Uji Antibakteri Ekstak Daun Sirsak (Annonamuricata Linn) terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcusaureus

(1)

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRSAK

(Annonamuricata Linn) TERHADAP BAKTERI Escherichia

coli danStaphylococcus aureus.

SKRIPSI

RINA PRADIKTA

080822029

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRSAK

(Annonamuricata Linn) TERHADAP BAKTERI Escherichia

coli danStaphylococcus aureus.

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

RINA PRADIKTA

080822029

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

PERSETUJUAN

Judul : UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRSAK

(Annonamuricata Linn) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli danStaphylococcusaur

eus.

Kategori : SKRIPSI

Nama : RINA PRADIKTA

NomorIndukMahasiswa : 080822029

Program Studi : SARJANA (S1) KIMIA EKSTENSI

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Disetujui di Medan, Juli 2012

KomisiPembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Dr.YuniartiYusak, MS Dr. RumondangbulanNst,MS

NIP : 19490127198002001 NIP :195408301985032001

Diketahui/Disetujuioleh :

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

Dr. RumondangbulanNst,MS NIP :195408301985032001


(4)

PERNYATAAN

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRSAK (

Annonamuricata

Linn

) TERHADAP BAKTERI

Escherichia coli

dan

Staphylococcus

aureus.

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2012

RINA PRADIKTA 080822029


(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“ UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annonamuricata Linn) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan sthapylococcus Aureus” Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi Kimia FMIPA USU. Oleh karena itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih pada:Orangtuatercinta dan keluarga saya atas dukungan dan doanya, ibu Dr. RumondangBulanNst, MSselakuKetuaJurusan Kimia FMIPA USU dan sekaligus Dosen Pembimbing I, bapak Drs. Albert Pasaribu, Msi selaku Sekretaris Jurusan Kimia FMIPA USU, ibuDr. YuniartiYusak, MS selaku Dosen Pembimbing II, ibu Andriayani S.Pd.Msi selaku dosen wali, bapak dan ibudosen Program Studi Kimia FMIPA USU yang selama ini telah memberikan ilmu, asistenlaboratorium Mikrobiologi dan laboran mikrobiologi, Sahabat – sahabat terbaik saya Panji yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, disebabkan keterbatasan literature serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2012 RinaPradikta


(6)

ABSTRAK

Telah dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun sirsak (Annona Muricata Linn) terhadap Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sirsak (Annona Muricata Linn) memiliki aktivitas sebagai antibakteri . Ekstrak metanol menunjukkan daun sirsak (Annona Muricata Linn) melakukan aktivitas pada konsentrasi10 % terhadap bakteriEscherichia coli, dan Staphylococcus aureus dengan diameter zona bening masing-masing sebesar 10 mm untuk bakteri

Escherichia coli dan 8,52 mm untuk bakteri Staphylococcus aureus sedangkan pada pelarut air diameter zona bening sebesar 7,83 mm untuk bakeri Escherichia coli dan 8,45 mm untuk bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini disebabkan karena adanya zat antibakteri didalam daun sisak yaitu senyawa tinin.


(7)

ABSTRACT

Antibacterial activity of methanol extract soursop leaf (Annona muricata Linn) toEscherichia coli, and Staphylococcus aureus with diffusionmethod has been done. Result showed soursop leaf methanol extract (Annona muricata Linn) has activity as antibacterial. at concentration of 10 % to Escherichia coli and

Staphylococcus aureus with resistancediameter of 10 mm to Escherichia coli, and 8,52 mm to Staphylococcus aureus each. While in the water solvent resistent diameter for bacteria Escherichia coli 7,83 mm and for bacteria Staphylococcus aureus 8,45 mm. This is caused due to anti-bacterial substances contained in the leaves of the soursop leaf thinin compounds.


(8)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Pembatasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Lokasi penelitian 4

1.7 Metodologi Penelitian 4

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Tanaman Sirsak (Annona muricata Linn) 5 2.1.1 Metabolit Sekunder Tanaman Sirsak ((Annona muricata Linn) 7

2.1.2 Manfaat Sirsak (Annona muricata Linn) 9

2.2 Bakteri 10

2.2.1 Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif 11

2.2.2 Karekteristik Escherichia coli 13

2.2.3 Karakteristik Sthapylococcus aureus 14

2.3 Anti Bakteri 14

2.4 Pengujian Aktifitas Antibakteri 15

2.5 Media 17

2.6 Sterilisasi 18

Bab III. Bahan dan Metode Penelitian

3.1 Alat – alat 20

3.2 Bahan Penelitian 21

3.3 Prosedur Penelitian 21

3.3.1 Pembuatan Media dan Larutan Pereaksi 21 3.3.1.1 Media Muller Hinton Agar (MHA) 21 3.3.1.2 Suspensi Standar Mc Farland 21

3.3.2 Sterilisasi alat 22


(9)

3.3.4 Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) Dalam Tabung Miring 22 3.3.5 Penyediaan Biakan Stok Bakteri E.coli dan S. Aureus 22 3.3.6 Pengenceran Bakteri E.coli dan S.aureus 23 3.3.7 Pengujian Aktifitas Bakteri 23

3.4 Skema Penelitian 24

3.4.1 Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) Dalam Tabung Miring 24 3.4.2 Penyediaan Biakan Stok Bakteri E.coli dan S. Aureus 25 3.4.3 Pengenceran Biakan Stok Bakteri E. Coli dan S. Aureus 25 3.4.4 Pengujian Aktifitas Bakteri 26 3.4.4.1 Pengujian Aktifitas Bakteri dengan Ekstrak Pelarut

Metanol 26

3.4.4.2 Pengujian Aktifitas Bakteri dengan Ekstrak Pelarut

Air 27

3.4.4.3 Pengujian Aktifitas Bakteri dengan Metanol 28 3.4.4.4 Pengujian Aktifitas Bakteri dengan Air 28 Bab IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian 29

4.2 Pembahasan 32

Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 34

5.2 Saran 34

Daftar Pustaka 35


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rataan diameter zonabeningekstrak air daun sirsak terhadap bakteri

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus 30 Tabel 4.2 Rataan diameter zona bening ekstrak metanol daun sirsak

terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus 31 Tabel1.Data Pengamatan Diameter ZonaHambat (mm) Ekstrak Metanol

Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri

Staphylococcus Aureus 38

Tabel 2.Data PengamatanDiameter ZonaHambat (mm) Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn ) Terhadap Bakteri

