Tugas Makalah Strategi Pemerintah Daerah

Tugas Makalah
Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Sektor Ekonomi Lokal
Dibuat untuk memenuhi tugas
mata Manajemen Strategi
Asuhan Ahmad Hidayah Dalimunteh Drs.,M.,si.,H
OLEH :
Rino Hardianto ( 1503100003 )
5 A IAN SIANG

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia diperkirakan akan mengalami banyak


kerugian karena belum siap melakukan era perdagangan bebas (ekonomi global). Untuk dapat
mengambil peluang, manfaat, dan keterlibatan dalam ekonomi global tersebut, maka bangsa
Indonesia membutuhkan strategi pembangunan wilayah yang diarahkan pada terjadinya
pemerataan (equity), mendukung pertumbuhan (efficiency) dan keberlanjutan (suistainability).
Prinsip yang dapat dijadikan indikator dalam pengembangan wilayah tersebut adalah daya saing,
produktivitas, dan efisiensi. Sehingga paradigma pembangunan yang dilakukan harus lebih
diorientasikan pada pembangunan spasial pada tingkat wilayah dan lokal dengan lebih
mengutamakan kapasitas ekonomi lokal (local economic development).
Adanya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah membuka peluang
pemerintah daerah untuk mengatur dan melakukan intervensi langsung dalam pengembangan
ekonomi daerahnya. Selain itu, pemerintah daerah mempunyai wewenang dalam membuat
kebijakan pengembangan ekonomi daerah yang didasarkan pada pengembangan sektor-sektor
unggulan yang memiliki nilai kompetitif dan berorientasi global di masing-masing wilayahnya.
Hal ini bertujuan mencegah terjadinya perbedaan yang mencolok antara wilayah maju dan
wilayah yang kurang berkembang.
Pengembangan

Ekonomi

Lokal


menitik

beratkan

pada

kebijakan

“endogenous

development” mendayagunakan potensi sumberdaya manusia, institusional dan fisik setempat.
Apapun bentuk kebijakan yang diambil, PEL mempunyai satu tujuan, yaitu: meningkatkan
jumlah dan variasi peluang kerja tersedia untuk penduduk setempat. Dalam mencapai itu,
pemerintah daerah dan kelompok masyarakat dituntut untuk mengambil inisiatif dan bukan
hanya berperan pasif saja. Setiap kebijakan dan keputusan publik dan sektor usaha, serta
keputusan dan tindakan masyarakat, harus pro-PEL, atau sinkron dan mendukung kebijakan
pengembangan ekonomi daerah yang telah disepakati bersama. Dengan kata lain kegiatan

pengembangan ekonomi lokal, sebagaimana kegiatan publik lain, sifatnya tidak berdiri sendiri

atau saling terkait dengan aspek publik lainnya.
2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah strategi pemerintah daerah dalam mengembangkan ekonomi lokal ?
3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui strategi yang dilakukan pemerintah daerah dalam mengembangkan
ekonomi lokal.

BAB II
URAIAN TEORI TENTANG MANAJEMEN STRATEGI
A. Kajian Teori Manajemen Strategi
1. Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen strategi dapat di definisikan sebagai sebagai seni dan pengetahuan dalam
merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional
yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Sebagaimana disyaratkan oleh
definisi ini, manajemen stategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen,
pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system
informasi computer untuk mencapai keberhasilan organisasional. Tujuan manajemen strategi
adalah untuk mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk esok.
Jadi, Manajemen strategis berkaitan dengan proses menghasilkan suatu rencana-rencana dan
kebijakan strategik sebagai perwujudan dari strategi terapan yang berfungsi untuk mencapai

tujuan perusahaan dalam jangka panjang maupun pendek. Sebagaimana proses perencanaan yang
benar yaitu dengan tahap Formulasi, Implementasi dan Evaluasi berkala dapat dijadikan alat
improvisasi bagi kinerja,pencapaian dan keunggulan bersaing perusahaan. Sehingga manajemen
strategis merupakan proses
Dalam perencanaan strategis terdapat tiga tahap penting yang tidak dapat dilewatkan oleh
perusahaan ketika akan merencanakan strategi yaitu perumusan strategi, implementasi/penerapan
strategi dan evaluasi strategi. Penjelasan tahapan perencanaan strategi :
a. Formulasi strategi, adalah tahap awal dimana perusahaan menetapkan visi dan misi disertai
analisa mendalam terkait faktor internal dan eksternal perusahaan dan penetapan tujuan
jangka panjang yang kemudian digunakan sebagai acuan untuk menciptakan alternatif
strategi-strategi bisnis dimana akan dipilih salah satunya untuk ditetapkan sesuai dengan
kondisi perusahaan.
b. Implementasi strategi, merupakan langkah dimana strategi yang telah melalui identifikasi
ketat terkait faktor lingkungan eksternal dan internal serta penyesuaian tujuan perusahaan
mulai diterapkan atau diimplementasikan dalam kebijakan-kebijakan intensif dimana setiap
divisi dan fungsional perusahaan berkolaborasi dan bekerja sesuai dengan tugas dan
kebijakannya masing-masing.

c. Evaluasi strategi, adalah tahap akhir setelah strategi diterapkan dalam praktek nyata dinilai
efektifitasnya terhadap ekspektasi dan pencapaian tujuan perusahaan. Penilaian dilakukan

dengan mengukur faktor-faktor atau indikator sukses yang dicapai dan mengevaluasi
keberhasilan kinerja dari strategi guna perumusan dan penerapan lanjutan dimasa yang akan
datang agar lebih baik dan efektif.
1. Aspek-aspek Manajemen Strategi
Menurut Sukanto Reksohadiprodjo,

aspek-aspek

manajemen

strategi

antara

lain

pengungkapan visi dan misi badan usaha, penentuan tujuan-tujuan, menciptakan strategi,
mengimplementasikan dan melaksanakan strategi, serta menilai kinerja dan melaksanakan
penyesuaian-penyesuaian serta tindakan korektif.6 Sedangkan menurut Thompson dan Strickland
dalam bukunya Strategic Management yang telah dialih bahasa ke dalam Bahasa Indonesia,

secara

umum,

manajemen

strategi

memiliki

aspek-aspek

strategi

yang

senantiasa

dipertimbangkan dalam menentukan strategi yang akan dilaksanakan. Aspek-aspek tersebut
antara lain:

a. Mengembangkan visi dan misi organisasi
Setiap organisasi membutuhkan misi-pernyataan mengenai maksud organisasi. Misi
tersebut menjawab pertanyaan: apakah alasan kita untuk berada dalam usaha ini? dan
penting pula bagi manajer untuk mengidentifikasi sasaran terkini yang ada dan strategi
yang sekarang digunakan.
b. Mengatur tujuan organisasi
Mengetahui terlebih dulu apa yang menjadi tujuan organisasi itu berdiri, sebelum
merumuskan strategi dan sebagainya.
c. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan
Para manajer perlu menyusun dan mengevaluasi berbagai alternatif strategi dan kemudian
memilih strategi-strategi yang saling mendukung dan melengkapi serta strategi yang
memungkinkan organisasi mampu memanfaatkan kekuatan dan peluang lingkungannya
yang paling baik.
d. Mengimplementasikan dan melaksanakan strategi
Setelah strategi dirumuskan, strategi harus diimplementasikan. Strategi hanya bagus jika
implementasinya bagus. Tanpa peduli betapa efektifnya organisasi telah merencanakan
strateginya,

organisasi


tersebut

tidak

dapat

berhasil

jika

strategi

itu

tidak

diimplementasikan dengan semestinya.
e. Mengevaluasi hasil, memonitor perkembangan baru, dan membuat perbaikan dan
penyesuaian strategi.
2. Proses Manajemen Strategi


