Pertumbuhan Pohon dan Jaringan Pengaman

Pertumbuhan Pohon dan Jaringan Pengaman Unsur Hara

Dr. Wahyudi

Ditulis Oleh: Dr. Wahyudi Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Penerbit:

Isana Press Bogor

ISBN/KDT No. 978-602-98598 Jl. Babakan Raya Bara 3 No.12 Dramaga Bogor, Indonesia Telp. (+62) 81521560387, (+62) 85347153484 Email: isanautama@yahoo.com

Cetakan I tahun 2014

I SBN: 978- 602- 98598- 1- 2

Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Ketentuan Pidana Pasal 72 (ayat 2):

Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

ISBN/KDT No. 978-602-98598-1-2

Isana Press Bogor

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

Buku berjudul “Pertumbuhan Pohon dan Jaringan Pengaman Unsur Hara” disusun untuk memenuhi permintaan sekaligus menjawab pertanyaan para pihak seputar proses

Halaman pertumbuhan

KATA PENGANTAR........................................ ii melangsungkan hidupnya. Tidak seperti makhluk lain, pohon

pohon dan

kemampuan pohon

dalam

DAFTAR ISI .................................................... iii adalah makhluk hidup yang tidak dibekali akal maupun insting,

DAFTAR TABEL.............................................. iv namun pohon mampu hidup di mana saja, bahkan pada tempat-

DAFTAR GAMBAR ......................................... v tempat yang tidak memungkinkan manusia dan hewan hidup di

sana. I. PENDAHULUAN ............................................. 1 Buku ini akan membahas proses-proses yang terjadi pada

tubuh tumbuhan sehingga tumbuhan (pohon) mampu tumbuh II. TAHAPAN PERTUMBUHAN POHON ............. 4 dan berkembang menjadi besar serta dapat melangsungkan

A. Embriogenesis ........................................... 5 regenerasinya. Disamping melakukan kompetisi untuk

B. Replikasi DNA dalam Sel ........................... 8 kelangsungan hidupnya, pohon juga mampu mengamankan

C. Meristem Primer Akar ................................ 12 cadangan makanan yang terdapat disekelilingnya. Buku juga

D. Pengaruh Hormonal pada Regulasi dilengkapi dengan analisis tanah, karena sangat berkaitan

Pertumbuhan............................................. 14 dengan penyerapan air dan hara oleh akar tanaman.

E. Pembentukan Struktur Berkayu.................. 20 Ucapan terima kasih disampaikan pada semua pihak yang

turut serta memberi masukan dan saran dalam penyusunan III. KUALITAS POHON......................................... 24 buku ini, terutama Dr. Supriyanto dan Dr. Basuki Wasis, masing-

A. Penilaian Kualitas Pohon ........................... 24 masing sebagai ahli fisiologi pohon dan ahli tanah dari Fahutan

B. Parameter Kualitas dan Pertumbuhan........ 29 IPB, yang menginspirasi penulis untuk menyusun buku ini .

Terima kasih, semoga bermanfaat bagi kita. IV. STRUKTUR DAN FUNGSI AKAR.................... 42 A. Pengertian Umum ......................................

42 B. Zone Perakaran .........................................

Penulis,

C. Struktur Akar.............................................. 45 D. Ujung Akar ................................................

48 E. Rambut Akar .............................................

Dr. Wahyudi

V. PENYERAPAN AIR DAN HARA...................... 52 A. Proses Penyerapan....................................

52 B. Penyerapan Air dan Hara...........................

VI. JARINGAN PENGAMAN UNSUR HARA ........

DAFTAR TABEL

A. Pengertian Umum ......................................

Halaman C. Safety Nutrient Space (SNS) .....................

B. Kompatibilitas Akar ....................................

D. Safety Nutrient Cavity (SNC)......................

E. Simbiosis Akar dan Mikroorganisme .......... 68 1. Contoh perhitungan nilai kesehatan pohon...... 27 F. Daya Tembus Akar.....................................

73 2. Analisis keragaman regresi ............................. 36 G. Perluasan Ruang Perakaran......................

77 3. Hasil uji laboratorium tanah terhadap kualitas H. Memperkokoh Kedudukan Tumbuhan .......

78 Tanah hutan (1) dan tanah bekas tambang (2) 95 I. SNN pada Rerumputan ..............................

80 4. Asumsi harga pupuk (harga pasar).................. 102 J. Safety Nutrient Technique Mangrove.........

84 5. Perhitungan biaya pupuk................................. 103 K. Survive pada Kondisi Minimal ....................

88 6. Keberadaan unsur hara tanah 1 dan tanah 2 .. 117 VII. ANALISIS HARA TANAH ................................

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

30. Perakaran Pinus merkusii menembus lapisan keras ...............................................................

74 1. Tahapan embriogenesis ..................................

6 31. Perakaran pohon menembus lapisan batu ...... 75 2. Senyawa purin dan pirimidin............................

9 32. Pertukaran kation tanah .................................. 76 3. Struktur DNA dan RNA....................................

10 33. Perakaran Adina minutiflora ............................ 78 4. Mekanisme replikasi DNA ...............................

11 34. Banir beberapa jenis pohon............................. 79 5. Root apex........................................................

12 35. Banir Shorea fallax ......................................... 79 6. Lokasi cacat menentukan kesehatan pohon....

26 36. Sistem perakaran beberapa jenis herba .......... 81 7. Struktur dan bagian akar .................................

42 37. Sistem perakaran beberapa jenis rumput ........ 82 8. Zona perakaran...............................................

44 38. Alang-alang membentuk SNN ......................... 83 9. Penampang longitudinal dan transversal akar .

46 39. Tumbuhan mangrove membentuk akar nafas.. 85 10. Jaringan akar pada potongan melintang..........

46 40. Api-api (Avicennia spp) dan rambai 11. Penampang melintang dikotil, monokotil dan

(Sonneratia spp).............................................. 86 rerumputan......................................................

47 41. Tanaman bakau (Rhizophora spp) .................. 87 12. Meristem primer akar.......................................

49 42. Tumbuhan dibentuk untuk nilai estetika........... 89 13. Rambut akar....................................................

50 43. Pohon sequoia dan tenere .............................. 89 14. Penyerapan air dan bahan mineral melalui

44. Pohon sebagai media seni .............................. 90 osmosis...........................................................

52 45. Bunga rafflesia ................................................ 91 15. Apoplast dan symplast ....................................

55 46. Keefektifan penyerapan hara pada pH tanah .. 98 16. Pola penyerapan CaCl2 oleh akar...................

56 47. Neraca Posfor ................................................. 129 17. Ilustrasi pertukaran kation pada akar...............

18. Kompatibilitas akar beringin.............................

19. Kompatibilitas akar tanaman sejenis ...............

20. Kompatibilitas akar tanaman beda jenis ..........

21. Sinyal pembentukan Safety Nutrient Space.....

22. Pembentukan Safety Nutrient Space...............

23. Pembentukan Safety Nutrient Cavity ...............

24. Penampang melintang akar yang bersimbiosis dengan Rhizobium .......................................................

25. Beberapa jenis cendawan mikorisa .................

26. Cendawan mikorisa Scleroderma....................

27. Penampang melintang akar yang bersimbiosis dengan mikorisa ..............................................

28. Ramifikasi akar tanaman .................................

29. Hifa mikorisa memperluas bidang penyerapan akar..................................................................

I. PENDAHULUAN

memperkokoh tumbuhan. Untuk menahan beban berat tumbuhan, dikembangkan sistem perakaran lateral (horisontal) sedangkan untuk memperkokoh kedudukan tumbuhan,

Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang terutama dari hembusan angin kencang, dikembangkan penting dan mandiri di permukaan bumi. Tumbuhan adalah

perakaran terminal (vertikal) seperti pada akar tunjang. satu-satunya makhluk hidup yang mampu menyerap energi

Bentuk dan sifat pertumbuhan akar pada akhirnya primer cahaya matahari, dalam proses fotosintesis, untuk

membentuk arsitektur akar pohon. Adakala dalam satu jenis mensintesa air (H 2 O) (terutama dari tanah) dan karbondioksida

pohon mempunyai bentuk akar yang berbeda, karena perakaran

berkembang menyesuaikan kondisi lingkungan yang ada. yang diperlukan oleh makhluk hidup lainnya serta oksigen (O2)

(CO 2 ) dari udara menjadi bahan makanan potensial (C 6 H 12 O 6 )

Struktur dan arsitektur akar sangat dipengaruhi oleh tekstur dan yang diperlukan untuk proses pembakaran bahan makanan guna

struktur tanah, air tanah, kelerengan dan jaringan perakaran menghasilkan energi untuk menjalankan metabolisme.

vegetasi lain, baik dalam jenis yang sama ataupun berlainan Tumbuhan sebagai rantai makanan pertama mampu hidup tanpa

yang dapat ditentukan melalui sistem penanaman dan teknik manusia dan binatang, tapi manusia dan bintang tidak dapat

silvikultur yang diterapkan. Asosiasi jenis tumbuhan terutama hidup tanpa tumbuhan, meskpiun beberapa spesies tumbuhan

ditentukan pada tingkat kecocokan akar dalam melakukan sangat memerlukan kehadiran sejumlah binatang, misalnya

simbiosis dengan sesama jenis atau organisme lain. untuk proses penyerbukan, penyebaran biji, dekomposisi dan

Proses pertumbuhan akar menjadi sangat penting untuk lain-lain.

dikaji lebih mendalam manakala melihat kedahsyatan akar Secara umum morfologi tumbuhan sempurna terdiri dari

dalam menembus bebatuan, pertumbuhan membesar untuk daun, batang dan akar. Dalam proses metabolisme, daun

menopang tumbuhan, kemampuan berasosiasi dan berdiffusi berfungsi sebagai alat pernafasan dan memasak bahan makanan

dengan jaringan akar lainnya (daya kompatibilitas akar), karena bagian organ ini yang terletak pada bagian atas sehingga

kecerdasan dalam mencari celah dan ruang, kemampuan mudah menjangkau sinar matahari, batang dan turunannya

membentuk Safety Nutrient Space (SNS), Safety Nutrient berfungsi sebagai alat translokasi dan penimbun cadangan

Cavity (SNC), Safety Nutrient Technique pada mangrove, SNN makanan sedangkan akar berfungsi menyerap air dan unsur

pada rerumputan, bersimbiois dengan mikroorganisme, hara dari tanah serta tempat berpijak dan memperkokoh

perluasan ruang perakaran, kemampuan survive pada kondisi kedudukan tanaman. Pada beberapa tumbuhan dijumpai

lingkungan yang minimal serta berbagai keunikan lainnya pergeseran peranan bagian organnya. Beberapa tumbuhan

dalam rangka mendapatkan dan mengamankan unsur hara yang sederhana ada yang tidak memiliki bagian-bagian di atas dan

datang atau telah tersedia dalam tanah. Akar mempunyai pada sebagian tumbuhan mempunyai turunan organ sehingga

manajemen tersendiri dalam bekerja dan berinteraksi dengan nampak lebih sempurna.

lingkungannya dan akar mempunyai jaringan kerja yang baik Akar sebagai salah satu bagian terpenting dari tumbuhan

serta efisien dalam mengamankan unsur hara. Pokok bahasan mempunyai banyak fungsi. Disamping berperan dalam proses

yang paling tepat untuk mengetahui kehebatan perakaran dalam metabolisme tumbuhan seperti penyerapan air dan unsur hara,

mendukung pertumbuhan tanaman akan dibahas dalam akar juga dapat berfungsi sebagai penyimpan cadangan mendukung pertumbuhan tanaman akan dibahas dalam akar juga dapat berfungsi sebagai penyimpan cadangan

II. TAHAPAN PERTUMBUHAN POHON

Network) . Akar tumbuh dan berkembang dari jaringan meristem, sebagai mana yang terjadi pada jaringan tumbuhan lainnya.

Pohon dicirikan dengan kehadiran jaringan kayu gubal Sifat totipotensi sel yang telah dimiliki tanaman dan tersimpan

dan kayu teras pada batangnya. Pohon merupakan bagian dari rapi dalam kode-kode unik DNA dan RNA dalam inti sel dapat

tumbuhan yang mampu membentuk organisme yang besar, mengarahkan membelahan dan differensiasi sel menjadi bentuk

kokoh dan kuat. Pohon adalah tumbuhan yang mempunyai yang khas sesuai pesan-pesan yang ada. Melalui pesan-pesan

organ-organ yang lengkap, seperti akar, batang dan daun, unik inilah tumbuhan selanjutnya tumbuh dan berkembang

sebagai suatu organisme yang sempurna. Secara umum pohon membentuk akar serabut atau akar tunjang, kulit batang yang

selalu membentuk bunga, buah dan biji sebagai sarana licin atau beralur, sampai pembentukan bunga, buah dan biji

regenerasi secara generatif. Pada beberapa pohon, seperti yang khas untuk setiap jenis tumbuhan. Tidak seperti manusia

sungkai (Peronema canescens), fungsi biji sebagai sarana dan binatang yang mempunyai organ otak sebagai pusat

regenerasi generatif telah banyak digantikan oleh kemampuan pemrosesan data, tumbuhan tidak mempunyai organ ini, namun

regenerasi vegetatif batang dalam bertunas membentuk organ tumbuhan mampu memilih jalan hidupnya guna mengamankan

baru yang sama dengan induknya. Pada biji sungkai yang dan melangsungkan kehidupannya serta menjalankan

masak fisologis, kemampuan berkecambah telah tereduksi pertumbuhan dan proses regenerasinya.

menjadi hanya 0,001 sampai 0,005 % saja. Pada beberapa jenis pohon, seperti meranti (Shorea spp), tidak memiliki kemampuan berbuah sepanjang tahun dan organ batangnya tidak mempunyai sensitifitas yang baik untuk bertunas, sementara itu beberapa jenis pohon lainnya mempunyai kemampuan regenerasi yang baik melalui jalur generatif maupun vegetatif.

