BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan Komponen Cinta Sternberg dengan Kepuasan Hubungan Romantis pada Dunia Maya dan Dunia Nyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  “We cannot live for ourselves alone, for our lives are connected by a thousand invisible threads” (Herman Melville, dikutip dari Myers,

  2009) Kutipan di atas mengambarkan pandangan Melville bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa memerlukan orang lain, bahwa secara langsung maupun tidak langsung seorang manusia selalu terhubung dengan manusia-manusia lainnya.

  Menurut Papalia (2007), manusia sudah berinteraksi dengan manusia lain bahkan sebelum ia lahir. Sejak masa prenatal (masa konsepsi hingga lahir), janin telah menunjukkan respon terhadap suara ibunya dan cenderung menunjukkan respon yang lebih positif terhadap suara ibunya dibandingkan dengan suara orang lain. Setelah lahir, manusia terus membentuk dan mengembangkan hubungan interpersonal secara bertahap sesuai dengan pertambahan usianya. Pembentukan dan pengembangan hubungan interpersonal tersebut berkaitan dengan pemenuhan tugas perkembangan dasar pada tiap periode usia tertentu. Tugas perkembangan tersebut haruslah dipenuhi agar manusia dapat berkembang secara normal (Papalia, 2007).

  Penelitian ini terfokus pada masa dewasa awal, dimana tugas perkembangan pada masa ini adalah belajar mandiri dari orang tua, mengembangkan hubungan romantis, dan membentuk keluarga dengan pasangan (Papalia, 2007). Hubungan romantis didefinisikan oleh DeGenova (2008) sebagai aktivitas bersama yang dilakukan oleh dua individu dalam usaha untuk saling mengenal. Menurut Erikson, pembentukan hubungan romantis merupakan isu yang kritis pada tahap dewasa awal karena perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhannya untuk membentuk hubungan romantis. Selain itu, hubungan romantis akan mengajarkan manusia bagaimana cara membangun dan mempertahankan komitmen (Erikson dalam Papalia, 2007).

  DeGenova (2008) lebih lanjut menyatakan bahwa bagi manusia, hubungan romantis: (1) merupakan bentuk rekreasi, (2) menyediakan pasangan yang menemani, menghabiskan waktu bersama, dan membangun hubungan dekat dengan individu (3) merupakan cara bersosialisasi, (4) mendukung perkembangan kepribadian, (5) menyediakan kesempatan untuk memerankan peran gender, (6) adalah cara untuk memenuhi kebutuhan akan rasa cinta dan kasih sayang, (7) menyediakan kesempatan untuk melakukan bereksperimen secara seksual dan mendapatkan kepuasan seksual, (8) adalah cara menyeleksi pasangan jangka panjang, dan (9) merupakan cara mempersiapkan diri individu untuk pernikahan.

  Secara tradisional, manusia umumnya menjalani hubungan romantis lewat bertatap muka secara langsung (face-to-face) dimana hubungan romantis memiliki karakteristik-karakteristik berikut ini (Giordano, Manning, dan Longmore dalam Reis dan Sprecher, 2009): (1) mendorong penerimaan perbedaan antara kedua pihak yang menjalani hubungan romantis, (2) merupakan sumber ketidakpercayaan diri dan kecemasan, (3) memiliki emosionalitas yang tinggi, (4) berpotensi menjadi hubungan seksual dan membangun keterikatan khusus dengan pasangan, dan (5) melibatkan isu kesetiaan dan komitmen.

  Menurut Finkel, Eastwick, Karney, Reis, dan Sprecher (2012), menemukan pasangan yang cocok dengan individu yang berniat menjalani hubungan romantis tidaklah mudah dilakukan. Pada umumnya, calon pasangan ditemukan pada lingkungan fisik dan sosial di sekitar individu.

  Namun, perkembangan masa dan teknologi telah menyediakan alternatif lain yang dapat digunakan oleh individu dalam menemukan pasangan romantis: dunia maya. Menjalani hubungan romantis baik di dunia nyata maupun di dunia maya memiliki kelebihan-kelebihan tersediri.

