111306871 7 Strategi Pembelajaran Sd 2011

Materi PPG PGSD UMM

MATERI 7
STRATEGI PEMBELAJARAN SD
A. Pendahuluan
PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan) merupakan
implementasi proses belajar mengajar dengan mengembangkan budaya organisasi kelas, dan
iklim organisasi pengajaran yang bermakna, kreatif dan dinamis, bergairah, dialogis sehingga
menyenangkan bagi siswa sesuai dengan tuntutan Undang-Undang Sisdiknas (UU No. 20
Tahun 2003 pasal 40 ayat 2 a). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun
2006 dan Nomer 6 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi
Kelulusan dinyatakan bahwa Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan
kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Isi. Untuk dapat mengembangkan
hal tersebut dituntut kemampuan guru memahami strategi pengembangannya. Salah satu
kemampuan yang harus dikembangkan adalah kemampuan menetapkan model pembelajaran.
Penetapan model pembelajaran mengacu pada konsep kurikulum yang berlaku, yaitu
KTSP dimana pengembangannya didasari dari kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum
berbasis kompetensi, menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar diharapkan dengan: (1)
Berpusat pada peserta didik, (2) Mengembangkan kreativitas, (3) Menciptakan kondisi yang
menyenangkan dan menantang, (4) Kontekstual, (5) Menyediakan pengalaman belajar yang
beragam, dan (6) Belajar melalui berbuat. Dengan dasar kurikulum ini diharapkan tumbuh

inovasi-inovasi pembelajaran.
Pembelajaran
inovatif
merupakan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model/strategi/metode/teknik
baru
di
luar
kebiasaan
atau
pengembangan
model/strategi/metode/teknik lama dengan tambahan sehingga lebih efektif untuk mencapai
kompetensi/tujuan pembelajaran. Dalam referensi kependidikan sering disandingkan
antara pengertian-pengertian tersebut dengan maksud yang serupa. Untuk kepentingan
inovasi pembelajaran, akan diuraikan perbedaan antara model, pendekatan, strategi,
metode dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran adalah: "Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar." Soekamto, dkk (dalam
Nurulwati, 2000). Pendekatan (approach) dalam pembelajaran menurut Sanjaya (2007) memiliki
kemiripan dengan strategi. Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi dan metode.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses
yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran
yang digunakan dapat bersumber dari pendekatan tertentu.
Strategi pembelajaran merupakan cara pandang dan pola pikir guru dalam mengajar.
Pemilihan strategi dapat dilakukan dengan memadukan atau memodifikasi metode-metode
Strategi Pembelajaran SD

7-1

Materi PPG PGSD UMM

yang sudah ada atau menciptakan metode baru. Metode secara harfiah berarti “cara”. Secara
umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam pendapat lain juga dijelaskan bahwa metode adalah cara atau prosedur yang

dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan
sistem untuk mencapai suatu tujuan. Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi
lingkungan belajar dan menkhususkan aktivitas di mana guru dan siswa terlibat selama proses
pembelajaran berlangsung.
Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan sebagai teknik pembelajaran.
Metode adalah alat untuk mencapai tujuan yang bersifat prosedural (fase pendahuluan, fase
pembahasan, fase menghasilkan dan fase penurunan), sedangkan teknik merupakan
pelaksanakan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan yang
bersifat implementatif. Rangkaian dari banyak metode yang digunakan dalam suatu kegiatan
pembelajaran dinamakan strategi pembelajaran.
Metode bukan merupakan tujuan, melainkan cara untuk mencapai tujuan sebaikbaiknya. Untuk itu tidak mungkin membicarakan metode tanpa mengetahui tujuan yang
hendak dicapai. Jadi berhasil tidaknya tujuan yang akan dicapai bergantung pada penggunaan
metode yang tepat. Hal tersebut mengingatkan kita bahwa sebenarnya tidak ada metode
mengajar yang paling baik atau buruk. Yang ada adalah guru yang cakap atau guru tidak
cakap dalam memilih dan mempergunakan metode dalam pembelajaran.
Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.
Teknik adalah cara yang dilakukan orang dalam rangka mengimplementasikan suatu
metode, yaitu cara yang harus dilakukan agar metode yang dilakukan berjalan efektif dan
efisien. Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya
memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari dengan jumlah

peserta didik yang banyak tentu saja akan berbeda jika dilakukan pada pagi hari dengan
jumlah peserta didik yang sedikit.
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual. Misalnya ada dua orang yang sama-sama
menggunkan metode ceramah dalam situasi yang sama maka bisa dipastian mereka akan
melakukannya secara berbeda .
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan
oleh guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkan bagaimana
menjalankan strategi itu dapat diterapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya
menjalankan metode pembelajaran, guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan
dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda
antara guru yang satu dengan yang lain.
Pendekatan bersifat filosofis paradigmatik, yang mendasari aplkasi strategi dan
metode. Pendekatan adalah pola/cara berpikir atau dasar pandangan terhadap sesuatu.
Pendekatan dapat diimplementasikan dalam sejumlah strategi. Sedangkan, strategi adalah pola
umum perbuatan guru-siswa di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Strategi dapat
diimplementasikan dalam beberapa metode.

Strategi Pembelajaran SD


7-2

Materi PPG PGSD UMM

Pembelajaran inovatif membutuhkan kondisi tertentu antara lain terdapat kebebasan
bagi guru untuk menghadapi resiko, mendorong guru untuk mencoba ide baru, memberi
kesempatan bagi guru untuk tidak terikat, mendorong guru untuk mencoba berbagai teknik
mengajar, dan menyediakan forum untuk refleksi tentang pembelajaran

