Survive pada Kondisi Minimal

K. Survive pada Kondisi Minimal

Banyak ditemukan contoh tumbuhan yang berada dalam kondisi lingkungan yang tidak sewajarnya namun masih tetap bertahan hidup, bahkan secara keseluruhan memberikan nilai tambah yang signifikans. Tanaman bonsai merupakan bentuk pembatasan lingkungan pada batas minimal, dimana pertumbuhan tanaman ditekan sedemikian rupa namun masih dalam relung yang memungkinkan tanaman untuk tetap survive. Tumbuhan yang hidup di daerah tandus dan kering sering berhadapan dengan kondisi yang sangat kritis secara alami.

Pada beberapa contoh kasus, tumbuhan dibentuk sedemikian rupa untuk menggali potensi keindahan dan estetika, dengan tetap menjaga agar tumbuhan tetap bertahan

Gambar 41. Tanaman bakau (Rhizophora apiculata) di hutan hidup, sebab apabila tumbuhan tersebut mati, maka nilai tanaman Batu Ampar, Kalimantan Barat

keindahan dan estetika yang alamiah akan hilang. Pada contoh di atas, kita telah mengetahui kemampuan akar yang sangat

Di bagian lebih ke dalam, yang masih tergenang pasang hebat dalam menjalankan fungsi dan peranannya sebagai tinggi, biasa ditemui campuran bakau R. mucronata dengan

pencari dan penyerap air dan unsur hara serta penyokong tubuh jenis-jenis kendeka (Bruguiera spp.), kaboa (Aegiceras

tumbuhan.

corniculata ) dan lain-lain. Sedangkan di dekat tepi sungai, yang Pohon sequoia (Sequoiadenderon giganteum) yang lebih tawar airnya, biasa ditemui nipah (Nypa fruticans), pidada

merupakan pohon terbesar di dunia mempunyai ketinggian (Sonneratia caseolaris) dan bintaro (Cerbera spp.).

83,8 m dan berat 6.000 ton serta volume 1.486 m3, ditemukan Pada bagian yang lebih kering di pedalaman hutan

di Sierra Nevada California diperkirakan berumur 2.200 tahun. didapatkan nirih (Xylocarpus spp.), teruntum (Lumnitzera

Umur pohon diperkirakan sebagai faktor pembatas namun racemosa ), dungun (Heritiera littoralis) dan kayu buta-buta

pohon masih tetap survive. Pohon tenere yang hidup di daerah (Excoecaria agallocha).

tandus dan kering (padang pasir) harus ditopang oleh sistem Dengan demikian tumbuhan mangrove telah membentuk

perakaran yang kuat dan dalam. Kemampuan akar membentuk Safety Nutrient Network melalui Safety Nutrinet Technique

Jaringan Pengaman Air dan Unsur Hara (Safety Nutrient and serta pemilihan lokasi tempat tumbuh yang lebih sesuai dengan

Water Network) menjadi semakin penting pada kasus seperti ini.

Gambar 42. Tumbuhan yang dibentuk untuk menciptakan nilai estetika unik

Gambar 44. Pohon sebagai media seni bagi manusia Tumbuhan yang hanya mempunyai sistem perakaran yang

sederhana membentuk mekanisme tersendiri dalam upaya mendapatkan air dan unsur hara. Pohon cendana cenderung melakukan simbiosis dengan tumbuhan lain, seperti cabe, dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Tumbuhan parasit seperti benalu (Loranthaceae), tidak dilengkapi sistem perakaran yang sempurna sehingga hanya mampu menyerap air dan unsur hara dari inangnya, kemudian memproses sendiri menjadi karbohidrat. Beberapa tumbuhan seperti bunga Rafflesia spp mengambil energi dari jaringan tumbuhan pemanjat Tetrastigma yang batangnya merayap di permukaan tanah, dalam rangka mempertahankan hidupnya. Benalu dan putri malu tidak mempunyai jaringan perakaran pada umumnya, melainkan hanya jaringan embrio lunak yang hanya mampu menyerap unsur hara yang telah terdapat pada inangnya.

Gambar 43. Pohon sequoia (Sequoiadendron giganteum) yang tumbuh sangat besar dan tua serta pohon tenere yang mampu hidup di padang pasir

Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan perannya, perakaran tumbuhan telah mengembangkan Jaringan Pengaman Unsur Hara (Safety Nutrient Network) melalui mekanisme unik dan cerdas yang bersifat khas dan berbeda-beda sesuai sifat genetik, geometri akar, keadaan tanah, sistem pertanaman, ketersediaan air dan unsur hara dan sinergitas antar spesies dan mikroorganisme tanah.

Mekanisme pembentukan Safety Nutrient Network (SNN) dapat ditempuh bermacam-macam sesuai jenis tumbuhan dan keadaan lingkungan. Mekanisme tersebut adalah daya kompatibilitas akar, Safety Nutrient Space (SNS), Safety Nutrient Cavity (SNC), Simbiosis dengan mikroorganisme, kemampuan menembus lapisan keras, perluasan ruang perakaran, memperkokoh kedudukan tumbuhan, Safety Nutrient

Ganbar 45. Bunga Rafflesia spp mengambil energi dari Technique (SNT) pada mangrove, SNN pada rerumputan serta tetrastigma

survive pada kondisi lingkungan minimal.

Pertumbuhan akar dimulai dari meristem primer akar berkembang sedemikian rupa membentuk sistem perakaran yang komplek dan Jaringan Pengaman Unsur Hara.

