Chapter II Rancang Bangun Alat Pencacah Sampah Organik
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa tanaman, hewan
atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos yang berbentuk
cair maupun padat. Pupuk organik bersifat bukly dengan kandungan hara makro
dan mikro rendah sehingga diperlukan dalam jumlah banyak. Keuntungan utama
menggunakan pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik
dan biologis tanah, selain sumber hara bagi tanaman.
Saat ini pembuatan pupuk organik banyak dilakukan dalam skala industri
karena minimnya tenaga kerja di pedesaan. Hanya sedikit petani yang dapat
memproduksi kompos untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagian petani membeli
kompos dari pabrik lokal maupun kompos impor. Pemakaian pupuk organik akan
semakin meningkat dari tahun ke tahun, maka sangat diperlukan regulasi atau
peraturan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pupuk organik agar
memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan tanaman dan disisi lain tetap
menjaga kelestarian lingkungan (Suriadikarta dan Setyorini, 2009).
Pelepah Kelapa Sawit
Pangkal pelepah daun (petiole) adalahtempat duduknya helaian daun (leaf
let) dan terdiri dari rachis (basis foli), tangkai daun(petiole) dan duri (spine),
helaian anak daun (lamina), ujung daun (apex foli), lidi (nervatio),daun (margo
folii) dan daging daun (intervenium) (Fauzi, dkk., 2002).
Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk,
bersiripgenap dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah yang
4
5
panjangnyamencapai lebih dari 7,5-9 meter. Jumlah anak daun disetiap pelepah
berkisar antara 250-400 helai, daun muda yang masih kuncup berwarna kuning
pucat. Pada tanah yang subur,daun cepat membuka sehingga makin efektif
melakukan fungsinya sebagai tempatberlangsungnyafotosintesis dan sebagai alat
respirasi. Semakin lama proses fotosintesisberlangsung, semakin banyak bahan
makanan yang dibentuk sehingga produksi akanmeningkat. Jumlah pelepah,
panjang pelepah, dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Tanaman
yang berumur tua, jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak. Begitupula
pelepahnya akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda
(Fauzi, dkk., 2002).
Batang dan pelepah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada
prinsipnyaterdapat 3 cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan
ternak yaitupengolahan menjadi silase, perlakuan NaOH dan pengolahan dengan
menggunakan uap.Untuk pelepah sawit, pengolahan yang paling efisien adalah
dengan membuat silase.Pengalaman peternak sapi di Malaysia pada usaha
penggemukan sapi dengan skala 1.500ekor, menggunakan komposisi makanan
campuran dengan perbandingan 50% pelepahkelapa sawit dan 50% konsentrat
(Fauzi, dkk., 2002).
Gaya potong pelepah kelapa sawit dapat dihitung dengan meletakkan
pisau diatas neraca (posisi tegak lurus terhadap neraca), kemudian pelepah
dipecutkan kearah pisau. Ketika pelepah terpotong, pada saat yang bersamaan
neraca akan menunjukkan berapa kg gaya potong maksimal yang terjadi. Hasil
dari percobaan gaya potong terhadap pelepah kelapa sawit sebanyak 5 kali
pengulangan diketahui gaya potong maksimal adalah 4,1 kg (Septiadi, 2013).
6
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap uji fisik dan mekanik
parenkim pelepah daun sawit, didapatkan bahwa pelepah kelapa sawit segar
memiliki sifat fisik dengan kadar air rata-rata 0,83%; berat jenis pelepah kelapa
sawit adalah 0,362 g/cm3; modulus elastisitas 11.345 kg/cm2; tegangan pada batas
proporsi 146,696 kg/cm2; tegangan maksimum 178,521 kg/cm2; daya lenting
0,165 kg.m; dan deformasi mulur 0,682 mm (Intara dan Dyah, 2012).
Berat jenis ini diduga sangat dipengaruhi oleh anatomi parenkim pelepah
sawit. Anatomi batang parenkim pelepah sawit secara makro terdiri dari dua
jaringan utama yaitu parenkim dasar dan pembuluh sangat mempengaruhi massa
bahan. Jika dihubungkan dengan komponen kimia yang terdapat didalam
parenkim pelepah sawit maka kandungan selulosa dan lignin berpengaruh
terhadap massa bahan. Kerapatan serat sangat ditentukan kandungan selulosa dan
lignin parenkim. Serat yang satu dengan serat yang lain diikat oleh lignin dalam
suatu ikatan yang kompak dan tersusun rapat pada batang parenkim pelepah sawit.
Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin tinggi ikatan mikrofilbil.
Semakin banyak ikatan mikrofibil semakin banyak serat-serat yang tersusun.
Akan tetapi yang paling berperan dalam membentuk suatu ikatan yang kompak
dan susunan yang rapat adalah kandungan lignin. Jadi secara tidak langsung berat
jenis dipengaruhi oleh kandungan selulosa dan lignin (Pasaribu, 1990).
Komponen Pembuatan Alat
Motor bakar
Motor penggerak adalah motor yang dapat mengubah tenaga panas hasil
dari suatu pembakaran menjadi tenaga mekanik. Motor penggerak dapat
dibedakan dalam 2 golongan, yaitu:
7
1. Motor dengan pembakaran diluar.
2. Motor dengan pembakaran didalam silinder.
(Hadjosentono, dkk., 1996).
Minyak bakar yang disemprotkan kedalam silinder berbentuk butir-butir
cairan yang halus. Oleh karena udara didalam silinder pada saat tersebut sudah
bertemperatur dan bertekanan tinggi maka butir-butir tersebut akan menguap.
Penguapan butir bahan bakar itu dimulai pada bagian permukaan luarnya, yaitu
bagian yang terpanas. Uap bahan bakar yang terjadi itu selanjutnya bercampur
dengan udara yang ada disekitarnya. Proses penguapan itu berlangsung terus
selama temperatur sekitarnya mencukupi (Arismunandar dan Koichi, 2004).
Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap
mesin.Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran
utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.Poros untuk meneruskan
daya diklasifikasikan menjadi poros transmisi(line shaft), spindle(spindle),
gandar(axle), poros (shaft) dan poros luwes (Achmad, 2006).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah poros,
yaitu:
1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur.Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi
tegangan bila diameter poros diperkecil atau bila poros mempunyai alur pasak,
harus diperhatikan.Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk
menahan beban-beban di atasnya.
8
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian
(pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan
poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam
mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.Putaran ini disebut putaran
kritis.Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian
lainnya.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeler dan pompa
bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros
yangterancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang berhenti lama sampai batasbatas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik
dingin dan difis, baja karbon konstruksi mesin yang dihasilkan dari baja yang dideokasi dengan ferrosilikon. Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran
tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan kulit yang sangat
tahan terhadap keausan seperti baja khrom nikel, baja khrom nikel molibden, baja
khrom dan baja khrom molibden (Sularso dan Suga, 2002).
9
Puli
Puli berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran yang dihasilkan dari
motor yang selanjutnya diteruskan lagi ke v-belt dan akan memutar poros. Puli
dibuat dari besi cor atau dari baja.Puli kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk
konstruksi ringan diterapkan puli dari paduan aluminium (Stolk dan Kros, 1981).
Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putaran
transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda
transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya.
SDpenggerak =SDyang digerakkan ...........................................................................(1)
dimana,
S = Kecepatan putar puli (rpm)
D = Diameter puli (mm)
(Smith dan Wilkes, 1990).
Sabuk V
Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.Sabuk V
dibelitkan di sekitar alur pulleyyang berbentuk V pula.Transmisi sabuk yang
bekerja atas dasar gesekan belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah
harganya, sederhana konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan perbandingan
putaran yang diinginkan. Kekurangan yang ada pada sabuk ini adalah
terjadinyaslip antara sabuk dan pulleysehingga tidak dapat dipakai untuk putaran
tetap atauperbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 1984).
Susunan khas sabuk V terdiri atas:
-
Bagian elasticyang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi
10
-
Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan
daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut
(Smith dan Wilkes, 1990).
Menurut
Smith
dan
Wilkes
(1990),
apabila
pemindahan
daya
menggunakan dua roda transisi, maka hubungan antara jarak kedua titik pusat
sumbu roda transisi dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus:
L=2C+1,57(D+d)+
(D-d)
4C
2
....................................................................................(2)
dimana:
L = Panjang efektif sabuk (mm)
C = Jarak antara kedua sumbu roda transmisi (mm)
D = Diameter luar efektif roda transmisi yang besar (mm)
d
= Diameter luar efektif transmisi yang kecil (mm)
Bantalan
Bantalan
adalah
elemen
mesin
yang
mampu
menumpu
poros
berbeban,sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara
halus,aman dan tahan lama.Bantalan harus cukup kokoh untuk menghubungkan
porosserta elemen mesin lainnya agar bekerja dengan baik.Bantalan dapat
diklasifikasikan berdasarkan pada:
1. Gerakan bantalan terhadap poros
-
Bantalan luncur
-
Bantalan gelinding
2. Beban terhadap poros
- Bantalan radial
11
- Bantalan aksial
- Bantalan gelinding khusus
(Sularso dan Suga, 2002).
Pisau pencacah
Pisau pencacah pada alat ini berfungsi sebagai komponen pencacah yang
akan mengubah bentuk dan ukuran bahan yang akan dimasukkan ke dalam pisau
pencacah. Pisau pencacah ini memiliki jumlah pisau sebanyak 24 mata pisau yang
terbuat dari baja.Menurut Badan Standardisasi Nasional SNI 7580 (2010),
banyaknya jumlah pisau dibagi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu: Kelas A≤ 15; Kelas
B 16-25; dan Kelas C 26-35.
Mekanisme Pembuatan Alat
Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan
dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan
sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin-mesin perkakas,
antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin
asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 1984).
Sabuk V dibelitkan di sekeliling alur puli yang berbentuk V. Selain
koefisien gesek dan kekuatannya, harganya yang relatif murah membuat sabuk V
lebih sering dipakai (Sularso dan Suga, 2002).
Puli dapat dipasangkan antara lain secara vertikal, pemasangan puli
dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal.
Pada pemasangan vertikal ini akanmengakibatkan getaran pada bagian mekanisme
serta penurunan umur sabuk (Mabie and Ocvirk, 1967).
12
Perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengolahan hasil pertanian
adalah bahan yang dipakai. Kekuatan, keawetan, dan pelayanan yang diberikan
peralatan usaha tani bergantung terutama pada macam dan kualitas bahan yang
digunakan untuk pembuatannya. Dalam pembuatannya terdapat kecenderungan
konstruksi peralatan untuk meniadakan sebanyak mungkin baja tuangan dan
mengganti dengan baja tekan atau baja cetak. Bilamana hal ini dilakukan dapat
menekan biaya membuat mesin dalam jumlah besar. Keberhasilan atau kegagalan
alat sering sekali tergantung pada bahan yang dipakai untuk pembuatannya.
Bahan
yang
digunakan
untuk
pembuatan
peralatan
usaha
tani
dapat
diklasifikasikan dalam logam dan bukan logam (Smith dan Wilkes, 1990).
Pengecilan Ukuran
Semua cara yang digunakan untuk memotong partikel zat padat dan
dipecahkan menjdi kepingan-kepingan yang lebih kecil dinamakan size reduction
atau pengecilan ukuran. Didalam industri pengolahan, zat padat diperkecil dengan
berbagai cara yang sesuai dengn tujuannya. Secara umum tujuan dari pengecilan
ukuran adalah:
1. Menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu,
2. Memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kimia yang
terpaut pada padatan.
Beberapa cara untuk memperkecil ukuran zat padat dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai cara, yaitu: kompresi (tekanan), impak (pukulan),
gesekan dan pemotongan/pencacahan (Sukma, 2009).
Hijauan
yang
telah
dicacah
memungkinkan
ternak
dapat
mengkonsumsi/mengunyah hijauan tersebut dengan lebih baik. Disamping itu
13
dalam proses pembuatan silase diperlukan hijauan yang telah tercacah agar
prosesnya berlangsung lebih cepat dan hasilnya lebih seragam. Alsin
memungkinkan pencacahan menjadi potongan-potongan secara seragam dengan
panjang potongan 2-5 cm (Unadi, 2003).
Prinsip Keja Mesin Pencacah Sampah Organik
Tujuan dari pencacahan adalah untuk menghasilkan ukuran bahan menjadi
lebih kecil sehingga dapatdigunakan sesuai dengan kebutuhan seperti untuk bahan
baku pembuatan pupuk dan untuk pakan ternak. Mesin pencacah sampah organik
merupakan salah satu mesin teknologi tepat guna untuk mencacah sampah organik
seperti rerumputan, dedaunan ataupun pelepah pepohonan. Prinsip kerja dari alat
tersebut yaitu rerumputan ataupun pelepah pepohonan yang telah dikumpulkan
dimasukkan kedalam saluran pemasukan. Selanjutnya, pisau pencacah yang di
dalam tabung akan mencacah bahan dan bahan akan keluar melalui lubang
keluaran dalam ukuran yang kecil.
Konsumsi Bahan Bakar
Pengamatan bahan bakar diperlukan untuk mengetahui berapa banyak
bahan bakar yang digunakan untuk mencacah caranya yaitu dengan mengisi
penuh tangki bahan bakar sebelum alat dioperasikan. Setelah alat selesai
dioperasikan, bahan bakar bensin diisi kembali sampai penuh dan dicacat
besarnya volume penambahan bahan bakar tersebut.Debit pemakaian bahan bakar
dapat dihitung dengan rumus:
Q=
60 × Volume
1000 × T
...................................................................................................... (3)
14
dimana:
Q
= debit pemakaian bahan bakar (liter/jam)
Vol
= volume pemakaian bahan bakar pada saat beroperasi (cm3)
T
= total operasional waktu alat pencacah (menit)
60
= konversi satuan 1 jam = 60 menit
1000
= konversi satuan 1 liter = 1000 cm3
(Rusadi, 2012).
Menurut Badan Standardisasi Nasional SNI 7580 (2010), persyaratan
untuk konsumsi bahan bakar (liter/jam pada mesin pencacah sampah organik,
yaitu: Kelas A < 2; Kelas B 2-3; dan Kelas C > 3.
Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian
Menurut Daywin, dkk., (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin
didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu
produk (contoh: ha, kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja
dapat dokonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu
menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi:
Ha.jam/kW, kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis
sebagai berikut :
Kapasitas Alat =
Produk yang diolah
Waktu
...........…….........................…………..........(4)
Berdasarkan kapasitasnya, mesin pencacah sampah organik dibagi menjadi
3 (tiga) kelas, yaitu:
1.
Kelas A adalah mesin pencacah yang mempunyai kapasitas lebih kecil dari
600 kg/jam
15
2.
Kelas B adalah mesin pencacah yang mempunyai kapasitas 600 kg/jam
sampai dengan 1.500 kg/jam
3.
Kelas C adalah mesin pencacah yang mempunyai kapasitas lebih besar dari
1.500 kg/jam (BSN, 2010).
Rendemen
Rendemen
adalah
presentase
produk
yang
didapatkan
dengan
membandingkan berat awal bahan dengan berat akhirnya. Sehingga didapat
kehilangan berat proses pengolahan. Rendemen didapat dengan cara menimbang
berat akhir bahan yang dihasilkan dari proses dibandingkan dengan berat bahan
awal.
Rendemen =
Berat Bahan Yang Dihasilkan
Berat Bahan Baku
x 100% .......................................... (5)
Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan saat produksi menggunakan mesin ini. Dengan analisis ekonomi
dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat
diperhitungkan. Investasi di bidang mesin/alat dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan yang wajar, karena itu perlu dilakukan perhitungan biaya produksi.
Prestasi mesin/alat harus mengimbangi total biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Biaya pemakaian alat
Biaya pokok ialah biaya yang diperlukan suatu alat/mesin pertanian untuk
setiap unit produk dan diperlukan data kapasitas alat/mesin yang bersangkutan.
Biaya produksi atau biaya pokok adalah biaya dari tiga unsur biaya yaitu biaya
langsung, tenaga kerja langsung dan over head pabrik. Biaya-biaya ini secara
16
langsung berkaitan dengan biaya pembuatan produk secara fisik yang dikeluarkan
dalam rangka kegiatan proses produksi sehingga disebut juga dengan production
cost. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung, biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya
tak langsung lainnya. Ada dua kelompok biaya pemakaian alat atau mesin yang
umum dibicarakan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Jumlah biaya tetap
tidak dipengaruhi oleh jam kerja alsin, sedangkan biaya tidak tetap sangat
dipengaruhi oleh alat dan mesin (Giatman, 2006).
Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang selalu harus dikeluarkan tanpa
memandang aktivitas produksi yang sedang dilaksanakan dan tidak tergantung
pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan, misalnya: biaya penyusutan,
biaya pajak, dan lain-lain (Halim, 2009).
Sedangkan biaya tidak tetap (variable cost) yaitu biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan kegiatan produksi dan tergantung pada output yang
dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin
banyak bahan yang digunakan dan biaya yang digunakan akan semakin besarjuga,
misalnya: biaya perbaikan, pemebelian bahan, sewa alat, upah buruh, dan lain-lain
(Waldiyono, 2008).
a. Biaya tetap
Biaya tetap terdiri dari:
1. Biaya penyusutan (metode sinking fund)
Selama suatu alat dipakai harus dianggap nilainya berkurang
menyusut dan dibutuhkan suatu biaya untuk menutupnya yakni biaya
penyusutan. Maka, begitu alat tidak berdaya guna lagi saat itu pula sudah
17
tersedia biaya sebagai pengganti alat tersebut yang dikumpulkan selama
umur pemakaian alat. Penyusutan tidak selamanya bergantung pada umur
daya guna alat. Bisa pula terjadi akibat perubahan zaman, perubahan
keadaan pasar, dan hadirnya alat dengan teknologi terbaru yang lebih
ekonomis.
Menurut Waldiyono (2008), menyatakan bahwa salah satu cara
untuk
mengitung
biaya
penyusutan
yaitu
menggunakan
metode
penanaman dana (Singking fund methods). Dimana biaya penyusutan kecil
di awal dan sangat besar pada akhir umur pemakaian. Maka kecilnya dana
penyusutan pada awal pemakaian mungkin akan menguntungkan karena
pada saat itu produksinya belum maksimal, tapi akan terasa berat pada
akhir umur pemakaian yang dimana dana produksinya minimum.
Metode sinking fund memperhitungkan bunga modaldari bunga
modal yangdigunakanpaling mendekati nilaipenyusutan yang sebenarnya.
Persamaan yang digunakan ialah:
Dn
= (P – S) (A/F, i%, n) (F/A, i%, n - 1)...........................................(6)
dimana:
Dn
= Biaya penyusutan pada tahun ke-n (Rp/tahun)
P
= Harga awal (Rp)
S
= Harga akhir, 10% dari harga awal (Rp)
N
= Perkiraan umur ekonomis (tahun)
n
= Tahun ke-n
i
= Tingkat bunga modal (%/tahun)
18
2. Biaya bunga modal dan asuransi
Besarnya bunga modal adalah perbandingan antara uang yang
harus dibungakan selama periode tertentu dibandingkan dengan jumlah
pinjaman
yang
diperoleh.
Biaya
bunga
modal
dan
asuransi,
perhitungannya digabungkan besarnya:
I
=
i(P)(n+1)
2n
......................................................................................(7)
dimana:
P
= Harga/nilai awal (Rp)
i
= Total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)
(Waldiyono, 2008).
3. Biaya pajak
Di beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alat dan
mesin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya
(Waldiyono, 2008).).
b. Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari:
1. Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini
tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan
atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.
2. Biaya bahan bakar adalah pengeluaran solar dan bensin (bahan bakar)
pada kondisi kerja per jam. Satuannya adalah liter per jam, sedangkan
harga per liter yang digunakan adalah harga lokasi.
19
Break even point
Break evenpoint merupakan analisis untuk mengetahui banyaknya bahan
yang harus dicacah. Analisis break even pointadalah suatu teknik analisis untuk
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume
kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan. Sementara yang dimaksud dengan
break event point adalah suatu keadaan diamana total revenue persis sama dengan
total cost. Dengan demikian dalam kondisi break even pointperusahaan tidak
memperoleh keuntungan dan tidak pula menerima kerugian. Jadi analisis tersebut
dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan antara lain tentang :
1. Jumlah penjualan minimal yang dipertahankan agar perusahaan tidak rugi.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba tertentu.
3. Sampai seberapa besar omset penjualan boleh turun agar perusahaan tidak
rugi.
4. Sampai seberapa besar efek dari perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap laba yang akan diperoleh.
Analisis BEP juga digunakan untuk:
1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha.
2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi
untuk peralatan produksi.
3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan)
dari dua alternatif usulan investasi
(Waldiyono, 2008).
Manfaat perhitungan BEP adalah untuk mengetahui batas produksi
minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak
20
untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk
menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Untuk mendefinisikan
antara titik impas pada keuntungan (P) nol dan titik impas dengan kontribusi
keuntungan, keuntungan sebelum pajak (P) perlu diperhatikan, yakni:
S
FC + P
=SP - VC .....................................................................................................(8)
dimana:
S
= Sales variabel (produksi) (kg/tahun)
FC
= Fix cash (biaya tetap) (Rp/tahun)
P
=Profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas.
SP
= Selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp)
VC
= Variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp)
(Waldiyono, 2008).
Net present value(NPV)
Net present value adalah selisih antara present value dari investasi nilai
sekarang dari penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Identifikasi
masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis
finansial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang
digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.
Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto)
pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal
perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke
nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi. Cash flow yang benefit saja
perhitungannya disebut dengan present worth of benefit (PWB), sedangkan jika
21
yang diperhitungkan hanya cash out (cost) disebut dengan present worth of cost
(PWC). Sementara itu NPV diperoleh dari PWB dikurangi PWC, yakni:
NPV = PWB – PWC .........................................................................................(9)
dimana:
NPV = Net Present value
PWB = Present worth of benefit
PWC = Present worth of cost
Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis
atau tidak, diperlukan suatu ukuran atau kriteria tertentu dalam metode NPV,
yaitu:
NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkan/ layak
NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan
(Giatman, 2006).
Internal rate of return(IRR)
Dengan menggunakan metode internal rate of return (IRR) akan
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow
dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk %priode waktu.
Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam
mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus
dipenuhi (Giatman, 2006).
Internal rate of return adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount
rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IRR
NPV 1
= i1 – (NPV 2−NPV 1) (i1 – i2)....................................................................... (10)
22
dimana :
i1
= Suku bungabank paling atraktif
i2
= Suku bunga coba-coba
NPV1 = NPV awal pada i1
NPV2 = NPV pada i2
(Kastaman, 2006).
Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa tanaman, hewan
atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos yang berbentuk
cair maupun padat. Pupuk organik bersifat bukly dengan kandungan hara makro
dan mikro rendah sehingga diperlukan dalam jumlah banyak. Keuntungan utama
menggunakan pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik
dan biologis tanah, selain sumber hara bagi tanaman.
Saat ini pembuatan pupuk organik banyak dilakukan dalam skala industri
karena minimnya tenaga kerja di pedesaan. Hanya sedikit petani yang dapat
memproduksi kompos untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagian petani membeli
kompos dari pabrik lokal maupun kompos impor. Pemakaian pupuk organik akan
semakin meningkat dari tahun ke tahun, maka sangat diperlukan regulasi atau
peraturan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pupuk organik agar
memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan tanaman dan disisi lain tetap
menjaga kelestarian lingkungan (Suriadikarta dan Setyorini, 2009).
Pelepah Kelapa Sawit
Pangkal pelepah daun (petiole) adalahtempat duduknya helaian daun (leaf
let) dan terdiri dari rachis (basis foli), tangkai daun(petiole) dan duri (spine),
helaian anak daun (lamina), ujung daun (apex foli), lidi (nervatio),daun (margo
folii) dan daging daun (intervenium) (Fauzi, dkk., 2002).
Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk,
bersiripgenap dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah yang
4
5
panjangnyamencapai lebih dari 7,5-9 meter. Jumlah anak daun disetiap pelepah
berkisar antara 250-400 helai, daun muda yang masih kuncup berwarna kuning
pucat. Pada tanah yang subur,daun cepat membuka sehingga makin efektif
melakukan fungsinya sebagai tempatberlangsungnyafotosintesis dan sebagai alat
respirasi. Semakin lama proses fotosintesisberlangsung, semakin banyak bahan
makanan yang dibentuk sehingga produksi akanmeningkat. Jumlah pelepah,
panjang pelepah, dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Tanaman
yang berumur tua, jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak. Begitupula
pelepahnya akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda
(Fauzi, dkk., 2002).
Batang dan pelepah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada
prinsipnyaterdapat 3 cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan
ternak yaitupengolahan menjadi silase, perlakuan NaOH dan pengolahan dengan
menggunakan uap.Untuk pelepah sawit, pengolahan yang paling efisien adalah
dengan membuat silase.Pengalaman peternak sapi di Malaysia pada usaha
penggemukan sapi dengan skala 1.500ekor, menggunakan komposisi makanan
campuran dengan perbandingan 50% pelepahkelapa sawit dan 50% konsentrat
(Fauzi, dkk., 2002).
Gaya potong pelepah kelapa sawit dapat dihitung dengan meletakkan
pisau diatas neraca (posisi tegak lurus terhadap neraca), kemudian pelepah
dipecutkan kearah pisau. Ketika pelepah terpotong, pada saat yang bersamaan
neraca akan menunjukkan berapa kg gaya potong maksimal yang terjadi. Hasil
dari percobaan gaya potong terhadap pelepah kelapa sawit sebanyak 5 kali
pengulangan diketahui gaya potong maksimal adalah 4,1 kg (Septiadi, 2013).
6
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap uji fisik dan mekanik
parenkim pelepah daun sawit, didapatkan bahwa pelepah kelapa sawit segar
memiliki sifat fisik dengan kadar air rata-rata 0,83%; berat jenis pelepah kelapa
sawit adalah 0,362 g/cm3; modulus elastisitas 11.345 kg/cm2; tegangan pada batas
proporsi 146,696 kg/cm2; tegangan maksimum 178,521 kg/cm2; daya lenting
0,165 kg.m; dan deformasi mulur 0,682 mm (Intara dan Dyah, 2012).
Berat jenis ini diduga sangat dipengaruhi oleh anatomi parenkim pelepah
sawit. Anatomi batang parenkim pelepah sawit secara makro terdiri dari dua
jaringan utama yaitu parenkim dasar dan pembuluh sangat mempengaruhi massa
bahan. Jika dihubungkan dengan komponen kimia yang terdapat didalam
parenkim pelepah sawit maka kandungan selulosa dan lignin berpengaruh
terhadap massa bahan. Kerapatan serat sangat ditentukan kandungan selulosa dan
lignin parenkim. Serat yang satu dengan serat yang lain diikat oleh lignin dalam
suatu ikatan yang kompak dan tersusun rapat pada batang parenkim pelepah sawit.
Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin tinggi ikatan mikrofilbil.
Semakin banyak ikatan mikrofibil semakin banyak serat-serat yang tersusun.
Akan tetapi yang paling berperan dalam membentuk suatu ikatan yang kompak
dan susunan yang rapat adalah kandungan lignin. Jadi secara tidak langsung berat
jenis dipengaruhi oleh kandungan selulosa dan lignin (Pasaribu, 1990).
Komponen Pembuatan Alat
Motor bakar
Motor penggerak adalah motor yang dapat mengubah tenaga panas hasil
dari suatu pembakaran menjadi tenaga mekanik. Motor penggerak dapat
dibedakan dalam 2 golongan, yaitu:
7
1. Motor dengan pembakaran diluar.
2. Motor dengan pembakaran didalam silinder.
(Hadjosentono, dkk., 1996).
Minyak bakar yang disemprotkan kedalam silinder berbentuk butir-butir
cairan yang halus. Oleh karena udara didalam silinder pada saat tersebut sudah
bertemperatur dan bertekanan tinggi maka butir-butir tersebut akan menguap.
Penguapan butir bahan bakar itu dimulai pada bagian permukaan luarnya, yaitu
bagian yang terpanas. Uap bahan bakar yang terjadi itu selanjutnya bercampur
dengan udara yang ada disekitarnya. Proses penguapan itu berlangsung terus
selama temperatur sekitarnya mencukupi (Arismunandar dan Koichi, 2004).
Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap
mesin.Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran
utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.Poros untuk meneruskan
daya diklasifikasikan menjadi poros transmisi(line shaft), spindle(spindle),
gandar(axle), poros (shaft) dan poros luwes (Achmad, 2006).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah poros,
yaitu:
1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur.Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi
tegangan bila diameter poros diperkecil atau bila poros mempunyai alur pasak,
harus diperhatikan.Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk
menahan beban-beban di atasnya.
8
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian
(pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan
poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam
mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.Putaran ini disebut putaran
kritis.Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian
lainnya.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeler dan pompa
bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros
yangterancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang berhenti lama sampai batasbatas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik
dingin dan difis, baja karbon konstruksi mesin yang dihasilkan dari baja yang dideokasi dengan ferrosilikon. Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran
tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan kulit yang sangat
tahan terhadap keausan seperti baja khrom nikel, baja khrom nikel molibden, baja
khrom dan baja khrom molibden (Sularso dan Suga, 2002).
9
Puli
Puli berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran yang dihasilkan dari
motor yang selanjutnya diteruskan lagi ke v-belt dan akan memutar poros. Puli
dibuat dari besi cor atau dari baja.Puli kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk
konstruksi ringan diterapkan puli dari paduan aluminium (Stolk dan Kros, 1981).
Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putaran
transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda
transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya.
SDpenggerak =SDyang digerakkan ...........................................................................(1)
dimana,
S = Kecepatan putar puli (rpm)
D = Diameter puli (mm)
(Smith dan Wilkes, 1990).
Sabuk V
Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.Sabuk V
dibelitkan di sekitar alur pulleyyang berbentuk V pula.Transmisi sabuk yang
bekerja atas dasar gesekan belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah
harganya, sederhana konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan perbandingan
putaran yang diinginkan. Kekurangan yang ada pada sabuk ini adalah
terjadinyaslip antara sabuk dan pulleysehingga tidak dapat dipakai untuk putaran
tetap atauperbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 1984).
Susunan khas sabuk V terdiri atas:
-
Bagian elasticyang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi
10
-
Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan
daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut
(Smith dan Wilkes, 1990).
Menurut
Smith
dan
Wilkes
(1990),
apabila
pemindahan
daya
menggunakan dua roda transisi, maka hubungan antara jarak kedua titik pusat
sumbu roda transisi dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus:
L=2C+1,57(D+d)+
(D-d)
4C
2
....................................................................................(2)
dimana:
L = Panjang efektif sabuk (mm)
C = Jarak antara kedua sumbu roda transmisi (mm)
D = Diameter luar efektif roda transmisi yang besar (mm)
d
= Diameter luar efektif transmisi yang kecil (mm)
Bantalan
Bantalan
adalah
elemen
mesin
yang
mampu
menumpu
poros
berbeban,sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara
halus,aman dan tahan lama.Bantalan harus cukup kokoh untuk menghubungkan
porosserta elemen mesin lainnya agar bekerja dengan baik.Bantalan dapat
diklasifikasikan berdasarkan pada:
1. Gerakan bantalan terhadap poros
-
Bantalan luncur
-
Bantalan gelinding
2. Beban terhadap poros
- Bantalan radial
11
- Bantalan aksial
- Bantalan gelinding khusus
(Sularso dan Suga, 2002).
Pisau pencacah
Pisau pencacah pada alat ini berfungsi sebagai komponen pencacah yang
akan mengubah bentuk dan ukuran bahan yang akan dimasukkan ke dalam pisau
pencacah. Pisau pencacah ini memiliki jumlah pisau sebanyak 24 mata pisau yang
terbuat dari baja.Menurut Badan Standardisasi Nasional SNI 7580 (2010),
banyaknya jumlah pisau dibagi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu: Kelas A≤ 15; Kelas
B 16-25; dan Kelas C 26-35.
Mekanisme Pembuatan Alat
Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan
dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan
sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin-mesin perkakas,
antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin
asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 1984).
Sabuk V dibelitkan di sekeliling alur puli yang berbentuk V. Selain
koefisien gesek dan kekuatannya, harganya yang relatif murah membuat sabuk V
lebih sering dipakai (Sularso dan Suga, 2002).
Puli dapat dipasangkan antara lain secara vertikal, pemasangan puli
dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal.
Pada pemasangan vertikal ini akanmengakibatkan getaran pada bagian mekanisme
serta penurunan umur sabuk (Mabie and Ocvirk, 1967).
12
Perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengolahan hasil pertanian
adalah bahan yang dipakai. Kekuatan, keawetan, dan pelayanan yang diberikan
peralatan usaha tani bergantung terutama pada macam dan kualitas bahan yang
digunakan untuk pembuatannya. Dalam pembuatannya terdapat kecenderungan
konstruksi peralatan untuk meniadakan sebanyak mungkin baja tuangan dan
mengganti dengan baja tekan atau baja cetak. Bilamana hal ini dilakukan dapat
menekan biaya membuat mesin dalam jumlah besar. Keberhasilan atau kegagalan
alat sering sekali tergantung pada bahan yang dipakai untuk pembuatannya.
Bahan
yang
digunakan
untuk
pembuatan
peralatan
usaha
tani
dapat
diklasifikasikan dalam logam dan bukan logam (Smith dan Wilkes, 1990).
Pengecilan Ukuran
Semua cara yang digunakan untuk memotong partikel zat padat dan
dipecahkan menjdi kepingan-kepingan yang lebih kecil dinamakan size reduction
atau pengecilan ukuran. Didalam industri pengolahan, zat padat diperkecil dengan
berbagai cara yang sesuai dengn tujuannya. Secara umum tujuan dari pengecilan
ukuran adalah:
1. Menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu,
2. Memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kimia yang
terpaut pada padatan.
Beberapa cara untuk memperkecil ukuran zat padat dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai cara, yaitu: kompresi (tekanan), impak (pukulan),
gesekan dan pemotongan/pencacahan (Sukma, 2009).
Hijauan
yang
telah
dicacah
memungkinkan
ternak
dapat
mengkonsumsi/mengunyah hijauan tersebut dengan lebih baik. Disamping itu
13
dalam proses pembuatan silase diperlukan hijauan yang telah tercacah agar
prosesnya berlangsung lebih cepat dan hasilnya lebih seragam. Alsin
memungkinkan pencacahan menjadi potongan-potongan secara seragam dengan
panjang potongan 2-5 cm (Unadi, 2003).
Prinsip Keja Mesin Pencacah Sampah Organik
Tujuan dari pencacahan adalah untuk menghasilkan ukuran bahan menjadi
lebih kecil sehingga dapatdigunakan sesuai dengan kebutuhan seperti untuk bahan
baku pembuatan pupuk dan untuk pakan ternak. Mesin pencacah sampah organik
merupakan salah satu mesin teknologi tepat guna untuk mencacah sampah organik
seperti rerumputan, dedaunan ataupun pelepah pepohonan. Prinsip kerja dari alat
tersebut yaitu rerumputan ataupun pelepah pepohonan yang telah dikumpulkan
dimasukkan kedalam saluran pemasukan. Selanjutnya, pisau pencacah yang di
dalam tabung akan mencacah bahan dan bahan akan keluar melalui lubang
keluaran dalam ukuran yang kecil.
Konsumsi Bahan Bakar
Pengamatan bahan bakar diperlukan untuk mengetahui berapa banyak
bahan bakar yang digunakan untuk mencacah caranya yaitu dengan mengisi
penuh tangki bahan bakar sebelum alat dioperasikan. Setelah alat selesai
dioperasikan, bahan bakar bensin diisi kembali sampai penuh dan dicacat
besarnya volume penambahan bahan bakar tersebut.Debit pemakaian bahan bakar
dapat dihitung dengan rumus:
Q=
60 × Volume
1000 × T
...................................................................................................... (3)
14
dimana:
Q
= debit pemakaian bahan bakar (liter/jam)
Vol
= volume pemakaian bahan bakar pada saat beroperasi (cm3)
T
= total operasional waktu alat pencacah (menit)
60
= konversi satuan 1 jam = 60 menit
1000
= konversi satuan 1 liter = 1000 cm3
(Rusadi, 2012).
Menurut Badan Standardisasi Nasional SNI 7580 (2010), persyaratan
untuk konsumsi bahan bakar (liter/jam pada mesin pencacah sampah organik,
yaitu: Kelas A < 2; Kelas B 2-3; dan Kelas C > 3.
Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian
Menurut Daywin, dkk., (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin
didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu
produk (contoh: ha, kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja
dapat dokonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu
menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi:
Ha.jam/kW, kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis
sebagai berikut :
Kapasitas Alat =
Produk yang diolah
Waktu
...........…….........................…………..........(4)
Berdasarkan kapasitasnya, mesin pencacah sampah organik dibagi menjadi
3 (tiga) kelas, yaitu:
1.
Kelas A adalah mesin pencacah yang mempunyai kapasitas lebih kecil dari
600 kg/jam
15
2.
Kelas B adalah mesin pencacah yang mempunyai kapasitas 600 kg/jam
sampai dengan 1.500 kg/jam
3.
Kelas C adalah mesin pencacah yang mempunyai kapasitas lebih besar dari
1.500 kg/jam (BSN, 2010).
Rendemen
Rendemen
adalah
presentase
produk
yang
didapatkan
dengan
membandingkan berat awal bahan dengan berat akhirnya. Sehingga didapat
kehilangan berat proses pengolahan. Rendemen didapat dengan cara menimbang
berat akhir bahan yang dihasilkan dari proses dibandingkan dengan berat bahan
awal.
Rendemen =
Berat Bahan Yang Dihasilkan
Berat Bahan Baku
x 100% .......................................... (5)
Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan saat produksi menggunakan mesin ini. Dengan analisis ekonomi
dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat
diperhitungkan. Investasi di bidang mesin/alat dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan yang wajar, karena itu perlu dilakukan perhitungan biaya produksi.
Prestasi mesin/alat harus mengimbangi total biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Biaya pemakaian alat
Biaya pokok ialah biaya yang diperlukan suatu alat/mesin pertanian untuk
setiap unit produk dan diperlukan data kapasitas alat/mesin yang bersangkutan.
Biaya produksi atau biaya pokok adalah biaya dari tiga unsur biaya yaitu biaya
langsung, tenaga kerja langsung dan over head pabrik. Biaya-biaya ini secara
16
langsung berkaitan dengan biaya pembuatan produk secara fisik yang dikeluarkan
dalam rangka kegiatan proses produksi sehingga disebut juga dengan production
cost. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung, biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya
tak langsung lainnya. Ada dua kelompok biaya pemakaian alat atau mesin yang
umum dibicarakan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Jumlah biaya tetap
tidak dipengaruhi oleh jam kerja alsin, sedangkan biaya tidak tetap sangat
dipengaruhi oleh alat dan mesin (Giatman, 2006).
Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang selalu harus dikeluarkan tanpa
memandang aktivitas produksi yang sedang dilaksanakan dan tidak tergantung
pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan, misalnya: biaya penyusutan,
biaya pajak, dan lain-lain (Halim, 2009).
