Proses Pembinaan Bakat Dalam Olahraga

Mempercepat Proses Dalam Olahraga (Speeding Up The Procces)
Oleh
Rahmat Sanusi
14711251037

Abstrak
Percepatan proses (speeding up the process) dalam olahraga merupakan
komponen yang diperlukan dalam mengembangkan bakat calon atlet muda.
Kapan waktu yang tepat dan jenis olahraga apa yang membutuhkan percepatan
harus diketahui karena tidak semua jenis olahraga dan calon atlet muda siap untuk
melalui tahapan speeding up the process. Perkembangan olahraga menjadi gaya
hidup, trend, dan, bahkan mata pecaharian baik profesional maupun amatiran.
Peluan bisnis telah menjadikan olahraga sebagai lahan yang menggiurkan.
Permasalahanpun terjadi. Speeding up process dipandang sebagai hal penting
untuk dapat mengembangkan bakat dengan cepat dan maksimal dengan tujuan
mencapai sukses di bidang olahraga.
Speeding up the process jika dipahami dengan baik bagaimana konsep dan
penerapannya akan memberikan hasil yang baik yaitu mengembangkan bakat
atlet. Dan sebaliknya, jika tidak dipahami terkebih dahulu sebelum menerapkan
yang terjadi adalah kegagalan pencapaian presatasi. Tidak jarang ditemukan di
lapangan atlet muda berbakat diusia yang muda namun karir selesai ketika

memasuki usia dewasa padahal sukses untuk menjadi atlet adalah diusia dewasa.
Perlu dipahami speeding up the process secara menyuluruh. Sebelum menetapkan
tujuan yang hendak dicapai perlu memahami hal-hal yang terkait dengan individu
dan mental. Jika konsep telah siap maka prestasi olahragapun akan semakin siap
pada waktunya.
Permasalahan yang terjadi dalam perkembangan olahraga di abad modern
ini diakibatkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep
speeding up the process. Banyak klub-klub olahraga baik amatiran dan
profesional yang tidak memahami speeding up the process. Dampaknya prestasi
yang diperoleh tidak konsisten. Ada banyak komponen penting dalam speeding up
the process. Secara pokok yaitu fisik dan metal. Sasaran dari speeding up the
process adalah atlet-atlet muda yang memiliki bakat dan berpotensi memiliki
karir yang cerah dalam dunia olahraga dimasa depan.
Kata Kunci: speeding up the process, Atlet, Bakat.

1

Pendahuluan
Sebuah Percepatan Proses
Peningkatan kemampuaan olahraga harus dilihat dengan berbagai sudut

pandang hal ini didasari bahwa tidak semua cabang olahraga membutuhkan
speeding up the procces. Meningkatkan kemampuan dan menemukan bakat anak

adalah hal terpenting untuk mencapai presatasi olahraga yang membanggakan.
Terkadang memempercepat proses akan mempengaruhi hasil. Secara umum
speeding up the procces digambarkan sebagai suatu perencanaan. Perencanaan

tersebut dikorelasaikan dengan dengan bakat, fasilitas, bahkan lingkungan
individu yng merupaka calon atlet. Melibatkan anak secara dini dalam
pencabangan olahraga merupakan salah satu contoh dri mempercepat proses.
Tujuan utama yang hendak dicapai adalah prestasi. Sebagian orang awam
berpendapat bahwa melibatkan anak sedini mungkin dalam klub olahraga
merupakan sebuah kebanggan. Sebagian besar orang tua memperbolehkan anakanak untuk mengembangkan keahlian olahraga dengan mengambil keuntungan
program-program yang ditawarkan berdasarkan kelas, ukuran tubuh, kemampuan,
atau bahkan level usia. Terutama pada atlet profesional yang memiliki anak. Ada
suatu proses pemaksaan secara tidak langsung kepada anak untuk berkecimpung
dalam dunia olahraga. Disatu sisi, ini merupakan suatu keuntungan. Mengenalkan
olahraga kepada anak secara dini. Mengambil keuntungan agar anak mengambil
jejak sukses olahraga. Akan tetapi bisa menjadi sebaliknya. Brown (2001: 71) Ide
speeding up the procces mungkin tidak dapat ditetapkan pada semua atlet dan


pada semua jenis cabang olahraga. Lebih baik tidak berpartisipasi dalam
organisasi olahraga terlalu cepat.
2

Kapan Untuk Memulai Speeding Up The Process
Kesalahan yang terjadi adalah kebanyakan orang awam adalah menjadi
sebuah kebanggan jika melibatkan anak secara dini ke dalam organisasi olahraga
atau melibatkan partisipasi anak dalam klub olahraga. Cote (2009) banyak anak di
tingkatan sekolah dasar mengambil kesempatan untuk menjadi bagian dari
program olahraga setelah selesai sekolah seperti jam kelas sepakbola dan kelas
basket. Adanya guru olahraga (di sekolah) dan pelatih berperan penting dalam
membentuk pengalaman olahraga sedini mungkin. Ketika menghadapi anak, guru
olahraga dan pelatih harus memutuskan cara terbaik untuk membantu
perkembangan bakat anak. Bolehkah mendorong anak untuk fokus semata-semata
hanya karena bakat yang tampak atau untuk berpartisipasi dalam berbagai jenis
olahraga atau hanya pengembangan aktivitas olahraga. Persepsi yang salah.
Brown (2001: 71) menyatakan bahwa tidak benar waktu yang sama untuk setiap
anak dilibatkan dalam organisasi olahraga. Individu siap diperbedaaan usia.
Pahami kondisi fisik anak dan keadaan emosional sebelum menyetujui untuk

pembelajaran atau bermain dalam berbagai jenis olahraga. Cote, Baker, Ericcson
Krampe & Thonmas (Cote, 2009) apakah seorang pelatih harus memutuskan
apakah seorang anak dapat dianjurkan pada spesilisasi olahraga tertentu sedini
mungkin. Spesialisasi sedini mungkin adalah menggolongkan sebagai bentuk
investasi terhadap satu jenis olahraga pada perjalanan tahun di usia muda dengan
sebuah tujuan untuk mengembangkan keahlian.

