BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Uji Antibakteri Ekstak Daun Sirsak (Annonamuricata Linn) terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcusaureus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Sirsak (Annona muricata Linn)

  Tanaman yang memiliki aroma dan rasa yang khas ini merupakan jenis tanaman tropis. Oleh karena itu, tanaman ini bisa tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian sekitar 1000 meter diatas permukaan laut. Selain itu, tanaman ini juga mudah tumbuh di berbagai jenis tanah, mulai dari tanah yang kaya akan unsur hara dengan pengairan yang baik hingga tanah yang dianggap tidak subur, seperti tanah masam, tanah kering, atau tanah berpasir. Sirsak (Annona muricata Linn) masih merupakan saudara dekat dengan srikaya (Annona squamosa Linn) tanaman sirsak berasal dari daerah tropis Amerika, yaitu sekitar Peru, Meksiko dan Argentina. Tanaman buah ini sudah diperkenalkan ke dunia jauh sebelum Columbus menemukan benua Amerika. Sedangkan penyebarannya di daerah Asia tenggara dimulai oleh orang – orang Spanyol yang membawanya ke Filipina. Di Indonesia tanaman ini memiliki beberapa nama, yaitu nangka sebrang, dan nangka londo (Jawa), nangka walanda dan sirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), deureuyan belanda (Aceh), durio ulondro (Nias), serekaja (Bugis), jambu landa (Lampung), dan durian betawi (Minang kabau). Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda, yaitu Zuurzak. Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu zuur yang berarti asam, dan zak yang berarti kantong. Dengan demikian, buah sirsak dapat diartikan sebagai kantong yang memiliki rasa asam. (Hamid Bahari,2011)

  sirsak bukan buah sejati, yang ukurannya cukup besar hingga 20-30cm dengan berat mencapai 2,5 kg. Yang dinamakan "buah" sebenarnya adalah kumpulan buah-buah (buah agregat) dengantunggal yang saling berhimpitan dan kehilangan batas antar buah. Daging buah sirsak berwarna putih dan memiliki biji berwarna hitam. Buah ini sering digunakan untuk bahan baku jus minuman serta es krim. Buah sirsak mengandung banyakKandungan gizi lainnya adalahberacun, dan dapat digunakan sebagai insektisida alami, sebagaimana biji Mineral yang cukup dominan pada sirsak adalah fosfor dan kalsium, masing – masing sebesar 27 dan 14 mg/100g. kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang sehingga berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat osteoporosis. (Enik Rahima,2011)

  Kegunaan daun sirsak dari literatur diketahui dapat menyembuhkan penyakit kanker, caranya dengan merebus 10 lembar daun sirsak yang berwarna hijau tua kedalam 3 gelas air dan direbus hingga airnya tinggal 1 gelas saja. Air rebusan diminumkan kepada penderitanya 2 kali sehari. Setelah diminum, badan pasien terasa panas, mirip dengan efek kemoterapi, bahkan lebih hebat lagi karena rebusan daun sirsak hanya membunuh sel-sel yang tumbuh abnormal dan membiarkan sel-sel yang tumbuh normal. Sedangkan kemoterapi masih ada efek membunuh juga sebagian sel- sel yang normal (Anonim, 2010) Klasifikasi dari tanaman sirsak adalah : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Diviso : Angiospermae Class : Dicotyledonae Ordo : Polycarpiceae Family : Annonaceace Genus : Annona Spesies : Annona muricata Linn (Enik Rahima,2011)

Gambar 2.1 Tanaman Sirsak

2.1.1. Metabolit Sekunder Tanaman Sirsak (A. muricata Linn) Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terbentuk dalam tanaman.

  Bagian tanamandan buah, mengandung senyawa yang cukup bernilai tinggi , seperti fruktosa, lemak, protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B. Metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya adalah senyawa golongan tanin, acetogenins, alkaloida dan fenilpropanoid.

  a.

  Tanin

  Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman , seperti daun, buah yang belum matang , batang dan kulit kayu.

  Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang. Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat tanin yang sangat kompleks mulai dari pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis. Maka dari itu semua penelitian tentang berbagai jenis senyawa tanin mulai dilirik para peneliti sekarang . Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktifitas hidup sehingga pertumbuhan hidup sel terhambat atau bahkan mati. (http

  ://daunobat.blongspot.com/2008 ).

Gambar 2.1 Struktur Tanin b.

  Acetogenins Senyawa sitotoksik adalah senyawa yang dapat bersifat toksik maupun sebagai obat untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker dan sel tumor yang ada di dalam tubuh. Daun dan biji sirsak mengandung senyawa sitotoksik bernama acetogenins. Acetogenins adalah kumpulan senyawa aktif yang memiliki aktivitas sitotoksik di dalam tubuh dengan cara menghambat transpor ATP atau energi yang digunakan sel kanker untuk berkembang.

Gambar 2.2 Struktur Acetogenins c.

  Alkaloida Hampir semua alkaloid yang ditemukan dialam mempunyai keaktifan fifiologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan misalnya kuinin, morfin dan striknin adalah alkaloid yang terkenal dan mempunyai efek fisiologis dan psikologis. Adanya sifat fisiologis pada alkaloid telah banyak menarik perhatian para ahli kimia sejak abad yang lalu dan sebagai akibatnya lebih dari 5000 senyawa alkaloid sudah ditemukan. (Achmad 1986)

Gambar 2.3 Struktur Alkaloida d.

  Fenilpropanoid Fenilpropanoid mewakili kelompok besar produk alamiah yang diturunkan dari asam amino fenilalanin dan tirosin atau dalam beberapa kasus, di tengah jalur biosintesisnya melalui biosintesis asam sikimat. Seperti yang terlihat dari namanya, kebanyakan senyawa yang terkandung dalam strurkturnya adalah cincin fenil yang terletak dalam tiga sisi rantai karbon propana. Karena kebanyakan fenlipropaoid di alam merupakan fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil dalam cincin aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan fenolik. Fenilpropanoid juga bertindak sebagai unit pembangun dalam pembentukan polimer dengan berat molekul besar dalam tumbuhan.

  Dua jenis utama fenilpropanoid adalah lignin dan tanin. Karena kesamaan senyawa penyusun pada tanin maka dapat menghambat mekanisme pertumbuhan bakteri.

  OH OH OH OH OH OH

Gambar 2.4 Struktur FenilPropanoid

2.1.2. Manfaat Sirsak (Annona muricata Linn)

  Selain bervitamin sirsak juga banyak mengandung mineral dan zat fitokimia yang berkhasiat untuk kesehatan. Buktinya, sejak dahulu sirsak digunakan sebagai pengobatan oleh bangsa Indian Amerika. Mereka percaya bahwa setiap bagian dari pohon sirsak, termasuk kulit Kayu, akar, daun, daging buah, hingga bijinya, digunakan sebagai obat. Kandungan gizi, serat dan mineral utamanya bisa mengobati penyakit – penyakit seperti asam urat, asma, disentri, hipertensi, kencing batu, osteoporosis, wasir dll. (Enik Rahima, 2011)

  Salah satu manfaat sirsak adalah sebagai obat kanker. Daun sirsak mengandung acetogenins yang dapat membunuh berbagai macam sel kanker, seperti kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru, kanker usus besar, dan kanker pankreas. Keistimewaannya adalah, sirsak hanya membunuh sel kanker atau sel abnormal seperti radikal bebas yang mengandung sel kanker, namun tidak merusak sel-sel yang sehat. Inilah yang membuat para ilmuan terus melakukan penelitian untuk mendapatkan hasil terbaik. (http.//lagalus.com/2012)

2.2. Bakteri

  Bakteri adalah kelompokdan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan diedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang dayang lebih kompleks.

  (http://id.wikipedia.org)

  Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5- 5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hi ngga 700 μm, yaituMereka umumnya memiliki Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan ole

  Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu: a.

  Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:

  Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan metoda pewarnaan gram menjadi 2 kelompok besar, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pewarnaan ini

  

  Bentuk tbakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.

   Spirochete , jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.

   Spiral , jika lengkung lebih dari setengah lingkaran.

   Vibrio , (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma).

  variasi sebagai berikut :

   Streptobacillus , jika bergandengan membentuk rantai.

   Diplobacillus , jika bergandengan dua-dua.

  Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut

  b.

   Streptococcus , jika bergandengan membentuk rantai.

   Staphylococcus , jika bergerombol.

   Tetracoccus , jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar.  Sarcina , jika bergerombol membentuk kubus.

   Diplococcus , jka berganda dua-dua.

   Mikrococcus , jika kecil dan tunggal.

c. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai

2.2.1. Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif

  membedakan bakteri berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dinding sel-nya. Pewarnaan Gram meliputi 3 proses utama, yaitu pengecatan dengan kristal violet, dekolorisasi (penghapusan warna) dengan etil alkohol atau aseton, kemudian counterstaining atau pemberian pewarna kontras menggunaan air fukhsin. Pada awal pengecatan, semua bakteri akan berwarna ungu, proses dekolorisasi dan pemberian warna kontraslah yang membedakan antara kedua jenis bakteri ini. Bakteri gram positif akan menunjukkan warna ungu karena memiliki lapisan peptidoglikan tebal yang menahan kristal violet selama pengecatan gram.Sedangkan pada bakteri gram negatif akan berwarna merah akibat tipisnya dinding peptidoglikan sehingga kristal violet terbuang selama proses dekolorisasi dan pemberian air fukhsin akan mengecat bakteri gram negatif menjadi merah.

  Karakteristik bakteri gram positif : • Memiliki cytoplasmic lipid membran.

  • Memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal.
  • Terdapat asam teichoic dan lipoid yang membentuk lapisan asam lipoteichoic.

  yang berguna untuk chelating agen dan untuk adesi tipe tertentu.

  • Beberapa spesies memiliki kapsul polisakarida.
  • Beberapa spesies memiliki flagellum.
  • Jika terdapat akan diperkuat oleh 2 cincin, berbeda dengan bakteri gram negatif yang flagellumnya diperkuat oleh 4 cincin.

  Karakteristik bakteri gram negatif : • Memiliki Cytoplasmic membran.

  • Lapisan peptidoglikan tipis.
  • Memiliki membran tambahan diluar lapisan peptidoglikan yang dipisahkan oleh spasium periplasmik.
  • Membran luar terdiri atas Lipopolisakarida (LPS) yang tersusun oleh lipid A, inti polisakarida dan antigen O.

  • Terdapat pori di membran luar sebagai pori-pori untuk molekul tertentu.
  • Memiliki S-layer (Surface layer) yang melekat langsung pada membran luar.
  • Jika memiliki flagella, maka akan disokong oleh 4 buah cincin.
  • Tidak memiliki asam teichoic ataupun asam lipoteichoic.
  • Lipoprotein merekat pada polisakarida. (http:// 2.2.2.

   Karakteristik Escherichia coli Escherichia coli , atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu

  jenis Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe

  

  dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaituoksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basaSumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi , atau

  

  dengan mencegah baketi lain di dalam usus. E. coli banyak digunakan dalam teknologi tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di eropa sekarang sangat mewapadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar negara. Bakteri dalam kelompok ini juga mengakibatkan banyak infeksi pada saluran pencernaan makanan manusia dan juga hewan, juga penyebab penyakit pada beberapa tanaman. Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil anaerobik.

2.2.3. Karakteristik Staphylococcus Aureus

  Staphylococcus aureus (S. aureus) adalahng

  menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkandan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter

  o

  sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37 C dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakaBakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier . Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan Infeksi S.aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik. S. aureus juga menghasilkanitu enzim yang mengkonversi H O menjadi H O dan O , dan

  2

  2

  2

  2

  berkoagulasi dan menggumpan. Koagulasi diasosiasikan dengan patogenitas karena penggumpalan fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi di sekitar bakteri sehingga agen pelindung inang kesulitan mencapai bakteri danerhambat.

  

2.3 Antibakteri

  Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikandengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan menimbulkaserta merusak bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk menghambat pertumbuhaDalam definisi yang luas, antibakteri adalah suatu zat yang mencegah terjadinya pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Meskipun baik antibiotik maupun antibakteri sama-sama menyerang bakteri, kedua istilah ini telah mengalami pergeseran makna selama bertahun-tahun sehingga memiliki arti yang berbeda. Saat ini antibakteri biasanya dijabarkan sebagai suatu zat yang digunakan untuk membersikan permukaan dan menghilangkan bakteri yang berpotensi membahayakan. Tidak seperti anti biotik, anti bakteri tidak digunakan sebagai obat baik untuk manusia maupun untuk hewan, namun dapat ditemukan dalam berbagai produk seperti sabun, deterjen, produk-produk untuk kulit dan kesehatan serta pembersih peralatan rumah tangga. . Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu : 1.

  Merusak dinding sel 2. Mengganggu permeabilitas sel 3. Menghambat aktifitas enzim 4. Menghambat sintesa asam nukleat dan protein

  Berdasarkan aktifitasnya zat antibakteri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

  bakteriostatik (zat antibakteri yang memiliki aktivitas yang dapat menghambat

  pertumbuhan bakteri, namun tidak mematikannya) dan bakterisida (zat antibakteri yang aktivitasnya dapat membunuh bakteri). (Fardiaz,1987)

2.3. Pengujian Aktivitas Antibakteri

  Pengujian terhadap aktivitas antimikroba dilakukan untuk mengetahui obat- obat yang paling poten untuk kuman penyebab penyakit terutama penyakit kronis. Pengujian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a. Difusi Agar Media yang dipakai adalah agar Mueller Hinton. Pada metode difusi ini ada beberapa cara, yaitu: 1) Cara Kirby Bauer Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 mL BHI cair, diinkubasikan 5-8 jam pada 37ºC. Suspensi ditambah akuades steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar Brown dengan konsentrasi bakteri

  8

  10 CFU per mL. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri lalu ditekan- tekan pada dinding tabung hingga kapasnya tidak terlalu basah, kemudian dioleskan pada permukaan media agar hingga rata. Kemudian diletakkan kertas samir (disk) yang mengandung antibakteri di atasnya, diinkubasikan pada 37ºC selama 18-24 jam, hasilnya dibaca:

  a. Zona radikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri. Potensi antibakteri diukur dengan mengukur diameter dari satu radikal.

  b. Zona iradikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan bakteri dihambat oleh antibakteri tetapi tidak dimatikan (Anonim, 2008).

  2) Cara Sumuran Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 mL BHI cair, diinkubasi pada 37ºC selama 5-8 jam. Suspensi ditambah akuades

  8

  steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar konsentrasi bakteri 10 CFU per mL. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri lalu ditekan-tekan pada dinding tabung hingga kapasnya tidak terlalu basah, kemudian dioleskan pada permukaan media agar hingga rata. Media agar dibuat sumuran dengan garis tengah tertentu, ke dalam sumuran diteteskan larutan antibakteri, diinkubasi pada 37ºC selama 18-24 jam Hasilnya dibaca seperti Kirby Bauer (Anonim, 2008).

  3) Cara Pour Plate Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 mL BHI cair, diinkubasi 37º C selama 5-8 jam. Suspensi ditambah akuades steril

  8 hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar konsentrasi bakteri 10 CFU per mL.

  Suspensi bakteri diambil satu mata ose dan dimasukkan ke dalam 4 mL agar base 1,5% yang mempunyai temperatur 50ºC. Setelah suspensi kuman tersebut homogen dituang ke dalam media agar Mueller Hinton, ditunggu sebentar sampai agar tersebut membeku, diletakkan disk di atas media dan diinkubasi 15-20 jam dengan temperatur 37º C. Hasil dibaca sesuai dengan standar masing-masing antibakteri (Anonim, 2008).

  4) Dilusi Cair atau Dilusi Padat Pada prinsipnya antibakteri diencerkan sampai diperoleh beberapa konsentrasi. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi obat ditambah suspensi kuman dalam media.

  Sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi obat dicampur dengan media agar, lalu ditanami bakteri (Anonim, 2008).

2.5. Media

  Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai.

  Perkembangbiakkan bakteri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu ;

  • Suhu - Cahaya - Pengeringan (kelembaban)
  • Keasaman (pH)
  • Pengaruh O

  2 dari udara

  • Pengaruh tekanan osmotik
  • Pengaruh mikroorganisme disekitarnya - Pengaruh zat kimia (desintektan terhadap mikroba). (Pelczar, 1998) Media dibedakan atas : 1.

  Media cair, yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan termasuk membiakkan dan menumbuhkan mikroba. Misalnya Laktosa Broth, Nutrient

  Broth dll.

  2. Media padat, yang dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba pada permukaannya sehingga membentuk koloni yang dapat dilihat, dihitung atau diisolasi misalnya Nutrient Agar, Muller Hinton Agar dll.

3. Media setengah padat, yang mempunyai konsistensi diantara media cair dan media padat, (Rangkuti Dorlan dalam Rizki, 2010).

2.6. Sterilisasi

  Pematian mikroorganisme mendasari metode kerja mikrobiologik dan pengawetan makanan sehingga diperlukan pembahasan lebih lanjut. Pembahasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya disebut sterilisasi. Harus dibedakan antara sterilisasi dengan pasteurasi dan juga konservasi. Kalau suatu larutan biak steril atau yang sudah ditanami kuman, tanpa dikehendaki dicemari oleh mikroorganisme, peristiwa ini disebut kontaminasi atau pencemaran. Istilah desinfeksi (pematian semua mikroorganisme pathogen), aseptis, antiseptis dan infeksi jarang digunakan pada mikrobiologi dan lebih banyak dipakai pada ilmu kesehatan. (Schlegel, 1994)

  Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan alat – alat atau bahan – bahan dari segala macam bentuk kehidupan mikroba baik secara vegetatif maupun generatif. Cara sterilisasi yang umum dilakukan adalah : 1.

  Sterilisasi secara fisik : a.

  Sterilisasi dengan pemijaran, cara ini dipakai untuk sterilisasi kawat innokulasi (jarum ose) yang terbuat dari platina atau nikron. Caranya dengan membakar menggunakan spriritus sampai pijar.

  b.

  Sterilisasi dengan udara panas (kering), cara ini dipakai untuk mensterilkan peralatan gelas. Alat yang digunakan adalah oven dengan suhu diatas 170ºC.

  c.

  Sterilisasi dengan menggunakan uap panas bertekanan, cara ini dipakai untuk sterilisasi alat – alat atau bahan – bahan yang tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi. Alat yang digunakan adalah autoklaf. Pada autoklaf terdapat penunjuk tekanan, penunjuk suhu serta pengatur uap atau udara. (Lay dalam Rizki, 2010).

2. Sterilisasi secara kimia

  Cara ini dilakukan dengan menggunakan senyawa – senyawa kimia, misalnya dengan menggunakan desinfektan, larutan alkohol, larutan formalin ( Katarina, 2011).

Dokumen yang terkait

Uji Antibakteri Ekstak Daun Sirsak (Annonamuricata Linn) terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcusaureus

8 79 54

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

2 59 77

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceplukan (Physalis minima L.) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae, Escherichia coli Dan Salmonella typhimurium

21 148 72

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

23 113 70

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli;

5 221 8

Uji Efektivitas Konsentrasi Ekstrak Daun Iler(Coleus atropurpureus L. Benth) sebagai Antibakteri Escherichia coli (Dikembangkan sebagai Sumber Belajar Biologi

0 6 28

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian (Durio zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus longan Lour), dan Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L), Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25925 dan Escherichia coli ATCC 25922

8 60 79

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bakteri - Perbandingan Uji Aktivitas Antibakteri Antara Ekstrak Etanol Dari Serbuk Dan Serbuk Nano Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

0 1 11