Mengapa Koperasi di Indonesia Sulit Berk

TUGAS SOFTSKILL KELOMPOK
KELAS : 2EB19
DISUSUN OLEH :







EKA GUSTOMI
ELLEN PUTRI SADIYYAH
NADIA PUTRI
NOVIANA PUTRI
OLIVIA NINDYA HERMAN
RISKA RINA UTAMI W. BINTANG

1.

KENDALA KOPERASI KURANG DI MINATI DI INDONESIA


(22215132)
(22215182)
(24215921)
(25215137)
(25215275)
(26215063)

Negara Indonesia yang rata-rata penduduknya berpendidikan rendah, dan kurang maraknya sosialisasi pemerintah
tentang manfaat koperasi bagi masyarakat umum khususnya mereka yang berpendididkan rendah ini lah.Yang
menyebabkan salah satunya kendala kopersai kurang di minati atau kurang berkembang di Indonesia. kesadaran
masyarakat akan kebutuhannya untuk memperbaiki diri, meningkatkan kesejahteraanya, atau mengembangkan diri
secara mandiri.Padahal Kesadaran ini akan menjadi motivasi utama bagi pendirian koperasi .
Kendala utama yang dihadapi, yang juga merupakan kendala bagi dunia usaha pada umumnya, adalah tingkat
kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia koperasi yang umumnya belum memadai. Kendala ini
menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan koperasi dalam menjalankan fungsi dan peranannya dan berakibat
antara lain pada kurang efektif dan efisiennya organisasi dan manajemen koperasi. Hal ini tercermin pada
pengelolaan koperasi dan tingkat partisipasi anggota yang belum optimal. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme antara lain melalui berbagai pelatihan, hasilnya masih jauh
dari memadai.
kenyaataannya Indonesia sebagai Negara berkembang mengalami kendala - kendala dalam memajukan koperasi, ada

2 faktor yg mempengaruhi hambatan koperasi, faktor internal dan eksternal.
faktor internal biasanya terjadi pada pengurus atau keanggotaan itu sendiri serta modal , hambatan yg terjadi pada
faktor eksternal adalah pesaing dan asumsi masyarakat tentang koperasi sangat buruk. Secara global permasalahan
koperasi yang menyebabkan koperasi sulit untuk berkembang ialah:

Koperasi saat ini kurang diminati
Sejauh ini koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada asumsi yang berkembang bahwa kegagalan koperasi pada
waktu itu lalu tanpa ada pertanggungjawaban dari pihak pengelola terhadap masyarakat menimbulkan rasa
ketidakpercayaan masyarakat terhadap koperasi, oleh sebab itu diperlukan sosialisai bahwa koperasi saat ini tidak
seperti itu,bahwa koperasi benar-benar berasaskan kekeluaragaan da gotong royong, sehingga jika terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan koperasi benar-benar bertanggung jawab akan hal itu terhadap masyarakat. Sehingga tercipta
rasa kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.

2.

Mengapa Koperasi di Indonesia Sulit Berkembang

Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.Di Indonesia, prinsip koperasi telah

dicantumkan dalam UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992. Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih
sama dengan prinsip yang diakui dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya penjelasan
mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha).
Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi
mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu
kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, begitu pula Indonesia.
Analogi sederhana yang dikembangkan adalah jika koperasi lebih berdaya, maka kegiatan produksi dan konsumsi
yang jika dikerjakan sendiri-sendiri tidak akan berhasil, maka melalui koperasi yang telah mendapatkan mandat dari
anggota-anggotanya hal tersebut dapat dilakukan dengan lebih berhasil. Dengan kata lain, kepentingan ekonomi
rakyat, terutama kelompok masyarakat yang berada pada aras ekonomi kelas bawah (misalnya petani, nelayan,
pedagang kaki lima) akan relatif lebih mudah diperjuangkan kepentingan ekonominya melalui wadah koperasi.
Inilah sesungguhnya yang menjadi latar belakang pentingnya pemberdayaan koperasi.
Ciri utama perkembangan koperasi di Indonesia adalah dengan pola penitipan kepada program yaitu :
 Program pembangunan secara sektoral seperti koperasi pertanian, koperasi desa, KUD
 Lembaga-lembaga pemerintah dalam koperasi pegawai negeri dan koperasi fungsional lainnya; dan
 Perusahaan baik milik negara maupun swasta dalam koperasi karyawan. Sebagai akibatnya prakarsa
masyarakat luas kurang berkembang dan kalau ada tidak diberikan tempat semestinya.

Pada dasarnya koperasi berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat. Untuk

menyempurnakan fungsi tersebut, suatu lembaga pelaksana koperasi harus memilki pengelolaan yang efektif.
Saat ini masalah yang masih di hadapi koperasi dan bisa menghambat perkembangan koperasi di Indonesia menjadi
problematika. Pengelolaan koperasi yang kurang efektif, baik dari segi manajemen maupun keuangan menjadi salah
satu kendala berkembangnya koperasi.
Berikut adalah beberapa kendala pokok yang dihadapi oleh koperasi di Indonesia :


Permodalan

Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal keuangan badan usaha tersebut.
Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya dukungan modal yang kuat dan dalam atau bahkan sebaliknya
terlalu tergantungnya modal dan sumber koperasi itu sendiri. Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus
dilakukan melalui terobosan structural, maksudnya dilakukannya restrukturasi dalam penguasaan factor produksi,
khususnya permodalan.


Sumber Daya Manusia

Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung jalannya koperasi. Dengan kondisi
seperti ini maka koperasi berjalan dengan tidak profesional dalam artian tidak dijalankan sesuai dengan kaidah

sebagimana usaha lainnya.

Dari sisi keanggotaan, sering kali pendirian koperasi itu didasarkan pada dorongan yang dipaksakan oleh
pemerintah. Akibatnya pendirian koperasi didasarkan bukan dari bawah melainkan dari atas. Pengurus yang dipilih
dalam rapat anggota seringkali dipilih berdasarkan status sosial dalam masyarakat itu sendiri. Dengan demikian
pengelolaan koperasi dijalankan dengan kurang adanya control yang ketat dari para anggotanya.
Pengelola ynag ditunjuk oleh pengurus seringkali diambil dari kalangan yang kurang profesional. Sering kali
pengelola yang diambil bukan dari yang berpengalaman baik dari sisi akademis maupun penerapan dalam
wirausaha.


Manajerial

Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan gerakan koperasi harus memiliki manusia-manusia
yang mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan
peluang usaha. Oleh karena itu koperasi harus teliti dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan usaha
yang didirikan akan berkembang dengan baik.
Ketidak profesionalan manajemen koperasi banyak terjadi di koperasi koperasi yang anggota dan pengurusnya
memiliki tingkat pendidikan yang rendah. contohnya banyak terjadi pada KUD yang nota bene di daerah terpencil.
Banyak sekali KUD yang bangkrut karena manajemenya kurang profesional baik itu dalam sistem kelola usahanya,

dari segi sumberdaya manusianya maupun finansialnya. Banyak terjadi KUD yang hanya menjadi tempat bagi
pengurusnya yang korupsi akan dana bantuan dari pemerintah yang banyak mengucur.
Selain ketiga kendala pokok tersebut, hal lain yang dapat menjadi hambatan dalam pembentukan koperasi yang
efektif di Indonesia adalah sebagai berikut.
 Imej koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak orang – orang Indonesia sehingga,
menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar ,maju
dan punya daya saing dengan perusahaan – perusahaan besar.
 Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (top down) ,artinya koperasi berkembang di
indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan
ke bawah. Berbeda dengan yang di luar negeri, koperasi terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat
untuk saling membantu memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi itu
sendiri, sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja. Di Indonesia, pemerintah
bekerja double selain mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat menjadi
mengerti akan manfaat dan tujuan dari koperasi.
 Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal.
Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti
biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu
sendiri, baik dari sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa
dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi
kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat

rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari
anggota nya sendiri terhadap pengurus.
 Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa koperasi Indonesia tidak
maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat dana dana segar tanpa ada pengawasan terhadap
bantuan tersebut. Sifat bantuanya pun tidak wajib dikembalikan. Tentu saja ini menjadi bantuan yang tidak
mendidik, koperasi menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya menunggu bantuan selanjutnya dari
pemerintah. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula akan menjadikan koperasi tidak bisa
bersaing karena terus menerus menjadi benalu negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan
dengan sistem pengawasan nya yang baik, walaupun dananya bentuknya hibah yang tidak perlu
dikembalikan. Dengan demikian akan membantu koperasi menjadi lebih profesional, mandiri dan mampu
bersaing.
 Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebutuhannya untuk memperbaiki diri, meningkatkan
kesejahteraanya, atau mengembangkan diri secara mandiri. Padahal Kesadaran ini adalah pondasi utama
bagi pendirian koperasi sebagai motivasi.
 Kurangnya pengembangan kerjasama antar usaha koperasi.



Demokrasi ekonomi yang kurang


Dalam arti kata demokrasi ekonomi yang kurang ini dapat diartikan bahwa masih ada banyak koperasi yang tidak
diberikan keleluasaan dalam menjalankan setiap tindakannya. Setiap koperasi seharusnya dapat secara leluasa
memberikan pelayanan terhadap masyarakat, karena koperasi sangat membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan
rakyat oleh segala jasa – jasa yang diberikan, tetapi hal tersebut sangat jauh dari apa ayang kita piirkan. Keleluasaan
yang dilakukan oleh badan koperasi masih sangat minim, dapat dicontohkan bahwa KUD tidak dapat memberikan
pinjaman terhadap masyarakat dalam memberikan pinjaman, untuk usaha masyarakat itu sendiri tanpa melalui
persetujuan oleh tingkat kecamatan dll. Oleh karena itu seharusnya koperasi diberikan sedikit keleluasaan untuk
memberikan pelayanan terhadap anggotanya secara lebih mudah, tanpa syarat yang sangat sulit.


Kurangnya Kesadaran Masyarakat

Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (bottom up) tetapi dari atas (top down),artinya koperasi
berkembang di indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang
disosialisasikan ke bawah. Berbeda dengan yang di luar negeri, koperasi terbentuk karena adanya kesadaran
masyarakat untuk saling membantu memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi itu
sendiri, sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja. Di Indonesia, pemerintah bekerja
double selain mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat menjadi mengerti akan
manfaat dan tujuan dari koperasi.


