48 BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang pembinaan kedisplinan santri melalui
punishment di SMP Yayasan Ar-Risalah Padang, dan bentuk-bentuk punishment
yang diberikan kepada santri di SMP Yayasan Ar- Risalah Padang serta
kedisiplinan santri di SMP Yayasan Ar-Risalah Padang.
A. Program Pembinaan Kedisplinan Santri di Asrama melalui Punishment
di kelas VIII SMP Yayasan Ar-Risalah Padang
Disiplin adalah bentuk kepatuhan seseorang dalam mengikuti
peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran pada kata
hatinya”.1 Disiplin belajar merupakan suatu keadaan tertib dan teratur yang
dimiliki oleh peserta didik dalam belajar, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran
yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
peserta didik.2
Kedisiplinan di sekolah berfungsi sebagai alat pendidikan dan alat
menyesuaikan dalam membentuk sikap dan tingkah laku yang baik yang
nantinya akan digunakan dan diaplikasikan juga dalam lingkungan kelurga
maupun lingkungan masyarakat sehingga menghasilkan peserta didik yang
memiliki jiwa disiplin”.3Dalam menjalankan peraturan tentu ini di dukung
dengan adanya minat peserta didik dalam menjalakan dan mengikuti serta
mematuhi peraturan tersebut. Pernyataan ini sesuai dengan sesuai dengan apa

1

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Aneka Cipta, 1980), hal. 114
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasisi Sekolah,(Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012) h. 173
3
Meichati, Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: FIP IKIP Semarang, 1997), hal. 7
2

48

49

yang dikatakan oleh Ali Usman selaku Kepala SMP Yayasan Ar-Risalah
yang mengatakan bahwa:
Disiplin itu memang harus dimulai dari diri sendiri, setelah diri
seseorang itu sudah menerapkan disiplin maka semua kegiatannya akan
disiplin, maka tugas kita sebagai seorang guru untuk menerapkan disiplin
kepada santri, dengan membiasakan santri untuk berdisiplin, maka dengan
sendirinya santri terbiasa untuk disiplin.4

B.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat digambarkan bahwa
disiplin itu harus dimulai dari minat pribadi masing-masing, dengan adanya
sikap disiplin yang tertanam dalam diri seseorang maka semua aspek kegiatan
belajarnya akan berjalan dengan disiplin. Begitu pun halnya dengan disiplin
santri yang tinggal di asrama. Setiap santri yang tinggal di asrama pun dibina
kedisiplinannya. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rama
Dhuha sebagai Pembimbing I:
Setiap santri yang tinggal di asrama SMP Yayasan Ar- Risalah
dibina kedisiplinannya, pembinaan kedisiplinan santri ini dengan
pembinaan cinta, peduli dan disiplin yang semua itu merujuk kepada buku
panduan bagi guru pembimbing dalam menjalankan tugasnya sebagai
pembimbing santri di asrama.5
Jika dilihat dari buku panduan dan laporan kegiatas keasramaan SMP
Yayasan Ar-Risalah, pernyataan dari Rama Dhuha selaku pembimbing I
tersebut sesuai dengan apa yang tertera dalam buku panduan tersebut, adapun
motto dari pembinaan yang dilakukan oleh para pembimbing asrama bagi
santri yang tinggal di asrama adalah “Pembinaan dengan cinta, peduli dan


4

Ali Usman, Kepala SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Sabtu 14 Januari 2017
Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Sabtu 14
Januari 2017
5

50

disiplin” dengan tujuan mengantarkan anak-anak bianaan menuju generasi
penuh berkah yang ditunggu-tunggu oleh zamannya.6
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa untuk
pembinaan kedisiplinan santri yang tinggal di asrama, setiap pembimbing
atau musyrif yang melakukan pembinaan harus merujuk kepada buku
panduan dan laporan kegiatas keasramaan karena dalam buku tersebut
dijelaskan bagaimana aturan dan cara kerja pembimbing dalama membimbing
santri.
Mengenai pembinaan kedisiplinan melalui punishment (hukuman) juga
harus didasari dengan cinta. Maksudnya, hukuman yang diberikan oleh
seorang pembimbing kepada santri yang melanggar bukan sebagai bentuk

siksaan atau pun azab melainkan sebagai bentuk cinta dan kasih sayang
seorang pembimbing kepada santri yang dibinanya, agar santri tersebut sadar
dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang dikatakan Irga Mudja SB
sebagai Pembimbing II yang menyatakan bahwa :
Pembinaan kedisiplinan santri di SMP Yayasan Ar- Risalah ini
didasarkan pada pembinaan cinta. Pembinaan dengan cinta maksudnya
suasana pembinaan antara pembimbing dengan santri terlaksana dengan
penuh kasih sayang dan ada komunikasi yang sehat dan harmonis antara
pembimbing dengan santri, dan jika ada santri yang bermasalah langsung
ditangani dengan cepat dan tepat.7

6
Pengasuhan Perguruan Islam Ar-Risalah, Buku Panduan dan Laporan Kegiatas
Keasramaan, h. iii
7
Irga Mudja SB, Pembimbing II Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Sabtu 14
Januari 2017

