Kepribadian pelaku kekerasan dalam kepribadian (1)

Berani Berubah
No comments
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
"Sometimes, the biggest act of courage is the smallest one" - Lauren Raffo
Saya gak tau siapa Lauren Raffo, tapi saya suka kutipan kalimat yang gak sengaja saya lihat
ketika googling bout bravery quotes. Maklum saya jarang baca buku, sejarang saya ganti
sprei tempat tidur.
Kutipan itu membuat saya bermeditasi, evaluasi, merenung sembari download serial Arrow
beberapa hari ini. Saya mengevaluasi setahun kehidupan yang sudah saya jalani. Ehm,
mungkin setahun beberapa bulan. Dan ternyata banyak perubahan besar yang saya alami
dalam hidup saya. I have to say Wow!
Mulai dari bapak yang terkena stroke, membuat bapak saya seorang yang adidaya menjadi
lemah tak berdaya. Saya sedih, amat sangat. Kemudian masalah keuangan keluarga yang tabu
saya tulis disini. Namun ada juga perubahan besar dalam hal positif seperti diterimanya saya
kerja di perusahaan media, lulusnya adik saya setelah lima tahun kuliah, masih hebat saya
yang lulus tujuh tahun kuliah dan usia pacaran saya dengan yang-tersayang-tuan-puteriAnastasia Hapsari yang sudah empat tahun lebih. By the way, yang tanya kapan nikah, saya
doakan bisulan di ketiak.
Perubahan-perubahan besar dalam hidup saya selalu saya syukuri. Terdengar klise tapi
memang itu adanya. Dulu saya bermimpi untuk bisa setiap tahun jalan-jalan ke luar negeri.
Atau keliling Indonesia. Menjelajahi tempat-tempat aneh dan eksotis macam Machu Pichu,
Stonehenge, Pulau Paskah, Old Trafford, The Burj Al Arab, Jembatan Millau, Great Wall of

China dan Hawaii. Well, setelah dipikir-pikir beberapa tempat mungkin harus dicoret karena
hanya Tony Stark yang mampu kesana. Masih ada mimpi yang lainnya sih, namun setahun
belakangan ini harus ditunda dulu semua. Bekerja keras macam kerbau penarik pedati yang
hanya berhenti ketika sampai di tujuan, menjadi perubahan terbesar yang harus ditopang
dengan tanggung jawab besar sebagai anak sulung ketika bapak sudah tidak mampu bekerja
untuk sementara. No, no, no. I'm not making a diary, i just tell a story. Banyak referensi
kehidupan tokoh-tokoh sukses di usia muda yang kadang menjadi motivasi untuk terus
berkembang, selain senyuman dari mbak pacar tentunya. Doa ibu dan curhatan bapak pun
sebagai pelecut semangat saya untuk mengumpulkan materi. Memikirkan kehidupan yang
layak bagi keluarga saya nantinya juga sudah ada dalam benak saya. Oh, how I miss my
childhood.
Mungkin hanya Andik Vermansyah yang bisa memaksimalkan peluang ketika menang lawan
Singapore dengan gol indahnya melalui free kick, karena saya merasa banyak peluang hebat
yang saya dapat hilang dalam sekejap. Entah saya yang terlalu nekat mengambil peluang atau
karena hitungan matematis yang tidak pernah tepat, since i always got 5 in math's test. Saya
sementara menyerah pada keadaan dan berharap muncul keajaiban seperti comeback yang
sering dilakukan Manchester United musim ini. Keajaiban pun muncul dengan kabar saya
diterima kerja di perusahaan media terbesar kedua di Solo. Saya menyumpahi diri saya
sendiri untuk bisa membawa perusahaan ini menjadi lebih baik dan tentu saja lebih keren.


Hei, saya tetap berpedoman dengan pepatah "Manusia mati meninggalkan nama", ketika saya
nanti akhirnya keluar dari perusahaan tersebut, saya harus meninggalkan sesuatu yang hebat
disana.
Sekarang saya sudah bekerja sebagai seorang Account Executive. Namun meskipun punya
sumpah untuk membawa perusahaan menjadi lebih keren, saya masih tetap memikirkan
banyak kemungkinan bisnis yang bisa saya lakukan, karena saya sadar sebagai seekor lebah
pekerja takkan mampu menjaring banyak makanan seperti seperti seekor laba-laba dengan
jaringnya. Kadang dalam hidup harus menjadi seekor lebah pekerja sekaligus laba-laba
dengan jaringnya. Memulai dari bawah dan mengesampingkan ego saya guna mendapatkan
pengalaman terbaik. Berjalan pelan tapi pasti. Mengumpulkan banyak bekal seperti seorang
musafir Mongolia yang hendak menyeberang Gobi, berdoa semoga tidak salah perhitungan
lagi dan mati kehausan di tengah gurun, namun akhirnya mampu menembus jalur sutra
menuju Cina utara dan sukses menjadi saudagar Sutra di Beijing. Well, we need a courage to
take a small step to make a great change.
PLEGMATIS
Kepribadian Plegmatis adalah salah satu dari 4 jenis tipe kepribadian
dasar manusia seperti yang diungkapkan oleh Florence Littauer dalam
bukunya yang berjudul Personality Plus. Pada buku tersebut, Florence
Littauer membagi kepribadian dasar manusia menjadi: Sanguinis,
Melankolis, Korelis dan Plegmatis.

Orang dengan kepribadian phlegmatis adalah tipe orang yang paling
menyenangkan untuk dijadikan kawan. Orang phlegmatis adalah orang
yang manis, tidak mendesak, dan tidak suka memerintah. Mereka
mempunyai sikap pemalu, relatif tertutup dan tidak suka menonjolkan diri,
tetapi menyukai keramaian dan sosialisasi, sejauh keramaian itu tidak
berpusat pada diri mereka. Orang phlegmatis adalah pendengar yang baik
dengan selera humor yang menggigit, sopan dan mempunyai aturan yang
baik dalam pergaulan.
Orang phlegmatis tidak suka dengan konflik dan pertentangan. Mereka
lebih senang memberikan dukungan dan melayani serta setuju dengan
pendapat orang lain. Dalam setiap pertengkaran atau perbedaan
pendapat, orang phlegmatis adalah penengah yang baik, karena mereka
tidak mudah tersinggung.
Dalam mengerjakan suatu pekerjaan, orang phlegmatis hanya bisa
mengerjakan satu hal dalam satu waktu tertentu. Mereka tidak bisa
mengerjakan banyak hal secara bersamaan. Orang phlegmatis mampu
dan senang mengerjakan pekerjaan yang bersifat monoton dan berulang
serta tidak banyak variasi, meski hal itu akan sangat membosankan bagi
orang sanguin dan koleris.
Selain tertutup, orang phlegmatis adalah orang sangat baik dalam

menyimpan rahasia. Bila mereka sudah berjanji untuk menyimpan suatu
rahasia, maka mereka tidak akan pernah mau dengan sengaja
menceritakan rahasia itu kepada orang lain.

Orang phlegmatis sangat baik dalam menerima perintah. Satu hal yang
sangat sulit dilakukan oleh mereka adalah berkata ”tidak.” Mereka
memiliki sifat menyerah dan suka menyenangkan orang lain. Mereka akan
berusaha melakukan apa yang diinginkan oleh orang lain. Sifat tidak tegas
ini sering kali disalahgunakan oleh orang dengan tipe kepribadian lain
untuk memanfaatkan atau memanipulasinya. Mereka bisa dengan mudah
dibujuk untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin mereka
lakukan, atau membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.
Ini semua karena mereka ingin menyenangkan orang lain dan
menghindari konflik.
Orang phlegmatis suka akan hal yang sama atau status quo. Ini
disebabkan mereka senang dengan keadaan, bila mereka bisa
mendapatkan kestabilan. Mereka tidak menyukai kejutan. Itulah sebabnya
mereka senang makan di tempat yang sama, menonton film di tempat
yang sama, mengunjungi tempat hiburan yang sama, menginap di hotel
yang sama, memesan menu makanan yang sama, pergi ke pusat

perbelanjaan yang sama, dan hal-hal yang sama lainnya.
Orang phlegmatis bersifat sentimental. Mereka biasanya akan menyimpan
surat-surat lama, foto kenangan, surat cinta, tanda kenangan, dan bukubuku lama. Semua ini berguna untuk mengenang masa-masa lalu mereka
yang menyenangkan dan penuh arti. Jumlah orang phlegmatis dalam
masyarakat berkisar 30 % - 35 % dari total populasi.
Orang phlegmatis mempunyai kebutuhan mendasar yaitu untuk
mendapatkan penghargaan dan penerimaan. Mereka akan sangat bahagia
bila kedua kebutuhan ini bisa mereka dapatkan. Mereka juga tidak banyak
menuntut. Karena mereka tidak terlalu menuntut, mereka dapat
menerima hidup apa adanya. Orang phlegmatis adalah orang yang tenang
dan bahagia hidupnya.
Berkawan dengan orang phlegmatis sangatlah menyenangkan karena
mereka adalah orang yang rendah hati, sabar, dan simpatik. Mereka
mempunyai rasa simpati dan empati yang besar terhadap penderitaan
orang lain.
Sebagai orng tua, orang phlegmatis adalah orang tua yang baik, sabar,
dan selalu menyediakan waktu bagi anak. Mereka tidak pernah tergesagesa dalam melakukan sesuatu. Mereka bisa menerima anak mereka
seperti apa adanya dan bisa mengambil yang baik dari suatu kejadian
yang kurang baik atau buruk.
1. Kekuatan Pribadi Phlegmatis

Orang phlegmatis mudah bergaul. Mereka senang menjalani kehidupan
yang tenang dan dalam kecepatan yang tetap.

Orang phlegmatis dapat diandalkan. Mereka suka dengan rutinitas karena
hal ini membuat mereka merasa nyaman. Mereka tidak suka dengan
kejutan. Mereka melakukan sesuatu dengan metode yang baku, teruji, dan
standar tanpa banyak variasi. Setelah melakukan suatu tugas beberapa
kali ( berulang ), maka cara kerja itu akan segera menjadi cara kerja
standar mereka dan mereka cenderung untuk tidak mau mengubahnya.
Orang phlegmatis memilki sifat teratur dan efisien, mereka lebih suka
mengetahui bahwa suatu keadaan berjalan dengan baik. Di samping itu
mereka sangat praktis. Mereka selalu mencari solusi yang paling
sederhana dari setiap masalah yang dihadapi.
Orang phlegmatis juga bersikap konservatif. Mereka suka berpegang pada
hal-hal yang mereka tahu akan berhasil Pakaian, prilaku, agama, politik,
investasi usaha, dan lain-lain, semuanya itu dilakukan dengan dasar
konservatif ( sangat berhati-hati ).
Orang phlegmatis adalah tipe diplomat. Mereka dapat melihat berbagai
hal dari sudut pandang orang lain. Mereka juga sangat sabar dan juga
bisa sangat humoris. Dengan kesabaran, simpati, empati, dan ketenangan

yang dimilikinya, orang phlegmatis bisa menjadi pemimpin yang hebat
dan disenangi oleh bawahannya.
2. Kelemahan Pribadi Phlegmatis
Seperti tipe kepribadian lainnya, kelemahannya hanya timbul saat
kekuatannya
digunakan
secara
berlebihan
sehingga
terjadi
penyalahgunaan. Perlu diketahui, aktivitas kita hampir salalu didasarkan
pada kekuatan yang kita miliki. Kita akan berada dalam suatu zona
kenyamanan ( comport zone ) saat aktivitas kita sesuai dengan perasaan
dan kepribadian kita. Nah, orang phlegmatis merasa paling nyaman bila
bisa beraktivitas sebagai individu pemalu, lembut, stabil, mantap, manis,
sentimentil, dan menerima.
Orang phlegmatis kadang kala bisa menjadi penakut. Mereka tidak suka
dengan situasi yang tidak mereka kenal. Mereka lebih senang dengan halhal yang telah terbukti bisa berjalan. Dengan kata lain, mereka ingin
mengetahui hasilnya sebelum mereka memulainya.
Orang phlegmatis bisa sangat plinplan. Saat Anda mengajukan satu

pertanyaan, mereka biasanya akan memberikan dua atau tiga jawaban.
Mereka tidak senang membuat kesalahan, dan mereka juga tidak ingin
menimbulkan ketidakharmonisan. Mereka akan memberikan jawaban
yang mereka pikir ingin Anda dengar. Jika Anda bertanya ”mau makan di
mana ?,” mereka mungkin akan menjawab, ”di mana saja boleh” atau
”terserah.” Sebenarnya mereka tidak ingin memberikan jawaban yang
nantinya ternyata membuat Anda tidak senang. Jadi, mereka main aman
saja. Ingat, sama seperti orang sanguin, orang phlegmatis suka
menyenangkan orang lain.

Jadi, saat seorang phlegmatis bersikap agak plinplan, maka bersabarlah.
Ajukan lagi pertanyaannya dengan penuh kesabaran dan rasa cinta kasih.
Pasti mereka akan memberikan jawaban sesuai dengan kehendak mereka.
Alasan lain mengapa orang phlegmatis kelihatannya plinplan adalah
karena mereka lebih suka dengan jawaban atau keputusan yang
mempunyai hasil yang dapat diperkirakan. Jika mereka tidak tahu
bagaimana pilihan mereka akan mempengaruhi orang lain, maka mereka
akan ”membeku” dan berusaha menunda membuat keputusan. Ini bukan
karena mereka tidak bisa membuat suatu keputusan – mereka sebenarnya
tidak ingin melihat orang lain terluka atau tertinggal karena keputusan

mereka itu.
Orang phlegmatis adalah tipe penonton – kurang aktif dan kurang
berinisiatif. Mereka lebih suka berada di belakang layar dan tidak senang
menjadi pusat perhatian.
Orang phlegmatis juga cenderung mencari selamat. Mereka takut
mendapat malu. Karena mereka begitu sulit untuk mengatakan ”tidak”
kepada orang lain, maka mereka akan memposisikan diri sedemikian rupa
sehingga Anda tidak akan kecewa. Mereka melakukan ini dengan cara
pasif dan tidak dengan cara konfrontasi.
Orang phlegmatis kadang kala kurang bersemangat, kurang motivasi.
Mereka lebih suka diam dan menunggu perintah untuk mengerjakan
sesuatu. Ini bukan karena mereka malas, tetapi mereka lebih suka tidak
mengerjakan apa pun daripada mengerjakan sesuatu dan ternyata itu
salah. Bila mereka tidak diberi penghargaan dan pengarahan, maka
mereka akan menjadi prustrasi dan menyerah, tidak mau mengerjakan
apa-apa lagi. Sebaliknya, bila mereka mendapat pengarahan dan
bimbingan, mereka akan mau mengerjakan lebih banyak daripada yang
diharapkan.
dikutip dari http://smart-pustaka.blogspot.com/


Mengatasi Kesulitan Bergaul

Oleh : Ubaydillah, AN
Rabu, 11 Oktober 2006
Life Skill
Dari sekian masalah yang harus kita hadapi dalam hidup ini, kesulitan dalam bergaul adalah salah
satunya. Bagi yang kebetulan sedang menghadapi masalah ini, mungkin ada dua hal yang perlu
diingat:
Pertama, pergaulan itu erat kaitannya dengan kemampuan. Kemampuan di sini artinya bukan hasil
bawaan dari lahir tetapi merupakan kapabilitas yang diraih dari usaha dalam mengembangkan diri
(developmental process). Jadi, apapun kepribadian anda, pada dasarnya anda punya kesempatan
yang sama untuk bergaul seperti juga orang lain yang punya model kepribadian lain.

Sah-sah saja kita menyimpulkan, misalanya saja: saya orangnya termasuk Melankolis yang introvert,
pemikir dan pesimis. Dia kan orangnya termasuk Sanguinis yang ekstrovert, suka ngomong dan
optimis. Saya orangnya termasuk Phlegmatis yang introvert, pengamat dan pesimis. Dia kan
orangnya termasuk Koleris yang ekstrovert pelaku dan optimis. Dan bla, bla, bla lainnya.
Tetapi ada satu hal yang perlu diingat bahwa dunia ini tidak peduli dengan apakah kita termasuk
orang berkepribadian ini dan itu. Dunia ini hanya tahu satu hal: kalau kita mengalami kesusahan
bergaul, hidup kita juga mengalami kesusahan yang tidak kita inginkan. Titik. Ini adalah sebuah dalil

mengapa kita perlu mengembangkan potensi yang mendukung perbaikan kemampuan kita dalam
bergaul, terlepas apapun model kepribadian kita.
Sejumlah istilah ilmiah yang bisa kita temukan dalam buku-buku kepribadian itu mestinya kita
gunakan untuk melihat sisi plus-minus agar kita bisa mengembangkan diri sejati kita (bukan jadi
seperti orang lain). Sebab, apapun model kepribadian kita pasti ada sisi plus yang perlu kita
kembangkan untuk memperbaiki hidup dan pasti pula ada sisi minus yang perlu kita kontrol agar tidak
sampai merugikan atau membahayakan.
Kedua, pergaulan itu tidak identik dengan banyak ngomong atau sedikit ngomong, tidak identik
dengan apakah anda seorang pendiam atau tidak pendiam. Prinsip yang berlaku dalam pergaulan
adalah bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain (to build) dan bagaimana kita menjaga
hubungan itu (to maintain). Karenanya, jangan heran bila menjumpai ada orang yang banyak
ngomong tetapi pergaulannya sempit dan jangan heran pula bila melihat ada orang yang sedikit
ngomong tetapi pergaulannya luas.
Kalau melihat acuan Pendidikan Ketrampilan Hidup (Life Skill Education) yang dipakai PBB (Unesco),
akan kita temukan empat pilar utama yang harus dilatih untuk memperbaiki ketrampilan hidup
(terlepas apapun latar belakang pendidikan formal dan apapun model kepribadian anda). Keempat
pilar utama itu adalah:


Belajar untuk mengetahui )learning to know). Semua orang perlu meningkatkan
kemampuannya di sini, yaitu: kemampuan berpikir kritis, berpikir dalam menyelesaikan
masalah, mengambil keputusan, memahami konsekuensi tindakan, dan seterusnya.



Belajar untuk menjadi (learning to be): meningkatkan kemampuan personal seperti
bagaimana menangani stress, bagaimana meningkatkan kepercayaan diri, kesadaran diri,
dan seterusnya



Belajar untuk hidup bersama (learning to live together): kemampuan sosial seperti
komunikasi, negoisasi, kerjasama tim, bergaul, dan seterusnya



Belajar untuk melakukan (learning to do): kemampuan manual / praktek atau keahlian kerja
teknis sesuai dengan bidang kita masing-masing

Sekali lagi perlu kita yakinkan pada diri sendiri bahwa bergaul adalah bagian penting dari ketrampilan
hidup. Kita semua sudah tahu bahwa di dunia ini pasti tidak ada buku atau perpustakaan yang bisa
mengungkap manfaat pergaulan karena saking banyaknya manfaat itu.
Hambatan

yang

menyulitkan

Ada beberapa hal yang menghambat usaha kita untuk mengatasi kesulitan dalam bergaul, antara
lain:
1.
Arogansi
tersembunyi
Ini biasanya sangat halus bahkan kita sendiri kurang menyadarinya. Namun demikian ada bentukbentuk riil yang bisa mewakili, misalnya kita menolak untuk bertanya kepada orang lain lebih dulu
dengan alasan "untuk apa", menolak berjabat tangan lebih dulu, dan seterusnya. Meski ini adalah hak

kita, tetapi kalau yang kita inginkan adalah menjalin pergaulan, maka kita perlu menggantinya dengan
yang lebih friendly.
Selain arogansi tersembunyi ini, ada juga yang bisa kita sebut dengan istilah "terlalu pasif". Kita
memang tidak memiliki alasan "untuk apa" yang bernada mengangkat diri kita di atas orang lain,
tetapi kita terlalu pasif, misalnya menunggu ditanya lebih dulu, menunggu diajak berjabat tangan lebih
dulu, menunggu disapa lebih dulu, menunggu diajak senyum lebih dulu, dan seterusnya. Dua hal ini
bisa mengganggu pergaulan.
2.
Terlalu
memikirkan
diri
sendiri
Ini bisa mengganggu kelancaraan saat sedang berbicara / berdialog dengan orang lain. Ketika
sedang berbicara dengan orang lain, jangan memikirkan bagaimana sepatu anda, bagaimana rambut
anda, bagaimana cara duduk anda, bagaimana seluler anda, dan seterusnya. Atau juga jangan
mengembangkan asumsi seperti misalnya: bagaimana orang lain menilai kostum saya, dan sejumlah
"bagaimana" yang lain. Ini kerap bisa membuat konsentrasi anda bukan pada pembicaraan, tetapi
kepada diri sendiri. Kalau Anda sedikit-sedikit melihat ke diri sendiri, mungkin anda akan kehilangan
momen untuk menghangatkan suasana. Jadi, fokuskan pada bagaimana menciptakan suasana
supaya
bisa
menjadi
hidup,
bukan
memikirkan
diri
sendiri.
3.
Terlalu
banyak
menilai
orang
lain
(jugdmental)
Menilai itu tahapan berikutnya. Untuk membuka pintu pergaulan, nomorduakan itu. Atau juga, simpan
dulu di batin anda. Terlalu cepat menghakimi orang lain bisa mengganggu kelancaran usaha dalam
membuka pergaulan. Yang lebih dibutuhkan di sini adalah kemampuan memunculkan asumsi bahwa
semua orang itu punya sisi positif dan juga punya sisi negatif. Asumsi ini akan banyak membantu
dalam melancarkan urusan pergaulan. Ada sebuah pepatah yang mengingatkan kita begini: "Kalau
Anda menginginkan orang yang sempurna seperti yang Anda inginkan, sebaiknya Anda hidup
seorang
diri
dengan
mengunci
kamar"
4.
Terpenjara
oleh
pemahaman
sempit
dan
mempersempit
Sadar atau tidak, seringkali kita menciptakan pemahaman yang mempersempit hidup kita sendiri. Ini
biasanya terkait dengan urusan agama, suku, ras, almamater, status sosial, status pendidikan, dan
lain-lain. Meski jarang kita ucapkan tetapi dalam prakteknya kerap kita jalankan. Kita merasa agak
kurang sreg bergaul dengan lain agama, lain suku, lain almamater, lain status, dan seterusnya.
Memang ini hak kita juga tetapi bila dikaitkan dengan upaya mengatasi kesulitan pergaulan, ya
hendaknya ini perlu kita pikirkan ulang. Jangan-jangan hanya karena kita punya pemahaman yang
sempit lalu hidup kita menjadi sempit. Dunia ini sebetulnya tidak mempersempit kita. Tetapi karena
kita punya pemahaman yang sempit tentang dunia, akhirnya dunia kita menjadi sempit.
5.

Masalah

kejiwaan

umum

Ada sejumlah masalah kejiwaan umum yang juga kerap menghambat pergaulan,
seperti misalnya kurang pede, malu tanpa alasan yang jelas, minder, takut, cepat
ngambek, sering terjadi konflik dengan orang lain, dan lain-lain. Ada banyak tip yang
bisa kita baca dari berbagai sumber untuk mengatasi masalah ini. Namun begitu,
ada satu kata kunci yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu: menghilangkannya dengan
cara mempraktekkan (learning by doing), belajar memperbaiki diri dari praktek yang
kita lakukan.
Keberanian Anda dalam bergaul akan membaik apabila Anda terus mempraktekkan pergaulan.
Kepercayaan diri Anda akan tumbuh membaik bukan karena Anda banyak tahu tentang tip pergaulan
tetapi karena Anda banyak latihan bergaul (practicing). Tip, strategi atau pengetahuan itu dibutuhkan
pada saat Anda sedang mempraktekkan, bukan sedang memikirkan.

Hal lain yang tak kalah pentingnya untuk diingat juga adalah mencampur adukkan antara pergaulan
dengan kepentingan lain, katakanlah di sini misalnya kepentingan bisnis. Untuk orang tertentu pada
keadaan tertentu dengan konteks tertentu dan pada level keakraban tertentu, terkadang bisa
menganggu kalau kita bergaul tetapi tujuan kita adalah ingin memasarkan produk.
Ini memang tidak mutlak dan terkadang lebih banyak terkait dengan persoalan cara dan level
keakraban. Berdasarkan omongan orang yang sering saya dengar, orang agak merasa terganggu
dengan model pergaulan yang keakrabannya belum begitu mendalam tetapi sudah bicara
menawarkan produk dengan cara yang agresif. Jika Anda harus melakukannya juga, tempuhlah cara
yang paling asertif (sopan, tidak bernada "memaksa", didukung dengan alasan yang kuat).
Solusi yang bisa Anda lakukan

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah kesulitan bergaul
ini, antara lain:
1.
Melatih
kepedulian
Kepedulian itu bentuknya bermacam-macam dari mulai yang paling ringan bisa kita lakukan sampai
ke yang paling berat. Ini misalnya adalah showing interest (menunjukkan ketertarikan) pada
kehidupan orang lain, bisa diajak berbicara tentang apa yang penting menurut orang lain,
memberikan alasan pada orang lain bahwa Anda tidak berada di pulau yang berbeda dengan mereka,
dan seterusnya. Di sini berarti Anda perlu meningkatkan wawasan yang terkait dengan beberapa
topik utama di lingkungan Anda.
Meskipun showing interest itu gratis tetapi kalau untuk kepentingan mengatasi masalah kesulitan
bergaul, biasanya berperan sangat penting. Untuk selanjutnya, bentuk kepedulian ini bisa Anda
tingkatkan, misalnya melibatkan diri pada aktivitas bersama dengan orang lain, memainkan peranan
yang bermanfaat bagi orang lain, memberi bantuan pada orang lain yang membutuhkan anda, dan
seterusnya. Intinya, jangan sampai kita menyalahkan model kepribadian yang kita miliki seiring
dengan serangkaian kesulitan bergaul yang kita alami sementara kita sendiri jarang menunjukkan
ketertarikan pada topik atau hal yang menarik buat orang lain. Kita merasa hidup di pulau yang jauh
dengan orang lain.
2.

Fokuskan

pada

pengembangan

dialog

dan

suasana

Seperti yang sudah kita bahas di muka, terlalu memikirkan diri sendiri dan terlalu
membuat penilaian atas orang lain pada saat pembicaraan berlangsung, ini bisa
mengganggu suasana. Karena itu, fokuskan pada suasana, topik pembicaraan, dan
kehangatan dialog. Bagaimana caranya? Di antaranya adalah: a) mengajukan
pertanyaan yang bisa kita pelajari dengan menggunakan kaidah 5W1H (what,
where, who, why, when, dan how), b) mendengarkan dan mengungkapkan, c)
memunculkan humor atau guyonan yang mendukung dan sesuai kebutuhan.
3.

Menghormati

"privacy"

orang

lain

Ada beberapa hal tentang orang lain yang membuatnya akan lebih suka kalau kita
ketahui, tetapi juga ada beberapa hal tentang orang lain yang akan membuatnya
tidak nyaman kalau kita ketahui. Hal-hal tentang orang lain yang membuatnya tidak
nyaman kalau kita ketahui inilah yang saya maksudkan dengan privacy. Biasanya
yang kedua ini adalah masalah-masalah yang sangat pribadi.
Setiap orang itu biasanya memiliki tiga wilayah kehidupan. Pertama adalah wilayah publik (diketahui
secara umum, misalnya tinggal di mana, sekolah di mana, dst), kedua, wilayah privat (diketahui
hanya oleh orang yang dekat, pacarnya siapa, musuhnya siapa, dst), dan ketiga adalah wilayah
pribadi (tidak ingin diketahui oleh siapapun kecuali dirinya atau suami-istrinya). Untuk kepentingan
kelancaran bergaul, akan lebih OK kalau kita memfokuskan diri untuk mengetahui hal-hal yang

memang orang lain merasa nyaman untuk diketahui (wilayah publik) dan melupakan apa saja yang
membuat orang lain merasa tidak nyaman bila diketahui (wilayah pribadi)
4.

Lihat

orang

lain

yang

lebih

berhasil

Pergaulan itu erat kaitannya dengan seni (the art) atau permainan, (playing the
game) tentang bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain. Karena seni, maka
gayanya berbeda-beda dan ini tidak terkait dengan apakah anda orang yang tipenya
banyak ngomong atau sedikit ngomong. Dan, dalam seni permainan, biasanya ada
dua hal yang mendasar, yaitu: a) bagaimana anda mengontrol emosi, b) bagaimana
anda mengimbangi emosi orang lain.
Dua hal ini memang agak sulit kalau dijelaskan dengan kata-kata. Akan lebih cepat bisa anda pahami
dengan melihat bagaimana orang lain yang secara prestasi di atas Anda menjaga hubungan. Mereka
yang telah berhasil menjaga hubungan sampai bertahun-tahun, umumnya sudah memiliki
kematangan emosi yang lebih bagus. Ini bukan berarti mereka tidak pernah konflik, gap, berbeda
pendapat dan lain-lain, tetapi karena mereka sudah tahu bagaimana bermain-main dengan emosi.
Karena itu, ada hal-hal yang ditanggapi dengan diam, dengan bicara, dengan ketawa, dengan biasabiasa, dengan humor, dan lain-lain.
Kalau Anda kesulitan mencari contoh, lihatlah bagaiman orang tua kita yang telah bertahun-tahun
mempertahankan hubungan dalam membina keluarga. Secara umum bisa kita lihat bahwa
kecanggihannya dalam memainkan emosi terletak pada kemampuannya untuk tidak "meng-ekstrimkan" sesuatu yang berpotensi akan mengacaukan keadaan atau hubungan. Untuk mencapai
kemampuan ini memang perlu latihan dan ini tidak terkait langsung dengan umur tetapi terkait dengan
pengalaman hidup (life experiencing).
5.

Tingkatkan

prestasi

Anda

Ini adalah kunci untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan umum itu. Semakin
banyak hal-hal positif yang bisa Anda realisasikan dari diri Anda, maka semakin
baguslah Anda merasakan diri anda. Bagaimana kita merasakan diri kita akan terkait
dengan bagaimana kita berhadapan dengan orang lain. Karena itu, menurut teori
kesehatan mental, orang yang sedang depresi (punya perasaan negatif terhadap diri
sendiri, orang lain, keadaan atau Tuhan) tidak bisa membangun hubungan dengan
orang lain secara positif dan konstruktif.
Semua yang kita bahas di sini adalah tahap awal untuk mengatasi kesulitan bergaul. Silahkan Anda
mengembangkan sendiri dari praktek langsung. Selamat mempraktekkan!!

10 Kepribadian yang Harus Dihindari

Kepribadian adalah sifat yang berasal dari kebiasaan sehari-hari yang anda lakukan selama
terus menerus. Dan kepribadian akan dibentuk sejak anda masih kanak-kanak dan biasanya
akan mempengaruhi anda hingga anda beranjak dewasa. Selain kebiasaan, sebenarnya banyak
faktor yang mempengaruhi kepribadian anda terbentuk. Dan biasanya kepribadian yang
dimiliki oleh setiap orang tidak akan sama persis satu sama lain. Nah, berikut ini ada 10
kepribadian yang biasanya tidak disukai oleh orang lain dan merugikan diri anda sendiri
sehingga ada baiknya bila kepribadian dibawah ini anda hindari;

1. Negative Thinking
Kebiasaan untuk selalu berfikir negative atau hal buruk tentang sesuatu pada siapapun
akan membentuk kepribadian anda yang satu ini. Dengan selalu berfikir negative pada
segala sesuatu yang ada dihadapan anda akan menyebabkan persepsi anda semua
objek yang anda lihat menjadi buruk. Hal ini akan meruugikan diri anda karena orang
yang selalu negative thinking tidak akan memiliki etos yang baik sehingga akan sulit
berfikir positive, apalagi mencoba untuk memandang segala sesuatu dengan sudut
pandang yang membuat jiwa anda lebih harmonis.
2. Menyia-nyiakan waktu
Seperti yang sudah anda tahu, waktu adalah pedang bermata dua yang akan
menghunus anda bila anda tidak berhati-hati memanfaatkan waktu yang ada. Apalagi,
waktu tidak dapat diulang walau hanya satu detik, sehingga anda harus berusaha
sebaik-baiknya agar tidak menyesal dikemudian hari karena sudah melakukan
kesalahan di masa lampau.
3. Pesimis
Pesimis hampir sama dengan negative thinking, namun pesimis lebih parah karena
dengan berfikiran pesimis anda akan kehilangan potensi untuk menjadi orang sukses.
Anda harus mulai belajar seperti anak-anak kecil yang memiliki focus untuk
mencapai impian mereka. Oiya, jangan pernah mendengarkan orang-orang yang
menghina anda dan menyepelekan anda. Dengan adanya mereka, anda harus
membuktikan bahawa anda tidak seperti yang mereka pikirkan.
4. Malas
Malas adalah musuh terbesar yang akan menghalangi anda mencapai prestasi yang
anda inginkan. Karena sampai saat ini belum ada kisah ornag sukses yang cara
mendapatkannya dengan bermalas-malasan dan tiba-tiba berhasil meraih semua yang
diinginkan. Yang ada, kesuksesan didapatkan dengan cara kerja kerasm rajin, tekun
dan berupaya sebaik mungkin untuk mencapai cita-cita dan kesuksesannya.
5. Salah memilih teman
Teman dan sahabat di dalam hidup anda akan memberi pengaruh yang besar bagi
anda. Memiliki teman yang baik akan membawa anda menjadi lebih baik dan
sebaliknya, mempunyai teman yang buruk sifatnya, juga akan memberi dampak buruk
kepada anda.
6. Ragu dalam melangkah
Pada umumnya orang menjadi ragu dalam melangkah karena tidak memiliki spekulasi
yang tepat mengenai masalah yang akan dihadapi dalam kehidupannya. Keraguan itu
akan menghambat usaha anda karena semangat untuk mengerjakan aktifitasnya akan
menjadi setengah-setengah. Jadi anda harus memiliki keteguhan hati dan tanggung
jawab yang baik untuk melangkah dalam kehidupan untuk mencapai kesuksesan.

7. Lari dari tanggung jawab
Sifat yang satu ini sangat buruk karena mereka hanya mau bersenang-senang dan
menjauh ketika mereka harus mengerjakan kewajiban atau menerima dampak dari apa
yang sudah mereka lakukan sebelumnya. Pada dasarnya orang yang memiliki sifat lari
dari tanggung jawab memiliki jiwa yang manja dan tidak mau bersusah payah untuk
mendapatkan kesuksesan mereka.
8. Pembohong
Memiliki kepribadian suka berbohong akan membawa anda ke dalam banyak
masalah, jadi sebaiknya anda selalu jujur agar mendapatkan kepercayaan dari orang
lain. Ketika anda tidak mendapatkan kepercayaan dari orang lain anda akan sulut
mendapatkan akses dan link yang lebih baik walaupun sebenarnya anda memiliki
potensi yang besar untuk menjadi orang sukses.
9. Tidak percaya diri
Salah satu kunci kesuksesan adalah percaya diri saat melakukan sesuatu. Rasa tidak
percaya diri akan menimbulkan rasa malu dan tidak enjoy saat anda melakukan suatu
pekerjaan, sehingga hasil dari pekerjaan anda tidak maksimal atau bahkan
mengecewakan.
Percaya diri adalah modal personality yang harus ada pada diri anda jika anda
menginginkan masa depan yang lebih cemerlang.
10. Sentimental dan keras kepala
Untuk menciptakan ruang kehidupan yang nyaman dan harmonis satu sam lain, anda
harus dapat bersimpati dan tidak keras kepala terhadap orang lain. Dengan memiliki
sikap yang sentimental dan keras kepala, kemungkinan anda mendapat benturan
dengan orang lain akan lebih besar sehingga anda akan lebih banyak memiliki musuh
ketimbang teman. Untuk itu anda harus menghindari sikap sentimental dan keras
kepala jika menginginkan kehidupan yang damai dengan orang-orang disekitar anda.

Memperbaiki komunikasi, mengembangkan kepribadian
By ninin kholida m
Para ahli dan peneliti telah mengungkap banyak fakta tentang pentingnya komunikasi
dalam kehidupan. Bahkan, Ashley Montagu—seorang antropolog terkenal mengungkap
bahwa komunikasi (baik verbal maupun nonverbal) adalah cara utama bagi seorang anak
untuk belajar menjadi manusia. Lewat komunikasi
seseorang bisa berinteraksi dan
terhubung dengan orang lain. Terhambatnya komunikasi dipercaya juga akan menghambat
perkembangan kepribadian seseorang.

Ketika seseorang melakukan komunikasi, setidaknya ada beberapa proses penting
yang terjadi : 1) proses menafsirkan tanda atau lambang menjadi sebuah pemahaman 2)
proses memberikan respon lewat lambang, kata atau tanda. Dua proses penting ini terjadi
dalam satu pelaku utama, yaitu kita : manusia. Karena itu pada dasarnya, manusia tidak
secara langsung dibentuk oleh lingkungan—tapi dia dibentuk oleh caranya menerjemahkan
pesan-pesan lingkungan yang diterimanya.
Jika anda merasa bahwa ketika anda berbicara dengan orang lain justru membuat
orang tersebut makin jauh dari anda, menentang anda dan tidak mau membantu anda, maka
anda sedang mengalami kegagalan komunikasi. Karena itu wajar jika kegagalan komunikasi
ini dianggap sebagai salah satu penyebab utama timbulnya perceraian, kenakalan remaja,
tawuran, dan perselisihan.
Berikut ini dalah hal-hal yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan
anda dalam memahami diri sendiri dan orang lain :
1. sediakan waktu untuk berkomunikasi dengan diri sendiri
2. pilihlah masukan informasi yang positif baik yang berasal dari media, teman,
pasangan dan keluarga. Memilih musik atau lirik lagu yang positif dan bersemangat
juga dapat membantu membangun konsep diri yang positif
3. ucapkan harapan, cita-cita anda dan tuliskan di tempat yang mudah dilihat. Baca
berulang-ulang setiaap hari sehingga masuk dalam alam bawah sadar anda.
Komunikasikan dengan orang-orang yang optimis agar bisa saling menyemangati.
4. Hindari lingkungan, teman, buku bacaan, music, atau media yang berisikan konten
negative (mengandung keputusaan, kepedihan,pesimisme dan semacamnya). Segera
hapus lintasan pikiran negative, jangan sampai anda mengucapkannya apalagi
menuliskannya.
5. Lakukan hal-hal yang bermanfaat, mulai dari yang kecil tapi bermakna perubahan.
Misalnya bangun sepuluh menit lebih awal dari biasanya, berolahraga lima menit
setuap hari,membaca buku 2 lembar setiap hari. Tersenyumlah setiap kali
melakukannya dan sugestikan kata-kata positif setiap kali melakukannya. Misalnya
“aku pasti bisa”, “bersemangatlah !”. lakukan secara kontinyu, dan rayakan
keberhasilan anda dengan menambahkan kualitasnya secara bertahap.
6. Rutinkan berdoa setiap memulai sesuatu. Mintalah pada Allah agar memudahkan
usaha anda. Rutinkan berdoa dalam segala kesempatan, baik sedih maupun senang,
baik lapang maupun sempit.
7. Perbanyak melafalkan istighfar dan hamdalah
8. Banyaklah berkunjung dengan orang yang anda anggap lebih beruntung dan
berbagilah inspirasi yang menyemangati anda.
9. Menyatulah dengaan alam. Luangkan waktu untuk benar-benar menikmati kan
indahnya ciptaan allah. Hirup segarnya nagin dalam-dalam, rasakan gemericik air di

tangan dan kaki. Pandangi lekat gunung, langit biru, bintang-bintang. Ucapkan
ketakjuban anda pada Allah dan bersyukurlah.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan
Kepribadian
Aneka warna materi yang menjadi isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan,
kehendak, serta keinginan kepribadian serta perbedaan kualitas hubungan antara berbagai
unsur kepribadian dalam kesadaran individu, menyebabkan adanya beraneka macam struktur
kepribadian pada setiap manusia yang hidup di muka bumi, unik dan berbeda dengan
kepribadian individu yang lain.
Diantara aneka warna materi tersebut ada yang menyebabkan terjadinya satu tingkah
laku berpola disebut dengan kebiasaan (habit), menyebabkan timbulnya adat-istiadat
(customs) yang dalam hal ini bermakna sebagai suatu pengetahuan, gagasan, dan konsep
yang dianut oleh sebagian besar warga suatu masyarakat, materi yang menyebabkan
timbulnya kepribadian (personality), serta segala macam tingkah-laku yang menjadi pola
umum bagi sebagian besar masyarakat yang diatur dalam adat-istiadat (kepribadian umum),
biasanya berwujud pola-pola tindakan yang saling berkaitan satu dengan lain itu, biasanya
disebut dengan sistem sosial (social system).
Kepribadian umum (modal personality) adalah kepribadian yang ada pada sebagian besar
warga suatu masyarakat, yang disebut juga dengan istilah watak umum.Pembentukan
kepribadian seseorang berlangsung dalam suatu proses yang disebut dengan sosialisasi, yaitu
suatu proses dengan mana seseorang menghayati (mendarah-dagingkan-internalize) normanorma kelompok dimana ia hidup sehingga muncullah dirinya yang “unik”.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian sebagai proses sosialisasi
mencakup:
1. Warisan biologis.
2. Lingkungan fisik.
3. Kebudayaan.
4. Pengalaman kelompok.
5. pengalaman unik.

A. Warisan Biologis
Semua manusia yang normal dan sehat mempunyai persamaan biologis tertentu,
seperti mempunyai dua tangan, panca indera, kelenjar seks, dan otak yang rumit. Persamaan
biologis ini membantu menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku
semua orang,Setiap warisan biologis seserang juga bersifat unik, yang berarti, bahwa tidak
seorang pun (kecuali anak kembar) yang mempunyai karakteristik fisik yang hampir sama,
Beberapa orang percaya bahwa kepribadian seseorang tidak lebih dari sekedar penampilan
warisan biologisnya. Karakteristik kepribadian seperti ketekunan, ambisi, kejujuran,
kriminalitas, kelainan seksual, dan ciri yang lain dianggap timbul dari kecenderungankecenderungan turunan.