Sedangkan biaya tidak tetap (variable cost) yaitu biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan kegiatan produksi dan tergantung pada output yang
dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin
banyak bahan yang digunakan dan biaya yang digunakan akan semakin besarjuga,
misalnya: biaya perbaikan, pemebelian bahan, sewa alat, upah buruh, dan lain-lain
(Waldiyono, 2008).
a. Biaya tetap
Biaya tetap terdiri dari:
1. Biaya penyusutan (metode sinking fund)
Selama suatu alat dipakai harus dianggap nilainya berkurang
menyusut dan dibutuhkan suatu biaya untuk menutupnya yakni biaya
penyusutan. Maka, begitu alat tidak berdaya guna lagi saat itu pula sudah
17
tersedia biaya sebagai pengganti alat tersebut yang dikumpulkan selama
umur pemakaian alat. Penyusutan tidak selamanya bergantung pada umur
daya guna alat. Bisa pula terjadi akibat perubahan zaman, perubahan
keadaan pasar, dan hadirnya alat dengan teknologi terbaru yang lebih
ekonomis.
Menurut Waldiyono (2008), menyatakan bahwa salah satu cara
untuk
mengitung
biaya
penyusutan
yaitu
menggunakan
metode
penanaman dana (Singking fund methods). Dimana biaya penyusutan kecil
di awal dan sangat besar pada akhir umur pemakaian. Maka kecilnya dana
penyusutan pada awal pemakaian mungkin akan menguntungkan karena
pada saat itu produksinya belum maksimal, tapi akan terasa berat pada
akhir umur pemakaian yang dimana dana produksinya minimum.
Metode sinking fund memperhitungkan bunga modaldari bunga
modal yangdigunakanpaling mendekati nilaipenyusutan yang sebenarnya.
Persamaan yang digunakan ialah:
Dn
= (P – S) (A/F, i%, n) (F/A, i%, n - 1)...........................................(6)
dimana:
Dn
= Biaya penyusutan pada tahun ke-n (Rp/tahun)
P
= Harga awal (Rp)
S
= Harga akhir, 10% dari harga awal (Rp)
N
= Perkiraan umur ekonomis (tahun)
n
= Tahun ke-n
i
= Tingkat bunga modal (%/tahun)
18
2. Biaya bunga modal dan asuransi
Besarnya bunga modal adalah perbandingan antara uang yang
harus dibungakan selama periode tertentu dibandingkan dengan jumlah
pinjaman
yang
diperoleh.
Biaya
bunga
modal
dan
asuransi,
perhitungannya digabungkan besarnya:
I
=
i(P)(n+1)
2n
......................................................................................(7)
dimana:
P
= Harga/nilai awal (Rp)
i
= Total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)
(Waldiyono, 2008).
3. Biaya pajak
Di beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alat dan
mesin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya
(Waldiyono, 2008).).
b. Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari:
1. Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini
tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan
atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.
2. Biaya bahan bakar adalah pengeluaran solar dan bensin (bahan bakar)
pada kondisi kerja per jam. Satuannya adalah liter per jam, sedangkan
harga per liter yang digunakan adalah harga lokasi.
19
Break even point
Break evenpoint merupakan analisis untuk mengetahui banyaknya bahan
yang harus dicacah. Analisis break even pointadalah suatu teknik analisis untuk
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume
kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan. Sementara yang dimaksud dengan
break event point adalah suatu keadaan diamana total revenue persis sama dengan
total cost. Dengan demikian dalam kondisi break even pointperusahaan tidak
memperoleh keuntungan dan tidak pula menerima kerugian. Jadi analisis tersebut
dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan antara lain tentang :
1. Jumlah penjualan minimal yang dipertahankan agar perusahaan tidak rugi.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba tertentu.
3. Sampai seberapa besar omset penjualan boleh turun agar perusahaan tidak
rugi.
4. Sampai seberapa besar efek dari perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap laba yang akan diperoleh.
Analisis BEP juga digunakan untuk:
1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha.
2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi
untuk peralatan produksi.
3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan)
dari dua alternatif usulan investasi
(Waldiyono, 2008).
Manfaat perhitungan BEP adalah untuk mengetahui batas produksi
minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak
20
untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk
menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Untuk mendefinisikan
antara titik impas pada keuntungan (P) nol dan titik impas dengan kontribusi
keuntungan, keuntungan sebelum pajak (P) perlu diperhatikan, yakni:
S
FC + P
=SP - VC .....................................................................................................(8)
dimana:
S
= Sales variabel (produksi) (kg/tahun)
FC
= Fix cash (biaya tetap) (Rp/tahun)
P
=Profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas.
SP
= Selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp)
VC
= Variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp)
(Waldiyono, 2008).
Net present value(NPV)
Net present value adalah selisih antara present value dari investasi nilai
sekarang dari penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Identifikasi
masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis
finansial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang
digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.
Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto)
pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal
perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke
nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi. Cash flow yang benefit saja
perhitungannya disebut dengan present worth of benefit (PWB), sedangkan jika
21
yang diperhitungkan hanya cash out (cost) disebut dengan present worth of cost
(PWC). Sementara itu NPV diperoleh dari PWB dikurangi PWC, yakni:
NPV = PWB – PWC .........................................................................................(9)
dimana:
NPV = Net Present value
PWB = Present worth of benefit
PWC = Present worth of cost
Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis
atau tidak, diperlukan suatu ukuran atau kriteria tertentu dalam metode NPV,
yaitu:
NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkan/ layak
NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan
(Giatman, 2006).
Internal rate of return(IRR)
Dengan menggunakan metode internal rate of return (IRR) akan
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow
dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk %priode waktu.
Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam
mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus
dipenuhi (Giatman, 2006).
Internal rate of return adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount
rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IRR
NPV 1
= i1 – (NPV 2−NPV 1) (i1 – i2)....................................................................... (10)
22
dimana :
i1
= Suku bungabank paling atraktif
i2
= Suku bunga coba-coba
NPV1 = NPV awal pada i1
NPV2 = NPV pada i2
(Kastaman, 2006).