3

Organisasi olahraga menuntut anak untuk membuka kemampuan fisik dan
emosional yang mungkin atau tidak memungkin bagi anak-anak untuk mengatasi
hal itu. Orang tua perlu menjawab beberapa pertanyaan tentang kesiapan anak
sebelum teribat dalam organisasi olahraga:
1. Apakah anak mampu menghadiri latihan rutin ?
2. Apakah anak cukup dewasa untuk untuk mengerti dan bermain pada aturanaturan?
3. Apakah anak siap untuk menyesuaikan diri untuk tujuan yang hendak dicapai
oleh tim dari pada keinginan sendiri?
4. Apakah anak telah siap menerima untuk menerima pelatihan disiplin dari
seseorang yang bukan orang tuanya?
5. Apakah anak tetap menjaga antara tugas sekolah dan partisipasi dalam klub

olahraga?
Peran penting orang tua untuk mediskusikan terlebih dahulu kepada anak
sebelum terlibat dalam klub olahraga. Adalah yang mudah, karena pada umumnya
semua anak akan mengatakan “iya” jika ditawarkan untuk bergabung pada klub
olahraga. Misalnya anak akan merasa senang dan mengebu-gebu ketika
ditawarkan untuk bergabung pada klub sepakbola. Karena sebagian anak laki
menyukai sepakbola. Hal ini hanya berdasarkan kesenangan karena mendapatkan
aktivitas baru, menarik dan bertemu dengan banyak teman. Disisi lain, anak
belum menyadari tanggung jawab yang akan dijalani. Apakah anak akan tetap
mengikuti komitmen yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketika anak dalam
kondisi lelah akan mudah cepat marah, tidak tertarik untuk bermain, tidak

4

menyukai pelatih, atau bahkan kehilangan tujuan tim saat bermain. Misalnya
untuk anak usia sekolah dasar, pulang sekolah pukul 01:00 siang. Jadwal latihan
pukul 03:00 sore. Berati anak hanya memiliki waktu istirahat hanya 2 jam. Pulang
latihan pukul 05:30 petang. Olahraga mengeluarkan banyak energi yang otomatis
akan membuat anak lelah. Ketika malam anak melanjutkan untuk menyelesaikan
tugas sekolah. Dengan kondisi seperti ini secara perlahan akan mengakibatkan

kejenuhan dan kelelahan karena tenaga telah banyak dikuras pada aktivitas seharihari. Maka tidak sedikit kasus yang terjadi di sekolah adalah anak yang
berpresatasi di bidang olahraga tetapi mundur di bidang akademik.
Brown (2001: 72) menyatakan sebagian ahli tidak merekomendasikan anak
terlibat dalam organisasi olahraga sebelum memasuki usia 8-10 tahun. Dalam
olahraga seperti sepakbola, voli, golf, dan gulat, menunggu beberapa tahun atau
dua tahun agar terhindar dari dari cidera yang dapat mengubah kesempatan sukses
menjadi atlet di sekolah tingkat tinggi atau perguruan tinggi. Bagaimanapun juga,
setiap olahraga memilki resiko luka baik yang sederhana maupun komplek untuk
anak yang lebih muda. Banyak pelatih sepakbola berpendapat bahwa usia 13 tidak
terlambat untuk mulai bermain. Anak-anak yang masih kecil bermain sepakbola
pada usia 6-8 tahun menyenangkan dan aman, bagaimana partisipasi dan
penanganannya bergantung orang tua dan pelatih. Salah satu resiko dari
keikutsertaan yang cepat dalam organisasi olahraga adalah akan semakin cepat
pula memudar partisispasi dalam olahraga. Fakta menunjukan bahwa sebagian
besar anak keluar dari klub olahraga diusia 13 tahun. Banyak yang
memperdebatkan bahwa atlet muda memiliki karir ekspetasi pada usia 6 sampai 8

5

tahun. Memulai karir anak dengan persaingan yang ketat dan menuntut secara

fisik diusia 6 tahun dan karir anak akan berakhir pada usia 12 atau mungkin paling
lama diusia14 tahun. Memulai pada usia 10 tahun akan memungkinkan untuk
bermain pada segala bidang dan akan melewati masa sekolah tingkat atas atau
bahkan lebih.
Nasional Junior Sport Policy Australia (1994) membuat sebuah kerangka
konsep untuk pengembangan olahraga anak muda dengan beberapa kebijakan.
Pertama, mengenalkan detail misi, sasaran yang hendak dicapai dasar berfikir dari
kebijakan yang dibuat, garis besar manfaat olahraga, dan menekankan hubungan
antara olahraga dan pendidikan olahraga. Kedua, menggambarkan partisipasi dan
tanggung jawab para atlet muda dan tingkatan yang tepat dari partisipasi olahraga.
Ini juga dapat digunakan untuk model pengembangan olahraga bagi anak-anak.
Ketiga, menyiapkan kompetisi yang adil bagi anak-anak terkait permalahan
kompetisi seperti: kelayakan, level kompetisi, partisipasi gender dalam kompetisi,
dan kompetisi untuk group dengan kebutuhan spesial. Keempat. Ada kesepakatan
dengan guru olahraga terhadap keterlibatan anak dalam olahraga. Dalam hal ini
pelatih dan guru olahraga. Stress menjadi bagian penting dalam partisipasi
pelajaran, oleh sebab itu perlu menyediakan waktu yang tepat untuk latihan dari
guru olahraga. Tidak ada kepadatan latihan yang diterima oleh anak, dimana anak
diwajibkan untuk melakukan latihan disekolah oleh guru olahraga dan latihan di
tempat latihan oleh pelatih. Yang dapat mengakibatkan stres pada anak. Kelima,

sekolah dan klub olahraga menyediakan ketentuan untuk mempertahankan
hubungan antara sekolah dan klub olahraga untuk anak-anak terutama sekali

6

untuk meyakinkan konsisten agar kedua belah pihak saling mendapatkan
keuntungan baik dari segi sumber daya manusia, perlengkapan dan fasilitas
olahraga.

