Studi Faktor Penyebab Terjadinya Keterla (1)

STUDI FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KETERLAMBATAN DAN
KESUKSESAN PROYEK di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
(Sudut Pandang Kontraktor)
Wulfram I. Ervianto 1; Naryo Widodo 2
ABSTRAK
Kesuksesan organisasi tergantung pada kinerja karyawan dalam penyelesaian tugas-tugas untuk mencapai
tujuan organisasi. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran
perencanaan kerja dan penjadwalan kerja. Setiap proyek konstruksi umumnya mempunyai rencana kerja dan
jadwal pelaksanaan, kapan proyek harus dimulai, kapan harus berakhir. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam proyek konstruksi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesione, sedangkan responden adalah site manajer yang
sedang bekerja sebagai rekanan di lingkungan Dinas Kimpraswil Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis data
dilakukan dengan cara menghitung rerata dan regresi, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan software
SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab keterlambatan dalam
proyek konstruksi berturut-turut adalah aspek lingkup dan dokumen pekerjaan; aspek sistem inspeksi, aspek
kontrol dan evaluasi pekerjaan; aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi; aspek lainnya diluar
kontrol pemilik; aspek kesiapan/penyiapan sumber daya; aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan.
Pengaruh aspek keterlambatan proyek terhadap kesuksesan proyek mengikuti persamaan regresi Y = 4,835 0,350 X1 - 0,237 X2 , dengan Y adalah kesuksesan proyek, X1adalah aspek sistem inspeksi, aspek kontrol dan
evaluasi pekerjaan dan X2 adalah aspek lainnya diluar kontrol pemilik.
Kata Kunci : Keterlambatan; kesuksesan; Proyek Konstruksi; Daerah Istimewa Yogyakarta
ABSTRACT

The succession of organization depend on employee performance in order to completing task for achieving
the organization objectives. The succession of company in order to achieving its objectives can not detached
from role of work plans and work schedule. Every construction project commonly has a typical execute plans
and execute schedule , as when this project executing must be starting, when it must be completing, and how
this project will be performed, and how can supplying the resource. This research aims to know the factors
are dominant or having great influences as the causes of project delay, is attended to prepare and build the
construction planning and scheduling more complete and accurate so the project delay can be avoided or
controlled. Data collecting conducted by disseminating questionare. Responder in research represent the site
manager in Dinas Kimpraswil DIY area. The research analysed to use the aritmathic means and regression.
Result indicate that there are influence of project delay factors to project succesfull in Dinas Kimpraswil DIY
area. The domain factor that have high delay is work document. The influence of project delay factors to
project succesfull are Y = 4,835 - 0,350 X1 - 0,237 X2.
Keywords : Delay; success; construction project; Daerah Istimewa Yogyakarta

1. PENDAHULUAN
Pada era globalisasi dan pasar bebas sekarang ini perusahaan yang dapat tetap bertahan adalah
perusahaan yang mampu melakukan perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement)
dalam usaha membentuk karakter internalnya agar supaya dapat diterima pasar. Banyak aspek yang
ikut menentukan karakter perusahaan, salah satunya adalah organisasi internal yang bersifat
fleksibel sehingga mudah berubah bentuk disesuaikan dengan karakter eksternalnya tanpa

menimbulkan deviasi yang berarti terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
Perusahaan merupakan kesatuan unit bisnis yang diharapkan mampu memberikan laba atau
keuntungan. Pada umumnya, kinerja suatu perusahaan harus efektif dan efisien dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya untuk beroleh keuntungan tanpa harus meninggalkan aspek kualitas.

1

Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UAJY, Jl. Babarsari No.44, Telp (0274) 487711 Fax (0274) 487748, e-mail :
[email protected]
2
Alumni Magister Teknik Sipil UAJY

1

Dalam usaha mencapai aspek tersebut diatas, pemimpin perusahaan kerap kali harus memanfaatkan
teknologi terkini.
Kesuksesan industri jasa konstruksi tergantung pada kinerja karyawan dalam penyelesaian tugastugas untuk mencapai tujuan organisasi, hal ini tidak lepas dari peran perencanaan dan penjadwalan
kerja. Setiap proyek konstruksi umumnya mempunyai rencana dan jadwal pelaksanaan kapan harus
dimulai; kapan harus diselesaikan; aspek metoda konstruksi; aspek penyediaan sumber daya.
Dalam manajemen proyek, perencanaan menempati urutan teratas dari fungsi manajemen lainnya.

