Ebook Jendela Dan Pendidikan Kewaganegaraan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum wr. wb.

Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt yang mana atas berkat dan rahmat-Nya

menyelesaikan penyusunan buku ini yang berjudul “Jendela Pendidikan Kewarganegaraan”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya, para sahabatnya dan sampai kepada seluruh umatnya.

penulis

dapat

Buku ini disajikan dalam bentuk penjabaran deduktif dengan harapan buku ini mudah untuk di pahami oleh para pembaca. Selain itu buku ini juga menyajikan beberapa materi yang disertai pandangan Islam.

Buku ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salasatu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis menyadari dalam penyusunan buku ini masih jauh dari kata sepmurna, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran kostruktif bagi penulis.

Wassalam

BAB 1 PANCASILA

A. Pengertian

Secara etimologi kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta yaitu panca yang berarti “lima” dan sila yang berarti “dasar atau prinsip”. Secara harfiah kata Pancasila diartikan sebagai “ lima unsur dasar”. Dengan demikian, Pancasila dapat di definisikan sebagai lima unsur yang menjadi dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Lima unsur dasar penyusun pancasila itu adalah:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa;

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab;

3) Persatuan Indonesia;

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan

permusyawaratan perwakilan;

dalam

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

B. Kedudukan Pancasila

Kedudukan Pancasila berifat tetap dan tidak berubah sepanjang masa, kuat dan terlekat pada kehidupan bangsa dan negara Indonesia dimana Pancasila sendiri tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945. Ini berarti secara hukum pancasila tidak dapat diubah atau bersifat abadi bagi bangsa dan negara Indonesia.

1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Pancasila

merupakan pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa dimana Pancasila berfungsi untuk membuatbangsa ini dapat mampu berdiri secara kokoh, dapat mengetahui arah tujuan dalam mengenal dan memecahkan masalah baik yang bersipat ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Sebagai pandangan hidup bangsa tentulah nilai-nilai Pancasila harus terkristalisasi dalam kehidupan nyata masyarakat. Nilai-nilai tersebut adalah : kedamaian, keimanan, ketaqwaan, keadilan, kesetaraan, keselarasan, keberadaban, persatuan dan kesatuan, mufakat, kebijaksanaan, dan kesejahteraan.

2. Pancasila sebagai Ligatur Bangsa Indonsia Kata ligatur berasal dari bahasa Latin yaitu ligatura yang berarti “sesuatu yang mengikat”. Menurut Prof. Dr. Roland Peanok kata ligatur dapat diartikan sebagai sebagai “ikatan budaya” (cultural bond ).

Ligatur merupakan ikatan budaya yang berkembang

dalam kehidupan masyarakat, tidak karena paksaan yang dipandang perlu dan penting untuk menjaga keutuhan dan kesatuan masyarakat. Sebagaimana yang telah dikemukakan

secara

alami

Soekarno, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila bersumber dan digali dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang tersebar dari sabang sampai merauke.

oleh

Sebagai ligatur bangsa Indonesia, Pancasila memenuhi kriteria:

a) Memiliki daya ikat bangsa yang mampu menciptakan suatu bangsa dan negara yang kokoh.

b) Nilia-nilai Pancasila telah dipahami dan diyakini oleh masyarakat, yang selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya rasa paksaan.

3. Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia Pancasila merupakan living reality yaitu prinsip dan nilai dasar yang mempribadi bagi bangsa Indonesia. Jati diri bangsa adalah pandangan hidup yang berkembang di dalam masyarakat yang menjadi dasar negara sebagai landasan statis, ideologi 3. Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia Pancasila merupakan living reality yaitu prinsip dan nilai dasar yang mempribadi bagi bangsa Indonesia. Jati diri bangsa adalah pandangan hidup yang berkembang di dalam masyarakat yang menjadi dasar negara sebagai landasan statis, ideologi

C. Fungsi dan Peranan Pancasila

1) Sebagai pandangan hidup bangsa;

2) Dasar filsafat Negara;

3) Ideologi Negara;

4) Etika politik di Indonesia;

5) Etos budaya;

6) Sebagai paradigma pembangunan nasional;

D. Isi Pancasila dan Kaitannya dengan Nilai-Nilai dalam Islam

1) Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam sila pertama ini dinyatakan bahwa

Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang

dengan agama dan kepercayaannya

Maha Esa,

sesuai

masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Mengembangkan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Mengembangkan

Dalam perspektif Islam, sila pertama ini sejalan dengan isi kandungan Al- Qur’an yang salasatunya dalam surat Al-Baqarah ayat 163:

           “Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada

Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. ”

2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Dalam sila kedua ini tercermin nilai kemanusiaan dan bersikap adil yang tentunya juga diperintahkan oleh Allah swt dalam Al- Qur’an surat Al-Maidah ayat 8:

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. ”

Dalam sila ini terkandung nilai-nilai untuk mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengakui persamaan derajat, Dalam sila ini terkandung nilai-nilai untuk mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengakui persamaan derajat,

dan tepa selira. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Berani membela kebenaran dan keadilan. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

tenggang

rasa

sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Mengembangkan

3) Persatuan Indonesia Mampu menempatkan persatuan, kesatuan,

serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan

berkebangsaan dan bertanah air

Indonesia. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila ketiga ini mencerminkan nilai persatuan dan larangan untuk bercerai-berai, hal ini tercermin dalam Al- Qur’an surat Ali Imron ayat 103:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu

4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Tidak boleh memaksakan

kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

kehendak

Sila keempat ini mencerminkan nilai yang terkandung dalam surat Ali imron ayat 159:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,

bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. ”

mohonkanlah

ampun

5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila

mengandung nilai untuk mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan

ini ini

Sila kelima ini mencerminkan nilai yang terkandung dalam surat An-Nahl ayat 90:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. ”

E. Makna dan Arti Lambang Garuda Pancasila

1) Burung Garuda Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan pada burung garuda,

Jumlah masing-masing sayap bulunya berjumlah 17 yang mempunyai makna, tanggal Jumlah masing-masing sayap bulunya berjumlah 17 yang mempunyai makna, tanggal

Kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan mungkin karena pemikiran orang zaman dahlu yang ingin Indonesia menjadi negara yang benar dan bermaksud agar

Indonesia tidak menempuh jalan yang salah. Dan anggapan bahwa arah ke kanan adalah arah yang baik lah yang membuat kepala Garuda dibuat menghadap ke kanan. Biasanya banyak anggapan yang mengatakan bahwa jalan yang benar itu dilambangkan dengan arah kanan, makanya kepala garuda Indonesia selalu mengarah ke kanan. Sayap yang membentang adalah siap terbang ke angkasa. Burung Garuda dengan sayap yang mengembang siap terbang ke angkasa, melambangkan dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara

2) Perisai Perisai yang dikalungkan melambangkan pertahanan Indonesia. Pada perisai itu mengandung lima buah simbol yang masing-masing simbol melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila.

Bagian tengah terdapat simbol bintang bersudut lima yang melambangkan sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia. Sedangkan latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.

Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan

Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa " berteduh " di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.

Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar kepala banteng yang melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

Di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas Di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas

Ditengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu negara tropis yang di lintasi garis khatulistiwa yang membentang dari timur ke barat.

Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaa Indonesia “Merah-Putih”. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Sedangkan bagian tengahnya berwarna dasar hitam berarti warna alam atau warna asli.

3) Pita Putih Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang bertuliskan " bhinneka tunggal ika " yang ditulis dengan huruf latin, yang merupakan semboyan negara Indonesia. Kata “Bhineka” berarti beraneka ragam atau berbeda- beda, Kata “Tunggal” berarti satu, dan Kata “Ika” berarti itu. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan kata dalam Bahasa Jawa

Kuno yang berarti " berbeda-beda tetapi tetap satu jua ". Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.

BAB 2 IDENTITAS NASIONAL

A. Identitas Nasional

Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah : ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa dan sebagainya. Jadi, identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain.

Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis. Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis. Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu

B. Unsur dan Komponen Pembentuk Identitas Nasional

Menurut para ahi secara umum tedapat beberapa unsur yang menjadikan komponen identitas nasionl, yaitu :

1. Pola perilaku, gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari, misalnya : adat istiadat, budaya dan kebiasaan, ramah tamah, hormat kepada orang tua dan gotong rotong merupakan salah satu idenitas nasional yang bersumber dari adat istiadat dan budaya.

2. Lambang-lambang, sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi Negara. Lambang-lambang ini biasanya dinyatakan dalam undang-undang, diantaranya : bendera, bahasa dan lagu kebangsaan.

3. Alat-alat perlengkapan, sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan 3. Alat-alat perlengkapan, sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan

4. Tujuan yang ingin dicapai, bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis, seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertuntu. sebagai sebuah bangsa yang mendiami sebuah Negara, tujuan bersama bangsa Indonesia telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yaitu kecerdasan dan kesejahteraan bersama bangsa Indonesia.

Salah satu identitas yang melekatpada bangsa indonesia adalah

sebuah bangsa yang majemuk.kemajmukan bangsa indenesia ini tercermin pada ungkapan bhineka tunggal ika yang terdapat dalam simbol nasional burung garuda dengna lima sombol yang mewakili sila-sila dalam dasar negara pancasila. Kemajmukan ini merupakan perpaduan dari unsur-unsur yang menjadi inti identitas diantaranya :

sebutan

sebagai

1. Sejarah, Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah atau masa lalu mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa yang melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar masyarakat.

2. Suku bangsa, adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.

3. Agama, bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu.

4. Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat- perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung- pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

5. Bahasa, merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas 5. Bahasa, merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas

C. Identitas Nasional Indonesia

Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan negara Indonesia dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para pendiri negara Indonesia. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C.

Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Dan di Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Di Indonesia ada berbagai macam bahasa daerah dan memiliki ragam bahasa yang unik sebagai bagian dari khas daerah masing-masing.

2) Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena bendera merupakan simbol suatu negara agar berbeda dengan negara lain. Seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”. Warna merah dan putih juga memiliki arti sebagai berikut, merah yang artinya berani dan putih artinya suci.

3) Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pertama kali dimainkan pada kongres pemuda (Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan lagu kebangsaan.

4) Lambang Negara yaitu Pancasila Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36A bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Garuda Pancasila disini yang dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia.

5) Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

Bhineka Tnggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme, suatu paham yang membiarkan keanekaragaman seperti apa adanya. Dengan paham pluralisme tidak perlu adanya konsep yang mensubtitusi keanekaragaman demikian pula halnya dengan faham multikulturalisme.

6) Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alenia IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia.

Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dalam hal ini Pancasila mempunyai kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara, sesuai dengan pembukaan UUD 1945,, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No.XX/-MPRS/1966 (Darji, 1991:16) Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dalam hal ini Pancasila mempunyai kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara, sesuai dengan pembukaan UUD 1945,, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No.XX/-MPRS/1966 (Darji, 1991:16)

Pancasila

merupakan

7) Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 Undang-Undang

adalah peraturan perundang-undangan yang tetinggi dalam negara dan merupakan hukum dasar tertulis yang mengikat berisi aturan yang harus ditaati. Hukum dasar negara meliputi keseluruhan sistem ketatanegaraan yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk negara dan mengatur pemerintahannya. UUD merupakan dasar tertulis. Oleh karena itu, UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan karangan dan tugas-tugas pokok cara kerja badan tersebut, UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat kekuasaan itu bekerja sama dan menyesuaikan diri satu

Dasar Dasar

Undang-Undang Dasar merupakan suatu hal yang

vital dalam suatu pemerintahan yang telah merdeka. Dengan adanya konstitusi

sangat penting

dan

negara yang merdeka menandakan bahwa negara ini sebagai negara konstitusional yang menjamin kebebasan rakyat Indonesia untuk memerintah diri sendiri. Sebagai bangsa Indonesia Indonesia yang merdeka dan berdaulat untuk membentuk pemerintah sendiri yang sah serta usaha menjamin hak-haknya disertai menentang penyalahgunaan kekuasaan. Hal ini hanya dapat dilakukan dalam kerangka negara konstitusional, pembentukan negara konstitusional merupakan bagian dari upaya mencapai kemerdekaan, karena hanya dalam kerangka kelembagaan ini dapat dibangun masyarakat yang demokratis.

dalam

suatu

8) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

9) Konsepsi Wawasan Nusantara Wawasan

pandanagan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui arti pengaruh-pengaruhnya

artinya artinya

Wawasan nasional merupakan “cara pandang” suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya. Wawasan merupakan penjabaran dari filsafat bangsa Indonesia sesuai dengan keadaan geografis suatu bangsa, serta sejarah yang pernah dialaminya. Esensinya, ialah bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya, serta kondisi sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.

Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat, bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat, bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan

10) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat- perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda- benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

Kebudayaan dapat dimaknai sebagai suatu budi dan daya manusia yang tidak ternilai harganya dan mempunyai manfaat bagi kehidupan umat manusia, baik pada masa lampau, masa kini, maupun pada masa yang akan datang. Kebudayaan dapat pula berbentuk kebudayaan

kebudayaan nasional. Kebudayaan daerah yaitu suatu budaya asli setiap suku atau daerah yang diwarisi dari nenek moyang secara turun-temurun. Kebudayaan daerah kita pelihara dan kita kembangkan menjadi kebudayaan nasional yang dinikmati oleh seluruh bangsa. Jadi, kebudayaan

daerah

dan dan

D. Sikap Masyarakat Indonesia Terhadap Identitas Nasional Indonesia

Implementasi atau penerapan identitas nasional senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh. Impementasi identitas nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yamg mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,dan pertahanan keamanan harus tercemin dalam pola pikir, pola sikap,

senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan. Contoh dari Implementasi Identitas nasional yaitu: Kewajiban diadakanya upacara bendera setiap hari senin pada seluruh instansi sekolah maupun non sekolah. Dalam upacara bendera, terdapat banyak sekali unsur identitas negara. Seperti pengibaran sang saka merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional lain, pembacaan UUD 1945, pembacaan Pancasila, dan pada penutup di akhiri dengan doa (agama). Kegiatan upacara ini dilaksanakan dari

dan pola

tindak tindak

E. Pentingnya Identitas Nasional Dan Manfaatnya

1. Pentingnya identitas nasional :  Sebagai penanda dan penunjuk jati diri yang melekat pada bangsa Indonesia, sehingga bisa dibedakan dengan bangsa lain.

 Sebagai pemersatu bagi warga negara Indonesia, satu bangsa dalam satu negara.  Menanamkan spirit “national character building”.  Menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah

bangsa yang loyal (setia).  Sebagai kebudayaan yang hidup berdampingan, yang menghargai keberadaan kebudayaan satu sama lain, dan memposisikan.

2. Manfaat Adanya Identitas Nasional : 

Indonesia dikenal secara universal karena ciri yang melekat dalam tubuh bangsa.

 Indonesia mempunyai persamaan nasib dalam proses

sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami

sejarahnya, sejarahnya,

 Loyalitas (kesetiaan) terhadap bangsa tercermin melalui identitas nasional.

 Generasi muda menjadi lebih mengerti akan tanggungjawabnya dalam menjaga keutuhan negara.

BAB 3 : NEGARA

A. Pengertian Negara

Menurut George Gelinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah berkediaman dalam wilayah tertentu. Roger F. Soultau berpendapat bahwa Negara adalah alat (agency) atau wewenang atau authority yang mengatur atau mengendalikan

bersama atas nama masyarakat. Selanjutnya Carl Schmitt mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai suatu ikatan dari manusia yang mengorganisasi dirinya dalam wilayah tertentu. kemudian George Wilhelm Friedrich Hegel berpendapat bahwa Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal sementara filsuf terkenal masa Yunani kuno yaitu Aristoteles berpendapat bahwa Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama.

persoalan

B. Unsur-Unsur Negara

Secara garis besar, Negara terbentuk atas 2 unsur, yaitu:

1. Unsur Konstitutif Negara

Unsur Konstitutif Negara adalah unsur yang menentukan ada tidaknya suatu Negara. Unsur ini meliputi:

a) Rakyat Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam suatu Negara atau menjadi penghuni yang meliputi:

1) Penduduk, adalah mereka yang bertempat tinggal tetap atau berdomisili tetap di dalam wilayah Negara (menetap).

2) Bukan Penduduk, adalah mereka yang berada di dalam wilayah Negara, tetapi tidak bermaksud bertempat tinggal di Negara itu.Misalnya : Wisata Asing yang sedang melakukan perjalanan wisata.

3) Warga Negara, adalah mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari Negara (menurut undang-undang diakui sebagai warga negara).

4) Bukan Warga Negara, adalah mereka yang mengakui Negara lain sebagai negaranya

b) Wilayah

Wilayah adalah bagian tertentu dari permukaan bumi dimana penduduk suatu Negara bertempat tinggal secara tetap. Wilayah suatu Negara meliputi:

1) Daratan, adalah batas wilayah darat suatu Negara biasanya ditentukan dengan perjanjian antara suatu Negara dengan Negara lain dalam bentuk traktat. Perbatasan antara Negara dapat berupa:

 Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan, atau lembah.  Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat berduri  Batas menurut geofisika, misalnya: lintang utara/selatan, bujur timur/barat.

2) Lautan, Menurut Konferensi Hukum Laut internasional III pada 10 Desember 1982 yang diselenggrakan oleh PBB di Montego Bay, Jamaica, menghasilkan batas wilayah Negara sebagai berikut:

 Laut Teritorial, Setiap negara mempunyai kedaulatan atas laut territorial selebar 12 mil laut, yang diukur berdasarkan garis lurus yang ditarik dari garis dasar (base line) garis pantai kearah laut bebas.

 Zona Bersebelahan, merupakan batas laut selebar 12 mil laut dari garis batas laut territorial atau batas laut selebar 24 mil laut dari garis dasar.

 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), merupakan batas lautan suatu negara pantai lebarnya 200 mil laut dari garis dasar..Dalam batas ini, negara pantai berhak menggali kekayaan alam yang ada dan menangkap para nelayan asing yang kedapatan sedang melakukan penangkapan ikan.

 Landas Benua, adalah wilayah daratan negara pantai yang berada di bawah lautan di laut ZEE, selebar lebih kurang 200 mil di lautan bebas.

 Landas Kontinen, merupakan daratan yang berada di bawah permukaan air di luar laut territorial sampai kedalaman 200 m. Bagi negara pantai, landas kontinen dinyatakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayah daratan.

3) Udara Wilayah udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan wilayah lautan Negara itu. Pembatasan wilayah suatu negara sangat penting sekali karena menyangkut pelaksanaan kedaulatan suatu negara dalam segala bentuk, seperti hal-hal berikut :

 Berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada di dalamnya.  Berkuasa mengusir orang-orang yang bukan warga negaranya dalam wilayah tersebut bila tidak memiliki izin dari negara itu.

c) Pemerintah yang Berdaulat. Pemerintah adalah suatu organisasi yang berwenang untuk memutuskan dan memerintah seluruh warga Negara di dalam wilayahnya. Sementara, Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia untuk mengatur kehidupan warganya.

2. Unsur Deklaratif Negara

Negara-negara lain merupakan unsur Deklaratif Negara. Unsur ini bersifat menerangkan saja tentang adanya Negara. Makna pengakuan dari negara lain adalah untuk menjamin suatu negara baru berhak menduduki tempat yang sejajar sebagai suatu organisasi politik yang merdeka dan berdaulat di tengan keluarga bangsa-banga. Pengakuan ada ada dua jenis, yaitu :

Pengakuan

dari

 Pengakuan de facto : pengakuan atas fakta adanya negara. Pengakuan ini berdasarkan kenyataan bahwa satu komunitas politik telah terbentuk dan memenuhi ketiga unsur konstituf negara, yaitu : wilayah, rakyat dan pemerintah yang berdaulat.

 Pengakuan de jure : pengakuan bahwa keberadaan sah atau tidaknya suatu negara menurut hukum internasional.

C. SIFAT-SIFAT NEGARA

Menurut Miriam Budiardjo, pada umumnya setiap Negara mempunyai sifat seperti :

1. Sifat Memaksa Negara mempunyai kekuasaan untuk memakai

kekerasan, agar peraturan perundang-undangan ditaati dengan demikian penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarkis dicegah. Contoh : setiap warga Negara harus membayar pajak dan orang yang menghindarinya akan dikenakan denda.

2. Sifat Monopoli

Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat atau untuk mencapai cita-cita Negara. Contoh : aliran kepercayaan atau aliran politik

dilarang bertentangan dengan tujuan masyarakat.

3. Mencakup Semua Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk

semua orang tanpa terkecuali. Contoh : keharusan membayar pajak.

D. Bentuk-Bentuk Negara

1. Negara Konfederasi, adalah negara yang terdiri dari persatuan beberapa negara yang berdaulat. Persatuan tersebut

diantaranya dilakukan guna mempertahankan kedaulatan dari negara-negara yang masuk ke dalam Konfederasi tersebut.

2. Negara Kesatuan adalah suatu negara merdeka dan berdaulat yang memiliki pemerintah pusat dan berkuasa mengatur seluruh wilayah. Ciri-ciri : Mempunyai 1 UUD, Mempunyai 1 presiden, Hanya pusat yang berhak membuat UU.

3. Negara Serikat (Federasi) adalah suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian yang tidak berdaulat. Kedaulatan tetap dipegang oleh pusat. Ciri-ciri :Tiap negara bagian mempunyai satu UUD dan satu Lembaga Legislatif; Masing-masing negara bagian masih memegang kedaulatan ke dalam, kedaulatan keluar dipegang pusat; Aturan yang dibuat pusat tidak lgs bisa dilaksanakan daerah, harus dengan persetujuan parlemen negara bagian.

E. Fungsi Utama Negara

1. Fungsi Pertahanan dan Keamanan (Hankam)

Negara harus dapat melindungi rakyat, wilayah serta pemerintahan dari ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.

2. Fungsi Keadilan

Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan tanpa adanya unsur kepentingan tertentu. Setiap warga negara harus dipandang sama di depan hukum.

3. Fungsi Pengaturan dan Ketertiban

Negara harus mempunyai peraturan (UU) dan peraturan- peraturan lainnya untuk menjalankannya agar terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

4. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran

Negara harus mengeksplorasi sumber daya alam (SDA) dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan pendapatan rakyat guna mencapai kesejahteraan dan kemakmuran.

BAB 4 KEWARGANEGARAAN

A. Pengertian kewarganegaraan

setiap orang yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu Negara. Bukan warga Negara adalah setiap orang yang menurut hokum adalah bukan warga Negara. Warga negara

Warganegara

adalah

adalah mereka yang berdasarkan hokum menjadi WNI. Di Indonesia kedudukan warga Negara dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 26 (1) yang dimaksud warganegara adlah semua orang baik yang bangsa Indonesia asli (pribumi) meupun bangsa lain ( pendatang yang disahkan oleh UUD ) sebagai anggota ( warga ) Negara Indonesia. Dengan demikian tidak semua anggota penduduk yang ada di Indonesia adalah warga Negara Indonesia.

Indonesia

(WNI)

B. Asas Dan Stesel Dalam Kewarganegaraan

1. Asas kewarganegaraan

a. Asas lus Soli ( hukum tempat kelahiran atau law of the soil )

Asas lus sli adalah bahwa kewarganegaraan seseorang

berdasarkan tempat kelahirannya. Dalam kasusu ini kewarganegaraan seseorang tidak terpengaruh oleh kewarganegaraan orang tuanya melainkan tempat kelahirannya. Misalnya, seseorang dilahirkan di Negara B, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan A, maka orang tersebut tetap sebagai warganegara B.

ditentukan

Negara yang menggunakan asas ini adalah inggris dan Australia.

b. Asas lus sanguinis ( asas keturunan, hokum darah atau law of the Blood )

sanguinis yaitu bahwa kewarganegaraan

Asas

lus

seseorang ditentukan berdasarkan keturunan orang yang bersangkutan. Dalam asas ini kewarganegaraan seseorang tidak dapat memperhatikan tempat kelahirannya, tetapi mengikuti kewarganegaraan orangtuanya. Misalnya seseorang dilahirkan di Negara A sedangkan orangtuanya berkewarganegaraan B maka orang tersebut berkewarganegaraan B.

2. Status Kewarganegaraan

a. Apartide Apartide adalah apabila seseorang tidak mempunyai kewarganegaraan sama sekali. Missal : seseorang keturunan bangsa A ( lus soli ) lahir di Negara B ( lus sanguinis ) maka orang tersebut tidaklah mempunyai kewarganegaraan.

b. Bipatride Bipatride adalah apabila seseorang memiliki kewarganegaraan rangkap. Missal : seseorang keturunan bangsa B (lus sanguinis) lahir dinegara A (lus soli). Karena ia keturunan bangsa B dank arena kelahirannya maka ia juga dianggap sebagai warganegara A.

c. Multipatride

Multipatride adalah seseorang yang memiliki kewarganegaraan ganda (2) atau lebih status kewarganegaraan.

3. Stesel Kewarganegaraan

a. Stesel Aktif Yaitu bahwa orang yang akan menjadi warganegara suatu Negara harus melakukan tindakan-tindakan hokum tertentu secara aktif. Dalam pewarganegaraan aktif seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih dan mengajukan kehendak menjadi warganegara dari sesuatu pihaknegara.

b. Stesel pasif Yaitu bahwa orang yang berada dalam suatu Negara sudah dengan sendirinya menjadi warga Negara, tanpa harus melakukan hokum tertentu. Dalam pewarganegaraan pasif apabila seseorang yang tidak mau dijadikan warga Negara, maka yang bersangkutan dapat menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.

C. Syarat Menjadi Warga Negara

Dalam penjelasan umum UU No. 62 Tahun 1958 disebutkan bahwa untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia dapat di lakukan dengan cara-cara dibawah ini : Kelahiran, pengangkatan, dikabulkan permohonan, pewarganegaraan, perkawinan, turut ayah atau ibu dan pernyataan.

62 Tahun 1958, kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh karena hal- hal sebagai berikut :

1. Naturalisasi Biasa Warga asing yang akan mengajukan permohonan dengan naturalisasi biasa, harus memenuhi syarat-syarat berikut :

a. Sudah berusia 21 tahun

b. Lahir diwilayah RI atau bertempat tinggal 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.

c. Apabila seorang laki-laki yang sudah kawin maka ia perlu mendapatkan persetujuan isterinya.

d. Dapat berbahasa Indonesia dan mempunyai pengetahuan tentang sejarah Indonesia serta tidak pernah di hokum karena melakukan kejahatan yang merugikan RI.

e. Sehat rohaniah dan jasmaniah.

f. Bersedia membayar pajak.

g. Mempunyai mata pencaharian tetap.

h. Tidak mempunyai kewarganegaraan lain, atau bersedia melepas kewarganegaraan lain bila sudah mendapat kewarganegaraan Indonesia.

2. Naturalisasi istimewa Naturalisasi istimewa diberikan kepada warga asing yang berjasa kepada Negara RI dengan pernyataan sendiri (permohonan) menjadi WNI atau dapat diminta oleh Negara Indonesia.

D. Kehilangan Kewarganegaraan

Dalam pasal 23 UU No. 12 Tahun 2006 diatur tentang

menyebabkan kehilangan kewarganegaraan, sebagai Berikut :

hal-hal

yang

1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri.

2. Tidak menolak

tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan itu.

atau

3. Dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh Presiden atas

permohonannya sendiri apabila yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempatinggal diluar negeri dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu kepada presiden.

5. Secara sukarela masuk dalam dinas Negara asing, yang dalam jabatan semmacam dinas itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peratutan perundangan hanya dapat dijabat oleh WNI.

6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada Negara asing atau bagian dari Negara asing tersebut.

7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu Negara asing.

8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari Negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari Negara lain untuk dirinya.

9. Bertempat tinggal di luar wilayah NKRI selama 5 tahun secara terus menerus bukan dalam rangka dinas Negara, tanpa alas an yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginan untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan lain sebagainya.

Dalam pasal 26 UU RI No. 12 Tahun 2006 juga dijelaskan tentang kehilangan kewarganegaraan bagi suami istri WNI, sebagai berikut :

1. Perempuan WNI yang kawin dengan laki-laki WNA kehilangan

jika menurut hokum asal Negara asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut.

kewarganegaraannya,

2. Laki-laki yang kawin dengan perkawinan WNA kehilangan kewarganegaraan RI, jika menurut hokum asal istrinya kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan.

BAB 6 KONSTITUSI

A. Pengertian Konstitusi

Secara bahasa kata konstitusi berasal dari bahasa prancis yaitu constituir

yang artinya membentuk. Sedangkan

secara terminologi , konstitusi adalah sejumlah aturan dasar dan ketentuan-ketentuan hukum yang di bentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan termasuk dasar hubungan antar negara dengan rakyat dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara . Selain itu konstitusi juga bisa berarti peraturan dasar (peraturan awal) mengenai pembentukan negara.

Konstitusi dapat diartikan sebagai sekelompok ketentuan yang mengatur organisasi Negara dan susunan

pemerintahan suatu Negara 1 . A.V Dicey membedakan

antara ketentuan konstitusi yang mempunyai sifat hukum dan tidak mempunyai sifat hukum. Pembedaan ini didasarkan pada kriteria apakah pengadilan berwenang memaksakan penataanya dan/atau mengambil tindakan

hukum bagi yang tidak taat 2 .

B. Tujuan, Fungsi dan Isi Konstitusi

Tujuan konstitusi yaitu membatasi tindakan sewenang- wenang pemerintah, sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik juga menjamin hak-hak rakyat yang di perintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Fungsi Konstitusi adalah sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi antara beberapa lembaga, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif,konstitusi juga berfungsi sebagai dokumen sosial, Memberikan batasan-batasan ketetapan

bagi para

penguasa

(pemerintah) dalam (pemerintah) dalam

Dalam sebuah negara, konstitusi merupakan sebuah hal yang penting. Karena konstitusi merupakan sebuah tonggak atau awal terbentuknya suatu negara. Konstitusi

adalah

sebuah

dasar utama dalam

pembentukan sebuah negara. Prof. Hamid S. Attamini mengatakan bahwa konstitusi atau Undang-Undang Dasar merupakan petunjuk bagaimana suatu negara harus dijalankan.

Secara garis besar, konstitusi negara mengatur hal- hal yang berisi tentang pembagian kekuasaan negara, hubungan antarlembaga negara, dan hubungan negara dengan warga negara. Kemudian aturan-aturan itu dijabarkan lebih jelas pada aturan perundangan di bawahnya.

Menurut Mirriam Budiardjo dalam bukunya yang berjudul "Dasar-Dasar Ilmu Politik" mengatakan bahwa konstitusi atau Undang Undang Dasar memuat ketentuan- ketentuan sebagai berikut :

1. Mengatur ketentuan tentang organisasi negara seperti pembagian kekuasaan antara badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam negara federal, pembagian keuasaan

antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian menggunakan prosedur penyelesaian masasalah pelanggaran yuridiksi lembaga negara.

2. Hak Asasi Manusia (HAM)

3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar (UUD)

4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat- sifat tertentu dari Undang-Undang Dasar (UUD). Hal ini menghindari terulangnya hal-hal yang telah diatasi dan tidak dikehendaki lagi. Misalnya, Undang-Undang Dasar negara Jerman melarang untuk mengubah sifat federalisme

menjadi unitarisme dikhawatirkan dapat mengembalikan munculnya seseorang seperti Hitler.

sebab

bila

Isi dari pada konstitusi Republik Indonesi terdapat pada pasal-pasal yang dimuat Undang-Undang Dasar 1945. Ada beberapa hal yang diatur dalam Undang- Undang Dasar 1945, yaitu:

1. Hal-hal yang sifatnya umum, misalnya tentang kekuasaan dalam negara dan identitas-identitas negara.