51


Hal senada dengan pernyataan Irga Mudja SB juga disampaikan oleh
Rama Dhuha sebagai Pembimbing I yang menyatakan bahwa :
Pembinaan kedisiplinan melalui punishment (hukuman) tidak
didasarkan kepada pemberian hukuman langsung kepada santri, melainkan
punishment yang diberikan didasarkan pada pembinaan cinta, jika ada
santri yang bermasalah, maka pembimbing langsung menyelesaikan
masalah santri tersebut dengan terpat dan cepat.8
Pernyataan di atas juga diperkuat oleh Rahmat, yang mengatakan
bahwa :
Setiap pembimbing asrama atau musyrif selalu membina para
santrinya dengan menjalin rasa kedekatakan dan keakraban seperti seorang
anak dengan orang tua, ketika ada santri lain yang membuat kesalahan,
maka pembimbing langsung memberikan nasehat dengan penuh
kelembutan.9
Observasi yang penulis lakukan mengenai pembinaan kedisiplinan
melalui punishment yang didasari dengan cinta, ketika ada kesalahan yang
dilakukan oleh seorang santri, maka seorang pembimbing tidak langsung
menghukumnya secara fifsik, melainkan punishment yang didasari dengan
cinta dengan cara menyuruh santri untuk mengkhatamkan al-Qur’an,

menambah hafalan, dan i’tiqaf atau berdiam diri di masjid dan lain-lain. Ini
menunjukkan bahwa pembinaan kedisiplinan melalui punishment yang
dilakukan oleh musyrif sebagai pembimbing asrama memang didasari dengan
cinta.10
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pembinaan
kedisiplinan melalui punishment (hukuman) tidak harus selalu dilakukan
8
Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Senin 16
Januari 2017
9
Rahmat, Santri SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Selasa 17 Januari 2017
10
Penulis, SMP YayasanAr- Risalah, observasi, Selasa 17 Januari 2017

52

dengan pemberian hukuman yang membuat santri merasa terhukumi akan
kesalahannya, melainkan hukuman yang diberikan didasarkan atas cinta, ini
tujuannya agar tercipta suasana keakraban atau kedekatan antara musyrif
sebagai pembimbing dengan santri.

Pembinaan kedisiplinan melalui punishment (hukuman) juga harus
didasari dengan rasa kepedulian, maksudnya adalah pembinaan didasarkan
kepada tersikapinya kondisi santri dengan bijak dan terperhatikannya
bagaimana perkembangan santri, serta terwujudnya asrama yang bersih, rapi
dan indah. Dengan demikian kepedulian santri terhadap lingkungannya akan
terwujud.
Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rama Dhuha
sebagai Pembimbing I:
Santri yang tinggal di asrama dibina kedisiplinannya, pembinaan
kepeduliannya terhadap dirinya sendiri, teman-temannya, serta
kepeduliannya terhadap lingkungan tempat tinggalnya, pembinaan
kedisiplinan melalui punishment yang didasari dengan rasa kepedulian
seperti : jika ada santri yang sering melakukan kesalahan, dan tidak mau
meingikuti aturan disiplin santri, maka sanksi bagi santri tersebut adalah
membersihkan lingkungan asrama, berupa : membersihkan tempat tidur,
WC, dan lain-lain sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan dan
keidahan asrama.11
Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang dikatakan Irga Mudja SB
sebagai Pembimbing II yang menyatakan bahwa :
Pembinaan kedisiplinan melalui punishment yang didasari dengan

rasa kepedulian, ini diberikan kepada santri yang sering melanggar aturan
disiplin yang telah ditetapkan, maka sebagai punishment yang diberikan
11

Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Selasa, 17
Januari 2017

53

kepada santri tersebut berupa pembinaan akan peduli lingkungan asrama,
dengan menyuruh santri tersebut membersihkan lingkungan asrama,
seperti : tempat tidur, WC, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa pembinaan
kedisiplinan santri melalui punishment yang didasari dengan kepedulian,
dengan cara ketika ada pelanggaran yang dilakukan oleh santri, maka
pembimbing memberikan punishment kedisiplinan berupa menyuruh santri
tersebut membersihkan lingkungan asrama berupa : membersihkan tempat
tidur, WC, dan lain-lain sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan dan
keidahan asrama.
Observasi yang dilakukan mengenai pembinaan kedisiplinan melalui

punishment yang didasari dengan kepedulian, ketika ada kesalahan yang
dilakukan oleh seorang santri, maka seorang pembimbing tidak langsung
menghukumnya secara fifsik, melainkan punishment yang didasari dengan
kepedulian dengan cara menyuruh santri untuk membersihkan lingkungan
asrama sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan dan keidahan asrama
dan kegiatan ini pun akan diawasi dan dipantau selalu oleh pembimbing.12
Pembinaan kedisiplinan melalui punishment (hukuman) juga harus
didasari dengan rasa disiplin, maksudnya adalah pembinaan didasarkan
kepada terwujudnya pelaksanaan tugas-tugas dengan tertib dan disiplin oleh
setia santri.
Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rama Dhuha
sebagai Pembimbing I:

12

SMP YayasanAr- Risalah, observasi, Selasa 17 Januari 2017

54

Pembinaan kedisiplinan melalui punishment (hukuman) didasari

dengan rasa disiplin, bertujuan agar para santri memahami apa yang
menjadi tugas dan tanggung jawab dia, serta tugas dan tanggung jawab
tersebut dia lakukan dengan disiplin. Tugas dan tanggung jawab santri itu
berupa piket muraqabah, melaksanakan tahfidz, melaksanakan tasqif, piket
ahad, mentoring dan rapat jaanah sesuai jadwal.13
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa pembinaan
kedisiplinan melalui punishment (hukuman) dengan membuat santri tersebut
paham dan mengerjakan tugas dan tanggung jawab santri itu sendiri, berupa
piket muraqabah, melaksanakan tahfidz, melaksanakan tasqif, piket ahad,
mentoring dan rapat jaanah sesuai jadwal. Dengan demikian santri tersebut
akan menjadi santri yang disiplin.
Disiplin dapat digunakan sebagai suatu pendekatan dalam proses
pembelajaran, karena dengan disiplin proses pembelajaran dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya dengan kata lain disiplin berperan untuk mewujudkan
proses pembelajaran menjadi lancar dan efektif. Untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif tentu dibutuhkan punishment (hukuman). Dengan
adanya punishment (hukuman) maka siswa akan menjadi fokus dalam
mengikuti kegiatan belajar. Maka punishment (hukuman) itu bisa terlaksana
ketika ada yang berperan untuk menjalankannya.
Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang dikatakan Irga Mudja SB

sebagai Pembimbing II yang menyatakan bahwa :
Seorang musyrif atau pembimbing biasanya mengawasi 30 orang
siswa selama siswa berada di asrama yaitu dari jam 15.00 WIB sampai
dengan 07.00 WIB. Musyrif atau pembimbing juga mempunyai peran
13

Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Selasa, 17
Januari 2017

55

yang banyak dalam pembinaan kedisiplinan
melalui punishment
(hukuman) di SMP Yayasan Ar- Risalah yaitu dalam keseharian siswa.
Misalnya dalam memantau kebiasaan siswa untuk tidak mengkonsumsi
hal-hal yang berbau non-islami baik itu dari segi musik, bacaan, novel dan
siswa juga tidak dibenarkan membawa HP selama berada di SMP Yayasan
Ar- Risalah. Pengasuhan atau asrama adalah lahan yang juga di
manfaatkan untuk pembinaan kedisiplinan melalui punishment (hukuman)
di SMP Yayasan Ar- Risalah, kerena sebagian besar waktu berada di
pengasuhan dan pemantauan dapat dilakukan secara langsung oleh
pembimbing asrama atau musyrif. Pembimbing asrama atau musyrif
memiliki waktu yang lebih banyak untuk memantau perkembangan santri
baik dari segi kedisiplinan yang diterapkan dalam keseharian siswa ketika
berada dilingkungan asrama.14
Kemudian hasil wawancara dengan pembimbing I di SMP Yayasan ArRisalah, menuturkan tentang pembinaan kedisiplinan melalui punishment
(hukuman) di SMP Yayasan Ar- Risalah sebagai berikut;
Santri diberi arahan untuk kemudian menjalankannya atau
mempraktekkannya secara langsung. Penerapan pembinaan kedisiplinan
melalui punishment (hukuman) di SMP Yayasan Ar- Risalah apabila
dipersentasekan, untuk pengasuhan 60% dan 40%-nya lagi diterapkan di
sekolah. Program yang dilaksanakan di pengasuhan salah satunya adalah
Tarbiyah Tsaqafiyah. Tarbiyah Tsaqafiyah yang bertujuan untuk
menambah pemahaman siswa di luar materi pelajaran yang diterimanya di
sekolah.15
Hasil akhir dari pembinaan kedisiplinan

melalui punishment

(hukuman) di SMP Yayasan Ar- Risalah, diharapkan setiap santri memiliki
10 (Sepuluh) karakteristik siswa SMP Yayasan Ar- Risalah. Sepuluh karakter
tersebut adalah:
1.
2.
3.

Beraqidah lurus
Beribadah benar
Berakhlak mulia
14

Irga Mudja SB, Pembimbing II Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Selasa,
17 Januari 2017
15
Rama Dhuha, Kepala SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Rabu, 18 Januari 2017

56

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Berwawasan luas
Berbadan sehat
Bersungguh-sungguh
Menghargai
Mandiri
Cinta tanah air
Rahmat bagi semesta16
Setiap santri SMP Yayasan Ar- Risalah yang dibina kedisiplinannya

melaui punishment (hukuman) diharuskan untuk memiliki 10 (Sepuluh)
karakteristik tersebut. Tentu karakter ini akan dapat terwujud dengan
pembinaan kedisiplinan melalui punishment (hukuman) yang baik dan benar.
Tujuan dengan pembinaan kedisiplinan

melalui punishment (hukuman)

adalah untuk mewujudkan visi SMP Yayasan Ar- Risalah itu sendiri yakninya;
“Profesional, berkualitas dan berwawasan lingkungan dalam membangun
generasi penuh berkah.17
Berdasarkan karakteristik di atas pada setiap tingkatan memiliki
kompetensi masing-masing. 10 (Sepuluh) tersebut pada tingkat SMP Yayasan
Ar- Risalah di rinci menjadi kompetensi produk tarbiyah yang dihasilkan dari
pembinaan kedisiplinan, sebagai berikut:
1. Beraqidah lurus
a. Tidak mengkafirkan seorang muslim
b. Mengingkari orang-orang yg memperolok-olokkan ayat-ayat allah swt
& tidak bergabung dlm majelis mereka
c. Mengetahui batasan berwala dan berbara' dalam berteman
d. Berusaha meraih rasa manisnya beribadah
2. Beribadah benar
16
Dokumentasi, 10 Karakteristik Siswa Madrasah Aliyah Perguruan Islam Ar-Risalah
Padang, 2017
17
Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Rabu, 18
Januari 2017

57

a.
b.
c.
d.

