TABEL PERBANDINGAN KURIKULUM 2004 KBK KU

Nama : Moh. Imam Bahrul Ulum
NIM : 201210070311121
Kelas : Biologi 6C
TABEL PERBANDINGAN KURIKULUM 2004 (KBK), KURIKULUM 2006 (KTSP) DAN KURIKULUM 2013 (K13)
KURIKULUM

Ide Pokok

Dasar Hukum

2004
Menekankan pada kompetensi yang
merupakan pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak.
Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional :
1. Undang-undang Nomor 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembar Negara Tahun

1989 nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3390).
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999
tentang
Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839).
3. Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 1990 tentang Pendidikan
Dasar (Lembaran Negara Tahun
1990 Nomor 36, Tambahan

2006
Desentralisasi pendidikan artinya
sekolah melaksanakan program
pendidikannya sesuai dengan
karakteristik potensi dan kebutuhan
peserta didik bisa dikatakan pula bahwa

sekolah membuat kurikulumnya sendiri.
1. PP 19 Tahun 2005.
2. Permendiknas 22 Tahun 2006.
3. Permendiknas No. 23/2006 –
Standar Kompetensi Lulusan.
4. Permendiknas No. 41/2007Standar Proses.
5. Permendiknas No. 20/2007Standar Penilaian.
6. Permendiknas 19 Tahun 2007
Standar Pengelolaan.
Permendiknas 24 Tahun 2007 Standar
Sarana.

2013
Proses pembelajaran dilakukan dengan
pendekatan ilmiah (saintific approach),
yaitu standar proses dalam pembelajaran
terdiri dari Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan,
dan Mencipta.


4.

5.

6.

7.

Lembaran Negara Nomor 3412)
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 55
Tahun 1998 (Lembaran Negara
Tahun 1998 Nomor 90, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3763);
Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 1991 tentang Pendidikan
Luar Biasa (Lembaran Negara
Tahun 1991 Nomor 94, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3460);
Peraturan Pemerintah Nomor 25

Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan
Provinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Nomor 3952);
Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 228/M Tahun
2001 mengenai Pembentukan
Kabinet Gotong Royong;
Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 177 Tahun 2000
tentang Susunan Organisasi dan
Tugas Departemen sebagaimana
telah diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2001;

8. Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 102 Tahun 2001
tentang
Kedudukan,

Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja
Departemen.

Tujuan

Tujuan Khusus :
Peningkatan mutu dan relevansi
pendidikan yang harus dilakukan
secara
menyeluruh
mencakup
pengembangan dimensi manusia
Indonesia seutuhnya, yakni aspekaspek moral, akhlak, budi pekerti,
pengetahuan, keterampilan, kesehatan,
seni dan budaya. Pengembangan
aspek-aspek tersebut bermuara pada
peningkatan
dan

pengembangan
kecakapan hidup yang diwujudkan
melalui
pencapaian
kompetensi
peserta didik untuk bertahan hidup
serta menyesuaikan diri dan berhasil
dalam kehidupan.

Tujuan umum :
Untuk
memandirikan
dan
memberdayakan satuan pendidikan
melalui
pemberian
kewenangan
(otonomi) kepada lembaga pendidikan
dan
mendorong

sekolah
untuk
melakukan pengambilan keputusan
secara partisipatif dalam pengembangan
kurikulum.

Tujuan khusus biologi SMA.
Mata pelajaran Biologi bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
 Membentuk sikap positif terhadap
biologi dengan menyadari keteraturan
dan
keindahan
alam
serta
Tujuan biologi
mengagungkan kebesaran Tuhan
 Memahami
konsep-konsep

Yang Maha Esa.
biologi
dan
saling
keterkaitannya.

Tujuan Umum :
Untuk
mempersiapkan
manusia
indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif dan
afektif serta mampu berkonstribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia.



Standar Isi


 Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur,
objektif, terbuka, ulet, kritis, dan
dapat bekerja sama dengan orang lain.
 Mengembangkan pengalaman untuk

dapat mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan, serta
mengkomunikasikan hasil percobaan
secara lisan dan tertulis.
 Mengembangkan
kemampuan

berpikir analitis, induktif, dan
deduktif
dengan
menggunakan
konsep dan prinsip biologi.
 Mengembangkan penguasaan konsep
dan prinsip biologi dan saling


keterkaitannya dengan IPA lainnya
serta mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap percaya diri.

 Menerapkan konsep dan prinsip
biologi untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana yang berkaitan
dengan kebutuhan manusia.
 Meningkatkan
kesadaran
dan
berperan serta dalam menjaga
kelestarian lingkungan.
(tertuang dalam SK KD SMA Biologi)
Ruang lingkup mata pelajaran Biologi Mata pelajaran Biologi di SMA/MA Kompetensi Inti Biologi SMA
terdiri dari 2 bagian yaitu bekerja merupakan kelanjutan IPA di SMP/MTs Kelas X :
yang menekankan pada fenomena alam
Mengembangkan keterampilan
dasar

Biologi
untuk
menumbuhkan nilai serta sikap
ilmiah.
Menerapkan
konsep
dan
prinsip
Biologi
untuk
menghasilkan karya teknologi
sederhana
ang
berkaitan
dengan kebutuhan manusia.
Mengembangkan
kepekaan
nalar untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan
proses
kehidupan
dalam
kejadian sehari-hari.
Meningkatkan kesadaran akan
kelestarian lingkungan.
Memberikan
bekal
pengetahuan dasar untuk
melanjutkan pendidikan.

ilmiah dan pemahaman konsep (materi
pokok) dan penerapannya.
Kelas X
Bekerja ilmiah, hakikat ilmu Biologi,
keanekaragaman
hayati
dan
pengelompokan
makhluk
hidup,
hubungan antara komponen ekosistem,
perubahan materi dan energi, perannan
manusia
dalam
keseimbangan
ekosistem
Kelas XI
Organisasi seluler, struktur jaringan,
struktur dan fungsi organ tumbuhan,
hewan, dan manusia dan penerapannya
dalam konteks sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
Kelas XII
Proses yang terjafi pada tumbuhan,
proses metabolisme, hereditas,
evolusi, bioteknologi dan
implikasinya pada sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.

dan penerapannya yang meliputi aspekaspek sebagai berikut:
Hakikat biologi, keanekaragaman
hayati dan pengelompokan makhluk
hidup,
hubungan
antarkomponen
ekosistem, perubahan materi dan energi,
dan
peranan
manusia
dalam
keseimbangan ekosistem.
Organisasi seluler, struktur jaringan,
struktur dan fungsi organ tumbuhan,
hewan dan manusia serta penerapannya
dalam konteks sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
Proses yang terjadi pada tumbuhan,
proses metabolisme, hereditas, evolusi,
bioteknologi dan implikasinya pada
sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
(tertuang dalam SKKD Biologi.)

1. Menghayati dan Mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif
dan
proaktif
dan
menunjukan sikap sebagai bagian
dari
solusi
atas
berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan
diri
sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
2. Memahami,
menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan,
teknologi,
seni,
budaya, dan humaniora dengan
wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.

3. Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak
terkait
dengan
pengembangan
dari
yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
Kelas XI :
1. Menghayati
dan
mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif
dan
proaktif
dan
menunjukan sikap sebagai bagian
dari
solusi
atas
berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan
diri
sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,
prosedural,
dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora
dengan
wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak
terkait
dengan
pengembangan
dari
yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif
dan
kreatif,
serta
mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
Kelas XII :
1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai,
responsif
dan
proaktif),

menunjukkan sikap sebagai bagian
dari
solusi
atas
berbagai
permasalahan
bangsa,
serta
memosisikan diri sebagai agen
transformasi masyarakat dalam
membangun peradaban bangsa dan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan
menjelaskan pengetahuanfaktual,
konseptual, prosedural,
dan
metakognitif
dalamilmu
pengetahuan,
teknologi,
seni,
budaya, dan humaniora dengan
wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya
untukmemecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan
dari
yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara

Organisasi

Strategi

Struktur Horisontal
Separate-subject
curriculum yang
dilakukan oleh tim pengembang yang
ditunjuk di tingkat nasional.
Struktur Vertikal
 Sistem kelas
 Kombinasi sistem kelas dan tanpa
kelas (akselerasi)
 Sistem unit waktu 1 tahun setiap
kelas yang terdiri dari 2 semester
(34-40 minggu belajar efektif)
 Alokasi waktu 1 jam pelajaran 45
menit
 Jumlah jam/minggu = 38-39
jam/minggu
Berbasis kompetensi
 “learning to do, learning to
know, learning to be,
learning to live together”
 Inkuiri
 Konstruktivisme
 Sains Teknology Masyarakat
 Pemecahan masalah
 Penggunaan media yang
beragam

efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
Struktur horisontal:
Strutur Vertikal :
Penyusunan bahan pelajaran Separate Kurikulum 2013 menggunkan sistim SKS
subject (terpisah) (setiap mata pelajaran (Sistim Kredit Semester) diberlakukan
hanya Untuk SMP/MTs, SMA/MA, dan
tidak berhubungan dan berdiri sendiri.
SMK/MAK. Beban belajar setiap mata
Struktur vertikal:
pelajaran pada SKS dinyatakan dalam
Pelaksanaan
kurikulum
di satuan kredit semester (sks). Beban belajar
sekolah Sistem kelas.
1 (satu) sks terdiri atas 1 ( satu ) Jam
Semester dimana dalam 1 tahun
pembelajaran tatap muka, 1 ( satu ) jam
terdapat dua semester. Dan dalam 1
penugasan terstruktur, dan 1 (satu)jam
semester ada 6 bulan.
kegiatan mandiri

1. Dalam
pelaksanaannya,
pengembangan
silabus
dapat
dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau berkelompok dalam
sebuah sekolah/madrasah atau
beberapa
sekolah,
kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Dinas Pendidikan.







Observing (mengamati)
Questioning (menanya)
Associating (menalar)
Experimenting (mencoba)
Networking (Membentuk jejaring)

Detail KBK:
 Sistem belajar dengan modul
 Menggunakan keseluruhan
sumber belajar
 Pengalaman lapangan
 Strategi pembelajaran individual
personal
 Belajar tuntas
Kemudahan belajar

2. Setiap guru dalam satuan pendidikan
wajib membuat RPP secara lengkap
dan sistematis agar pembelajarn
berlangsung
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta
didik.
3. Kegiatan pembelajaran dalam kelas
dimulai dengan :
a. Pendahuluan
:
untuk
membangkitkan motifasi dan
memfokuskan perhatian peserta
didik untuk berpartiispasi aktif
dalam proses pembelajaran.
b. Inti : kegiatan pembelajaran
dilakukan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
memotivasi, peserta didik untuk
berpartisipasi
aktif,
serta
memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik,
kegiatan
dilakukan
secara
sistemastis
melalui
proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.

Evaluasi

Evaluasi
hasil
belajar
dalam
implementasi KBK dilakukan dengan
penilaian kelas, tes kemampuan dasar,
penilaian akhir satuan pendidikan dan
sertifikasi, benchmarking,
dan
penilaian program.
 Indikator keberhasilan sosialisasi
kurikulum
 Indikator
keberhasilan
penyusunan silabus
 Indikator
keberhasilan
penyusunan program tahunan dan
semester
 Indikator
keberhasilan
penyusunan rencana pembelajaran
 Indikator
keberhasilan
penyusunan bahan ajar

4. Sumber belajar : sumber belajar
didasarkan pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar, serta materi
ajar, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi.
5. Jumlah maksimal peserta didik
dalam satu kelas pada SMA/MA
minimal 32 peserta didik.
( tertuang dalam PERMEN Nomor
41 Tahun 2007)
1. Evaluasi
proses
pembelajaran
dilakukan
untuk
menentukan
kualitas
pembelajaran
secara
keseluruhan,
mencakup
tahap
perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran,
dan penilaian hasil pembelajaran.
2. Evaluasi
proses
pembelajaran
diselenggarakan dengan cara:
a. Membandingkan
proses
pembelajaran yang dilaksanakan
guru dengan standar proses.
b. Mengidentifikasi kinerja guru
dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kompetensi guru.
3. Evaluasi
proses
pembelajaran
memusatkan pada keseluruhan

Evaluasi hasil implementasi kurikulum
merupakan evaluasi ketercapaian standar
kompetensi lulusan pada setiap peserta
didik pada satuan pendidikan.
Capaian standar kompetensi lulusan setiap
peserta didik dikaji melalui:
a. hasil penilaian individual yang bersifat
otentik;
b. hasil ujian sekolah; dan
c. hasil ujian yang bersifat nasional.

Indikator keberhasilan pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar

kinerja
guru
dalam
proses
pembelajaran.
(tertuang dalam PERMEN Nomor 41
Tahun 2007)
Kurikulum 2004 masih menganut
1. KTSP pada dasarnya merupakan
kurikulum Subjek akademis. Isi
penyempurnaan model dari KBK.
kurikulum merupakan kumpulan dari
2. Konsep kurikulum KTSP yaitu
bahan ajar atau rencana pembelajaran.
subyek akademi, hal itu dapat dilihat
Tingkat pencapaian/penguasaan
dari tujuan kurikulum tersebut yaitu
peserta didik terhadap materi
mengembangkan kecerdasan atau
merupakan ukuran utama dalam
intelek dan pengetahuan merupakan
menilai keberhasilan belajar siswa.
Oleh karena itu, penguasaan materi
tujuan dari kurikulum subyek
Model Konsep sebanyak-banyaknya merupakan salah
akademis.
satu hal yang diprioritaskan dalam
3. Pendidikan
menekankan
pada
kegiatan belajar mengajar oleh guru
penguasaan ilmu pengetahuan.
yang menggunakan kurikulum jenis
4. Proses pendidikan berupa transfer
ini.
IPTEK.
5. Evaluasi dilakukan untuk melihat
sejauh mana IPTEK mampu
dikuasai.
Secara umum prinsip pengembangan Secara
umum
prinsip-prinsip
kurikulum 2004 meliputi :
pengembangan KTSP meliputi:
1.
Relevansi
 Berpusat
pada
potensi,
Prinsip
2.
Fleksibilitas
perkembangan,
kebutuhan,
dan
Pengembangan
3.
Kontinuitas
kepentingan peserta didik dan
4.
Efisien
lingkungannya.
5.
Efektivitas.
 Beragam dan terpadu

Konsep scientific
 Materi pembelajaran berbasisi pada
fakta/fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika/penalaran tertentu.
 Mendorong siswa berpikir kritis,
analitis,
dan
tepat
dalam
menidentifikasikan,
memahami,
memecahkan
masalah,
dan
mengaplikasikan materi pembelajaran
 Mendorong siswa mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan,
kesamaan, dan tautan tertentu satu
sama lain dari materi pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara
sederhana dan jelas
Pengembangan muatan lokal untuk SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
perlu memperhatikan beberapa prinsip
pengembangan sebagai berikut.
Utuh
 Pengembangan pendidikan muatan
lokal
dilakukan
berdasarkan

pendidikan berbasis kompetensi,
 Tanggap terhadap ilmu pengetahuan
kinerja, dan kecakapan hidup.
dan teknologi dan seni
 Relevan dengan kebutuhan kehidupan Kontekstual
 Pengembangan pendidikan muatan
 Menyeluruh dan berkesinambungan
lokal
dilakukan
berdasarkan
Belajar sepanjang hayat Seimbang
antara kepentingan nasional dan
budaya, potensi, dan masalah
kepentingan daerah
daerah.
Terpadu
 Pendidikan muatan lokal dipadukan
dengan
lingkungan
satuan
pendidikan, termasuk terpadu
dengan dunia usaha dan industri.
Apresiatif
 Hasil-hasil pendidikan muatan
lokal dirayakan (dalam bentuk
pertunjukkan,
lomba-lomba,
pemberian penghargaan) di level
satuan pendidikan dan daerah.
Fleksibel
 Jenis muatan lokal yang dipilih oleh
satuan pendidikan dan pengaturan
waktunya bersifat fleksibel sesuai
dengan kondisi dan karakteristik
satuan pendidikan.
Pendidikan Sepanjang Hayat
 Pendidikan muatan lokal tidak
hanya berorientasi pada hasil
belajar, tetapi juga mengupayakan

Metode
Pembelajaran









Metode Ceramah
Metode Diskusi
Metode Demonstrasi
Metode Eksperimen
Metode Karyawisata
Metode Proyek
Metode Sosiodrama

peserta didik untuk belajar secara
terus- menerus.
Manfaat
 Pendidikan muatan lokal
berorientasi pada upaya
melestarikan dan mengembangkan
budaya lokal dalam menghadapi
tantangan global.
Metode pembelajarn disesuaikan dengan Kurikulum
2013
mengembangkan
ketepatan materi.
pembelajaran langsung dan tidak langsung.
Dapat menggunakan beberapa metode 1.
Metode Ceramah
dibawah ini
2.
Metode Diskusi
o Metode Ceramah
3.
Metode Demonstrasi
o Metode Diskusi
4.
Metode Eksperimen
o Metode Demonstrasi
5.
Metode Karyawisata
o Metode Eksperimen
6.
Metode Proyek
7.
Metode Sosiodrama
o Metode Karyawisata
o Metode Proyek
o Metode Sosiodrama

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN BUDIDAYA "AIR LIUR" SARANG BURUNG WALET ANTARA TEKNIK MODERN DAN TEKNIK KONVENSIONAL (Studi Pada Sarang Burung Burung Walet di Daerah Sidayu Kabupaten Gresik)

6 108 9

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI-IIS DI SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

0 47 1

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

IDENTIFIKASI PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN SEKTOR KUNCI PROPINSI JAWA TIMUR (MENGGUNAKAN TABEL I-O TAHUN 2000 & 2006)

0 45 12

Penomena Golput Di Indonesia Pasca Orde Baru : Studi Kasus Pada Pemilu 2004

2 58 124

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM (8)

11 86 2

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS KELAS VII SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 51 68