Dari aspek penggunaan sumber daya, perencanaan dapat diartikan sebagai pemberi pegangan bagi
pelaksana mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan dan memastikan
penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Dalam perencanaan kerja seringkali timbul
masalah-masalah operasional yang menghambat aktivitas penyelesaian suatu proyek seperti
kurangnya sumber daya, alokasi sumber daya yang tidak tepat, keterlambatan pelaksanaan proyek,
dan masalah-masalah lainnya diluar jadwal dalam rencana kerja (Nicholas, 1990).
Pembuatan rencana dan jadwal pelaksanaan pada umumnya berpedoman pada asumsi dan
prakiraan pada saat rencana dan jadwal tersebut dibuat. Ketidaksesuaian antara asumsi dan
preakiraan dengan kenyataan yang terjadi akan dapat menimbulkan berbagai permasalahan.
Masalah yang timbul dapat berupa keterlambatan waktu pelaksanaan proyek yang akan berakibat
pada peningkatan biaya pelaksanaan proyek. Keterlambatan pelaksanaan proyek umumnya selalu
menimbulkan kerugian bagi pemilik maupun kontraktor, umumnya diikuti dengan konflik dan
perdebatan tentang apa dan siapa yang menjadi penyebabnya dan berpotensi terjadinya tuntutan
baik tuntutan waktu dan biaya.
Dalam pembangunan suatu proyek hampir selalu terjadi masalah yang ditimbulkan oleh aspek
material, tenaga kerja, kualitas serta pendanaan yang dapat menyebabkan keterlambatan suatu
proyek. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas timbul pertanyaan tentang faktor-faktor apa
sajakah yang menyebabkan keterlambatan waktu pelaksanaan proyek ?.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
keterlambatan waktu pelaksanaan proyek dari sudut pandang kontraktor di lingkungan Dinas

Kimpraswil Daerah Istimewa Yogyakarta dan melakukan kajian tentang kontribusi aspek-aspek
manajemen terhadap kesuksesan proyek konstruksi.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penetapan Durasi Konstruksi
Durasi waktu kegiatan adalah lama waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dari awal
hingga akhir, umumnya dinyatakan dengan jam, hari atau minggu. Sumber terbaik untuk penetapan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah catatan masa lampau tentang jumlah
pekerja dan waktu sehingga dapat ditentukan jumlah jam orang yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Beberapa faktor yang patut dipertimbangkan dalam memprakirakan durasi waktu kegiatan adalah :
durasi waktu pekerjaan terbebas dari kegiatan sebelum dan sesudahnya; durasi waktu pekerjaan
ditetapkan dengan asumsi sumberdaya yang tersedia dalam jumlah normal; kegiatan
memungkinkan dilaksanakan secara bersamaan; diasumsikan menggunakan waktu kerja normal
tanpa lembur.
Selain faktor internal seperti tersebut diatas, faktor eksternal proyek ikut berpengaruh terhadap
penentuan durasi pekerjaan, misalnya cuaca. Suatu hal yang amat sulit diprediksi tentang kondisi
cuaca yang akan terjadi pada setiap hari selama durasi pekerjaan, pengelola proyek hanya dapat
memperkirakan berdasarkan kebiasaan yang terjadi. Situasi ekonomi dan kebijakan politik dalam
dan luar negeripun ikut berpengaruh dalam pencapaian target proyek konstruksi.
2


Kunci keberhasilan dalam melaksanakan proyek agar tepat waktu salah satunya adalah
dilakukannya perencanaan dan penjadwalan proyek secara lengkap dan akurat, sedangkan
terjadinya keterlambatan dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya recana jadwal yang telah
dibuat dimana apa yang terjadi tidak sama/sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Dalam
proses perencanaan dan penjadwalan proyek hendaknya dipahami seluruh faktor yang
melatarbelakangi pembuatan jadwal proyek, diantaranya adalah : identifikasi aktivitas proyek;
estimasi durasi aktivitas; penyusunan rencana kerja proyek.
2.2. Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek pada dasarnya adalah menentukan kapan suatu aktivitas harus mulai dan
berakhir. Identifikasi kegiatan merupakan kegiatan awal dilanjutkan dengan penetapan metoda
konstruksi sehingga diperoleh urutan kegiatan beserta ketergantungannya. Jadwal yang telah
tersusun digunakan sebagai dasar untuk menjalankan proyek diikuti monitoring.
Perencanaan dan penyusunan jadwal pekerjaan proyek umumnya terdiri dari berbagai kegiatan
dengan berbagai hubungan ketergantungannya. Pada umumnya metoda yang digunakan adalah
metoda jalur kritis dimana kalkulasinya dilakukan dengan memanfaatkan perangkat komputer.
Adapun urutan penyusunannya adalah sebagai berikut (Soeharto, 1999) :
• Memecah lingkup proyek menjadi beberapa kegiatan berdasarkan logika ketergantungan.
• Menetapkan durasi tiap kegiatan dan menetapkan jalur kritis.
• Menghitung float tiap kegiatan.

• Melakukan perataan sumber daya.
2.3. Penyebab Keterlambatan Proyek
Kraiem dan Dickmann (1987), menyatakan sebab terjadinya keterlambatan waktu pelaksanaan
proyek dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok yaitu :
• Keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi (Compensable Delay), yakni keterlambatan
yang disebabkan oleh tindakan kelalaian atau kesalahan pengguna jasa.
• Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (Non-Excusable Delay), yakni keterlambatan yang
disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan penyedia jasa.
• Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan
oleh kejadian-kejadian diluar kendali baik penyedia jasa maupun penyedia jasa.
Proses manajemen bertujuan mencapai sasaran dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen dan
mendayagunakan sumber daya yang tersedia. Pada proyek kontruksi, penerapan delapan fungsi
manajemen : penetapan tujuan (goal setting), perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengisian staf (staffing), pengarahan (directing), pengawasan (supervising),
pengendalian (controlling) dan koordinasi (coordinating), mutlak harus dilakukan guna mencapai
keberhasilan proyek.
Dalam penelitian ini diambil enam aspek penyebab terjadinya keterlambatan, yaitu : aspek
perencanaan dan penjadwalan pekerjaan; aspek lingkup dan dokumen pekerjaan; aspek sistem
organisasi, koordinasi dan komunikasi; aspek kesiapan/penyiapan sumber daya; aspek sistem
inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan; aspek lain-lain. Sedangkan ukuran keberhasilan suatu

proyek dihitung seberapa besar pencapaian jadwal, mutu dan biaya.
3. DATA PENELITIAN
3.1. Profil Responden
Responden dalam penelitian ini sebanyak 51 responden yang dapat dikelompokan berdasarkan
usia; pendidikan terakhir; pengalaman kerja sebagai manajer lapangan dan pengalaman kerja.
Manajer lapangan yang bekerja sebagai rekanan Dinas X sebanyak 23 orang sedangkan sisanya
sebagai rekanan Dinas Y di lingkungan Dinas Kimpraswil Daerah Istimewa Yogyakarta.
3

Komposisi responden yang didasarkan pada usia adalah sebagai berikut : 43,2 % responden berusia
antara 36 s/d 41 tahun; 25,5% responden berusia 30 s/d 35 tahun; 23,5% responden berusia lebih
dari 41 tahun dan 7,8% responden berusia dibawah 30 tahun. Komposisi responden yang
didasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai berikut : 54,9% berpendidikan Strata 1 (S1); 23,5%
berpendidikan SLTA/STM dan 21,6% berpendidikan Diploma 3 (D3). Jumlah responden yang
bekerja sebagai manajer lapangan selama 6 s/d 10 tahun sebanyak 49%; kurang dari 5 tahun
sebanyak 21,6%; antara 11 s/d 20 tahun sebanyak 19,6% dan lebih besar 20 tahun adalah 9,8%.
Komposisi responden yang didasarkan lama bekerja adalah : 45% bekerja antara 6 s/d 10 tahun;
23,6% bekerja antara 11 s/d 20 tahun; 21% bekerja kurang dari 5 tahun dan 9,8% lebih dari 20
tahun.
3.2. Faktor Penyebab keterlambatan

Untuk mengetahui peringkat faktor yang menyebabkan keterlambatan waktu pelaksanaan proyek
dihitung secara analitik deskriptif sedangkan untuk mengetahui kontribusi enam aspek manajemen
dalam mempengaruhi kesuksesan proyek konstruksi digunakan analisis regresi linier berganda.
Faktor keterlambatan dalam enam aspek tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 1 : Aspek Perencanaan & Penjadwalan

3,39

0,5830

3

3,22
3,52
3,30

0,5184
0,5931
0,8757


5
2
4

3,38

3,32
3,71

0,5480
0,5345

5
1

3,54

0,5762

2


3,39
3,36
3,25

0,7373
0,8262
0,7515

3
4
6

Rerata
Kelompok

6
1

Peringkat


0,6503
0,5728

SD

3,17
3,65

Rerata

Peringkat

Ketatnya penetapan jadwal oleh pemilik.
Identifikasi jenis pekerjaan tidak lengkap
Rencana urutan kerja tidak tersusun
dengan baik/terpadu
Penentuan durasi waktu kerja tidak tepat
Rencana kerja pemilik sering berubah.
Metoda konstruksi tidak tepat

Rerata
Kelompok

Aspek Perencanaan Dan Penjadwalan

SD

Dinas Y

Rerata

Dinas X

3,43

Tabel 2 : Aspek Lingkungan dan Dokumen Pekerjaan (Kontrak)

Peringkat

Rerata

SD

Peringkat

3,48

0,8458

6

3,64

0,8262

1

3,69

0,5588

1

3,57

0,6901

3

3,48

0,5931

3.5

3,50

0,6383

5

3,48

0,5931

3.5

3,57

0,6341

2

3,39

0,5830

7

3,54

0,5762

4

3,48

0,6653

5

3,36

0,7800

7

3,52

0,7305

2

3,39

0,7860

6

3,30

1,0196

8

3,29

0,7127

8

4

3,48

Rerata
Kelompok

SD

Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang
salah/tidak lengkap
Perubahan disain/detail pekerjaan pada
waktu pelaksanaan
Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu
pelaksanaan
Proses pembuatan gambar kerja oleh
kontraktor
Proses permintaan dan persetujuan
gambar kerja oleh pemilik
Ketidaksepahaman aturan pembuatan
gambar kerja
Adanya pekerjaan tambah
Adanya permintaan perubahan atas
pekerjaan yang telah selesai

Rerata

Aspek Lingkungan Dan Dokumen
Pekerjaan (Kontrak)

Dinas Y
Rerata
Kelompok

Dinas X

3,48

Tabel 3 : Aspek Sistem Organisasi, Koordinasi dan Komunikasi

Peringkat

Rerata

SD

Peringkat

3,61

0,5830

1.5

3,82

0,5480

1

3,61

0,5830

1.5

3,79

0,4179

2

3,22

0,5184

9

3,57

0,6901

3

3,26

0,6192

8

3,43

0,5727

4

3,26

0,4490

7

3,36

0,5587

5

3,39

0,5830

6

3,32

0,7228

8

3,52

0,7305

4

3,39

0,5669

7

3,61

0,8913

3

3,36

0,6785

6

3,52

0,9472

5

3,00

0,7698

9

3,44

Rerata
Kelompok

SD

Keterbatasan wewenang personil pemilik
alam pengambilan keputusan
Kualifikasi personil/pemilik yang tidak
profesional di Dinasnya
Cara inspeksi dan kontrol pekerjaan yang
birokrasi oleh pemilik
Kegagalan pemilik mengkoordinasi
pekerjaan dari banyak kontraktor/sub
Kontraktor.
Kegagalan pemilik mengkoordinasi
penyerahaan/pengunaan lahan
Kelambatan penyediaan alat/bahan dll.
yang disediakan pemilik
Kualifikasi teknis dan managerial yang
buruk dari personil-personil dalam
organisasi kerja kontraktor
Koordinasi dan komunikasi yang buruk
antar bagian-bagian dalam organisasi
kerja kontraktor
Terjadinya kecelakaan kerja

Rerata

Aspek Sistem Organisasi, Koordinasi
dan Komunikasi

Dinas Y
Rerata
Kelompok

Dinas X

3,45

Tabel 4 : Aspek Kesiapan/Penyiapan Sumber Daya

Peringkat

Rerata

SD

Peringkat

3,57

0,6624

2

3,57

0,7902

2

3,61

0,7223

1

3,64

0,7310

1

3,52

0,6653

3

3,43

0,6901

4

3,35

0,6473

5

3,29

0,5998

8

3,42

3,45

3,35

0,7141

6

3,36

0,7310

7

3,39

0,6564

4

3,50

0,5774

3

3,35

0,9346

7

3,39

0,7373

6

3,22

0,7952

8

3,43

0,7902

5

5

Rerata
Kelompok

SD

Mobilisasi Sumber Daya (bahan, alat
tenaga kerja) yang lambat
Kurangnya keahlian dan keterampilan
serta motivasi kerja para pekerja-pekerja
langsung di tapak
Jumlah pekerja yang kurang
mamadai/sesuai dengan aktivitas
pekerjaan yang ada
Tidak tersedianya bahan secara cukup
pasti/layak sesuai kebutuhan
Tidak tesedianya alat/peralatan yang
cukup memadai/ sesuai kebutuhan
Kelalaian/keterlambatan oleh sub
kontraktor pekerjaan
Pendanaan kegiatan proyek yang tidak
terencana dengan baik (kesulitan
pendanaan di kontraktor)
Tidak terbanyarnya kontraktor secara
layak sesuai haknya (kesulitan
pembayaran oleh pemilik)

Rerata

Aspek Kesiapan/Penyiapan
Sumber Daya

Dinas Y
Rerata
Kelompok

Dinas X

Tabel 5 : Aspek Sistem Inspeksi, Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan

Peringkat

Rerata

SD

Peringkat

3,44

0,7878

4.5

3,54

0,6929

3

3,74

0,6192

2

3,71

0,5345

1

3,78

0,5184

1

3,64

0,6785

2

3,65

0,7751

3

3,46

0,6929

4

3,52

Rerata
Kelompok

SD

Pengajuan bahan bahan oleh kontraktor
yang tidak terjadwal
Proses permintaan dan persetujuan
contoh bahan oleh pemilik yang lama
Proses pengujian dan evaluasi uji bahan
dari pemilik yang tidak relevan
Proses persetujuan ijin kerja yang
bertele-tele
Kegagalan kontraktor melaksanakan
pekerjaan
Banyak hasil pekerjaan yang harus
diperbaiki/diulang karena cacat/tidak
benar
Proses dan tata cara evaluasi kemajuan
pekerjaan yang lama dan lewat jadwal
yang disepakati

Rerata

Aspek Sistem Inspeksi, Kontrol Dan
Evaluasi Pekerjaan

Dinas Y
Rerata
Kelompok

Dinas X

3,44

3,44

0,7878

4.5

3,43

0,6341

5

3,35

0,6473

6

3,32

0,6118

6

3,26

0,7518

7

2,96

0,7927

7

Tabel 6 : Aspek Lain-lain (Aspek diluar kemampuan Pemilik dan Kontraktor)

Peringkat

Rerata

SD

Peringkat

3,65

0,5728

2

3,21

0,7868

7

3,74

0,5408

1

3,36

0,6785

5

3,65

0,6473

3

3,39

0,7860

4

3,48
3,35

0,6653
0,6473

4
5.5

3,43
3,57

0,6901
0,6341

3
1.5

3,35

0,6473

5.5

3,57

0,6341

1.5

3,26

0,8643

7

3,32

0,9449

6

3,50

Rerata
Kelompok

SD

Kondisi dan lingkungan tanpak nyata
tidak sesuai dengan dugaan
Trasportasi ke lokasi proyek yang sulit
Terjadinya hal-hal tak terduga seperti
kebakaran, banjir, badai/angin ribut,
gempa bumi, tanah longsor dan cuaca
amat buruk
Adanya kemogokan buruh
Adanya huru/hara kerusuhan perang
Terjadinya kerusakan/pengrusakan
akibat kelalaian atau perbuatan pihak
ketiga
Perubahan situasi atau kebijaksanaan
politik/ekonomi pemerintah

Rerata

Aspek Lain-lain (Aspek diluar
kemampuan Pemilik dan Kontraktor)

Dinas Y
Rerata
Kelompok

Dinas X

3,41

3.2.1. Perbandingan Peringkat Faktor Keterlambatan
Persandingan aspek-aspek penyebab terjadinya keterlambatan antara Dinas X dan Dinas Y seperti
pada tabel 7. Terjadi perbedaan urutan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam
pengelolaan proyek konstruksi. Aspek utama dalam Dinas X Aspek sistem inspeksi, kontrol &
evaluasi pekerjaan, sedangkan Dinas Y Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan. Hasil komputasi
dari seluruh responden Dinas X dan Y seperti dalam tabel 8. Aspek utama yang menjadi penyebab
keterlambatan adalan Lingkup dan dokumen pekerjaan.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor yang paling berperan terhadap keterlambatan
proyek di lingkungan Dinas Kimpraswil Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan persepsi
kontraktor adalah dari aspek lingkup dan dokumen pekerjaan berturut-turut adalah sebagai berikut :
perubahan disain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan; perencanaan (gambar/spesifikasi) yang
salah/tidak lengkap; proses pembuatan gambar kerja oleh kontraktor; perubahan lingkup pekerjaan
pada waktu pelaksanaan, proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik, sering
6

