PERAN MEDIASI PRICE EARNING RATIO ATAS PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JAKARTA ISLAMIC INDEX NYIMAS ARTINA1 nyimasstie-mdp.ac.id FERNANDO AFRICANO

Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2017

1

PERAN MEDIASI PRICE EARNING RATIO ATAS PENGARUH DEBT TO
EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN JAKARTA ISLAMIC INDEX
NYIMAS ARTINA1
nyimas@stie-mdp.ac.id

FERNANDO AFRICANO2
fernandoafricano@stie-mdp.ac.id
ABSTRAKSI
Harga saham merupakan nilai yang diberikan pasar pada efek yang di
perdangangkan di pasar modal. Harga yang diberikan pasar dapat menentukan
nilai dari perusahaan apakah perusahaan tersebut baik dalam mengelola dana yang
ada atau sebaliknya, tingginya harga saham menunjukkan keberhasilan
perusahaan dan investor akan semakin banyak berinvestasi pada perusahaan
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh faktor fundamental
yang terdiri dari rasio keuangan yakni DER, ROE, PER terhadap harga saham
perusahaan dan peran mediasi PER atas pengaruh DER dan ROE terhadap harga

saham perusahaan yang masuk dalam kelompok JII periode 2013-2015. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling, yaitu saham perusahaan tersebut masuk dalam kelompok Jakarta
Islamic Indeks (JII), saham tersebut ada dalam periode 2013 sampai 2015 dan
tidak keluar dalam JII selama periode 2013 sampai 2015 dan mengeluarkan
laporan keuangan dalam satuan rupiah. Sampel dalam penelitian sebanyak 15
perusahaan. Dan teknik analisis data yang digunakan adalah path analisis dengan
menggunakan IBM SPSS. Hasil penelitian menyatakan bahwa DER tidak
berpengaruh terhadap PER, ROE berpengaruh positif signifikan terhadap PER,
DER berpengaruh negatiuf signifikan terhadap harga saham, ROE berpengaruh
positif signifikan terhadap harga saham dan PER tidak berpengaruh terhadap
harga saham
Kata kunci – Harga Saham, ROE, PER, DER
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi membuat banyaknya instrumen investasi untuk
meningkatkan nilai dari suatu mata uang yang akan di investasikan. Salah satu
tempat atau sarana bagi para investor adalah pasar modal. Saat ini terdapat banyak

1
2


Nyimas Artina adalah Dosen STIE Multi Data Palembang
Fernando Africano adalah dosenSTIE Multi Data Palembang

2

Nyimas Artina dan Fernando Africano

pasar modal yang berbeda-beda disetiap negara. Salah satunya di Indonesia, yakni
Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Excange (IDX)
Pasar modal memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu
negara, karena fungsi pasar modal adalah menyalurkan dana investasi dari
masyarakat atau investor kepada pihak yang membutuhkan modal tambahan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Bursa Efek Indonesia dapat menyalurkan dana
untuk peningkatan pembangunan nasional, pemerataan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Salah
satu kelebihan pasar modal adalah kemampuannya menyediakan modal dalam
jangka panjang dan tanpa batas serta kemudahan yang diberikan untuk mengakses
saham yang diperdagangkan di pasar modal.
Harga saham merupakan nilai yang diberikan pasar pada efek yang di

perdanganggan di pasar modal. Harga yang diberikan pasar dapat menentukan
nilai dari perusahaan apakah perusahaan tersebut baik dalam mengelola dana yang
ada atau sebaliknya, tingginya harga saham menunjukkan keberhasilan
perusahaan dan investor akan semakin banyak berinvestasi pada perusahaan
tersebut. Prinsip para investor adalah untuk mendapatkan keuntungan yang
semaksimal mungkin. Semakin tinggi harga saham maka tingkat kepercayaan
investor akan semakin tinggi dan dana yang didapatkan perusahaan akan semakin
besar (Brigham dan Houston, 2013).
Sebagai negara muslim terbesar di dunia, pasar modal syariah di Indonesia
mengalami perkembangan yang positif seiring dengan perkembangan industri
syariah lainnya seperti perbankan, asuransi, reksadana dan lain-lainya. Salah
satunya Bursa Efek Indonesia yang mengeluarkan produk syariah yaitu saham
yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII), JII yang dibentuk oleh PT. Bursa
Efek Indonesia bersama PT. Danareksa Invesment Management (DIM)
berdasarkan hukum dan syariat Islam. Saham yang masuk dalam kategori JII
adalah saham-saham syariah yang telah melewati pemerikasaan dari dewan
pengawas syariah PT. DIM dan masuk dalam daftar efek syariah (DES). Daftar
Efek Syariah (DES) adalah kumpulan efek yang tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-LK atau
pihak yang disetujui Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi

bagi reksadana syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta juga dapat
dipergunakan oleh investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada
portofolio efek syariah (Otoritas Jasa Keuangan, 2016). Menurut Mardani (2014)
pasar modal syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah
dalam kegiatan ekonomi dan terbebas dari hal-hal yang dilarang oleh ajaran
agama Islam seperti riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.
Pada umumnya investor membeli saham dengan harapan mendapatkan dividen
dan capital gain yang diperoleh dari selisih harga penjualan dan pembelian
saham. Dalam menentukan keputusan untuk berinvestasi tersebut investor dapat
melakukan analisis fundamental. Menurut penelitian Pandansari (2012) dalam
menghimpun dana dari masyarakat atau dana dari pemegang saham perusahaan
berkewajiban untuk menjaga dan memelihara kondisi keuangan perusahaan
dengan baik, untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio
keuangan dengan tujuan agar para investor dapat memperkirakan harga saham

Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2017

3

dimasa yang akan datang. Oleh karena itu dalam menganalisis harga saham

peneliti menggunakan analisis fundamental.
Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang
efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam mencapai sasaran. Analisis saham
sangat diperlukan investor sesudah dan sebelum melakukan keputusan investasi
agar dapat menghitung tingkat pengembalian serta tingkat risiko saham yang
dinilai, sehingga mempermudah berlangsungnya proses pengambilan keputusan
investasi. Investor harus bisa menilai tingkat kinerja perusahaan efek yang akan
dijadikan sarana investasi.
Perusahaan sebagai organisasi bisnis memiliki tujuan untuk mendapat laba dari
usaha yang dijalankan. Di dalam pasar modal, perusahaan dapat menghimpun
dana dari masyarakat dan menjadikan dana tersebut sebagai tambahan modal.
Perusahaan tentunya harus menunjukkan kinerja yang baik agar masyarakat
tertarik untuk mempercayakan dana yang dimiliki ke dalam perusahaan atau
dengan kata lain menanamkan modal ke perusahaan tersebut. Penilaian harga
saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental
(Subagyo, 2005). Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham yang
sering digunakan, yaitu dengan pendekatan Present Value dan pendekatan Price
Earning Ratio (Tandelilin, 2007). Pendekatan present value mencoba menaksir
nilai intrinsik saham biasa perusahaan dengan menentukan nilai sekarang dari arus
kas yang diharapkan akan diperoleh di masa depan (Husnan dan Enny, 2015).

Pendekatan Price Earning Ratio mendasarkan atas rasio antara harga saham per
lembar dengan earning per share (EPS). Beberapa faktor yang mempengaruhi
Price Earning Ratio (PER), yaitu Return On Equity (ROE) dimana semakin besar
tingkat pengembalian atas modal sendiri, maka akan mendorong peningkatan
harga saham (Tambunan, 2007). Kemudian ada Debt Equity Ratio (DER) adalah
rasio perbadningan antara hutang yang dimiliki perusahan dan modal sendiri yang
digunakan sebagai pendanaan usaha. Semakin besar DER, maka risiko perusahaan
tidak mampu membayar kewajiban semakin besar (Darsono, 2006) sehinggan
berpengaruh terhadap turunnya nilai PER.
Beberapa penelitian terdahulu berupaya menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Price Earning Ratio (PER). Penelitian terdahulu tersebut antara
lain penelitian yang dilakukan oleh Mpaata dan Sartono (1997), Kurniawan
(2005), Wiwin dan Eko (2005), Kulling & Lunberg (2007), Yumettasari, et.al
(2008), Warne & Sushil Kumar (2009), Hayati (2010), Arisona (2013), Aji dan
Pangestuti (2012) dan Faizinia (2012).
Kendati demikian, penelitian-penelitian terdahulu tersebut masuk memberikan
hasil penelitian yang berbeda-beda dalam beberapa variabel seperti Return On
Equity (ROE) dan Debt to Equity ratio (DER). Pada variabel Debt to Equity Ratio
(DER), menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2005), Wiwin (2005),
Yumettasari, et.al (2006), Kulling & Lunberg (2007), Kumar Sushil & Warne