B. Klasifikasi Strategi Pembelajaran dan Contoh Metode
Strategi dan metode yang dipilih didasarkan dari model pembelajaran yang digunakan
atau model digunakan untuk memilih dan menyusun strategi pembelajaran untuk suatu
penekanan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dapat digabungkan, dipertukarkan, dan dapat
pula dimodifikasi teknik pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan
kondisi siswa. Model-model Pembelajaran secara umum terdiri dari model pemrosesan
informasi, model personal, model interaksi sosial, dan model behavioral.
1. Model Pemrosesan Informasi: Dalam model ini ditekankan pengambilan, penguasaan
dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif siswa.
2. Model Personal: Penekanan dalam model ini adalah pada pengembangan konsep diri
setiap individu. Hal ini juga meliputi pengembangan proses individu membangun dan

mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan
realistis untuk membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan
lingungannya.
3. Model Interaksi sosial: Model ini menekankan pada hubungan personal dan sosial
kemasyarakatan diantara siswa. Fokusnya pada peningkatan kemampuan siswa untuk
berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses-proses yang demokratis dan bekerja
secara produktif dalam masyarakat.
4. Model Behavioral: Model behaviorial menekankan pada perubahan perilaku yang
tampak dari siswa sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori
stimulus-respon, model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam
suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu.
Keempat model di atas tidaklah eksklusif. Sebuah unit pembelajaran mungkin
mengandung beberapa model sementara sebuah pembelajaran mungkin menyertakan aspekaspek lebih dari satu model. Penerapan model pembelajaran membutuhkan strategi
pembelajaran atau dapat dikatakan penetapan strategi pembelajaran tergantung dari model
yang akan diterapkan. Selain model pembelajaran, dalam menetapkan strategi pembelajarn
perlu juga diperhatikan pendekatan pembelajara.
Pendekatan (approach) memiliki pengertian yang berbeda dengan strategi (Sanjaya
Wina, 2007), pendekatan bersifat filosofis paradigmatik, yang mendasari aplikasi strategi dan
metode. Pendekatan adalah pola/cara berpikir atau dasar pandangan terhadap sesuatu.
Berdasarkan pemerolehan bahan pembelajaran, secara garis besar pendekatan pembelajaran

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pendekatan konsep dan pendekatan proses.
1. Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan yang menekankan pada perolehan dan
pemahaman fakta dan prinsip.
Strategi Pembelajaran SD

7-3

Materi PPG PGSD UMM

2. Pendekatan proses atau dikenal dengan pendekatan keterampilan proses menekankan
pada bagaimana bahan pelajaran itu diajarkan dan dipelajari.
Pendekatan dapat diimplementasikan dalam sejumlah strategi. Sedangkan, strategi
adalah pola umum perbuatan guru-siswa di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
Strategi dapat diimplementasikan dalam beberapa metode. Strategi pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi 5, yaitu pembelajaran langsung, pembelakaran tidak langsung,
pembelajaran interaktif, belajar melalui pengalaman, dan pembelajaran mandiri.
1. Pembelajaran langsung: Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran
yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau
membangun keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat
deduktif. Contoh metode dalam pembelajaran langsung adalah: ceramah, tanya jawab,

demonstrasi latihan dan drill.
2. Pembelajaran tidak langsung: Umumnya berpusat pada peserta didik. Peranan guru
bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar
dan memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat. Contoh metode pembelajaran
tidak langsung adalah: inkuiri, studi kasus, pemecahan masalah, peta konsep.
3. Pembelajaran interaktif: Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan
sharing di antara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta didik
untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau
temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan. Contoh
merode dalam pembelajaran interaktif adalah: diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau
projek, kerja berpasangan.
4. Belajar melalui pengalaman (Empirik/Eksperiential): Pembelajaran empirik
berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas.
Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada
konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif.
Contoh metode dalam pembelajaran empirik adalah: bermain peran, observasi/survey,
simulasi.
5. Pembelajaran mandiri: Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang
bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.
Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan

guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari
kelompok kecil. Contoh metode dalam pembelajaran mandiri adalah: pekerjaan rumah,
projek penelitian, belajar berbasis komputer.
Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup
kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan
metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan
dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Mengingat yang akan dikembangkan adalah pembelajaran AIKEM, maka metode
yang akan dipilh adalah metode yang dapat memotivasi siswa untuk aktif, inovatif dan kreatif
Strategi Pembelajaran SD

7-4

Materi PPG PGSD UMM

dengan masif dipertimbangkan keefektifan dan dalam suasana yang menyenangkan. Untuk
supaya siswa banyak mengingat apa yang telah dipelajari, maka siswa diberi banyak
kesempatan untuk membaca, mendengar, melihat, mempraktikkan dan mendiskusikan materi
pembelajaran.


1. Metode dalam pembelajaran langsung.
Pembelajaran langsung biasanya diidentikkan dengan metode ceramah, dimana pembelajaran
ini disinyalir kurang mengaktifkan siswa. Namun demikian pembelajaran langsung masih
dapat digunakan dengan menggunakan metode tanyajawab, demonstrasi, dan latihan.
Selanjutnya dapat digunakan beberapa cara untuk lebih mengefektifkan pembelajaran
langsung, misalnya:
 Siswa mereviu materi pembelajaran yang telah dipelajari.
 Materi baru disajikan kepada siswa:
 materi dikelola per bagian dengan baik.
 gunakan media visual (penting untuk membaca)
 Siswa melakukan latihan dengan bimbingan guru.
 Siswa melakukan latihan secara mandiri (Lembar Kerja Siswa)
 Siswa dimonitor perolehan keterampilan/pengetahuannya secara periodik.
Metode yang dapat dikembangkan ketika siswa menerima penjelasan dari guru antara
lain:
a. Contoh dan analogi: Guru menyediakan contoh dan ilustarsi dalam kehidupan sehari-hari
yang terkait dengan pelajaran. Guru juga dapat membuat perbandingan antara materi
pelajaran dengan pengalaman siswa
b. Permainan: Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran. Permainan diharapkan
sesuai dengan tema. Contoh permainan misalnya tebak gambar, tebak mesteri dalam

kotak, atau berbagai jenis kuis di TV dapat diterapkan di kelas dengan beberapa
modifikasi (misalnya who wants to millioner, gamezone, permainan kata, dll).
c. Kartu respon: Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pada kartu atau potongan
kertas dengan tidak menuliskan nama atau identitas lain. Dapat dikembangkan dengan
kartu soal ataupun kartu jawab. Pada kartu soal siswa mendapatkan kartu pertanyaan yang
berbeda dan menjawab dengan angkat tangan; gunakan pertanyaan terbuka, produktif atau
imajinatif. Pada kartu jawab siswa mendapatkan kartu jawab, ia angkat tangan saat
kartunya cocok dengan pertanyaan guru; gunakan pertanyaan terbuka, produktif atau
imajinatif.
d. Poling: Guru melakukan survey yang singkat untuk memperoleh data secara cepat. Hal ini
dapat dilakukan dengan survey verbal misalnya dengan meminta siswa mengangkat
tangan atau mengangkat kartu jawaban
e. Kobarkan semangat: Guru berkeliling kelas untuk memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan yang mengobarkan semangat seperti satu perubahan yang ingin saya buat di
Indonesia adalah ...... Guru menggunakan pertanyaan pengobar semangat yang bervariasi.
Strategi Pembelajaran SD

7-5

Materi PPG PGSD UMM

f.

Pemanggilan pembicara selanjutnya: Guru meminta siswa untuk mengacungkan tangan
jika mereka ingin menyampaikan pendapatnya dan memanggil seorang siswa untuk
mengemukakan pendapatnya. Setelah selesai giliranya, siswa ini diminta menunjuk siswa
lain menyampaikan pendapatnya.
g. Cerita atau visualisasi yang menarik: Guru menyediakan cerita fiksi, gambar, grafik
atau alat visual lain yang relevan untuk menarik perhatian siswa terhadap apa yang akan
guru ajarkan. Termasuk melihat video, mendengarkan radio atau tape recorder.
h. Permasalahan: Guru mengajukan permasalahan yang terkait dengan pelajaran

yang akan disampaikan.
i. Demonstrasi: guru ataupun siswa dapat mendemonstrasikan sesuatu sesuai tema
dengan menggunakan gerak tubuh ataupun alat peraga.
j. Reviu koran atau berita: siwa diminta mereviu koran atau berita pada bacaan
lain.
k. Curah pendapat: siswa diminta untuk berpendapat tentang sesuatu sesuai tema.
Pendapat-pendapat itu ditampung untuk diambil kesimpulan bersama tentang permaslahan
yang dibahas.
l. Metode membaca keras-keras: Setiap siswa diminta untuk membaca bagian dari teks
( satu paragraf) di depan kelas dengan keras. Beberapa siswa dapat membaca bagian teks
yang sama. Guru dapat menghentikan untuk mengajukan pertanyaan. Setelah beberapa
siswa membaca keras kemudian diskusi bersama dan penguatan
Metode yang dapat dikembangkan setelah siswa menerima penjelasan dari guru antara
lain:
a. Jeda klarifikasi: kegiatan ini dimaksudkan agar sisiwa mendengar dengan aktif. Guru
memberikan jeda diantara penjelasannya agar guru dapat mengklarifikasi
b. Berbagi catatan: setelah serangkaian kegiatan peserta didik membandingkan hasil
catatannya dengan catatan rekannya yang lain
c. Tanya jawab: hampir mirip dengan jeda klarifikasi namun tanya jawab dilakukan setelah
penjelasan benar-benar tuntas. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terkait dengan
konsep dan aplikasinya. Jika tidak ada pertanyaan dari siswa, guru dapat memancing
dengan bertanya pada siswa. Perlu diingat bahwa mengajukan pertanyaan bukanlah hal
yang mudah bagi siswa. Oleh karenanya, perlu diberikan alokasi waktu bagi siswa untuk
berfikir.
d. Merespon demonstrasi: setelah siswa diajak mengamati kejadian tertentu, mereka diminta
untuk membuat sebuah paragraf tentang kesan siswa terhadap demonstrasi tersebut. Siswa
dapat memulai dengan kalimat. ” Setelah mencermati demonstrasi saya..........................”
e. Headline: Guru menyarikan pelajaran dengan kata-kata kunci agar mudah diingat.
Metode untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap konsep yang telah dipelajari
a. Mengembangkan peta konsep: secara individual ataupun kelompok siswa diminta untuk
mengembangkan peta konsep yang merupakan representasi gagasan, model, konsep atau
Strategi Pembelajaran SD

7-6

Materi PPG PGSD UMM

b.

c.

d.

e.

f.

hubungan antar konsep. Peserta didik membuat bulatan-bulatan yang di dalamnya terdapat
konsep dan garis yang menghubungkan antara bulatan yang satu dengan yang lainnya.
One minute paper: kegiatan ini dapat dilakukan di akhir pembelajaran. Mintalah siswa
mengeluarkan secarik kertas. Ajukan sebuah pertanyaan terbuka atau tertutup terkait
konsep yang telah dipelajari. Berikan waktu satu atau dua menit bagi siswa untuk
menjawabnya.
Refleksi: mintalah satu atau dua siswa maju di depan kelas dan menceriterakan kesan
terhadap pembelajaran. Refleksi juga dapat memancing perasaan dan kesulitan siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
Quis: guru mengajukan beberapa masalah atau soal terkait konsep dan meminta siswa
menjawabnya. Quis dapat dilakukan dengan menyertakan nama siswa maupun tidak
mencantumkan nama. Quis juga bisa digunakan dengan adu cepat, teka-teki atau
sejenisnya. Quis dapat dilakukan secara lisan; gunakan pertanyaan terbuka, produktif,
imajinatif. Quis juga dapat dilakukan dengan cara melengkapi gambar.
Turnamen: secara berkelompok siswa berkompetisi untuk menyelesaikan masalah yang
terkait dengan konsep yang telah dipelajari. Kelompok siswa yang memenangkan
turnamen mendapatkan reward tertentu.
Reviu: Minta siswa-siswa untuk mereviu isi pelajaran dengan yang lain atau memberi
mereka tes skor reviu.

2. Metode dalam pembelajaran tidak langsung
a. Metode Inkuiri: Siswa melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan, siswa
mengajukan pertanyaan. Selanjutnya siswa merumuskan dugaan, dan mengumpulkan data.
Berdasarkan data yang diperoleh, siswa diminta untuk menyimpulkan.
b. Metode memecahkan masalah: Setiap siswa diminta untuk merumuskan masalah
dengan jelas dan ringkas. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan masalah.
Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan (fakta dan pengetahuan. Menentukan berbagai
pemecahan masalah. Memilih pemecahan yang paling sesuai. Menguji pemecahan
masalah yang dipilih. Menilai hasil pemecahan masalah.
c. Metode berdagang: Setiap siswa menuliskan satu hal (misal, pengalaman, ide kreatif,
pertanyaan, pendapat atau yang lain) pada sepotong kertas. Setiap siswa menempelkan
hasil tulisan pada bajunya. Berkeliling untuk menjual dan membeli (membaca) hasil teman
lain. Tetapkan aturan bahwa setiap hasil kerja harus dijual dan dibeli. Secara klasikal,
secara bergiliran siswa menyampaikan hasil perdagangannya. Penguatan oleh guru.
d. Analisa studi kasus: kepada peserta didik diberikan kasus yang harus dipecahkan baik
secara individual maupun secara berkelompok berdasarkan data, fakta atau konsep yang
telah dipelajari di kelas.
e. Mengevaluasi hasil kerja teman: dapat dilakukan setelah mengembangkan suatu produk.
Umumnya peserta didik menggunakan rubrik untuk mengevaluasi hasil kerja temannya

