PENTINGNYA PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL (4)

PENTINGNYA PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK
USIA TAMAN KANAK-KANAK/ ANAK USIA DINI

SUNDARI1
Abstrack
Social is ripeness achivement in social relation. And also interpreted as learning process to living
with group norms, moral, and tradition. Emotion is dominant factor that influence to individual
attitude, in this case include behavior of learning. Social development and emotional of children
related with the capasities of children to develop their self-confidence, tust, and emphaty. Social
development and emotional which are positive or good are predictor to sucsess in academic,
kognitive, social, and emotional in the next children life. Thanks to social development, children can
adapt them selves to peer groups as well as the surrounding comunity environment.
Keywords: development, sosial emotion, early childhood
Abstrak
Sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai
proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Emosi
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula
perilaku belajar (learning). Perkembangan soial dan emosional anak berkaitan dengan kapasitas
anak untuk mengembangkan self-confidence, tust, dan empathy. Perkembangan sosial emosional
yang positif atau baik merupakan prediktor untuk kesuksesan dalam bidang akademik, kognitif,
soaial, dan emosional dalam kehidupan anak selanjutnya. Berkat perkembangan sosial, anak dapat

menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun lingkungan masyarakat sekitarnya.
Kata kunci: perkembangan, sosial emosional, anak usia dini

1

Jurusan Tarbiyah STAIN Pamekasan, Jl. Raya Panglegur KM 04 Pamekasan, Jawa Timur, Indonesia,

1

PENDAHULUAN
Perkembangan merupakan salah satu bidang psikologi yang memfokuskan kajian atau
pembahasannya mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan dari masa konsepsi
(pranata) sampai masa kematian. Dalam psikologi perkembangan qur’ani, batasan kematian itu tidak
menjadi halangan pengkajian tentang perilaku manusia, hingga pada batas tertentu pasca kehidupan
pun manusia bisa difahami jalan kehidupanya.2
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat
juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral, dan tradisi; meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja
sama. Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk
bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang caracara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai

kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orang tua,
saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi
oleh proses perlakuan atau bimbingan orangtua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek
kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan
contoh kepada anaknya bagaimana menrapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan seharihari.3

2

Iswah Andriana, Memahami pola perkembangan bahasa anak dalam konteks pendidikan. (tadris jurnal
pendidikan islam, Volume 3. Nomor 1. 2008), hlm.107
3

Syamsu yusuf, psikologi perkembangan anak dan remaja.(Bandung ,pt remaja rosdakarya,2012), hlm. 122.

2

Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman
sebaya maupun lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan
perkembangan sosial ini dapat di manfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas
kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik (seperti membersihkan kelas dan halaman sekolah),

maupun tugas yang yang membutuhkan pikiran, seperti merencanakan kegiatan camping, dan
membuat laporan study tour.4
Adapun menurut beberapa tokoh mengenai perkembangan sosial, hurlock berpendapat
bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan
tuntutan sosial. Sedangkan erik erikson melihat perkembangan sosial pada anak terkait dengan
kemampuan mereka dalam mengatasi krisis atau konflik Yang terjadi pada setiap perpindahan tahap
agar siap menghadapi berbagai permasalahan yang akan dijumpainya di kehidupan mendatang.5
Dari latar belakang di atas di ambil beberapa rumusan masalah, pertama apa pengertian
anak usia dini?, kedua apa pengertian perkembangan anak usia dini?, ketiba apa pentingnya
perkembangan sosial emosional anak usia dini?
Tujuan penelitian ini adalah pertama untuk mengetahui pengertian anak usia dini, kedua
untuk mengetahui pengertian perkembangan anak usia dini, ketiga untuk mengetahui pentingnya
perkembangan sosial emosional anak usia dini.
PEMBAHASAN
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan
dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini adalah kelompok
manusia yang berusia 0-6 tahun (di indonesia berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003
4
5


Syamsu yusuf-Nani sugandhi, perkembangan peserta didik,(jakarta, pt rajagrafindo persada, 2012), hlm. 66.
Mursid, pengembangan pembelajaran paud,(Bandung, pt remaja rosdakarya, 2015), hlm.50.