  Ben- Ze’ev (2004) menyatakan bahwa hubungan romantis di dunia nyata lebih stabil dibandingkan menjalani hubungan romantis melalui dunia maya akibat: (1) komitmen yang tinggi lebih banyaknya pengalaman bersama dan tingginya harga yang harus dibayar untuk memutuskan hubungan, (2) terdapat tekanan dari pihak luar untuk mempertahankan keberlangsungan hubungan romantis karena pemutusan hubungan dapat menyakiti pihak luar yang memiliki hubungan dekat dengan individu yang menjalani hubungan romantis, dan (3) kurang tersedia calon pasangan alternatif sehingga individu yang menjalani hubungan romantis lebih menghargai pasangannya.

  Akan tetapi, menjalani hubungan romantis melalui dunia maya juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan menjalani hubungan romantis melalui dunia nyata, seperti: (1) memberikan kesempatan untuk membangun hubungan romantis pada individu yang lebih mampu mengungkapkan dirinya ketika tidak bertatap muka secara langsung serta memudahkan individu dalam mencari pasangan yang memiliki minat yang sama dengan dirinya (McKenna, Green, dan Gleason, 2002), (2) individu dapat berfantasi sesuai dengan keinginannya, menjalani hubungan romantis melalui dunia maya jauh lebih murah (secara finansial dan emosional) daripada melalui dunia nyata, terdapat anonimitas hingga derajat tertentu di dunia maya, serta terdapat kebebasan untuk memutuskan hubungan kapan saja sesuai keinginan (Jones, 2010), dan (3) menjalani hubungan romantis merupakan masa eksplorasi secara seksual, sementara norma sosial tidak mengizinkan individu untuk menjalani hubungan romantis dengan lebih dari satu orang pasangan (Giordano, Manning, dan Longmore dalam Reis dan Sprecher, 2009). Di dunia maya, individu dapat menjalani hubungan romantis dengan lebih dari satu orang pasangan karena pengaruh norma sosial terhadap conscience individu lebih rendah (Ben-

  Ze’ev, 2004). Sebuah hubungan romantis, baik berlangsung di dunia nyata maupun di dunia maya tetaplah merupakan sebuah hubungan romantis. Salah satu teori hubungan romantis yang mendominasi ilmu psikologi adalah teori segitiga cinta Sternberg (

  Sternberg’s Triangular Theory of Love). Sternberg

  memandang rasa cinta yang mendasari hubungan romantis sebagai sebuah segitiga yang terdiri atas tiga komponen: Intimacy (keintiman) yang merupakan perasaan dalam berhubungan romantis yang mendorong timbulnya kedekatan, keterikatan, dan rasa keterhubungan dengan pasangan,

  Passion (ketertarikan fisik dan seksual) yang merupakan dorongan yang

  menimbulkan romantisme, ketertarikan fisik, dan hubungan seksual dalam hubungan romantis, dan Commitment (komitmen) yang merupakan keputusan dan kesediaan untuk menjalani dan mempertahankan hubungan romantis. Sesuai dengan derajatnya, ketiga komponen cinta tersebut akan membentuk area segitiga cinta dengan bentuk dan ukuran tertentu dimana semakin besar area segitiga cinta individu maka semakin besarlah rasa cinta yang dirasakan oleh individu tersebut terhadap pasangannya. Sternberg juga berpendapat bahwa ketiga komponen tersebut juga memiliki hubungan dengan kepuasan dalam hubungan romantis (Sternberg, 1988).

