DERAP News Letter Edisi Bulan Juli 2015

DERAP

KPU Kabupaten Banyumas

Media Pendidikan Politik Kepada Pemilih
Edisi Juli 2015

News Letter Nomor #007

Dinamika Pencalonan Perseorangan Dalam Pilkada Serentak 2015

Riset Partisipasi Pemilih :

“...praktek jual beli suara lebih masif
di pedesaan.”
Hirawan Danan Putra:

Kerjakan selalu secara profesional

Dari Redaksi
BULAN SYAWAL, BULAN SILATURAHMI

Ramadhan telah berakhir. Umat muslim merayakan 'Idul Fitri 1 Syawal 1436 H.
Rutinitas ibadah selama bulan ramadhan yang banyak dihabiskan dengan puasa, sholat
tarawih, tadarus Al Quran, dan pengajian keagamaan telah dilakukan. Memasuki bulan
Syawal, tradisi masyarakat nusantara telah lama melaksanakan kegiatan silaturahmi
dengan berkunjung ke rumah sanak famili, handai taulan, teman dan para kolega. Ini
tentu menjadi tradisi yang baik seusai menjalan ibadah satu bulan penuh.
Acara-acara silaturahmi juga semakin berkembang makna dan praktiknya. Jika
dahulu mungkin hanya berkumpul di kediaman lingkungan keluarga inti saja, tetapi
sekarang sudah jauh lebih variatif. Bahkan para pejabat negara telah membuat tradisi baru
dengan istilah open house, atau secara bahasa “membuka rumah”, yang kurang lebih
momen dimana para pejabat negara itu menerima masyarakat dari berbagai lapisan untuk
bersalaman. Dari semua itu, intinya di dalamnya masing-masing pihak menyampaikan
permohonan maaf satu sama lain.
Untuk itu, pada edisi kali ini segenap tim redaksi News Letter “DERAP KPU
Kabupaten Banyumas” khususnya dan keluarga besar KPU Kabupaten Banyumas pada
umumnya juga menyampaikan permohonan maaf lahir batin.

DERAP

Pengarah: Unggul Warsiadi, Ikhda Aniroh, Imam Arif Setiadi, Waslam Makhsid,

Suharso Agung Basuki I Penanggung Jawab: Hirawan Danan Putra I Ketua:
Kasworo I Pelaksana Teknis: Subhan Purno Aji, Sarikasih, Cenata Noviarto I
Alamat Redaksi: Subbag Teknis dan Hupmas Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Banyumas Jalan H.M. Bachroen Berkoh Purwokerto Selatan, Telpon/Faximile : 02816 4 2 0 7 7 I W E B S I T E : w w w. k p u d - b a n y u m a s k a b . g o . i d I E - M A I L :
kpubanyumas@gmail.com I BLOG: kpukabbanyumas.blogspot.com I FACEBOOK:
/kpubanyumas I Twitter: @KPUBanyumas
Edisi Juli 2015

2

News Letter Nomor #007

Fokus

DINAMIKA PENCALONAN PERSEORANGAN
DALAM PILKADA SERENTAK 2015
Pilkada serentak yang akan dihelat pada 9 Desember 2015 mendatang mulai
memasuki tahapan pencalonan, salah satu tahapan krusial dalam
penyelenggaraan Pilkada serentak. Tahapan ini merupakan tahapan dimana
penyelenggara dalam hal ini KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK

dan PPS mulai berinteraksi dengan para bakal pasangan calon (paslon), para
pengurus partai politik dan kelompok pendukung para bakal paslon.

T

nantinya ditetapkan bakal calon yang
memenuhi syarat sebagai paslon. Proses ini
secara keseluruhan memerlukan waktu kurang
lebih lima bulan, dari bulan April sampai
dengan Agustus 2015, ditambah tiga bulan bila
ada gugatan dari bakal calon yang mengajukan
sengketa pencalonan ke PTTUN.

ahapan ini meliputi kegiatan
penyerahan bukti dukungan bagi bakal
paslon perseorangan, verifikasi
administrasi dan faktual dukungan, rekapitulasi
hasil verifikasi, pendaftaran paslon dari jalur
perseorangan dan partai politik/gabungan
partai politik, verifikasi persyaratan sampai


News Letter Nomor #007

3

Edisi Juli 2015

Fokus
KPU RI Husni Kamil Manik, seperti dikutip dari
situs resmi KPU RI Rabu (24/6), sebetulnya
terdapat 254 pasangan calon yang menyerahkan
berkas dukungan kepada KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Tetapi 80 bakal paslon diantaranya tidak dapat
diloloskan oleh KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota.
Husni merinci, alasan bakal paslon
perseorangan dinyatakan tidak memenuhi syarat
disebabkan karena tidak tercukupinya jumlah
minimal dukungan, terlambat dalam

menyerahkan berkas dukungan dan berkas
dukungan yang tidak lengkap.
Adapun di Jawa Tengah dari 21
kabupaten/kota yang sedang melaksanakan
Pilkada, hanya 10 kabupaten/kota yang
menerima penyerahan berkas dukungan dari
para bakal paslon perseorangan. Jumlah bakal
pasangan calon yang menyerahkan berkas adalah
sebanyak 13 pasangan. Akan tetapi setelah
dilakukan penghitungan awal berkas dukungan,
hanya 6 bakal paslon yang diterima oleh KPU
Kabupaten/Kota (28 persen) untuk selanjutnya
dilakukan verifikasi. Sementara sisanya
dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) karena
sebagian belum memenuhi jumlah
minimal dukungan dan sebagian yang
lain telah melampaui jadwal waktuyang
telah ditentukan. Adapun keenam bakal
paslon perseorangan yang memenuhi
syarat itu adalah H. Abdul Khafidz-Bayu

Andrean (Rembang), Cahyo SumarsoM. Yakni Anwar (Boyolali), Sujaka
Martana-Fauzi Umar Lahji
(Pekalongan), Joko Prasetyo-Priyo
Waspodo (Magelang), HM.Suhardi-Joko
Wiyono (Wonosobo), dan Mustafid
Fauzan-Sri Harmanto (Klaten).

Sampai bulan Juli ini, KPU Provinsi dan
K P U K a b u p a t e n / Ko t a y a n g s e d a n g
melaksanakan Pilkada telah melaksanakan
verifikasi faktual bagi bakal paslon perseorangan
serta telah memberitahukan hasilnya kepada
bakal paslon perseorangan. Sementara itu, pada
14 Juli 2015 lalu juga telah dilakukan
pengumuman pendaftaran bakal paslon
Gubernur/Bupati/Walikota. Adapun KPU
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota akan
menerima pendaftaran bakal paslon sampai
dengan 28 Juli 2015.
Berkaitan dengan bakal paslon

perseorangan, menurut data yang dilansir oleh
KPU RI dari 269 daerah yang tahun ini akan
menyelenggarakan Pilkada, terdapat 174 paslon
dari jalur perseorangan yang memenuhi jumlah
dukungan minimal dan telah diverifikasi oleh
KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan
jajaran penyeleng g ara sampai tingkat
desa/kelurahan. Dan hasil verifikasi tersebut
merupakan salah satu syarat bagi paslon
perseorangan untuk mendaftarkan diri bersamasama dengan bakal paslon yang diusulkan oleh
partai politik/gabungan partai politik.
Terkait dengan hal tersebut, menurut Ketua

Sumber: KPU.go.id
Edisi Juli 2015

4

News Letter Nomor #007




Menurun
Bila dibandingkan dengan penyelenggaraan
Pemilukada periode 2010-2011 di
kabupaten/kota yang sama di Jawa Tengah,
jumlah paslon perseorangan cenderung
menurun. Pada periode sebelumnya jumlah
paslon perseorangan mencapai 10 paslon (47
persen). Tidak hanya di Jawa Tengah, beberapa
provinsi juga mengalami hal yang sama, salah
satunya di Provinsi DIY. Dari 3 kabupaten yang
sedang melaksanakan Pilkada, hanya 1 paslon
yang maju dari jalur perseorangan, yaitu di
Kabupaten Gunungkidul. Menurut Guno Tri
Tjahjoko, peneliti pilkada dan doktor Ilmu
Politik Pascasarjana Fisipol UGM, menurunnya
jumlah paslon perseorangan dalam Pilkada 2015
ini disebabkan semakin beratnya persyaratan
pencalonan perseorangan sebagaimana

dipersyaratkan oleh UU Nomor 8 tahun 2015.
Dibandingkan dengan UU Nomor 32 Tahun
2004 jo. UU No. 12 tahun 2008, syarat pengajuan
bakal paslon perseorangan menurut UU Nomor
8 tahun 2015 jauh lebih berat. Bagaimana tidak,
Guno mencontohkan, menurut UU Nomor 8
tahun 2015 kabupaten/kota dengan jumlah
penduduk lebih dari 500.000 (lima ratus ribu)
sampai dengan 1.000.000 (satu juta) jiwa harus
didukung paling sedikit 7,5% (tujuh setengah
persen). Sementara menurut peraturan
sebelumnya, jumlah dukung an untuk
kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yang
sama hanya dipersyaratkan 4% dari jumlah
penduduknya saja.
Selain itu, sambung Guno, dukungan
tersebut sekurang-kurangnya harus tersebar di
50% dari jumlah kecamatan yang ada.
“Banyaknya dukungan ini yang tampaknya
memberatkan calon untuk mendaftarkan diri

dalam pilkada. Selain itu calon perseorangan juga
News Letter Nomor #007

Fokus

...harus didukung paling
sedikit 7,5% (tujuh setengah
persen). Sementara menurut
peraturan sebelumnya, jumlah
dukungan untuk kabupaten/kota
dengan jumlah penduduk yang
sama hanya dipersyaratkan 4%
dari jumlah penduduknya saja.”
harus memperhitungkan berhadapan dengan
petahana yang memiliki modal finansial, sosialbudaya, jaringan birokrasi dan politik. Bila calon
perseorangan tidak lebih kuat modalnya dari
petahana, maka kemungkinan menang akan
kecil”, katanya seperti dikutip Koran Kedaulatan
Rakyat, Sabtu (11/7).
Analisis yang disampaikan akademisi UGM

itu cukup beralasan, mengingat sepanjang
gelaran Pilkada/Pemilukada sejak tahun 20052013 para paslon perseorangan dianggap gagal
bersaing dalam mencari simpati pemilih
dibandingkan dengan para paslon yang berasal
dari parpol/gabungan parpol. Tercatat hanya 9
paslon perseorangan yang terpilih dalam
Pilkada/Pemilukada sepanjang 2005-2013,
itupun sudah termasuk pasangan yang terpilih
kembali pada periode berikutnya.
Banyaknya paslon perseorangan pada
Pemilukada periode 2008-2013 memang dapat
dimaklumi, dikarenakan saat itu terjadi semacam
euforia pasca putusan MK yang
memperbolehkan calon perseorangan dapat
maju sebagai bakal calon kepala daerah. Oleh
karenanya para calon perseorangan yang merasa
percaya diri maju melalui jalur non-parpol,
ramai-ramai mendaftarkan diri dalam Pilkada
waktu itu . Akan tetapi nampaknya sekarang
mereka mulai berpikir logis untuk maju melalui
jalur perseorangan.

5

Edisi Juli 2015

Fokus
Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten
Keterbatasan sumberdaya politik yang
Kendal pada Pilkada tahun ini, yang juga absen
dimiliki (jaringan, mesin politik dan finansial)
dari paslon perseorangan. Pada Pilkada 2010 lalu,
barangkali menjadi alasan mereka untuk tidak
satu paslon perseorangan berhasil
maju melalui jalur yang sering disebut juga jalur
mengumpulkan lebih dari
20 ribu suara.
independen itu. Para paslon dari jalur
Alasannya sama dengan kabupaten/kota lainnya,
perseorangan tidak hanya harus mempersiapkan
yaitu beratnya persyaratan dukungan yang harus
sumber daya pada tahapan kampanye untuk
diserahkan. Jika pada 2010 jumlah dukungan
meraih suara pemilih, tetapi juga mereka harus
minimal hanya 32.025 dukungan, maka pada
juga bekerja keras agar lolos verifikasi menjadi
Pilkada 2015 ini naik menjadi 71.403 dukungan,
calon tetap. Istilahnya para paslon harus
atau naik 45 persen.
menyiapkan “nafas” ekstra untuk menang dalam
Pilkada.
Verifikasi di Kabupaten Klaten
Dengan kondisi itu, bagi siapapun yang
Meskipun di beberapa kabupaten/kota
akan mencalonkan diri melalui jalur
bakal calon perseorangan “menghilang” pada
perseorangan harus berpikir masak-masak dalam
Pilkada tahun ini, tetapi di
Pilkada 2015 ini.
K a b u p a ten K l a ten
Sebagai contoh di
Keterbatasan sumber daya
justru bakal paslon
K a b u p a t e n
politik yang dimiliki p e r s e o r a n g a n
P u r wo r e j o, p a d a
Pilkada tahun ini (jaringan, mesin politik dan bermunculan untuk
tidak ada sama sekali finansial) barangkali menjadi bersaing dengan paslon
j a l u r
b a k a l p a s l o n alasan mereka untuk tidak maju d a r i
perseorangan yang
melalui jalur yang sering disebut p a r p o l / g a b u n g a n
parpol. Bahkan KPU
mendaftar, padahal
juga
jalur
independen
itu.”
K a b u p a ten K l a ten
pada Pilkada periode
sempat menerima
sebelumnya terdapat
penyerahan berkas dukungan dari dua bakal
tiga paslon perseorangan, paling banyak se Jawa
pasangan calon, meskipun pada akhirnya hanya
Tengah. Pada Pilkada 2010, bakal paslon
menerima salah satunya saja dikarenakan paslon
perseorangan dapat mendaftarkan diri jika telah
yang lain gagal memenuhi jumlah minimal
mengumpulkan bukti dukungan minimal 31.652
dukungan. Pasangan Supolo Dirgantara dan
berupa KTP/KK, tetapi sekarang mereka harus
Joko Suyono diputuskan tidak memenuhi syarat
mengumpulkan sekurang-kurangnya 55.947
(TMS) dan berkas dukungannya tidak akan
dukungan. “Itu pun mungkin cukup berat untuk
diverifikasi oleh KPU.
memenuhi syarat tersebut, sehingga tidak ada
Divisi sosialisasi data informasi dan
yang maju lewat jalur perseorangan”, ujar
pendidikan pemilih KPU Kabupaten Klaten, M.
Purnomosidi, S.Pt, anggota KPU Kabupaten
Ansori, seperti dikutip dari laman Suara
Purworejo divisi hukum peng awasan,
Merdeka, Rabu (17/6), mengatakan bahwa
pencalonan dan kampanye, Senin (15/6), seperti
pasangan Supolo Dirgantara dan Joko Suyono
dikutip dari situs resmi KPU Kabupaten
Purworejo.



Edisi Juli 2015

6

News Letter Nomor #007

News
syarat dukungan yang harus perbaiki sebesar 2 x
diputuskan
tidak memenuhi syarat
20.217 (40. 434). Paslon menyatakan siap
dikarenakan tidak memenuhi minimal
melakukan perbaikan”, kata Ansori.
dukungan. Menurutnya, jumlah dukungan
Masih menurut Ansori, selama masa
pasangan itu hanya sebesar 4.928 dan hanya
verifikasi beberapa kendala ditemui oleh KPU
tersebar di 11 kecamatan atau hanya 42,3
dan jajarannya. Diantara kendala yang dihadapi
persen. Padahal untuk lolos melaju di pilkada,
adalah masa verifikasi faktual yang dirasa terlalu
calon perseorangan minimal harus
sempit sehingga menyebabkan hasil verifikasi
mengantongi sebanyak 82.861 suara yang
yang dihasilkan tidak terlalu optimal. Selain itu,
tersebar di 14 kecamatan yang ada. Adapun
Foto:
Dok.
KPU
Kab.
Banyumas
lanjut
Ansori, persyaratan penggunaan KTP
pasangan calon perseorangan lainnya, Mustafid
sebagai bukti dukungan terlalu longgar,
Fauzan – Sri Harmanto telah memenuhi syarat
sehing ga rawan pemalsuan dan atau
minimal dukungan, dengan membawa
penyalahgunaan . “Bukti dukungan KTP dirasa
dukungan sebanyak 86.177 KTP/KK. Alhasil
sangat lemah karena masih banyak ditemukan
hanya bakal paslon perseorangan yang disebut
beberapa perbedaan tanda tangan antara form
terakhir saja yang diterima dan akan diverifikasi
daftar dukungan perseorangan (B1-KWK
oleh KPU beserta jajarannya.
Perseorangan) dengan bukti dukungan (KTP
Sebelum diserahkan ke penyelenggara
dan sebagainya)”, katanya saat dihubungi oleh
tingkat desa/kelurahan (PPS) untuk
DERAP. Untuk selama masa verifikasi
diverifikasi, KPU Kabupaten Klaten telah
pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan tim
melakukan analisis data ganda pada 18-19 Juni
pasangan calon.
2015 lalu. Hasil analisis data ganda tersebut
Meskipun bakal calon perseorangan
menemukan sebanyak 608 dukungan ganda
tersebut masih belum memenuhi batas minimal
atau satu dukungan tercatat lebih dari satu kali.
dukungan, tetapi masih diperbolehkan untuk
Setelah itu seluruh berkas dukungan diserahkan
mendaftarkan diri menjadi bakal pasangan
kepada PPS melalui PPK di setiap kecamatan.
calon pada masa pendaftaran. Akan tetapi,
PPS melakukan verifikasi sejak tanggal 23 Juni
mereka tetap diwajibkan menyerahkan
sampai dengan 7 Juli 2015.
kekurangan dukungan sampai batas masa
Akhirnya, KPU Kabupaten Klaten
pemeriksaan kelengkapan pencalonan dan
melakukan rekapitulasi hasil verifikasi bakal
syarat calon. (s_pa)
paslon perseorangan Mustafid Fauzan-Sri
Harmanto melalui rapat pleno terbuka pada 14
Juli 2015. Hasilnya, dari berkas berkas
dukungan yang diserahkan, dukungan yang
dinyatakan memenuhi syarat (MS) sebanyak
62.644, sehingga pasangan tersebut masih
memiliki kekurangan dukungan sebanyak
20.127 dukungan. Tetapi dikarenakan menurut
ketentuan Peraturan KPU Nomor 9/2015 jika
ternyata hasil verifikasi atas dukungan
jumlahnya masih dibawah jumlah minimal yang
dipersyaratkan, maka bakal paslon
perseorangan tersebut wajib menyerahkan
kembali dukungan baru sebanyak dua kali lipat.
“Sudah dikomunikasikan dengan Tim
Penghubung dari Paslon terkait kekurangan
News Letter Nomor #007

7

Edisi Juli 2015

News

Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas

KPU BANYUMAS HADIRI TASYAKURAN
HUT BHAYANGKARA KE 69

Dandim 0701 Banyumas Letkol Inf Erwin
Ekagita Yuana, Ketua DPRD Kab. Banyumas
Juli Krisdianto serta Tokoh Agama dan Tokoh
Masyarakat di Kab. Banyumas termasuk KPU
Kabupaten Banyumas yang diwakili oleh
Komisioner KPU Suharso Agung Basuki, SH,
MH. “Polres Banyumas beserta seluruh
jajarannya selalu aktif mengamankan seluruh
kegiatan tahapan Pemilu. Terimakasih yang
sebesar-besarnya atas kerjasama yang sangat
baik, semoga Polri semakin solid dan
profesional” ujarnya.
Sebelum dilaksanakan buka puasa,
dilaksanakan pula pengajian yang diisi oleh
Ustaz Mintaraga. Dalam tausiahnya, Ustadz
mendoakan kepada anggota Polri khususnya
Polres Banyumas agar selalu dilindungi
olehNya dalam menjalankan tugas Negara.
“Semoga Polri diberikan rahmat dan terus
dicintai masyarakat, melalui acara tasyakuran
sebagai bentuk syukur atas pencapaian yang
selama ini dimiliki, di bulan penuh dengan
Rahmat, Bulan Suci Ramadhan mari kita
tingkatkan ibadah”, ungkapnya.
Setelah Azan Magrib seluruh tamu undangan
berbuka Puasa dengan memotong tumpeng
secara bersama-sama dan dilanjutkan Sholat
maghrib berjamaah di Masjid Al Ikhlas Polres
Banyumas. (Sari)
Sumber: Humas Polres Bms

PURWOKERTO, DERAP - Tanggal 1
Juli 2015 kemarin mer upakan HUT
Bhayangkara ke-69. Untuk mengabadikan
momentum tersebut Polres Banyumas
mengadakan tasyakuran dengan mengundang
anggota Muspida, tokoh agama, tokoh
masyarakat dan seluruh anggota Polres
Banyumas. Dengan mengangkat tema melalui
revolusi mental, Polri Siap memantapkan
soliditas dan profesionalisme guna mendukung
pembangunan nasional, tasyakuran HUT Polri
yang sekaligus dirangkai dengan buka puasa
bersama tersebut digelar di halaman masjid Al
Ikhlas Polres Banyumas.
Kapolres Banyumas AKBP Murbani
Budi Pitono, S.Ik, M.Si mengungkapkan
tanggal 1 Juli 2015 HUT Polri ke 69, bagi
manusia umur tersebut sudah tua, namun untuk
Organisasi usia masih berkembang, sesuai
dengan tema Revolusi Mental masih banyak
yang harus di benahi dari organisasi Polri.
“Kehadiran polisi di tengah masyarakat untuk
menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif,
Polri merasa belum sempurna namun kami
berupaya untuk menyempurnakan dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat”,
ungkapnya.
Acara Tasyakuran yang dihadiri oleh
Danrem 071 Wijayakusuma Kolonel Inf
Edison, Bupati Banyumas Ir. Achmad Husen,
Edisi Juli 2015

8

News Letter Nomor #007

RISET TELAH SELESAI 80 PERSEN

News

Pada paparannya, Ali menuturkan bahwa
PURWOKERTO, DERAP - Guna
ia bersama timnya sejauh ini telah
m e n g e t a h u i p r og r e s s r e p o r t ( l a p o r a n
menyelesaikan pekerjaan riset sekitar 80 persen.
perkembangan) riset partisipasi pemilih, KPU
Ali lebih lanjut menyampaikan kendala yang
Kabupaten Banyumas mengadakan rapat
dihadapi di lapangan diantaranya adalah
koordinasi perkembangan riset di ruang tamu
sebagian informan tidak secara terbuka
KPU Kabupaten Banyumas, Jumat (10/7) lalu.
menjawab seluruh pertanyaan dalam daftar
Rakoor langsung dipimpin oleh Ketua KPU
wawancara, apalagi yang menyangkut, misalnya,
Kabupaten Banyumas, Unggul Warsiadi
nominal uang yang dikeluarkan atau diterima
didampingi oleh Komisoner lainnya, Sekretaris,
pada masa kampanye Pileg 2014 lalu. Untuk itu
para Kasubbag dan Anggota pokja riset.
agar mengecek kebenaran informasi tersebut,
Adapun dari tim peneliti diwakili oleh Andi Ali
pria asal Sulawesi Selatan tersebut, biasanya
Akbar Said dan Miftahudin.
melakukan cross check dengan informan lainnya.
Seperti diketahui, berdasarkan DIPA
Lebih lanjut, Ali mengatakan saat ini
Tahun 2015 KPU Kabupaten Banyumas
seluruh hasil riset telah dilakukan analisis dan
melakukan riset partisipasi pemilih yang
draft atas hasil pengumpulan data. Adapun bab
mengambil tema dinamika praktik politik uang
yang sedang dikerjakan adalah tentang
pada Pileg 2014 lalu. Sebagai pelaksana, KPU
rekomendasi atas hasil riset. Ada beberapa
Kabupaten Banyumas telah menunjuk Andi Ali
rekomendasi, lanjut Ali, yang akan digodok
Akbar Said, pengajar Ilmu Politik Fisip Unsoed,
bersama timnya berdasarkan fakta di lapangan.
sebagai ketua tim pelaksana yang akan dibantu
“Kami optimis habis lebaran seluruh laporan
oleh anggota tim lainnya.
akan kami serahkan (kepada KPU Kabupaten
Menurut Unggul, agenda pembahasan
Banyumas)”, ujarnya saat ditanya target
rapat terkait dengan progress report riset, kendala
penyelesaian pekerjaan riset. (sp_a)
yang dihadapi oleh tim peneliti di lapangan dan
mekanisme penyerahan hasil pekerjaan.
Menurutnya, setelah mendengar laporan
yang disampaikan oleh tim peneliti,
pihaknya menilai bahwa 80 persen
pekerjaan riset telah rampung. Untuk itu,
mantan Ketua PPK Purwokerto Utara ini
mengapresiasi kinerja Andi Ali Akbar
Said dan anggota tim lainnya. “Secara
umum sudah menunjukkan
perkembangan sesuai dengan proposal
penelitian di awal. Saya apresiasi apa yang
telah dikerjakan oleh Mas Ali dan kawankawan”, katanya.
Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas
News Letter Nomor #007

9

Edisi Juli 2015

News

Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas

HALAL BI HALAL KELUARGA BESAR
KPU KABUPATEN BANYUMAS
Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas

“Ibarat ngumpulke balung pisah
(mengumpulkan tulang yang terpisah),
kesempatan yang baik sekali kita semua dapat
berkumpul bersama di dalam gedung KPU
Kabupaten Banyumas yang sudah menjadi
milik KPU sendiri,” tutur Unggul.
Unggul berharap, kegiatan yang sangat
baik ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun
berikutnya.
“Saya selaku pribadi dan Ketua KPU
Kabupaten Banyumas memohon maaf yang
sebesar-besarnya atas segala kekurangan atau
kesalahan selama melaksanakan tugas
kepemiluan selama ini,” katanya.

PURWOKERTO, DERAP - Dalam
rangka menjalin silaturahim dan mempererat
persaudaraan, Senin (27/7), Komisi Pemilihan
Umum (KPU) K abupaten Banyumas
menggelar halal bi halal di Aula KPU
Kabupaten Banyumas yang diikuti oleh
Komisioner periode 2003-2008, 2008-2013 dan
2013-2018, Sekretaris periode 2006-2013 dan
2013-sekarang serta jajaran Sekretariat KPU
Kabupaten Banyumas beserta keluarga.
Dalam sambutannya, Ketua KPU
Kabupaten Banyumas, Unggul Warsiadi
menyampaikan terimakasih atas kehadiran dari
seluruh hadirin khususnya para komisioner dan
sekretaris periode sebelumnya.
Edisi Juli 2015

12
10

News Letter Nomor #007

News
hubungan yang baik, membangun
kekerabatan/persaudaraan dengan penuh kasih
sayang.
“Hikmah silaturahim antara lain
merupakan tiket ke surga, terjaga rahmatNya
serta pertanda kuatnya iman”, jelasnya.
Silaturahim sangatlah penting, bahkan
Rasulullah SAW pun bersabda, “Tidak akan
masuk surga pemutus tali silaturahim.”
Adapun silaturahim memiliki minimal
enam unsur, antara lain tarahum (kasih sayang),
tasamuh (menghargai), al-ukhuwah
(persaudaraan), ta'awun (tolong menolong), aladlii (adil) dan qaamus (sederajat),” lanjutnya.
Di dalam silaturahim terdapat banyak
keutamaan dan keistimewaan, dengan
silaturahim, kasih sayang, persatuan dan
kesatuan bisa diwujudkan, akan timbul rasa
Hikmah Silaturahim
saling membutuhkan, solidaritas, dialog,
Drs. Mashudi, Penyuluh Agama
pengertian, dan menguatkan kerjasama,
Kankemenag Kabupaten Banyumas yang
memudahkan mengatasi berbagai persoalan
diundang sebagai pengisi tausiah dalam halal bi
dengan damai, serta berbagai ide dan gagasan,
h a l a l m e n y a m pFoto:
a i k aDok.
n uKPU
r a i aKab.
n Banyumas
hikmah
inovasi, program dan kegiatan yang positif juga
silaturahim.
Dok. hannysetiawan.com
bisa diwujudkan sehingga dapat memberikan
Menurutnya, silaturahim berasal dari kata
kemajuan untuk bersama.
shilah dan rahim. Shilah berarti hubungan atau
“Marilah kita selalu menjaga tali
menghubungkan, sedangkan rahim mempunyai
silaturahim agar semakin kuat persaudaraan dan
makna peranakan atau kekerabatan yang masih
kekompakan antara kita,” pungkasnya. (Sari)
ada pertalian darah (persaudaraan). Dengan
demikian, silaturahim berarti menjalin
Dalam kesempatan berikutnya, Sekretaris
KPU Kabupaten Banyumas, Hirawan Danan
Putra juga menyampaikan ikrar halal bi halal
dan permohonan maaf kepada seluruh jajaran.
“Momen ini merupakan bekal kedepan
untuk meningkatkan persaudaraan, silaturahim,
kekompakan dan kebersamaan dari seluruh
jajaran di KPU Kabupaten Banyumas untuk
berperan aktif demi terwujudnya visi KPU
sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang
memiliki integritas, profesional, mandiri,
transparan dan akuntabel, demi terciptanya
demokrasi Indonesia yang berkualitas
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
w a d a h
N K R I .
,” ujar Hirawan.

Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas
News Letter Nomor #007

11

Edisi Juli 2015

News

PENILAIAN PEGAWAI BERPRESTASI
DI KPU KAB. BANYUMAS

Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas

PURWOKERTO, DERAP - Pegawai di lingkungan kesekretariatan Komisi Pemilihan
Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas
Umum (KPU) memiliki
peranan penting dan strategis dalam mendukung keberhasilan
penyelenggaraan Pemilu, baik di tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sumber daya
manusia yang berkualitas merupakan modal utama suatu lembaga termasuk KPU yang berperan
penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia.
Dan sebagai salah satu bentuk apresiasi, tanggal 23 Juli 2015, Sekjen KPU RI menerbitkan
surat nomor 1021/SJ/VII/2015 perihal Pemberian penghargaan Bagi PNS di lingkungan Setjen
KPU, Sekretariat KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang ditindaklanjuti oleh KPU Kabupaten
Banyumas dengan melaksanakan kegiatan pengisian kuisioner penghargaan bagi pegawai di
lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Banyumas pada Rabu (29/7) di aula KPU Kabupaten
Banyumas.
Dasar penilaian pegawai fungsional umum mengacu pada beberapa parameter yaitu
orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin dan kerjasama. Sedangkan untuk pegawai
struktural ditambah satu parameter yaitu kepemimpinan. Penilaian dilakukan oleh atasan dan rekan
kerja serta absensi.
“Bentuk penghargaan berupa piagam akan diberikan pada saat upacara peringatan HUT RI
ke-70 di bulan Agustus 2015 nanti,” jelas Hirawan Danan Putra, Sekretaris KPU Kabupaten
Banyumas.
“Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, bisa menambah motivasi seluruh pegawai untuk
meningkatkan kinerja dan prestasi kerja secara kompetitif ” pungkasnya. (sari)
Edisi Juli 2015

12

News Letter Nomor #007

News

RAPAT PERSIAPAN MENJELANG PERINGATAN HUT RI KE 70
PURWOKERTO,
D E R A P
M e n j e l a n g
pelaksanaan
peringatan Hari
Ulang Tahun (HUT)
ke-70 Kemerdekaan
Republik Indonesia
Tahun 2015 tanggal
17 Agustus nanti,
KPU K abupaten
B a n y u m a s
Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas
mengadakan rapat
persiapan di ruang aula KPU Kabupaten
Banyumas, Rabu (29/7).
Rapat dipimpin langsung oleh
Sekretaris KPU Kabupaten Banyumas,
Hirawan Danan Putra, dihadiri para Kasubag
serta seluruh staf sekretariat. Rapat persiapan
membahas rencana kegiatan perlombaan dan
kepanitiaan dalam rangka memeriahkan
peringatan HUT RI Ke -70.
"Pada prinsipnya peringatan ini
dilaksanakan agar komisioner dan sekretariat
termotivasi dan berpartisipasi untuk
menjunjung tinggi nilai-nilai semangat
perjuangan dan kebersamaan serta persatuan
dan kesatuan," ujarnya.
Rencana kegiatan lomba yang akan
dilaksanakan antara lain tenis meja, gaple,
nyunggih tampah, pecah air, giring ban, ambil
koin, karaoke dan bowling bambu.
“Seperti tahun sebelumnya, seluruh
komisioner dan sekretariat agar
menyumbangkan minimal 1 (satu) buah
hadiah dengan nilai Rp. 15.000,-/hadiah

News Letter Nomor #007

13

kepada panitia,
hadiah ini yang
nantinya akan
diserahkan kepada
para pemenang
lomba,” kata Hari
Prihatmoko,
Kasubag Hukum
yang didaulat
sebagai Ketua
Koordinator Panitia
Lomba.
Mengingat
banyaknya jumlah kegiatan lomba, maka
pelaksanaan kegiatan rencananya
akan
dimulai hari Rabu sampai dengan Jum'at, 1214 Agustus 2015.
Persiapan Upacara 17 Agustus
Dalam rapat ini, disampaikan pula
rencana pembagian petug as untuk
pelaksanaan upacara tanggal 17 Agustus 2015
di halaman kantor KPU Kabupaten
Banyumas yang disampaikan oleh Kasubag
Teknis dan Hupmas, Kasworo.
Selaku Inspektur Upacara yaitu Ketua
atau Anggota atau Sekretaris KPU, Perwira
Upacara, Komandan Pasukan dan Komandan
Peleton oleh para Kasubbag, Paskibra oleh
Satpam, MC, Dirigen, Pembaca Teks dan Doa
dilakukan oleh para Staf.
“Mengenai pakaian saat upacara nanti,
kita menung gu surat atau petunjuk
selanjutnya dari KPU RI” jelas Kasworo.
(sari)

Edisi Juli 2015

Sosok
Drs. HIRAWAN DANAN PUTRA, M.Si

Sekretaris KPU Kabupaten Banyumas

KERJAKAN SELALU
SECARA PROFESIONAL

Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas

“Saya tidak menyangka akan
ditugaskan di KPU Banyumas”. Itulah
komentar Drs. HIRAWAN DANAN
PUTRA, M.Si begitu ditanya tentang
kesan pertama mulai mengemban tugas
sebagai sekretaris KPU Kabupaten
Banyumas sejak Oktober 2013 lalu.
disibukkan dengan penyelesaian
pemberkasan tenaga hononer kategori II.
Tetapi akhirnya nasiblah yang menuntunnya
untuk menduduki jabatan nomor satu di
Sekretariat KPU Kabupaten Banyumas
sampai saat ini.
Hirawan mengaku bahwa dirinya
ditugaskan di KPU Kabupaten Banyumas
seperti kembali ke tanah leluhurnya,
mengingat masa kecil dan remajanya tinggal
tak jauh dari lokasi kantor KPU Kabupaten
Banyumas saat ini di Jalan HM Bachroen,
Berkoh. Lokasi kantornya saat ini, lanjut
Hirawan, merupakan tempat dia bermain
semasa kecil. Maklum, rumah orang tua
Hirawan terletak di Jalan Yayasan (Depan
Perumahan Berkoh Indah) yang letaknya
sekitar 200 meter dari lokasi kantor KPU
Kabupaten Banyumas saat ini.“Saat itu (lokasi
kantor KPU) masih jarang sekali rumah,
malah tempat ini dulu masih berupa
hamparan sawah” imbuhnya mengenang
masa-masa kecilnya.

Ia tak menyangka lawan bicara di
telepon selulernya di suatu sore pertengahan
bulan September 2013 silam adalah Aan
Rohaeni, SH, Ketua KPU Kabupaten
Banyumas saat itu, yang mengabarkan bahwa
dirinya akan segera dilantik menjadi Sekretaris
KPU Kabupaten Banyumas, menyisihkan dua
kandidat lain. “Saudara akhirnya di pilih
Sekjen KPU menjadi Sekretaris KPU
Banyumas, tinggal menunggu pelantikan oleh
KPU Provinsi”, ujar Hirawan, menirukan
ucapan Aan saat itu. Akhirnya, pria kelahiran
Banyumas, 22 April 1973 ini resmi dilantik
dan diambil sumpahnya oleh Drs. Gatot
Bambang Hastowo, M.Pd, Sekreteris KPU
Provinsi Jawa Tengah bersamaan dengan
pelantikan anggota KPU Kabupaten
Banyumas periode 2013-2018, 11 Oktober
2013. Padahal pada saat itu ia sedang menjabat
Kabid Pengadaan, Pengembangan Jabatan
dan Pegawai pada Badan Kepegawaian
Daerah (BKD), jabatan yang telah
diembannya selama dua tahun dan sedang
Edisi Juli 2015

14

News Letter Nomor #007

Sosok
Kepala Desa itulah untuk pertama kalinya
Hirawan bersentuhan dengan kegiatan
penyelenggaraan tahapan pemilu, yaitu dalam
posisinya sebagai aparat pemerintah yang
berada pada garis terdepan. Sudah bukan
menjadi rahasia, sambung Hirawan, jika saat
itu seluruh aparat pemerintah dari pusat
sampai tingkat desa/kelurahan tidak hanya
harus mensukseskan penyelenggaraan
Pemilu, tetapi juga menjadi agen yang aktif
untuk ikut memenangkan salah satu
organisasi peserta Pemilu 1997, Pemilu
terakhir menjelang kejatuhan Orde Baru. Ia
bersama seluruh perangkat desa diharuskan
untuk mengkondisikan wilayah desanya
menjelang pelaksanaan kegiatan coblosan
agar perolehan suara salah satu peserta pemilu
tersebut mengungguli organisasi peserta
pemilu lainnya.

Selain itu, ada hal lain yang bersifat
pribadi, yaitu lokasi kantor KPU juga
berseberangan dengan tempat istirahat
terakhir mendiang kedua orang tuanya. “Hal
ini mengingatkan Saya untuk sering berziarah
ke makam mereka”, katanya.
Sebagai seorang PNS, menurut ayah
dari Kirana dan Kemala ini, prinsipnya harus
selalu ikhlas siap menjalankan tugas kapanpun
dan Foto:
dimanapun.
lulus dari STPDN
Dok. KPU Sejak
Kab. Banyumas
tahun 1994, dirinya kerap berpindah-pindah
tugas. Beruntung dirinya ditempatkan di
daerah asalnya: Kabupaten Banyumas.
Sebagai PNS Dirjen Bangdes Depdagri,
Hirawan pernah mendapatkan tugas untuk
menjadi plt. Kepala Desa Kediri, salah satu
desa di Kecamatan Karanglewas selama dua
tahun. Kepala desa saat itu berhalangan tetap,
sehingga tidak dapat menjalankan tugas
seperti biasa. Akhirnya, dia ditunjuk oleh
Camat setempat untuk menjalankan roda
pemerintahan desa yang sempat lowong itu.
“Umur saya waktu itu baru 23 tahun dan
masih single, tetapi harus membawahi
perangkat desa yang umurnya jauh di atas
saya”, ujarnya mengingat masa-masa dinas di
Pemerintah Desa Kediri.
Pengalaman menjadi pelaksana tugas

Prinsip Kerja Profesional
Hirawan menempuh jenjang
pendidikan dasar dan menengahnya di kota
kelahirannya, Purwokerto, dari SD Karitas
(1985), SMP N 8 (1988), dan SMA N 1 (1991).
Lalu putra Almarhum Sudiro, mantan Wali
Kotatip Purwokerto pertama di awal 1980an ini, melanjutkan Diploma III di Sekolah

Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas
News Letter Nomor #007

15

Edisi Juli 2015

Sosok

pernah menjabat sebagai Kabid umum dan
kepegawaian pada kantor yang sama.
“Prinsipnya kerjakan selalu secara profesional
apa yang menjadi tupoksi kita dimanapun kita
bertugas”, ujarnya ketika ditanya tentang
prinsip dalam bekerja selama ini.

Ting gi Pemerintahan Dalam Negeri
(STPDN) di Jatinangor (1994) dan
selanjutnya menempuh jenjang Diploma IV
dengan gelar doktorandus (Drs) di Institut
Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta antara tahun
1997-1999.
Di saat menempuh pendidikan di IIP
inilah, Hirawan ikut menyaksikan proses
pergantian kepemimpinan nasional dari
Presiden Soeharto kepada Presiden Habibie.
“Karena Saya berada di Jakarta saat itu jadi
bisa lihat demonstrasi mahasiswa di Senayan
sampai dengan melihat sisa-sisa kerusuhan
pada bulan Mei 1998. Pokoknya kondisi
Jakarta mencekam lah”, katanya. Setelah
menyelesaikan pendidikan setingkat S-1,
akhirnya Hirawan mengambil program
pascasarjana Magister Administrasi Publik di
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
dan berhasil menggondol gelar Magister Sains
(M.Si) pada 2006.
Suami Wahyu
Prasetyowati ini juga
Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas
telah kenyang dengan pengalaman bertugas di
beberapa tempat dan berpindah-pindah dari
satu SKPD ke SKPD lainnya di lingkungan
pemerintah Kabupaten Banyumas. Jabatan
struktrual pertamanya adalah sebagai
Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Gumelar,
kecamatan di ujung barat Kabupaten
Banyumas yang jaraknya lebih kurang 40 KM
dari rumahnya di Purwokerto. Selepas itu,
tahun 2001 ia dimutasi menjadi Sekcam
Ajibarang sampai tahun 2004. Setelah dari
Ajibarang, pria pencinta batu akik ini juga
pernah “mencicipi” jabatan Sekcam
Purwokerto Barat (2010) dan Baturraden
(2011). Karena telah lama berkarir di wilayah,
Hirawan akhirnya diberikan kesempatan
untuk menduduki salah satu kepala bidang di
BKD. Sebelum menjadi Kabid pengadaan,
pengambangan jabatan dan pegawai, Hirawan
Edisi Juli 2015

Harapan Ke Depan
Meski baru menjabat sebagai Sekretaris
KPU Kabupaten Banyumas kurang dari dua
tahun, tetapi sebetulnya dunia kepemiluan
bukan hal yang asing bagi PNS golongan
Pembina ini. Pasalnya, ketika menjadi Sekcam
Ajibarang, ia sudah ditunjuk sebagai
Sekretaris PPK setempat dalam
penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan
Pilpres 2004. Hal yang sama juga saat menjadi
Sekcam Purwokerto Barat. Saat itu Hirawan
juga ditunjuk menjadi Sekretaris PPK
Purwokerto Barat dalam penyelenggaraan
Pilbup Banyumas dan Pilgub Jateng tahun
2008 sampai dengan penyelenggaraan Pemilu
Legislatif dan Pilpres 2009. “Bedanya kalau
saat itu melayani lima orang PPK di tingkat
kecamatan, kalau sekarang harus melayani
lima orang anggota KPU Kabupaten
Banyumas, jelas lebih kompleks dan dinamis
di tingkat kabupaten”, ujarnya mencoba
membandingkan menjadi sekretariat PPK
dan KPU Kabupaten Banyumas.
Kedepan Hirawan berharap agar
jajaran KPU Kabupaten Banyumas terus
mempertahankan hubungan harmonis,
kompak dan penuh kekeluargaan antara
komisioner dan sekretariat. Hal ini
menurutnya sangat mutlak diperlukan untuk
mewujudkan KPU sebag ai lembag a
penyelenggara Pemilu yang memiliki
integritas, profesional, mandiri, transparan
dan akuntabel. (spa_)

16

News Letter Nomor #007

News

KUNJUNGAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JATENG
PURWOKERTO, DERAP – Komisi
Pemilihan Umum (KPU) merupakan
badan publik, hal inilah yang mendasari
kunjungan dari Anggota Komisi Informasi
Provinsi Jawa Tengah, Handoko Agung
Saputro, Kamis (30/7) dan diterima oleh
Ketua KPU Kabupaten Banyumas, Unggul
Warsiadi beserta seluruh komisioner dan
sekretariat di Kantor KPU Kabupaten
Banyumas.
“Sebagai badan publik yang fokus
pada penyelenggaraan Pemilu, KPU
Kabupaten Banyumas hendaknya sudah
menjalankan kewajiban dalam
menyampaikan hak-hak publik yang terkait
dengan kepemiluan,' ujar Handoko.
Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas
Menurut dia, hal yang termasuk
bentuk informasi macam apa yang boleh
informasi kepemiluan adalah berbagai
diberikan dan tidak boleh diberikan kepada
informasi yang dikategorikan wajib diumumkan,
masyarakat," katanya.
tersedia setiap saat, serta merta dan dikecualikan.
Permasalahan di badan publik adalah
"KPU berkewajiban mengelola dan
pergeseran atau mutasi dalam sekretariat, selain
mendokumentasikan informasi-informasi yang
itu pelayanan informasi masih dianggap
dikuasainya," ujarnya.
pekerjaan
sampingan bukan tupoksi dan non
Agar KPU dapat menjalankan kewajiban
anggaran.
menyampaikan informasi publik, selain harus
"Dengan adanya SOP dan DIP, akan
membuat Standar Operasional Prosedur (SOP),
memudahkan pegawai yang baru dalam melayani
KPU juga harus menyusun pedoman dalam
pelayanan informasi publik," ujarnya.
bentuk Daftar Informasi Publik (DIP).
KPU berhak menolak memberikan
"Tujuannya agar diketahui mekanisme
informasi publik, antara lain karena informasi
pelayanan permintaan informasi serta jenis dan
yang dikecualikan oleh UU KIP atau
peraturan lainnya, menolak bila pemohon
informasi tidak jelas identitasnya, dan
informasi publik yang diminta belum
dikuasai atau didokumentasikan.
“Untuk informasi yang belum jelas
boleh tidaknya diberikan dapat dilakukan
uji konsekuensi parsial,” jelasnya.
Khusus bagi KPU, keharusan
menetapkan daftar informasi publik secara
jelas diatur dalam Peraturan KPU No. 1
Tahun 2015 tentang Pengelolaan dan
Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan
KPU. (sari)
Foto: Dok. KPU Kab. Banyumas

News Letter Nomor #007

17

Edisi Juli 2015

News

PRAKTEK JUAL BELI SUARA LEBIH MASIF DI PEDESAAN

PURWOKERTO, kpu.go.id- Praktek jual-beli suara
(vote buying) pada Pemilu Legislatif tahun 2014 lebih masif
terjadi di wilayah pedesaan dibandingkan dengan wilayah
perkotaan. Hal tersebut terjadi dikarenakan faktor
ketertinggalan pembangunan masyarakat desa di
bandingkan dengan masyarakat perkotaan. Pada
umumnya pemberian uang dan/atau barang kepada para
pemilih oleh kandidat untuk lebih untuk memenuhi
kebutuhan komunal pedesaaan, seperti sumbangan uang
kepada kas RT, fasilitas masjid/musholla, kebutuhan
kelompok dasawisa dan sumbangan untuk pembangunan
infrastruktur desa. Hanya sedikit diantara pemilih yang
berinisiatif langsung meminta uang kepada para kadidat.
Demikian salah satu paparan yang disampaikan oleh Andi
Ali Said Akbar, S.IP., MA pada rapat kerja serah terima dan
pemaparan hasil riset partisipasi Pemilu di aula KPU
Kabupaten Banyumas, Jumat (31/7). Ali bersama timnya
melakukan riset selama tiga bulan sebagai bagian dari kerja
samanya dengan KPU Kabupaten Banyumas untuk
mengetahui dinamika politik uang (money politic) pada
Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu. Selain di wilayah
pedesaan, Ali dan timnya juga menemukan bahwa
masyarakat yang tinggal di pinggiran kota termasuk yang
rentan menjadi sasaran jual-beli suara. Adapun faktor yang
mempengaruhi perbedaan pola jual-beli suara di wilayah
desa dan kota, menurut Ali, adalah struktur demografi,
kultur politik dan teknis penyelenggara Pemilu. “Ruang
geraknya terbatas karena faktor heterogenitas dan literasi
politik kota lebih memadai”, kata Ali menjelaskan
perbedaan masyarakat desa dan kota yang mempengaruhi
perbedaan intensitas praktek jual-beli suara.
Habis Rp 800 juta
Lebih lanjut, menurut Ali, penelitian yang dilakukannya
memilih lokasi di Dapil 4 dan Dapil 5. Dipilihnya Dapil 4
dan Dapil 5 dipilih untuk mewakili Dapil wilayah
perkotaan dan wilayah pedesaan. Adapun para informan
selain diambil dari para pemilih juga mengambil dari para
kandidat calon anggota DPRD Kabupaten Banyumas,
baik yang terpilih maupun yang tidak terpilih. Hasilnya
sebagaimana di tempat lain, masif dan vulgarnya praktek
jual-beli suara juga terjadi di Kabupaten Banyumas pada
pemilu tahun 2014 lalu. Hal tersebut dapat diketahui dari

Edisi Juli 2015

Andi Ali Said Akbar , S.IP., MA
doc: KPU Banyumas

ongkos politik yang dikeluarkan oleh beberapa caleg yang
menjadi informan penelitian ini. Meskipun beberapa
informan menampik telah melakukan jual-beli suara, tetapi
mereka mengakui telah mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit untuk menarik simpati pemilih, bahkan salah satu
informan mengaku telah mengeluarkan biaya sekitar Rp 800
juta. “Rel (demokrasi) selanjutnya menyatakan kereta

demokrasi membutuhkan biaya suksesi yang mahal.
Uang dan Demokrasi tidak dapat dipisahkan.
Terkadang hanya kandidat yang bermodal kuat yang
dapat selamat dari persaingan uang yang kian
anarkhis dan vulgar”, tulis Ali dalam salah satu
paragraf kesimpulan riset untuk menanggapi
mahalnya ongkos politik para kandidat.
Dosen Jurusan Ilmu Politik Unsoed itu juga
menambahkan tidak semua kandidat mendekati
pemilih dengan cara membagikan uang dan/atau
barang kepada pemilih, tetapi sebagian kandidat
juga melakukan pemberian bantuan dan pelayanan
sosial. “Bantuan mobil untuk bangunan (mobil
melon) miliknya bisa dipakai warga dengan gratis.

18

News Letter Nomor #007

News
(Juga) anak-anak berprestasi dikasih sumbangan”,
kata Ali mengutip jawaban salah satu informan.
Cara inilah yang banyak dilakukan oleh kandidat
incumbant untuk menarik simpati pemilih, sebab
mereka dapat memobilisasi sumberdaya negara
untuk meningkatkan elektabilitasnya. “Fenomena
meningkatnya anggaran bansos pemerintah
menjelang akhir masa jabatan adalah gejala yang
tidak terbantahkan”, katanya menambahkan.
Rekomendasi
Untuk mengatasi maraknya jual-beli suara di masa
datang, Ali mengusulkan kepada para pemangku
kepentingan kepemiluan untuk menempuh dua
cara kebijakan. Pertama, kebijakan yang
menitikberatkan kepada pemberdayaan
(empowerment) masyarakat pemilih di level bawah,
misalnya dengan mengkampanyekan gerakan
penistaan terhadap politik uang, merintis gerakan

desa anti-politik uang dan peningkatan kapasitas
kampanye. Kedua, kebijakan yang sifatnya
regulatif, yaitu dengan penyusunan regulasi yang
ditujukan untuk meminimalisir praktek jual-beli
suara, seperti penyempurnaan sistem pemilu
proposional terbuka.
Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten
Banyumas Unggul Warsiadi, SH., MH, menilai
apa yang telah dilakukan oleh tim peneliti sesuai
dengan yang diharapkan. Menurutnya, laporan
riset ini setidaknya telah menggambarkan
fenomena yang selama ini sangat jelas dirasakan
tetapi sulit untuk dibuktikan. “Ini sangat penting
agar ke depan para pengambil kebijakan punya
pijakan yang kuat dalam mengambil satu
kebijakan untuk mengurangi praktek jual-beli
suara dalam Pemilu bukan berdasar atas asumsi
belaka”, katanya. (spa)

P ER O LEH AN SU AR A SAH P AR T AI P O LIT IK
KPU
D I K Foto:
E C ADok.
M AT
A NKab.
J A TBanyumas
ILAW AN G P AD A P EM ILU T AH U N 2014
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

P AR T AI P O LIT IK
P D I - P E R JU A N G A N
PARTAI G O LKAR
PKB
P A R T A I G E R IN D R A
PKS
PAN
PARTAI HAN URA
PARTAI D EM O KRAT
PPP
P A R T A I N asD em
PBB
PKPI
JU M L A H

JU M L A H S U A R A S A H
1 1 .8 0 5
6 .4 9 2
4 .6 2 5
2 .8 5 7
2 .6 9 0
2 .5 2 7
852
571
500
397
78
28
3 3 .4 2 2

%
3 5 ,3 2 %
1 9 ,4 2 %
1 3 ,8 4 %
8 ,5 5 %
8 ,0 5 %
7 ,5 6 %
2 ,5 5 %
1 ,7 1 %
1 ,5 0 %
1 ,1 9 %
0 ,2 3 %
0 ,0 8 %
100%

PERO LEH AN SUARA SAH PASAN G AN CAPRES & CAW APRES
D I K E C A M A T A N JA T I L A W A N G P A D A P I L P R E S T A H U N 2 0 1 4
NO
1
2

PASAN G AN CAPRES & CAW APRES
PRABO W O - HATTA
JO K O W I - JK
JU M L A H

News Letter Nomor #007

19

JU M L A H S U A R A S A H

%

1 1 .4 9 8
2 2 .4 5 7
3 3 .9 5 5

3 3 ,8 6 %
6 6 ,1 4 %
100%
Edisi Juli 2015

Ramadhan

TANDA-TANDA PENDUSTA AGAMA
oleh Ikhda Aniroh, S.Ag, M.Si

PURWOKERTO, DERAP - Salah satu
keistimewaan bulan suci Ramadlan adalah Al
Quran diturunkan dalam bulan suci ini, Al Quran
diturunkan sebagai pegangan hidup dan petunjuk
bagi umat manusia, serta menjelaskan kepada
manusia yang batil dan yang haq (QS Al Baqoroh
ayat : 185)
Al Quran tidak sekedar dibaca dan disimpan
dalam almari tapi harus dipelajari dan diamalkan,
untuk itu dalam pembahasan ini akan kita bahas
salah satu surat dalam Al Quran yakni surat Al
Maun yang menjelaskan tentang tanda-tanda
orang yang mendustakan agama.
Tanda tanda orang yang mendustakan agama
disebutkan dalam ayat yang ke dua sampai ke
tujuh (akhir surat), mereka ialah:

sehari hari kita makan sampai bingung mau
makan apa, karena semua makanan kita sudah
bosan, sebaliknya masih ada orang orang di
sekeliling kita yang bingung mau makan apa
hari ini. Ayat ini menegur kita, agar kita jangan
jadi golongan orang yang mendustakan
agama dengan berbagi kepada mereka yang
membutuhkan, sehingga tidak ada orang yang
kelaparan di sekeliling kita.
3. Orang yang lalai dari shalatnya
Lalai dalam ayat ini bisa bermakna waktu,
karena sholat merupakan ibadah yang sudah
ditetapkan waktunya. Sehingga orang yang
mengulur ulur waktu shalat maka bisa
digolongkan sebagai pendusta agama. Makna
lalai juga bermakna orang Islam yang sengaja
mening galkan sholat, karena sholat
merupakan sendi dasar atau tiang agama,
“Ashsholaatu 'imadduddin”.

1. Orang yang menghardik anak yatim
Ajaran islam melarang keras kita bersikap
kasar kepada anak yatim, jangankan
melakukan kekerasan, menghardik saja sudah
dikategorikan sebagi pendusta agama. Ajaran
Islam sangat menganjurkan untuk mengasihi
dan merawat anak yatim, sebagaimana sabda
Nabi yang menjanjikan siapa saja yang mau
merawat dan memelihara anak yatim akan
dijanjikan masuk surga bersama dengan
Nabi, dengan posisi sangat dekat sampai
sampai beliau mengibaratkan dekatnya jari
telunjuk dan jari tengah.
Jika kita melihat fenomena yang ada
sekarang tentang banyaknya tindakan
kekerasan terhadap anak-anak, jika kita
sebagai muslim benar benar menghayati dan
mengamalkan ayat tersebut dan juga ajaran
ajaran Nabi, tentu kejadian kekerasan
terhadap anak tidak akan terjadi, karena anak
yatim yang bukan notabene anak sendiri saja
kita dianjurkan untuk merawat dan mengasihi
apalagi anak kandung .

4. Orang yang tidak mau menolong dengan
barang yang berguna
AlMaun berarti barang barang yang
berguna, maksudnya adalah orang yang tidak
mau memberikan pertolongan kepada orang
lain dengan barang yang berguna atau barang
barang yang dibutuhkan orang lain , atau mau
meminjami ketika orang lain membutuhkan
apa yang kita miliki.
Sebagian ulama memaknai ayat ini dengan
orang yang tidak mau mengeluarkan
zakatnya. Zakat sebagai rukun Islam yang ke
empat memiliki makna dan hikmah yang
sangat penting dan strategis dalam
'memerangi kemiskinan”, karena bayangkan
saja jika setiap muslim yang mampu
menunaikan zakat, terutama zakat mal,
kemudian dikelola dengan baik dan benar
kemudian diserahkan kepada mustahik (
orang yang berhak menerima zakat) maka
kemiskinan dapat ditanggulangi, minimal di
sekitar kita. Dan jika kita tidak ingin di
kategorikan sebagai pendusta agama, maka
tunaikanlah zakat dari sebagian harta kita,
karena di sebagian harta yang kita peroleh ada
hak-hak bagi orang orang miskin.

2. Orang yang enggan memberi makan
kepada orang miskin
Jika kita mau menengok di sekitar kita
sebenarnya masih banyak orang miskin yang
membutuhkan uluran tangan kita. Terkadang

Edisi Juli 2015

20

News Letter Nomor #007

Serba-Serbi

Mengapa Kita Merasa Malas di Hari Senin?
PURWOKERTO, DERAP - Monday
blues, ungkapan modern di mana kita merasa
sangat amat malas di Senin pagi. Seperti dikutip
dari boldsky.com, berikut adalah beberapa
penjelasan ilmiah mengapa kita merasa malas di
hari Senin.
1. Masalah utamanya adalah gaya hidup kita
berubah total di akhir pekan. Tubuh yang
biasanya sangat sibuk sepanjang pekan,
menjadi sangat malas di akhir pekan.
2. Perubahan gaya hidup ini mengubah
jam tubuh Anda. Akibatnya, jam biologis
ini tidak lagi "patuh" saat Anda harus
bangun pagi di hari Senin dan menimbulkan
Monday blues.
3. Apakah kemudian Anda merasa pusing saat
bangun di Senin pagi? Itu karena Anda
tidur terlalu lama. Makin lama Anda tidur,
semakin Anda merasa mengantuk.
4. Terkadang perjalanan yang terlalu
panjang di akhir pekan juga berpengaruh
pada Monday blues. Sebabnya, perjalanan
yang dimulai sejak Jumat malam dan
Dok. KPU Kab. Banyumas
berakhir padaFoto:
Minggu
malam, akan
menguras energi Anda. Anda sebaiknya
beristirahat dengan cukup di akhir pekan
agar energi yang terkuras lima hari
sebelumnya bisa terisi lagi.
5. Namun, jika Anda merasa malas di hari
Senin karena ingat ada meeting atau tenggat
waktu di kantor, maka itu lebih ke masalah
psikis. Alasan utama Anda merasa malas
adalah kejenuhan mental. Anda sudah
lelah bekerja di minggu sebelumnya dan
tidak sanggup bekerja lagi minggu yang
baru.

2.

3.

4.

5.

6.

Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Berikut adalah beberapa tips mudah untuk
menghilangkan sindrom rasa malas di awal
pekan.
Dok. KPU Kab.
Banyumas
1.Foto:
Mengenali
masalah
Pertama-tama, Anda harus mengenali
masalah Anda sebelum menemukan solusi
yang tepat. Mungkin hal itu terdengar
sepele, namun sangat berguna untuk
News Letter Nomor #007

menyingkirkan rasa malas yang muncul pada
hari senin.
Mempersiapkan agenda hari Senin
Anda bisa melakukannya dengan membuat
catatan tugas penting yang dijadwalkan
untuk hari Senin. Perencanaan yang matang
akan membantu Anda untuk mengusir rasa
malas yang muncul tiba-tiba.
Memanfaatkan waktu weekend secara
berkualitas
Ketika weekend telah tiba, hindari untuk
berkutat dengan gadget atau smartphone.
Gunakan waktu Anda untuk berlibur atau
bersantai dengan anggota keluarga serta
teman-teman Anda.
Beristirahat yang cukup
Benjamin Franklin pernah mengatakan,
"Tidur cukup membuat seorang pria sehat,
kaya dan bijaksana." Jadi, supaya Anda
merasa fit dan segar di hari senin, usahakan
untuk tidur malam selama 8 jam. Tidak
kurang, juga tidak lebih. Pasalnya, jika Anda
terlalu banyak tidur di akhir pekan, hal itu
juga dapat menimbulkan perasaan malas di
hari senin.
Ceria
Jadilah seceria mungkin. Sikap itu bisa
membuat mood Anda tetap terjaga dan
dapat melawan rasa malas di hari Senin.
Tersenyum
Seperti halnya menguap, tersenyum
ternyata bisa menular. Jadi, jika perasaan
Anda dirundung duka karena hari senin,
cobalah untuk tersenyum kepada setiap
orang yang Anda temui. Niscaya mereka
akan tersenyum balik kepada Anda. Selain
meningkatkan mood Anda, tersenyum juga
dapat membuat Anda awet muda.

Dengan mengkondisikan perasaan Anda
menjadi bahagia dan bersemangat, hasil kerja
Anda akan