Itulah penyebab-penyebab kenapa perkembangan koperasi di Indonesia belum maksimal. Tetapi analisis masalah
tadi bukan lah yang utama, justru yang utama jika ingin koperasi maju adalah sebagai generasi penerus bangsa di
masa depan tentunya kita harus berperan aktif dalam pengembangan koperasi di negeri ini. Salah satunya melalui
keikutsertaan dalam koperasi, mempelajari dan mengetahui tentang perkoperasian secara lebih mendalam.
CONTOH KASUS:
70 Persen Koperasi di Indonesia Sudah Tidak Aktif
Pendiri Usaha Kecil Menengah (UKM) Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Nining Soesilo,
mengatakan bahwa meskipun Indonesia telah memperingati hari koperasi ke 69, kemarin, Selasa (12/7/2016),
namun perkembangan koperasi di Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara lain. Menurutnya, banyak faktor
di Indonesia yang membuat koperasi sulit berkembang dengan maksimal.
"Sebagai contoh yang ironis, Perguruan Tinggi yang seharusnya banyak menghasilkan kajian untuk perkembangan
koperasi, justru bersikap sebaliknya. Banyak kampus yang kini menutup studi tentang koperasi. Karena koperasi
dianggap seolah ndeso, tidak cocok untuk perkembangan zaman modern. Bagaimana koperasi kita maju kalau
kondisi perguruan tinggi di Indonesia banyak yang seperti itu dalam memandang koperasi," kata Nining saat
dihubungi Suara.com, Selasa (12/7/2016).
Persoalan lain yang menghambat adalah ketergantungan koperasi pada subsidi dana yang diberikan pemerintah. Ini
membuat koperasi di Indonesia menjadi tidak mandiri. Padahal banyak negara menunjukkan perkembangan
koperasinya mampu maju dengan baik tanpa harus terus menerus disubsidi oleh pemerintah. "Ada baiknya kedepan,
koperasi kita diberi subsidi cukup dalam batas yang diperlukan saja oleh pemerintah," ujar Nining.
Ia menambahkan bahwa saat ini di Indonesia terdapat 209 ribu koperasi yang tersebar diseluruh wilayah. Sayangnya

dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen sudah tidak aktif lagi. "Hanya 30 persen koperasi di Indonesia yang masih
aktif," jelas Nining.

Regulasi yang ada di Indonesia juga dinilai kurang produktif untuk pertumbuhan koperasi. Sebagai contoh, di
Indonesia untuk mendirikan koperasi diperlukan minimal 20 orang. Sementara dalam standar internasional di
banyak negara, mendirikan koperasi bahkan bisa dilakukan cukup dengan 3 orang. "Terlalu banyak jumlah minimal
orang yang mendirikan koperasi akan membuat koperasi itu sendiri menjadi sulit berkembang. Karena pengambilan
keputusan pasti akan rumit dan memakan waktu lama," tutur kakak kandung dari Mantan Menteri Keuangan Sri
Mulyani tersebut.
Kedepan, ia juga menyarankan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk memperkuat
fungsi pengawasan terhadap keberadaan koperasi yang masih eksis. Sebab saat ini banyak koperasi yang tidak jelas
tujuan dan fungsinya. Beberapa bahkan tersandung kasus penipuan dan kriminal. "Tidak hanya kasus Koperasi
Langit Biru. Banyak koperasi seperti itu yang tidak jelas di Indonesia. Ini tentu turut memperburuk citra lembaga
koperasi dimatas masyarakat," tutup Nining.

3.

Keterbatasan modal

Bagi bangsa Indonesia, koperasi sudah tidak asing lagi di dengar. Banyak orang yang mengambil modal untuk

usahanya dari koperasi hanya dengan syarat menjadi anggota koperasi tersebut, mudah, cepat, dan tergolong yang
lebih menguntungkan di banding Bank. Koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat di butuhkan dan
penting untuk diperhatikan karena koperasi merupakan suatu alat bagi orang-orang yang ingin meningkatkan taraf
hidupnya. Di samping itu masih dibutuhkan sejumlah dana yang akan digunakan membiayai pengeluaran selama
dalam proses pendirian koperasi tersebut yang disebut juga dana perorganisasian. Modal jangka panjang diperlukan
untuk penyediyaan fasilitas fisik bagi koperasi, seperti untuk pembelian tanah, gedung, mesin-mesin, dan kendaraan
yang diperlukan oleh koperasi. Modal jangka pendek diperlukan oleh koperasi untuk membiayai kegiatan
operasional koperasi seperti gaji, pembelian, bahan baku, pembiayaan pajak, dan asuransi, biaya penelitian, dan
sebagainya. Dalam hal koperasi tersebut adalah koperasi simpan pinjam modal ini di perlukan untuk pemberian
pinjaman kepada anggota-anggota, modal kerja ini disebut sebagai circulatingcapital.
1.

Arti modal bagi koperasi

Modal sebagai mana kita ketahui adalah merupakan salah satu faktor produksi, tetapi hingga sekarang diantara para
ahli ekonomi sendiri belum terdapat kesamaan pendapat tentang apa yang di sebut dengan modal itu dan tampaknya
dalam sejarahnya, pengertian dari modal itu berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu.
Menurut klasik, modal diartikan sebagai hasil produksi yang di gunakan untuk memprodusir lebih lanjut. Dalam
perkembangannya pengertian modal mengarah pada sifat non-physical, dalam arti modal di tekankan kepada nilai,
daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang modal. Ada beberapa prinsip
yang harus di patuhi oleh koperasi dalam kaitannya dengan permodalan ini, yaitu:
1.

Bahwa pengendalian dan pengelolaan koperasi harus tetap berada ditangan anggota dan tidak perlu
dikaitkan dengan jumlah modal atau dana yang bisa ditanam oleh seorang anggota dalam koperasi dan berlaku
ketentuan, satu anggota satu suara.

2.

Bahwa modal harus dimanfaatkan untuk usaha usaha yang bermanfaat untuk anggota

3.

Bahwa kepada modal hanya diberikan balas jasa yang terbatas.

4.

Bahwa untuk membiayai usaha-usahanya secara efisien, koperasi pada dasarnya membutuhkan modal yang
cukup.

5.

Bahwa usaha-usaha dari koperasi harus dapat membantu pembentukan modal baru.

6.

Bahwa kepada saham koperasi (share), yang di indonesia adalah ekuivalen dengan simpanan pokok, tidak
bisa diberikan suatu premi diatas nilai nominalnya meskipun seandainya nilai bukunya bisa saja bertambah.

1.
Sumber-sumber permodalan koperasi
Telepas dari pengertian atau definisi seperti di terangkan di atas, kita bisa melihat pengertian modal dari beberapa
sgi, misalnya dari segi asalnya atau sumbernya atau dari pemilikannya, seperti yang kita temukan pada
UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian yang mengatakan bahwa modal koperasi itu terdiri dari modal sendiri
dan modal pinjaman.
Modal sendiri dapat berasal dari :

Simpanan pokok; adalah jukmlah uang yang di wajibkan kepada anggota untuk diserahkan pada koperasi pada
waktu seseorang masuk menjadi anggota koperasi tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota. Simpanan
pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan pokok ini ikut
menanggung kerugian.

1.

Simpanan wajib; adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya kepada
koperasi pada waktu-waktu tertentu, misalnya ditarik pada waktu penjualan barang-barang atau ditarik pada
waktu anggota menerima kredit dari koperasi dan sebagainya. Simpanan wajib ini ikut menanggung kerugian.

2.

Dana cadangan; Dana cadangan diperoleh dan dikumpulkan dari penyisihan sebagian sisa hasil usaha
(SHU) tiap tahun, dengan maksud jika sewaktu-waktu diperlukan untuk menutup kerugian dan keperluan
memupuk permodalan. Pemupukan dana cadangan koperasi dilakukan secara terus-menerus berdasar prosentase
tertentu dari SHU, sehingga bertambah setiap tahun tanpa batas. Jika koperasi menerima fasilitas pemerintah,
ditentukan bahwa prosentasi penyisihan dana cadangan semakin besar. Dana cadangan sering lebih besar
jumlahnya dibanding simpanan anggota.

3.

Hibah adalah pemberian yang diterima koperasi dari pihak lain, berupa uang atau barang. Hibah muncul
sebagai komponen modal sendiri disebabkan karena pengalaman banyak koperasi menerima hibah, terutama
dari pemerintah. Maksud ketentuan hibah dalam UU adalah agar koperasi dapat memeliharanya dengan baik
dan dicatat dalam neraca pos modal sendiri. Koperasi yang menerima hibah harta tetap seperti peralatan atau
mesin diwajibkan melakukan penyusutan, sehingga pada saatnya koperasi dapat membeli yang baru.

Modal pinjaman dapat berasal dari :
1.
2.
3.

Anggota;
Koperasi lainnya dan/atau anggotanya;
Bank dan lembaga;

4.
5.

Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
Sumber lain yang sah.

Selain modal, Koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan. Ketentuan
mengenai pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan diatur lebih lanjutdengan Peraturan Pemerintah.
1.

Usaha Koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan
usaha dan kesejahteraan anggota.

2.

Kelebihan kemampuan pelayanan Koperasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat yang
bukan anggota Koperasi.

3.

Koperasi menjalankan kegiatan usa dan berperan utama di segala bidang kehidupan ekonomi rakyat.

Pasal 44
1

Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjamdari dan untuk :

1.

anggota Koperasi yang bersangkutan;

2.

Koperasi lain dan/atau anggotanya.

3.

Kegiatan usaha simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha
Koperasi.

4.

Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh Koperasi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Dilihat dari segi permodalan, UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian,memberikan peluang yang cukup luas
bagi koperasi untuk mengembangkan usahanya. UU No. 25 tahun 1992 ini selain secara ekspresif membagi
permodalan koperasi dalam modal sendiri dan modal pinjaman, juga memberikan kesempatan pada koperasi untuk
menerbitksn obligasi. Tentang kemungkinan penghimpunan modal koperasi melalui penerbitan obligasi, tampaknya
masih sulit untuk bisa dilaksanakan oleh koperasi melihat kondisi koperasi dewasa saat ini. Banyak persyaratanpersyaratan yang pada dewasa ini masih sulit untuk bisa dipenuhi oleh koperasi. Beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi diantaranya adalah :


Bagi Emitan, harus mempunyai modal telah disetor penuh, sekurang-kurangnya Rp 200 juta.



Dalam 2 tahun buku terakhir secara berturut-turut memperoleh laba.



Laporan keuangan telah diperiksa oleh akuntan publik/Negara untuk 2 tahun terakhir secara berturut-turut
dengan pernyataan pendapat wajar tanpa syarat untuk tahun terakhir.



Memiliki rekomendasi dari Bank Indonesia mengenai jumlah obligasi yang dapat diterbitkan, jika
perusahaan tersebut berupa Bank.



Permodal, yaitu perorangan dan/atau lembaga yang akan menanamkan modalnya.



Perlu diterbitkan suatu prospektus yang memuat keterangan lengkap dan jujur mengenai keadaan
perusahaan dan bagaimana prospeknya.



Underwriter, atau pinjamin Emisi efek, lembaga perantara emisi yang menjamin penjualan efek (obligasi)



Wali amanat, lembaga yang ditunjuk Emitmen yang diberikan kepercayaan untuk mewakili kepentingan
para pemegang obligasi.



Penanggung, lembaga yang menanggunngperlunasan kembali pinjaman pokok obligasi dan pembayaran
bunganya apabila Emitmen cendera janji.

1.
Masalah Permodalan Koperasi di Indonesia
Kekurangan dana/modal dalam koperasi merupakan masalah yang sangat umum di perkoperasian di Indonesia. Hal
itu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

1.

Kelemahan dalam pembentukkan modal sendiri

2.

Kelemahan dalam menarik sumber modal dari luar organisasi

3.

Karena kurangnya inisiatif dan upaya sendiri dalam meningkatkan permodalan

Cara mengatasi dari beberapa hal diatas adalah :

1.

Dengan cara meningkatkan perkembangan usaha koperasi, dan meningkatkan SHU sebesar mungkin.

2.

Mensosialisasikan koperasi & membuat citra yang baik tentang koperasi, agar masyarakat percaya dan bisa
ikut berpartisipasi dalam memajukan perkembangan koperasi.

3.

Meningkatkan kinerja / SDM pengurus koperasi, agar lebih kreatif dan inovatif dalam meningkatkan
permodalan koperasinya. Karena saat ini masih banyak yang ketergantungan pada subsidi atau sokongan
permodalan yang berasal dari pemerintah

Contoh Kasus :
Simpanan wajib sebesar Rp 6 milyar.
Berapa modal sendiri yang didapat dari bank sebelum dan sesudah dikeluarkannya UU No.25/1992?
Penyelesaian :
Ada suatu ketentuan dari Bank Indonesia yang memberi pembatasan terhadap jumlah kredit yang boleh diberikan
oleh Bank kepada debitur atau group debitur dibandingkan dengan modal ekuitinya yang dikenal dengan istilah legal
lending limit (3L) yang besarnya oleh Bank Indonesia pada saat ini ditetapkan 20%.
 Sebelum dikeluarkannya UU No. 25/1992:

Modal sendiri dari bank tersebut adalah sebesar Rp 4 milyar. Dengan adanya ketentuan dari Bank Indonesia
tentang legal lending limit tersebut maka Bank Koperasi tersebut maksimum hanya boleh memberikan kredit kepada
debitur atau kelompok debitur sebesar 20% (legal lending limit/3L) dari simpanan pokoknya yaitu :
Modal Sendiri sebelum UU No.25/1992 : X Rp 4 milyar = Rp 800 juta.

 Setelah dikeluarkannya UU No.25/1992:
Menurut UU No. 25/1992 simpanan wajib dimasukkan sebagai modal sendiri. Dengan dimasukkan simpanan wajib
sebagai modal ekuiti ini, maka bagi suatu Bank yang berbadan hukum koperasi, ia mempunyai kebebasan yang lebih
besar dalam mengembangkan usahanya baik melalui peningkatan jumlah kredit yang bisa diberikan kepada debitur
maupun melalui usaha – usaha peningkatan assetnya. Secara logis jumlah kredit yang bisa diberikan kepada debitur
atau grup debitur meningkat menjadi 20% (legal lending limit/3L) dari simpanan wajibnya, yaitu
Modal Sendiri sesudah UU No.25/1992 : X Rp 10 milyar = Rp 2 milyar.

4.

SDM KOPERASI
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Pengurus Koperasi
Manajemen sumber daya manusia pengurus koperasi adalah proses mengelola sumber daya manusia

pengurus koperasi melalui implementasi fungsi-fungsi manajemen yang meliputi: perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing), pengarahan/menggerakkan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) dalam usaha
meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengurus koperasi agar dapat bekerja secara efektif dan professional
guna mencapai tujuan anggota, organisasi dan pemerintah.
Alasan Mengapa Harus Ada Manajemen Sumber Daya Manusia Pengurus Koperasi
Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi koperasi. Berhasil tidaknya suatu
koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam bidang manajemennya. Apabila orang-orang dalam
manajemen ini memiliki kejujuran, kecakapan dan giat dalam bekerja maka besarlah kemungkinannya koperasi akan
maju pesat atau setidak-tidaknya tendensi untuk terjadinya kebangkrutan dapat ditanggulangi. Tetapi sebaliknya,
apabila orang-orang ini tidak cakap, curang atau tidak berwibawa tentulah koperasi pun akan mundur atau tidak
semaju seperti diharapkan.
Manajemen adalah kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi. Sebagaimana diketahui, hakikat manajemen
adalah mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pencapaian tujuan melalui tangan orang lain itu dilakukan dengan
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Dengan demikian, keberhasilan manajemen sebuah organisasi akan sangat tergantung pada pelaksanaan masingmasing fungsi tersebut.
Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak di bidang perekonomian, mempunyai tatanan
manajemen yang berbeda dengan badan usaha non-koperasi. Perbedaan tersebut terletak pada asas koperasi yang

bersifat demokratis di mana pengelolaan koperasi adalah dari, oleh dan untuk anggota. Karena itu dalam tatanan
manajemen koperasi Indonesia mempunyai unsur-unsur: Rapat anggota, pengurus, pengawas dan manajer.
Peranan manajemen adalah membuat koperasi berhasil dalam mencapai tujuannya, baik tujuan para
anggota, seperti: untuk mencapai perbaikan tingkat hidup atau sedikitnya meringankan biaya hidup sehari-hari,
maupun tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal yang pertama, manajemen merupakan unsur
pembuat keputusan yang telah digariskan oleh rapat anggota. Dalam hal yang kedua, pemerintah menetapkan bahwa
koperasi bertujuan untuk menambah kesejahteraan anggota dan masyarakat dalam rangka mencapai masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Manajemen yang baik adalah faktor yang paling penting untuk suksesnya koperasi. Dalam menerapkan
manajemen, pengurus mempunyai tanggung jawab untuk merumuskan kebijaksanaan, menyetujui rencana dan
program, melimpahkan wewenang kepada manajer terkecuali bila dalam Hak Badan Hukum dan Anggaran Dasar
Koperasi tertera untuk dilimpahkan kepada anggota.
A.

Fungsi dan Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Pengurus Koperasi
Dalam suatu organisasi, fungsi manajemen itu sangat penting guna menyamakan visi dan misi individu

menjadi visi dan misi organisasi. Karena pada dasarnya, semua orang yang masuk ke dalam organisasi koperasi itu
memiliki tujuan yang berbeda-beda, sehingga harus dikelola agar tidak menimbulkan konflik. Terlebih di dalam
koperasi pengurus tidak dapat bekerja sendiri, melainkan harus bekerja secara tim.
Adanya manajemen pada sumber daya manusia pengurus koperasi ini menjadi penting karena bertujuan
untuk mengembangkan sumber daya manusia pengurus koperasi itu sendiri agar dapat bekerja secara efektif dan
professional guna mencapai tujuan yang optimal melalui fungsi-fungsi manajemen yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Cara Memanajemen Sumber Daya Pengurus Koperasi
A.

Pengurus Koperasi
Pengurus ialah anggota koperasi yang memperoleh kepercayaan dalam rapat anggota untuk memimpin
jalannya organisasi dan usaha koperasi. Pengurus menentukan apakah program-program kerja yang telah disepakati
dalam rapat anggota benar-benar dapat dijalankan. Pengurus juga menentukan apakah koperasi itu dapat diterima
sebagai rekanan usaha yang terpercaya di dalam lingkungan bisnis.
Pengurus dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan bagi keberhasilan koperasi
sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Bagi koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi,
masa jabatan pengurus paling lama 5 (lima) tahun, tentang persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi
anggota pengurus ditetapkan dalam anggaran dasar. Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan
pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa.
Jumlah Pengurus sekurang-kurangnya 3 orang yang terdiri dari unsur ketua, sekretaris dan bendahara.

Menurut Pasal 55 Undang-Undang Perkoperasian no. 17 tahun 2012, pengurus koperasi dipilih
dari orang perseorangan, baik anggota maupun non-anggota. Orang perseorangan sebagaimana
yang dimaksud harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Mampu melaksanakan perbuatan hukum
 Memiliki kemampuan mengelola koperasi;
 Tidak pernah menjadi pengawas atau pengurus suatu koperasi atau komisaris atau direksi suatu
perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit;
dan
 Tidak pernah dihukum karena melakukan tindakan pidana yang merugikan korporasi, keuangan negara,
dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan,
 Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi pengurus koperasi diatur dalam Anggaran Dasar.
B.

Fungsi Pengurus Koperasi
Pengurus mempunyai fungsi idiil (ideal function), dan karenanya pengurus mempunyai fungsi yang luas,
yaitu:

a)

Sebagai pengambil keputusan tertinggi.

b)

Sebagai penasehat

c)

Sebagai pengawas

d)

Mengusahakan adanya pengurus yang terdiri dari orang-orang yang mampu mengarahkan kegiatan organisasi;

e)

Mengikuti perkembangan pasar

f)

Sebagai simbol

C.

Tugas dan Wewenang Pengurus Koperasi
Sebagai pihak yang dipercaya untuk mengurus koperasi, cakupan tugas pengurus koperasi meliputi baik
pengelolaan organisasi koperasi maupun pengelola usaha koperasi. Pengurus koperasi biasanya bertugas selama tiga
tahun. Adapun tugas pengurus koperasi dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:

1.

Mengelola Organisasi dan Usaha Koperasi

2.

Memelihara Buku Daftar Anggota, Pengurus dan Pengawas

3.