Bahkan ada yang beranggapan, melalui tampilan fisik dapat diketahui bagaimana
kepribadian orang tersebut. Contoh dalam hal ini dapat dilihat dalam buku-buku primbon
Jawa, mulai dari fisik, rambut, kulit, bentuk muka, hingga tahi lalat.
Dewasa ini tidak banyak lagi yang masih mempercayai anggapan ini. Pandangan sekarang ini
menyatakan bahwa kepribadian seseorang dibentuk oleh pengalaman. Sebenarnya perbedaan
individual dalam kemampuan, prestasi, dan perilaku hampir semuanya berhubungan dengan
lingkungan, dan bahwa perbedaan individu dalam warisan biologis tidak begitu penting,
Fenomena kontradiktif ini, antara “bawaan dan asuhan”, berlangsung cukup lama, dan
masing-masing memiliki penganut yang cukup besar. Suatu penelitian terhadap 2.500 anak
kembar siswa SLTA merupakan salah satu langkah untuk mencari derajat kebenaran dari
masing-masing anggapan dikemukakan oleh Nichols (1977), hasilnya menyimpulkan bahwa
hampir setengah variasi di antara orang-orang dalam spektrum ciri-ciri psikologis yang luas
adalah akibat dari perbedaan karakteristik genetis, sedangkan setengahnya lagi adalah akibat
lingkungan.
Penelitian lain dilaksanakan Medico-genetical Institute di Moskow, yang memisahkan
seribu pasangan anak kembar ketika masih bayi dan menempatkan mereka dalam lingkungan
yang terkendali untuk diamati selama 2 tahun. Hasilnya mendukung dengan jelas suatu dasar
keturunan dalam beberapa ciri, termasuk perbedaan kecerdasan, Masalah warisan
biologis/keturunan versus lingkungan pada dasarnya bukan hanya masalah ilmiah, tetapi juga
politis. Seperti gusarnya golongan Marxis (penganut ajaran Marx) melihat bukti bahwa ada
perbedaan dalam kecakapan bawaan, kalangan konservatif (kolot, konvensional, tradisional)
yang dengan senang hati menggunakan bukti kecakapan warisan yang berbeda untuk
memperoleh hak yang berbeda, Perbedaan individual dalam warisan biologis adalah nyata,
terlepas dari apakah kenyataannya demikian menyebabkan seseorang bahagia atau tidak.
Untuk beberapa ciri, warisan biologis lebih penting daripada yang lain. Misalnya, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa IQ anak angkat lebih mirip dengan IQ orang tua kandungnya
daripada dengan orang tua angkatnya (Horton, 1993). Namun, meskipun perbedaan
individual dalam IQ tampaknya lebih banyak ditentukan oleh keturunan daripada oleh
lingkungan, banyak perbedaan yang lainnya ditentukan oleh lingkungan. Suatu studi barubaru ini menemukan bukti bahwa faktor keturunan berpengaruh kuat terhadap keramahtamahan, perilaku kompulsif (memaksa) dan kemudahan dalam pergaulan sosial, tetapi faktor
keturunan tidak begitu penting dalam kepemimpinan, pengendalian dorongan impulsif (cepat
bertindak), sikap, dan minat.
Kesimpulannya, bahwa warisan biologis penting dalam beberapa ciri kepribadian dan kurang
penting dalam hal-hal lain. Tidak ada kasus yang dapat mengukur pengaruh keturunan dan
lingkungan dengan tepat, tetapi banyak ilmuwan sependapat bahwa apakah potensi warisan
seseorang berkembang sepenuhnya, sangat dipengaruhl oleh pengalaman sosial orang yang
bersangkutan, Beberapa orang berpandangan bahwa orang gemuk adalah periang, bahwa
orang dengan kening yang lebar cerdas, bahwa orang berambut merah berwatak mudah
meledak/marah, bahwa orang dengan rahang lebar mempunyai kepribadian yang kuat.
Banyak keyakinan umum seperti itu telah terbukti tidak benar ketika diuji secara empiris,
meskipun kadang-kadang ditemukan beberapa hubungan yang absah, Sebagaimana penelitian
yang dilakukan oleh Bar (1977) dengan membandingkan kelompok sampel berambut merah
dengan suatu kelompok kendali yang terdiri dari orang-orang dengan berbagai warna rambut
dan melaporkan bahwa watak si rambut merah umumnya memang lebih sering meledakledak dan agresif. la mengemukakan adanya hubungan genetis antara karakteristik fisik
(rambut merah) dengan karakteristik kepribadian (mudah meledak, agresif).
Penjelasan lain menyatakan bahwa setiap karakteristik fisik didefinisikan secara sosial
dan kultural dalam setiap masyarakat (Horton, 1993). Misalkan, gadis gemuk dikagumi di

Dahomey. Suatu karakteristik fisik dapat menjadikan seseorang cantik dalam suatu
masyarakat dan menjadi “anak bebek buruk rupa” dalam masyarakat lain. Oleh karena itu,
karakteristik fisik tertentu menjadi suatu faktor dalam perkembangan kepribadian sesuai
dengan bagaimana ia didefinisikan dan diperlakukan dalam masyarakat dan oleh kelompok
acuan seseorang. Kalau orang berambut merah diharapkan mudah meledak dan dibenarkan
kalau marah, tidak mengherankan bila mereka menjadi pemarah. Sebagaimana dinyatakan
diatas, orang menanggapi harapan perilaku dari orang lain dan cenderung menjadi
berperilaku seperti yang diharapkan oleh orang lain tersebut, Sebagai kesimpulan,
karakteristik fisik jarang menghasilkan sifat-sifat perilaku tertentu, harapan sosial dan
kulturallah yang menyebabkannya
demikian.

B. Lingkungan Fisik
Sorokin (1928) menyimpulkan teori beratus-ratus penulis dari Conficius, Aristoteles,
dan Hipocrates sampai kepada ahli geografi Ellsworth Huntington, yang menekankan bahwa
perbedaan perilaku kelompok terutama disebabkan oleh perbedaan iklim, topografi, dan
sumber alam. Teori tersebut sesuai benar dengan kerangka etnosentris (pandangan yang
menyatakan anggota badan kita lebih baik dibandingkan dengan lainnya, karena geografi
memberikan keterangan yang cukup baik dan jelas objektif terhadap kebajikan nasional dan
sifat-sifat buruk orang lain, Pada umumnya diakui bahwa lingkungan fisik mempengaruhi
kepribadian. Bangsa Athabascans memiliki kepribadian yang dominan yang menyebabkan
mereka dapat bertahan hidup dalam iklim yang lebih dingin daripada daerah Arctic.
Orang pedalaman Australia harus berjuang dengan gigih untuk tetap hidup, padahal
bangsa Samoa hanya memerlukan sedikit waktu setiap harinya untuk mendapatkan lebih
banyak makanan daripada yang bisa mereka makan. Malah sekarang beberapa daerah hanya
dapat menolong sebagian kecil penduduk yang tersebar sangat jarang, dan kepadatan
penduduk mempengaruhi kepribadian. Suku Ik dari Uganda sedang mengalami kelaparan
secara perlahan, karena hilangnya tanah tempat perburuan tradisional, dan menurut Turnbull
(1973) mereka menjadi sekelompok orang yang paling tamak, paling rakus di dunia; sama
sekali tidak memiliki keramahan, tidak suka menolong atau tidak mempunyai rasa kasihan,
malah merebut makanan dari mulut anak mereka dalam perjuangan mempertahankan hidup.
Suku Quolla dari Peru digambarkan oleh Trotter (1973) sebagai sekelompok orang yang
paling keras di dunia, dan ia menghubungkan hal ini dengan hipoglikemia (menurunnya
kandungan glukosa darah) yang timbul karena kekurangan makanan, Jelaslah bahwa
lingkungan fisik mempengaruhi kepribadian dan perilaku. Namun, dari lima faktor tersebut di
atas, lingkungan fisik merupakan faktor yang paling tidak penting, jauh kurang pentingnya
dari faktor kebudayaan, pengalaman kelompok, atau pengalaman unik.