Strategi Pembelajaran SD

7-7

Materi PPG PGSD UMM

3. Metode dalam pembelajaran interaktif
a. Diskusi kelompok: Guru meminta siswa berkelompok dengan anggota tiga atau lebih
untuk berbagi informasi.
Contoh cara membentuk kelompok yang efektif adalah:
 Kartu kelompok. Langkah pertama adalah menetapkan jumlah kelompok. Jumlah
kelompok dalam kelas dapat ditentukan berdasarkan jumlah siswa. Langkah
berikutnya adalah membuat kartu yang diberi nomor dari 1 sampai dengan nomor
terakhir yang sesuai dengan jumlah kelompok atau kartu warna-warni dengan jumlah
warna sama dengan jumlah kelompok. Kartu-kartu ini dibuat rangkap sebanyak
jumlah kelompok. Kemudian kartu-kartu ini dibagaikan kepada siswa-siswa, mereka
yang mendapat kartu dengan nomor sama atau warna membentuk satu kelompok
 Puzzle: Buat gambar hewan atau mobil atau yang lain pada kertas karton sebanyak
jumlah kelompok yang ingin dibentuk. Kemudian gambar ini dipotong-potong sesuai
dengan jumlah anggota kelompok. Masing-masing potongan dibagikan kepada siswasiswa. Siswa yang mendapatkan potongan gambar gajah berkumpul dan membentuk
satu kelompok.
 Kartu nama: Gunakan kartu nama yang berbeda-beda bentuk dan atau warnanya
untuk menentukan kelompok yang berbeda
 Kelahiran: Siswa-siswa diminta untuk berkelompok berdasarkan kelahirannya,
misalnya siswa yang lahir bulan Januari dan Februari membentuk satu kelompok,
demikian juga untuk bulan-bulan yang lain.
 Kartu remi: Gunakan kartu remi atau jenis lain untuk membentuk kelompok.
Misalkan, gunakan aces (as), king (K), queen (Q) dan jack (J) untuk membentuk
empat kelompok.
 Nomor undian: Buat potongan-potongan kertas dan beri nomor sesuai dengan
jumlah kelompok dan jumlah siswa. Kemudian masukan dalam kotak. Tiap siswa
diminta mengambil nomor undian. Siswa-siswa yang mendapat nomor undian yang
sama membentuk satu kelompok.
 Rasa permen: Bagikan permen dengan berbagai rasa berbagai rasa untuk membentuk
kelompok. Misalkan ingin membentuk 4 kelompok maka permen yang dibagikan
memiliki empat rasa: lemon, strawbery, mangga, dan jambu. Jumlah masing-masing
rasa sesuai dengan jumlah kelompok yang ingin dibentuk.
 Kesukaan: Kumpulkan mainan yang bertema sama dan gunakan untuk membentuk
kelompok, misalkan untuk tema transportasi maka mobil, kapal, pesawat, kereta api
dapat digunakan untuk membentuk 4 kelompok. Masukkan mainan ini ke dalam kotak
dan minta siswa untuk mengambil undian dan kemudian dikembalikan lagi. Siswa
yang mengambil undian yang sama berkumpul membentuk satu kelompok.
 Buku siswa: Guru dapat memberikan kode pada buku PR siswa untuk menentukan
kelompok
b. Think, pair and share: ajukan permasalahan pada siswa. Berikan kesempatan 2-5 menit
untuk berfikir sendiri (think). Setelah selesai mintalah mereka mendiskusikan masalah
Strategi Pembelajaran SD

7-8

Materi PPG PGSD UMM

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

yangsama dengan peserta didik disebelahnya selama 3-5 menit (pair). Akhirnya pilihlah
satu pasangan untuk mengemukakan pendapat mereka di depan kelas (share).
Metode Investigasi Kelompok: Siswa membentuk kelompok. Guru memanggil ketuaketua kelompok untuk diberi materi/tugas yang berbeda.Setiap kelompok membahas
tugas yang diberikan secara kooperatif dan melakukan investigasi. Setelah selesai diskusi,
lewat juru bicaranya kelompok menyampaikan hasil pembahasan. Guru memberikan
penguatan.
Metode TGT (Team Game Tournament): Guru menyajikan materi baru. Siswa
membentuk kelompok belajar secara heterogen (sesuaikan kondisi siswa kelas awal).
Setiap kelompok mengikuti turnamen akademik. Setiap siswa mewakili kelompoknya
pada kegiatan turnamen. Beri penghargaan terhadap kelompok yang menang.
Metode Jigsaw: Guru menyiapkan tugas sebanyak jumlah kelompok (tugas disesuaikan
dengan kemampuan anak kelas awal). Siswa berkelompok dengan jumlah anggota sama
dengan jumlah kelompok (siswa harus hafal anggotanya). Setiap siswa dalam kelompok
diberi bagian materi yang berbeda. Siswa dari berbagai kelompok yang memperoleh tugas
yang sama membentuk kelompok baru dan mendiskusikan bagiannya. Setelah selesai
diskusi dengan kelompok ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian
mengajar/melaporkan hasil diskusi kepada anggota kelompok yang lain. Secara acak siswa
menyampaikan seluruh tugas yang diberikan guru (yakinkan bahwa stiap siswa mampu
menguasai seluruh tugas). Penguatan
Metode Debat: Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lain
kontra. Setiap kelompok membaca materi yang akan didebatkan. Guru menunjuk satu
anggota pro untuk berbicara dan ditanggapi oleh anggota kelompok kontra, demikian
seterusnya. Guru menuliskan ide/gagasan dari setiap pembicaraan di papan tulis sampai
sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi. Guru menambahkan ide yang belum
terungkap. Dari data-data di papan tulis, guru mengajak siswa membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada kompetensi yang ingin dicapai
Metode Numbered Heads Together: Siswa membentuk kelompok dan setiap anggota
menerima nomor (biasanya anggotanya 4 orang). Guru menyampaikan permasalahan
untuk didiskusikan oleh setiap kelompok (tiap siswa harus memahami jawaban
kelompoknya). Siswa yang nomornya sama dengan nomor yang ditunjuk oleh guru
menyampaikan jawaban atas nama kelompoknya. Demikian seterusnya sehingga semua
masalah telah dijawab. Penguatan
Metode STAD (Student Team Achievement Division): Pembelajaran oleh guru. Siswa
membentuk kelompok (sesuaikan dengan kondisi siswa kelas awal). Tiap kelompok
mendiskusikan permasalahan yang diterima (tiap siswa harus memahami jawaban
kelompoknya). Salah seorang dari setiap kelompok mengerjakan soal-soal (kuis). Nilai
setiap anggota menentukan nilai kelompok. Penguatan
Metode Team Word-Webbing: Siswa membentuk kelompok (sesuaikan dengan kondisi
siswa kelas awal). Tiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang diterima. Seluruh
anggota kelompok menuliskan jaring-jaring konsep pada papan tulis atau kertas besar
secara bersamaan di depan kelas. Diskusi kelas dan penguatan