Pertumbuhan pohon adalah proses pertambahan dimensi pohon yang diperoleh dari proses penimbunan bahan makanan sebagai hasil dari proses fotosintesis setelah dikurangi satuan unit respirasinya. Pertumbuhan pohon berlangsung ke atas, ke samping dan ke bawah. Dimulai dari jaringan meristem, sel-sel pohon melakukan pembelahan diri dan melakukan diferensiasi membentuk jaringan yang khas pada pohon tersebut berdasarkan sinyal-sinyal yang diperoleh dari pusat kendali tumbuhan di dalam inti sel. Buku ini akan membahas pertumbuhan dan keunikan organ akar pada pohon dalam rangka menjalankan fungsi pengamanan jaringan makanan untuk menunjang kehidupan, pertumbuhan dan regenerasinya.

A. Embriogenesis

Pertumbuhan pohon diawali dari zigot yang terus mengalami pertumbuhan secara teratur, membesar, komplek dan mengalami perubahan secara kuantitaif maupun kaulitatif. Organisasi fungsi mulai terbentuk pada saat pembentukan jaringan (histogenesis), organ (organogenesis) dan morfologi

Sel Sel meristematik Sel embrioid Sel bentuk hati Embrio Semai

secara lengkap dari tumbuhan (morfogenesis) sampai terbentuk suatu organisme yang merupakan struktur yang tumbuh sendiri.

Sebagai suatu unit terkecil dari kehidupan, sel tersusun dari inti sel yang terbungkus oleh membran yang dilengkapi asesoris sel seperti khloroplast, mitokondria, vakuola dan lain- lain yang terbungkus dinding sel. Sel mempunyai molekul makro khusus seperti pati, selulosa dan lignin dengan struktur

C – H – O yang berulang-ulang. Salah satu komponen terpenting dalam sebuah sel adalah molekul makro protein dan asam nukleat (Deoksiribo Nucleat Acid dan Ribo Nuckeat Acid) yang selalu terpelihara dan mengganda bersamaan dengan pembelahan sel. Molekul DNA dan RNA merupakan pondasi utama dalam menggerakkan sifat totipotensi sel, yaitu suatu sifat yang menggerakkan semua potensi sebuah sel untuk tumbuh dan berkembang menjadi morfologi nyata berdasarkan informasi gen yang dimiliki.

Proses pertumbuhan embrio (embriogenesis) dimulai dari Gambar 1. Tahapan embriogenesis dalam perkecambahan sebuah sel yang tumbuh membentuk sel meristematik yang ditandai pembesaran inti sel. Sel meristematik tumbuh menjadi sel bentuk hati, kemudian tumbuh lagi menjadi sel embrioid

Proses perkecambahan dimulai dari imbibisi air yang dan akhirnya menjadi embrio yang tumbuh menjadi semai

memicu keaktifan hormon GA-3 dalam kulit benih. Hormon sebagai calon tanaman dewasa.

ini mengaktifkan enzym α dan β amilase yang berfungsi mencerna amilum (mendestruksi cadangan makanan). Dengan kata lain, enzym α dan β amilase berfungsi untuk merubah unsur hara tersedia menjadi siap untuk diserap dalam proses mertabolisme. Proses ini memacu terjadinya respirasi pada benih dengan menyerap Oksigen dari udara. Hasil proses

kembali.

differensiasi sel. Aktifitas yang sangat tinggi pada titik Pada bagian meristem juga dapat membentuk tonjolan tumbuh (plumule, hipokotil, radikel dan kotiledon) ditopang

keluar sebagai calon cabang yang mempunyai karakteristik oleh translokasi cadangan makanan secara kontinyu sehingga

pertumbuhan yang sama dengan bagian pucuk. Differensiasi pertumbuhan berjalan baik sampai menghasilkan organ-organ

meristem pucuk dengan sifat toti potensi membentuk meristem tumbuhan dan menjadi organisme yang sempurna.

folial sebagai cikal bakal daun dan meristem floral sebagai Jaringan meristem tersusun oleh sel-sel yang belum

cikal bakal bunga.

terdeferensiasi dan memiliki kemampuan membelah diri secara Pertumbuhan meristem pucuk terminal dan lateral bersifat aktif. Jaringan inilah yang bertugas membentuk organ-organ

phototropisme yang berlangsung secara kontinyu (berlangsung tanaman, arsitektur pohon dan akar. Zone meristematik pada

terus menerus) dan ritmik (diskontinyu). Sifat pertumbuhan tumbuhan pada prinsipnya terbagi menjadi empat, yaitu

tersebut membentuk arsitektur pohon yang spesifik untuk setiap meristem primer pucuk, meristem primer akar akar, meristem

pohon dan berpengaruh kepada kualitas kayunya. sekunder (kambium), meristem folial (calon daun) dan meristem floral (calon bunga).

Meristem primer pucuk atau apikal, merupakan meristem

B. Replikasi DNA dalam Sel

yang bertanggung jawab pada pertumbuhan bagian pucuk tanaman. Meristem ini terdiri dari meristem terminal yang

Sebuah sel dapat diibaratkan sebuah negara yang tertata mengatur pertumbuhan pada bagian pucuk terminal tanaman,

rapi dengan berbagai aktifitas di dalamnya yang sangat rumit meristem lateral yang mengatur pertumbuhan tunas samping

dan komplek. Setiap pintu untuk keluar masuk materi (cabang dan ranting), meristem adventif yang mengatur

mengalami proses seleksi dan pemeriksaan yang sangat ketat pembentukan organ diluar tempat yang seharusnya, misal tunas

dan teliti. Sebuah sel tanaman merupakan miniatur terkecil di daun (cocor bebek) atau diakar (Dalbergia latifolia) dan lain-

organisme tanaman. Semua informasi genetik organisme lain serta meristem neoformasi, merupakan sel yang tumbuh

tersimpan rapi dalam sebuah sel berupa rangkain kode genetika membentuk embrio karena adanya sifat totipotensi sel. Tiap sel

citocin, adenin, guanin, dan timin ( A - T - G - C) dengan gugus mempunyai potensi seluruh informasi gen yang dapat

fungsional Hidrogen (H) dalam deoksiribonukleotida (bentuk dikembangkan melalui morfogenesisi menjadi morfologi yang

Kedua pasangan ini nyata. Pertumbuhan meristem apikal dipengaruhi oleh faktor

senyawa tunggal dalam DNA).

menggunakan ikatan hidrogen dengan senyawa NH 2 – O dan phototropisme , melalui mekanisme hormon Indole Acetid Acid.

NH – N. Duplikat informasi genetika segera dibuat sesuai Pada kondisi klimatis dan ketersediaan air ekstrim atau

sinyal yang diterima berupa rangkaian ribonukleotida (bentuk pada keadaan lain dimana tidak memungkinkan untuk

tunggal dari RNA) dengan kode susunan basa (terdapat gugus melakukan pertumbuhan secara normal, maka folial akan

OH) terdiri dari adenin - urasil dan guanin - citocin (A-U dan menutup dan menyelimuti meristem pucuk sehingga meristem

G-C ). Urasil merupakan kode pengganti timin dalam DNA. ini akan dorman untuk beberapa waktu, sampai menemukan

Perbedaan struktur molekul antara kedua senyawa ini hanya kondisi lingkungan normal kembali atau kondisi minimal

terletak pada gugus CH 2 pada timin dan gugus H pada urasil.

Kode-kode tersebut di bawa RNA munuju organela reticulum berlangsung secara obyektif, menggunakan hukum sebab akibat endoplasma .

serta proses biokimia dan fisika berdasarkan hukum alam yang Bank data sifat genetika yang tersimpan dalam DNA berada

berlaku universal.

dengan aman dalam inti sel. Data ini tidak pernah dikeluarkan dalam bentuk dokumen aslinya, kecuali hanya duplikatnya (foto copynya) yang berupa RNA. M-RNA membawa duplikat data ini keluar dari inti sel dan diproses menjadi senyawa organik berdasarkan informasi genetika dalam M-RNA.

Gambar 2. Senyawa purin dan pirimidin, sebagai komponen dasar genetika

Ribosom yang akan mensintesa senyawa organik (protein, hormon dan lain-lain) berdasarkan pesanan dari M-RNA (RNA pembawa kode-sifat). Aktifitas seperti ini dipergunakan untuk semua keperluan pertahanan diri, perkembangan, penggandaan dan menunjang proses metabisme tumbuhan secara keseluruhan, sesuai fungsi dan peranan sel yang dicerminkan melalui produk yang dihasilkan yang berasal dari sinyal-sinyal yang diterima.

Aktifitas yang terjadi dalam sebuah sel berlangsung dengan tertip, terkendali dan cerdas. Apabila proses yang terjadi dalam sebuah negara masih diwarnai oleh perasaan dan dipengaruhi

Gambar 3. Struktur deoksiribonukleotida, ribonukleotida, unsur subyektifitas serta lingkungan yang kurang baik seperti

DNA dan RNA

KKN, namun segala proses yang terjadi dalam sebuah sel

ligase sehingga terbentuk leading strand yang merupakan dan karakteristik yang sama dengan induknya. Kromosom

pasangan untuk membuat duplikat rantai DNA melalui rantai dalam inti sel nampak berada dalam susunan yang renggang.

yang telah di copy. Setelah terbentuk duplikatnya, rantai parent Namun pada saat akan melakukan penggandaan sel,

DNA kembali bersatu dalam pintalan spiral yang berpasangan kenampakan kromoson lebih rapat, menyatu dan kompak

dan tersusun rapi Demikian seterusnya.

dengan helaian pita genetika yang berpasangan rapi. Pada bagian yang akan melakukan aktiftas duplikasi informasi genetika, nampak membesar (membengkak) karena sedang

C. Meristem Primer Akar

mengerjakan pembacaan, penyesuaian dan penggandaan kode- kode informasi yang akan dibuat.

Meristem primer akar merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan perakaran tanaman. Meristem akar terdiri dari meristem terminal yang membentuk akar tunjang serta meristem lateral yang akan membentuk akar samping. Pertumbuhan meristem akar dipengaruhi oleh gravitasi bumi (bersifat geotropisme).

Gambar 4. Mekanisme replikasi Deoksiribo Nukleat Acid Gambar 5. Root apex terdiri dari root cap initial, cortex initial (DNA)

dan central cylinder initial

Replikasi DNA diawali dari pembukaan parent DNA oleh Differensiasi meristem akar pada prinsipnya sama dengan enzym helicase, pembentukan RNA primer oleh enzym

differensiasi pada meristem apikal. Root initial disamping primase dan kedua rantai DNA yang telah memiliki RNA

menghasilkan mother cells, rib meristem dan transition zone,

D. Pengaruh Hormonal Pada Regulasi Pertumbuhan

yang bertanggung jawab terhadap terhadap pembentukan kayu bagian luar serta jaringan silem yang bertanggung jawab terhadap pembentukan kayu bagian dalam. Keduanya

1. Hormon Tumbuhan (Plant Hormones)

mempunyai sifat pertumbuhan secara radial. Kayu sebagai hasil pertumbuhan masif silem (xylem) dan floem (phloem) dari

Peranan hormon menjadi sangat penting dalam proses kambium vaskuler melalui sistem organisasi yang mapan dan

regulasi pertumbuhan tanaman dengan mekanisme stimulasi ritmik (diskontinyu).

dan inhibitasi. Begitu pentingnya peranan hormon sehingga Pada perkembangan selanjutnya, sel induk silem yang terus

tanpa kehadiran unsur ini, proses pertumbuhan akan terganggu melakukan pembelahan sel, pada akhirnya mencapai ukuran

bahkan terhenti sama sekali. Subtansi kimia alami, berupa final yang stabil dan diikuti oleh proses lignifikasi dan

hormon endogen, hanya diperlukan dalam jumlah sangat kecil penebalan dinding sel. Jaringan silem tua kemudian

namun mampu mempengaruhi proses metabolisme dalam membentuk parenchima, serat, vesel, dan tracheid. Pada tahap

mengatur proses pertumbuhan (growth regulator), differensiasi pembelahan sel selanjutnya, sel-sel tracheid mulai kehilangan

dan perkembang tanaman lebih lanjut.

inti sel dan kandungan/asesoris lainnya. Hormon dibentuk (disintesa) oleh meristem apikal (pucuk), Jaringan pembangun terdiri dari plerome yang membentuk

daun dan ujung akar (citokinin, geberalin and absisic acid kayu pada arah dalam dan periblem yang membentuk kambium

synthesis ) namun pengaruh atau tempat kerjanya dapat berada ke arah luar. Dermatogen berfungsi membentuk sel-sel

pada bagian organ yang lain (antar jaringan atau antar organ). epidermis. Petumbuhan jaringan floem maupun silem ke arah

Misalnya hormoh IAA yang disintesa di ujung akar (root tip) radial dilakukan secara ritmik, yang dipengaruhi oleh keadaan

dapat bekerja pada bagian atas tanaman seperti di cabang dan iklim dan air. Pertumbuhan ritmik inilah yang akan

batang serta membantu dalam pembelahan sel pada pucuk membentuk lingkaran tahun. Variasi lingkaran pertumbuhan

daun. Hormon giberalin yang diproduksi di ujung akar juga yang terbentuk dipengaruhi oleh jenis pohon, kondisi

mengatur pertumbuhan ruas-ruas tanaman yang terletak di lingkungan, umur dan laju pertumbuhan pohon tersebut.

bagian atas. Saat ini telah banyak dibuat dan diperjual belikan Meristem primer akar merupakan bagian dari ujung akar

hormon sintesis buatan manusia.

(root tip) yang dilindungi oleh tudung akar (root cap). Jaringan Hormon yang mengatur metabolisme tumbuhan dapat ini akan tumbuh ke bawah (terminal) atau ke samping (lateral).

diklasifikasikan dalam 5 jenis, yaitu auksin (pertumbuhan Jaringan yang lama selanjutnya ditumbuhi rambut akar (root

akar), fitoginin (pertumbuhan pucuk dan cabang), giberalin hair) yang berperan melakukan penyerapan air dan unsur hara

(pertumbuhan antar ruas), asam asetik (Acetid acid untuk dari tanah. Rambut akar akan selalu tumbuh pada leher ujung

dormansi sel) dan etilin (hormon berbentuk gas berfungsi untuk akar dan rambut akar yang lama akan mati. Bagian akar yang

mempercepat kemasakan buah).

tidak lagi mengandung rambut akar membentuk jaringan berkayu dan mengeras yang berfungsi memperkuat kedudukan tanaman.

2. Hormon Auksin

Keberadaan hormon IAA di batang pohon ini dapat dilihat pada pembelokan arah pertumbuhan batang (orthotropic Hormon auksin disintesa di meristem akar, namun dapat

bending growth) , karena hormon IAA yang bersifat bekerja pada bagian organ tumbuhan lain seperti pada daun,

thermosensitive , sehingga mengalami kerusakan pada saat cabang dan batang. Hormon auksin terdiri dari Indole Acetic

terkena sinar matahari. Bagian batang yang terkena sinar akan Acid (IAA), Indole Butiric Acid (IBA), 2-4-D dan NAA.

mengalami perlambatan pertumbuhan sedangkan bagian di Hormon IBA, 2-4-D dan NAA bersifat tahan panas sedangkan

sebelahnya (yang ternaung) mengalami pertumbuhan yang (thermostabil)

lebih cepat. Keadaan ini menyebabkan batang menghalami (thermosensitive) . Hormon ini mempunyai rantai benzena dan

pembengkokan ke arah sinar.

asam asetat (CH3COOH) dan mempunyai pengaruh dalam pembesaran sel, pembelahan sel, diffrensiasi jaringan vaskuler, inisiasi akar, dominasi apikal, fototropisme, penuaan jaringan,

3. Hormon Sitokinin

penghambatan (abscission) daun dan buah. Pada konsentrasi lebih tinggi dari pada kebutuhan normal, hormon auksin dapat

Hormon sitokinin paling banyak disintesa oleh mersitem menyebabkan penghambatan dan pembentukan tumor, tangkai

akar. Hormon ini banyak dijumpai pada akar, endosperma, sap daun keriting, distorsi lembaran daun dan kematian. Sebagai

pada jaringan phloem dan xylem, daun dan buah. Air kelapa contoh, herbisida yang mengandung bahan aktif auksin 2-4-D

yang merupakan endosperma cair (liquid endosperm) banyak dosisi tinggi (> 10 ppm) dapat mematikan tanaman.

mengandung sitokinin. Kandungan sitokinin pada jaringan dan Hormon 2-4-D dapat menstimulir pembelahan sel. Ketika

sap phloem dan xylem tergantung kepada tahap pertumbuhan pembelahan sel berlangsung dengan intensif maka diperlukan

dan kondisi lingkungan. Pada daun muda kandungan sitokinin energi dan unsur hara dalam jumlah besar. Aktifitas ini dapat

lebih banyak dibanding pada daun tua dan pada musim hujan menyebabkan bagian jaringan atau organ lain tidak mendapat

kandungan hormon ini pada suatu organ tanaman juga lebih unsur hara dan energi dalam jumlah memadai sehingga

banyak dibanding pada musim kemarau.

mengalami kematian. Proses ini dapat terjadi pada kematian Hormon sitokinin berperan dalam pembelahan sel, menekan daun dan ranting tua serta bagian organ yang terletak pada

dominasi apikal, memacu dominasi lateral, pelebaran lembaran posisi tidak efektif.

daun, mengatur mekanisme membuka dan menutup pada Fungsi hormon sebagai pengatur pertumbuhan (regulator)

dan meningkatkan dapat digambarkan pada peranannya sebagai pendorong

stomata, menunda penuaan sel

perkembangan kloroplas. Pada konsentrasi yang terlalu tinggi pertumbuhan (stimulator)

dari yang diperlukan, dapat menjadikan tanaman kerdil dan pertumbuhan (inhibitor). Pada proses percabangan dan

sekaligus sebagai penghambat

banyak percabangan (dominasi lateral).

perkembangan akar (root ramification and development) Hormon ini mengandung rantai benzena dan asam amino peranan hormon menjadi semakin penting. Pada dosis auksin

(NH2), contoh Benzena Amino Purin (BAP), zeatin, kinetin. 1-2 ppm dapat menimbulkan pertumbuhan memanjang pada akar (stimulator), pada dosis 2-4 ppm akar tanaman mulai membentuk percabangan (stimulator) dan pada dosis > 4 ppm akan menyebabkan penghambatan pertumbuhan (inhibitor).

4. Hormon Giberalin

merangsang pertumbuhan ruas, benih yang akan berkecambah dan lain-lain.