C. Kebudayaan
Beberapa pengalaman umum bagi seluruh kebudayaan, dimana bayi dipelihara atau
diberi makan oleh orang yang lebih tua, hidup dalam kelompok, belajar berkomunikasi
melalui bahasa, mengalami hukuman dan menerima imbalan/pujian dan semacamnya, serta
mengalami pengalaman lain yang umum dialami oleh jenis manusia, Setiap masyarakat
sebenarnya memberikan pengalaman tertentu yang tidak diberikan oleh masyarakat lain
kepada anggotanya. Dari pengalaman sosial yang sebenarnya yang umum bagi seluruh
anggota masyarakat tertentu, timbullah konfigurasi kepribadian yang khas dari anggota
masyarakat tersebut. DuBois menyebutnya sebagai “modal personality” (diambil dari istilah
statistis “mode” yang mengacu pada suatu nilai yang paling sering timbul dalam berbagai
seri).

Beberapa contoh dari pengaruh unsur kebudayaan terhadap kepribadian, sebagaimana
kasus suku Dobu di Melanisia (Horton, 1993). Anak suku Dobu yang lahir ke dunia hanya
pamannya yang mungkin menyayanginya, terhadap siapa ia akan menjadi ahli warisnya,
Ayahnya yang lebih tertarik kepada anak-anak saudara perempuannya biasanya
membencinya, karena si ayah harus menunggu sampai anak tersebut disapih untuk dapat
melakukan hubungan seksual dengan ibunya. Sering juga ia tidak diharapkan oleh ibunya dan
tidak jarang terjadi pengguguran, Hidup suku Dobu diatur oleh ilmu sihir, penyebab kejadian
bukan berasal dari alam; semua gejala dikendalikan oleh ilmu sihir yang telah dikenakan
terhadap seseorang dan menyebabkan balas dendam dari keluarganya. Bahkan mimpipun
diinterpretasikan sebagai sihir. Malah nafsu seksual tidak akan muncul apabila tidak
menanggapi penyihiran cinta orang lain, yang membimbingnya menuju kepadanya,
sementara daya sihir cinta seseorang menunjukkan keberhasilannya. Setiap orang Dobu
selalu merasa takut akan diracun. Makanan dijaga dengan waspada pada waktu dimasak dan
hanya dengan beberapa orang tertentulah orang Dobu bersedia makan bersama. Setiap saat
setiap desa melindungi diri dari semua pasangan yang berkunjung dari desa lain, dan semua
tamu ini tidak dapat dipercayai oleh yang punya rumah dan para tamu sendiri tidak saling
percaya. Sungguh tidak seorang pun dapat dipercaya penuh; para suami cemas terhadap sihir
isterinya dan takut terhadap mertua. Sepintas lalu, hubungan sosial di Dobu adalah cerah dan
sopan meskipun keras dan tanpa humor. Pertentangan hanyalah sedikit, karena menghina atau
bermusuhan berbahaya. Namun, teman-teman juga berbahaya. Persahabatan mungkin
merupakan awal pengracunan atau pengumpulan bahan (rambut, kuku tangan) yang berguna
untuk menyihir.
Kepribadian yang berkembang dalam kebudayaan semacam itu? setiap orang Dobu
bersifat bermusuhan, curiga, tidak dapat dipercaya, cemburu, penuh rahasia, dan tidak jujur.
Sifat-sifat ini merupakan tanggapan yang rasional, karena orang Dobu hidup dalam dunia
yang penuh kejahatan, dikelilingi musuh dan tukang sihir, Pada akhirnya mereka yakin akan
dihancurkan. Walaupun mereka melindungi diri dengan sihir mereka, tetapi mereka tidak
pemah merasakan perlindungan yang nyaman. Mimpi buruk mungkin menyebabkan mereka
terkapar di tempat tidur berhari-hari. dan ini adalah suatu hal yang nyata, benar bukan
hayalan/irasional, Contoh kasus lain adalah yang terjadi pada suku Zuni di Meksiko, yang
diidentifikasikan sebagai bangsa yang tenang dalam lingkungan yang sehat secara emosional.
Kelahiran anak disambut dengan hangat, diperlakukan dengan kemesraan yang lembut dan
banyak mendapat kasih sayang. Tanggung jawab dalam mendidik anak sungguh besar dan
menyebar; seorang anak akan ditolong atau diperhatikan oleh setiap orang dewasa yang ada.
Menghadapi benteng orang dewasa yang terpadu, anak-anak jarang berperilaku salah; dan
sekalipun mungkin dikata-katai, tetapi jarang dihukum. Rasa malu adalah alat kendali yang
paling utama yang sangat sering ditimbulkan di depan orang lain, Berkelahi dan perilaku
agresif sangat tidak disetujui dan orang Zuni dididik untuk mengendalikan nafsu mereka pada
usia muda. Pertengkaran terbuka hampir tidak tampak. Nilai-nilai orang Zuni menekankan
hormat, kerja sama dan ketiadaan persaingan, agresivitas atau keserakahan. Ketidakwajaran
dalam segala bentuk ditolak, dan alkohol umumnya ditolak karena mendorong perilaku yang
tidak wajar. Harta dinilai untuk penggunaan langsung, bukan untuk prestise atau simbol
kekuasaan.
Walaupun orang Zuni tidak ambisius, mereka memperoleh kekuasaan melalui pengalaman
dalam upacara, nyanyian, dan fetis agama. Seorang yang “miskin” bukanlah orang yang tidak
memiliki harta, tetapi orang yang tidak memiliki sumber dan hubungan yang bersifat upacara
(seremonial). Kehidupan upacara memenuhi setiap segi kehidupan orang Zuni.
Kerja sama, perilaku yang wajar dan minimnya individualisme meresap dalam
perilaku orang Zuni. Milik pribadi tidaklah penting dan siap untuk dipinjamkan pada orang

lain. Anggota rumah tangga yang bersifat matrilineal bekerja bersama sebagai suatu
kelompok dan hasil tanaman disimpan dalam gudang umum. Setiap orang bekerja untuk
kepentingan
kelompok, bukan untuk kepentingan pribadi. Peran pemimpin jarang dicari tetapi harus
dipaksakan pada seseorang. Isyu dan perselisihan diselesaikan secara wajar bukan dengan
permohonan pada penguasa atau dengan mempertunjukkan kekuasaan atau dengan
perdebatan yang berkepanjangan, tetapi dengan diskusi yang lama dan sabar. Keputusan
mayoritas sederhana tidak menyelesaikan persoalan secara menyenangkan, kesepakatan
(konsensus) perlu dan kesepakatan bulat diharapkan.
Bagaimana perkembangan kepribadian orang Zuni? sangat bertentangan dengan
kepribadian normal di antara orang Dobu. Bila bangsa Dobu bersifat curiga dan tidak dapat
dipercaya, bangsa Zuni mempunyai kepercayaan diri dan dapat dipercaya; bila bangsa Dobu
cemas dan merasa tidak aman, bangsa Zuni merasa aman dan tentram. Bangsa Zuni
umumnya memiliki watak yang suka mengalah dan pemurah, sopan dan suka bekerja sama.
Bangsa Zuni adalah orang-orang konformis yang tanpa pikir, karena menjadi seseorang yang
nyata-nyata berbeda dari orang lain dapat menyebabkan seseorang atau kelompok itu sangat
c