Australia

telah

merangkum

kebijkan-kebijakan

ini

untuk


mengembangkan olahraga untuk junior. Dari kebijakan yang dipaparkan di atas,
bahwa keterlibatan anak dalam klub olahraga melibatkan banyak pihak. Bahkan
pihak sekolah terlibat guna memantau perkembangan anak agar anak tidak
kehilangan potensi akedemik.
Keterbukaan pertama pada olahraga adalah tidak berarti menjadi sebuah
bentuk organisasi aktivitas. Masyarakat Eropa dan Amerika pada umumnya
menjadikan olahraga sebagai aktivitas sehari-hari sebagai bentuk awal dari
pengenalan olahraga kepada anak. Bermain lempar tangkap bola base ball di
halaman belakang rumah atau bermain permainan di lingkungan yang
menyegarkan dimana anak memiliki kesempatam untuk membuat aturan-aturan
yang selayaknya, mengembangkan kemampuan yang selayaknya, menemukan
strategi, dan mampu menyelesaikan perselisihan dengan cara mereka sendiri.
Tidak harus memaksakan anak untuk memilih dan dan langsung terjun ke dunia
olahraga secara secepat. Mengenalkan terlebih dulu dan menjadikan olahraga
sebuah aktivitas bermain sehari-hari jauh lebih baik. Dengan demikian membantu
anak untuk menemukan dan memahami bakat mereka sendiri. Dari kebiasaan
menjadi hoby dan menjadi profesional. Mengubah pandangan anak secara
perlahan-lahan dan tidak terburu-buru. Secara bertahap pengenalan pada bidang
oahraga tidak harus pada praktek langsung dengan memberikan pembelajaran.

Dapat juga diberikan melalui mengenalkan melaui acara televisi, melaui

7

permainan video games, atau menunjukan informasi dari internet. Memberikan
umpan balik. “kamu bisa bermain bersama tim yang sesungguhnya atau
mendapatkan pelajran langsung yang lebih menarik, tetapi sebelumnya berjanji
lah kepada ayah untuk bermain lempar tangkap paling sedikit 3x seminggu”.
Ungkapan sederhana yang mampu memberikan respon terhadap olahraga.
Kebanyakan orang salah mengartikan prestasi olahraga yang dikaitkan
dengan mempercepat suatu proses. Jika bermain membiarkan anak muda bermain
secara dini maka resiko yang yang kan diterimapun akan semakin cepat. Tidak
sedikit anak-anak muda tidak mampu mengembangkan bakatnya di sekolah
tingkat atas ataupun sekolah tinggi di karenakan pengalaman trauma cidera.
Membaca karakter dan emosional anak adalah yang paling baik sebelum anak
benar-benar terjun dalam dunia olahraga. Jika anak telah terjun ke dalam klub
olahraga maka secara otomatis orang tua akan terlibat. Pola latihan dan kualitas
klub juga menjadi sebuah permasalahan. Kebayakan klub-klub amatiran tidak
memiliki program latihan yang baik dan pendekatan secara emosional yang
optimal baik kepada orang tua maupun kepada anak yang merupakan calon atlet.

Empat standart yang dipakai oleh The National Talent Oriention Camp
(NTOC) sebagi kunci untuk menjawab dan pondasi kesuksesan yang dapat
mempengaruhi pilihan olahraga dan hidup atlet muda dimasa depan. Pertama ,
bakat dan kemampuan. Apakah ada kecocokan antara kemampuan dan ambisi?
Apakah memiliki kemantapan mental untuk sukses? Apakah bisa menilai
performa sendiri? Kedua , sikap dan ambisi. Apalah individu bercia-cita untuk
menadi yang terbaik di dunia? Apakah menyukai kompetisi? Apakah benar-benar

8

jujur dengan diri sendiri? Ketiga. Pengetahuan dan pemahaman. Bagaimana
pandangan tentang menjadi juara kejuaraan olympic? Bagaimana expektasi diri
terhadap hal itu? Keempat. Pendidikan dan dukungan gaya hidup. Apakah
lingkungan latihan mendukung untuk mencapai hasil yang baik? Apakah keluarga
mendukung? Pilihan pendidikan apa yang dimiliki oleh seorang atlet muda.
Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh
atklet muda itu sendiri. Menanamkan keyakinan untuk mengembangkan bakat.
Atlet muda dibekali dengan pemaham. Pemahaman akan diri sendiri, lingkungan,
bahkan kompetisi bertanding itu sendiri dan kemudian menentapkan tujuan
terlebih dahulu agar dapat menguatkan proses latihan dan mengembangkan bakat.

Mencocokan Alet dan Olahraga
Secara umum anak ingin bermain olahraga yang menyenangkan, yang mana
anak bisa menjadi berhasil dan berolahraga bersama teman-teman. Tahun-tahun di
sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah tingkat atas merupakan masa
berpetualang dengan banyak olahraga yang berbeda, pengembangan dasar
keahlian fisik, belajar untuk berkompetisi, dan latihan berbagai jenis olahraga.
Beberapa kasus realita yang dihadapi guru olahraga, orang tua dan pelatih adalah
setiap olahraga pasti membutuhkan atribut fisik untuk mencapai level yang
berbakat. Pada usia sekolah menengah atas ada anak yang mampu melempar
namun tidak mampu berlari dengan baik, meloncat atau pemain yag dulu ketika
sekolah menengah atas menajdi pemain bertahan namun tidak menjadi pemain
basket lagi ketika memasuki perguruan tinggi.