Fungsi akar disamping sebagai pencari dan penyerap air dan unsur hara dari tanah juga sebagai penyokong kedudukan tumbuhan dan penghasil sejumlah hormon penting bagi tanaman

Perakaran tanaman terdiri dari bagian ujung (root tip), rambut akar (root hair) dan bagian pangkal yang telah mengalami proses lignifikasi. Ujung akar terdiri dari jaringan meristem yang aktif melakukan pertumbuhan dan tudung akar (root cap) yang melindungi jaringan meristem serta melakukan penetrasi biokimia menembus lapisan tanah. Rambut akar berperan mengabsorbsi air dan unsur hara dari tanah melalui mekanisme osmosis (apoplast dan symplast) dan mekanisme aktif.

VI. ANALISIS HARA TANAH 3 batang) sebesar 8,26 m . Hasil analisis vegetasi/ tumbuhan pada lokasi penelitian dijumpai famili antara lain Clusiaceae,

Malvaceae, Myrtaceae, Poaceae, Moraceae, Dipterocar- Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

Ixonanthaceae, Combretaceae, adalah lingkungan, jenis tanaman dan genetik tanaman. Faktor

paceae,

Apocynaceae,

Rhizophoraceae, Theaceae, Sapindaceae dan Euphorbiaceae. lingkungan terdiri dari faktor klimatis (seperti presipitasi, suhu,

Kayu pada hutan alam dimanfaatkan oleh perusahaan dan kelembaban, sinar, angin dan lain-lain) dan faktor edapis

masyarakat. Sebelum dilakukan penambangan, dilakukan (seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah, ketinggian tempat

analisis fisik dan kimia terhadap tanah hutan. Hasil analisis dan lain-lain). Sebelum melakukan penanaman, semua

terlihat pada Tabel 3 dengan kode Htn artinya tanah berhutan komponen di atas hendaknya dikaji secara mendalam, termasuk

yang selanjutnya disebut tanah 1. Setelah kegiatan komponen kandungan hara dalam tanah, sehingga kita dapat

penambangan, dilakukan analisis fisik dan kimia kembali. merencanakan dengan baik input-input hara yang akan

Hasil analisis terlihat pada Tabel 3 dengan kode Tnh Tb artinya diberikan pada lahan tersebut. Salah satu cara mengetahui

tanah bekas pertambangan, yang selanjutnya disebut tanah 2. kandungan hara tanah adalah melakukan pengambilan sampel

Pembahasan yang dapat dilakukan pada kondisi tanah tanah secara proporsional dan menganalisis sifat fisik, kimia

hutan sebelum dan sesudah dilakukan penambangan adalah: dan biologi tanah, baik secara manual, semi manual atau melalui laboratorium yang menangani keperluan tersebut.

1. Perubahan yang terjadi akibat penambangan secara

Berdasarkan hasil analisis laboratorium kita dapat menilai

fisik

kualitas tanah dan tindakan yang diperlukan dalam rangka menyediakan media tanam yang baik bagi tanaman. Berikut ini

a. Hilangnya formasi hutan alam yang masih utuh disajikan contoh hasil uji laboratorium tanah dan cara

b. Hilangnya stratifikasi vegetasi (hutan) secara vertikal melakukan penilaian terhadap kulitas tanah.

(tajuk) dan horisontal yang lengkap dengan tumbuhan Berdasarkan hasil penelitian tanah di Kabupaten Pulang

bawah, tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, diperoleh informasi bahwa

c. Hilangnya volume kayu (biomassa batang) sebesar pada areal berhutan dilakukan konversi menjadi areal

309.750 m 3 .

pertambangan pasir kuarsa (galian C). Jenis tanah lokasi

Karena:

pertambangan adalah Podsol (spodosol) pada daerah daratan Hasil pengamatan plot ukuran 20 m x 20 m (= 400 penutupan vegetasi hutan alam seluas 1500 ha (sudah

m2) didapatkan total volume kayu (biomassa batang) ditambang/tanah terbuka 3 – tanah 2) dan 500 ha (hutan alam – sebesar 8,26 m . Pada areal hutan alam yang sudah

tanah 1). Tanah regosol dijumpai pada daerah pantai dengan ditambang dan menjadi tanah terbuka (tanah 2) seluas penutupan hutan mangrove. Seluruh lokasi masuk dalam

1500 ha atau 15.000.000 m2, terjadi kehilangan kawasan hutan lindung. Pada hutan alam yang masih utuh

volume kayu (biomassa batang) sebesar: (8,26 x terdapat stratifikasi vegetasi secara vertikal (tajuk) dan 3 15.000.000) / 400 = 309.750 m

horisontal yang lengkap dengan tumbuhan bawah, tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Hasil pengamatan plot

Tabel 3. Hasil uji laboratorium terhadap tanah hutan (htn) dan Tabel 1. Hasil analisis kimia tanah pada tanah 1 dan 2

2. Perubahan sifat fisik tanah

tanah bekas tambang (Tnh Tb)

a. Perubahan tekstur tanah, yaitu komposisi pasir, debu

dan liat. Penambangan pasir (Galian C) mengambil Lap sebagian tanah (pasir). Sebagian tanah yang lain Org total bray me / 100 gr me/100 gr (ppm) (%) 25% rentan tercuci (leaching) dan rentan erosi terutama

No No pH 1:1 C N P Kation Basa (N NH 4 Oac pH 7) KB Kation asam 0,5 N HCl

Tekstur P HCl