3

dalam sistem pendidikan nasional) mereka adalah kelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensia (daya pikir, daya cipta, kecerdasan
emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan
komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Berdasarkan
keunikan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi dalam 3 tahapan yaitu:
Masa bayi 0-12 bulan, Masa toddler (batita) usia 1-3 bulan, Masa prasekolah 3-6 tahun, Masa kelas
awal SD 6-8 tahun.
Tujuan PAUD di sini ada dua: Membentuk anak indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang
optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa,
Membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar akademik di sekolah.6
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu
dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak,
masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan dapat diartikan juga sebagai “suatu proses

perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)
menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.” Yang di maksud sistematis, progresif, dan berkesinambungan adalah sebagai
berikut, sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau
saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu
kesatuan harmonis. Contoh prinsip ini, seperti kemampuan berjalan kaki eiring dengan matangnya
otot-otot kaki, atau berkembangnya minat untuk memerhatikan lawan jenis seiring dengan
matangnya hormon seksual. Progresif , berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat,
6

Mursid, pengembangan pembelajaran paud, hlm.78-80..

4

mendalam atau meluas, baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif ( psikis ). Contohnya seperti
terjadinya perubahan proporsi dan ukuran fisik anak ( dari pendek menjadi tinggi, dari kecil menjadi
besar), dan perubahan pengetahuan dan kemampuan anak, dari yang sederhana sampai kepada
yang kompleks ( mulai dari mengenal huruf dan angka sampai kepada kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung). Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme
itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat.

Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak harus menguasai tahapan perkembangan
sebelumnya, yaitu telentang, tengkurap, duduk, merangkak, dan berdiri untuk mampu berbicara,
anak harus melalui tahapan meraban, atau untuk mencapai masa dewasa, individu harus melalui
masa emaja, anak, kanak-kanak, bayi, dan masa konsepsi.
Ciri-ciri perkembangan: terjadinya perubahan ukuran dalam aspek fisik; perubahan
tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh lainnya, dan aspek psikis; semakin bertambahnya
perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan
imajinasi kreatif. Terjadinya perubahan proporsi dalam aspek fisik; proporsi tubuh anak berubah
sesuai dengan fase perkembangannya, dan pada usia remaja proporsi tubuh usia dewasa. Dan
aspek psikis: perubahan imajinasi dai yang fantasi ke realitas, dan perubahan prhatiannya dai yang
tetuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (khususnya teman sebaya).
Lenyapnya tanda tanda lama dalam aspek fisik; lenyapnya kalenjer thymus ( kelenjar kanakkanak) yang terletak pada bagian dada, rambut halus, dan gigi susu; dan aspek psikis: lenyapnya
masa mengoceh (meraban), bentuk grak gerik kanak-kanak ( seperti merangkak) dan perilaku
impulsif (melakukan sesuatu sebelum berpikir). Munculnya tanda-tanda Baru dalam aspek fisik;
tumbuh dan pergantian gigi dan matangnya organ-organ seksual pada usia remaja, baik primer(
menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada pria ) maupun sekunder ( membesarnya pinggul dan
buah dada pada wanita, dantumbunya kumis serta perubahan suara pada pria ); dan aspek psikis:

5


berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, lingkungan
alam, nilai-nilai moral, dan agama.7
Pengertian emosi, emosi adalah suatu keadaan/situasi yang utuh dapat berupa pikiran
ataupun perasaan yang nampak pada perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang.
Bahasa emosi mengarah pada sebuah persaan atau pikiran. Perkembangan sosial menurut harlock
perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan
sosial. Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma nilai. Jadi seseorang di
katakan berkembang emosinya apabila ia sudah mampu menunjukkan tindakan yang sesuai dengan
aturan yang telah di buat.8
Perkembangan sosial emosional pada anak penting di kembangkan. Karena pertama
semakin banyaknya permasalahan yang terjadi di sekitar anak, misalnya lingkungan yang tidak baik
ataupun perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti televisi yang akan membawa
dampak luar biasa pada anak karena tontonan yang tidak layak akan mempengaruhi perkembangan
emosi anak. di kembangkannya sosial emosional agar ada penanaman kesadaran bahwa anak
adalah penerus, pencipta, pengevaluasi, investasi masa depan yang perlu dipersiapkan secara
maksimal, baik aspek perkembangan emosinya maupun keterampilan sosialnya, kemudian
perkembangan emosi perlu di kembangkan sejak dini karena anak memiliki masa emas
perkembangan sosial emosional sesuai tahap perkembangannya. Jadi, harus di lengkapi
kebutuhannya seoptimal mungkin agar tidak ada satu tahapan pun yang terlewatkan, yang terakhir


7
8

Ibid, hlm. 1-4
Christiana hari soetjiningsih, perkembangan anak,(jakarta, prenadamedia group, 2012), hlm.213-216.

6

karena anak tidak akan berkembang baik apabila hanya IQ saja yang di kembangkan, karena EI jauh
lebih dibutuhkan untuk itu sejak dini anak harus di lengkapi perkembangan sosial emosionalnya.9
KESIMPULAN
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan
dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini adalah kelompok
manusia yang berusia 0-6 tahun (di indonesia berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003
dalam sistem pendidikan nasional) mereka adalah kelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensia (daya pikir, daya cipta, kecerdasan
emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan
komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu

dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak,
masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan dapat diartikan juga sebagai “suatu proses
perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)
menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.
Perkembangan sosial emosional pada anak penting di kembangkan. Karena pertama
semakin banyaknya permasalahan yang terjadi di sekitar anak, misalnya lingkungan yang tidak baik
ataupun perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti televisi yang akan membawa
dampak luar biasa pada anak karena tontonan yang tidak layak akan mempengaruhi perkembangan

9

Novan ardy wiyani, mengelola dan mengembangkan kecerdasan sosial dan emosi aud,(yogyakarta, ar-ruz
media, 2014), hlm. 29-33

7

emosi anak. di kembangkannya sosial emosional agar ada penanaman kesadaran bahwa anak
adalah penerus, pencipta, pengevaluasi, investasi masa depan yang perlu dipersiapkan secara
maksimal, baik aspek perkembangan emosinya maupun keterampilan sosialnya, kemudian

perkembangan emosi perlu di kembangkan sejak dini karena anak memiliki masa emas
perkembangan sosial emosional sesuai tahap perkembangannya. Jadi, harus di lengkapi
kebutuhannya seoptimal mungkin agar tidak ada satu tahapan pun yang terlewatkan, yang terakhir
karena anak tidak akan berkembang baik apabila hanya IQ saja yang di kembangkan, karena EI jauh
lebih dibutuhkan untuk itu sejak dini anak harus di lengkapi perkembangan sosial emosionalnya.

8

DAFTAR PUSTAKA
Andriana, Iswah, memahami pola perkembangan bahasa anak dalam konteks pendidikan. tadris
jurnal pendidikan islam, Volume 3. Nomor 1. 2008
Yusuf, syamsu. Sugandhi, nani, perkembangan peserta didik. Jakarta: Pt rajagrafindo persada,
2012.
Mursid , pengembangan pembelajaran paud. Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2015.
Yusuf, syamsu, psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: : PT Remaja rosdakarya, 2012.
Wiyani, novan ardy, mengelola dan mengembangkan kecerdasan sosial anak usia dini. Yogyakarta:
Ar-ruz media, 2014
Soetjiningsih, christiana hari, perkembangan anak. Jakarta: prenadamedia group,2014.

9