9

Akan sangat baik jika mampu menyesuaikan keahlain fisik dan menemukan
olahraga yang cocok. Kemungkinan besar berpeluang untuk sukses. Dr. Tony
Grice dari Universitas Tennessee telah mengembangkan sebuah model yang
disebut KidTest TIDESGRAM untuk membantu orang tua, pelatih, dan guru
olahraga untuk menemukan olahraga yang pas untuk anak usia dasar. Proses ini
menghasilkan skor evaluasi identifikasi bakat. Untuk tes ini, norma ditetapkan
untuk murid yang didasarkan pada berbagai macam tes. Hasil ini dikombinasikan
denagn kadar daya tahan aerobik, keahlian gerakan/ motor skill, dan koordinasi.
Dasar dari hasil tes ini, Grace memberikan komposisi nilai dari tiga variabel
dalam skala 1 hingga 5 dan hasil menunjukan grafik evaluasi identifikasi bakat.
Pada nilai tertentu dibaca 4-4-5, dua angka pertama berkenaan dengan nilai daya
tahan aerobik dan kemampuan gerak, dan angka ketiga yang tertinggi menunjukan
koordinasi. Grace menuju langkah selanjutnya dengan KidsTest TIDESGRAM
dan membuat lembar 20 daftar jenis olahraga dalam satu kolom yaitu daya tahan
aerobik, kemampuan gerak dan nilai koordinasi (dengan nilai skala tertinggi
adalah 5) yang telah ditentukan secara subjektif untuk dibutuhkan pada setiap
olahraga. Misalkan pada golf hanya membutuhkan 1 poin untuk daya tahan
aerobik. Olahraga golf tidak mebutuhkan banyak pergerakan yang melibatkan
kerja jantung dan paru. 3 poin untuk kemampuan gerak dan poin tertinggi adalah
4 poin untuk koordinasi. Semakin anak mendekati nomor untuk mencocokan nilai
yang dibutuhkan pada olahraga, maka semakin besar bakat potensial anak
berperan untuk sukses. Disamping itu, tujuan dari TIDESGRAM ini adalah untuk
mengusulkan olaharaga yang cocok untuk anak yang dapat dilihat berdasarkan

10

sebagian besar potensialnya untuk sukses

dengan merekomendasikan pada

pilihan pertama, kedua dan ketiga. Tes ini berpotensi untuk membantu orang tua
dan anak untk membuat dasar keputusan dalam memilih olahraga. Berikut adalah
salah satu tabel KidTes Talent Identification Evaluation.
Tabel 1. KidTes Talent Identification Evaluation
Sport
Aerobik Motor Coordintion
Baseball
2
4
5
Basketball
5
4
4
Football
2
4
4
Golf
1
3
4
Tennis
3
2
5
Sumber: Brown, 2001
Dalam rangka pencapaian prestasi nasional tahun 2020, pada tahun
2004

Inggris

telah

membuat

sebuah

kerangka

kerja

yang

bertujuan

mengembangkan dan meningkatkan prestasi olahraga nasional. Dengan visi
sederhana yaitu menjadi aktif (olahraga, kesehatan, pendidikan jasamani) dan
sukses besar olahraga nasional di dunia. Di tahun 2004, Inggris mendiskusikan
fokus pengembangan cabang olahraga untuk mencapai Perencanaan Prestasi
Nasional 2020 dengan menggaris besar 20 cabang olahraga yang diperioritaskan.
Tabel 2. Perioritas Olahraga Inggris
United Kingdom
England
England Development
Priority Sport
Priority Sport
Sport
Basketball,Rounders/Softb
all/Baseball,
Atletik, swimming,
Football, Tennis,
Movement and Dance,
clying, rowing, sailing, Criket, Rugby Union,
Table Tennis, Volleyball,
canoing, thriathlon,
Rugby League, Golf,
Lacrosse, Outdoor Pursuits
judo, gymnastic,
hokey badminto,
(Mountaineering and
equestrian
squash, netball
Angling), Bowls, karate,
boxing
Sumber: The Framework for Sport In England (2004)

11

Inggris membuat pengembangan olahraga berdasarkan pemetaan wilayah.
Salah satu komponen dalam speeding up the process adalah mencocokan atlet
dengan jenis olahraga. Mencocokan atlet dengan jenis olahraga dapat juga
dicocokkan berdasarkan kondisi daerah tertentu. Misalnya, hampir semua atlet
pelari adalah orang kulit hitam berasal dari afrika. Hal ini didukung karena
kondisi lingkungan afrika yang berbeda sehingga tubuh beradaptasi dengan
lingkungan. Adaptasi ini memberikan keuntungan tersendiri dalam mempercepat
prestasi olahraga.

Spesialisasi Vs Bermain Dua Atau Lebih Jenis Olahraga
Manakah yang lebih baik? Spesialisasi pada satu bidang olahraga atau
menguasai dua bahkan lebih cabang olahraga. Banyak perdebatan para ahli
mengenai hal ini. Terutama orang tua dan pelatih ketika memutuskan keterlibatan
anak dalam organisasi olahraga. Sebagian besar ahli mengemukakan pendapat
dari pelatih dan orang-orang yang terlibat dalam olahraga bahwa memiliki bakat
lebih dari satu cabang olahraga memiliki keuntungan, teurtama dari segi
penghasilan yang diperoleh dari olahraga. Brown (2001: 75) menyatakan bahwa
seorang Pelatih sepakbola dari Universitas Nebraska Tom Osborne berpendapat
bahwa mampu bermain 2 atau 3 cabang olahraga disekolah menengah atas
memiliki keuntungan. Atlet mendapatkan berbagai macam pengalaman bertanding
yang belum tentu didapat dari pada pemain yang hanya bermain pada satu cabang
olahraga. Stella Samprass (Brown, 2001: 75), pelatih tennis wanita, menyebutkan
bahwa para pelatih menyukai yang mampu bermain lebih dari satu jenis olahraga
di sekolah tingkat atas. Bill Clark (Brown, 2001: 75) koordinator kepanduan

12

internasional menyatakan bahwa pemikiran yang benar jika atlet muda semestinya
bermain lebih dari satu jenis olahraga. Orang tua dapat membuat spesialisasi
cabang olahraga bagi anak dengan mudah.
Terlepas dari segalas segala keuntungannya, tentu saja ada sisi buruk dari
keterlibatan seorang atlit pada lebih dari satu jenis olahraga. Tidak hanya
menempatkan partisipasi atlet pada satu cabang olahraga akan dapat membantu
mengembangkan berbagai jenis keahlian dalam olahraga, akan tetapi meletakkan
atlet muda dalam tekananan situasi juga mampu menerima berbagai jenis olahraga
lainnya. Ada beberapa poin penting. Talenta atlet harus diputuskan pada jenis
olahraga yang memungkinkan untuk mendapat beasiswa di perguruan tinggi atau
sebelum menandatangi kontrak profesional. Keputusan ini pada umumnya telah
dibuat pada dua tahun terakhir pada sekolah menengah atas.
Secara garis besar, usia sekolah mengah atas sangat dianjurkan untuk
mampu dan teribat pada dua atau lebih jenis olahraga. Namun demikian, ditahuntahun terakhir sebelum memasuki ke jenjang perguruan tinggi atlet muda telah
menentukan spesialisasi. Memasuki perguruan tinggi tentu saja level kompetisi
akan lebih menantang, oleh karena itu dibutuhkan fokus dan konsisten atlet dalam
mengikuti latihan. Di Eropa dan Amerika, pelatih dan orang tua akan
menganjurkan altet muda untuk bermain pada satu jenis olahraga tim dan satu
jenis olahraga individu. Dengan demikian akan menumbuhkan rasa kesatuan
bermain hanya dalam tim, dan akan merasa kaku atau tidak tahu apa yang akan
dilakukan ketika bertanding tanpa dukungan dari rekan se-tim. Mampu
mengembangkan kondisi ini akan berpengaruh pada prestasi atlet. Satu tangan

13

mampu bermain bersama tim, dan tangan yang lain mampu bermain secara
individu. Sehingga memberikan kesempatan kepada atlet muda untuk belajar dari
kedua kondisi bertanding seperti itu.

Memilih Pelatih
Nasional Junior Sport Policy Australia (1994) kualitas pendikan olahraga
club atau sekolah bergantung pada pelatih. Semua pelatih anak-anak muda harus
memililiki kualifikasi atau kebutuhan latihan untuk memberikan pengalaman
latihan yang luar biasa bagi anak. Memilih pelatih merupakan salah satu bagian
dari speeding up the procces. Penting bagi orang tua untuk mengenali dan
memahami pelatih. Baik latar belakang pendidikannya maupun karakternya.
Orang tua menitipkan anak kepada pelatih untuk dibentuk dan dibimbing menjadi
seorang atlet. Dengan demikian orang tua telah mempercayai untuk menitipkan
anaknya kepada orang lain yang tidak dikenal. Apapun yang diberikan pelatih
akan memberikan pengaruh yang lama kepada anak, pengaruh positif atau negatif
akan akan membentuk arah sikap anak dalam berolahraga. Orang tua harus lebih
peka dan sensitif sebelum memilih pelatih. Siapakah dia (pelatih)? Jenis latihan
apa yang diberikan kepada anak? Apa yang diketahuinya tentang olahraga? Apa
yang diketahuinya tentang anak-anak? Apakah tipe orang yang menyeramkan,
orang yang aneh, atau tipe orang yang buruk/ lekas marah? Browm (2001:76)
menyebutkan bahwa 60-80% pelatih olahraga anak-anak muda adalah sebaiknya
adalah orang tua yang melatih satu atau lebih anaknya sendiri. Pelatih seperti ini

14

selalu memberikan dorongan yang besar dan dan senantiasa memberi nasehat
terlepas apakah anak memenuhi syarat atau tidak dalam olahraga.

Komunikasi
Komunikasi dalam konsep speeding up proccess adalah komunikasi antara
orang tua dan pelatih. Dengan komunikasi yang baik, orang tua dapat mengetahui
bakat dan kekurangan anak. Apa saja permasalahan yang dihadapi oleh pelatih
ketika melatih si anak. Pelatih juga dapat memberikan masukkan dan saran agar
dapat mengembangkan bakat si anak lebih baik lagi. Kesalahan umum berdampak
fatal yang sering terjadi di lapangan adalah ketidak pekaan orang tua terhadap
kegiatana nak. Orang tua percaya kepada anak dan pelatih. Sering kali pelatih
merasa kesulitan untuk menceritakan kelemahan-kelemahan anak yang terjadi di
lapangan. Ketersediaan waktu antara orang tua dan pelatih untuk membicarakan
masalah anak. Kemudian, kegoisan orang tua yang tidak percayaan kepada
pelatih. Orang tua lebih percaya terhadap kemampuan anak dari pada mendengar
masukan dan keluhan dari pelatih.
Pada dasarnya para pelatih enjoy ketika mengajar, baik dalam manajemen
waktu dan kepribadian. Jangan berfikir seorang pelatih dapat bekerja sama dengan
semua anak untuk mengetahui semua pengetahuan permainan, tetapi parah pelatih
mampu untuk mengorganisasi dan merancang latihan agar setiap anak dapat
terlibat. Pelatih akan merancang suatu rencana dengan tidak mempersulit para
pemain dalam ssuatu tim dengan berbagai macam komentar, dan orang tua harus
mengikuti perkembangan setiap anak sebagai contoh. Tidak ada yang bersifat
menghakimi. Tidak ada pelatih yang sukses dan mengerti hanya dengan berdiri di

15

luar pagar. Memberikan instruksi dari berbagai macam sumber akan berdampak
mebingungkan para atlet muda.