Strategi Pembelajaran SD

7-9

Materi PPG PGSD UMM

j.

k.

l.

m.

n.

o.

p.

Kelompok belajar kolaboratif: siswa dibentuk dalam kelompok heterogen 3-6 orang.
Mintalah salah satu siswa menjadi pemimpinnya dan satu yang lain menjadi pencatat.
Berikan kesempatan pada sisiwa untuk belajar secara berkolaborasi. Hasil kelompok
berupa laporan tertulis
Diskusi terbuka: Ajukan pertanyaan pada seluruh siswa atau kelompok. Untuk
menghindari pemborosan waktu, guru dapat menyatakan sebelumnya bahwa hanya
meminta 4 atau 5 siswa untuk mengajukan pendapat dengan mengacungkan tangan.
Pesta Pertanyaan : peserta didik diminta membaca topik/materi tertentu. Masing-masing
peserta didik menyiapkan beberapa pertanyaan penting beserta kemungkinan jawabannya.
Secara bergiliran peserta didik menyampaikan pertanyaan dan dibahas bersama temantemannya serta dikuatkan oleh dosen.
Panel: Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan pendapatnya di depan kelas
seperti dalam bentuk diskusi panel. Siswa-siswa yang duduk di depan menghadap ke
teman-teman lain berperan sebagai panelis. Kemudian secara bergiliran siswa-siswa lain
menjadi panelis.
Fishbowl (diskusi melingkar): Guru meminta beberapa siswa untuk melakukan diskusi
secara melingkar dan siswa yang lain mendengarkan dalam format melingkar di luar nya.
Kemudian buat lingkaran kecil di dalamnya untuk melanjutkan diskusi.
Permainan: Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran. Permainan diharapkan
sesuai dengan tema. Contoh permainan misalnya tebak gambar, tebak mesteri dalam
kotak, atau berbagai jenis kuis di TV dapat diterapkan di kelas dengan beberapa
modifikasi (misalnya who wants to millioner, gamezone, permainan kata, dll)
Belajar berpasangan: Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas atau berdiskusi
dengan teman di dekatnya secara berpasangan. Belajar berpasangan cocok untuk
mengerjakan tugas yang rumit.

Beberapa tugas yang dapat diberikan pada kegiatan belajar berpasangan:
 Mendiskusikan bacaan singkat
 Saling bertanya terkait dengan reaksi pasangan terhadap tugas membaca, materi pelajaran
atau yang lainnya
 Saling mengritik pekerjaan pasangan
 Saling bertanya tentang hasil membaca
 Merangkum pelajaran yang baru diberikan
 Mengembangkan pertanyaan yang akan diajukan pada guru
 Mengalisis masalah tertentu, latihan atau percobaan
 Saling menguji pasangan
 Merespon pertanyaan yang diajukan guru
 Membandingkan catatan pelajaran yang dibuat di kelas

4. Metode untuk belajar melalui pengalaman
Strategi Pembelajaran SD

7 - 10

Materi PPG PGSD UMM

a. Bermain peran: masing-masing kelompok diminta merancang permainan peran
berdasarkan konsep yang sedang dipelajari. Kelompok yang satu menanggapi hasil
permainan peran kelompok yang lain.
b. Membangun model: sama dengan bermain peran masing-masing kelompok diminta untuk
mengembangkan model berdasarkan konsep yang dipelajari. Masing-masing kelompok
diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil dan ditanggapi kelompok lainnya.
c. Simulasi/latihan praktek: setelah siswa belajar tentang keterampilan motorik tertentu,
secara acak siswa diminta untuk mempraktikkan keterampilan yang telah dipelajari di
depan kelas.

5. Metode dalam pembelajaran mandiri
Pembelajaran di SD, bisa mulai dilatih dengan pembelajaran mandiri. Hanya saja disesuaikan
dengan usia dan kondisi sekolah yang ada. Seperti dikatakan di atas, bahwa metode yang dapat
digunakan dalam pembelajaran mandiri antara lain PR (Pekerjaan Rumah), projek,
pembelajaran berbasis komputer.
a. Metode Pemberian Tugas: Metode pemberian tugas adalah cara penyajian materi
pelajaran dengan memberi tugas kepada siswa untuk melakukan kegiatan tertentu dan
dipertanggungjawabkan. Tugas dapat dikerjakan di sekolah ataupun di rumah. Jenis tugas yang
harus dikerjakan di rumah dinamakan pekerjaan rumah.
Tujuan pemberian tugas antara lain supaya siswa dapat memperdalam materi pelajaran dan
untuk mengecek materi yang telah dipelajari. Sedangkan fungsinya dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik dalam belajar baik secara individu ataupun kelompok.
b. Metode Projek: Metode projek adalah suatu cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak
dari masalah dimana pemecahannya memerlukan tinjauan dari berbagai segi. Dasar pemikiran
penggunaan metode ini adalah masalah hanya bisa diselesaikan dengan berbagai segi atau
ilmu. Untuk itu hanya pada masalah-masalah yang memerlukan pemecahan unit yang dapat
digunakan metode projek. Projek pada anak usia kelas awal tentu saja pemacahan masalah
yang sederhana, contoh pertumbuhan tanaman. Anak diminta untuk mengamati beberapa
pertumbuhan beberapa tanaman dalam kurun waktu yang cukup panjang, misal 1 bulan.

C. Implementasi Metode dalam Pembelajaran
PAIKEM memerlukan implementasi yang jelas. Implementasi PAKEM tercermin dalam
kegiatan awal, inti, dan penutup. Supaya PAIKEM terlaksana perlu digunakan bermacammacam metode. Penggunaan bermacam-macam metode inilah yang dinamakan dengan
multimetode.
Dalam referensi kependidikan sering disandingkan antara pengertian-pengertian
model, pendekatan, strategi, metode dan teknik dengan maksud yang serupa, untuk itu dalam
panduan pengembangan RPP (Diknas, 2008) dinyatakan sebagai berikut:
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula
diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada
karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
Strategi Pembelajaran SD

7 - 11

Materi PPG PGSD UMM

Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan
metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta
didik:
a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan
proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan
sebagainya.
b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri,
observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.
Beberapa metode di atas dapat dipilih berdasarkan penggunaan dalam kegiatan
pembelajaran yang dapat dikelompokkan dalam kegiatan awal, inti, dan penutup. Yang perlu
diingat bahwa pada metode yang sama dapat digunakan pada kegiatan yang berbeda. Misalnya
metode tanyajawab dapat digunakan pada kegiatan awal, inti, ataupun penutup.
Kegiatan awal
Secara umum kegiatan awal berfungsi untuk: (1) Memfokuskan perhatian siswa dan
menciptakan ketertarikan, (2) Merangsang pemikiran siswa, (3) Mengungkap pengalaman
awal yang dimiliki siswa, (4) Memotivasi siswa mempelajari materi, (5) Memahami tujuan
pembelajaran, (6) Mengingatkan pada kesepakatan kelas
Beberapa alternatif kegiatan yang dapat dipilih di antaranya sebagai berikut.
1. Mengajukan kasus-kasus nyata dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan
konsep/topik yang sedang dipelajari.
2. Meminta siswa untuk mencermati dan memberikan komentar tentang video, gambar dan
sketsa yang terkait dengan konsep yang akan dipelajari dan meminta komentar mereka.
3. Mendemonstrasikan sesuatu di depan kelas dan meminta siswa mengomentarinya.
4. Menyampaikan fakta-fakta perkembangan iptek terkait dengan konsep yang akan
dipelajari.
5. Cerita atau visualisasi yang menarik:
6. Reviu koran atau berita
7. Curah pendapat
8. Pesta pertanyaan
9. Quis
10. Dan masih banyak lagi.
Kegiatan Inti
Apabila bagian awal merupakan bagian untuk memotivasi sisiwa mempelajari konsep, bagian
inti merupakan serangkaian kegiatan yang mengarahkan sisiwa untuk membangun konsep.
Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa dalam kegiatan inti terlebih dahulu sisiwa
diberikan kesempatan melalui berbagai pilihan kegiatan untuk membangun konsep. Pemilihan
kegiatan haruslah cermat dan menjamin mereka untuk mengikuti alur pengumpulan informasi,
pemaknaan informasi, dan pembangunan konsep, dan pengkomunikasian konsep kepada
sisiwa lain. Pada umumnya guru juga akan menyampaikan penguatan konsep dan memberikan
kesempatan kepada sisiwa untuk berlatih menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam
Strategi Pembelajaran SD

7 - 12

Materi PPG PGSD UMM

kasus-kasus kehidupan nyata. Di bawah ini beberapa strategi atau metode yang dapat
dimanfaatkan oleh guru.
1. Pembelajaran kooperatif, atau pembelajaran yang mendorong siswa untuk bekerjasama
dengan berbagai pilihan metode, yaitu: (JIGSAW, TGT, STAD, dll).
2. Pembelajaran berbasis masalah atau pembelajaran yang mengarahkan siswa dan untuk
memecahkan masalah yang diajukan dengan konsep yang akan dipelajari.
3. Projek dan penyusuna laporan
4. Diskusi
5. Debat
6. Simulasi dan bermain peran
7. Tanya jawab
8. Simulalsi
9. Bermain peran
10. Dan masih banyak lagi
Kegiatan akhir
Bagian akhir pembelajaran adalah kegiatan guru untuk mengetahui apakah siswa telah berhasil
mencapai kompetensi yang diharapkan. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada tahap ini di
antaranya sebagai berikut.
1 Siswa diminta membuat ringkasan tentang hal-hal yang telah dipelajari.
2 Siswa mempresentasikan secara lisan poin-poin penting yang telah mereka pelajari.
3 Siswa mengembangkan tulisan kreatif terkait konsep yang dipelajari.
4 Siswa diminta mengembangkan peta konsep tentang materi yang dipelajari.
5 Siswa diminta untuk mereviu apa yang telah dipelajari.

D. Contoh Penggunaan Metode pada Matapelajaran
Tidak semua metode pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan
pembelajaran dan keadaan pembelajaran berlangsung. Semua metode pembelajaran memiliki
kekhasan sendiri-sendiri dan relevan dengan tujuan pembelajaran tertentu namun tidak cocok
untuk tujuan dan keadaan yang lain. Dengan kata lain, semua metode pembelajaran memiliki
kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Prinsip-prinsip penggunann metode antara lain: efektif dan efisien, digunakan secara
bervariasi, digunakan dengan memadukan beberapa metode. Faktor-faktor yang perlu di
perhatikan dalam menentukan metode pembelajaran, antara lain: (1) tujuan
pembelajaran/Indikator dan Kompetensi Dasar, (2) Tema pembelajaran (untuk kelas awal), (3)
Kondisi siswa (kemampuan siswa, jumlah siswa), (4) jenis materi, (5) waktu, (6) fasilitas yang
ada, dan (7) Kemampuan guru.
Berikut akan dicontohkan penggunaan metode dalam 5 matapelajaran (IPA, PKn,
Bahasa Indonesia, IPS, dan Matematika).