Menurut Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, proses manajemen strategi dapat
dibagi dua secara garis besar, yaitu perencanaan strategis (strategic planning) dan implementasi
strategi (strategic implementation).12 Sedikit berbeda menurut Suwarsono Muhammad, bahwa
manajemen strategi, secara metodologis terdiri dari tiga proses utama yang saling kait mengait
dan tidak terputus, yakni proses perumusan (formulasi), proses implementasi (eksekusi), dan
proses pengawasan (pengendalian) strategi.
Adapun proses manajemen strategi menurut T. Hani Handoko adalah:
a. Penentuan misi dan tujuan.
Berhasil tidaknya program kerja yang direncanakan, bergantung terhadap misi dan tujuan
yang sudah ditentukan.
b. Pengembangan profil organisasi.
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasikan tujuan-tujuan dan strategi-strategi yang
ada sekarang (existing).
c. Analisa lingkungan eksternal
Dengan maksud untuk mengidentifikasikan cara-cara dalam mana perubahan-perubahan
lingkungan ekonomi, teknologi, sosial, budaya, dan politik dapat secara tidak langsung
mempengaruhi organisasi.
d. Menganalisa internal organisasi-kekuatan dan kelemahan organisasi
Analisa ini dilakukan dengan memperbandingkan profil organisasi dan lingkungan eksternal.

e. Identifikasi kesempatan dan ancaman strategi
Berbagai kesempatan dan ancaman itu dapat ditimbulkan banyak faktor, antara lain
perkembangan teknologi, perubahan kondisi pasar, perubahan politik, atau perilaku
konsumen atau nasabah.
f. Pembuatan keputusan strategi
Langkah selanjutnya mencakup identifikasi, penilaian dan pemilihan berbagai alternatif
strategi. Proses ini disebut proses pembuatan keputusan strategi.
g. Pengembangan strategi organisasi
Setelah tujuan jangka panjang dan strategi dipilih dan ditetapkan, organisasi perlu
menjabarkannya ke dalam sasaran-sasaran jangka pendek dan strategi-strategi operasional.
h. Implementasi strategi
Yang menyangkut kegiatan manajemen untuk mengoperasikan strategi.
i. Peninjauan kembali dan evaluasi

BAB III
URAIAN TINJAUAN SEKTOR PENGEMBANGAN SEKTOR EKONOMI LOKAL
A. Pengertian Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi

penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth);
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara
dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara
tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat
kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input
pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan sosial, dan teknik.
Pembangunan ekonomi lokal adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat
mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah
dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan

kegiatan

ekonomi

(pertumbuhan

ekonomi)

dalam

wilayah

tersebut.

Masalah pokok dalam pembangunan ekonomi lokal adalah terletak pada penekanan terhadap
kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan
(endogenous development) dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan,
dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan
inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk
menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi.
Pembangunan ekonomi lokal suatu proses yaitu proses yang mencakup pembentukanpembentukan institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikam kapasitas tenaga
kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar
baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahan baru.
B. Tujuan Pembangunan Ekonomi Lokal
Setiap upaya pembangunan ekonomi lokal daerah mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk
mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama
mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta daerah
beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus

menafsir potensi sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian
daerah.
Tujuan pembangunan ekonomi lokal secara umum adalah untuk mewujudkan masyarakat
setempat yang sejahtera. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut, pembangunan
harus diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Meningkatkan persediaan dan pemerataan kebutuhan pokok masyarakat setempat.
b.

Meningkatkan taraf hidup termasuk menambah dan meningkatkan pendapatan dan
penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, peningkatan nilai-nilai budaya,
serta martabat masyarakat setempat yang nantinya akan berpengaruh terhadap bangsa.

c. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial masyarakat dengan membebaskan
dari perbudakan, ketergantungan, kebodohan dan penderitaan.
d. Mengatasi kesenjangan antar pelaku ekonomi antara pusat dan daerah
e. Untuk meningkatkan taraf hidup,kecerdasan,kesejahteraan masyarakat yang semakin adil
dan merata serta meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan berikutnya.
f. Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah
g. Meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat
h. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi)
dalam proses pembangunan.
i. Pada tahap awal pembangunan dititikberatkan pada bidang ekonomi dengan harapan akan
berpengaruh pada bidang lain.
j.
C. Perkembangan Pembangunan Ekonomi Lokal
Indonesia merupakan salah satu negara dengan pemerintah yang mempunyai peran penting
untuk menjalankan dan mengatur ekonomi di negaranya tersebut. Indonesia menggunakan sistem
ekonomi yang berdasarkan ideologi bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945 sebagai asas dalam
menumbuhkan ekonomi Indonesia yang menaruh keadilan , kemanusiaan, kebersamaan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Oleh sebab itu Indonesia disebutkan
sebagai

salah

satu

negara

yang

termasuk

memakai

sistem

ekonomi

campuran

.

Setelah terjadinya peristiwa krisis moneter yang terjadi pada saat pemerintahan Soeharto ,
membuat ekonomi Indonesia mengalami penurunan yang drastis , seperti turunnya harga rupiah
dan peningkatan inflasi yang semakin tinggi. Pergantian pemerintahan pun dilakukan agar dapat

memulihkan krisis ekonomi yang terjadi. Selama beberapa dekade pergantian pemerintahan
sampai saat ini, ekonomi di Indonesia sudah menunjukkan peningkatan dan perbaikan yang
cukup baik, sedikit demi sedikit Indonesia dapat meninggalkan krisis ekonomi tersebut .
Dilihat dari perkembangan ekonomi Indonesia antara tahun 2008 hingga tahun 2010, laju
pertumbuhan ekonomi seperti pertumbuhan GDP menunjukkan indikator antara 4-6 %,laju
inflasi diperketat dengan indikator pada tahun 2010 berkisar antara 4-5%. Pada tahun 2008 laju
pertumbuhan PDB di beberapa sektor seperti sektor transportasi dan komunikasi menunjukkan
peningkatan dengan jumlah yang signifikan dibandingkan sektor lainnya dengan persentase
sebesar 16,7 % .
Angka kemiskinan semakin menurun baik di kota dan di desa ,yang semula pada tahun 2008
sebesar 15,42 %, sedangkan pada tahun 2009 menurun menjadi 14,15%. Lapangan pekerjaan
terus diperluas dengan pencapaian angka pengangguran pada tahun 2009 menurun menjadi
8,14%.
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah di luar Jawa, termasuk minyak
mentah, gas alam, timah, tembaga dan emas. Menjadikan Indonesia sebagai eksportir terbesar
kedua gas alam,. produk pertanian yang berlaku di Indonesia termasuk beras, teh, kopi, rempahrempah dan karet. Sumber daya alam ini adalah aset untuk pengembangan ekspor Indonesia.
Untuk perkembangan ekspor pada tahun 2009 terjadi peningkatan pada ekspor nonmigas sebesar
85,66 % dibandingkan dengan perkembangan import non migas sebesar 82,10 %.
Dengan Sumber Daya Alam yang sangat melimpah di daerah-daerah tersebut, pemerintah sudah
seharusnya menggalakkan kegiatan perekonomian di luar daerah-daerah pusat. Agar stabilitas
dan kemakmuran masyarakat dapat tercapai. Selain itu, dengan tidak hanya memusatkan
kegiatan perekonomian di daerah pusat diharapkan masyarakat di luar daerah pusat akan mampu
mengelola wilayah perekonomian yang nantinya akan dapat memperkuat stabilitas daerah dan
negara.

BAB IV
STRATEGI YANG DILAKUKAN
Dalam penerapan strategi pembangunan ekonomi daerah, tentunya peran pemerintah cukup
penting dan menonjol, paling tidak ada beberapa peran yang dapat dijalankan oleh pemerintah
dalam pembangunan ekonomi daerah.
Pertama, sebagai pelopor dan koordinator dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi.
Sebagai pelopor, pemerintah daerah melalui BUMD, dituntut untuk mempelopori penggalian
sumber daya alam yang bernilai ekonomis yang belum tersentuh oleh pihak lain. Selain itu,
pemerintah daerah harus mengkoordinasikan di antara berbagai pihak yang mengusahakan
pemanfaatan sumber daya ekonomi yang dimiliki daerah. Sebagai koordinator pemerintah daerah