Konsistensi
Pelatih yang baik adalah yang konsisten dengan berbagai macam cara yang
ideal dengan pemain, orang tua, dan berbagai macam permasalahan. Pelatih yang
buruk membuat berbagai macam aturan berliku yang tidak bisa membantu atau
menghentikan beberapa dari pemain sebelum sesi latihan benar-benar selesai.
Zembower (Brown, 2001: 77) menyatakan bahwa ketika pelatih membuat
berbagai macam aturan atau mengatur kebijakan-kebijakan, akan dapat merusak
keseluruhan sesi latihan. Misalkan contoh, pelatih tidak dapat memberi tahu
kepada orang tua dan anak-anak bahwa kana mengalami waktu latihan dengan
dasar yang keras untuk meningkatkan perfoma. Tidak ada seorangpun bisa seperti
pelatih yang secara sederhana bisa fokus pada bakat anak. Sangat penting bagi
para pemain dalam sebuah tim untuk mendapatkan perhatian secara individu yang
sama. Dr. J. Morrow ( Brown, 2001: 77) seorang psikologi olahraga
mengungkapkan bahwa perlu memperluas konsistensi kperibadian seorang
pelatih. Melihat kondisi emosional yang tidak berlebihan, baik ketika menang
ataupun ketika kalah. Atlet akan meniru apa yang mreka lihat dari pelatih. Jika
kondisi emosional pelatih seperti roler coster yang naik turun akan memberikan
efek negatif terhadap penampilan dan sikap atlet.

Tantangan

16

Pelatih yang baik akan menantang pemain untuk melakukan latihan yang
keras dengan sebuah tujuan. Sebuah kemenangan tidak bisa dijadikan sebagai
tolak ukur dari tindakan yang telah dilakukan. Pelatih yang baik akan merancang
sebuah tantangan untuk meningkatkan kemampuan para pemain. Akan tetapi
tantangan yang berlebihan juga akan menyia-nyiakan latihan pokok sehingga
menyebabkan tidak fokus pada bakat atlet dan bahkan hanya akan meghamburkan
biaya. Misalnya, laga tanding persahabatan dengan klub lain yang tidak diatur
dengan baik. Jika terlalu banyak laga tanding, hanya akan membuang-buang uang.
Belum lagi jika selama laga tanding persahbatan itu banyak memperoleh
kemenangan. Banyak pelatih yang keliru menafsirkan kemenangan yang diperoleh
selama laga persahabatan sebagai hasil yang baik dari latihahan. Ini hanya laga
persahabatan. Kondisi dan situasi dengan pertandingan yang sesungguhnya jauh
berbeda.
Latihan akan dapat menghubungkan dengan situasi permainan secara
langsung. Misakan, apakah berenang beberapa putaran sama dengan melakukan
lari sprint? Apakah berlari sprint setengah kecepatan di luar lapangan berati sama
dengan bermain baseball? Latihan akan menjadi berkesinambungan antara
kemampuan fisik dan pertumbuhan atlet.

Meningkatkan Perasaan
Pentingnya menumbuhkan perasaan pemain agar bersemangat saat latihan.
Seorang pelatih yang baik akan memberikan reaksi bereda untuk membedakan
gaya setiap pelatih. Beberapa atlet membutuhkan pujian lebih dari yang telah

17

dilakukan. Beberapa atlet bisa menerima kritikan yang bersifat membangun
sehingga tidak menyebabkan kehilangan semagat untuk memulai latihan kembali.
Sangat disayangkan jika seorang pelatih tidak memberi tahu apapun tentang
atletnya. Apakah itu kelemahan atau kekurangan. Terutama menceritakan kepada
orang tua. Menceritakan kepada orang tua secara langsung mengenai
permasalahan yang terjadi. Pelatih yang baik akan bertemu dengan para pemain
setelah latihan, atau bertanding. Membantu para pemain untuk mengambil sesuatu
yang postif dari sebuah pengalaman. Apakah kalah atau menang.

Mengganti Pelatih
Perlu mengganti pelatih jika dirasa tidak memuaskan. Misalkan contoh
masalahnya adalah pelatih sulit ditemui jika dibutuhkan, program latihan yang
tidak sesuai, ketidak teraturan jadwal latihan dan lain sebagainya. Dalam kondisi
ini ada 3 langkah yang harus dilakukan. Pertama, bicarakan hal ini kepada pelatih
secara pribadi untk menemukan dan memecahkan masalah. Expresikan
keprihatinan dan jelaskan mengapa hal ini bisa terjadi. Hal kedua yang perlu
dilakukan adalah menarik anak keluar dari program latihan. Lanagkah ini perlu
dipikirkan secara matang sebelum memutuskan untuk melakukannya. Langkah ini
hanya perlu dilakukan jika kondisi yang memaksa untuk dilakukan. Langkah
terakhir adalah membiarkan anak meyelesaikan sesi atau program latihan.
Geserlah ketempat yang lain untuk melihat pelatih yang dirasa lebih baik.