  Kepuasan dalam hubungan romantis memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberfungsian individu yang menjalani hubungan romantis (Dandurand, 2013). Menurut Dandurand, hal ini terjadi karena kepuasan dalam hubungan romantis yang dijalani: (1) berhubungan dengan peningkatan kesehatan emosional dan psikologis (meliputi penurunan resiko depresi, resiko kecemasan, dan resiko psikopatologi secara umum), (2) berhubungan dengan peningkatan kesehatan fisik dan sistem imun tubuh (meliputi penurunan tingkat kortisol, frekuensi penyakit fisik, dan durasi waktu yang diperlukan untuk sembuh dari penyakit), (3) dapat menurunkan efek dari pengalaman yang mengakibatkan distress, dan (4) berhubungan dengan alasan utama orang dewasa mencari jasa terapis. Hubungan romantis yang tidak memuaskan merupakan alasan utama orang dewasa mencari jasa terapis.

  Hasil berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan dalam hubungan romantis dengan komponen cinta Sternberg (Acker dan Davis, 1992; Lemieux dan Hale, 1999, 2000; Madey dan Rodgers, 2009; Cassepp-Borges dan Teodoro, 2007; dan Panayiotou, 2005 dalam Ng, 2010).

  Meskipun demikian, beberapa penelitian memberikan penekanan yang berbeda mengenai komponen cinta mana yang berhubungan kuat dengan kepuasan hubungan romantis, seperti: (1) Acker dan Davis (dalam Tung, 2007) menemukan bahwa Commitment merupakan prediktor yang paling kuat terhadap kepuasan hubungan romantis, (2) Rusbult dan Buunk (dalam Anderson dan Emmers-Sommer, 2006) menemukan bahwa derajat Intimacy dan Commitment berhubungan dengan derajat kepuasan hubungan romantis, dan (3) Madey dan Rodgers (2009) menemukan bahwa ketiga komponen cinta berkorelasi secara signifikan dengan kepuasan hubungan romantis.

  Demikian pula dengan hubungan romantis yang dijalani melalui dunia maya, komponen cinta yang ditemukan berhubungan dengan kepuasan hubungan romantis adalah: (1) Intimacy dan Commitment menurut hasil penelitian Ng (2010), (2) ketiga komponen cinta menurut hasil penelitian Anderson dan Emmers-Sommer (2006), dan (3) Intimacy dan Passion menurut teori Ben-

  Ze’ev (2004). Fenomena diatas menunjukkan bahwa baik pada hubungan romantis melalui dunia nyata maupun dunia maya, penemuan mengenai kuatnya hubungan antara masing-masing komponen cinta dengan kepuasan hubungan romantis masih belum konsisten. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komponen cinta Sternberg dengan kepuasan hubungan romantis sesuai jenis hubungan romantis yang sedang dijalani baik hubungan tersebut berlangsung di dunia maya maupun di dunia nyata.

  B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang yang diuraikan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara komponen cinta Sternberg dengan kepuasan hubungan romantis pada dunia maya dan dunia nyata?”.

  C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara komponen cinta Sternberg dengan kepuasan hubungan romantis pada dunia maya dan dunia nyata.

  D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

  Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman mengenai teori komponen cinta Sternberg, kepuasan hubungan romantis, dan perbedaan antara konteks hubungan romantis pada dunia nyata dan dunia maya. Penelitian ini juga diharapkan dapat berperan sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian dengan tema yang sama.

2. Manfaat Praktis

  Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan bagaimana hubungan antara komponen cinta Sternberg dengan kepuasan hubungan romantis pada hubungan romantis yang dijalani melalui dunia maya dan dunia nyata.

E. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II Landasan Teori Bab ini berisi teori-teori kepustakaan yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu teori mengenai kepuasan dalam hubungan romantis, teori komponen cinta Sternberg, dan hubungan romantis pada konteks dunia maya dan dunia nyata. Bab 2 juga berisi hipotesis penelitian dan kerangka berpikir.

  BAB III Metode Penelitian Bab ini berisi penjelasan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, yang meliputi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, partisipan penelitian, metode pengumpulan data, blue print alat ukur, uji coba alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisis data.

  BAB IV Analisa Data dan Pembahasan Bab ini berisi gambaran umum partisipan penelitian, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan hasil tambahan penelitian.

  BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian.