KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH
PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF 2014
DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Syulhenisari Siregar
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Jl.St.Mohd.Arief No.32 Padangsidimpuan
Email : syulhenni@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja KPU dalam meningkatkan partisipasi
pemilih pemula pada Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Tapanuli Selatan. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan untuk kemudian data yang tekumpul diberi
interpretasi sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Hasil penelitian ini diketahui bahwa
KPU telah melakukan beberapa upaya dalam meningkatkan partisipasi pemilih pemula antara lain
sosialisasi langsung dan juga melalui media cetak maupun elektronik serta membentuk tim relawan
demokrasi KPU. Sosialisasi yang dilakukan KPU di Desa Muarat ais I hanya sosialisasi dengan
mendatangi sekolah-sekolah SMU sederajat, melakukan karnaval keliling Batang Angkola, mencetak
brosur, iklan, spanduk, dan buku sosialisasi. Faktor-faktor yang menghambat kinerja KPU dalam
meningkatkan partisipasi pemilih pemula adalah karena keterbatasan waktu dan sulitnya menjumpai
pemilih pemula yang tidak berada ditempat pada saat dilakukan sosialisasi.
Kata Kunci : Kinerja, KPU, dan Partisipasi


PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan
Negara
demokrasi. Sebagai Negara demokrasi
tentunya Pemilihan Umum (selanjutnya
disingkat Pemilu) harus ada dalam tahapan
penyelenggaraan
Negara.
Pemilu
dipandang sangat penting karena menurut
M.Yusuf (2013;45), Pemilu merupakan
perwujudan atas kedaulatan rakyat dan
demokrasi untuk menetapkan wakil rakyat
yang akan duduk pada lembaga perwakilan
rakyat dan juga memilih Presiden dan Wakil
Presiden. Melalui Pemilu rakyat dapat
memilih wakil-wakilnya yang berhak
membuat produk hukum dan melakukan
pengawasan atau pelaksanaan kehendakkehendak rakyat yang digariskan oleh

wakil-wakilnya tersebut.
Pemilu Legislatif adalah Pemilu yang
diselenggarakan untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Perwakilan
Daerah
(DPD),
Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi (DPRD
Provinsi),
dan
DPRD
Kabupaten/Kota.Adapun Undang-Undang
yang mengatur tentang Pemilu Legislatif
adalah Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu
anggota DPR, DPD, dan DPRD. Didalam
Undang-Undang tersebut dikatakan bahwa

Pemilu

sebagai
sarana
perwujudan
kedaulatan rakyat untuk menghasilkan
wakil rakyat yang aspiratif, berkualitas, dan
bertanggung jawab berdasarkan Pancasila
dan
Undang-Undang Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu
adalah sarana pelaksanaan kedaulatan
rakyat yang dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Untuk
meningkatkan
kualitas
penyelenggaraan Pemilu yang dapat

menjamin
pelaksanaan
hak
politik
masyarakat dibutuhkan penyelenggara
Pemilu yang professional serta mempunyai
integritas, kapabilitas, dan akuntabilitas.
Penyelenggara Pemilu adalah lembaga
yang menyelenggarakan Pemilu yang
terdiri atas Komisi Pemilihan Umum (KPU)
dan Badan Pengawas Pemilu sebagai satu
kesatuan fungsi penyelenggaraan Pemilu
untuk memilih anggota DPR, DPD, dan
DPRD, Presiden dan Wakil Presiden
secara langsung oleh rakyat, serta untuk
memilih Gubernur, Bupati, dan Walikota
secara demokratis. KPU adalah lembaga
penyelenggara Pemilu yang bersifat

Jurnal Ilmiah


MUQODDIMAH

nasional, tetap, dan mandiri yang
ang bertugas
melaksanakan Pemilu.
Sesuai dengan Peraturan
nK
KPU Nomor
01 Tahun 2010 tentang perubahan atas
Tahun 2008
Peraturan KPU Nomor 05 Ta
tentang Tata Kerja KPU, KPU
PU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota sehubungan diubah
or 37 Tahun
dengan peraturan KPU Nomor
ilayah kerja
2008 menyatakan bahwa wila
yah Negara

KPU meliputi seluruh wilayah
Kesatuan
Republik
Indones
ndonesia.
KPU
secara
menjalankan
tugasnya
Dalam
berkesinambungan.
U bebas dari
menyelenggarakan Pemilu, KPU
aitan dengan
pengaruh pihak manapun berkai
enangnya
pelaksanaan tugas dan wewenangn
kannya Pemilu
Tujuan dari dilaksanakann
itu sendiri adalah agar dapat memilih

ang nantinya
anggota-anggota Legislatif yang
pirasi
serta
akan
mewujudkan
aspira
Indonesia
kesejahteraan
masyarakat
dalam lima tahun kedepan.. Selain itu,
Pemilu juga
menurut Titik (2014:5)
Pe
kompetisi,
bertujuan
agar
proses
hak-hak politik
partisipasi, dan jaminan atas hak

idalam pemilu
masyarakat bisa terpenuhi. Didal
punyai hak yang
semua warga Negara mempunyai
pin politiknya
sama untuk memilih pemimpin
secara langsung.
lah pemilih
Pemilih pemula adalah
menentukan
potensial baik yang akan m
edepan. Pemilih
masa depan bangsa kedepan.
tentang arti
pemula perlu dibekali tent
masa depan
pentingnya pemilu untuk ma
ndonesia. Agar
bangsa dan Negara Indones
enerima pesta

pemilih pemula tidak meneri
u kkepasrahan
demokrasi itu sebagai suatu
enurut Abdul
dan tidak peduli. Karena menur
ula merupakan
Gafar (2014:1), pemilih pemula
kehidupan
segmen
strategis
dalam
mlah pemilih
demokrasi. Dengan potensi jum
aligus pemilih
pemula sangat besar, sekaligu
ikutnya yang
pemula adalah generasi berikut
awab sejarah
akan memegang tanggungjawab
bangsa maka perhatian yang serius

ing dilakukan.
terhadap pemilih pemula penting
milu legislatif
Sebagai gambaran pada pemi
lih pemula di
2009 tingkat partisipasi pemilih
apai 65% dari
Desa Muaratais I mencapai
ang. Hal ini
jumlah pemilih 20 orang.
at partisipasi
menunjukkan bahwa tingkat
nggi.
pemilih pemula tidak terlalu tinggi
PU sebagai
Oleh karena itu KPU
rusnya tidak
penyelenggara Pemilu seharus
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016


lagi melihat pemilih pemula
ula hanya sebagai
pelengkap kesuksesan pesta
pes
demokrasi
lima tahunan. Melainkan
an menegaskan
bahwa partisipasi politik pemilih
pe
pemula
adalah gambaran bagaimana
ana kedepannya
nasib bangsa ini, apakah menjadi
m
bangsa
yang beradab secara politi
olitik atau sekedar
menyelenggarakan Pemilu
ilu tahunan tanpa
paham sebab dari pros
oses pentingnya
pelibatan pemilih pemula tersebut.
ter
Pemilu bagi masyarakat
arakat (termasuk
pemilih pemula) merupakan
akan sarana untuk
memilih dan menentukan
ukan pemimpin atau
pejabat pembuat keputus
utusan yang bisa
membawa perubahan yang
ang lebih baik lagi
bagi bangsa Indonesia
ia kedepannya.
Menurut Abdul Gafar (2014:
014:6), arti penting
Pemilu yang lain adalah
ah dengan Pemilu
maka akan tersedia peluang rekrutmen
politik yang terbuka dan adil karena seluruh
warga Negara memiliki peluang yang sama
untuk dipilih dan memil
milih. Karenanya
Pemilu disebut juga sebagai
ebagai jembatan
politik. Hanya melalui Pemilu
P
seorang
pemimpin atau pejabat pembuat
pem
keputusan
memperoleh legitimasi dari
dar masyarakat.
Oleh karena itu proses pelaks
elaksanaan Pemilu
itu sendiri haruslah berlangs
angsung tertib dan
tanpa
kecurangan
agar
dapat
menghasilkan wakil-wakill rakyat
rak
yang baik
yang bisa mensejahterahk
ahkan kehidupan
rakyatnya kedepan.
Penyelenggaraan
P
Pemilu
yang
selama ini terkesan kaku,
u, dengan segala
persoalan
yang
mengir
ngiringinya,
bagi
beberapa kalangan, tentu
ntu mendatangkan
kejenuhan. Masalah politik
tik yang dibarengi
kecurangan
dengan
menghalalkan
berbagai cara, bisa memun
munculkan sikap
apatisme pada proses Pemil
milu itu sendiri
Dalam hal ini, membay
bayangkan sebuah
Pemilu yang bisa menghibur
hibur dan membuat
semua orang menjadi senang,
s
bukan
sekedar pemilihan, namun
mun menjadikan
sebuah pesta demokrasii yang
y
menghibur
menjadi tantangan tersendir
ndiri bagi KPU dan
seluruh pihak yang berkepent
kepentingan dengan
Pemilu. KPU tentu saja
aja tidak dapat
mewujudkan gagasan menj
enjadikan Pemilu
sebagai sebuah demokrasi
y
asi yang
menghibur
itu sendirian. Tetapi semua
mua pihak yang
memiliki kepentingan dengan Pemilu, harus
ikut memainkan perannya
a masing-masing
dengan baik dan benar.
19

Jurnal Ilmiah

MUQODDIMAH

Untuk menarik minat partis
rtisipasi politik
pemilih pemula dalam Pemilu
ilu Legislatif
2014 maka KPU harus menget
engetahui apa
sebenarnya yang diinginkan
an oleh para
pemilih pemula tersebut. Adapun
dapun salah satu
usaha yang dilakukan KP
KPU untuk
meningkatkan partisipasi pemil
milih pemula
adalah dengan mengunjungi
ungi sekolahsekolah untuk mensosialisasikan
ikan tentang
pemilu kepada siswa-siswi yang sudah
tergolong sebagai pemilih pe
pemula agar
para pemula bisa mengerti dan memahami
tentang arti pentingnya pemil
milu tersebut
diselenggarakan, sehingga par
para pemilih
pemula bisa berpartisipasi a
aktif
dan
menggunakan hak pilihnya dengan cerdas
dalam Pemilu.
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penel
penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana
kinerja
KPU
dalam
me
meningkatkan
partisipasi pemilih pemula pada Pemilu
bupaten Tapanuli
Legislatif 2014 di Kabupaten
Selatan.
Metode Penelitian
g digunakan
Metode penelitian yang
tif
dengan
adalah
metode
kualitatif
pendekatan deskriptif kualitatiff yyaitu bentuk
eadaan atau
penelitian dengan melihat keadaan
berupa data
gambaran dan hasil penelitian ber
alimat, skema,
yang dapat berbentuk kata, kalim
dan gambar.
data yang
Teknik pengumpulan dat
yaitu melalui
digunakan dalam penelitian yai
studi
observasi,
wawancara,
dan
eknik analisis
kepustakaan. Sedangkan tekni
enggunakan
data dalam penelitian ini mengguna
ualitatif yaitu
teknik analisa deskriptif kual
engumpulkan
teknik analisa data yang mengu
data dan selanjutnya diberii interpretasi
an yang telah
sesuai dengan tujuan penelitian
dirumuskan.
Kerangka Teori
gunakan untuk
Istilah kinerja sering digunak
au
tingkat
menyebut
prestasi
atau
upun kelompok
keberhasilan inidividu maupun
ad Mahsun
individu. Menurut Mohammad
ance) adalah
(2006:25), kinerja (performanc
at pen
pencapaian
gambaran mengenai tingkat
atan/program/
pelaksanaan
suatu
kegiatan/
an sasaran,
kebijakan dalam mewujudkan
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016

tujuan, misi, dan visi organisasi
or
yang
tertuang dalam strategi
gi planning suatu
organisasi. Menurut Anwar
nwar dalam Moh.
Pabundu Tika (2006:121
121-222), kinerja
adalah hasil kerja secara
ara kualitas dan
kuantitas yang dicapai
ai oleh seorang
pegawai dalam melaksana
anakan tugasnya
sesuai dengan tanggungj
gungjawab yang
diberikan kepadanya.
Kinerja merupakan suatu
s
hal yang
penting untuk mengukur kebe
eberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai
ncapai tujuannya.
Setiap organisasi penting
ing untuk selalu
melakukan penilaian terhadap
hadap kinerjanya
karena hal tersebut dapat dijadikan
di
sebagai
masukan bagi perbaikan
n dan peningkatan
kinerjanya di kemudian
dian hari. Jhon
Soeprihanto
(2001:16),
),
mengatakan
bahwa kinerja atau prestas
tasi kerja adalah
hasil kerja seseorang selama
s
periode
tertentu dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan,
misalnya
ya
standard,
target/sasaran.
Kinerja bisa diketahui
etahui hanya jika
individu atau kelompok individu
indi
tersebut
mempunyai kriteria keberha
hasilan yang telah
ditetapkan. Adapun unsur-unsur
unsu
yang
terdapat dalam kinerja menurut Moh.
Pabundu Tika (2006:122) terdiri
ter
dari:
1. Hasil-hasil fungsi pekerja
erjaan
2. Faktor-faktor
yang
berpengaruh
terhadap prestasi karyawan/pegawai
kar
seperti: motivasi, kecak
akapan, persepsi
peranan, dan sebagainya.
nya.
3. Pencapaian tujuan organ
ganisasi
4. Periode waktu tertentu..
Kinerja adalah suatu
ha yang telah
u hasil
dikerjakan dalam rangka
m
ka mencapai
tujuan
organisasi yang dilaksanakan
nakan secara legal,
tidak melanggar hukum
m serta sesuai
dengan moral dan tanggungj
anggungjawab dalam
periode waktu tertentu.
Komisi Pemilihan Umum
Berdasarkan Peratur
aturan KPU Nomor
01 Tahun 2010 tentang Tata
Tat Kerja KPU,
KPU Provinsi, KPU Kabupat
bupaten/Kota pada
pasal
6,
KPU
adal
adalah
lembaga
penyelenggara Pemilu anggot
nggota DPR, DPD,
DPRD
Provinsi,
dan
DPRD
Kabupaten/Kota, Pemilu
u Presiden dan
Wakil Presiden, Pemilu Kepal
epala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah
h yang bersifat
nasional, tetap, dan mandir
ndiri. Sifat nasional
20

Jurnal Ilmiah

MUQODDIMAH

mencerminkan bahwa wilayah
ah kerja dan
tanggung
jawab
KPU
sebagai
penyelenggara Pemilu mencak
akup seluruh
wilayah
Negara
Kesatuan
uan
Republik
Indonesia. Sifat tetap menunju
nunjukkan KPU
sebagai lembaga yang menjalan
alankan tugas
secara
berkesinambungan
ngan
meskipun
dibatasi oleh masa jabatan tert
tertentu. Sifat
mandiri
menegaskan
KPU
PU
dalam
menyelenggarakan Pemilu beba
bebas dari
pengaruh pihak manapun. Adapun KPU
tidak dapat disejajarkan kedudu
edudukannya
dengan lembaga-lembaga Negar
egara yang lain
yang kewenangannya ditentuk
entukan dan
diberikan oleh Undang-Undang
ndang Dasar
1945.
Selain itu dalam Undang
dang-Undang
Nomor
15
Tahun
2011
tentang
Penyelenggara Pemilu pada pasal 1
abupaten/Kota
menyatakan bahwa KPU Kabupat
emilu
yang
adalah
penyelenggara
Pem
Pemilu
di
bertugas
melaksanakan
P
Kabupaten/Kota. Sejalan dengan hal itu
or 01 Tahun
didalam Peraturan KPU Nomor
takan
KPU
2010
pasal
95
menyatak
an kebijakan
Kabupaten/Kota menetapkan
asi informasi
hubungan masyarakat, publikas
an
partisipasi
Pemilu,
dan
peningkatan
etiap
tahap
masyarakat
dalam
setiap
pelaksanaan
penyelenggaraan kegiatan pel
ketentuan
Pemilu
sesuai
dengan
berlaku.
perundang-undangan yang berlak
Tugas dan Wewenang KPU
U Nomor 23
Didalam Peraturan KPU
pasi M
Masyarakat
Tahun 2013 tentang Partisipasi
milu pasal 4
dalam Penyelenggaraan Pemil
a wewenang
dan pasal 5 menyatakan bahwa
dan tanggung jawab KPU yaitu::
aan partisipasi
(1) Dalam penyelenggaraan
rovinsi, KPU
masyarakat, KPU, KPU Pro
mempunyai
Kabupaten/Kota
m
wewenang:
up pelibatan
a. Mengatur ruang lingkup
pengambilan
masyarakat dalam penga
dalam tahap
kebijakan publik dala
kebijakan,
penyusunan
pengawasan, dan
pelaksanaan, pengawas
evaluasi Pemilu
ang
dapat
b. Mengatur
pihak
yang
ang, kelompok
berpartisipasi baik orang,
m, dan/atau
orang, badan hukum,
masyarakat adat; dan
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016

c. Menolak atau mener
enerima partisipasi
masyarakat berdasar
sarkan peraturan
perundang-undangan
undangan
(2) Wewenang sebagaimana
aimana dimaksud
pada ayat (1) di selenggar
enggarakan sesuai
dengan lingkup tugas dan
d
fungsi KPU,
KPU
Provinsi,
dan
KPU
Kabupaten/Kota serta
rta situasi dan
kondisi masyarakat setem
etempat
(3) Dalam penyelenggaraan
enggaraan partisipasi
masyarakat, KPU, KPU
U Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota
mempunyai
tanggungjawab:
a. Memberikan
infor
nformasi
sesuai
dengan
ketentuan
uan
peraturan
perundang-undangan
undangan
b. Memberikan
kesem
sempatan
yang
setara kepada setiap orang/pihak
untuk berpartisipasi
si dalam Pemilu;
dan
c. Mendorong partisipas
pasi masyarakat
(4) Tanggungjawab
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
diselenggarakan KPU,, KPU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota
a sesuai dengan
lingkup tugas dan fungsi
f
masingmasing.
Pemilihan Umum
Menurut Undang-Undan
ndang Nomor 15
Tahun 2011 tentang Penyel
yelenggara Pemilu
pada pasal 1(satu) meny
enyatakan bahwa
Pemilu
adalah
sarana
na
pelaksanaan
kedaulatan rakyat yang
g diselenggarakan
di
secara langsung, umum,, bebas,
beba rahasia,
jujur dan adil dalam Negar
egara Kesatuan
Republik Indonesia berdasa
asarkan Pancasila
dan
Undang-Undang Dasar
D
Negara
Republik Indonesia Tahun
n 1945.
Selanjutnya dalam
m buku yang
berjudul
Kaum
Margi
arginal
Cerdas
Berdemokrasi
(2014:5))
menjelaskan
bahwa, Pemilu adalah tata
ata cara pemberian
suara oleh masyarakat secara
se
langsung
untuk memilih wakil-wakilny
ilnya yang akan
duduk di lembaga perwakil
akilan (DPR, DPD
dan DPRD) dan eksekutif
kutif (Presiden dan
wakil Presiden, Gubernur
ernur dan Wakil
Gubernur, Bupati, dan Wakil Bupati,
Walikota dan Wakil Walii Kota).
K
Pemilu di
Indonesia diselenggarakan
akan setiap lima
tahun sekali. Tujuan pokoknya
pok
untuk
memilih para pejabat yang
ang akan duduk di
21

Jurnal Ilmiah

MUQODDIMAH

parlemen dan eksekutif untuk ma
masa jabatan
lima tahun.
Menurut P. Anthonius
honius Sitepu
(2014:178) Pemilu dapat diartikan
tikan sebagai
satu kumpulan metoda atau
au ccara warga
Negara atau masyarakat me
emilih para
wakilnya. Dan juga Pemilu adal
adalah sebuah
proses, dengan manakala sebuah
ebuah lembaga
perwakilan rakyat (DPR/DPR
PRD) dipilih
dengan berdasarkan sistem Pe
Pemilu yang
mentransfer sejumlah suara
uara kedalam
sejumlah kursi.
Pemilu adalah sarana
ana m
mewujudkan
pola kedaulatan rakyat yang
ang dmokratis
dengan cara memilih wakil-wak
wakil rakyat,
Presiden dan Wakil Presiden
iden secara
langsung, umum, bebas, rahasia,
ahasia, jujur dan
adil. Karena Pemilu merupakan
an hak asasi
manusia maka Pemilu legislatifif 2014 warga
Negara yang tedaftar pada da
daftar calon
pemilih berhak memilih langs
angsung wakilwakilnya.
2.4 Pemilih Pemula
website
Berdasarkan
/modul_1d.p
(http://kpu.go.id/dmdocuments/m
bagi m
menjadi tiga
df), Pemilih di Indonesia dibagi
pemilih yang
kategori yaitu Pertama, pem
ang benar
benar-benar
rasional yakni, pemilih yang
penilaian dan
memilih partai berdasarkan peni
pemilih kritis
analisis mendalam. Kedua, pe
ang m
masih idealis
emosional, yakni pemilih yang
etiga, pemilih
dan tidak kenal kompromi. Ketiga,
baru pertama
pemula yakni pemilih yang bar
mereka baru
kali memilih karena usia me
otensi pemilih
memasuki usia pemilih. Poten
cukup besar,
pemula dan pemuda yang cuk
ang su
suara dalam
diharapkan bisa menyumbang
pesta demokrasi Indonesia pada tahun
2014.
ndang Nomor
Berdasarkan Undang-Undang
milu anggota
8 Tahun 2012 tentang Pemil
DPR, DPD, dan DPRD pada Bab IV
ilih meliputi:
menyebutkan bahwa hak memilih
a yyang pada
1. Warga Negara Indonesia
telah genap
hari pemungutan suara tel
berumur 17 (tujuh belas)) ttahun atau
pernah
kawin
lebih
atau
sudah/pernah
mempunyai hak pilih
2. Warga Negara Indonesia sebagai
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) didaf
didaftar 1(satu)
kali oleh penyelenggara Pem
Pemilu dalam
daftar pemilih.
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016

3. Untuk
dapat
meng
nggunakan
hak
memilih, warga Negara
I
a Indonesia
harus
terdaftar sebagai pemili
ilih kecuali yang
ditentukan lain dalam Undang-Undang
U
ini.
Kelompok pemilih pemula
pem
ini biasanya
yang berstatus pelajar, mahasiswa,
maha
serta
pekerja muda. Pemilih pem
mula dalam ritual
demokrasi (Pemilu legislat
latif atau Pemilu
Presiden) selama ini sebagai
bagai objek dalam
kegiatan politik, pemilih
h pemula masih
memerlukan
pembinaan
binaan
dan
pengembangan
kearah
ah
pertumbuhan
potensi dan kemampuan
an ketingkat yang
optimal agar dapat berperan
peran dalam bidang
politik.
Menurut
Muradi
(http://www.bewara.co.id/urgens
urgensi-pemilihpemula-dalam-pemilu-2014)
14)
pengamat
politik dari pusat studi politik
polit ada lima hal
ih pemula dalam
terkait pentingnya pemilih
pelaksanaan Pemilu 2014 yakni
yak :
1. Salah satu indikator dari
dar suksesnya
Pemilu
adalah
penyelenggaraan
Pe
tisipasi
pemilih
meningkatnya
partisi
pemula.Selama tiga kali
ka pelaksanaan
de Baru, kantung
Pemilu pasca Orde
sal dari pemilih
golput banyak berasal
pemula yang enggan menyalurkan
aksanaan Pemilu,
aspirasinya pada pelaks
alkan partisipasi
karenanya memaksimal
a harus
menjadi
di pemilih pemula
har
elenggara Pemilu
agenda serius penyele
maupun partai politik
an antara pemilih
2. Gradasi pemahaman
pemilih
yang
pemula
dengan
p
ara umum tidak
berpengalaman secara
ang membedakan
terlalu beda. Hal yang
pada
kontinyuitas
justru
ada
keikutsertaan dalam hajatan politik
pemula
sebagai pemilih. Pemilih
Pe
ang luar biasa erat
mempunyai ikatan yang
ulasi pemilih lain
yang mampu menstimul
ipasi dalam setiap
untuk dapat berpartisipa
arga negara yang
hajat politik sebagai war
baik
3. Peningkatan
kualitas
ualitas
Pemilu,
memaksimalkan
parti
partisipasi
politik
pemilih pemula berartiti juga mendorong
upaya peningkatan kuali
ualitas Pemilu. Ada
isu yang berkembang
bang di masyarakat
bahwa partisipasi politik
tik pemilih pemula
akan meningkatkan kreativitas
kr
politik
yang lebih baik. Hal ini tercermin dari
22

Jurnal Ilmiah

MUQODDIMAH

sejauh mana partai pol
politik dan
penyelenggara
Pemilu
merespon
dengan baik
g ef
efektif dan
4. Pendidikan politik yang
ilih pemula
efisien. Pelibatan pemilih
secara efektif akan memper
perkuat dan
politik dan
mempermudah partai pol
penyelenggara Pemilu pada langkah
Selama
ini
tindak
selanjutnya.
Sel
politik terbatas
pendekatan pendidikan polit
pada stimulasi-stimulasi yang bersifat
konvensional dan terbatas pada ruanguliahan.Pada
ruang kelas dan perkuli
a di
dihadapkan
konteks ini, pemilih pemula
pada hal yang praktis yang dapat
ahaman politik
mengintegrasikan pemaham
praktik politik
yang sederhana dengan pra
ertentu dapat
yang pada derajat tertent
ara
efektif
mengintegrasikan
secara
pendidikan politik tersebut
5. Tanggung jawab atas hi
hitam dan
putihnya nasib bangsa ini ada di pundak
pemilih
pemula.Memaham
hami
bahwa
emperbaharui
Pemilu adalah sarana mem
kontrak politik antara elit dengan publik
bangan serius
harus dijadikan pertimbangan
uk ssecara aktif
bagi pemilih pemula untuk
nya. Sebab
menyalurkan hak politikny
ektif tersebut,
tanpa peran serta yang efekt
an.
nasib bangsa dipertaruhkan.
Partisipasi Pemilih Pemula
ikan sebagai
Partisipasi dapat diartikan
politik hal ini
keikutsertaan, dalam konteks pol
warga dalam
mengacu pada keikutsertaan war
Berdasarkan
berbagai proses politik. B
Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2013
arakat dalam
tentang Partisipasi Masyarak
menyatakan
Penyelenggaraan
Pemilu
m
akat adalah
bahwa Partisipasi masyarakat
atau kelompok
keterlibatan perorangan dan/atau
lu.
dalam penyelenggaraan Pemilu.
partisipasi
Untuk
meningkatkan
pemilih pemula tersebut harus dilakukan
pemilu yang
sosialisasi informasi tentang pe
angun daya kritis
memadai agar bisa membangun
anak didik dan warga belajar (pemilih
at pol
politik yang
pemula) menjadi masyarakat
anggungjawab.
arif, kritis, cerdas, dan bertanggungj
pemula akan
Dalam pemilu, pemilih pem
a yang akan
menentukan pilihan politiknya
terpilihnya
berpengaruh
besar
bagi
l-wakil rakyat.
pemimpin nasional dan wakil-w
mungkin juga
Selain itu, sebagian pemula mung
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016

berpartisipasi aktif dalam proses pemilu,
terutama dalam masa kam
ampanye. Dalam
hal ini, aktif tanpa kekerasan
ke
perlu
ditekankan kepada para
a pemula, agar
pemilu bisa berjalan damai
ai dan beradab,
disamping juga jangan
s
n sampai
pemilih
pemula hanya dieksploitas
asi secara politis
untuk
tujuan-tujuan
yang
tidak
bertanggungjawab.
Muktar
Helmi
(http://www.slideshare.net/m
et/muktarhelmi/pers
pektif-dan-orientasi-pemilih-pe
ih-pemula-pemilu2014)
menyatakan
bahw
bahwa,
cara
menumbuhkan minat pemilih
ilih pemula dalam
melaksanakan hak dalam pemilihan
pe
umum
yaitu a. Menumbuhkan kesada
esadaran berpolitik
sejak dini, b. mengembangk
angkan pendidikan
politik kepada para remaja
aja agar mampu
menjadi aktor politik dalam
alam lingkupperan
dan status yang disandang,
andang, dan c.
menumbuhkan
pengertian
tian
bagaimana
menjalankan hak dan kewajiban
kew
politik
sebagai warga negara secar
ecara baik.
Ahmad
Mufiz
(http://ahmadmufidchomsan.
an.wordpress.com
/2013/02/23/pentingnya-pem
pemilu-dikalanganpemilih-pemula-2//) menyat
yatakan bahwa,
beberapa faktor yang turut
urut mempengaruhi
dalah afiliasi politik
pilihan pemilih pemula adalah
pengaruh sangat kuat,
orang tua yang berpengaruh
h dan identifikasi
begitu juga figur tokoh
ungan sekitar. Hal–
politik yang ada di lingkungan
di
faktor
yang
hal
tersebut
menjadi
mula muda dalam
mempengaruhi pikiran pemul
dalam
menentukan pilihannya. Sehingga
S
u kemandirian
yang
menentukan pilihan perlu
ke
kuat, agar tidak terbawa arus.
arus Agar pilihan
yang menjadi sasaran utama
utam rakyat untuk
g sesuai dengan
memiliki pemimpin yang
tu ingin memiliki
keinginan bersama yaitu
an tugasnya,
bukan
pemimpin yang tahuakan
tugas
an jabatannya.
Dari
pemimpin yang tahu akan
jabat
muda
pengalaman tersebut, pemula
pe
idak
langsung
tentunya
secara
tidak
aman
tentang
mendapatkan
pendalam
ga Pemilu juga
kepemimpinan, sehingga
sangat bermanfaat bagi pemula muda
terutama pemilih pemula.
ilu, suara pelajar
Dalam setiap Pemilu,
karena
(pemilih pemula) sangat signifikan,
signi
jumlah pemula sangat besar
besa dan potensial.
signifikan
Dengan jumlah suara yang
y
ula sesungguhnya
tersebut, pemilih pemula
alam mewujudkan
memiliki peran besar dalam
23

Jurnal Ilmiah

MUQODDIMAH

masyarakat demokratis di negeri ini. Melalui
Pemilu, para pemula bisa mem
empengaruhi
kebijakan publik dengan mem
milih secara
kritis dan rasional pimpinan nas
nasional dan
wakil rakyat yang memiliki kredi
edibilitas dan
akuntabilitas tinggi, karena pem
milih pemula
memiliki cadangan pengetahuan
ahuan tentang
konsep
kewarganegaraan
aan
melalui
kurikulum pendidikan yang di terima di
sekolah.
Sebagai komunitas ter
terdidik dan
terpelajar, pelajar (pemilih pem
pemula) juga
seharusnya memiliki peran be
besar untuk
melakukan perubahan sosial
al pol
politik yang
lebih baik. Melalui Pemilu, pel
pelajar bisa
menjadikannya sebagai moment
entum untuk
mendorong perubahan sosial
sial, politik,
ekonomi, budaya, dan lain-lain
n kear
kearah yang
lebih baik dengan melalui pe
pemerintahan
yang dipilih melalui Pemilu. Selai
elain itu juga
menjadikan Pemilu sebagai
bagai momentum
yang damai dan beradab. S
Semua itu
dimaksudkan sebagai upaya
a melakukan
ang lebih luas,
pendidikan politik rakyat yang
karena dengan demikian pelajar sebagai
terdidik bisa
komunitas terpelajar dan ter
ukan untuk
menjadi salah satu rujukan
emilu secara
menentukan pilihan dalam Pem
onal.
arif, bijaksana, kritis, dan rasional
Pembahasan
ik seseorang
Bentuk partisipasi politik
ivitas-aktivitas
dapat
dilihat
dari
aktivit
politiknya begitu juga dengan pemilih
a M
Muaratais I
pemula yang berada di Desa
a Kabupaten
Kecamatan Batang Angkola
an pernyataan
Tapanuli Selatan. Berdasarkan
Muaratais I
pemilih pemula di Desa M
a partisipasi
Kecamatan Batang Angkola
lakukan pada
politik yang pemilih pemula lak
Pemilu legislatif 2014 berupa:
1. Pemberian Suara
egislatif tahun
Berkaitan dengan Pemilu legi
masyarakat
2014 di Desa Muaratais I, m
umum begitu
Desa Muaratais I secara um
erikan hak
antusias dalam member
dimana tercatat sekitar 75% (persen)
e TPS untuk
pemilih pemula datang ke
a. suaranya
memberikan hak pilihnya.
ahun 2014 yang
pada Pemilu legislatif tahun
lalu.
2. Kampanye
Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016

Kampanye pemilu mer
erupakan sarana
pesta demokrasi. Bagi
agi pemilih pemula
di Desa Muaratais I secar
ecara keseluruhan
sudah mengetahui tujuan kampanye
dan beranggapan bahwa
bah
kampanye
merupakan kegiatan
an menyampaikan
informasi dan menunjuk
juk visi, misi, dan
program partai politik
ik dalam Pemilu
sehingga menarik simpat
patik masyarakat
untuk memilihnya. Pemil
milih pemula Desa
Muaratais I beranggapan
anggapan bahwa
kampanye merupakan
kan suatu kegiatan
yang menyita waktu yang
ya
banyak dan
harus mengalahkan segala
s
rutinitas
sehari-hari yang meng
engakibatkan para
pemilih pemula enggan untuk ikut
berpartisipasi
dalam
kegiatan
kampanye. Tetapi ada juga sebagian
dari pemilih pemula
ula beranggapan
bahwa kegiatan kampan
panye merupakan
kegiatan yang menye
enyenangkan bisa
mendapat hiburan selai
elain itu juga para
pemula
dapat
memberikan
dukungannnya kepada
epada calon legislatif
yang ingin didukungnya.
ungnya. Namun ada
juga yang beralasan bahwa
bahw kampanye
merupakan kegiatan sekedar
sek
hura-hura
dan ajang untuk berkumpul
berk
dengan
teman-teman saja tidak
dak memperdulikan
arti dari kegiatan kampanye
ka
yang
sesungguhnya. Pemilih
ilih pemula yang
sebelumnya hanya sebagai
ebagai penonton
proses politik pemil
milihan anggota
legislatif, kini menjadi
adi pelaku atau
pemilih
yang
akan
an
menentukan
terpilihnya seorang anggota
anggot legislatif
yang akan membawa
as
a aspirasi
mereka
diruang sidang.
Berdasarkan hasil waw
awancara dengan
pemilih pemula diperoleh
oleh keterangan
bahwa KPU telah malaku
akukan sosialisasi
kepada pemilih pemula
ula pada pemilu
legislatif 2014 tentang tata
c
ata cara
pemberian
suara yang benar kepada
pe
da pemilih
pemula.
Adapun sosialisasinya dilakukan
dilak
secara
langsung dan melalui media
edia cetak maupun
media elektronik, secara
langs
a langsung
seperti
mendatangi
sekolah-se
sekolah
SMU
sedangkan melalui media
dia yaitu dengan
memasang spanduk, dan
an baliho ditempat
yang sudah ditentukan.
Kemudian dari uraian
an pemilih pemula
diperoleh bahwa pendataan
aan yang dilakukan
terhadap pemilih pemula
ula masih kurang
24

Jurnal Ilmiah

MUQODDIMAH

bagus karena ada pemilih pe
pemula yang
mengatakan bahwa masih ada yang tidak
terdaftar dalam DPT padahal usianya
sudah layak untuk menjadi pem
pemilih. Hal ini
harus menjadi bahan pertimbangan
bangan lagi
untuk para penyelenggara agar lebih teliti
dalam melakukan pendataan
aan kepada
pemilih pemula sehingga unt
untuk pemilu
berikutnya tidak ada lagi pemi
milih pemula
yang terdaftar dalam daftar pemil
milih.
Sedangkan KPU sendiri
diri mengaku
mengalami hambatan dalam melakukan
peningkatan partisipasi pemili
ilih pemula
karena keterbatasan waktu dan sulitnya
menjumpai pemilih pemula
a yyang tidak
berada ditempat pada saat
aat dilakukan
sosialisasi.
Kesimpulan
a. Dalam meningkatkan partisipa
sipasi pemilih
pemula pada pemilu legislat
slatif 2014 di
Kabupaten Tapanuli Selat
elatan KPU
sebagai penyelenggara pe
pemilu telah
a di
diantaranya
melakukan beberapa upaya
asi langsung
seperti melakukan sosialisas
etak maupun
dan juga melalui media ceta
angsung yaitu
elektronik. Sosialisasi langs
sekolah-sekolah
dengan mendatangi sekol
kut sertakan
SMU sederajat, mengikut
ra sosialisasi,
pemilih pemula dalam acara
eliling, dan
melakukan karnaval keli
gerak jalan
sosialisasi dalam bentuk ge
radio KIS FM,
santai, sosialisasi melalui radi
panduk, buku
mencetak brosur, iklan, spandu
sosialisasi, topi dan kaos yyang isinya
n itu KPU juga
mengajak memilih. Selain
alisasi
yang
membentuk
tim
sosialis
okrasi KPU.
bernama relawan demokr
ukan KP
KPU di Desa
Sosialisasi yang dilakukan
alisasi dengan
Muaratais I hanya sosialisa
sekolah
SMU
mendatangi
sekolah-sekol
naval keliling
sederajat, melakukan karnaval
etak brosur,
Batang Angkola, menceta
alisasi.
iklan, spanduk, buku sosialisas
gm
menghambat
b. Adapun faktor-faktor yang
meningkatkan
kinerja KPU dalam meni
a pada pemilu
partisipasi pemilih pemula
ten Tapanuli
legislatif 2014 di Kabupaten
keterbatasan
Selatan adalah karena ket
mpai pemilih
waktu dan sulitnya menjum
ada ditempat
pemula yang tidak berada
isasi.
pada saat dilakukan sosialisa

Volume 1, Nomor 1, Desember
ber 2016

Daftar Pustaka
Sugiono, 2008, Metode Penel
enelitian Kualitatif
dan Kuantitatif, R&D,
R
Bandung:
Alfabeta.
Nawawi, Hadari, 2007, Metode
Me
Penelitian
Bidang Sosial, yogy
ogyakarta: Gadjah
Mada University Press
ress.
Mangkunegara,
P.
A
Anwar,
2005,
Manajemen Sumber
ber Daya Manusia,
Bandung: Remaja
Ro
a Rosda
Karya.
Komisi Pemilihan Umum,
m, 2014, Kaum
Marginal Cerdas
s Berdemokrasi,
Jakarta: Komisi Pem
milihan Umum.
Manullang,
M.
1992,
92,
Dasar-Dasar
Manajemen,
Jak
akarta:
Ghalia
Indonesia.
Sutarto, 2012, Dasar-Das
asar Organisasi,
Yogyakarta:
Gadj
Gadjah
Mada
University Press.
Umam, Khaerul. 2010, Peril
erilaku Organisasi,
Bandung: Pustaka
Set
a Setia.
Peraturan Komisi Pemilihan
han Umum Nomor
23 Tahun 2013 tent
entang Partisipasi
Masyarakat
dalam
Penyelenggaraan
Pem
aan Pemilihan
Umum
Peraturan Komisi Pemilihan
han Umum Nomor
01 Tahun 2010 tent
entang Tata Kerja
Komisi Pemilihan
han Umum, Komisi
Pemilihan Umum Provinsi,
P
Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota
Kabupat
Undang-Undang Republik Indonesia
Indones Nomor
15
Tahun
2011
Tentang
Penyelenggaraan
Pem
aan Pemilihan
Umum
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012
tentang Pemilihan
U
han Umum
Anggota
Dewan Perwakilan
an Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah,
ah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat
D
at Daerah

25