Kata Kunci: Pembelajaran Kitab Salaf dan Kecerdasan Spiritual PENDAHULUAN - URGENSI PEMBELAJARAN KITAB SALAF DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI MADRASAH ALIYAH DARUL FAIZIN CATAK GAYAM MOJOWARNO JOMBANG
URGENSI PEMBELAJARAN KITAB SALAF DALAM MENGEMBANGKAN
KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI MADRASAH ALIYAH DARUL FAIZIN
CATAK GAYAM MOJOWARNO JOMBANG
Dr. Rofiatul Hosna, M.Pd.
Dosen Program Pascasarjana UNHASY Tebuireng Jombang
Abstrak
MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang merupakan madrasah yang ada
dalam naungan pesantren yakni pesantren Darul Faizin. Pada madrasah/sekolah ini juga tidak
meninggalkan tradisi pesantren yakni tetap menggunakan model pembelajaran kitab salaf.
Hanya saja di sekolah ini lebih menekankan pada metode Amtsilati, yang mempunyai makna
cara membaca kitab dengan cepat. Penelitian ini mempunyai fokus sebagai berikut; (1)
Bagaimana kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang?
(2) Bagaimana urgensi pembelajaran kitab salaf dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
siswa? (3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat urgensi pembelajaran kitab salaf dalam
mengembangkan kecerdasan spiritual siswa? Tujuan secara umum yang akan dicapai dalam
penelitian ini untuk menemukan dan mengnalisis urgensi pembelajaran kitab salaf dalam
mengembangkan kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno
Jombang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan field research
(penelitian lapangan). Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
menggunakan tiga teknik, yaitu: (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi. Data yang
diperoleh berupa kata-kata, kejadian, catatan, laporan dan dokumen. Teknik analisa data yang
dilakukan yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/
verifikasi. Kriteria keabsahan data didasarkan atas: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability).
Kesimpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut: Pertama, Kecerdasan spiritual siswa
di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang ini, didukung oleh kegiatan-kegiatan
yang menunjang spiritual siswa seperti sholat dan mengaji serta sudah dilakukan usaha-usaha
untuk menanamkan keimanan yang lebih dalam kepada peserta didik, dan juga adanya
pembiasaan tegur, sapa dan salam antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru. Kedua,
urgensi pembelajaran kitab salaf yang dilakukan dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
siswa adalah sebelum memulai pelajaran, guru/ustadz mengirimkan do’a atau tawassul kepada
mushonnif dan kyai-kyai yang telah mendahului kita. Materi yang diajarkan mengandung nilai
spiritual yang tinggi. Ketiga, Faktor pendukung pembelajaran kitab salaf adalah motivasi siswa
dalam menyelesaikan target. Sedangkan faktor penghambat dalam pembelajaran kitab salaf
adalah apabila ada pengajar yang tidak hadir. Solusi yang dilakukan adalah penggabungan
kelas-kelas yang kosong.
Kata Kunci: Pembelajaran Kitab Salaf dan Kecerdasan Spiritual
PENDAHULUAN
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah kepada manusia dan
menjadikannya salah satu kelebihan menusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan
kecerdasannya, manusia dapat terus-menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas
hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus-menerus
(Yudhawati & Haryanto, 2011: 101).
Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiri. Kecerdasan spiritual adalah sumber yang
mengilhami, menyemangati dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa
batas waktu (Agus N. Germanto, 2001). Kearifan spiritual adalah sikap hidup arif dan bijak
secara spiritual, yang cenderung lebih bermakna dan bijak, bisa menyikapi segala sesuatu secara
lebih jernih dan benar sesuai hati nurani kita, kecerdasan spiritual “SQ” (Saondi & Suherman,
2010: 123).
Bentuk sikap keagamaan seseorang dapat dilihat seberapa jauh keterkaitan komponen
kognisi, afeksi, dan konasi seseorang dengan masalah-masalah yang menyangkut agama.
Hubungan tersebut jelasnya tidak ditentukan oleh hubungan sesaat, melainkan sebagai
hubungan proses, sebab pembentukan sikap melalui hasil belajar dari interaksi dan pengalaman.
Dan pembentukan sikap itu sendiri ternyata tidak semata-mata tergantung sepenuhnya kepada
faktor eksternal, melainkan juga dipengaruhi oleh kondisi faktor internal seseorang (Jalaluddin,
2005: 217).
Pendidikan Islam sangat penting keberadaannya karena pendidikan agama Islam
merupakan suatu upaya atau proses, pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap dan
perilaku untuk mencari, mengembangkan, memelihara, serta menggunakan ilmu dan perangkat
teknologi atau keterampilan demi kepentingan manusia sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena
itu, pada hakikatnya proses pendidikan Islam merupakan proses pelestarian dan penyempurnaan
kultur Islam yang selalu berkembang dalam suatu proses transformasi budaya yang
berkesinambungan di atas konstanta wahyu yang merupakan nilai universal (Baharuddin, 2010:
197).
Bila dikaitkan dengan tujuan pendidikan Islam, maka pendidikan agama mestilah
mampu mengantarkan seorang peserta didik kepada tiga aspek. Pertama, aspek keimanan
mencakup seluruh arkanul iman. Kedua, aspek ibadah, mencakup seluruh arkanul Islam. Ketiga,
aspek akhlak, mencakup seuruh akhlakul karimah (Daulay, 2007: 37-38).
Salah satu ciri khas madrasah yang didalamnya bernapaskan agama dan masih banyak
menggunakan tradisi pesantren apabila memang sekolah tersebut ada dalam naungan pesantren,
terutama dalam model pembelajarannya yakni dengan menggunakan pembelajaran kitab salaf.
MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang merupakan sekolah/madrasah
yang ada dalam naungan pesantren yakni pesantren Darul Faizin . Pada sekolah ini juga tidak
meninggalkan tradisi pesantren yakni tetap menggunakan model pembelajaran kitab salaf.
Hanya saja di sekolah ini lebih menekankan pada metode Amtsilati, yang mempunyai makna
cara membaca kitab dengan cepat. Ada yang unik dalam pembelajaran kitab salaf di sekolah ini
yaitu melaksanakan pembelajaran kitab salaf di luar kelas.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti akan membahas tentang urgensi
pembelajaran kitab salaf pada madrasah/sekolah ini dan aplikasinya dalam kehidupan seharihari, dengan mengambil judul “Urgensi Pembelajaran Kitab Salaf dalam Mengembangkan
Kecerdasan Spiritual di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang”.
Adapun fokus penelitiannya adalah sebagai berikut; (1) Bagaimana kecerdasan spiritual
siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang? (2) Bagaimana urgensi
pembelajaran kitab salaf dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin
Catak Gayam Mojowarno Jombang? (3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat urgensi
pembelajaran kitab salaf dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin
Catak Gayam Mojowarno Jombang?
Sedangkan tujuan penelitiannya adalah; (1) untuk mengetahui dan menganaisis
kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang. (2) Untuk
mengetahui dan menganalisis urgensi pembelajaran kitab salaf dalam mengembangkan
kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang. (3) Untuk
mengetahui dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat urgensi pembelajaran kitab
salaf dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam
Mojowarno Jombang.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Bodgan
dan Taylor (1975) disain penelitian kualitatif dilakukan sebelum ke lapangan, yakni di mana
peneliti mempersiapkan diri sebelum terjun ke lapangan.
Sedangkan pendekatan penelitian ini menggunakan field research (penelitian lapangan).
Penelitian lapangan merupakan penelitian yang langsung terjun ke lokasi yang sudah ditentukan
sedangkan studi kasus menurut Denni (dikutip Guba & Lincoln. 1987) merupakan studi yang
menguji secara lengkap dan intensip segi-segi, isu-isu, dan mungkin peristiwa tentang latar
geografi secara berulang-ulang. Kasus tidak hanya terbatas pada orang atau organisasi, tetapi
juga batas sistem, program, tanggung jawab, koleksi atau populasi (Stake dikutip Guba &
Lincoln. 1987).
Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah peneliti sendiri dengan alat
bantu berupa interview dan observasi partisipan di lapangan, baik ketika terjun ke lapangan
maupun ketika berada di lapangan.
Data dalam penelitian ini adalah data tentang pengembangan kecerdasan spiritual siswa
melalui pembelajaran kitab salaf di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang.
Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan: Observasi, wawancara
dan dokumentasi. Kemudian melakukan perencanaan prosedur analisis. Analisis data dilakukan
sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus-menerus dari awal sampai akhir penelitian.
Untuk keperluan analisis data penulis menggunakan descriptive-analytic method. Secara garis
besar, proses pengolahan dan analisis data meliputi tiga tahap, yakni (1) deskripsi, (2) formulasi,
dan (3) interpretasi (Huda, 2015: 293).
Dalam penelitian kualitatif kita mengenal dengan credibility, transferability,
dependability, dan comfirmability. Istilah tersebut pada dasarnya merupakan kriteria yang
bertujuan untuk menjamin trustworthiness (kelayakan untuk dipercaya) sebuah penelitian.
Istilah tersebut di atas merupakan rangkuman dari tahap pengecekan keabsahan data yang
merupakan bagian yang sangat penting dari penelitian kualitatif (Moleong, 2010: 326).
HASIL PENELITIAN
1. Kecerdasan Spiritual Siswa MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang
Seperti yang telah tertulis dalam dokumen MA Darul Faizin Catak Gayam
Mojowarno Jombang ini, salah satu pengembangan Kurikulum MA Darul Faizin Catak
Gayam Mojowarno Jombang memperhatikan unsur peningkatan iman, spiritualitas, dan
moralitas. Iman, spiritualitas, dan moralitas menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua mata pelajaran dapat
menunjang pengembangan iman, spiritualitas, dan moralitas. Khusus untuk pengembangan
iman dan spiritualitas ini di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang
dilaksanakan program bimbingan membaca kitab. Selain itu peringatan hari-hari besar
keagamaan dilaksanakan dengan pelbagai kegiatan yang sesuai.
Pendapat ini sesuai dengan Danah Zohar dan Ian Marshall dalam buku Desmita
“Psikologi Perkembangan” (2005: 175). Kegiatan spiritual di sekolah ini dimulai dari pagi
hari adalah ketika sholat shubuh berjama’ah di pondok pesantren Darul Faizin (karena
madrasah/sekolah berkaitan atau berhubungan dengan pondok). Semua santri atau siswa
diwajibkan melaksanakan sholat shubuh berjama’ah, tidak hanya sholat shubuh tetapi sholat
5 waktu diwajibkan berjama’ah. Dalam pelaksanaannya diberlakukan juga reward and
punisment dalam rangka meningkatkan kedisiplinan santri dalam melakukan sholat
berjama’ah. Kemudian setelah sholat shubuh mengaji al-Qur’an di pondok. Selain siswa
yang mengaji kajian kitab kuning, di sekolah ini setiap guru sebelum memulai pelajaran juga
diberi kajian kitab kuning dan istighosah bersama dengan Bapak Pengasuh KH. Khotib.
Sehingga guru-guru yang berlatar belakang ilmu umum bisa mempelajari ilmu agama secara
terus-menerus dan dapat menanamkan nilai-nilai spiritual dalam setiap pembelajaran serta
dapat membina akhlak siswa serta ikut mengawasi dalam kegiatan sehari-hari. Sesuai dengan
yang dikatakan Muhyidin dalam bukunya “Manajemen ESQ Power” (2007: 391), “pabila
kita ingin melesatkan kecerdasan spiritual, ini berarti kita harus melesat melaksanakan
ajaran-ajaran Islam.”
Pembentukan
karakter
peserta
didik
melalui
pembiasaan
dan lingkungan
guna mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa yang dilakukan melalui kegiatan rutin,
kegiatan spontan, kegiatan terprogram (bimbingan konseling), dan kegiatan keteladanan.
MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang telah memulai kegiatan pembentukan
karakter ini dengan pembiasaan Tegur, Sapa, dan Salam.
Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan Tafsir dalam bukunya “Ilmu Pendidikan
Islami” (2013: 127) yang menjelaskan tentang Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
menanamkan Iman
2. Urgensi Pembelajaran Kitab Salaf dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa
di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang
Pembagian dalam pembelajaran kitab salaf di madrasah/sekolah ini, dikelompokkan
berdasarkan kemampuan siswa tidak berdasarkan kelas formal. Pembagian ini dibagi dalam
tiga kelompok besar yakni siswa yang berasal dari luar pondok, siswa santri pondok Darul
Faizin sendiri dan santri di luar pondok Darul Faizin, hal ini dikarenakan agar pembelajaran
berjalan secara efektif dalam arti tidak terjadi tumpang tindih dalam pembelajaran kitab
salaf, apa yang sudah diajarkan di pondok tidak diajarkan dalam sekolah, hal ini dengan
alasan agar siswa dapat mengkaji kajian disiplin ilmu kitab salaf yang berbeda dan beragam
dalam waktu yang relatif singkat. Materi pembelajaran kitab salaf pada MA Darul Faizin
Catak Gayam Mojowarno Jombang sangat beragam, tetapi dibagi menjadi 4 tahap; tahap
pertama, Kitabati, kedua Syari’ati, ketiga ‘Aqidati dan yang keempat Amtsilati (beserta
khulasohnya), yang ditempuh dalam waktu satu tahun.
Melihat dari materi-materi yang diajarkan di sekolah ini sesuai dengan yang
disebutkan Mochtar dalam bukunya “Dinamika Kajian Kitab Kuning Di Pesantren” (2015:
57-101) yakni: ilmu Hadits, ilmu Tafsir, Ushul Fikih, ilmu Fikih dan Qaidah Fiqih.
Semuanya adalah ragam keilmuwan dalam kitab kuning.
Sedangkan metode yang diapakai pada sekolah ini adalah:
a.
Active learning
Disini dituntut siswa lebih aktif daripada ustadz yang menyampaikan pelajaran.
b.
Sistem Membaca Kitab Salaf (Kuning)
Setelah ustadz membacakan dan menjelaskan pelajaran, maka secara bergantian siswa
disuruh untuk membaca kitab yang telah dibacakan, dengan berdiri ditempatnya dan
didengarkan oleh seluruh siswa yang lain.
c.
Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk mengingat-ingat kembali apa yang telah disampaikan
oleh ustadz, secara bergantian siswa menjawab dari ustadz atau membuat pertanyaan
yang kemudian dijawab oleh teman yang lain.
d.
Metode Diskusi
Metode diskusi atau musyawaroh digunakan untuk melatih siswa dalam kemampuan
menyampaikan pendapat sekaligus melatih mental siswa agar dapat berbicara di depan
umum.
e.
Metode Lagu (Syair)
Metode ini sering digunakan ketika menghafalkan nadhom khulasoh, untuk
mempermudah siswa dalam menghafalkannya. Dan mengusir kejenuhan siswa dalam
belajar kitab salaf.
f.
Membaca Al-Qur’an
Ketika siswa belum bisa membaca al-Qur’an dengan baik, maka disini diajarkan dulu
membaca al-Qur’an dengan memperhatikan tajwid dan fasohahnya. Atau ketika sudah
selesai satu kitab dan masih belum melanjutkan pada kitab yang lain, maka diisi
terlebih dahulu dengan membaca Al-Qur’an.
Melihat metode pembelajaran yang dipakai pada sekolah ini, menunjukkan adanya
kemajuan pembelajaran dari pada pembelajaran kitab salaf pada umumnya yaitu sorogan dan
bandongan. Siswa dituntut lebih aktif dalam proses belajar. Ini sesuai dalam bukunya
Mochtar “Dinamika Kajian Kitab Kuning” (2015: 178-184) yang mengemukakan tentang
beberapa macam metode pembelajaran kitab salaf (kuning) yakni: Bandongan, Sorogan,
Syawir dan Lembaga Bahtsul Masa’il. Nilai spiritual yang terkandung dalam beberapa
metode di atas adalah memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, bersikap responsif pada diri
yang dalam, memiliki sikap berdiri tegap dan berani melawan kesulitan. Hal ini sesuai dalam
buku Tebba “Kecerdasan Sufistik” (2004: 24-25) yang menjelaskan tentang ciri kecerdasan
spiritual.
Pembelajaran kitab salaf ini dimaksudkan juga untuk pengembangan kecerdasan
spiritual siswa. Seperti yang dituturkan oleh guru BMK, “siswa yang dalam belajarnya baik
atau siswa yang bisa memahami kitab salaf biasanya akhlak atau perilaku sehari-harinya juga
baik”. Hal ini sesuai dengan pendapat seseorang dalam buku karya Wiyani “Pendidikan
Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa” (2012: 63), “ada yang berpandangan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan
Tuhan. Asumsinya adalah jika seseorang hubungan dengan Tuhannya baik, maka bisa
dipastikan hubungan dengan sesama manusia pun akan baik pula”.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Urgensi Pembelajaran Kitab Salaf dalam
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam
Mojowarno Jombang
Urgensi pembelajaran kitab salaf dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
siswa terdapat faktor pendukung dan penghambatnya. Adapun faktor pendukungnya adalah
motivasi siswa dalam menyelesaikan target. Faktor pendukung atau yang menjadi motivasi
dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa melalui pembelajaran kitab salaf adalah
motivasi anak-anak untuk menguasai membaca kitab minimal Amtsilati jilid 1-5 beserta
hafal khulasoh 185 bait.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah sebagai berikut:
a. Apabila ada pengajar yang tidak hadir (terutama putra)
b. Program kitab setelah tahap Amtsilati khatam yang kurang terstruktur atau secara
spontan, jadi setelah khatam belum ditentukan kitab selanjutnya yang akan dikaji
c. Kurangnya pengawasan terhadap siswa yang tidak bermukim di pondok dalam
pembiasaan belajar kitab salaf
Jika dilihat beberapa faktor penghambat atau kekurangan diatas, hal tersebut sesuai
dengan pembelajaran kitab salaf yang sudah berjalan.
Solusi pada faktor poin pertama adalah penggabungan jika terdapat kelas yang
kosong, ini dilakukan supaya siswa tidak keluar kelas saat jam pelajaran kitab salaf.
Sedangkan pada poin kedua adalah dengan dicanangkannya program pembelajaran kitab
salaf yang lebih baik. Juga diberlakukan reward and punishment dalam rangka
meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran kitab salaf pada khususnya dan pelajaran
yang lain pada umumnya.