Penggunaan Metode dalam Pembelajaran IPA
Strategi Pembelajaran SD

7 - 13

Materi PPG PGSD UMM

Pada prinsipnya dalam pemilihan metode pembelajaran IPA didasarkan atas rambu-rambu
pembelajaran IPA, yaitu
 Empat Pilar Pembelajaran UNESCO, yaitu: Learning to know (belajar untuk
mengetahui), Learning to do (belajar untuk melakukan), Learning to be (belajar untuk
menjadi mandiri), Learning to live together (belajar hidup bersama/bekerja sama)
 Konstruktivisme, yaitu paradigma pembelajaran yang didasarkan pada pengalaman diri
kita dalam belajar. Pemahaman kita tentang sesuatu bukanlah pemberian orang lain
melainkan kita sendiri yang membangunnya secara bertahap. Masing-masing orang
memiliki “cara” atau “ model “ sendiri dalam memahami sesuatu, yang mungkin berbeda
dengan orang lain. Jadi belajar pada dasarnya adalah proses menerima dan mengolah
pengalaman-pengalaman baru menjadi pengetahuan baru
 Inquiry Sains. Pembelajaran berbasis inquiry adalah cara membangun pengetahuan
tentang alam di sekitar kita melalui cara-cara inquiry. Pembelajaran dimulai dengan
permasalahan yang dajukan oleh siswa atau yang diarahkan oleh guru pada topik yang
sedang dipelajari. Selanjutnya siswa memegang peranan untuk menjawab pertanyaan
dengan melakukan serangkaian kerja ilmiah. Pada akhir pembelajaran guru mengajukan
pertanyaan apakah konsep-konsep telah dipahami dengan baik oleh siswa.
 Sains, Lingkungan, Teknologi dan Kemasyarakatan. Pendekatan ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memahami interaksi antara sains, teknologi dan
masyarakat, dan memanfaatkannya untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
Salingtemas merupakan pendekatan yang berbasis kepada masalah dan responsif terhadap
masalah-masalah yang terkait dengan implikasi sains dan teknologi serta lingkungan baik
yang berskala lokal, nasional maupun internasional. Masalah yang diselidiki dipilih sendiri
oleh siswa sedemikian rupa sehingga mereka dapat memahami konsep, proses dan
pengaruh sains dan teknologi pada masyarakat dengan berbagai perspektif. Dalam setting
pembelajaran salingtemas, siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang
mengasah kemampuan untuk mengambil kebijakan terhadap masalah sains dan teknologi.
 Problem Solving. Melibatkan siswa pada kasus permasalahan nyata dalam kehidupan:
Membentuk kelompok, menyajikan masalah, mengaktifkan kelompok, penguatan,
mempertanyakan solusi
 Pembelajaran Sains bermuatan nilai. Ada dua dimensi dalam pembelajaran sains
berluatan nilai, yaitu: (1) Ketuhanan, yaitu fitrah bertuhan, (2) Kemanusiaan, yaitu berbudi
luhur.

Contoh-Contoh Metode IPA
1. Pembelajaran Berbasis Masalah
Metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004).
Langkah:
a. Pembentukan kelompok: Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (3-5 siswa)
jika mungkin dengan kemampuan yang heterogen.
Strategi Pembelajaran SD

7 - 14

Materi PPG PGSD UMM

b. Menghadirkan masalah: Guru memotivasi siswa dan menyampaikan permasalahan pada
masing-masing kelompok
c. Mengaktifkan kelompok: Guru meminta kelompok melaksanakan curah pendapat,
berdiskusi,mencari informasi dan melakukan penyelidikan.
d. Presentasi Perumusan Masalah: Siswa diminta mengemukakan hasil-hasil diskusi dan
penyelidikan kepada kelompok yang lain, diskusi dan mencari penjelasan
e. Penguatan: Guru menyampaikan penguatan-penguatan dan mengaitkannya dengan
konsep yang akan dipelajari
Apa yang harus dilakukan siswa?
a. Merumuskan masalah: Siswa diharapkan mampu merumuskan permasalahan yang akan
dipecahkan.
b. Mengidentifikasi kemungkinan solusi: Siswa diharapkan melakukan curah pendapat
untuk mengidentifikasi kemungkinan solusi dari masalah yang dihadapi
c. Mempersempit pilihan: Dari berbagai alternatif solusi, siswa diharapkan dapat memilih
penyelesaian prioritas dan menentukan data yang diperlukan untuk menguji alternatif
solusi tersebut.
d. Mengajukan hipotesis: Dari alternatif solusi yang diprioritaskan siswa menentukan
hipothesis solusi permasalahan
e. Menguji hipothesis: Siswa melakukan penyelidikan untuk menguji hipothesis yang
diajukan
f. Menyusun Laporan: Siswa membuat laporan sederhana untuk disampaikan kepada
teman-temannya.
Kriteria topik-topik permasalahan yang baik
 Bermakna dan ada hubungan dengan kehidupan nyata.
 Tingkat kesulitan masalah sesuai dengan perkembangan siswa
 Aktifitas penyelesaian masalah sesuai dengan indikator kompetensi yang akan dipilih.
 Sumber, bahan dan media mudah didapatkan

2. Pengembangan model Bermain Peran
Strategi pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memerankan kejadian alam/fenomena agar lebih mudah dipelajari. Biasanya pada materimateri tertentu dimana pengamatan langsung sulit dilakukan.Contoh: (1) Peredaran benda
langit, (2) Pencernaan makanan dalam tubuh.
Langkah:
a. Siswa menerima tugas permainan peran.
b. Siswa melakukan diskusi
c. Siswa mengumpulkan informasi yang relevan
d. Siswa menyusun permainan peran
e. Siswa melakukan permainan peran
Strategi Pembelajaran SD

7 - 15

Materi PPG PGSD UMM

3. Pengembangan Model Simulasi
Dilakukan apabila: (1) Kegiatan eksperimen dan pengamatan langsung sulit dilakukan
(2) Tersedia media untuk mengembangkan model, (3) Terdapat sumber-sumber data
pendukung
Langkah:
a. Pembentukan Kelompok
b. Pembagian dan penjelasan LKS
c. Sharing hasil pengembangan model
d. Penguatan guru

4. Metode Inquiri
Metode inquiri adalah metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk
melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan
sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukan dengan yang ditemukan peserta didik lain (Eggen dan Kauchak (1996). Penerapan
metode inquiri ini misalnya pada pembahasan tentang topik perkecambahan. Langkahlangkahnya sebagai berikut:
 Siswa secara individu diminta untuk mengecambahkan dua biji kacang hijau yang masingmasing diletakkan pada tempat gelas plastik berbeda yang sebelumnya diberi kapas basah.
 Gelas yang satu diletakkan pada tempat yang gelap dan yang satu lagi diletakkan pada
tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
 Setelah lima hari mereka kita suruh mengamati, dan memberikan alasan mengapa
kecambah yang dihasilkan berbeda.
Dari hal ini siswa diharapkan dapat menjawab fakta yang terjadi yaitu kecambah
ditempat gelap warnanya putih dan panjang, sedangkan yang ditempat terang lebih pendek dan
kehijauan. Dari jawaban tersebut menggiring siswa untuk dapat membuat generalisasi tentang
proses perkecambahan. Guru bertindak sebagai inspirator, dan fasilitator sehingga generalisasi
yang ditemukan oleh siswa memiliki penguatan. Inspirasi dari guru sangat dibutuhkan untuk
memupuk jiwa dari siswa selalu ingin tahu terhadap sesuatu nyang baru

5. Metode Penemuan
Penemuan (discovery) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman
langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses disamping
hasil belajar. Contoh: penemuan hati pisang sebagai sumber makanan yang kaya zat gizi.
Lagkah-langkahnya sebagai berikut:
 Proses ini didahului dengan fakta-fakta yang ada di alam, siswa mengamati dari
lingkungannya ternyata ada sebagian masyarakat yang mengkonsumsi hati batang pisang
sebagai pengganti dari nasi, masyarakat tersebut tidak keracunan justru bertambah sehat.

Strategi Pembelajaran SD

7 - 16

Materi PPG PGSD UMM

 Hasil observasi ini akan menjadikan siswa-siswi tersebut bertanya: mengapa hati batang
pisang dapat dimakan.
 Guru harus dapat menjadi fasilitator dan motivator terhadap masalah ini, melalui referensireferensi yang ada, maka siswa dibimbing untuk melakukan analisis di laboratorium untuk
memestikan kandungan gizi yang ada pada hati batang pisang.
 Berdasarkan proses ini maka siswa dapat menemukan kandungan gizinya dan
menyimpulkannya.

6. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan siswa
bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan, dan peralatan laboratorium, baik secara perorangan
maupun kelompok. Eksperimen merupakan situasi pemecahan masalah yang di dalamnya
berlangsung pengujian suatu hipotesis, dan terdapat variabel-variabel yang dikontrol secara
ketat. Hal yang diteliti dalam suatu eksperimen adalah pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel lain.
Contoh: pengamatan vitamin C pada buah-buahan dengan menggunakan larutan Iodin.
Ekstrak buah yang mengandung vitamin C rendah dengan buah yang mengandung vitamin C
tinggi dapat ditunjukkan dengan warna coklat pada larutan. Buah yang mengandung sedikit
vitamin C setelah ditetesi dengan iodin menunjukkan warna yang terang, sebaliknya untuk
buah yang mengandung vitamin C tinggi warnanya coklat tua.

7. Metode karyawisata
Karyawisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh siswa untuk
memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian
integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karyawisata memiliki banyak hal yang bersifat
nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan
pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar. Metode karya wisata sangat efektif
digunakan untuk mengungkap konsep dan fakta yang lebih besar skalanya, misalnya tentang
ekosistem danau, pabrik, ekosistem gurun, stasiun kereta api, dan lain sebagainya.
Sebelum karyawisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran,
hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
 Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber pembelajaran.
 Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah.
 Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai pedagogis.
 Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum. Apabila sumber belajar dalam
karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, karyawisata dapat
dilaksanakan.
 Membuat dan mengembangkan program karyawisata secara logis, dan sistematis.
 Melaksanakan karyawisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pemebelajaran, efek instruksional dan
pengiring, iklim yang kondusif.

Strategi Pembelajaran SD

7 - 17

Materi PPG PGSD UMM

 Menganalisis ketercapaian, kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan
surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan
karyawisata dan catatan untuk bahan karyawisata yang akan datang.

Contoh Skenario Pembelajaran IPA:
Kelas/Semester: IV/I
Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan alat indera manusia, fungsi dan pemeliharaannnya
Indikator:
1. Mengidentifikasi alat indera manusia berdasarkan pengamatan
2. Menjelaskan kegunaan alat indera
3. Mencari informasi tentang kelainan alat indera yang disebabkan oleh kebiasaan buruk
misalnya membaca di tempat yang kurang terang. Minumair panas .
4. Memberi contoh cara merawat alat indera

Skenario Pembelajaran:
Kegiatan Awal

Siswa diajak membuka pelajaran dengan bersama-sama menyanyikan lagu “ Dua
Mata Saya “.

Siswa membangun kesepakatan

Siswa menerima foto kopi yang berisi gambar-gambar tentang penggunaan panca
indera

Secara berkelompok siswa mendiskusikan gambar-gambar yang dibagikan guru.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti

Siswa mengelompok menjadi 5 kelompok secara acak. Guru juga membagikan format
penilaian antar teman (peer assessment) pada masing-masing siswa

Siswa melakukan kegiatan eksperimen berdasarkan Lembar kerja yang telah
disediakan.

Siswa melakukan diskusi kelompok untuk membahas hasil-hasil eksperimen.

Setiap kelompok mempresentasikan hasil-hasil diskusinya dan ditanggapi kelompok
yang lain.

Siswa diarahkan untuk mengambil kesimpulan dari hasil diskusi /presentasi.

Secara individual semua siswa diminta menuliskan pemahaman tentang konsep panca
indera
Kegiatan Penutup

Siswa mencermati penguatan tentang konsep alat indera dari guru

Siswa mengajukan pertanyaan atau gagasan yang terkait dengan penguatan guru

Siswa menerima pertanyaan/evaluasi dari guru

Guru memberikan tugas individu berupa pengumpulan kliping tentang alat indera dan
perawatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi Pembelajaran SD

7 - 18

Materi PPG PGSD UMM

Penggunaan Metode dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan pada pandangan tentang pemerolehan bahasa dan tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia di SD, pembelajaran bahasa Indonesia di SD dilaksanakan dengan
didasarkan pada pendekatan komunikatif, kontekstual, whole language, dan integratif.
Pendekatan komunikatif didasarkan pada teori bahasa yang menyatakan bahwa pada
hakikatnya bahasa adalah suatu sistem untuk mengekspresikan makna, yang menekankan pada
dimensi semantik dan komunikatif daripada ciri-ciri gramatikal bahasa. Oleh karena itu, yang
perlu ditonjolkan adalah interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa.
Teori belajar yang cocok untuk pendekatan ini adalah teori pemerolehan bahasa kedua secara
alamiah. Tujuannya mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi (menyimak,
membaca, berbicara, dan menulis) (Nunan, 1989).
Sesuai dengan pendekatan komunikatif, pembelajaran bahasa Indonesia sudah
seharusnya dilaksanakan secara