harus dapat melibatkan dan mengkoordinasikan berbagai dinas terkait, pengusaha swasta,
UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) serta masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya
ekonomi daerah, hal ini terkait dengan telah diresmikannya gedung baru DEKRANASDA
(Dewan Kerajinan Nasional Daerah) yang diharapkan sebagai wadah berbagai produk kerajinan
kreasi masyarakat yang bertujuan menjembatani produsen dan konsumen .
Kedua, sebagai intrepereneur pemerintah daerah dituntut untuk terlibat secara aktif dan
inovatif dalam mendorong aktivitas dan kreatifitas menjalankan bisnis di daerah. Banyaknya
potensi sosial budaya di masyarakat Banjarnegara merupakan asset yang perlu untuk digali
sebesar-besarnya, seperti kegiatan sosial masyarakat dan kesenian tradisional yang unik dari
berbagai daerah di wilayah Banjarnegara, contohnya Nyadaran Gede, Gugur gunung, tari
Amplang, Ebeg, Rodad, Jepin, Dayak dll, kalau dikemas secara profesional merupakan suguhan
yang mempunyai nilai jual yang menarik seperti kegiatan Dieng Culture Festival.
Ketiga, sebagai stimulator dan fasilitator. Pemerintah harus dapat merangsang investor untuk
masuk ke daerahnya guna pemanfaatan sumber daya di daerahnya dengan memberikan berbagai
insentif fiskal, mempermudah proses perijinan, pembangunan berbagai infrastruktur yang
dibutuhkan, serta menjaga kondisi ekonomi makro daerah secara kondusif. Dengan sistem one
stop service ( sistem pelayanan satu pintu) yang diberlakukan akan sangat merangsang minat
para investor untuk berinvestasi, dan tidak menyulitkan proses perijinan.

BAB V
KESIMPULAN
Upaya yang dilakukan oleh Pemda adalah dengan mengimplementasikan konsep
Pengembangan Ekonomi Lokal, dimana Pengembangan ekonomi lokal merupakan konsep
pengembangan wilayah dalam upaya pemanfaatan dan pemberdayaan sumber daya lokal baik
fisik, masyarakat maupun kelembagaan. Dalam prinsip penerapan pengembangan ekonomi lokal
lebih mengedepankan pendekatan kemitraan sebagai penentu keberlangsungan dan keberlanjutan
ekonomi.

Pengembangan ekonomi telah sesuai dengan prinsip ekonomi, kemitraan, dan kelembagaan
dan

berhasil

dalam

mengorganisasi

pengembangan

ekonomi

melalui

kerjasama stakeholders setempat.
Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Tanggamus belum menunjukkan secara pasti
kemajuan Kabupaten Tanggamus. Oleh karena itu, untuk mengoptimalisasi pengembangan
ekonomi diperlukan inovasi kebijakan diantaranya adalah memperbaiki keberadaan sumberdaya
ekonomi lokal melalui investasi baik modal fisik maupun manusia untuk menjaga keberlanjutan
pengembangan ekonomi lokal komoditas kopi, membangun fasilitas pendidikan dan penelitian
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kapasitas produksi, memasarkan kemampuan dan
keunggulan wilayah kepada dunia usaha di luar wilayah melalui pameran produk.

BAB VI
SARAN
Secara keseluruhan pengembangan ekonomi lokal seharusnya memiliki kekuatan dalam
pendekatan pembangunan yang bertumpu pada kemampuan lokal, keterkaitan pasar dan
keterkaitan antara desa-kota. Adanya upaya kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan baik
keterkaitan usaha hulu hilir maupun keterkaitan antara spasial desa kota akan meningkatkan nilai
tambah komoditas dan berkembangnya diversifikasi usaha. Hal ini akan memunculkan
pandangan strategis mengenai pengembangan wilayah melalui pengembangan ekonomi.