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
Kesimpulan
1. Kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang ini, dapat
dilihat dari diberlakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang spiritual siswa seperti sholat,
mengaji dan lain-lain. Dan sudah dilakukan usaha-usaha untuk menanamkan keimanan yang
lebih dalam kepada peserta didik, sehingga dapat melesatkan kecerdasan spiritual siswa tidak
hanya hubungannya kepada Tuhan tetapi juga kepada sesama manusia atau makhluk lainnya,
seperti mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru, menjaga lingkungan dan sopan
santun. Dan juga adanya pembiasaan Tegur, Sapa dan Salam antara siswa dengan siswa atau
siswa dengan guru.
2. Urgensi pembelajaran kitab salaf yang dilakukan dalam mengembangkan kecerdasan
spiritual siswa adalah sebelum memulai pelajaran, guru/ustadz mengirimkan do’a atau
tawassul kepada mushonnif dan kyai-kyai yang telah mendahului kita. Materi yang diajarkan
mengandung nilai spiritual yang tinggi. Dan juga di setiap metode yang digunakan
terkandung nilai spiritual didalamnya seperti; memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dan
mampu berdiri sendiri tegap serta berani dalam menghadapi kesulitan.
3. Faktor pendukung pembelajaran kitab salaf adalah motivasi siswa dalam menyelesaikan
target, sedangkan faktor penghambat dalam pembelajaran kitab salaf adalah apabila ada
pengajar yang tidak hadir, program kitab setelah tahap Amtsilati khatam yang kurang
terstruktur (spontan), kurangnya pengawasan
terhadap siswa yang tidak bermukim di
pondok dalam pembiasaan belajar kitab salaf. Solusi yang dilakukan adalah penggabungan
kelas-kelas yang kosong, sedangkan pada poin kedua adalah dengan dicanangkannya
program pembelajaran kitab salaf yang lebih baik dan juga diberlakukan reward and
punisment dalam rangka meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran kitab salaf pada
khususnya dan pelajaran yang lain pada umumnya.
Saran-saran:
1. Bagi MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang, hasil penelitian ini dapat menjadi
salah satu informasi dan referensi tentang perlunya meningkatkan pengembangan kecerdasan
spiritual siswa melalui pembelajaran kitab salaf.
2. Bagi pemerintah, dalam pengembangan kualitas pendidikan berbasis pesantren khususnya
yang berkaitan dengan pengembangan kecerdasan spiritual siswa melalui pembelajaran kitab
salaf patut untuk dipertimbangkan sebagai acuan kurikulum Madrasah Aliyah lain.
3. Bagi pengelola lembaga pendidikan lain, bahwa realita pembelajaran kitab salaf dalam
pengembangan kecerdasan spiritual siswa di beberapa sekolah perlu dievaluasi secara lebih
intensif sehingga apa yang direncanakan dapat tercapai dan berjalan sesuai dengan harapan.
4. Bagi peneliti lain, kiranya dapat ditindaklanjuti penelitian ini dengan model yang lebih luas,
di mana dapat digunakan objek penelitian lebih banyak serta menggunakan indikatorindikator yang lebih lengkap agar dapat mengungkap realita yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2004. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
ESQ. Jakarta: Arga.
Ahmad, Muhammad Abdul Qadir. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ali, Zainuddin. 2014. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, Imron & Muhammad Slamet. 2010. Kepemimpinan Kyai Dalam Perubahan Manajemen
Pondok Pesantren. Yogyakarta: CV. Aditya Media.
Arifin, M. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arifin, Muzayyin. 2014. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asrori, Muhammad. 2013. Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab di Pesantren. Malang:
UIN-MALIKI Press.
Ath-Thaybi, Abu Zur’ah. 2013. Ada Apa Dengan Bahasa Arab. Surabaya: Pustaka Syabab.
B. Uno, Hamzah. 2010. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Baharuddin. 2010. Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: ar- Ruzz Media.
Baharuddin. 2011. Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam. Malang: UIN- Maliki Press.
Bawani, Imam. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan Islam. Sidoarjo: Khazanah Ilmu.
Daradjat, Zakiah dkk. 2011. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Daulay, Haidar Putra. 2007. Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di
Indonesia. Jakarta: Kencana
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Herdiansyah, Harsis. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika
Huda, Sokhi. 2015. Kajian Praktis Proposal Penelitian Aneka Pendekatan. Surabaya: Imtiyaz.
Jalaluddin. 2003. Teologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Jalaluddin. 2005. Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Majid, Abdul & Dian Andayani. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Mardiyah. 2015. Kepemimpinan Kiai Dalam Memelihara Budaya Organisasi. Malang: Aditya
Media Publishing
Mochtar, M. Masyhuri. 2015. Dinamika Kajian Kitab Kuning Di Pesantren Pasuruan: Pustaka
Sidogiri Pondok Pesantren Sidogiri.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. 2006. Nuansa Baru Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGranfindo Persada.
Muhyidin, Muhammad. 2007. Manajemen ESQ Power. Jogjakarta: DIVA Press
Mujib, Abdul. 2006. Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Munawwir, Syamsu-I Arifyn. 2013. Islam Indonesia Di Mata Santri. Pasuruan: Pustaka Sidogiri
Pondok Pesantren Sidogiri.
Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.
Jakarta: Bumi Aksara.
Najati, Usman. 2003. Belajar EQ dan SQ dari Sunah Nabi. Jakarta: Hikmah.
Nata, Abuddin. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media Grup.
Qomar, Mujamil. 2014. Menggagas Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Saondi, Ondi & Aris Suherman. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika Aditama.
Shaleh, Abdul Rahman & Muhbib Abdul Wahab. 2005. Psikologi Suatu Pengantar Dalan
Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.
Sholihuddin, Ahmad. 2012. Belajar Bahasa Melalui Kesalahan Berbahasa. Kediri: STAIN
Kediri Press.
Sonhadji, Ahmad, dkk. 1996. Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keagamaan.
Malang: Kalimasahada Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suprayogo, Imam. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Malang: UIN- Maliki Press.
Tafsir, Ahmad. 2013. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. 2013. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Taniredja, Tukiran dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Tebba, Sudirman. 2004. Kecerdasan Sufistik. Jakarta: Kencana.
Usuluddin, Win. 2002. Sintesis Pendidikan Islam Asia-Afrika. Yogyakarta: Paradigma.
Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa. Yogyakarta:
Teras.
Yudhawati, Ratna & Dany Haryanto. 2011. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Yusuf LN, Syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Zainuddin. 2013. Paradigma Pendidikan Terpadu. Malang: UIN- Maliki Press.
Zuhdiyah. 2012. Psikologi Agama. Yogyakarta: Pustaka Felicha.
KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI MADRASAH ALIYAH DARUL FAIZIN
CATAK GAYAM MOJOWARNO JOMBANG
Dr. Rofiatul Hosna, M.Pd.
Dosen Program Pascasarjana UNHASY Tebuireng Jombang
Abstrak
MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang merupakan madrasah yang ada
dalam naungan pesantren yakni pesantren Darul Faizin. Pada madrasah/sekolah ini juga tidak
meninggalkan tradisi pesantren yakni tetap menggunakan model pembelajaran kitab salaf.
Hanya saja di sekolah ini lebih menekankan pada metode Amtsilati, yang mempunyai makna
cara membaca kitab dengan cepat. Penelitian ini mempunyai fokus sebagai berikut; (1)
Bagaimana kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang?
(2) Bagaimana urgensi pembelajaran kitab salaf dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
siswa? (3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat urgensi pembelajaran kitab salaf dalam
mengembangkan kecerdasan spiritual siswa? Tujuan secara umum yang akan dicapai dalam
penelitian ini untuk menemukan dan mengnalisis urgensi pembelajaran kitab salaf dalam
mengembangkan kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno
Jombang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan field research
(penelitian lapangan). Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
menggunakan tiga teknik, yaitu: (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi. Data yang
diperoleh berupa kata-kata, kejadian, catatan, laporan dan dokumen. Teknik analisa data yang
dilakukan yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/
verifikasi. Kriteria keabsahan data didasarkan atas: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability).
Kesimpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut: Pertama, Kecerdasan spiritual siswa
di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang ini, didukung oleh kegiatan-kegiatan
yang menunjang spiritual siswa seperti sholat dan mengaji serta sudah dilakukan usaha-usaha
untuk menanamkan keimanan yang lebih dalam kepada peserta didik, dan juga adanya
pembiasaan tegur, sapa dan salam antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru. Kedua,
urgensi pembelajaran kitab salaf yang dilakukan dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
siswa adalah sebelum memulai pelajaran, guru/ustadz mengirimkan do’a atau tawassul kepada
mushonnif dan kyai-kyai yang telah mendahului kita. Materi yang diajarkan mengandung nilai
spiritual yang tinggi. Ketiga, Faktor pendukung pembelajaran kitab salaf adalah motivasi siswa
dalam menyelesaikan target. Sedangkan faktor penghambat dalam pembelajaran kitab salaf
adalah apabila ada pengajar yang tidak hadir. Solusi yang dilakukan adalah penggabungan
kelas-kelas yang kosong.
Kata Kunci: Pembelajaran Kitab Salaf dan Kecerdasan Spiritual
PENDAHULUAN
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah kepada manusia dan
menjadikannya salah satu kelebihan menusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan
kecerdasannya, manusia dapat terus-menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas
hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus-menerus
(Yudhawati & Haryanto, 2011: 101).
Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiri. Kecerdasan spiritual adalah sumber yang
mengilhami, menyemangati dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa
batas waktu (Agus N. Germanto, 2001). Kearifan spiritual adalah sikap hidup arif dan bijak
secara spiritual, yang cenderung lebih bermakna dan bijak, bisa menyikapi segala sesuatu secara
lebih jernih dan benar sesuai hati nurani kita, kecerdasan spiritual “SQ” (Saondi & Suherman,
2010: 123).
Bentuk sikap keagamaan seseorang dapat dilihat seberapa jauh keterkaitan komponen
kognisi, afeksi, dan konasi seseorang dengan masalah-masalah yang menyangkut agama.
Hubungan tersebut jelasnya tidak ditentukan oleh hubungan sesaat, melainkan sebagai
hubungan proses, sebab pembentukan sikap melalui hasil belajar dari interaksi dan pengalaman.
Dan pembentukan sikap itu sendiri ternyata tidak semata-mata tergantung sepenuhnya kepada
faktor eksternal, melainkan juga dipengaruhi oleh kondisi faktor internal seseorang (Jalaluddin,
2005: 217).
Pendidikan Islam sangat penting keberadaannya karena pendidikan agama Islam
merupakan suatu upaya atau proses, pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap dan
perilaku untuk mencari, mengembangkan, memelihara, serta menggunakan ilmu dan perangkat
teknologi atau keterampilan demi kepentingan manusia sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena
itu, pada hakikatnya proses pendidikan Islam merupakan proses pelestarian dan penyempurnaan
kultur Islam yang selalu berkembang dalam suatu proses transformasi budaya yang
berkesinambungan di atas konstanta wahyu yang merupakan nilai universal (Baharuddin, 2010:
197).
Bila dikaitkan dengan tujuan pendidikan Islam, maka pendidikan agama mestilah
mampu mengantarkan seorang peserta didik kepada tiga aspek. Pertama, aspek keimanan
mencakup seluruh arkanul iman. Kedua, aspek ibadah, mencakup seluruh arkanul Islam. Ketiga,
aspek akhlak, mencakup seuruh akhlakul karimah (Daulay, 2007: 37-38).
Salah satu ciri khas madrasah yang didalamnya bernapaskan agama dan masih banyak
menggunakan tradisi pesantren apabila memang sekolah tersebut ada dalam naungan pesantren,
terutama dalam model pembelajarannya yakni dengan menggunakan pembelajaran kitab salaf.
MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang merupakan sekolah/madrasah
yang ada dalam naungan pesantren yakni pesantren Darul Faizin . Pada sekolah ini juga tidak
meninggalkan tradisi pesantren yakni tetap menggunakan model pembelajaran kitab salaf.
Hanya saja di sekolah ini lebih menekankan pada metode Amtsilati, yang mempunyai makna
cara membaca kitab dengan cepat. Ada yang unik dalam pembelajaran kitab salaf di sekolah ini
yaitu melaksanakan pembelajaran kitab salaf di luar kelas.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti akan membahas tentang urgensi
pembelajaran kitab salaf pada madrasah/sekolah ini dan aplikasinya dalam kehidupan seharihari, dengan mengambil judul “Urgensi Pembelajaran Kitab Salaf dalam Mengembangkan
Kecerdasan Spiritual di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang”.
Adapun fokus penelitiannya adalah sebagai berikut; (1) Bagaimana kecerdasan spiritual
siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang? (2) Bagaimana urgensi
pembelajaran kitab salaf dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin
Catak Gayam Mojowarno Jombang? (3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat urgensi
pembelajaran kitab salaf dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin
Catak Gayam Mojowarno Jombang?
Sedangkan tujuan penelitiannya adalah; (1) untuk mengetahui dan menganaisis
kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang. (2) Untuk
mengetahui dan menganalisis urgensi pembelajaran kitab salaf dalam mengembangkan
kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang. (3) Untuk
mengetahui dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat urgensi pembelajaran kitab
salaf dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam
Mojowarno Jombang.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Bodgan
dan Taylor (1975) disain penelitian kualitatif dilakukan sebelum ke lapangan, yakni di mana
peneliti mempersiapkan diri sebelum terjun ke lapangan.
Sedangkan pendekatan penelitian ini menggunakan field research (penelitian lapangan).
Penelitian lapangan merupakan penelitian yang langsung terjun ke lokasi yang sudah ditentukan
sedangkan studi kasus menurut Denni (dikutip Guba & Lincoln. 1987) merupakan studi yang
menguji secara lengkap dan intensip segi-segi, isu-isu, dan mungkin peristiwa tentang latar
geografi secara berulang-ulang. Kasus tidak hanya terbatas pada orang atau organisasi, tetapi
juga batas sistem, program, tanggung jawab, koleksi atau populasi (Stake dikutip Guba &
Lincoln. 1987).
Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah peneliti sendiri dengan alat
bantu berupa interview dan observasi partisipan di lapangan, baik ketika terjun ke lapangan
maupun ketika berada di lapangan.
Data dalam penelitian ini adalah data tentang pengembangan kecerdasan spiritual siswa
melalui pembelajaran kitab salaf di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang.
Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan: Observasi, wawancara
dan dokumentasi. Kemudian melakukan perencanaan prosedur analisis. Analisis data dilakukan
sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus-menerus dari awal sampai akhir penelitian.
Untuk keperluan analisis data penulis menggunakan descriptive-analytic method. Secara garis
besar, proses pengolahan dan analisis data meliputi tiga tahap, yakni (1) deskripsi, (2) formulasi,
dan (3) interpretasi (Huda, 2015: 293).
Dalam penelitian kualitatif kita mengenal dengan credibility, transferability,
dependability, dan comfirmability. Istilah tersebut pada dasarnya merupakan kriteria yang
bertujuan untuk menjamin trustworthiness (kelayakan untuk dipercaya) sebuah penelitian.
Istilah tersebut di atas merupakan rangkuman dari tahap pengecekan keabsahan data yang
merupakan bagian yang sangat penting dari penelitian kualitatif (Moleong, 2010: 326).
HASIL PENELITIAN
1. Kecerdasan Spiritual Siswa MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang
Seperti yang telah tertulis dalam dokumen MA Darul Faizin Catak Gayam
Mojowarno Jombang ini, salah satu pengembangan Kurikulum MA Darul Faizin Catak
Gayam Mojowarno Jombang memperhatikan unsur peningkatan iman, spiritualitas, dan
moralitas. Iman, spiritualitas, dan moralitas menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua mata pelajaran dapat
menunjang pengembangan iman, spiritualitas, dan moralitas. Khusus untuk pengembangan
iman dan spiritualitas ini di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang
dilaksanakan program bimbingan membaca kitab. Selain itu peringatan hari-hari besar
keagamaan dilaksanakan dengan pelbagai kegiatan yang sesuai.
Pendapat ini sesuai dengan Danah Zohar dan Ian Marshall dalam buku Desmita
“Psikologi Perkembangan” (2005: 175). Kegiatan spiritual di sekolah ini dimulai dari pagi
hari adalah ketika sholat shubuh berjama’ah di pondok pesantren Darul Faizin (karena
madrasah/sekolah berkaitan atau berhubungan dengan pondok). Semua santri atau siswa
diwajibkan melaksanakan sholat shubuh berjama’ah, tidak hanya sholat shubuh tetapi sholat
5 waktu diwajibkan berjama’ah. Dalam pelaksanaannya diberlakukan juga reward and
punisment dalam rangka meningkatkan kedisiplinan santri dalam melakukan sholat
berjama’ah. Kemudian setelah sholat shubuh mengaji al-Qur’an di pondok. Selain siswa
yang mengaji kajian kitab kuning, di sekolah ini setiap guru sebelum memulai pelajaran juga
diberi kajian kitab kuning dan istighosah bersama dengan Bapak Pengasuh KH. Khotib.
Sehingga guru-guru yang berlatar belakang ilmu umum bisa mempelajari ilmu agama secara
terus-menerus dan dapat menanamkan nilai-nilai spiritual dalam setiap pembelajaran serta
dapat membina akhlak siswa serta ikut mengawasi dalam kegiatan sehari-hari. Sesuai dengan
yang dikatakan Muhyidin dalam bukunya “Manajemen ESQ Power” (2007: 391), “pabila
kita ingin melesatkan kecerdasan spiritual, ini berarti kita harus melesat melaksanakan
ajaran-ajaran Islam.”
Pembentukan
karakter
peserta
didik
melalui
pembiasaan
dan lingkungan
guna mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa yang dilakukan melalui kegiatan rutin,
kegiatan spontan, kegiatan terprogram (bimbingan konseling), dan kegiatan keteladanan.
MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang telah memulai kegiatan pembentukan
karakter ini dengan pembiasaan Tegur, Sapa, dan Salam.
Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan Tafsir dalam bukunya “Ilmu Pendidikan
Islami” (2013: 127) yang menjelaskan tentang Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
menanamkan Iman
2. Urgensi Pembelajaran Kitab Salaf dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa
di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang
Pembagian dalam pembelajaran kitab salaf di madrasah/sekolah ini, dikelompokkan
berdasarkan kemampuan siswa tidak berdasarkan kelas formal. Pembagian ini dibagi dalam
tiga kelompok besar yakni siswa yang berasal dari luar pondok, siswa santri pondok Darul
Faizin sendiri dan santri di luar pondok Darul Faizin, hal ini dikarenakan agar pembelajaran
berjalan secara efektif dalam arti tidak terjadi tumpang tindih dalam pembelajaran kitab
salaf, apa yang sudah diajarkan di pondok tidak diajarkan dalam sekolah, hal ini dengan
alasan agar siswa dapat mengkaji kajian disiplin ilmu kitab salaf yang berbeda dan beragam
dalam waktu yang relatif singkat. Materi pembelajaran kitab salaf pada MA Darul Faizin
Catak Gayam Mojowarno Jombang sangat beragam, tetapi dibagi menjadi 4 tahap; tahap
pertama, Kitabati, kedua Syari’ati, ketiga ‘Aqidati dan yang keempat Amtsilati (beserta
khulasohnya), yang ditempuh dalam waktu satu tahun.