Latihan: Seberapa Sering dan Seberapa Lama

18

Michigan Action for Kids (2005) pola aktivitas fisik sangat diperlukan
untuk mencapai potensi akademik secara maksimal, kondisi fisik secara
maksimal, perkembangan mental, hidup sehat sepanjang masa dan lebih baik lagi.
Dengan rata-rata setiap anak membutuhkan 60 menit aktivitas fisik setiap harinya.
Latihan akan menjadi sesuatu yang baik jika direncanakan dan dikelola dengan
baik. Sebaliknya latihan akan memperburuk peforma atlet jika tidak dikelola
dengan baik. Contohnya adalah kehilangan energi dan stres akibat overtraining.
Total 3x latihan dalam seminggu sudah cukup untuk usia remaja, meskipun 3x
seminggu ditambah dengan waktu extra atau untuk meningkatkan latihan yang
lebih tepat lagi. Bagaimanapun yang harus diingat bahwa atlet berbakat dikendali
oleh waktu dan akan menemukan waktu untuk istilah “menyentuh bola” setiap
hari. Atlet juga bagian dari pendidikan formal dalam hal ini adalah sekolah. Masamasa yang menyenangkan untuk usia 12 tahun. Menjadi seorang siswa dengan
aktivitas setiap hari yang dimulai dari pukul 07:00 pagi. Sepanjang hari
melakukan tugas akademik, rutinitas di keluarga, dan masih banyak lagi aktivitas
yang dilakukan seorang anak diluar latihan tetap dalam klub olahraga.
Penting untuk mengetahui kesibukan anak yang dikaitkan dengan frekuensi
latihan/ pekannya. Sesi latihan diberbagai level yang paling lama 2 jam sudah
termasuk berat untuk dibenarkan. 60-90 menit dirasa sudah tepat untuk sebuah
latihan. Ketika latihan lebih lama dari itu, atlet akan mulai kehilangan kosentarsi
dan tenaga.

Resistensi Latihan

19

Merancang dengan baik dan mengawasi program latihan kekuatan anak
muda tidak hanya menambah kekuatan otot pada anak dan anak usia remaja
tetapi juga bisa meningkatkan keahlian kecepatan dan lompatan yang semuanya
dibutuhkan dalam performa olahraga. Terkadang juga resistensi latihan dapat
menyebabkan luka-luka akibat dari memperkuat otot, urat tendon, persendian dan
tulang. Resistensi latihan dapat diartikan sebagai perlawanan, kekuatan, berat dan
rendahnya dari latihan. Itulah mengapa perlu mempertimbangkan umur anak
sebelum terjun ke klub olahraga. Ketika anak telah cukup umur untuk
berpartisipasi dalam olahraga maka telah siap secara umur untuk memulai
resistensi latihan. Resistensi latihan berhubungan dengan latihan-latihan yang
bertujuan

dengan

membentuk

tubuh,

meningkatkan

berat

badan,

dan

meningkatkan kekuatan. Yang dimengerti oleh anak adalah resistensi latihan
bertujuan agar terlihat seperti pemain sepakbola profesional. Dr. William
Kraemaer

(Brown,

2001:

79)

seorang

penulis

“Buku Kekuatan Latihan Untuk Atlet Muda” menyatakan bahwa ide resistensi
latihan pada dasarnya adalah program untuk mengembangkan kebugaran individu
secara keseluruhan. Kreamer juga menegaskan bahwa program resistensi latihan
untuk anak-anak tidaklah sama dengan dewasa. Jagn memulai resistensi latihan
untk anak-anak yang desainnay untuk orang dewasa. Anak-anak harus mampu
untuk mengikuti arahan, melakukan teknik yang benar dan mempertunjukan
kemampuan untuk memasukkan beberpa program sebelum sebelum melibatkan
kseluruhan. Anak-anak mungkin telah siap secara fisik namun belum siap secara
kedewasan emosional untuk berpartisipasi dalam resistensi latihan.

20

Tabel 3. Petunjuk Dasar Resistensi Latihan Pada Anak-Anak
Umur
Pertimbangan Latihan
Umur
Pertimbangan Latihan
< 7 Latihan dasar dengan intensitas 8-10
Berangsur-angsur
Tahun kecil dan tidak berat.
tahun meningkatkan jenis latihan,
Volume yang rendah
beban dan volume.
Kemajuan dari gerak badan
Melihat toleransi dari stress
untuk kekompakkan
latihan
Latihan
untuk
menyalakan
resitensi
11-13 Mengenalkan semua teknik 14-15 Memantau untuk kemajuan
dasar
latihan yang lebih banyak
Melanjutkan kemajuan beban
Menambah
komponenlatihan
komponen spesifik olahraga
Menekankan teknik
Menekankan teknik
Meningkatkan volume latihan
Meningkatkan
volume
latihan
16
Menggerakan untk memasuki level dewasa jika level dasar dari
tahun
pengalaman latihan telah meningkat
keatas
Sumber: Brown, 2001

Berkemah
Kegiatan berkemah juga menjadi salah satu penunjang dalam kegiatan
olahraga. Berkemah dilakukan bersama klub atau tim olahraga. Dibeberapa klub
olahraga dinegara maju merancang kegiatan berkemah sebagai kegiatan rutin.
Dilakukan akhir minggu atau akhir bulan untuk jangka panjang dilakukan akhir
tahun. Berkemah juga tidak perlu dilakukan selama beberapa hari. Untuk
berkemah dengan waktu yang singkat, dilakukan diakhir pekan yang dimulai pagi
hari hingga sore hari. Semacam kegiatan rekreasi untk menguatkan ikatan dalam
tim dan menghilangkan stress setelah kesuntukan latihan. Relatif harga yang
murah, lingkungan yang aman, santai, berkesempatan untuk bertemu dengan reka,
bermain dan bertinteraksi.

21

Klinik
Penyelenggaran klinik hampir mirip dengan berkemah hanya saja untuk
periode yang singkat.klinik dilakukan untuk lebih meningkatkan performa atlet.
Pengembangan junior untuk sekali kegiatan klinik selama 3 jam termasuk
pengaruh keadaan, latihan dan kopetisi. Klinik lebih seperti diskusi untuk
meningkatkan performa. Klinik memang tidak seeklusif seperti berkemah karena
waktu yang tidak panjang.
Klinik untuk memberi kesempatan untuk para atlet muda latiahn selama
musim istirahat. Latihan yang tidak memakan waktu yang lama dengan dengan
pemberian materi oleh instruktur. Biasanya klinik dilakukan saat akhir bulan
diakhir pekan. Klinik juga membahas berbagai macam hal-hal yang berkenaan
dengan bemacam jenis olahraga yang berguna meningkatkan keahlian pokok
untuk menunjang karir pemain.

Pelajaran Tambahan dan Khusus
Keuntungan yang luar biasa dari pelajaran tambahan dan khusus adalah
perhatian individu terhadap hasil penguatan teknik dan peforma yang diperoleh
lebih cepat dapat dikatakan

sebagai diagnosa yang instan dan mengoreksi

permasalahan-permasalahan dalam teknik. Selama tahapan pengembangan karir
atlet muda, pelajaran privat hanya dapat mempertimbangkan satu bagian dari
keseluruhan program latihan.
Meskipun pelajaran tambahan memliki manfaat, banayk juga atlet-atelt yag
tidak mengambil pelajaran tambahan. Semangat yang tinggi dalam latihan akan

22

dapat membantu peforma atlit. Meskipun demikian, pelajaran tambahan diberikan
hanya untuk menguatkan. Itulah mengapa pebeian pelajaran tambahan hanya
difokuskan pada satu program saja.

Penambahan Performa Atlet
Banyak kontroversi mengenai dan berpotensi cara yang bahaya dari
speeding up the process untuk mengembangan olahraga dengan menggunakan

suplemen (makanan dan vitamin tambahan). Telah banyak iklan, pembelajaran,
cerita, dan keterangan yang salah untuk membingungkan kewaspadaan atlet,
orang tua dan pelatih.

Kreatinin

Kreatitni merupakan satu dari ratusan suplemen yang dapat diperoleh di
toko kesehatan. Hampir sebagian besar telah menggunakn kreatinin. Sebagian
pelatih menganjurkan pemain untk menggunakannya. Pada dasarnya kreatinin
adalah zat alami yang dihasilkan oleh tubuh mlalui kombinasi tiga asam amino.
Hampir semuana dikumpulkan dalam jaringan otot dan menjadi energi. Beberapa
dari energi ini menyediakan untuk latihan yang lebih panjang dan mencapai hasil
yang lebih baik karena dapat memperluas kapasitas latihan. Banyak perdebatan
mengenai suplemen kreatinin dan kreatinin yang diproduksi oleh tubuh. Semua
tubuh pasti menghasilkan kreatinin. Itu terjadi secara alami dengan level yang
tinggi tidak mungkina manfaatnay sama dengan kreatinin suplemen. Jeff volek
(Brown, 2001: 83) seprang asisten profesor di Universitas Negeri Muncie, Indiana

23

mengungkapkan bahwa belum diketahui bahwa suplemen kteatinin telah dapat
meningkatkan peforma, baik secara rendah, secara hebat, maupun singkat. Belum
ditemukan bukti bahwa suplemen kreatinin dapat membantu latihan aerobik.
Suplement Protein

Telah banyak bubuk protein dan minuman yang pupuler dikalangan atlet
muda. Persepsi yang berkemabang pada atlet yang berajak dewasa adalah dengan
mengkonsumi jumlah ekstra dari protein akan menghasilkan otot yang lebih besar
dan lebih kuat. Ini sebuah kebenaran yang belum cukup dipercayai untuk
membawa atlet, orag tua pelatih ke arah yang salah. Ellen Coleman (Brown, 2001;
84) menegaskan bahwa pertumbuhan atlet relatif membutuhkan protein lebih
banyak untuk berat badan, ini yang dilakukan atlet dewasa untuk memenuhi
syarat. 15% suplai makanan dari kalori sebagai protein atau 1.2-1.7 gram/ kg dari
berat badan setiap hari akan mencukupkan sebagian besar kebutuhan anak-anak
dan anak remaja dalam olahraga. Makanan berisi 12-15% kalori dari pada protein
cukup memadai untuk orang dewasa.

Gambar 1. Keseimbangan Nutrisi dan Aktivitas Fisik Anak-anak

24

Total kebutuhan kalori lebih penting dari pada meningkatkan protein ketika
tjuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan ukuran otot. Coleman (brown,
2001:84) menegaskan bahwa banyak atlet yang menekankan sembarangan protein
melebihi kalori ketika mencoba untuk menjadi lebih baik. Atlet yang kesulitan
memperoleh berat badan seperti orang umumnya, tidak cukup hanya dengan
mengkonsumi kalori.
Dengan banyaknya produk-produk suplemen yang dijual di pasaran akan
menggoda atlet muda untuk menuju persepsi yang salah. Pada dasarnya setiap
produk suplemen yang beredar memili efek samping tersendiri. Proses
pengembangan atlet bisa dipercepat. Pertanyannya adalah dapatkah dilakukan?
Ada garis perbedaan yang besar antara mempercepat proses dan mendorong atlet
bisa menjadi mudah dan juga bisa menjadi sulit tidaklah benar. Sebelum membuat
sebuah tujuan, pertimbangkan secara fisik, sosial, emosional dan akademik yag
bisa menjadi dampak bagi atlet dan keluarga. Jika semuanya bisa diselesaikan
dengan baik dan bermanfaat, maka lakukanlah. Jika tidak sebaiknya mundur.

25

Daftar Pustaka

Australia Sport Comission. (1998). Framework For Developing Junior
Sport In Australia . Jurnal of Science and Physical Healthy Sport
Education. Australia.
Brown Jim. (2001). Sport Talent How To Identify And Develop Outstanding
Athletes. Human Kinetics: United States Of America.
Cote Jean, Horton Sean, etc. (2009). The Benfit Of Sampling Sport During
Childhood. Jurnal of Science and Physical Healthy Sport
Education.
Michigan Committe Sport. (2005). Action for Healty Kids. Jurnal of Science
and Physical Healthy Sport Education. Michigan.
Sport Council Northern Ireland. (2002). Strategy On Sport For Young
People. Communitis And Their Schools Working Together . Jurnal
of Science and Physical Healthy Sport Education. Ireland.
Sport England. (2004). The Frame Work From Sport in England Making
England an Active And Nation: A Vision For 2020 . Jurnal of
Science and Physical Healthy Sport Education. England.

26