Hormon giberalin berperan dalam perpanjangan batang, menstimulasi pembungaan dan produksi benih, mempengaruhi pertumbuhan pada level molekuler RNA, protein, dinding sel

5. Hormon Abscisic Acid (ABA)

(pembelahan sel), perkecambahan dan lain-lain. Hormon ini paling banyak disintesa pada meristem akar dan terdapat pada

Hormon Abscisic Acid (ABA) terdapat pada semua biji, jaringan-jaringan akar, endosperma, sap pada jaringan phloem

daun dan tunas. Hormon ini berpengaruh pada dormansi proses dan xylem, daun dan buah. Setiap pohon mempunyai

fisiologi tumbuhan, menstimulator pembentukan enzym PEP dominasi dan GA dan pada setiap pohon yang berbeda

carboxilase, malat dehidrogenase, peroxydase dan sintesa mempunyai kadar GA dalam jaringan yang berbeda pula.

protein. Ketika terjadi kekeringan (stres air), hormon ABA Hormon Ga mempunyai struktur rantai pada skala

endogen meningkat dengan cepat dan memompa dengan cepat menengah sampai panjang, seperti pada struktur dasar asam + pula K keluar sehingga sel penjaga mengecil dan diikuti

diterpenoid (C.20). Jenis GA bermacam-macam, mulai dari

penutupan stomata.

GA 1 sampai GA 80. Jenis GA yang terkandung dalam organ Konsentrasi hormon ABA tertinggi berada pada tunas, daun, beberapa jenis tumbuhan telah ditemukan, yaitu:

petal, bunga, buah, benih, pucuk dorman, buah yang mulai

a. GA 1 : Pucuk (Pinus radiata, Picea abies), biji masak dan tua serta degradasi kloropil. Hormon ABA banyak (Corylus avellana)

digunakan untuk meningkatkan ketahanan kekeringan bibit

b. GA 3 : Pucuk (Picea abies, Pinus radiata), polen

sebagai efek dari penutupan stomata.

(Pinus attenuata) Pada saat pertumbuhan vertikal mengalami dormansi dan

c. GA 4 : Pucuk (Pinus radiata, P. attenuata), polen pertumbuhan pucuk terhenti, maka pertumbuhan horisontal (Pinus attenuata)

(lateral) akan bertambah sehingga batang pohon mengalami

d. GA 7 : Pucuk (Pinus radiata), polen (Pyrus malus) pembesaran (pertumbuhan diameter) untuk mengimbangi beban

e. GA 9 : Pucuk (Pinus radiata), biji (Pyrus malus)

akibat pertumbuhan lateral.

f. GA 17 : Pucuk (Citrus unshiu), biji (Pyrus malus)

g. GA 29 : Pucuk (Citrus unshiu), buah (Prunus domestica )

6. Phenolic Compounds

h. GA 32 : Biji (Prunus armenia), buah (Prunus ceratus)

i. GA 45 : Biji (Pyrus communis).

berpengaruh pada proses penghambatan (inhibitor) bahkan pengaruhnya bisa 100 kali Secara umum keberadaan hormon giberalin banyak

Phenolic

compounds

lebih besar dibanding hormon. Unsur ini banyak ditemukan pada tumbuhan yang tumbuh secara ritmik seperti

mempengaruhi aktifitas hormon pertumbuhan dan berperan Pinus spp, Terminalia catappa, Bambusa spp dan lain-lain.

dalam pertahanan tumbuhan. Indikator keberadaan unsur ini Hormon GA lebih tahan panas (thermostabil) dibanding IAA,

dapat ditunjukkan dari aktifitas respirasi, fotosintesis, sehingga dapat diekstraksi dari bambu muda dengan cara

metabolisme, karbohidrat, pertumbuhan, inisiasi dan pemanasan, menghasilkan cuka bambu yang baik untuk

pertumbuhan akar. Keberadaan unsur ini banyak terdapat pertumbuhan akar. Keberadaan unsur ini banyak terdapat

pengaruh yang lebih besar.

diketahui. Rantai unsur ini sering berasosiasi dengan group

c. Opposing effects of hormones. Suatu hormon tertentu flavonoids.

mempunyai pengaruh pada jaringan tertentu. Sebagai Phenolic compounds dapat dipergunakan sebagai obat,

contoh, hormon auksin bekerja untuk memacu perakaran pewarna alamim bahan penyamak (tanin). Secara umum group

sedangkan hormon sitoginin bekerja untuk memacu tunas. flavonoids dapat dipergunakan sebagai obat, seperti bio-aktif

4. Alteration of effective concentration of one hormones by compounds yang terdapat dalam tanaman pasak bumi.

anothers . Pengaruh hormonal dapat berisfat stimulasi. Tanaman secang bila direndam atau direbus dapat

Pada konsentrasi hormonal yang lebih tinggi akan dipergunakan sebagai obat.

didapatkan pengaruh yang lebih nyata dibanding pada konsentrasi yang lebih rendah.

5. Sequential action of different hormones. Mekanisme kerja

7. Mekanisme kerja hormon tanaman

beberapa jenis hormon dilakukan secara berurutan. Sebagai contoh dalam proses perkecambahan benih, hormon GA 3

Mekanisme kerja hormon tanaman (action of plant dalam kulit ari akan mengaktifkan enzym α dan β amilase. hormones ) dapat bersifat:

Enzym ini selanjutnya yang akan mencerna amilum,

a. No spesific target. Mekanisme kerja hormon tidak sehingga respirasi dan keperluan Oksigen meningkat dan mempunyai target yang khusus. Hormon yang diproduksi

seterusnya.

jaringan meristem bukan pesanan salah satu organ tertentu, melainkan ditujukan untuk umum dan dapat ditranslokasi ke seluruh jaringan tubuh tanaman. Hormon auksin yang

E. Pembentukan Struktur Berkayu

diproduksi oleh jaringan meristem akar ditranslokasi ke seluruh tubuh tanaman dan dipergunakan dengan baik oleh

1. Kayu gubal

jaringan-jaringan yang memerlukan untuk pembelahan dan pembesaran sel, differensiasi jaringan vaskuler, inisiasi

Setelah rambut akar yang lama mati (dan dibentuk baru akar, dominasi apikal, fototropisme pada batang, penuaan

pada leher ujung akar dekat jaringan meristem), maka bagian jaringan dan lain-lain.

akar ini akan membentuk struktur berkayu yang keras. Jaringan Meskipun bersifat no spesific target, namun efek dari

kayu gubal merupakan kumpulan sel hidup yang berperan hormon dapat bersifat spesific target, misalnya terdapat

dalam penyediaan substansi sekunder dalam pertumbuhan fototropisme pada batang.

pohon. Dalam kayu gubal terkandung air, larutan nutritif,

b. A ratio or balance between hormones. Pengaruh dari mineral dan gas. Jaringan parenchyma berfungsi sebagai hormon dapat bersifat pararel. Beberapa hormon secara

radial communication channel dari kambium ke kayu gubal bersama-sama dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu

untuk translokasi air, nutrisi, gas dan lain-lain secara radial jaringan tertentu dan bersifat akumulatif. Apabila satu jenis

untuk mendukung pertumbuhan radial. Selanjutnya jaringan hormon hanya mempunyai pengaruh yang kecil, tapi

silem yang mati membentuk kayu teras dan berfungsi sebagai silem yang mati membentuk kayu teras dan berfungsi sebagai

dari jaringan vesel dan dinding sel. Lignin berperan dalam memperkuat sifat mekanik, tarnsport air, dan resistensi terhadap

2. Pembentukan jaringan vaskuler

pathogen.

Kandungan lignin bervariasi antar spesies, jaringan, tipe Dalam pertumbuhan pohon, jaringan primer vaskuler

sel, lapisan dinding sel, tahap pertumbuhan dan kondisi diganti oleh jaringan vaskuler sekunder yang dibentuk oleh

lingkungan. Peningkatan kandungan lignin sejalan dengan meristem sekunder (kambium vaskuler). Kambium vaskuler

aktifitas enzim PAL, CCoAOMT dan CCR yang berpengaruh dibentuk oleh pro-kambium meristem apikal dan membentuk

kepada biosintesa dan plomerisasi monolignols. cincin berkesinambungan antara silem dan floem sepanjang batang, tunas dan akar (zone kambium).

5. Sel mati terprogram

Jaringan meristem berperan sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pohon. Peningkatan diameter

Setelah proses lignifikasi pada jaringan vesel, jaringan ini batang diiringi oleh peningkatan fungsi vaskuler melalui

kematian terprogram pembelahan sel ke arah tangensial dan radial. Jaringan

(Programmed Cell Death = PCD) karena terjadi proses vaskuler tersebut selanjutnya berfungsi sebagai jembatan

hidrolisis protoplast. PCD melibatkan proses degradasi translokasi nutrisi antara floem dan silem, dan berfungsi sbg

progresif organel (nukleus, vacuola, mitokondria dan pusat komunikasi transmisi sinyal, ZPT ke arah radial dan

khloroplast), penghilangan protoplast dan bagian lain yang axial.

tidak mengalami lignifikasi.

Degradasi organel dimulai dari matinya vacuola dan isi sel yang disebabkan oleh keluarnya enzim-enzim hidrolitik

3. Pembentukan dinding sel sekunder

(protease, DN-ase, RN-ase). Aliran Kalsium (Ca) yang keluar dari vacuala akan mempercepat terjadinya PCD.

Pembentukan dinding sel sekunder dalam sel silem terbentuk setelah expansi ke arah radial. Orientasi dan

6. Kayu teras dan pembentukan unsur ekstraktif

pengaturan selulosa microfibril dilakukan secara random atau longitudinal di dinding sel primer. Pembentukan dinding sel

Semakin lama umur kayu semakin bertambah. Kayu gubal sekunder terdiri dari selulosa mikrofibril dan berekspansi ke

secara berangsur-angsur akan dikonversi menjadi kayu teras. arah radial. Selolosa fikrofibril merupakan komponen utama

Cadangan makan dalam jaringan parenchima diangkut dan dinding sel sekunder. Protein juga berperan penting dalam

dikonversi menjadi unsur extraktif di kayu teras, seperti tanin, biosinthesis silem sekunder.

terpentin, falvonoid, lipid, stilbenes, dan tropolones. Jenis metabolit sekunder yang dihasilkan tergantung kepada jenis

4. Biosinthesa lignin

species dan lokasi di jaringan atau organ pada pohon. Produksi unsur-unsur metabolit sekunder melibatkan beberapa enzim,

Lignin merupakan komponen polimer phenolik yang seperti cathecol oxidase, malic dehydroginase, glucose-6- compleks yang berfungsi utk memperkuat jaringan dinding sel

phospat dehidroginase , dll. dan secara berangsur-angsur phospat dehidroginase , dll. dan secara berangsur-angsur

III. KUALITAS POHON

7. Regulasi pembentukan kayu (Jae-Heung Ko et al, 2004)

Kualitas pohon dapat digambarkan melalui nilai mutu

a. Regulasi hormonal pertumbuhan sekunder yang sering kali dinyatakan melalui derajat kesempurnaan suatu - Indole acetic acid (IAA) merupakan kunci sinyal

pohon. Berbagai parameter dapat digunakan untuk menilai pembelahan sel-sel silem dan floem pada jaringan

kualitas pohon, salah satu diantaranya melalui metode penilaian kambium.

kesehatan pohon (Stuckle et al, 2001). Nilai rata-rata kesehatan - Gibberalines (GA’s) menstimulir aktifitas meristematik dan

pohon dalam suatu tegakan dapat mencerminkan kualitas perpanjangan sel-sel silem. GA-20 mampu meningkatkan

kesehatan dari tegakan tersebut.

pertumbuhan radial dan longitudinal serat-serat silem. Pohon yang sehat dicirikan melalui kesehatan organ-

b. Siklus musim pertumbuhan sekunder organnya, dimulai dari organ yang paling sensitif dari bagian - Pertumbuhan sel-sel kambium dipengaruhi musim.

pangkal pohon (perakaran) menuju ke bagian ujung pohon - Pada kondisi sulit maka sel-sel kambium melakukan

(daun dan tajuk pohon). Kualitas pohon sering kali dormansi (penebalan dinding sel, lignifikasi dan autolysis

disandingkan dengan kuantitas pohon, yaitu jumlah pohon per protoplast).

satuan luas lahan (misalnya N/ha) yang sering disebut dengan - Photoperiode pendek dpt meningkatkan hormon inhibitor

kerapatan (density). Kerapatan sering digunakan untuk menilai Absisic acid (ABA) dan menurunkan IAA pada kambium,

kualitas tegakan, sementara itu kualitas pohon sering dilupakan. shg kambium masuk periode dormansi (tidak ada

Penilaian tegakan hutan sebaiknya dilakukan menggunakan pembelahan sel).

pendekatan keduanya, yaitu kuantitas dan kualitasnya. - Hormon ABA menurunkan diameter radial tracheid dan menghambat pertumbuhan pertumbuhan tracheid.