Melihat dari materi-materi yang diajarkan di sekolah ini sesuai dengan yang
disebutkan Mochtar dalam bukunya “Dinamika Kajian Kitab Kuning Di Pesantren” (2015:
57-101) yakni: ilmu Hadits, ilmu Tafsir, Ushul Fikih, ilmu Fikih dan Qaidah Fiqih.
Semuanya adalah ragam keilmuwan dalam kitab kuning.
Sedangkan metode yang diapakai pada sekolah ini adalah:
a.
Active learning
Disini dituntut siswa lebih aktif daripada ustadz yang menyampaikan pelajaran.
b.
Sistem Membaca Kitab Salaf (Kuning)
Setelah ustadz membacakan dan menjelaskan pelajaran, maka secara bergantian siswa
disuruh untuk membaca kitab yang telah dibacakan, dengan berdiri ditempatnya dan
didengarkan oleh seluruh siswa yang lain.
c.
Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk mengingat-ingat kembali apa yang telah disampaikan
oleh ustadz, secara bergantian siswa menjawab dari ustadz atau membuat pertanyaan
yang kemudian dijawab oleh teman yang lain.
d.
Metode Diskusi
Metode diskusi atau musyawaroh digunakan untuk melatih siswa dalam kemampuan
menyampaikan pendapat sekaligus melatih mental siswa agar dapat berbicara di depan
umum.
e.
Metode Lagu (Syair)
Metode ini sering digunakan ketika menghafalkan nadhom khulasoh, untuk
mempermudah siswa dalam menghafalkannya. Dan mengusir kejenuhan siswa dalam
belajar kitab salaf.
f.
Membaca Al-Qur’an
Ketika siswa belum bisa membaca al-Qur’an dengan baik, maka disini diajarkan dulu
membaca al-Qur’an dengan memperhatikan tajwid dan fasohahnya. Atau ketika sudah
selesai satu kitab dan masih belum melanjutkan pada kitab yang lain, maka diisi
terlebih dahulu dengan membaca Al-Qur’an.
Melihat metode pembelajaran yang dipakai pada sekolah ini, menunjukkan adanya
kemajuan pembelajaran dari pada pembelajaran kitab salaf pada umumnya yaitu sorogan dan
bandongan. Siswa dituntut lebih aktif dalam proses belajar. Ini sesuai dalam bukunya
Mochtar “Dinamika Kajian Kitab Kuning” (2015: 178-184) yang mengemukakan tentang
beberapa macam metode pembelajaran kitab salaf (kuning) yakni: Bandongan, Sorogan,
Syawir dan Lembaga Bahtsul Masa’il. Nilai spiritual yang terkandung dalam beberapa
metode di atas adalah memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, bersikap responsif pada diri
yang dalam, memiliki sikap berdiri tegap dan berani melawan kesulitan. Hal ini sesuai dalam
buku Tebba “Kecerdasan Sufistik” (2004: 24-25) yang menjelaskan tentang ciri kecerdasan
spiritual.
Pembelajaran kitab salaf ini dimaksudkan juga untuk pengembangan kecerdasan
spiritual siswa. Seperti yang dituturkan oleh guru BMK, “siswa yang dalam belajarnya baik
atau siswa yang bisa memahami kitab salaf biasanya akhlak atau perilaku sehari-harinya juga
baik”. Hal ini sesuai dengan pendapat seseorang dalam buku karya Wiyani “Pendidikan
Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa” (2012: 63), “ada yang berpandangan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan
Tuhan. Asumsinya adalah jika seseorang hubungan dengan Tuhannya baik, maka bisa
dipastikan hubungan dengan sesama manusia pun akan baik pula”.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Urgensi Pembelajaran Kitab Salaf dalam
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam
Mojowarno Jombang
Urgensi pembelajaran kitab salaf dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
siswa terdapat faktor pendukung dan penghambatnya. Adapun faktor pendukungnya adalah
motivasi siswa dalam menyelesaikan target. Faktor pendukung atau yang menjadi motivasi
dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa melalui pembelajaran kitab salaf adalah
motivasi anak-anak untuk menguasai membaca kitab minimal Amtsilati jilid 1-5 beserta
hafal khulasoh 185 bait.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah sebagai berikut:
a. Apabila ada pengajar yang tidak hadir (terutama putra)
b. Program kitab setelah tahap Amtsilati khatam yang kurang terstruktur atau secara
spontan, jadi setelah khatam belum ditentukan kitab selanjutnya yang akan dikaji
c. Kurangnya pengawasan terhadap siswa yang tidak bermukim di pondok dalam
pembiasaan belajar kitab salaf
Jika dilihat beberapa faktor penghambat atau kekurangan diatas, hal tersebut sesuai
dengan pembelajaran kitab salaf yang sudah berjalan.
Solusi pada faktor poin pertama adalah penggabungan jika terdapat kelas yang
kosong, ini dilakukan supaya siswa tidak keluar kelas saat jam pelajaran kitab salaf.
Sedangkan pada poin kedua adalah dengan dicanangkannya program pembelajaran kitab
salaf yang lebih baik. Juga diberlakukan reward and punishment dalam rangka
meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran kitab salaf pada khususnya dan pelajaran
yang lain pada umumnya.
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
Kesimpulan
1. Kecerdasan spiritual siswa di MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang ini, dapat
dilihat dari diberlakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang spiritual siswa seperti sholat,
mengaji dan lain-lain. Dan sudah dilakukan usaha-usaha untuk menanamkan keimanan yang
lebih dalam kepada peserta didik, sehingga dapat melesatkan kecerdasan spiritual siswa tidak
hanya hubungannya kepada Tuhan tetapi juga kepada sesama manusia atau makhluk lainnya,
seperti mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru, menjaga lingkungan dan sopan
santun. Dan juga adanya pembiasaan Tegur, Sapa dan Salam antara siswa dengan siswa atau
siswa dengan guru.