Menyelenggarakan Rapat Anggota

4.

Mengajukan Laporan Pelaksanaan Tugas dan Laporan Keuangan Koperasi

5.

Mengajukan Rencana Kerja dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi

D.

Rapat-Rapat Pengurus
Salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh pengurus koperasi adalah menyelenggarakan rapat
pengurus secara rutin. Hal-hal yang penting untuk dibicarakan adalah:
 Membicarakan berbagai kebijakan yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan Rapat Anggota, sehingga
keputusan tersebut dapat ditindak lanjuti dengan cara sebaik-baiknya.

 Membicarakan pembagian tugas antara sesama anggota pengurus, sehingga setiap anggota pengurus
mengetahui batas-batas wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing. Dengan demikian akan tercipta tata
kerja pengurus yang baik dan serasi.
 Menetapkan pekerjaan yang perlu dilakukan, oleh pegawai dan koperasi lainnya. Jika usaha koperasi
mengalami peningkatan maka tidak tertutup bagi koperasi untuk memiliki organisasi perusahaan yang cukup
besar dengan jumlah pegawai yang tidak sedikit jumlahnya. Dalam hal ini, pembagian pekerjaan secara jelas
tidak hanya pada tingkat pengurus, tetapi juga pada tingkat pegawai yang paling rendah.
 Menerima petunjuk dan bimbingan dari pejabat instansi terkait,
E.

Cara Memanajemen Sumber Daya Manusia Pengurus Koperasi
Konsep manajemen sumber daya manusia (SDM) pengurus koperasi dibagi menjadi dua sudut pandang,
yaitu:

1)

Manajemen Perekrutan Pengurus Koperasi
Cara memanajemen perekrutan pengurus koperasi dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen
adalah:

a)

Planning (perencanaan)
Untuk mendapatkan pengurus-pengurus yang berkualitas, maka koperasi harus melakukan perencanaan
kaderisasi calon pengurus koperasi sebagai media pendidikan dan pelatihan anggota. Adapun 3 alur kaderisasi yang
dapat dilakukan oleh koperasi guna mencari bibit-bibit unggul calon pengurus koperasi adalah:
 Merencanakan terselenggaranya pendidikan dasar perkoperasian kepada anggota.
 Merencanakan terselenggaranya pendidikan keorganisasian.
 Merencanakan terselenggaranya pendidikan manajemen.

b)

Organizing (pengorganisasian)
Fungsi pengorganisasian dalam manajemen perekrutan pengurus dapat dilakukan dengan membentuk
kepanitian pendaftaran calon pengurus koperasi. Hal ini dapat dilakukan untuk memudahkan seleksi kandidat
terbaik yang nantinya akan memimpin koperasi dan menentukan jalannya koperasi.

c)

Actuatting (penggerakan)
Fungsi penggerakan dalam manajemen perekrutan pengurus koperasi dapat dilakukan dengan
melaksanakan apa yang sudah direncanakan pengurus koperasi sebelumnya. Yaitu:
 Memberikan pendidikan dasar perkoperasian kepada anggota koperasi. Dimana kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan wawasan kepada mereka tentang perkoperasian dan membentuk jiwa koperasi pada anggota. Hal
ini penting, sebab jika para anggota koperasi ini nantinya mencalonkan diri menjadi pengurus maka mereka
sudah memiliki wawasan tentang perkoperasian dan memiliki jiwa koperasi. Sehingga nantinya diharapkan
dapat memajukan cita-cita anggota dan cita-cita koperasi koperasi, yaitu mencapai kesejahteraan.
 Melaksanakan pendidikan keorganisasian. Pendidikan keorganisaasian merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mencetak kader koperasi yang dapat menjalankan organisasi dengan baik. Materi yang
disampaikan di dalam pendidikan keorganisasian ini adalah sebagai berikut : manajemen organisasi,

komunikasi organisasi, leadership dan manajemen konflik. Dalam materi-materi tersebut tidak hanya fokus
pada materi terkait pengelolaan organisasi namun juga diberikan pemahaman mengenai aplikasi bisnis didalam
setiap materi sehingga anggota tidak hanya handal dalam mengelola suatu organisasi namun juga memiliki jiwa
kewirakoperasian maupun enterpreneurship.
 Melaksanakan pendidikan manajemen. Pendidikan manajemen merupakan suatu pendidikan yang bertujuan
untuk persiapan kader-kader koperasi dan sekaligus sebagai pembekalan anggota potensial untuk calon
kepengurusan. Didalam pendidikan manajemen harus dibungkus semenarik mungkin untuk dapat memotivasi
anggota supaya tertarik dan termotivasi untuk menjadi staf-pengurus sebagai bentuk kaderisasi yang ada di
dalam koperasi
d)

Controlling (pengawasan)
Pengawasan dalam manajemen perekrutan pengurus koperasi ini dapat dilakukan oleh semua perangkat
organisasi. Baik itu anggota, pengurus maupun pengawas.

2)

Manajemen Kinerja Pengurus Koperasi
Cara memanajemen SDM pengurus koperasi dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen adalah:
a.

Planning (perencanaan)

b.

Organizing (pengorganisasian) :

c.

Actuating (Penggerakkan) :

d.

