: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J02125

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350

Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
BERDASARKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
PROVINSI JAWA TENGAH
Bambang Ismanto*
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Email : bambang.ismanto@staff.uksw.edu
Abstrak
Artikel ini mengkaji hasil pemetaan mutu pendidikan dan kebijakan peningkatan mutu SD, SMP,
SMA dan SMK di Jawa Tengah. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja mutu dan
kebijakan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten / Kota di Jawa Tengah dalam peningkatan mutu
pendidikan. Metode kajian dengan pendekatan campuran (mixed method) berdasarkan data
kuantitatif dokumen pemetaan mutu dan analisis konten kebijakan pendidikan di Provinsi Jawa
Tengah. Pemetaan mutu pendidikan mencakup standar kompetensi lulusan, isi, proses , penilaian
dan standar pengelolaan. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa kinerja mutu pendidikan belum
memenuhi standar nasional pendidikan dengan skor < 6,66 dari skor yang ditetapkan. Pada
jenjang SD skor rata-rata 4,80 dengan skor terendah standar penilaian (4,00) dan tertinggi standar

isi (5,39). Sedangkan pada jenjang SMP skor rata-rata 4,92 dengan skor terendah standar
penilaian (4,06) dan tertinggi standar kompetensi lulusan (5,35). Pada jenjang SMA skor rata-rata
5,01 dengan skor terendah standar penilaian (4,24) dan tertinggi standar kompetensi lulusan
(5,61). Sementara itu pada jenjang SMK skor rata-rata 4,99 dengan skor terendah standar
penilaian (4,06) dan tertinggi standar kompetensi lulusan (5,51). Pendidikan menjadi salah satu
misi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten /
Kota. Sesuai UU 23 Tahun 2014, kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah difokuskan untuk
meningkatkan mutu SMA dan SMK pada standar proses. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Kota,
pada jenjang SD dan SMP difokuskan pada standar penilaian.
Kata Kunci : Kinerja, Mutu, Standar Nasional Pendidikan, SD, SMP, SMA, SMK
Pendahuluan

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun

Pendidikan bermutu menjadi harapan
masyarakat

dan

peningkatan


daya

dalam

Indonesia menggunakan delapan standar

daya

yang menjadi acuan dalam membangun dan

manusia. Otonomi daerah yang dilaksanakan

meningkatkan kualitas pendidikan. Standar

sejak tahun 2001 merupakan kesempatan

Nasional

Pemerintah Kabupaten / Kota di Jawa


minimal tentang sistem pendidikan di seluruh

Tengah dalam mengelola sumber daya untuk

wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

peningkatan mutu dan daya saing sumber

Indonesia.

daya

kehidupan

dimaksudkan meliputi standar kompetensi

dengan

lulusan, isi, proses, penilaian, pendidik dan


manusia.

masyarakat

perlu

pemerintah

2005 menyatakan bahwa pendidikan di

saing

sumber

Dinamika
direspon

Pendidikan


Standar

merupakan

nasional

kriteria

yang

pengelolaan pendidikan yang bermutu.

100

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

tenaga

kependidikan,

ISSN 2442-6350
pengelolaan,

pembiayaan, dan standar penilaian.
Mutu
pendidikan

bermanfaat
karena

1)

ini

akan


menghasilkan

berbagai

bagi

dunia

meningkatkan

rekomendasi

peta
yang

untuk

dasar

kepada masyarakat dan atau pemerintah


kota/kabupaten

yang telah memberikan semua biaya kepada

pada tahun- tahun berikutnya.

sekolah, 2) menjamin mutu lulusannya, 3)
professional,

dan

mutu

program

pendidikan

yang


perlu

di

tingkat

dilaksanakan

Standar Nasional Pendidikan (SNP)

4)

adalah standar minimal yang ditetapkan

sehat

pemerintah dalam bidang pendidikan yang

(Usman, 2009:513-514). Ini berarti bahwa


harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan

lingkungan pendidikan menjadi inspirasi, dan

semua

proses kehidupan bermutu. Namun dalam

mengelola

kenyataannya, mutu pendidikan masih jauh

pendidikan

ketinggalan dibandingkan dunia bisnis. Oleh

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

karena


Provinsi

Jawa

penjaminannya menjadi kebutuhan dalam

pemetaan

standar

mempertanggungjawabkan

jenjang SD, SMP, SMA dan SMK. Peta

meningkatkan

persaingan

itu,

proses

yang

pengukuran

proses

dan

akurat

perencanaan

peningkatan

lebih

dan

bermanfaat bagi pemerintah kota/kabupaten

pertanggungjawaban (akuntabilitas) sekolah

bekerja

mutu

mutu

fungsi

pencapaian

dan

dan

pendidikan

bermutu.
pemetaan

mutu

pendidikan

menghasilkan

peta

mutu

kepentingan

dan

mutu

dalam

menyelenggarakan

(Ditjendikdasmen

pelaksanaan

Hasil
dianalisis

capaian

pemangku

:

Tengah

melakukan

nasional

SNP

Sistem

2016:9).

pendidikan

menjadi

baseline

Penjaminan

Mutu

Pendidikan.

dan

Peningkatan dan penjaminan mutu

mutu

pendidikan merupakan tanggung jawab dari

yang tepat sebagai upaya pemenuhan 8

setiap komponen di satuan pendidikan.

(delapan) SNP di tingkat sekolah. Berbagai

Sesuai peraturan perundangan yang berlaku

rekomendasi yang dirumuskan berdasarkan

setiap satuan pendidikan wajib melakukan

hasil analisis pemetaan mutu pendidikan

penjaminan mutu sesuai kewenangannya.

menjadi pertimbangan penyusunan Rencana

Analisis

Kerja Sekolah (RKS) dan RKAS (Rencana

rekomendasinya

Kerja dan Anggaran Sekolah). Pemetaan

pemerintah

mutu pendidikan diverifikasi oleh Pengawas

kota/kabupaten

Sekolah selaku pembina sekolah tersebut.

peningkatan mutu. .

rekomendasi

program

peningkatan

Kegiatan agregasi dan analisis pemetaan
mutu

pendidikan

mendapatkan

peta

dilakukan
tentang

untuk

mutu

menjadi

provinsi

dan

pertimbangan

dan

pemerintah

perencanaan

program

Satuan pendidikan yang telah atau
hampir memenuhi atau melampaui standar

8

nasional pendidikan dapat menggunakan

(delapan) SNP. Dari hasil analisis ini akan

atau menetapkan standar di atas SNP

didapat

sebagai

gambaran

tentang

capaian

pemetaan

tahapan

acuan

dalam

perencanaan,

pengembangan setiap indikator dari setiap

pelaksanaan,

SNP untuk setiap jenjang pendidikan. Analisis

pengembangan sistem penjaminan mutu

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

pengendalian,

dan

101

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350

Volume 5 Nomor 1, Mei 2018
Pemetaan

pendidikan. Standar yang ditetapkan oleh

Jawa

mutu

pendidikan

Tengah

Tahun

di

satuan pendidikan harus lebih tinggi dari

Provinsi

2016

SNP (Ditjendikdasmen:2016:10). Penetapan

dilakukan oleh LPMP meliputi 5 standar yaitu

standar dan indikatornya harus disesuaikan

Standar Kompetensi Lulusan; Standar Isi;

dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan

Standar Proses;

di Indonesia. Berdasarkan pemetaan SNP

Standar Pengelolaan.

menjadi dasar dalam menetapkan program

pemenuhan SNP berkisar antara 0 – 7,

dan kebijakan pengelolaan sumber daya

dengan skala capai Menuju SNP level 1 :

pendidikan.

skor < 2,04,

Standar Penilaian; dan
Skor

capaian

level 2 : 2,04< skor < 3,70;

Implementasi Desentralisasi dalam

level 3 : 3,70 < skor < 5,06; SNP level 4 :

makna pencapaian tujuan politik adalah

5,06 < skor < 6,66; dan mencapai SNP :

dimaksudkan dalam rangka mewujudkan

6,66< skor < 7,00.

prinsip

demokratisasi,

tujuan

Pemetaan capaian mutu SNP baik

pengertian

jenjang pendidikan SD, SMP, SMA maupun

administrative adalah dalam rangka efisensi

SMK Provinsi Jawa Tengah dikategorikan

dan efektivitas pemerintahan (Muchlis DP ,

menuju SNP 3. Ini berarti bahwa pendidikan

2011:54). Berdasarkan UU Nomor : 23

dasar dan menengah di Jawa Tengah belum

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

dapat mencapai SNP. Skor mutu yang paling

mulai Tahun 2016 manajemen pendidikan

tinggi dimiliki oleh jenjang pendidikan SMA

dasar dan pendidikan anak usia dini dan

yaitu sebesar 5,01, sementara skor mutu

pendidikan

tanggung

yang paling rendah dimiliki oleh jenjang

Sedangkan

pendidikan SD yaitu sebesar 4,800. Lebih

desentralisasi

jawab

sedang

dalam

nonformal

Kabupaten

/

menjadi
Kota.

pendidikan menengah dan pendidikan luar

lanjut

biasa menjadi tanggunga jawab Pemerintah

nasional pendidikan masing-masing jenjang

Provinsi.

pendidikan disajikan dan dijelaskan dalam

Pemetaan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa

Tabel

hasil

pemetaan

capaian

standar

1

Tengah
Tabel 1. Skor Peta Capaian Standar Nasional Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar (SD) Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2016
Standar

Skor
Rata-rata

Keterangan

Standar Kompetensi
Lulusan
Standar Isi

5,250

Menuju SNP 4

5,390

Menuju SNP 4

Standar Proses

4,188

Menuju SNP 3

Standar Penilaian

4,004

Menuju SNP 3

Standar Pengelolaan

5,169

Menuju SNP 4

SNP

4,800

Menuju SNP 3

Sumber : LPMP Tahun 2017

102

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

ISSN 2442-6350
penilaian

Berdasarkan tabel 1 capaian mutu

dengan

skor

mutu

4,004.

jenjang SD di Provinsi Jawa Tengah secara

Berdasarkan analisis indikator dari pemetaan

umum belum mencapai SNP. Capaian mutu

standar nasional pendidikan jenjang SD

yang paling baik adalah pada standar isi

terdapat kekuatan dan kelemahan sebagai

dengan skor mutu 5,390 dan capaian mutu

berikut

yang paling rendah ada pada standar
Tabel 2. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Pemetaan Mutu Jenjang Sekolah Dasar Provinsi Jawa
Tengah, Tahun 2016
Standar

Indikator

Kekuatan

Standar
Kompetensi
Lulusan

Lulusan memiliki
kompetensi pada
dimensi pengetahuan

-

Standar Isi

KTSP sesuai
dengan Kurnas

1. Memiliki perangkat
2.

Standar
Proses

Perencanaan proses
pembelajaran sesuai
SNP

pengembangan
KTSP
Pelibatan
pemangku
kepentingan dalam
penyusunan KTSP

1. Kualitas dokumen
2.

RPP sesuai Kurnas
Isi RPP sesuai
dengan Kurnas

Kelemahan
Kurang
memiliki
pengetahu an faktual,
prosedural, kon septual,
metakognitif
Kurang melakukan
sosialisasi perangkat
kepada pemangku
kepentingan

1. Guru belum membuat
RPP secara mandiri

2. RPP tidak dievaluasi
oleh Kepala sekolah

3. Penyusunan RPP tidak
Standar
Penilaian
Pendidikan
Standar
Pengelolaan
Pendidikan

Penilaian
dilakukan dengan
transparan
Perencanaan program
dilaksanakan
sesuai
dengan standar dan
melibatkan pamangku
kepentingan

melibatkan pemangku
kepentingan
Dokumen belum bisa
diakses oleh pihak
terkait

-

1. Dokumen

2.

pengelolaan
disusun
berdasarkan
pemetaan kondisi
sekolah serta visi,
misi, dan tujuan
sekolah
Perencanaan
dilakukan bersama
oleh Pemangku
kepentingan
sekolah serta
disosialisasikan
kepada seluruh
Pemangku
kepentingan
sekolah

Ruang lingkup dokumen
pengelolaan minimal sesuai
standar

Sumber : LPMP Jawa TengahTahun 2017

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

103

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350

Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

Tabel 3. Skor Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016
Skor
Standar
Keterangan
Rata-rata
Standar Kompetensi Lulusan

5,355

Menuju SNP 4

Standar Isi

5,350

Menuju SNP 4

Standar Proses

4,622

Menuju SNP 3

Standar Penilaian

4,065

Menuju SNP 3

Standar Pengelolaan

5,211

Menuju SNP 4

4,921
Sumber : LPMP Jawa Tengah Tahun 2017

Menuju SNP 3

SNP

Berdasarkan

tabel

3

diketahui

bahwa

mutu 5,355 dan capaian mutu yang paling

capaian mutu jenjang SMP di Provinsi Jawa

rendah ada pada standar penilaian dengan

Tengah secara umum belum mencapai SNP.

skor mutu 4,065. Sedangkan kelemahan dan

Capaian mutu yang paling baik adalah pada

kekuatan

standar kompetensi lulusan dengan skor

jenjang SMP seperti disajikan tabel berikut.

masing-masingindikator

pada

Tabel 4. Analisis Kekuatan dan Kelemahan SNP Sekolah Menengah Pertama (SMP) Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016
Standar
Indikator
Kekuatan
Kelemahan
Standar
Lulusan memiliki
Kurang
memiliki
Kompeten
kompetensi pada
pengetahuan faktual,
si Lulusan
dimensi
prosedural, konseptual,
pengetahuan
metakognitif
Standar Isi

KTSP sesuai
dengan Kurnas

Memiliki perangkat
pengembangan KTSP

1. Kurang melibatkan

2.

Stand
ar
Prose
s

Perencanaan
proses
pembelajaran
sesuai SNP

Standar
Penilaian
Pendidikan

Penilaian
dilakukan
dengan
transparan

104

1. RPP tidak dievaluasi oleh

1. Guru belum membuat

Kepala sekolah
2. Kualitas dokumen
RPP sesuai Kurnas
3.Isi RPP sesuai dengan
Kurnas
-

pemangku
kepentingan dalam
penyusunan KTSP
Kurang melakukan
sosialisasi perangkat
kepada pemangku
kepentingan

RPP secara mandiri

2. Penyusunan RPP
tidak melibatkan
pemangku
kepentingan
Dokumen belum bisa
diakses oleh pihak
terkait

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 5 Nomor 1, Mei 2018
Standar
Pengelolaa
n
Pendidikan

ISSN 2442-6350

Perencanaan
program
dilaksana
kan
sesuai dengan
standar
dan
melibat
kan
pamangku
kepen tingan

1. Dokumen pengelolaan

2.

disusun berdasarkan
pemetaan kondisi sekolah
serta visi, misi, dan tujuan
sekolah
Perencanaan dilakukan
bersama oleh Pemangku
kepentingan seko lah
serta disosialisasi kan
kepada seluruh Pemangku
kepenti ngan sekolah

Ruang lingkup dokumen
pengelolaan minimal
sesuai standar

Sumber : LPMP Jawa Tengah Tahun 2017
Capaian mutu pendidikan pada pendidikan

tabel skor capaian mutu dan deskripsi

menengah

kekuatan dan kelemahan setiap standar

jenjang

SMA

dan

SMK

menunjukkan kinerja yang lebih baik dari

nasional pendidikan

pada jenjang SD dan SMP. Berikut disajikan
Tabel 5. Skor Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016
Skor
Standar
Keterangan
Ratarata
Standar Kompetensi Lulusan
Menuju SNP 4
5,607
Standar Isi

5,141

Menuju SNP 4

Standar Proses

4,758

Menuju SNP 3

Standar Penilaian

4,224

Menuju SNP 3

Standar Pengelolaan

5,315

Menuju SNP 4

SNP

5,009

Menuju SNP 3

Sumber : LPMP Jawa Tengah Tahun 2017

Berdasarkan

tabel

5,

diketahui

bahwa

Menengah Atas yang ada di Provinsi Jawa

capaian mutu jenjang SMA di Provinsi Jawa

Tengah didasarkan pada indikator

Tengah secara umum belum mencapai SNP.

paling lemah. Kondisi ini akan menjadi acuan

Capaian mutu yang paling baik adalah pada

dalam

standar kompetensi lulusan dengan skor

mutu pendidikan SMA. Kebijakan disusun

mutu 5,607 dan capaian mutu yang paling

dengan

rendah ada pada standar penilaian dengan

kelemahan capaian mutu untuk setiap sub

skor mutu 4,224. Berikut gambaran kekuatan

indikator pada masing-masing indikator untuk

dan

setiap standar.

kelemahan

pendidikan

Sekolah

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

penetapan

kebijakan

memperhatikan

yang

peningkatan

kekuatan

dan

105

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350

Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

Tabel 6. Analisis Kekuatan dan Kelemahan SNP Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2016
Standar
Indikator
Kekuatan
Kelemahan
Standar
Lulusan
Kurang memiliki
Kompete
memiliki
pengetahuan faktual,
nsi
kompetensi
prosedural, konseptual,
Lulusan
pada dimensi
metakognitif
pengetahuan
Standar
Isi

KTSP sesuai
dengan Kurnas

1. Memiliki perangkat
pengembangan KTSP

Stan
dar
Pros
es

Perencanaan
proses
pembelajaran
sesuai SNP

1. RPP dievaluasi oleh
Kepala sekolah

2. Kualitas
3.

Standar
Penilaia
n
Pendidik
an
Standar
Pengelol
aan
Pendidik
an

dokumen RPP sesuai
Kurnas
Isi RPP sesuai dengan
Kurnas

Penilaian
dilakukan
dengan
transparan

-

Perencanaan
program
dilaksanakan
sesuai dengan
standar dan
melibatkan
pamangku
kepentingan

1. Dokumen

2.

1. Kurang melibatkan
pemangku kepentingan
dalam penyusunan
KTSP
2. Kurang melakukan
sosialisasi
perangkat kepada
pemangku
kepentingan
1. Guru belum membuat
RPP secara mandiri
2. Penyusunan RPP tidak
melibat kan pemangku
kepentingan

Dokumen belum bisa
diakses oleh pihak terkait

pengelolaan
disusun
berdasarkan
pemetaan kondisi sekolah
serta visi, misi, dan tujuan
sekolah
Perencanaan
dilakukan
bersama oleh Pemangku
kepentingan sekolah serta
disosialisasika n kepada
seluruh
Pemangku
kepentingan sekolah

Ruang lingkup dokumen
pengelolaan minimal
sesuai standar

Sumber : LPMP Jawa Tengah Tahun 2017

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa

mutu 5,511 dan capaian mutu yang paling

capaian mutu jenjang SMK di Provinsi Jawa

rendah ada pada standar penilaian dengan

Tengah secara umum belum mencapai SNP.

skor mutu 4,061. Pada tabel berikut diajikan

Capaian mutu yang paling baik adalah pada

kekuatan dan kelemahan setiap standar

standar kompetensi lulusan dengan skor

nasional pendidikan.

106

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

ISSN 2442-6350

Tabel 7. Skor Peta Capaian SNP Setiap Standar Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016
Skor
Standar
Keterangan
Rata-rata
Standar Kompetensi Lulusan

5,511

Menuju SNP 4

Standar Isi

5,496

Menuju SNP 4

Standar Proses

4,754

Menuju SNP 3

Standar Penilaian

4,061

Menuju SNP 3

Standar Pengelolaan

5,147

Menuju SNP 4

SNP

4,994

Menuju SNP 3

Sumber : LPMP Jawa Tengah Tahun 2017
Tabel 8. Analisis Kekuatan dan Kelemahan SNP Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016
Standar
Indikator
Kekuatan
Kelemahan
Standar
Lulusan memiliki
Kurang memiliki
Kompetensi
kompetensi
pengetahuan faktual,
Lulusan
pada dimensi
prosedural,
pengetahuan
konseptual,
metakognitif
Standar Isi

Standar
Proses

KTSP sesuai
dengan Kurnas

1. Memiliki perangkat
pengembangan KTSP

Perencanaan
proses
pembelajaran
sesuai SNP

1. RPP tidak dievaluasi oleh
Kepala sekolah

2. Kualitas
3.

Standar
Penilaian
Pendidikan

Penilaian
dilakukan
dengan
transparan

dokumen RPP sesuai
Kurnas
Isi RPP sesuai dengan
Kurnas

-

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

1. Kurang
Melibatkan
pemangku
kepentingan dalam
penyusunan
KTSP
2. Kurang
melakukan
sosialisasi
perangkat
kepada
pemangku
kepentingan
1. Guru belum
membuat RPP
secara mandiri
2. Penyusunan
RPP tidak
melibatkan
pemangku
kepentingan
Dokumen
belum
bisa diakses oleh
pihak terkait

107

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350

Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

Standar
Pengelolaan
Pendidikan

Perencanaan
program
dilaksanakan
sesuai dengan
standar dan
melibatkan
pamangku
kepentingan

Ruang lingkup
dokumen
pengelolaan
minimal sesuai
standar

1. Dokumen pengelolaan
disusun berdasarkan
pemetaan kondisi sekolah
serta visi, misi, dan tujuan
sekolah
2. Perencanaan dilakukan
bersama oleh Pemangku
kepentingan sekolah serta
disosialisasikan
kepada
seluruh
Pemangku
kepentingan sekolah

Sumber : LPMP Jawa Tengah Tahun 2017
Penjaminan
pendidikan

mutu

bertujuan

oleh

untuk

satuan

memastikan

yang mengatur sistem penjaminan mutu
pendidikan

pada

wilayah

yang

menjadi

(3)Kebijakan

satuan

bahwa keseluruhan unsur yang meliputi

tanggungjawabnya;

organisasi, kebijakan, dan proses

pendidikan yang dinyatakan dalam visi, misi,

terkait

pada

berjalan

satuan

sesuai

ditetapkan
budaya

pendidikan

dengan

untuk
mutu

standar

yang
dapat
yang

strategi

dan

menyelenggarakan

program

dalam

pengelolaan

satuan

menjamin

terwujudnya

pendidikan dan pembelajaran yang sesuai

satuan

pendidikan

acuan mutu pendidikan: (4)Kepemimpinan

di

(Ditjendikdasmen : 2016:5). Acuan utama

kepala

sistem penjaminan mutu pendidikan dasar

(5)Partisipasi,

dan menengah adalah Standar Nasional

seluruh

Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh

mendukung

pemerintah pusat melalui Badan Standar

peningkatan

Nasional Pendidikan (BSNP). SNP adalah

(6)Akuntabilitas, transparansi dan integritas

standar minimal yang ditetapkan pemerintah

yang menjadi budaya organisasi satuan

dalam

pendidikan, pemerintah maupun pemangku

bidang

pendidikan

yang

harus

satuan

pendidikan
komitmen

pemangku

yang

dan

konsistensi

kepentingan

penjaminan
mutu

satuan

dipenuhi oleh satuan pendidikan dan semua

kepentingan

pemangku kepentingan dalam mengelola

penyelenggaraan

dan menyelenggarakan pendidikan.

(Ditjendikdasmen : 2016:20)

lain

yang

efektif;

dalam
maupun

pendidikan;

terlibat

dalam

pendidikan

Menurur Edward III, dalam Muchlis
Rekomendasi Peningkatan Mutu
Pendidikan
Keberhasilan

DP (2011:2), implementasi kebijakan (Policy
Implementation) merupakan tahapan yang

pelaksanaan

krusial

dalam

proses

kebijakan

publik.

pendidikan

Masalah utama dari Administrasi Publik

dipengaruhi oleh: (1)Dukungan pemerintah

adalah "lack of attention to implementation.

pusat dalam bentuk kebijakan nasional yang

Without effective implementation the decision

mengatur

of

penjaminan

mutu

sistem

di

satuan

penjaminan

mutu

pendidikan secara nasional; (2)Dukungan

policymakers

will

not

be

carried

outsuccessfully".

pemerintah daerah dalam bentuk kebijakan

108

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

ISSN 2442-6350

Tabel 9. Rekomendasi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar (SD)
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016
Standar
Kelemahan
Rekomendasi Fasilitasi
Standar
Kompetensi
Lulusan

Kurang memiliki pengetahuan
faktual, prosedural, konseptual,
metakognitif

Satuan pendidikan perlu memperoleh
pelatihan/workshop bedah
standar kompetensi lulusan

Standar Isi

Kurang melakukan sosialisasi
perangkat kepada pemangku
kepentingan

Satuan pendidikan didorong untuk
melakukan sosialisasi perangkat KTSP
kepada pemangku
kepentingan

Standar
Proses

1. Guru belum membuat

1. Bimbingan teknis penyusunan
RPP kepada guru

RPP secara mandiri

2. Peningkatan supervisi oleh kepala
2. RPP tidak dievaluasi oleh

sekolah dan pengawas kepada guru
dalam membuat RPP

Kepala sekolah

Tabel 10. Rekomendasi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan Jenjang Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016
Standar
Standar
Kompetensi
Lulusan
Standar Isi

Standar
Proses

Kelemahan
Kurang memiliki pengetahuan
faktual, prosedural, konseptual,
metakognitif

Rekomendasi Fasilitasi
Satuan pendidikan perlu memperoleh
pelatihan/workshop bedah
standar kompetensi lulusan

Kurang melakukan sosialisasi
perangkat kepada pemangku
kepentingan

Satuan pendidikan didorong untuk
melakukan sosialisasi perangkat
KTSP kepada pemangku kepentingan

1. Guru belum membuat
RPP secara mandiri

1. Bimbingan teknis penyusunan
2.

2. Penyusunan RPP tidak
melibatkan pemangku
kepentingan

Standar
Penilaian
Standar
Pengelolaan
Pendidikan

Dokumen belum bisa diakses
oleh pihak terkait
Ruang lingkup dokumen
pengelolaan belum sesuai
Standar

3.

RPP kepada guru
Peningkatan supervisi oleh kepala
sekolah dan pengawas kepada guru
dalam membuat RPP
Meningkatkan keterlibatan
pemangku kepentingan dalam
menyusun RPP (masyarakat,
DUDI)

Bimbingan teknis penyusunan perangkat
instrumen penilaian
Pelatihan penyusunan RKS berdasarkan
hasil EDS

Tabel 11. Rekomendasi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan Jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

109

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350

Standar
Standar
Kompetensi
Lulusan
Standar Isi

Standar
Proses

Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

Kelemahan
Kurang memiliki
pengetahuan faktual,
prosedural, konseptual,
metakognitif

Rekomendasi Fasilitasi
Satuan pendidikan perlu memperoleh
pelatihan/workshop bedah
standar kompetensi lulusan

Kurang melakukan
sosialisasi perangkat
kepada pemangku
kepentingan

Satuan pendidikan didorong untuk melakukan
sosialisasi perangkat
KTSP kepada pemangku kepentingan

1. Guru belum
membuat RPP
secara mandiri

1. Bimbingan teknis penyusunan RPP
kepada guru

2. Peningkatan supervisi oleh kepala sekolah

2. Penyusunan RPP tidak
3.

dan pengawas kepada guru dalam
membuat RPP
Meningkatkan

Sumber : LPMP Jawa Tengah Tahun 2017

Tabel 12. Rekomendasi Fasilitasi Peningkatan Mutu
Kejuruan (SMK) Provinsi Jawa
Standar
Kelemahan
Standar
Kurang memiliki pengetahuan
Kompetensi
faktual, prosedural, konseptual,
Lulusan
metakognitif
Kurang melakukan sosialisasi
Standar Isi
perangkat kepada pemangku
kepentingan

Pendidikan Jenjang Sekolah Menengah
Tengah Tahun 2016
Rekomendasi Fasilitasi
Satuan pendidikan perlu memperoleh
pelatihan/workshop bedah
standar kompetensi lulusan
Satuan pendidikan didorong untuk
melakukan sosialisasi perangkat
KTSP kepada pemangku kepentingan

Standar
Proses

1. Guru belum membuat
RPP secara mandiri
2. Penyusunan RPP tidak
melibatkan pemangku
kepentingan

Standar
Penilaian
Pendidikan

Dokumen belum bisa diakses
oleh pihak terkait

1. Bimbingan teknis penyusunan
RPP kepada guru
2. Peningkatan supervisi
oleh kepala sekolah dan pengawas
kepada guru dalam membuat RPP
3. Meningkatkan keterlibatan pemangku
kepentingan dalam menyusun RPP
(masyarakat, DUDI)
Bimbingan teknis penyusunan
perangkat/instrument penilaian

Standar
Pengelolaan
Pendidikan

Ruang lingkup dokumen
pengelolaan belum sesuai
standar

Pelatihan penyusunan RKS berdasarkan
hasil EDS

Sumber : LPMP Jawa Tengah Tahun 2017

110

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 5 Nomor 1, Mei 2018
Kebijakan

Pemerintah

ISSN 2442-6350

Provinsi

dan

oleh

sebuah

Political

will,

political

Kabupaten / Kota Dalam Peningkatan

commitment dan political action yang kuat

Mutu Pendidikan

dari pemerintah agar kebijakan yang selama

Lambelanova 2017:193 menyatakan
bahwa terdapat

4 (empat) faktor yang

ini

yang

dirasakan belum menunjukkan

komitmen yang tinggi serta usaha yang gigih

implementasi

(strive for excellence) dapat dihilangkan dari

kebijakan, yang berkaitan dengan ressorces

penilaian masyarakat(Muchlis DP :2011:54).

commited yaitu faktor ke-2 yaitu sumber-

Munandar dalam Lambelanova ( 2017:189 )

sumber (resources) sebagai berikut: (a)

menyatakan

Sumber-sumber (resources): sumber daya

governance, masyarakat bukanlah sebagai

yang ada, diantaranya adalah: sumber Daya

hamba (client) melainkan sebagai warga

Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia

(citizen). Masyarakat bukan dalam posisi

(masyarakat)

daerah

yang diperintah melainkan sebagai mitra

tersebut, (b) Aparat yang relatif cukup

pemerintah dalam mengelola pemerintahan

jumlahnya dan mempunyai keahlian dan

dan pembangunan.

mempengaruhi

efektivitas

yang

berada

di

keterampilan untuk melaksanakan kebijakan,

pendidikan

untuk keperluan implementasi;(d) dukungan

kepentingan.

dari

(2017:188),

untuk

mensukseskan

dalam

konteks

Rekomendasi peningkatan

(c) Informasi yang memadai atau relevan

lingkungan

bahwa

perlu

partisipasi

Menurut
dalam

mutu

pemangku
Lambelanova

perencanaan

yang

implementasi kebijakan, (e) wewenang yang

partisipatif

dimiliki

masyarakat dianggap sebagai mitra dalam

oleh

implementor

untuk

melaksanakan kebijakan

tersebut

planning)

perencanaan yang turut berperan serta

Untuk melakukan standar yang telah
ditentukan

(participatory

dilakukan

melalui

secara aktif baik dalam hal penyusunan
maupun

implementasi

rencana,

karena

pembuatan standar operasional prosedur

masyarakat merupakan stakeholder terbesar

(SOP), sehingga ada kepastian cara yang

dalam penyusunan sebuah produk rencana”.

ditempuh dan dalam penelitian ini nantinya

Berdasarkan

pemetaan

dan

dilakukan melalui uji coba, sampai pada satu

rekomendasi mutu pendidikan di Provinsi

siklus, sehingga dapat terukur pada bagian

Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten /

mana/bidang apa yang tidak dapat dilakukan

Kota diperlukan kebijakan sebagai berikut :

atau standar yang ditetapkan tidak dapat
memenuhi

prosedur,

dengan

demikian

Jaminan mutu yang dilakukan oleh sekolah
dapat terealisasi, dan tidak hanya menjadi
simbol,

tetapi

dapat

merupakan

suatu

pengembangan mutu berkelanjutan ‘kaizen’
(Uchtiawati :2014:5)
Implementasi

kebijakan

desentralisasi pendidikan perlu didukung

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

1.

Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah :

1.1. Memberdayakan Lembaga Penjaminan
Mutu

Pendidikan

pengembangan

sebagai

pendidikan

di

pusat
Jawa

Tengah
1.2. Meningkatkan

kemampuan

Kepala

Sekolah, Pengawas, Guru dan Komite

111

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350

Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

dalam penjabaran Standar Kompetensi

penjabaran Standar isi dalam pencapaian

Lulusan

melalui

standar kompetensi lulusan SD dan SMP

benchmarking

melalui workshop dan insentif penulisan

SMA

workshop,

dan

SMK

penetapan

sekolah rujukan dan penulisan buku
profil sekolah
1.3. Meningkatkan

2.4. Meningkatkan kemampuan guru SD dan
kemampuan

Kepala

SMP

dalam

Sekolah, Pengawas, dan

Guru dalam

pembelajaran

penjabaran

isi

penyusunan

Standar

dalam

pencapaian standar kompetensi lulusan
SMA dan SMK melalui workshop dan
insentif penulisan buku

dan SMK dalam mengelola proses
pembelajaran

melalui

workshop

mengelola
melalui

RPP

proses
workshop

dan

pembelajaran

berbasis teknologi informasi
2.5. Meningkatkan kemampuan guru SD dan
SMP

1.4. Meningkatkan kemampuan guru SMA

dalam

melaksanakan

penilaian

pembelajaran melalui workshop penulisan
penilaian pembelajaran.
2.6. Meningkatkan

kemampuan

Kepala

penyusunan RPP dan pembelajaran

Sekolah, Pengawas, dan Komite SD dan

berbasis teknologi informasi

SMP dalam pengelolaan sumber daya

1.5. Meningkatkan kemampuan guru SMA
dan

SMK

dalam

melaksanakan

penilaian

pembelajaran

workshop

penulisan

melalui
penilaian

pembelajaran.
1.6. Meningkatkan

kemampuan

Kepala

Sekolah, Pengawas, dan Komite SMA
dan SMK dalam pengelolaan sumber
daya yang relevan dengan pencapaian
visi, misi dan program sekolah
2.

buku

Kebijakan Pemerintah Kabupaten /

Kota :
2.1. Membentuk sistem penjaminan mutu

yang relevan dengan pencapaian visi,
misi dan program sekolah
Penutup
Berdasarkan deskripsi pemetaan
dan
rekomendasi peningkatan mutu
pendidikan di Provinsi Jawa Tengah
disimpulkan sebagai berikut . Pertama ,
capaian standar nasional Pendidikan di
Provinsi Jawa Tengah pada jenjang SD,
SMP, SMA dan SMK belum memenuhi
standar yang ditetapkan. Kedua, standar
kompetensi lulusan menjadi acuan dalam
pengelolaan standar isi, proses, penilain dan
pengelolaan jenjang SD, SMP, SMA dan
SMK

SD, dan SMP dengan program yang

Memperhatikan

obyektif, transparan dan akuntabel

disarankan

2.2. Meningkatkan

kemampuan

Kepala

kesimpulan

kepada

tersebut,

Pemerintah

Provinsi

Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupatan

Sekolah, Pengawas, Guru dan Komite

Kota

dalam penjabaran Standar Kompetensi

Provinsi Jawa Tengah sebagai pusat dan

Lulusan SD dan SMP melalui workshop,

rujukan peningkatan mutu pendidikan SD,

penetapan benchmarking sekolah rujukan

SMP, SMA dan SMK, 2) Hasil pemetaan

dan penulisan buku profil sekolah

mutu

2.3. Meningkatkan

kemampuan

Sekolah, Pengawas, dan

112

untuk

:1)

pendidikan

Memberdayakan

menjadi

input

LPMP

dalam

Kepala

perencanaan program peningkatan mutu

Guru dalam

pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK, 3)
Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

ISSN 2442-6350

Meningkatkan kemampuan Kepala Sekolah,
Pengawas, Guru bersama Komite Sekolah
dalam mengelola sistem penjaminan mutu
secara obyektif, trasnparan dan akuntabel, 4)
Secara lebih khusus Pemerintah Kabupaten /

Sudarsono, 2015,
Analisis Kebijakan
Pemenuhan Beban Kerja Guru SMA
Negeri di Tarakan, Jurnal Kebijakan
dan
Pengembangan
Pendidikan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015;
111-116 ISSN: 2337-7623; EISSN:
2337-7615

Kota untuk membentuk lembaga penjaminan
mutu baik di lingkungan Dinas Pendidikan
ataupun di lingkungan Badan Perencanaan
Pembangunan

dan

Penelitian

Pengembangan Daerah
Referensi
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah,
(Ditjendikdasmenmen), 2016, Modul 3
Petunjukan
Pelaksanaan
Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan oleh
Satuan
Pendidikan,
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Lambelanova Rossy, 2017, Implementasi
Kebijakan Otonomi Daerah Bidang
Pendidikan,
Kesehatan
Dan
Perekonomian Di Kabupaten Bandung
Barat Sosiohumaniora, Volume 19 No.
2 Juli 2017 : 185 – 198
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP), 2017, Pemetaan Mutu
Pendidikan, LPMP, Jawa Tengah
Muchlis DP , 2011, Kebijakan Pendidikan
Dasar Di Provinsi Sulawesi Selatan,
Jurnal Administrasi Publik, Volume 2
No. 1 Thn. 2011, DIUNDUH dari
http://ojs.unm.ac.id/iap/article/view/874
/192, Jumat, 11 Mei 2018
Sekolah
Menengah
Atas
berstandar
Internasional, Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan Volume 2,
Nomor 1, Januari 2014; 52-56 ISSN:
2337-7623; EISSN: 2337-7615
Sudarsono,
2015, Analisis Kebijakan
Pemenuhan Beban Kerja Guru SMA
Negeri di Tarakan, Jurnal Kebijakan
dan
Pengembangan
Pendidikan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015;
111-116 ISSN: 2337-7623; EISSN:
2337-7615

Jurnal Profesi Pendidik

Volume 5 Nomor 1 , Mei 2018 Halaman 100-113

113

Dokumen yang terkait

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Khutbah Washil bin Atho' wa ma fiha minal asalib al-insyaiyah al-thalabiyah : dirasah tahliliyah

3 67 62

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53