Escherichia coli 38

Tabel 3.Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Air Daun Sirsak (Annona Muricata Linn)Terhadap Bakteri Escherichia coli 39 Tabel 4.Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Air Daun Sirsak

(Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 StrukturTanin 7

Gambar 2.2 StrukturAcetogenins 8

Gambar 2.3 StrukturAlkaloida 8

Gambar 2.4 StrukturFenilpropanoid 9

Gambar4.1 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri

Escherichia coli pada konsentrasi 10 %, 20%, 30%, 40% dan 50%. 29 Gambar 4.2 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri

sthapylococcus Aureus pada konsentrasi 10 %, 20%, 30%, 40% dan 50% 30 Gambar 4.3 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak metanol daun sirsak terhadap

bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 10 %, 20%, 30%, 40% dan

50%. 30

Gambar 4.4 Hasil ujiaktifitas anti bakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri

Sthapylococcus Aureus pada konsentrasi 10 %, 20%, 30%, 40% dan

50%. 31

Gambar1.Hasil Uji anti bakteri pelarut air dan metanol tanpa pemberian sampel 40


(12)

ABSTRAK

Telah dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun sirsak (Annona Muricata Linn) terhadap Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sirsak (Annona Muricata Linn) memiliki aktivitas sebagai antibakteri . Ekstrak metanol menunjukkan daun sirsak (Annona Muricata Linn) melakukan aktivitas pada konsentrasi10 % terhadap bakteriEscherichia coli, dan Staphylococcus aureus dengan diameter zona bening masing-masing sebesar 10 mm untuk bakteri

Escherichia coli dan 8,52 mm untuk bakteri Staphylococcus aureus sedangkan pada pelarut air diameter zona bening sebesar 7,83 mm untuk bakeri Escherichia coli dan 8,45 mm untuk bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini disebabkan karena adanya zat antibakteri didalam daun sisak yaitu senyawa tinin.


(13)

ABSTRACT

Antibacterial activity of methanol extract soursop leaf (Annona muricata Linn) toEscherichia coli, and Staphylococcus aureus with diffusionmethod has been done. Result showed soursop leaf methanol extract (Annona muricata Linn) has activity as antibacterial. at concentration of 10 % to Escherichia coli and

Staphylococcus aureus with resistancediameter of 10 mm to Escherichia coli, and 8,52 mm to Staphylococcus aureus each. While in the water solvent resistent diameter for bacteria Escherichia coli 7,83 mm and for bacteria Staphylococcus aureus 8,45 mm. This is caused due to anti-bacterial substances contained in the leaves of the soursop leaf thinin compounds.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa kita telah terkenal pandai meracik jamu dan obat-obatan tradisional. Beragam jenis tumbuhan, akar-akaran, dan bahan-bahan alamiah lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Ramuan-ramuan itu digunakan pula untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat, mencegah penyakit, dan sebagian untuk mempercantik diri. Kemahiran meracik bahan-bahan itu diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya, hingga ke zaman kita sekarang. Di berbagai daerah di tanah air, kita menemukan berbagai kitab yang berisi tata cara pengobatan dan jenis-jenis obat tradisional. Di tengah-tengah serbuan obat-obatan modern, jamu dan ramuan tradisional tetap menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat kita. Tidak hanya masyarakat di pedesaan, masyarakat di perkotaan pun mulai mengkonsumsi obat-obatan tradisional ini. Diberbagai pelosok tanah air, dengan mudah kita menjumpai para penjual jamu gendong berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman sehat dan menyegarkan. Demikian pula, kios-kios jamu tersebar merata di seluruh penjuru tanah air. Jamu dan obat-obatan tradisional, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kita.

Masyarakat luas beranggapan bahwa penggunaan obat tradisional lebih aman dibandingkan dengan obat kimia sehingga mereka lebih suka menggunakan obat tradisional untuk menyembuhkan penyakitnya. Walaupun demikian bukan berarti obat tradisional memiliki efek samping yang merugikan, bila penggunaannya kurang tepat. Dan kurangnya informasi tentang obat tradisional oleh masyarakat merupakan


(15)

salah satu kendala dalam penggunaan obat tradisional sehingga penggunaannya menjadi kurang optimal. (Anonim, 2008)

Dengan banyaknya penelitian ilmiah yang dilakukan untuk mengetahui kandungan-kandungan yang dimiliki oleh tanaman sirsak, maka tanaman ini bergeser dari tanaman buah menjadi tanaman obat. Dari penelitian – penelitian tersebut, ditemukan bahwa hampir semua bagian dari tanaman ini, termasuk buah, bunga, daun, biji, akar hingga kulit batangnya bisa digunakan sebagai ramuan obat yang terbukti manjur. Salah satunya yang paling terkenal adalah pemanfaat ekstrak daun sirsak sebagai obat antikanker. Sirsak (Annona muricata Linn) masih merupakan saudara dekat dengan srikaya (Anona squamosa Linn). Tanaman sirsak berasal dari daerah tropis Amerika, yaitu sekitar Peru, meksiko, dan Argentina. Tanaman buah ini sudah diperkenalkan ke dunia jauh sebelum Colombus menemukan Benua Amerika. Sedangkan penyebarannya didaerah Asia Tenggara dimulai oleh orang- orang Spayol yang membawanya ke Filipina. (Hamid Bahari,2011)

Sebuah penelitian menemukan bahwa ternyata sirsak memiliki efek anti-tumor dan anti-kanker yang sangat kuat. Kandungan bahan aktif sirsak memiliki daya kerja kuat dalam memperlambat pertumubuhan sel kanker. Hal tersebut telah dibuktikan dengan membandingkan dengan obat-obat kanker yang sudah ada sebelumnya. Kandungan bahan aktifnya bekerja secara selektif. Ia hanya membasmi dan membunuh sel-sel kanker dan tidak mengganggu fungsi sel sehat. Selain itu, keampuhan buah sirsak adalah melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi yang mematikan. Dampaknya bagi penderita kanker adalah energi anda semakin meningkat dan penampilan fisik pun semakin membaik.(Enik Rahima,2011) 1.2. Permasalahan

Dari beberapa uraian diatas penulis ingin mengetahui apakah ekstrak daun sirsak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus.


(16)

1.3.Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan di batasi pada :

1. Daun sirsak yang digunakan adalah daun yang masih segar yang di ambil dari pohonnya di sekitar pekarangan rumah.

2. Pelarut yang digunakan adalah metanol dan aquades yang di beli dari Bratachem. 3. Bakteri yang digunakan Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus diperoleh

dari laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU.

4. Variasi konsentrasi ekstrak sirsak pelarut metanol dan pelarut air yang digunakan adalah 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%.

5. Metode uji aktifitas anti bakteri yang digunakan adalah metode Difusi Cakram dan luas zona bening yang diukur menggunakan jangka sorong.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ekstrak daun sirsak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus.

2. Untuk mengetahui apakah metanol dan air juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli dan Sthapylococcus aureus.

3. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapa ekstrak daun sirsak mulai menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus dan berapa besar zona bening yang terbentuk.

1.5. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi ilmiah terhadap masyarakat pada umumnya dan peneliti khususnya serta para pakar farmakologi bahwa daun sirsak dapat di gunakan sebagai anti bakteri yang memberikan kontribusi dalam pengembangan penggunaan obat tradisional.


(17)

1.6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU dan penyediaan ekstrak daun sirsak dilaksanakan di laboratorium Polimer FMIPA USU.

1.7. Metodologi Penelitian

Penelitan ini adalah ekperimental laboratorium dengan menggunakan sampel daun sirsak yang masih segar yang di peroleh dari pohonnya disekitar pekarangan rumah. Dengan langkah – langkah analisis sebagai berikut :

1. Daun sirsak yang masih segar dikering anginkan selama 5 – 6 hari setelah itu di keringkan dan dimaserasi menggunakan pelarut metanol dan air selama 3 x 24 jam kemudian di pekatkan dengan rotari evaporator

2. Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus dibiakkan lalu diencerkan dengan NaCl 0,9% steril hingga sama dengan suspensi Mc. Farland dengan kekeruhan 108 koloni/ml kemudian dibiakkan pada MHA dalam cawan petri.

3. Ekstrak pekat daun sirsak diencerkan dengan metanol dan air dengan variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Blank dish direndam dalam variasi berbagai konsentrasi ekstrak daun sirsak dan diletakkan diatas permukaan MHA yang telah bercampur bakteri.

4. Blank dish direndam dengan metanol dan air dan diletakkan diatas permukaan MHA yang telah dicampur bakteri sebagai pembanding terhadap ekstrak daun sirsak.

5. Penentuan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode Difusi Cakram dengan cara mengukur besarnya diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tanaman Sirsak (Annona muricata Linn)

Tanaman yang memiliki aroma dan rasa yang khas ini merupakan jenis tanaman tropis. Oleh karena itu, tanaman ini bisa tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian sekitar 1000 meter diatas permukaan laut. Selain itu, tanaman ini juga mudah tumbuh di berbagai jenis tanah, mulai dari tanah yang kaya akan unsur hara dengan pengairan yang baik hingga tanah yang dianggap tidak subur, seperti tanah masam, tanah kering, atau tanah berpasir. Sirsak (Annona muricata Linn) masih merupakan saudara dekat dengan srikaya (Annona squamosa Linn) tanaman sirsak berasal dari daerah tropis Amerika, yaitu sekitar Peru, Meksiko dan Argentina. Tanaman buah ini sudah diperkenalkan ke dunia jauh sebelum Columbus menemukan benua Amerika. Sedangkan penyebarannya di daerah Asia tenggara dimulai oleh orang – orang Spanyol yang membawanya ke Filipina. Di Indonesia tanaman ini memiliki beberapa nama, yaitu nangka sebrang, dan nangka londo (Jawa), nangka walanda dan sirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), deureuyan belanda (Aceh), durio ulondro (Nias), serekaja (Bugis), jambu landa (Lampung), dan durian betawi (Minang kabau). Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda, yaitu Zuurzak. Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu zuur yang berarti asam, dan zak yang berarti kantong. Dengan demikian, buah sirsak dapat diartikan sebagai kantong yang memiliki rasa asam. (Hamid Bahari,2011)

dengan berat mencapai 2,5 kg. Yang dinamakan "buah" sebenarnya adalah kumpulan buah-buah (buah agregat) dengan kehilangan batas antar buah. Daging buah sirsak berwarna putih dan memiliki biji berwarna hitam. Buah ini sering digunakan untuk bahan baku jus minuman serta es krim. Buah sirsak mengandung banyak


(19)

gizi lainnya adalah banya biji masing – masing sebesar 27 dan 14 mg/100g. kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang sehingga berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat osteoporosis. (Enik Rahima,2011)

Kegunaan daun sirsak dari literatur diketahui dapat menyembuhkan penyakit kanker, caranya dengan merebus 10 lembar daun sirsak yang berwarna hijau tua kedalam 3 gelas air dan direbus hingga airnya tinggal 1 gelas saja. Air rebusan diminumkan kepada penderitanya 2 kali sehari. Setelah diminum, badan pasien terasa panas, mirip dengan efek kemoterapi, bahkan lebih hebat lagi karena rebusan daun sirsak hanya membunuh sel-sel yang tumbuh abnormal dan membiarkan sel-sel yang tumbuh normal. Sedangkan kemoterapi masih ada efek membunuh juga sebagian sel-sel yang normal (Anonim, 2010)

Klasifikasi dari tanaman sirsak adalah : Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Diviso : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Polycarpiceae

Family : Annonaceace

Genus : Annona

Spesies : Annona muricata Linn

(Enik Rahima,2011)


(20)

2.1.1. Metabolit Sekunder Tanaman Sirsak (A. muricata Linn)

Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terbentuk dalam tanaman. Bagian tanaman bernilai tinggi , seperti fruktosa, lemak, protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B. Metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya adalah senyawa golongan tanin, acetogenins, alkaloida dan fenilpropanoid.

a. Tanin

Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman , seperti daun, buah yang belum matang , batang dan kulit kayu. Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang. Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat tanin yang sangat kompleks mulai dari pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis. Maka dari itu semua penelitian tentang berbagai jenis senyawa tanin mulai dilirik para peneliti sekarang . Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktifitas hidup sehingga pertumbuhan hidup sel terhambat atau bahkan mati. (http ://daunobat.blongspot.com/2008).


(21)

b. Acetogenins

Senyawa sitotoksik adalah senyawa yang dapat bersifat toksik maupun sebagai obat untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker dan sel tumor yang ada di dalam tubuh. Daun dan biji sirsak mengandung senyawa sitotoksik bernama acetogenins. Acetogenins adalah kumpulan senyawa aktif yang memiliki aktivitas sitotoksik di dalam tubuh dengan cara menghambat transpor ATP atau energi yang digunakan sel kanker untuk

berkembang.

Gambar 2.2 Struktur Acetogenins

c. Alkaloida

Hampir semua alkaloid yang ditemukan dialam mempunyai keaktifan fifiologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan misalnya kuinin, morfin dan striknin adalah alkaloid yang terkenal dan mempunyai efek fisiologis dan psikologis. Adanya sifat fisiologis pada alkaloid telah banyak menarik perhatian para ahli kimia sejak abad yang lalu dan sebagai akibatnya lebih dari 5000 senyawa alkaloid sudah ditemukan. (Achmad 1986)


(22)

Gambar 2.3 Struktur Alkaloida

d. Fenilpropanoid

Fenilpropanoid mewakili kelompok besar produk alamiah yang diturunkan dari asam amino fenilalanin dan tirosin atau dalam beberapa kasus, di tengah jalur biosintesisnya melalui biosintesis asam sikimat. Seperti yang terlihat dari namanya, kebanyakan senyawa yang terkandung dalam strurkturnya adalah cincin fenil yang terletak dalam tiga sisi rantai karbon propana. Karena kebanyakan fenlipropaoid di alam merupakan fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil dalam cincin aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan fenolik. Fenilpropanoid juga bertindak sebagai unit pembangun dalam pembentukan polimer dengan berat molekul besar dalam tumbuhan. Dua jenis utama fenilpropanoid adalah lignin dan tanin. Karena kesamaan senyawa penyusun pada tanin maka dapat menghambat mekanisme

pertumbuhan bakteri.

Gambar 2.4 Struktur FenilPropanoid

2.1.2. Manfaat Sirsak (Annona muricata Linn)

Selain bervitamin sirsak juga banyak mengandung mineral dan zat fitokimia yang berkhasiat untuk kesehatan. Buktinya, sejak dahulu sirsak digunakan sebagai pengobatan oleh bangsa Indian Amerika. Mereka percaya bahwa setiap bagian dari

OH OH

OH OH

OH OH


(23)

pohon sirsak, termasuk kulit Kayu, akar, daun, daging buah, hingga bijinya, digunakan sebagai obat. Kandungan gizi, serat dan mineral utamanya bisa mengobati penyakit – penyakit seperti asam urat, asma, disentri, hipertensi, kencing batu, osteoporosis, wasir dll. (Enik Rahima, 2011)

Salah satu manfaat sirsak adalah sebagai obat kanker. Daun sirsak mengandung acetogenins yang dapat membunuh berbagai macam sel kanker, seperti kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru, kanker usus besar, dan kanker pankreas. Keistimewaannya adalah, sirsak hanya membunuh sel kanker atau sel abnormal seperti radikal bebas yang mengandung sel kanker, namun tidak merusak sel-sel yang sehat. Inilah yang membuat para ilmuan terus melakukan penelitian untuk mendapatkan hasil terbaik. (http.//lagalus.com/2012)

2.2.Bakteri

Bakteri adalah kelompok sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang da dasar perbedaan antara

(http://id.wikipedia.org)

Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di dalam bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu umumnya memiliki

pembentuk sangat berbeda


(24)

Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

a. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:

Mikrococcus, jika kecil dan tunggal.

Diplococcus, jka berganda dua-dua.

Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar.

Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus.

Staphylococcus, jika bergerombol.

Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai.

b. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut

Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua.

Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai.

c. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut :

Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma).

Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran.

Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.

Bentuk t usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.

2.2.1. Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif

Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan metoda pewarnaan gram menjadi 2 kelompok besar, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pewarnaan ini


(25)

membedakan bakteri berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dinding sel-nya. Pewarnaan Gram meliputi 3 proses utama, yaitu pengecatan dengan kristal violet, dekolorisasi (penghapusan warna) dengan etil alkohol atau aseton, kemudian counterstaining atau pemberian pewarna kontras menggunaan air fukhsin. Pada awal pengecatan, semua bakteri akan berwarna ungu, proses dekolorisasi dan pemberian warna kontraslah yang membedakan antara kedua jenis bakteri ini. Bakteri gram positif akan menunjukkan warna ungu karena memiliki lapisan peptidoglikan tebal yang menahan kristal violet selama pengecatan gram.Sedangkan pada bakteri gram negatif akan berwarna merah akibat tipisnya dinding peptidoglikan sehingga kristal violet terbuang selama proses dekolorisasi dan pemberian air fukhsin akan mengecat bakteri gram negatif menjadi merah.

Karakteristik bakteri gram positif :

• Memiliki cytoplasmic lipid membran.

• Memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal.

• Terdapat asam teichoic dan lipoid yang membentuk lapisan asam lipoteichoic. yang berguna untuk chelating agen dan untuk adesi tipe tertentu.

• Beberapa spesies memiliki kapsul polisakarida.

• Beberapa spesies memiliki flagellum.

• Jika terdapat akan diperkuat oleh 2 cincin, berbeda dengan bakteri gram negatif yang flagellumnya diperkuat oleh 4 cincin.

Karakteristik bakteri gram negatif :

• Memiliki Cytoplasmic membran.

• Lapisan peptidoglikan tipis.

• Memiliki membran tambahan diluar lapisan peptidoglikan yang dipisahkan oleh spasium periplasmik.

• Membran luar terdiri atas Lipopolisakarida (LPS) yang tersusun oleh lipid A, inti polisakarida dan antigen O.


(26)

• Terdapat pori di membran luar sebagai pori-pori untuk molekul tertentu.

• Memiliki S-layer (Surface layer) yang melekat langsung pada membran luar.

• Jika memiliki flagella, maka akan disokong oleh 4 buah cincin.

• Tidak memiliki asam teichoic ataupun asam lipoteichoic.

• Lipoprotein merekat pada polisakarida.

(http://

2.2.2. Karakteristik Escherichia coli

Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis

ole ini dapat ditemukan dalam

Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa sehingga menghentikan sintesis yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus. E. coli banyak digunakan dalam teknologi

E. coli dipilih karena

pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di eropa sekarang sangat mewapadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar negara. Bakteri dalam kelompok ini juga mengakibatkan banyak infeksi pada saluran pencernaan makanan manusia dan juga hewan, juga penyebab penyakit pada beberapa tanaman. Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil anaerobik.


(27)

2.2.3. Karakteristik Staphylococcus Aureus

Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu

pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupaka

biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier . Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan

sehingga terjadi pelemahan inang.

Infeksi S.aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut

piogenik. S. aureus juga menghasilkan

H2O2 menjadi H2O dan O2, dan

berkoagulasi dan menggumpan. Koagulasi diasosiasikan dengan patogenitas karena penggumpalan fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi di sekitar bakteri sehingga agen pelindung inang kesulitan mencapai bakteri dan

2.3Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan merugikan. Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan menimbulka termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk menghambat


(28)

pertumbuha mencegah terjadinya pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Meskipun baik antibiotik maupun antibakteri sama-sama menyerang bakteri, kedua istilah ini telah mengalami pergeseran makna selama bertahun-tahun sehingga memiliki arti yang berbeda. Saat ini antibakteri biasanya dijabarkan sebagai suatu zat yang digunakan untuk membersikan permukaan dan menghilangkan bakteri yang berpotensi membahayakan. Tidak seperti anti biotik, anti bakteri tidak digunakan sebagai obat baik untuk manusia maupun untuk hewan, namun dapat ditemukan dalam berbagai produk seperti sabun, deterjen, produk-produk untuk kulit dan kesehatan serta

pembersih peralatan rumah tangga. .

Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu : 1. Merusak dinding sel

2. Mengganggu permeabilitas sel 3. Menghambat aktifitas enzim

4. Menghambat sintesa asam nukleat dan protein

Berdasarkan aktifitasnya zat antibakteri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

bakteriostatik (zat antibakteri yang memiliki aktivitas yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, namun tidak mematikannya) dan bakterisida (zat antibakteri yang aktivitasnya dapat membunuh bakteri). (Fardiaz,1987)

2.3. Pengujian Aktivitas Antibakteri

Pengujian terhadap aktivitas antimikroba dilakukan untuk mengetahui obat-obat yang paling poten untuk kuman penyebab penyakit terutama penyakit kronis. Pengujian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:


(29)

a. Difusi Agar

Media yang dipakai adalah agar Mueller Hinton. Pada metode difusi ini ada beberapa cara, yaitu:

1) Cara Kirby Bauer

Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 mL BHI cair, diinkubasikan 5-8 jam pada 37ºC. Suspensi ditambah akuades steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar Brown dengan konsentrasi bakteri 108 CFU per mL. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri lalu ditekan-tekan pada dinding tabung hingga kapasnya tidak terlalu basah, kemudian dioleskan pada permukaan media agar hingga rata. Kemudian diletakkan kertas samir (disk) yang mengandung antibakteri di atasnya, diinkubasikan pada 37ºC selama 18-24 jam, hasilnya dibaca:

a. Zona radikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri. Potensi antibakteri diukur dengan mengukur diameter dari satu radikal.

b. Zona iradikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan bakteri dihambat oleh antibakteri tetapi tidak dimatikan (Anonim, 2008).

2) Cara Sumuran

Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 mL BHI cair, diinkubasi pada 37ºC selama 5-8 jam. Suspensi ditambah akuades steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar konsentrasi bakteri 108 CFU per mL. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri lalu ditekan-tekan pada dinding tabung hingga kapasnya tidak terlalu basah, kemudian dioleskan pada permukaan media agar hingga rata. Media agar dibuat sumuran dengan garis tengah tertentu, ke dalam sumuran diteteskan larutan antibakteri, diinkubasi pada 37ºC selama 18-24 jam Hasilnya dibaca seperti Kirby Bauer (Anonim, 2008).


(30)

3) Cara Pour Plate

Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 mL BHI cair, diinkubasi 37º C selama 5-8 jam. Suspensi ditambah akuades steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar konsentrasi bakteri 108 CFU per mL. Suspensi bakteri diambil satu mata ose dan dimasukkan ke dalam 4 mL agar base 1,5% yang mempunyai temperatur 50ºC. Setelah suspensi kuman tersebut homogen dituang ke dalam media agar Mueller Hinton, ditunggu sebentar sampai agar tersebut membeku, diletakkan disk di atas media dan diinkubasi 15-20 jam dengan temperatur 37º C. Hasil dibaca sesuai dengan standar masing-masing antibakteri (Anonim, 2008).

4) Dilusi Cair atau Dilusi Padat

Pada prinsipnya antibakteri diencerkan sampai diperoleh beberapa konsentrasi. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi obat ditambah suspensi kuman dalam media. Sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi obat dicampur dengan media agar, lalu ditanami bakteri (Anonim, 2008).

2.5. Media

Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai.


(31)

Perkembangbiakkan bakteri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu ; - Suhu

- Cahaya

- Pengeringan (kelembaban) - Keasaman (pH)

- Pengaruh O2 dari udara - Pengaruh tekanan osmotik

- Pengaruh mikroorganisme disekitarnya

- Pengaruh zat kimia (desintektan terhadap mikroba). (Pelczar, 1998)

Media dibedakan atas :

1. Media cair, yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan termasuk membiakkan dan menumbuhkan mikroba. Misalnya Laktosa Broth, Nutrient Broth dll.

2. Media padat, yang dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba pada permukaannya sehingga membentuk koloni yang dapat dilihat, dihitung atau diisolasi misalnya Nutrient Agar, Muller Hinton Agar dll.

3. Media setengah padat, yang mempunyai konsistensi diantara media cair dan media padat, (Rangkuti Dorlan dalam Rizki, 2010).

2.6. Sterilisasi

Pematian mikroorganisme mendasari metode kerja mikrobiologik dan pengawetan makanan sehingga diperlukan pembahasan lebih lanjut. Pembahasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya disebut sterilisasi. Harus dibedakan antara sterilisasi dengan pasteurasi dan juga konservasi. Kalau suatu larutan biak steril atau yang sudah ditanami kuman, tanpa dikehendaki dicemari oleh mikroorganisme, peristiwa ini disebut kontaminasi atau pencemaran. Istilah desinfeksi (pematian semua mikroorganisme pathogen), aseptis, antiseptis dan infeksi


(32)

jarang digunakan pada mikrobiologi dan lebih banyak dipakai pada ilmu kesehatan. (Schlegel, 1994)

Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan alat – alat atau bahan – bahan dari segala macam bentuk kehidupan mikroba baik secara vegetatif maupun generatif. Cara sterilisasi yang umum dilakukan adalah :

1. Sterilisasi secara fisik :

a. Sterilisasi dengan pemijaran, cara ini dipakai untuk sterilisasi kawat innokulasi (jarum ose) yang terbuat dari platina atau nikron. Caranya dengan membakar menggunakan spriritus sampai pijar.

b. Sterilisasi dengan udara panas (kering), cara ini dipakai untuk mensterilkan peralatan gelas. Alat yang digunakan adalah oven dengan suhu diatas 170ºC.

c. Sterilisasi dengan menggunakan uap panas bertekanan, cara ini dipakai untuk sterilisasi alat – alat atau bahan – bahan yang tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi. Alat yang digunakan adalah autoklaf. Pada autoklaf terdapat penunjuk tekanan, penunjuk suhu serta pengatur uap atau udara. (Lay dalam Rizki, 2010).

2. Sterilisasi secara kimia

Cara ini dilakukan dengan menggunakan senyawa – senyawa kimia, misalnya dengan menggunakan desinfektan, larutan alkohol, larutan formalin ( Katarina, 2011).


(33)

BAB III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1.Alat – alat

Alat – alat yang digunakan adalah :

1. Gelas ukur Pyrex

2. Beaker gelas Pyrex

3. Gelas erlenmeyer Pyrex

4. Neraca Ohaus

5. Autoklaf Yamato SN 210

6. Oven Gallenkamp

7. Tabung reaksi Pyrex

8. Inkubator Fisher Scientific

9. Hot plate Cimarex

10.Labu takar Pyrex

11.Cawan petri 12.Jangka sorong 13.Bunsen 14.Botol aquades

15.Pipet volum Pyrex

16.Jarum ose 17.Pipet tetes

18.Batang pengaduk 19.Spatula

20.Rotary evaporator Heidolph WB 2000

21.Porteks Edmurd Buhler KL2


(34)

23.Bola karet 24.Magnetic Stirrer 25.Cotton bud 26.Jarum suntik

3.2.Bahan Penelitian

Bahan – bahan yang digunakan adalah : 1. Daun sirsak

2. Biakan Escherichia coli

3. Biakan Staphylococcus aureus

4. Media Muller Hinton Agar (MHA) Oxoid

5. Media Nutrient Agar (NA) Merck

6. Metanol p.a (Merck)

7. Aquades

8. Larutan NaCl 0,9% steril p.a (Merck)

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Pembuatan Media dan Larutan Pereaksi 3.3.1.1 Media Muller Hinton Agar (MHA)

Sebanyak 9,3 g MHA dilarutkan dengan 200ml aquades, dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk, ditutup dengan kapas dan disterilisasikan di dalam autoklaf pada suhu 121ºC dan 15 psi selama 15 menit.

3.3.1.2 Suspensi Standar Mc. Farland

Sebanyak 0,5 ml BaCl2 11,175% dicampurkan dengan 99,5 ml H2SO4 1% didalam tabung reaksi. Setelah itu diporteks untuk menghomogenkan larutan.


(35)

3.3.2 Sterlisasi Alat

Dicuci alat yang akan digunakan sampai bersih, kemudian dikeringkan dan ditutup rapat dengan kapas kemudian dengan kertas. Setelah itu dimasukkan ke dalam autoklaf dan ditutup rapat. Disterilkan sampai suhu 121ºC, tekanan 15 psi selama 15 menit.

3.3.3.Penyediaan Sampel

Sampel yang diteliti adalah daun sirsak yang segar yang diperoleh dari pohon disekitar pekarangan rumah. Daun sirsak yang sudah kering dianginkan selama 5-6 hari setelah itu dihaluskan dan dimaserasi menggunakan pelarut metanol selama 3x24 jam kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator. Dan demikian pula daun sirsak juga dimaserasi dengan cara yang sama menggunakan pelarut air.

3.3.4.Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) dalam Tabung Miring

Sebanyak 2 g NA dilarutkan dalam 100 ml aquades. Dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk menggunakan batang pengaduk atau magnetic stirrer kemudian didinginkan. Dibagi dalam beberapa tabung reaksi sebanyak 5 ml. ditutup rapat dengan kapas. Disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121ºC tekanan 15 psi selama 15 menit. Dibiarkan sampai memadat dalam keadaan miring.

3.3.5.Penyediaan Biakan Stok Bakteri E.coli dan S. aureus

Satu ose biakan E. coli dan S. Aureus masing – masing digoreskan dalam media pertumbuhan NA secara aseptis. Diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 35ºC selama 1-2 hari.


(36)

3.3.6.Pengenceran bakteri E. Coli dan S. Aureus

Disediakan 10 ml NaCl 0,9% steril masing – masing didalam tabung reaksi. Disuspensikan masing – masing bakteri dengan menggunakan jarum ose dari biakan bakteri ke dalam NaCl 0,9% steril sampai kekeruhannya sama dengan suspensi Mc. Farland maka konsentrasi bakteri adalah 108 koloni/ml.

3.3.7.Pengujian aktivitas antibakteri

Uji aktivitas dilakukan secara aseptik dengan metode Difusi Agar. Biakan bakteri, masing – masing Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang telah diencerkan diinokulasi diatas media MHA. Kemudian dimasukkan blank dish yang telah direndam masing – masing dengan ekstrak metanol daun sirsak dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Sebagai kontrol pada cawan petri diletakkan blank dish yang telah di basahi dengan metanol. Kultur bakteri diinkubasi dalam inkubator dengan cara terbalik pada suhu 35ºC selama 24 jam. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali pada masing – masing bakteri. Diukur besarnya aktivitas antibateri berdasarkan diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish. Hal yang sama dilakukan pula untuk ekstrak daun sirsak menggunakan palarut air.


(37)

3.4.Skema Penelitian

3.4.1 Pembuatan media Nutrient Agar (NA) dalam tabung miring 2 g Nutrient Agar

Media Nurient A

Hasil

Dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer Dilarutkan dengan 100 ml aquades

Dipanaskan diatas hot plate sampai mendidih sambil diaduk Didinginkan

Dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam beberapa tabung reaksi Ditutup dengan kapas

Disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121˚C tekanan

15 psi selama 15 menit


(38)

3.4.2 Penyediaan biakan stok bakteri E. Coli dan Staphylococcus aureus.

3.4.3 Pengenceran bakteri E. Coli dan Staphylococcus aureus.

Media NA

Hasil

Digoreskan satu ose bakteri Eschercia coli atau Staphylococcus aureus

Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35°C selama 2x 24 jam

10 ml NaCl 0,9 %

Suspensi bakteri 108 koloni/ml

Dimasukkan bakteri dari stok bakteri secara aseptis dengan menggunakan jarum ose

Disamakan kekeruhannya dengan


(39)

3.4.4 Pengujian Aktivitas Antibakteri

3.4.4.1. Pengujian Aktifitas Antibakteri dengan Ekstrak Pelarut Metanol

Blan dish

Blank dish basah

Dibasahi dengan ekstrak pelarut metanol daun sirsak 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%

Suspensi bakteri E.Coli 108

Media MHA + suspensii bakteri E.

Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri

Diletakkan blank dish yang telah di basahi ekstrak pelarut metanol daun sirsak Diinkubasi secara terbalik pada suhu 30°C selama 24 jam

Diukur diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish

Dilakukan hal yang sama untuk bakteri S.

aureus Hasil


(40)

3.4.4.2. Pengujian Aktifitas Antibakteri dengan Ekstrak Pelarut Air

Blank

Blank dish basah

Dibasahi dengan ekstrak pelarut air daun sirsak 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%

Suspensi bakteri E.Coli 108

Media MHA + suspensii bakteri E. Coli

Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri

Diletakkan blank dish yang telah di basahi ekstrak pelarut air daun sirsak

Diinkubasi secara terbalik pada suhu 30°C selama 24 jam

Diukur diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish

Dilakukan hal yang sama untuk bakteri S.

aureus Hasil


(41)

3.4.5 Pengujian Aktivitas Anti Bakteri dengan metanol

3.4.6 Pengujian Aktivitas Anti Bakteri dengan Pelarut Air

Suspensi Bakteri E.Coli 108 koloni/ml

Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri

Diletakkan blank dish dengan metanol Media MHA + Suspensi bakteri E.Coli

Diinkubasi secara terbalik pada suhui 30°C selama 24 jam

Diukur zona bening yang terbentuk disekitar blank dish

Dilakukan hal yang sama untuk S. Aureus

Hasil

Suspensi Bakteri E.Coli 108 koloni/ml

Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri

Diletakkan blank dish dengan air Media MHA + Suspensi bakteri E.Coli

Diinkubasi secara terbalik pada suhui 30°C selama 24 jam

Diukur zona bening yang terbentuk disekitar blank dish

Dilakukan hal yang sama untuk S. Aureus


(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menunjukkan adanya aktivitas penghambat pertumbuhan, hal ini dapat kita lihat dari hasil pengukuran diameter zona bening yang terbentuk yaitu berupa wilayah jernih disekeliling kertas cakram yang mengandung ekstrak daun sirsak yang dapat dilihat pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 dibawah ini

Gambar 4.1 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 10 % (A), 20%(B), 30%(C), 40%(D) dan 50%(E).

Gambar 4.2 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10 % (A), 20%(B), 30% (C), 40% (D) dan 50% (E).


(43)

Hasil pengukuran diameter zona bening aktivitas antibakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Rataan diameter zona bening ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

Konsentrasi Ekstrak (% v/v)

Diameter zona bening (mm)

Escherichia coli Staphylococcus aureus

10 % 3,55 3,01 20 % 4,41 4,66 30 % 5,37 5,73 40 % 6,53 6,63 50 % 7,83 8,45

Gambar 4.3 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak metanol daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 10 % (A), 20%(B), 30%(C), 40%(D) dan 50%(E).


(44)

Gambar 4.4 Hasil uji aktifitas anti bakteri metanol daun sirsak terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10 %(A), 20%(B), 30%(C), 40%(D) dan 50%(E).

Hasil pengukuran diameter zona bening aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Rataan diameter zona bening ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

Konsentrasi Ekstrak (% v/v)

Diameter zona bening (mm)

Escherichia coli Staphylococcus aureus

10 % 4,86 4,26 20 % 6,11 5,39 30 % 8,12 6,51 40 % 9,20 7,29 50 % 10,00 8,52


(45)

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian yang saya peroleh dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 bahwa ekstrak daun sirsak dapat efektif menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 10 % . Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak lebih efektif menghambat pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli dibandingkan dengan bakteri Staphylococcus aureus.

Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri dari daun sirsak (Annona Muricata Linn). Daun sirsak (Annona Muricata Linn) diuji terhadap bakteri

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil determinasi menunjukkan bahwa daun sirsak masuk kedalam famili Annonaceace dan species Annona Muricata Linn.. Dari hasil penapisan fitokimia tanaman uji daun sirsak (Annona Muricata Linn)

terdeteksi adanya alkaloid, fenilpropanoid, acetogenins dan tanin, diantara senyawa yang terdeteksi salah satunya mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. (Bauman, 2009). Tanin yang terdapat pada daun sirsak merupakan salah satu anti bakteri yang dapat menghambat fungsi membran sitoplasma pada bakteri. Pada konsentrasi rendah senyawa ini juga dapat merusak mermbran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit penting yang menginaktifkan sistem enzim bakteri, sedangkan pada konsentrasi tinggi dapat mengendapkan protein sel. (Stanier, 1979)

Mikroorganisme mempunyai kerentanan berbeda terhadap bahan – bahan yang digunakan untuk mematikannya. Terdapat perbedaan antar jenis tergantung dari kadar air dan pH lingkungan dan dari umur sel atau spora dan seterusnya. Kecepatan pemusnahan atau pematian yang eksponensial tidak hanya tergantung dari jenis organisme saja tetapi berbagai kondisi lingkungan. (lay bibiana, 1992)

Pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 dapat dilihat juga bahwa perbedaan pada konsentrasi juga mempengaruhi ekstrak dalam menghabat aktifitas bakteri. Perbandingan diameter zona bening yang dihasilkan oleh ekstrak daun sirsak berbanding lurus dengan penambahan konsentrasi ekstrak daun sirsak. Semakin besar


(46)

konsentrasi ekstrak daun sirsak yang diberikan semakin besar pula zona bening yang terbentuk. Sedangkan jika kita menggunakan pelarut metanol dan air tanpa pemberian ekstrak daun sirsak zona bening yang terbentuk sedikit hal ini membuktikan bahwa zat yang terdapat didalam ekstrak daun sirsak dapat mempengaruhi aktifitas anti bakteri.


(47)

BAB V

Kesimpulan Dan Saran

5.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak daun sirsak sudah mulai bisa menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

pada konsentrasi 10 %. Ekstrak metanol daun sirsak pada konsentrasi 50 % memberikan zona bening 10 mm untuk bakteri Escherichia coli dan 8,52 untuk bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak air daun sirsak pada konsentrasi 50% memberikan zona bening 7,83 untuk bakteri Escherichia coli dan 8,45 untuk bakteri Staphylococcus aureus. Pelarut metanol dan air tanpa penambahan ekstrak daun sirsak kurang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

1.2 Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pengujian zat aktif yang terdapat didalam daun sirsak (Annona Muricata Linn) sebagai anti bakteri dan juga dilakukan pengujian lebih lanjut dengan menggunakan beberapa jenis bakteri pathogen lainnya dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda pula.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008., Back To Nature (Berbagai Tanaman Yang Berkhasiat Obat),

).

Achmad,S.A, 1986., Buku Materi Pokok Kimia Organik Bahan Alam, Karunika, Universitas terbuka, Jakarta.

Bauman, R, 2009., Microbiology, Pearson education, inc, England.

Bahari, H. 2011., Segudang Keampuhan Sirsak Untuk Kesehatan dan Kecantikan, Laksana, Banguntapan, Jogjakarta.

Fardiaz S, Suliantri, Dewantri R, 1987., Senyawa Antimikroba, Bogor : PAU.

Fitri Yani, Rizki. 2010., Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherchia Coli dan Sthapylococcus Aureus, Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Katarina, Ginting, 2011., Uji Aktifitas Antibakteri Ekstrak Metanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn) Terhadap Bakteri Escherchia Coli dan Sthapylococcus Aureus dan Shigella Sp,Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Lay, B, 1992., Mikrobiologi, Rajawali press, Jakarta.

Lee, J.J, 1983., Microbiology, Barner & Noble Books A Division Of Harper & Row Publishers, London.

Pelczar, M.J, 1988., Dasar – Dasar Mikrobiologi, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Rahima, E. S.Kes., 2011, Menyembuhkan Kanker dengan Daun Sirsak, Arta Pustaka, Jogjakarta.

Schlegel, H.G., 1994., Mikrobiologi Umum, Edisi Keenam, Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta.

Stanier, Adelberg, 1979., Introduction To The Microbial World, Prentice – Hall International, London.


(49)

http ://daunobat.blongspot.com/2008 http://id.wikipedia.org


(50)

(51)

Tabel 1. Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus.

Konsentrasi (% v/v)

Ulangan

I II III

Total

Rataan 10 % 3,92 4,17 4,68 12,77 4,26 20 % 5,34 5,61 5,24 16,19 5,39 30 % 6,28 6,42 6,84 19,54 6,51 40 % 7,05 7,25 7,56 21,86 7,29 50 % 7,93 8,45 9,17 25,55 8,52

Tabel 2. Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Eschericia Coli.

Konsentrasi (% v/v)

Ulangan

I II III

Total

Rataan 10 % 4,63 4,83 5,12 14,58 4,86 20 % 6,24 5,73 6,35 18,32 6,11 30 % 7,49 8,24 8,61 24,34 8,12 40 % 8,91 9,25 9,45 27,61 9,20 50 % 9,77 10,00 10,24 30,01 10


(52)

Tabel 3. Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Air Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Eschericia Coli. Konsentrasi

(% v/v)

Ulangan

I II III

Total

Rataan 10 % 3,20 3,63 3,81 10,64 3,55 20 % 4,00 4,35 4,87 13,22 4,41 30 % 5,15 5,32 5,63 16,10 5,37 40 % 6,45 6,34 6,80 19,59 6,53 50 % 7,56 7,92 8,00 23,48 7,83

Tabel 4. Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Air Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus.

Konsentrasi (% v/v)

Ulangan

I II III

Total

Rataan 10 % 2,50 3,10 3,42 9,02 3,01 20 % 4,36 4,73 4,90 13,99 4,66 30 % 5,27 5,81 6,10 17,18 5,73 40 % 6,23 6,72 6,94 19,89 6,63 50 % 7,83 9,23 8,30 25,36 8,45


(53)

Gambar 1. Hasil Uji Antibakteri Pelarut Metanol Dan Air Tanpa Penambahan Ekstrak Daun Sirsak.


(54)

(1)

http ://daunobat.blongspot.com/2008 http://id.wikipedia.org


(2)

(3)

Tabel 1. Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus.

Konsentrasi (% v/v)

Ulangan

I II III

Total

Rataan 10 % 3,92 4,17 4,68 12,77 4,26 20 % 5,34 5,61 5,24 16,19 5,39 30 % 6,28 6,42 6,84 19,54 6,51 40 % 7,05 7,25 7,56 21,86 7,29 50 % 7,93 8,45 9,17 25,55 8,52

Tabel 2. Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Eschericia Coli.

Konsentrasi (% v/v)

Ulangan

I II III

Total

Rataan 10 % 4,63 4,83 5,12 14,58 4,86 20 % 6,24 5,73 6,35 18,32 6,11 30 % 7,49 8,24 8,61 24,34 8,12 40 % 8,91 9,25 9,45 27,61 9,20 50 % 9,77 10,00 10,24 30,01 10


(4)

Tabel 3. Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Air Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Eschericia Coli.

Konsentrasi (% v/v)

Ulangan

I II III

Total

Rataan 10 % 3,20 3,63 3,81 10,64 3,55 20 % 4,00 4,35 4,87 13,22 4,41 30 % 5,15 5,32 5,63 16,10 5,37 40 % 6,45 6,34 6,80 19,59 6,53 50 % 7,56 7,92 8,00 23,48 7,83

Tabel 4. Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Air Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus .

Konsentrasi (% v/v)

Ulangan

I II III

Total

Rataan 10 % 2,50 3,10 3,42 9,02 3,01 20 % 4,36 4,73 4,90 13,99 4,66 30 % 5,27 5,81 6,10 17,18 5,73 40 % 6,23 6,72 6,94 19,89 6,63 50 % 7,83 9,23 8,30 25,36 8,45


(5)

Gambar 1. Hasil Uji Antibakteri Pelarut Metanol Dan Air Tanpa Penambahan Ekstrak Daun Sirsak.


(6)

Dokumen yang terkait

Uji Antibakteri Daun Sawo (Manilkara zapota) Terhadap Bakteri Eschericia Coli, dan Staphylococcus Aureus

43 219 52

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Andong (Cordyline fruticosa Goepp.) Terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae Dan Staphylococcus aureus

19 107 84

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

10 96 104

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceplukan (Physalis minima L.) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae, Escherichia coli Dan Salmonella typhimurium

21 148 72

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Analisis komponen kimia fraksi minyak atsiri daun sirih (piper batle Linn.) dan daun uji aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri gram negatif

1 5 33

Pengaruh Pemberian Madu Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan Bakteri Escherichia Coli

0 5 58

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN SELASIH UNGU (Ocimum sanctum Linn) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN SELASIH UNGU (Ocimum sanctum Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 1 19

Uji Antibakteri Infusa Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli ATCC 35218 dan Shigella Dysenteriae. - Ubaya Repository

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Uji Antibakteri Ekstak Daun Sirsak (Annonamuricata Linn) terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcusaureus

0 0 15