Controlling (Pengawasan) :

KUBU RAYA — Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kubu Raya, Lilik Kurniasih
mengatakan dari 463 koperasi yang tersebar di sembilan kecamatan Kubu Raya hingga sekarang masih terdapat
sekitar 76 koperasi yang tidak aktif.
”Salah satu indikasi koperasi yang tidak aktif kata dia, bisa dilihat dari belum dilakukannya Rapat Anggota Tahunan
(RAT) Koperasi,” kata Lilik usai menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Pembangunan Koperasi dan UMKM se
Kubu Raya, Selasa (23/8) di Hotel Dangau. Sebagian besar koperasi di Kubu Raya tersebut bergerak berbagai
sektor
seperti
pertanian,
perikanan,
perkebunan,
perdagangan,
jasa
dan
koperasi
lainnya.
Salah satu masalah mendasar, yang membuat masih ada koperasi yang tidak aktif kata Lilik lantaran hingga
sekarang sumber daya manusia pengurus dan pengawas koperasi masih lemah. Sehingga belum bisa maksimal
mengelola
dan
menyelenggarakan
manajemen
usaha
dan
manajemen
keuangan
koperasi.
Alasan lain yang membuat koperasi belum melakukan RAT, lantaran pengurus koperasi menilai pihaknya tidak
memiliki usaha yang bisa dikembangkan, kalaupun ada banyak usaha koperasi yang mengalami kendala.
”Laporan yang paling banyak saya dapatkan hingga sekarang adalah masih banyaknya koperasi yang belum
memiliki manajemen keuangan baik. Makanya melalui rapat koordinasi ini saya harap semua pihak terkait bisa
melakukan revitalisasi penyelenggaraan manajemen koperasi, termasuk peningkatan kapasitas anggota, pengurus
dan
pengawas
setiap
koperasi
di
Kubu
Raya,”
ungkapnya.
Lilik menambahkan melalui rapat koordinasi tersebut, Dinas Koperasi dan UMKM Kubu Raya berharap kedepan
bisa segera menyelesaikan program revitalisasi kelembagaan koperasi berupa pembenahan sertifikat nomor induk
koperasi
dan
QR
kode.
”Agar pertumbuhan koperasi berjalan sehat, kami juga akan berupaya maksimal mensinkronkan program
pembangunan koperasi dan UMKM di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten yang terkait dengan penataan
kelembagaan,
organisasi,
manajemen
dan
SDM
usaha
koperasi,”
papar
Lilik.

Meski masih terdapat sekitar 16 persen koperasi di Kubu Raya yang tidak aktif, namun Kepala Dinas Koperasi
Kalimantan Barat, Marsianus menilai, beberapa tahun terakhir pertumbuhan koperasi di Kubu Raya lumayan baik.
”Data yang masuk ke kami, walaupun tidak banyak. Setiap tahunnya di Kubu Raya ada penambahan jumlah anggota
koperasi yang melakukan RAT, bertambah aset dan jumlah anggotanya,” kata Marsianus.
Dia menerangkan, secara umum di Kalimantan Barat, kata dia terdapat sekitar 4.616 koperasi, namun yang tercatat
aktif
hanya
sekitar
2.500
koperasi
saja.
”Sama seperti masalah di tingkat kabupaten, rerata salah satu yang menjadi persoalan koperasi tidak aktif ini adalah
masih rendahnya kualitas sumber daya anggota, pengurus dan pengawas koperasi yang bersangkutan. Sehingga
belum maksimal dalam mengelola koperasi,” ungkapnya.
Dalam mengatasi persoalan tersebut, Dinas Koperasi Kalbar, sambungnya hingga sekarang terus memberikan
penyuluhan bagi para anggota, pengurus dan pengawas koperasi, dengan tujuan bisa secara merata membuat
keberadaan koperasi menjadi aktif dan lebih sehat dalam meningkatkan kesejahtraan para anggotanya.
“Upaya untuk melakukan peningkatan kapasitas personil disetiap koperasi memang akan terus kami lakukan, namun
karena jumlah tenaga penyuluh lapangan terbatas, makanya penyuluhan yang kami berikanpun dilakukan secara
bertahap,” terangnya. (ash)
"Kami yakin dengan berkoperasi akan mempercepat peningkatan keseajhtraan amsyarakat," katanya.
Tinggalbbagaimana mamkasimalkan pendamping koperasi, ada pendamping, penyuluh koperasi, suaya koperasi
aktif dan lebih datangkan profit karen ujung2nya SHU bagi anggota.
Bagi koperasi yang mati suri, lakukan manajemen, aktifkan koperasinya, jangan coba2 mencederai kepercyaan
yangt telah diberikan anggota untuk mengelola koperasi.
"Karena pengurus dan pengawas diplih anggota. Dan jangan ga mu ditunjuk jadi poenguru/pengawasa. Saat ditunjuk
mau, karena menjadi ajang untuk belajar mengembangkan koperasi," paparnya. (ash)
SUMBER:
https://id.scribd.com/doc/114726957/Tugas-Ekonomi-Koperasi-Mengapa-Koperasi-SulitBerkembang
http://www.suara.com/bisnis/2016/07/13/085611/pengamat-70-persen-koperasi-diindonesia-sudah-tidak-aktif
http://www.pontianakpost.co.id/sdm-anggota-koperasi-masih-lemah