Banyak bertaubat
Amar ma’ruf dan nahi munkar
Tilawah minimal ½ juz sehari
Hafal juz 3 dengan tartil

3. Berakhlak mulia
a. Tidak membangkang/keras kepala (inad)
b. Tidak iri dan dengki
c. Berterimakasih kepada orang yang berbuat baik terhadapnya
d. Memuliakan tamu
4. Berwawasan luas
a. Mengkaji marhalah makkiyah dan madaniyah
b. Memahami fiqh haji
c. Mengetahui kerugian dunia akibat kemunduran muslimin
d. Mengetahui urgensi khilafah dan kesatuan umat Islam
5. Berbadan sehat
a. Mampu menyiapkan makanan
b. Tidur rata-rata 6 – 8 jam sehari
c. Bangun sebelum fajar
6. Bersungguh-sungguh
a. Shalat menjadi barometer manajemen waktunya
b. Memberitahu pengasuhnya tentang problematikanya
7. Menghargai
a. Memberi hadiah kepada tetangganya
b. Menolong yang terzhalimi
c. Membantu saudaranya yang sakit
8. Mandiri
a. Berusaha memiliki spesialisasi
b. Mengutamakan produk umat Islam
9. Cinta tanah air
a. Menjunjung tinggi NKRI
b. Menjaga kesatuan dan kedaulatan NKRI
10. Rahmat bagi semesta
a. Tidak terpengaruh aliran sesat
b. Amar ma’ruf nahy Munkar.18

18

Dokumentasi, 10 Karakteristik Siswa Madrasah Aliyah Perguruan Islam Ar-Risalah
Padang, 2017

58

Pembinaan kedisiplinan melalui punishment (hukuman) di SMP
Yayasan Ar- Risalah

diharapkan nantinya memiliki 10 kompetensi

santritersebut. Semua santri ditanamkan pendidikan rasa kedisiplinan yang
sama, yang menjadi bedanya hanyalah pengamalan disiplin tersebut.
Pembinaan kedisiplinan

melalui punishment (hukuman) yang ditanamkan

kepada santri ditujukan agar santri bisa disiplin dalam mengemban 10
(Sepuluh) karakteristik santri tersebut selepas tamat dari SMP Yayasan ArRisalah.19
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di SMP
Yayasan

Ar-

kedisiplinan

Risalah

dapat

ditarik

kesimpulan

bahwa

pembinaan

melalui punishment (hukuman) yang dilakukan oleh para

pembimbing asrama bagi santri yang tinggal di asrama adalah pembinaan
dilakukan dengan cinta, peduli dan disiplin,

ini bertujuan mengantarkan

anak-anak bianaan menuju generasi penuh berkah yang ditunggu-tunggu oleh
zamannya, serta setiap santri SMP Yayasan Ar- Risalah yang dibina
kedisiplinannya melaui punishment (hukuman) setiap santri yang telah dibina
kedisiplinannya diharuskan untuk memiliki 10 (Sepuluh) karakteristik santri
SMP Yayasan Ar- Risalah. Tentu karakter santri ini akan dapat terwujud
dengan pembinaan kedisiplinan melalui punishment (hukuman) yang baik
dan benar.

19

Ali Usman, Kepala SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Selasa, 17 Januari 2017

59

B. Bentuk-bentuk Punishment yang Diberikan kepada Santri di kelas VIII
SMP YayasanAr- Risalah Padang
Kedisiplinan merupakan suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki
oleh peserta didik dalam belajar, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang
merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta
didik.20 Dalam menjalankan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan tentu
ini di dukung dengan adanya minat dan kesungguhan peserta didik dalam
menjalakan dan mengikuti serta mematuhi peraturan-peraturan yang ada
tersebut.
Adapun bagi

santri yang tinggal di asrama harus menjalankan

peraturan disiplin yang ada di asrama tersebut, peraturan kedisiplinan yang
ada di asrama tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : tata tertib santri
ketika berada di asrama, tata tertib santri ketika berada di kamar mandi, dan
tata tertib santri ketika makan dan minum.21
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan memang terdapat
peraturan-peraturan bagi santri SMP Yayasan Ar- Risalah yang tinggal di
asrama dan peraturan itu harus dijalankan, baik itu peraturan ketika berada di
asrama, atau pun peraturan ketika berada di kamar mandi, mau pun peraturan
ketika jam makan dan minum, kesemua peraturan tersebut harus dijalankan
oleh santri dengan disiplin.22