adanya pekerjaan tambahan; ketidaksepahaman aturan pembuatan gambar kerja, dan adanya
permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai.
Tabel 7 : Perbandingan Faktor Keterlambatan
Dinas X
Dinas Y
Rerata SD Peringkat Rerata SD Peringkat
Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan
3,38 0,3525
6
3,43 0,3697
5
Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan
3,48 0,4406
3
3,48 0,3531
1
Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi 3,44 0,3514
4
3,45 0,3697
3
Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya
3,42 0,3067
5
3,45 0,3557
2
Aspek sistem inspeksi, kontrol & evaluasi pekerjaan 3,52 0,4447
1
3,44 0,3519
4
Aspek lainnya diluar kontrol pemilik
3,50 0,4347
2
3,41 0,3784
6
Kendala

Tabel 8 : Peringkat Faktor Keterlambatan
Kendala
Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan
Aspek sistem inspeksi, aspek kontrol dan evaluasi pekerjaan
Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi
Aspek lain-lainnya diluar kontrol pemilik
Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya
Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan

Rerata
3,48
3,48
3,45
3,45
3,44
3,41

SD Peringkat
0,3910
1
0,3950
2
0,3587
3
0,4037
4
0,3544
5
0,3593
6

3.3. Hubungan Katerlambatan Proyek Dengan Kesuksesan Proyek
3.3.1. Dinas X
Pengaruh faktor-faktor keterlambatan proyek terhadap kesuksesan proyek di lingkungan Dinas X
adalah sebagai berikut :
Tabel 9 : Hasil Regresi Linier Berganda di Dinas X
Coefficientsa

Model
1

2

3

4

(Constant)
Inspeksi, Kontrol &
Evaluasi
(Constant)
Inspeksi, Kontrol &
Evaluasi
Lingkungan & Kontrak
(Constant)
Inspeksi, Kontrol &
Evaluasi
Lingkungan & Kontrak
Diluar Kemampuan
Pemilik & Kontraktor
(Constant)
Lingkungan & Kontrak
Diluar Kemampuan
Pemilik & Kontraktor

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
4.714
.112

Standardized
Coefficients
Beta

-.969

t
42.259

Sig.
.000

-17.967

.000

49.896

.000

-.565

.031

4.754

.095

-.302

.090

-.518

-3.359

.003

-.278
4.799

.091
.089

-.472

-3.057
53.730

.006
.000

-.122

.115

-.210

-1.062

.301

-.302

.084

-.513

-3.609

.002

-.170

.076

-.285

-2.235

.038

4.804
-.370

.090
.054

-.629

53.675
-6.871

.000
.000

-.227

.055

-.380

-4.158

.000

a. Dependent Variable: Kesuksesan

Dari tabel 9 diperoleh persamaan regresi kesuksesan proyek sebagai berikut : Y = 4,804 - 0,370X1
- 0,227X2 dengan Y adalah kesuksesan proyek, X1 adalah aspek lingkup dan kontrak pekerjaan, X2
adalah aspek lainnya diluar kontrol pemilik. Hubungan negatif yang terjadi menunjukkan apabila
semakin tinggi faktor keterlambatan proyek maka semakin rendah tingkat kesuksesan proyek
demikian pula sebaliknya. Besarnya pengaruh faktor-faktor keterlambatan proyek secara simultan
ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) adalah 96,5% . Sedangkan 3,50% dijelaskan
variabel lain .
7

3.3.2. Dinas Y
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh faktor-faktor katerlambatan proyek terhadap
kesuksesan proyek di lingkungan Dinas Y sebagai berikut :
Tabel 10 : Hasil Regresi Linier Berganda di Dinas Y
Coefficientsa

Model
1

2

(Constant)
Diluar Kemampuan
Pemilik & Kontraktor
(Constant)
Diluar Kemampuan
Pemilik & Kontraktor
Org, Koordinasi &
Komunikasi