(2009), Hayati (2009) dan Faizinia (2012) menyimpulkan bahwa DER
mempunyai pengaruh negatif terhadap Price Earning Ratio, sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Arisona (2013) & Aji dan Pangestuti (2012) menyimpulkan
jika variabel DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Price Earning
Ratio.

4

Nyimas Artina dan Fernando Africano

Pada variabel Return on Equity (ROE) menurut penelitian yang dilakukan oleh
Yumettasari, et.al (2006), Aji dan Pangestuti (2012) menyimpulkan jika variabel
ROE memberikan pengaruh signifikan positif terhadap Price Earning Ratio.
Tetapi, menurut penelitian yang dilakukan oleh Mpaata dan Sartono (1997),
Kurniawan (2005), Wiwin, et.al (2005), Hayati (2009) dan Faizinia (2012)
menyimpulkan jika variabel ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Price Earning Ratio.
Penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dilakukan
dengan pendekatan Price Earning Ratio (PER). PER adalah rasio yang
membandingkan harga saham per lembar yang ditentukan di pasar modal dengan

laba per lember saham (Husnan dan Enny, 2015). Beberapa Penelitian mengenai
PER menurut Rasyid, Dina dan Nora (2013) mengemukakan bahwa PER
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Menurut Nugroho
(2016) menyatakan bahwa variabel rasio pasar yakni PER dan EPS berpengaruh
positif signifikan terhadap harga saham. Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Achirani, Artina dan Africano (2016) yang menyatakan bahwa
PER tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang mengukur tingkat kewajiban
terhadap modal sendiri perusahaan. Beberapa penelitian tentang DER menurut
Pandansari (2012) menyatakan bahwa DER berpengaruh positif terhadap harga
saham. Sedangkan Partiawan (2011) menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif
terhadap perubahan harga saham. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian
menurut Nurfadillah (2011) yang menyatakan bahwa secara parsial DER tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Return on Equity (ROE) adalah rasio yang mengukur tingkat kemampuan
perusahan dalam memberikan laba sebesar-besarnya kepada pemilik saham.
Menurut Mughini (2013), ada beberapa penelitian mengenai ROE yang
menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap harga saham. Hal ini
bertolak belakang dengan penelitian menurut Purba (2014) ROE tidak
berpengaruh terhadap harga saham.

Berdasarkan penelitian terdahulu Debt Equity Ratio (DER) dan Return On
Equity (ROE) secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham dan Price
Earning Ratio (PER) secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan. Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan
menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar
saham yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup
baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar
lagi sehingga harga saham perusahaan meningkat (Brigham dan Houston, 2013).
Ketika DER dan ROE berpengaruh terhadap harga saham, PER diduga dapat
menjadi mediator untuk menjadikan pengaruh langsung DER dan ROE ke harga
saham. Hal tersebut terjadi karena merujuk kembali bahwa PER yang tinggi akan
memberikan kecenderungan kepada investor untuk membeli lagi saham
perusahaan tersebut, akibatnya permintaan akan saham meningkat pada saat
ketersediaan saham tetap, sehingga harga saham akan meningkat. Karena bisa jadi
seorang investor memiliki kecenderungan untuk melihat keuntungan yang mereka
dapat dari tiap lembar saham yang dimiliki tanpa menghiraukan DER dan ROE.

Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2017

5


Berdasarkan latar belakang dan perbedaan hasil penelitian terdahulu penulis
tertarik untuk menganalisis “Peran Mediasi Price Earning Ratio atas Pengaruh
Debt To Equity Ratio dan Return On Equity terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Jakarta Islamic Index”.
TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Harga Saham
Menurut Husnan dan Enny (2015) saham atas sekuritas merupakan secarik
kertas yang menunjukkan hak pemilik kertas tersebut untuk memperoleh bagian
dari prospek atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan
berbagai kondisi untuk melaksanakan hak tersebut.
Menurut Rusdin (2006) dalam Arsetiyawati (2013), yang dimaksud dengan
saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan,
dan pemegang saham memiliki hak atas klaim penghasilan dan aktiva perusahaan.
Saham tersebut mengandung hak atas dividen dan dapat diperjual belikan. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut.
Pendekatan Penilaian Saham
Menurut Halim (2015) upaya untuk merumuskan bagaimana menghitung harga
saham dapan dilakukan dengan dua macam analisis:

a. Analisis Fundamental
Analisis ini membandingkan nilai intrinsik suatu saham dengan nilai
pasarnya, pendekatan ini dipegaruhi oleh kinerja perusahaan itu sendiri
maupun kondisi industri dan perekonomian secara makro.
b. Analisis Teknikal
Analisis ini dilakukan dengan cara memperhatikan perubahan saham dari
waktu ke waktu. Analisis ini beranggapan bahwa harga suatu saham
ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut.
Alasan dipilihnya analisis fundamental oleh penulis karena menurut penelitian
Pandansari (2012) dalam menghimpun dana dari masyarakat atau dana dari
pemegang saham perusahaan berkewajiban untuk menjaga dan memelihara
kondisi keuangan perusahaan dengan baik, untuk menganalisis kinerja perusahaan
dapat digunakan rasio keuangan dengan tujuan agar para investor dapat
memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang. Oleh karena itu dalam
menganalisis harga saham peneliti menggunakan analisis fundamental.
Teori Signalling
Teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar
modal (Wolk, et al. 2001) dalam Nugroho (2016). Teori sinyal menunjukkan
adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Jogiyanto (2000) dalam Nugroho (2016) mengungkapkan bahwa informasi
yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi

6

Nyimas Artina dan Fernando Africano

investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut
mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Informasi mengenai perusahaan
merupakan sinyal bagi investor, dalam keputusan berinvestasi. Informasi tersebut
memberikan gambaran mengenai prospek perusahaan di masa depan seperti
halnya gambaran yang dapat disajikan dari analisis rasio keuangan. Berdasarkan
penjelasan tersebut maka teori sinyal tepat digunakan dalam penelitian ini, karena
analisis rasio keuangan yang dilakukan setiap perusahaan adalah berdasarkan
sinyal untuk memperbaiki informasi yang disampaikan kepada pihak eksternal
yang akan berdampak pada meningkatnya harga saham, sehingga dapat menarik
semakin banyak investor yang mau membeli saham perusahaan.
Hubungan Antar Variabel
Pengaruh DER terhadap PER
Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan antara total hutang dan
total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai pendanaan usaha. Semakin besar
DER menunjukkan bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan hutang
dibandingkan dengan ekuitas. Semakin besar DER mencerminkan solvabilitas
perusahaan semakin rendah sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar
hutangnya adalah rendah, hal ini berarti bahwa resiko perusahaan (Financial Risk)
relatif tinggi. Dengan adanya hutang perusahaan yang semakin tinggi maka resiko
yang ditanggung peusahaan juga tinggi menyebabkan investasi pada suatu saham
akan kurang menarik terutama bagi investor, akibatnya harga saham akan turun
sehingga PER akan turun pula. Hasil penelitian Hayati (2016), Kurniawan (2005),
Wiwin (2005), Yumettasari, et.al (2006), Kulling & Lunberg (2007), Kumar
Sushil & Warne (2009), Hayati (2009) dan Faizinia (2012) menunjukkan bahwa
Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh negatif terhadap PER.
H1 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap Price Earning
Ratio (PER).
Pengaruh ROE terhadap PER
Return on Equity menunjukkan efektifitas perusahaan di dalam memanfaatkan
dana yang berasal dari pemilik dan/atau efektivitas perusahaan menggunakan dana
yang berasal dari sumber-sumber lainnya untuk kepentingan perusahaan. PER
meningkat untuk proposional laba ditahan yang semakin besar, sepanjang ROE
lebih besar dari pada required rate of return yang diharapkan para investor. Hal
ini rasional karena perusahaan yang memiliki profitable investment opportunities,
maka pasar akan memberikan reward berupa PER yang tinggi. Menurut
Yumettasari, et.al (2006), Aji dan Pangestuti (2012) Return on Equity (ROE)
berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio (PER) yang berarti bahwa
semakin tinggi pendapatan yang dihasilkan perusahaan maka akan semakin tinggi
pula Price Earning Ratio (PER), dan sebaliknya, semakin rendah pendapatan
yang dihasilkan maka akan semakin rendah Price Earning Ratio (PER)
H2 : Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio
(PER).

Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2017

7

Pengaruh ROE terhadap Harga Saham
Menurut Husnan dan Enny (2015) ROE mengukur seberapa banyak laba yang
menjadi hak pemilik equitas. Menurut Bambang Riyanto (2001) dalam Shidiq
(2012) salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba
yang bermanfaat bagi pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian
alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri (ROE)
adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak
perseroan atau income tax. Sedangkan modal sendiri yang diperhitungkan
hanyalah modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Dini dan Iin (2012) menyatakan bahawa
variabel ROE berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Semakin
tinggi ROE maka kemungkinan kenaikan laba bagi para investor akan semakin
tinggi sehingga respon positif yang diberikan pasar akan meningkatkan harga
saham.
H3 : Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham.
Pengaruh DER terhadap Harga saham
Menurut Husnan dan Enny (2015) DER membandingkan antara total hutang
terhadap modal perusahaan. Seberapa besar jumlah hutang yang diberikan
kreditur terhadap perusahaan, semakin tinggi hutang maka tingkat pengembalian
yang diharapkan akan semakin tinggi.
Menurut Pandansari (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa secara
parsial DER berpengaruh positif terhadap harga saham. Rasio hutang terhadap
ekuitas (Debt to Equity Ratio) menunjukan persentase penyedian dana dari
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin rendah pendanaan perusahaan yang diberikan pemegang saham. Hal ini
disebabkan anggapan pemegang saham dengan tingginya rasiko yang dimiliki
perusahaan dan direspon negatif oleh pemegang saham sehingga dapat
menurunkan harga saham.
H4 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap harga saham.
Pengaruh PER terhadap Harga saham
Menurut Husnan dan Enny (2015) PER membandingkan harga saham per
lembar yang ditentukan oleh pasar terhadap laba per lembar saham. Rasio ini
mengindikasikan pertumuhan laba perusahaan semakin tinggi apabila PER tinggi,
maka pemodal akan memperkirakan terjadinya peningkatan penerimaan laba,
perkiraan tersebut akan memberikan sentimen positif dan harga saham perusahaan
akan naik. Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2016) menyatakan bahwa
variabel rasio pasar yakni PER berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham.
H5 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap harga saham.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya dari H1-H5, Sehingga dapat
disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :

8

Nyimas Artina dan Fernando Africano

H6 : Price Earning Ratio (PER) memediasi pengaruh Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap harga saham.
H5 : Price Earning Ratio (PER) memediasi Return on Equity (ROE) terhadap
harga saham.
Kerangka Pemikiran
Dasar pemikiran untuk mengetahui sejauh mana variabel independen
mempengaruhi variabel dependen dalam penelitian ini, maka digunakan kerangka
pemikiran teoritis seperti pada gambar 1.
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
DER
PER