2. Urgensi pembelajaran kitab salaf yang dilakukan dalam mengembangkan kecerdasan
spiritual siswa adalah sebelum memulai pelajaran, guru/ustadz mengirimkan do’a atau
tawassul kepada mushonnif dan kyai-kyai yang telah mendahului kita. Materi yang diajarkan
mengandung nilai spiritual yang tinggi. Dan juga di setiap metode yang digunakan
terkandung nilai spiritual didalamnya seperti; memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dan
mampu berdiri sendiri tegap serta berani dalam menghadapi kesulitan.
3. Faktor pendukung pembelajaran kitab salaf adalah motivasi siswa dalam menyelesaikan
target, sedangkan faktor penghambat dalam pembelajaran kitab salaf adalah apabila ada
pengajar yang tidak hadir, program kitab setelah tahap Amtsilati khatam yang kurang
terstruktur (spontan), kurangnya pengawasan
terhadap siswa yang tidak bermukim di
pondok dalam pembiasaan belajar kitab salaf. Solusi yang dilakukan adalah penggabungan
kelas-kelas yang kosong, sedangkan pada poin kedua adalah dengan dicanangkannya
program pembelajaran kitab salaf yang lebih baik dan juga diberlakukan reward and
punisment dalam rangka meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran kitab salaf pada
khususnya dan pelajaran yang lain pada umumnya.
Saran-saran:
1. Bagi MA Darul Faizin Catak Gayam Mojowarno Jombang, hasil penelitian ini dapat menjadi
salah satu informasi dan referensi tentang perlunya meningkatkan pengembangan kecerdasan
spiritual siswa melalui pembelajaran kitab salaf.
2. Bagi pemerintah, dalam pengembangan kualitas pendidikan berbasis pesantren khususnya
yang berkaitan dengan pengembangan kecerdasan spiritual siswa melalui pembelajaran kitab
salaf patut untuk dipertimbangkan sebagai acuan kurikulum Madrasah Aliyah lain.
3. Bagi pengelola lembaga pendidikan lain, bahwa realita pembelajaran kitab salaf dalam
pengembangan kecerdasan spiritual siswa di beberapa sekolah perlu dievaluasi secara lebih
intensif sehingga apa yang direncanakan dapat tercapai dan berjalan sesuai dengan harapan.
4. Bagi peneliti lain, kiranya dapat ditindaklanjuti penelitian ini dengan model yang lebih luas,
di mana dapat digunakan objek penelitian lebih banyak serta menggunakan indikatorindikator yang lebih lengkap agar dapat mengungkap realita yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2004. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
ESQ. Jakarta: Arga.
Ahmad, Muhammad Abdul Qadir. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ali, Zainuddin. 2014. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, Imron & Muhammad Slamet. 2010. Kepemimpinan Kyai Dalam Perubahan Manajemen
Pondok Pesantren. Yogyakarta: CV. Aditya Media.
Arifin, M. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arifin, Muzayyin. 2014. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asrori, Muhammad. 2013. Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab di Pesantren. Malang:
UIN-MALIKI Press.
Ath-Thaybi, Abu Zur’ah. 2013. Ada Apa Dengan Bahasa Arab. Surabaya: Pustaka Syabab.
B. Uno, Hamzah. 2010. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Baharuddin. 2010. Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: ar- Ruzz Media.
Baharuddin. 2011. Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam. Malang: UIN- Maliki Press.
Bawani, Imam. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan Islam. Sidoarjo: Khazanah Ilmu.
Daradjat, Zakiah dkk. 2011. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Daulay, Haidar Putra. 2007. Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di
Indonesia. Jakarta: Kencana
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Herdiansyah, Harsis. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika
Huda, Sokhi. 2015. Kajian Praktis Proposal Penelitian Aneka Pendekatan. Surabaya: Imtiyaz.
Jalaluddin. 2003. Teologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Jalaluddin. 2005. Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Majid, Abdul & Dian Andayani. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Mardiyah. 2015. Kepemimpinan Kiai Dalam Memelihara Budaya Organisasi. Malang: Aditya
Media Publishing
Mochtar, M. Masyhuri. 2015. Dinamika Kajian Kitab Kuning Di Pesantren Pasuruan: Pustaka
Sidogiri Pondok Pesantren Sidogiri.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. 2006. Nuansa Baru Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGranfindo Persada.
Muhyidin, Muhammad. 2007. Manajemen ESQ Power. Jogjakarta: DIVA Press
Mujib, Abdul. 2006. Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Munawwir, Syamsu-I Arifyn. 2013. Islam Indonesia Di Mata Santri. Pasuruan: Pustaka Sidogiri
Pondok Pesantren Sidogiri.
Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.
Jakarta: Bumi Aksara.
Najati, Usman. 2003. Belajar EQ dan SQ dari Sunah Nabi. Jakarta: Hikmah.
Nata, Abuddin. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media Grup.
Qomar, Mujamil. 2014. Menggagas Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Saondi, Ondi & Aris Suherman. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika Aditama.
Shaleh, Abdul Rahman & Muhbib Abdul Wahab. 2005. Psikologi Suatu Pengantar Dalan
Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.
Sholihuddin, Ahmad. 2012. Belajar Bahasa Melalui Kesalahan Berbahasa. Kediri: STAIN
Kediri Press.
Sonhadji, Ahmad, dkk. 1996. Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keagamaan.
Malang: Kalimasahada Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suprayogo, Imam. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Malang: UIN- Maliki Press.
Tafsir, Ahmad. 2013. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. 2013. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Taniredja, Tukiran dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Tebba, Sudirman. 2004. Kecerdasan Sufistik. Jakarta: Kencana.
Usuluddin, Win. 2002. Sintesis Pendidikan Islam Asia-Afrika. Yogyakarta: Paradigma.
Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa. Yogyakarta:
Teras.
Yudhawati, Ratna & Dany Haryanto. 2011. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Yusuf LN, Syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Zainuddin. 2013. Paradigma Pendidikan Terpadu. Malang: UIN- Maliki Press.
Zuhdiyah. 2012. Psikologi Agama. Yogyakarta: Pustaka Felicha.