A. Penilaian Kualitas Pohon

Pohon adalah organisme yang tersusun dari tiga komponen pokok, yaitu akar, batang berkayu dan daun. Perakaran pohon mampu menjangkau areal yang luas untuk mencari cadangan makanan serta sebagai pondasi dalam berdirinya suatu pohon. Batang pohon selalu dicirikan dengan terbentuknya organ berkayu yang kokoh untuk menegakkan dan penopang berdirinya pohon. Batang pohon umumnya terbentuk dari jaringan xilem dan floem yang terus tumbuh dan berkembang, sampai menghasilkan kayu teras sebagai massa utama produk hasil hutan kayu. Tajuk pohon yang tersusun dari dedauan Pohon adalah organisme yang tersusun dari tiga komponen pokok, yaitu akar, batang berkayu dan daun. Perakaran pohon mampu menjangkau areal yang luas untuk mencari cadangan makanan serta sebagai pondasi dalam berdirinya suatu pohon. Batang pohon selalu dicirikan dengan terbentuknya organ berkayu yang kokoh untuk menegakkan dan penopang berdirinya pohon. Batang pohon umumnya terbentuk dari jaringan xilem dan floem yang terus tumbuh dan berkembang, sampai menghasilkan kayu teras sebagai massa utama produk hasil hutan kayu. Tajuk pohon yang tersusun dari dedauan

Penilaian tingkat kesehatan pohon

menghasilkan karbohidrat, sebagai komponen utama yang menyusun tubuh pohon.

Penilain kesehatan pohon menggunakan kriteria Forest Kualitas pohon merupakan standar penentuan tingkat

Health Monitoring (FHM) ditentukan dengan skala 0 sampai kenormalan pohon untuk dapat tumbuh dan berkembang secara

3,44; dimana pohon sehat (tanpa cacat) mempunyai nilai 3,44 baik dalam lingkungan tertentu. Persentase hidup tegakan

dan pohon mati mempunyai nilai 0. Berdasarkan kriteria ini, adalah gambaran umum tentang kondisi tegakan yang

tingkat keparahan cacat tertinggi dimulai dari bagian perakaran mencerminkan tingkat keberhasilan hidup suatu kumpulan

(root), karena pada bagian ini berfungsi sebagai pondasi dan pohon (tegakan) dalam lingkungan tertentu. Sedangkan untuk

penopang kehidupan pohon, absorbsi air dan zat hara dari tanah menentukan tingkat kesehatan setiap individu pohon dapat

(Gambar 6). Cacat pada bagian perakaran dapat bersifat fatal dilakukan menggunakan indikator-indikator yang tertuang

karena disamping terhentinya proses metabolisme, melalui dalam metode monitoring kesehatan hutan (Forest Health

bagian yang cacat ini dapat masuk hama dan penyakit Monitoring) yang dirintis oleh US Forestry dan dikembangkan

bersamaan dengan proses absorbsi air dan hara, sehingga lebih di beberapa negara lain termasuk di Indonesia.

cepat menyebar ke seluruh bagian tanaman. Tingkat keparahan cacat berikutnya terletak pada pangkal perakaran, kemudian

Persentase hidup tanaman

pada bagian batang, pangkal tajuk, cabang, dan pada bagian daun.

Data hasil penelitian persentase hidup pada uji perendaman dan penanaman diolah, ditabulasi dan dianalisis menggunakan software MS.Excel serta disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Adapun analisis data adalah sebagai berikut (Abdullah, 1998),:

Jumlah anakan hidup

% hidup = x 100%

Jumlah seluruh anakan

Data persentase hidup sebelum analisis anova, terlebih dahulu ditransformasi menggunakan transformasi akar-kuadrat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar data persentase hidup merupakan data kecil (kurang dari 10) dan sebagian angka 0 sehingga harus ditransformasikan (Gomez dan Gomez, 1995). Bila hasil analisis varians terdapat pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan.

Gambar 6. Lokasi cacat yang berpengaruh pada nilai kesehatan

pohon 36

Validasi data hasil penelitian adakalanya diperlukan untuk Penghitungan nilai cacat pohon (Vd) sebagai berikut:

memperkecil kesenjangan antara hasil perhitungan dengan kondisi sesungguhnya di lapangan. Suatu penelitian ada

n kalanya sangat baik dalam skala kecil namun ketika diterapkan Vd = ∑ [(1 - Log Ld) x Pd]

i=1

dalam skala yang lebih luas di lapangan, sering terjadi bias dalam tataran yang signifikans. Validasi diperlukan agar tidak

dimana

Vd : Nilai cacat pohon

terjadi kesenjangan data sebelum diluncurkan dalam skala luas.

Ld

: Lokasi cacat (Gambar 6)

Untuk membandingkan data hasil penelitian (expected) dan

Pd

: Prosentase bagian cacat

data sesuai kondisi sebenarnya di lapangan (observed), dapat

: 1 sampai 9

dilakukan uji Chi Kwadrat.

Prosentase cacat pada pada lokasi 1 s/d 6 tidak boleh lebih dari

Nisbah pupus akar

70%, dan apabila cacat pohon mencapai 100% berarti pohon tersebut dikatakan telah mati. Berdasarkan ketentuan tersebut

Nisbah pupus akar (NPA) adalah perbandingan antara Nilai Kesehatan Pohon maksimal adalah 3,44.

bobot kering pupus dengan bobot kering akar. Akar adalah bagian terpenting dalam struktur pohon dan tumbuhan berkayu.

Tabel 1. Contoh perhitungan nilai kesehatan pohon NPA dapat menggambarkan proporsional perakaran tanaman terhadap seluruh bagian tumbuhan. Metode menghitung NPA

Jenis Pohon No.Phn Diameter Tinggi Lokasi cacat Prosen cacat Nilai cacat Nilai Kesehatan

cukup sederhana, yaitu bagian tanaman dipisahkan antara akar,

batang dan pucuknya kemudian dimasukkan ke dalam oven Bangkirai

Pohon (Vd) Pohon (Vt)

dengan suhu 80°C dalam waktu 48 jam. Setelah itu biomassa tanaman dan berat akar ditimbang, sehingga diperoleh berat

kering tanur (gram). Nisbah Pucuk Akar, dihitung dengan

rumus (Watson, 1974):

: Biomassa total tanaman

WA

: Nisbah berat akar

Sumber: Materi kuliah Silvikultur (Wahyudi, 2013)

Tegakan benih (seed stand) adalah areal tegakan yang

G. Parameter Kualitas dan Pertumbuhan Pohon

dipilih untuk menghasilkan benih dan bibit berkualitas tinggi melalui pohon-pohon induk yang terdapat di dalamnya.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Penunjukkan tegakan benih juga didasarkan pada kemampuan pohon adalah lingkungan atau tempat tumbuh atau tapak (site)