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
4.692
.100

Standardized
Coefficients
Beta

-.964

t
46.936

Sig.
.000

-18.465

.000

52.219

.000

-.538

.029

4.762

.091

-.309

.082

-.554

-3.753

.001

-.247

.084

-.432

-2.925

.007

a. Dependent Variable: Kesuksesan

Dari tabel 10, diperoleh persamaan regresi kesuksesan proyek sebagai berikut : Y = 4,762 0,247X1 - 0,309X2 dengan Y adalah kesuksesan proyek, X1 adalah aspek sistem organisasi,
koordinasi dan komunikasi, X2 adalah aspek lain-lainnya diluar kontrol pemilik. Hubungan negatif
tiap faktor menunjukkan apabila semakin tinggi faktor keterlambatan proyek maka semakin rendah
tingkat kesuksesan proyek demikian pula sebaliknya. Besarnya pengaruh faktor-faktor
keterlambatan proyek secara simultan ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) adalah
94,7% .
3.3.3. Dinas Kimpraswil Daerah Istimewa Yogyakarta
Hasil regresi linier berganda pengaruh faktor-faktor katerlambatan proyek terhadap kesuksesan
proyek di lingkungan Dinas Kimpraswil Daerah Istimewa Yogyakarta secara keseluruhan yaitu
antara Dinas Y dan Dinas X adalah sebagai berikut :
Tabel 11 : Hasil Regresi Linier Berganda Dinas Y dan Dinas X
Coefficientsa

Model
1

2

(Constant)
Inspeksi, Kontrol &
Evaluasi
(Constant)
Inspeksi, Kontrol &
Evaluasi
Diluar Kemampuan
Pemilik & Kontraktor

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
4.812
.097

Standardized
Coefficients
Beta

-.948

t
49.537

Sig.
.000

-20.866

.000

53.901

.000

-.579

.028

4.835

.090

-.350

.077

-.573

-4.526

.000

-.237

.076

-.397

-3.137

.003

a. Dependent Variable: Kesuksesan

Dari tabel 11 dapat diperoleh persamaan regresi kesuksesan proyek sebagai berikut : Y = 4,835 0,350 X1 - 0,237X2 dengan Y adalah kesuksesan proyek, X1 adalah aspek sistem inspeksi, aspek
kontrol dan evaluasi pekerjaan, X2 adalah aspek lainnya diluar kontrol pemilik. Hubungan negatif
tiap faktor menunjukkan apabila semakin tinggi faktor keterlambatan proyek maka semakin rendah
tingkat kesuksesan proyek atau sebaliknya. Besarnya pengaruh faktor-faktor keterlambatan proyek
secara simultan ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) = 91,6%.
4. KESIMPULAN
Peringkat faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan waktu pelaksanaan proyek di lingkungan
Dinas Kimpraswil Daerah Istimewa Yogyakarta secara berturutan yaitu aspek lingkup dan
8

dokumen pekerjaan; aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan; aspek sistem organisasi;
koordinasi dan komunikasi, aspek lain-lainnya diluar kontrol pemilik; aspek kesiapan/penyiapan
sumber daya; dan aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan. Faktor-faktor keterlambatan
tersebut termasuk dalam katagori tinggi.
Hasil komputasi menghasilkan persamaan regresi antara faktor-faktor keterlambatan terhadap
kesuksesan proyek adalah Y = 4,835 - 0,350 X1 - 0,237X2 dengan Y adalah kesuksesan proyek, X1
adalah aspek sistem inspeksi, aspek kontrol dan evaluasi pekerjaan, X2 adalah aspek lainnya diluar
kontrol pemilik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arditi D. and Patel BK. (1989), Impact Analsysis Of Owner-Directed Acceleration, Journal of
Construction Engineering and Management ASCE Vol 115, no.1, pp.144-157.
2. Budiman P. (1999), Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi Dan Peringkat
Dari Penyebab-Penyebabnya, Dimensi Teknik Sipil Vol 1, Maret,.
3. Kraiem ZK. and Dickmann JE. (1987), Concurrent Delays in Construction Project, Journal
of Construction Engineering and Management ASCE, vol.113 no.4 , pp.591-602.
4. Nicholas JM.(1990), Managing Business and Engineering Project, Prentice-Hall Inc.
5. Soeharto I. (1999), Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional Edisi 2,
Erlangga Yogyakarta.

9