BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu - Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen dan Standar Operasional Prosedur terhadap Kinerja Manajerial Proyek Bandar Udara Medan Baru

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Penelitian Terdahulu

  Penelitian pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, sedangkan penelitian tesis ini dilakukan dari sudut pandang yang berbeda yaitu untuk menganalisis bagaimana pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen dan Standar Operasional Prosedur terhadap kinerja manajerial pembangunan proyek Bandar Udara Medan Baru sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk meningkatkan penerapan SOP dan SIM, dan dapat membantu para manajer untuk mengambil keputusan berdasarkan hasil penelitian.

  Seftriadi (2008) meneliti tentang Pengaruh Keahlian Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara. Variabel independen yaitu : Persepsi kegunaan sistem informasi, Kegelisahan terhadap komputer, Kualitas sistem informasi, Pelatihan komputer, Keahlian di bidang komputer, Tekanan kerja. Variabel dependen yaitu : Kinerja Auditor, yang dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda. Kesimpulan penelitian ini adalah: Persepsi kegunaan sistem informasi, Kegelisahan terhadap komputer, Kualitas sistem informasi, Pelatihan komputer, Keahlian di bidang komputer, Tekanan kerja berpengaruh siginifikan terhadap kinerja Auditor.

  Tarigan (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Kaban Jahe di Sumatera Utara. Variabel yang diteliti antara lain variabel independen yaitu : faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis, dan variabel dependen yaitu : kinerja, yang dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda. Hasil penelitian memiliki 3 (tiga) dimensi yang meliputi : faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis dalam penerapan sistem informasi manajemen. Hal ini berarti faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis sangat menentukan atau berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe. Sacara parsial baik faktor teknis, faktor operasional maupun faktor ekonomis berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe. Faktor teknis mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor operasional dan faktor ekonomis.

  Prilyanti (2009) meneliti tentang Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pelayanan Karyawan Hotel Garuda Plaza di Medan Variabel independen yaitu Organisasi, Manajemen, dan Teknologi. Variabel yang diteliti antara lain Variabel independen yaitu : Manajemen, Organisasi, SDM, sarana dan Metode, variabel dependen yaitu : kelancaran sistem informasi manajemen, yang dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda.

  Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Tingkat pengaruh yang sangat signifikan memiliki makna bahwa penerapan sistem informasi manajemen yang dilaksanakan di Hotel Garuda Plaza Medan sangat menentukan dalam meningkatkan pelayanan di Hotel Garuda Plaza Medan. (2) Organisasi, manajemen, dan teknologi informasi secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel Garuda Plaza Medan.

  Hariyanto (2010) meneliti tentang pengaruh keahlian penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi terhadap kinerja manajemen Akademi Sekretaris dan Manajemen Don Bosco. Variabel yang diteliti antara lain variabel independen (variabel bebas) yaitu : penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi, sedangkan variabel dependen (variabel terikat) yaitu : kinerja manajemen Akademi Sekretaris dan Manajemen Don Bosco. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen, dan penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen.

  Walaupun pengaruh variabel independen yaitu teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi sudah cukup kuat terhadap variabel dependen yaitu kinerja manajemen, namun untuk memprediksi kinerja manajemen Haryanto menyarankan untuk memasukkan varibel lain yaitu pelatihan, pengembangan, komunikasi dan pemberian insentif.

  Dari hasil peninjauan terhadap hasil penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa bahwa faktor-faktor teknis, operasional, ekonomis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai; teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen; penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen.

  Intisari hasil tinajuan atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1 :

Tabel 2.1 Intisari atas Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti/tahun Judul Penelitian Variabel yang dipergunakan Analisis yang dipergunakan Hasil Penelitian

  Analisis regresi berganda Organisasi, Manajemen, dan Teknologi secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelancaran sistem informasi manajemen.

  Berganda Sumber Daya Manusia dan Perangkat Komputer baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penerapan Sistem Informasi Manajemen.

  Variabel Independen :

Sumber Daya

Manusia, Perangkat Komputer, Penerapan Sistem Informasi Manajemen, dan Penerapan Standar Operasional Prosedur Variabel Dependen : Kinerja Manajerial Analisis Regresi

  5 2013 Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen dan Standar Operasional Prosedur Terhadap Kinerja Manajerial Proyek Bandar Udara Medan Baru

  Sumber : http://papers.gunadarma.ac.id /index.php/mmsi/article

  Teknologi dan Sistem Informasi, Sistem Manajemen Mutu dan Budaya Organisasi baik secara parsial maupun secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Manajemen .

  Variabel independen yaitu : Penggunaan Teknologi dan Sistem Informasi, Sistem Manajemen Mutu, Budaya Organisasi Variabel dependen yaitu : Kinerja Manajemen Analisis regresi berganda Penggunaan

  4 Hariyanto/2010 Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Sistem Manajemen Mutu, dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Akademi Sekretari dan Manajemen Don Bosco

  Sumber : http://repository.usu.ac.id

  Variabel dependen yaitu : Kelancaran Sistem Informasi Manajemen

  1 Seftriadi/2008 Pengaruh Keahlian dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara

  Variabel independen yaitu : