau satuan pendidikan yang
diakreditasi dan pihak terkait.

Manfaat

 Dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya
peningkatan mutu Sekolah/Madrasah dan rencana
pengembangan Sekolah/Madrasah.
 Dapat dijadikan sebagai motivator agar
Sekolah/Madrasah terus meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap, terencana, dan

kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, nasional bahkan regional dan
internasional.
 Dapat dijadikan umpan balik dalam usaha
pemberdayaan dan pengembangan kinerja warga
Sekolah/Madrasah dalam rangka menerapkan visi,
misi, tujuan, sasaran, strategi dan program
Sekolah/Madrasah.

Manfaat

 Membantu mengidentifikasi Sekolah/Madrasah
dan program dalam rangka pemberian bantuan
pemerintah, investasi dana swasta dan donatur
atau bentuk bantuan lainnya.
 Bahan informasi bagi Sekolah/Madrasah sebagai
masyarakat belajar untuk meningkatkan
dukungan dari pemerintah, masyarakat, maupun
sektor swasta dalam hal profesionalisme, moral,
tenaga dan dana.

 Membantu Sekolah/Madrasah dalam menentukan
dan mempermudah kepindahan peserta didik
dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran
guru dan kerjasama yang saling menguntungkan.

Prinsip Pelaksanaan Akreditasi
 Objektif

 Komprehensif

 Adil

 Transparan
 Akuntabel

Persyaratan untuk mengikuti Akreditasi S/M

 Tersedianya komponen penyelenggara pendidikan
(kepala sekolah, pendidik, siswa, kurikulum, ruang
belajar, buku pelajaran, sumber dana tetap)

 Penyelenggara pendidikan (pemerintah,
masyarakat/yayasan)
 Telah memiliki piagam terdaftar atau izin
operasional
 Memiliki SK kelembagaan UPT sekolah
 Secara umum pedoman penilaian meliputi
 Kelembagaan; Organisasi, sarana prasarana,
keuangan, tenaga kependidikan
 Akademik; kurikulum, guru, siswa,
perpustakaan, penyelenggara

Mekanisme Tahapan Pemberian Akreditasi
Sekolah/Madrasah

 Penyusunan Rencana Jumlah dan Alokasi
Sekolah/Madrasah
 Pengumuman Secara Terbuka kepada
Sekolah/Madrasah
 Pengusulan Daftar Sekolah/Madrasah
 Pengiriman Perangkat Akreditasi ke

Sekolah/Madrasah
 Pengisian Instrumen Akreditasi dan
Instrumen Pendukung
 Pengiriman Instrumen Akreditasi dan
Instrumen Pendukung

Mekanisme Tahapan Pemberian Akreditasi
Sekolah/Madrasah

 Penentuan Kelayakan Visitasi
 Penugasan Tim Asesor
 Pelaksanaan Visitasi
 Verifikasi Hasil Visitasi Asesor
 Penetapan Hasil Akreditasi
Sekolah/Madrasah
 Penerbitan Sertifikat
 Pelaporan Hasil Akreditasi

Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Sistem
Akreditasi Sekolah/ Madrasah
BAN-S/M
BAP-S/M
Unit Pelaksana Akreditasi
Sekolah/Madrasah (UPA-S/M)

Asesor
Sekolah/
Madrasah