Perubahan Harga
Saham

ROE

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory, dengan pendekatan
hypothetico-deductive yang bertujuan untuk memperoleh kejelasan fenomena
yang terjadi di dunia secara empiris dan berusaha untuk mendapatkan jawaban
(verification) dengan tujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel dalam
rangka pengujian hipotesis.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index tahun 2013-2015. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Kriteria-kriteria dalam pengambilan
sampel secara purposive sampling dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Saham perusahaan tersebut masuk dalam kelompok Jakarta Islamic Indeks
(JII).
2. Saham tersebut ada dalam periode 2013 sampai 2015 dan tidak keluar
dalam JII selama periode 2013 sampai 2015 dan laporan keuangan dalam
satuan rupiah.
Berdasarkan kriteria diatas maka data sampel yang di peroleh sebanyak 15
perusahaan yang mengeluarkan saham syariah yang masuk dalam kelompok JII
periode 2013-2015.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data dokumenter yang
diperoleh dari website masing-masing perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data sekunder,
yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung tetapi melalui penelusuran dari
media internet dari website masing-masing perusahaan. Sumber lainnya berupa
jurnal yang diperlukan dan sumber-sumber lain yang dapat digunakan dalam
penelitian ini.
Untuk Variabel penelitian, harga saham adalah suatu nilai saham dipasar modal
pada saat penutupan (closing price). Harga saham yang dipakai pada penelitian ini

Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2017

9

adalah harga penutupan saham pada akhir tahun periode diteliti. PER adalah
membandingkan harga saham di pasar terhadap laba per lembar saham. Menurut
Husnan dan Enny (2015) rumus untuk menghitung PER adalah :
Harga per lembar saham
PER =
Laba per lembar saham (EPS)
Menghitung Earning Per share (EPS) :
Laba bersih setelah pajak (EAT)
EPS =
Jumlah saham yang beredar

Untuk Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini digunakan untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban perhitungan rumus DER
menurut Husnan dan Enny (2015) :
Hutang
DER =
Modal sendiri

ROE adalah tingkat kemampuan perusahan dalam memberikan laba sebesarbesarnya kepada pemilik saham. Rumus untuk menghitung ROE menurut Husnan
dan Enny (2015) adalah :
Laba setelah pajak
ROE =
(Rata − rata)Ekuitas atau modal sendiri

Penelitian ini akan menggunakan teknik path analisis dengan bantuan program
IBM SPSS. Adapun model persamaan regresi yang digunakan pada penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
M = α + β1 X1 + β2X2+ e1
Y = α + β1 X1 + β2X2+ β3M+e2

(Persamaan 1)
(Persamaan 2)

Dimana :
Y
a
b
X1
X2
M

: Harga Saham
: Konstanta
: Koefisien Regresi
: DER
: ROE
: PER

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Uji Asumsi Klasik
Kolmogorov-Smirnov (Uji Normalitas)
Persamaan 1
Asymp.Sig
0,390
Multiplier Lagrange Test (Uji Linearitas)
Persamaan 1

Persamaan 2
0,779
Persamaan 2

10

Nyimas Artina dan Fernando Africano

R Square
0,004
Tolerance dan VIF (Uji Multikollinearitas)
Persamaan 1
Model
Tolerance VIF
DER
0,690
1,448
ROE
0,690
1,448
PER
Durbin-Watson (Uji Auto Korelasi)
Persamaan 1
DW
1,018
Uji White(Uji Heteroskedastisitas)
Persamaan 1
R Square
0,061
Sumber : Data Diolah

0,002
Persamaan 1
Tolerance VIF
0,689
1,452
0,595
1,682
0,830
1,205
Persamaan 2
0,764
Persamaan 2
0,397

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh Asymp. Sig. untuk persamaan 1 dan persamaan
2 lebih besar 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Nilai R2 =
0,004 untuk persamaan 1 dan 0,002 untuk persamaan 2 dengan jumlah n observasi
45, maka besarnya nilai c2 hitung = n x R2 (0,18 untuk persamaan 1 dan 0,09
untuk persamaan 2). Nilai ini dibandingkan dengan c2 tabel dengan df persamaan
1 = n - k = 45 - 3= 42 dan df persamaan 2 = n - k = 45 – 4 = 41 dengan tingkat
signifikansi 0,05 didapat nilai c2 tabel persamaan 1 = 58,124 dan c2 tabel
persamaan 2 = 56,942. Oleh karena nilai c2 hitung lebih kecil dari c2 tabel, maka
model yang benar adalah model linear.
Nilai tolerance semua variabel independen >0,10 dan nilai VIF semua variabel
independen

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25