20

Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasisi Sekolah,(Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012) h. 173
21
Pengasuhan Perguruan Islam Ar-Risalah, Buku Panduan dan Laporan Kegiatas
Keasramaan, h. 6-7
22
Penulis, SMP YayasanAr- Risalah, observasi, Rabu, 18 Januari 2017

60

Adaupun punishment (hukuman) yang diberikan oleh musyrif sebagai
pembimbing asrama santri tersebut, ketika melanggar disiplin peraturan yang
telah ditetapkan, maka punishment (hukuman) berupa teguran lisan, teguran
lisan ini berupa : pemberian arahan oleh musyrif sebagai pembimbing kepada
santri agar santri tersebut tidak melanggar disiplin yang telah ditetapkan oleh
pihak sekolah.23
Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang dikatakan Irga Mudja SB
sebagai Pembimbing II yang menyatakan bahwa :
Musyrif atau pembimbing juga mempunyai peran yang banyak
dalam pembinaan kedisiplinan melalui punishment (hukuman) di SMP
Yayasan Ar- Risalah yaitu dalam keseharian siswa. Misalnya dalam
memantau kebiasaan santri, jika ada santri yang melanggar aturan tersebut
langkah pertama diberikan teguran lisan.24
Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rama Dhuha
sebagai Pembimbing I:
. Pembimbing asrama atau musyrif memiliki waktu yang lebih
banyak untuk memantau perkembangan santri baik dari segi kedisiplinan
yang diterapkan dalam keseharian siswa ketika berada dilingkungan
asrama. Pengasuhan atau asrama adalah lahan yang juga di manfaatkan
untuk pembinaan kedisiplinan melalui punishment (hukuman) di SMP
Yayasan Ar- Risalah, kerena sebagian besar waktu berada di pengasuhan
dan pemantauan dapat dilakukan secara langsung oleh pembimbing
asrama atau musyrif. Ketika santri tersebut bermasalah ketika berada di
asrama maka tugas musyrif sebagai pembimbing yang menyelesaikan
masalah tersebut, dan jika santri tersebut melanggar aturan yng telah
ditetapkan, maka musyrif sebagai pembimbing yang akan meberikan
peringatan keada santri yang melanggat tersebut.25

23

Ali Usman, Kepala SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Rabu, 18 Januari 2017
Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Kamis,
19 Januari 2017
25
Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Selasa, 17
Januari 2017
24

61

Berdasarkan pendapat dapat di atas dapat dipahami bahwa hal yang
pertama yang dilakukan oleh pembimbing ketika santri melakukan kesalahan,
maka punishment (hukuman) adalah peringatan secara lisan, maka di sini jelas
bahwa fungsi musyrif atau pembimbing dalam konteks pembinaan melalui
punishment (hukuman) sebagai pembimbing sebagai berikut :
1. Musyrif atau pembimbing memantau pelaksanaan amal yaumiyah (amalan
harian) peserta mentoring/siswa sebagai indikator pencapaian muwashafat
siswa.
2. Musyrif atau pembimbing menamkan karakter kepada peserta mentoring
sesuai dengan target muwashafat dalam modul panduan pelaksanaan
mentoring.
3. Musyrif atau pembimbing dapat menjadi media berkonsultasi atau orang
yang dapat dijadikan siswa tempat berkonsultasi.
4. Metode pendekatan dan pembelajaran yang beragam dengan melaksanakan
rekreasi atau rihlah dapat menjalin ukhuwah lebih dekat antara
pembimbing dengan siswa.26
Kemudian hasil wawancara dengan pembimbing di SMP Yayasan ArRisalah, menuturkan tentang pembinaan kedisiplinan melalui punishment
(hukuman) di SMP Yayasan Ar- Risalah sebagai berikut;
Santri diberi arahan untuk kemudian menjalankannya atau
mempraktekkannya secara langsung. Penerapan pembinaan kedisiplinan
melalui punishment (hukuman) di SMP Yayasan Ar- Risalah apabila.
Program yang dilaksanakan di pengasuhan salah satunya adalah Tarbiyah
Tsaqafiyah. Tarbiyah Tsaqafiyah yang bertujuan untuk menambah
26

Dokumentasi, 10 Karakteristik Siswa Madrasah Aliyah Perguruan Islam Ar-Risalah
Padang, 2017

62

pemahaman siswa di luar materi pelajaran yang diterimanya di sekolahdan
menjalankan peraturan tersebut..27
Punishment yang diberikan berupa arahan atau kafarat (hukuman).
Contoh hukumannya berupa khatam al-Qur’an, menambah hafalan, berdiam
diri di masjid dan lain-lain. Hukuman yang diberikan tidak pernah berupa
hukuman fisik ataupun finansial. selain hukuman tersebut, santri yang
melakukan pelanggaran juga diberikan sanksi berupa membersihkan asrama,
WC, dan lain sebagainya.28
Selanjutnya, di SMP Yayasan Ar- Risalah pembinaan kedisiplinan
melalui punishment (hukuman) bukan hanya melalui punishment (hukuman)
saja, tetapi juga ditambahkan dengan pengurangan kredit point, setiap santri
yang melakukan pelanggaran maka kredit pointnya akan berkurang.
Jika santri tersebut, walau sudah diberi peringatan, dan sudah dikurangi
kredit pointnya masih tetap melakukan pelanggaran, maka langkah yang
dilakukan oleh pembmbing langsung mengkonsultasikan permaslahan santri
tersebut kepada orang tuanya.
Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang dikatakan Irga Mudja SB
sebagai Pembimbing II yang menyatakan bahwa :
Musyrif atau pembimbing ketika sudah memberikan peringatan satu
kali kepada santri, jika santri tersebut masih melanggar aturan, maka
pembimbing langsung mengkomunikasikan permasalahan dengan orang

27

Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Selasa, 17
Januari 2017
28
Ali Usman, Kepala SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Rabu, 18 Januari 2017

63

tua santri tersebut dan menyelesaikan masalah tersebut dengan santri dan
orang tua.29
Berdasarkan observasi yang dilakukan memang ketika santri melalukan
kesalahan untuk yang kedua kalinya, musyrif atau pembimbing langsung
mengkomunikasikan permasalahan permasalahan tersebut dengan orang tua
santri, sekaligus memberitahukan bagaimana perkembangan santri tersebut di
sekolah.30
Selanjutnya, jika santri tersebut masih melakukan kesalahan setelah
dikomunikasikan dengan orang tua, maka musyrif atau pembimbing bekerja
sama dengan guru Bimbingan dan Konseling untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut, serta mencari jalan keluar dari permasalahan
tersebut.31
Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang dikatakan Irga Mudja SB
sebagai Pembimbing II yang menyatakan bahwa :
Setelah dilakukannya komunikasi antara pembimbing dengan orang
tua mengenai permasalahan santri tersebut. Namun santri masih
melakukan kesalahan, maka tahap selanjutnya adalah dengan bekerja sama
dengan guru Bimbingn dan Konseling untuk mencari solusi dari
permalsalahan tersebut.32
Observasi yang penulis lakukan, ketika santri tersebut masih melakukan
kesalahan, musyrif atau pembimbing

29

melaporkan permasalahan santri

Irga Mudja SB, Pembimbing II Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Kamis,
Jumat, 20 2017
30
SMP YayasanAr- Risalah, observasi, Sabtu, 21 Januari 2017
31
Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Sabtu, 21
Januari 2017
32
Irga Mudja SB, Pembimbing II Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Sabtu,
21 Januari 2017

64

tersebut kepada guru guru Bimbingn dan Konseling untuk mencari solusi dari
permalsalahan tersebut.
Ketika santri, sudah diberikan peringatan pertama dan peringatan
kedua, santri tersebut masih melanggar, maka musyrif atau pembimbing
melaporkan permasalahan tersebut kepada pihak Yayasan, kemudia pihak
Yayasan menghubungi dan memanggil orang tua santri, ketika sudah bertemu
antara orang tua santri dengan pihak Yayasan maka ini adalah peringatan
terakhir bagi santri tersebut, jika masih melakukan kesalahan yang fatal maka
santri tersebut akan dikeluarkan dari sekolah.33
Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang dikatakan Ali Usman sebagai
Kepala SMP YayasanAr- Risalah menyatakan bahwa :
Santri yang masih tidak mau disiplin dan melanggar peraturan yang
ada di sekolah, maka sebagai tindakan terakhir, permasalahan ini akan
dilaporkan kepada pihak Yayasan, dan pihak Yayasan inilah yang
nantinya memanggil orang tua siswa dan membat perjanjian terakhir antara
guru, pihak sekolah, dan orang tua santri, jika nantinya dikemudian hari
masih ditemukan pelanggaran yang berat, maka santri tersebut akan
dikeluarkan dari sekolah.34
Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rama Dhuha
sebagai Pembimbing I:
. Santri yang masih melakukan kesalahan, jika kesalahan tersebut
sudah berat dan maka musyrif atau pembimbing, pihak Yayasan beserta
orang tua santri tersebut akan memproses santri tersebut, tujuannya agar
memberi efek jera kepada santri tersebut supaya tidak membuat kesalahan,

33

Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Senin, 23
Januari 2017
34
Ali Usman, Kepala SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Senin, 23 Januari 2017

65

jika santri tersebut masih melanggar maka dengan terpaksa santri tersebut
akan dikeluarkan dari sekolah.35
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di SMP
Yayasan Ar- Risalah dapat ditarik kesimpulan bahwa punishment yang
diberikan berupa arahan atau kafarat (hukuman). Contoh hukumannya berupa
khatam al-Qur’an, menambah hafalan, berdiam diri di masjid dan lain-lain.
Hukuman yang diberikan tidak pernah berupa hukuman fisik ataupun
finansial. selain hukuman tersebut, santri yang melakukan pelanggaran juga
diberikan sanksi berupa membersihkan asrama, WC, dan lain sebagainya.
Langkah selanjutnya yang diambil oleh Musyrif atau pembimbing dalam
memberikan punishment adalah dengan memberi peringatan lisan, jika masih
melanggar, maka diberi tindakan kedua, dengan melaprkan masalah tersebut
kepada orang tua, selanjutnya jika santri tersebut masih melanggar, maka
diambil tindakan ketiga dengan bekerja sama dengan guru Bimbingn dan
Konseling untuk mencari solusi dari permalsalahan tersebut.Jika masih terjadi
kesalahan maka dilaprkan kepada pengurus Yayasan dan pengurus yayasan
memanggil orang tua santri tersebut.
Musyrif atau pembimbing selain memberikan

punishment juga

memantau pelaksanaan amal yaumiyah (amalan harian) Musyrif atau
pembimbing menamkan karakter kepada peserta mentoring sesuai dengan
target muwashafat Musyrif atau pembimbing

dapat menjadi media

berkonsultasi atau orang yang dapat dijadikan siswa tempat berkonsultasi

35

Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Selasa, 24
Januari 2017

66

Metode pendekatan dan pembelajaran yang beragam dengan melaksanakan
rekreasi atau rihlah dapat menjalin ukhuwah lebih dekat antara pembimbing
dengan siswa.
C. Evaluasi pembinaan kedisplinan santri di Asrama melalui Punishment di
kelas VIII SMP Yayasan Ar-Risalah Padang
Tujuan utama dalam disiplin adalah untuk mengajarkan santri agar
dapat mengendalikan diri sendiri dan mempunyai pemahaman tentang arti
pentingnya disiplin dan menurut, dia tau menjalankan, kewajibannya. Dengan
demikian dia dapat mengerti larangan-larangan, dia dapat membedakan
tingkah laku yang baik dan benar. Ada kesadaran bagaimana mengendalikan
keinginan perbuatan sesuatu tanpa ada perasaan yang diancam oleh hukuman
atau ganjaran bentuk apa pun. Terkait dengan kesadaran, tentu kesadaran juga
diiringi dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini
guru akidah akhlak sudah memberikan tugas, namun masih ada beberapa
siswa yang tidak membuat tugas yang diberikan tersebut.
Terkait dengan kedisiplinan santri di SMP Yayasan Ar- Risalah Padang,
setelah dilakukannya pembinaan kedisiplinan melalui kegiatan punishment,
maka hasil dari kegiatan tersebut santri memiliki kedisiplinan yang baik,
indikasi ini ditandai dengan santri telah bisa dengan disiplin menjalankan
peraturan-peraturan yang ada di sekolah, seperti menjalankan peraturan
berupa tata tertib ibadah, tata tertib asrama, tata tertib makan dan minum, tata
tertib dalam berolah ragadan tata tertib perizinan santri, serta tata tertib
halaqah atau mentoring.

67

Berkaitan dengan tata tertib dalam menjalankan ibadah, santri yang
berada di asrama sudah dengan sadar dan sendirinya dia langsung
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Pernyataan di atas sesuai
dengan apa yang dikatakan Ali Usman sebagai Kepala SMP YayasanArRisalah yang menyatakan bahwa :
Santri yang yang berada di asrama sudah menajalankan disiplin
peraturan yang ada di sekolah, kepatuhan santri dalam menjalankan
peraturan sekolah ini dikarenakan pembinaan yang diberikan oleh para
guru-guru kepada santri, sehingga menghasilkan santri yang memiliki jiwa
disiplin dalam beribadah.36
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa santri di SMP
Yayasan Ar- Risalah Padang sudah disiplin dalam menjalankan tata tertib
ibadah.
Selanjutnya, mengenai disiplin santri ketika berada di asrama, setelah
diadakannya pembinaan dan pengayoman terhadap santri, maka santri dengan
sendirinya akan tergerak hatinya untuk mau disiplin dalam menjalankan tata
tertib asrama, karena bagi santri yang tinggal di asrama, asrama adalah
rumahnya.
Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rama Dhuha
sebagai Pembimbing I:
. Santri di SMP Yayasan Ar- Risalah Padang yang tinggal di asrama
sudah bisa untuk disiplin dalam menjalankan tata tertib yang berkaitan
dengan tata tertib di asrama, ini dikarenakan setiap santri sudah diberi beka

36

Ali Usman, Kepala SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Rabu, 25 Januari 2017

68

untuk disiplin dalam menjalankan peraturan sekolah sesuai dengan aturanaturan yang berlaku..37
Mengenai tata tertib makan dan minum, tata tertib dalam berolah
ragadan tata tertib perizinan santri, serta tata tertib halaqah atau mentoring,
seluruh santri sudah bisa untuk disiplin dalam mengikuti tata tertib dalam
berolah ragadan tata tertib perizinan santri, serta tata tertib halaqah atau
mentoring. Bahkan dalam hal ini santri tidak pernah berebut dalam hal makan
dan minum, tidak pernah seenaknya saja keluar masuk kelas dan santri pun
tertib dalam menjalankan aturan yang telah disepakati..
Disiplin merupakan suatu kegiatan mengajar anak untuk berbuat dan
berprilaku baik sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku, yang disetujui
kelompok atau lingkungan. Sayang sekali kata disiplin bagi siswa sering
diambil dari sisi negatif, sehingga banyak siswa berfikir disiplin berarti
hukuman dan sikap keras, yang dilakukan guru terhadap siswa. 38
Penanaman nilai disiplin tidak bisa satu kali, namun harus dilakukan
dengan

berkesinambungan.

Tujuan

pelaksanaan

disiplin

ini

adalah

membangun karakter siswa. Sehingga prinsip dalam disiplin adalah
pendidikan karakter yang berkesinambungan, disiplin mengayomi pendidikan
karakter yang dibutuhkan siswa. Kegiatan disiplin menjadi salah satu sarana
mempercepat perkembangan karakter siswa. Bisa dikatakan pendidikan
disiplin yang ada dalam pembinaan disiplin di SMP Yayasan Ar-Risalah

37

Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Selasa, 24
Januari 2017
38
Tu’u, Tulus, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta:
Grasindo,2004), h. 48-49

69

porsinya lebih besar. Serta evaluasi perkembangan anak lebih banyak dan
intensif dilaksanakan dan diawasi serta melibatkan semua aspek yang ada di
sekolah.39
Sebagai seorang

pembimbing dalam melihat peningkatan siswa,

musyrif atau pembimbing sangat ditekankan untuk dapat menjadi teladan bagi
peserta yang mentoring dan ini juga merupakan salah satu usaha musyrif atau
pembimbing dalam pendidikan karakter dengan memberikan contoh teladan
yang baik dari ustadz yang menjadi contoh disiplin bagi siswa. Musyrif atau
pembimbing yang sekaligus juga merupakan tenaga pengajar siswa di sekolah
telah terlebih dahulu memberikan contoh teladan yang baik kepada peserta
mentornya.
Musyrif atau pembimbing sebagai seorang yang akan menanamkan
akhlakul karimah kepada santri, musyrif atau pembimbing telah terlebih
dahulu menerapkan hal tersebut ataupun dalam mencontohkan ukhwah yang
baik mentor telah terlebih dahulu melakukannya. Oleh karena itu sebagai
pengelola musyrif atau pembimbing melakukan pemilihan kriteria kedisiplinan
karena hal ini akan mempengaruhi pelaksanaan kedisiplinan termasuk dari
segi keteladanan sangat diutamakan. Pada pelaksanaannya juga dilakukan
pengawasan atau memberikan fasilitas yang menambah wawasan musyrif atau
pembimbing dalam mengelola kelompok pembinaan disiplin.40
Penerapan disiplin siswa dilakukan dalam setiap kesempatan proses
pendidikan, setiap prosesnya diisi dengan penerapan karakter terhadap siswa.
39

Ali Usman, Kepala SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Kamis, 26 Januari 2017
Rama Dhuha, Pembimbing I Asrama SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Selasa, 24
Januari 2017
40

70

Seperti yang dilakukan dalam musyrif atau pembimbing yang membimbing
harus menerapkan dengan keteladanan karena sangat berpengaruh kepada
siswa. Hal yang mendukung dalam bimbingan ini adalah dari segi materimateri keislaman yang diajarkan berpeluang besar dan lebih fokus untuk
mengarahkan karakter siswa. Pada intinya pendidikan karakter dalam
mentoring dengan proses belajar mengajar di kelas memiliki tujuan yang sama
namun dilaksanakan dengan proses yang berbeda.
Proses mengawasi kedisiplinan santri oleh musyrif atau pembimbing
dilaksanakan mengacu kepada karakter yang harus dimiliki santri yakninya h.
Ketercapaian target kedisiplinan oleh musyrif atau pembimbing salah satunya
diketahui dengan instrument evaluasi amalan harian yang dikumpulkan sekali
sepekan sebagai evaluasi proses yang diisi oleh musyrif atau pembimbing.
Evaluasi proses ini akan berlanjut menjadi penilaian ketercapaian muwashafat
siswa yang diisi oleh mentor, penilaian ini akan ditambahkan lagi dengan nilai
ujian mentoring pada akhir semester. Ketidak tercapaian target selanjutnya
akan menjadi tugas tenaga pengajar dan pembina di pengasuhan untuk
membimbingnya.41
Hasil penelitian di atas menyatakan secara umum kegiatan dalam
pembinaan kedisiplinan bertujuan mendidik dan melatih karakter siswa yang
dilakukan secara berkesinambugan. Dengan terintegrasinya pendidikan
karakter pada proses pendidikan yang ada di SMP Yayasan Ar-Risalah baik
dalam proses belajar mengajar di kelas maupun di asrama,

41

musyrif atau

Ali Usman, Kepala SMP YayasanAr- Risalah, wawancara, Rabu, 01 Februari 2017

71

pembimbing menjadi kerjasama bagi guru kelas dalam proses pendidikan
karakter.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan
bahwa terkait dengan kedisiplinan santri di SMP Yayasan Ar- Risalah
Padang, ternyata hukuman tersebut supaya bisa membangkitkan rasa rendah
hati dan kesediaan untuk mengakui kesalahan dan kelemahan sendiri, lalu
memperbaiki tingkah lakunya. Karena hukuman harus membangun nilai-nilai
moral atau etis anak didik. Setelah dilakukannya pembinaan kedisiplinan
melalui kegiatan punishment, maka hasil dari kegiatan tersebut santri
memiliki kedisiplinan yang baik, indikasi ini ditandai dengan santri telah bisa
dengan disiplin menjalankan peraturan-peraturan yang ada di sekolah, seperti
menjalankan peraturan berupa tata tertib ibadah, tata tertib asrama, tata tertib
makan dan minum, tata tertib dalam berolah raga dan tata tertib perizinan
santri, serta tata tertib halaqah atau mentoring.

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62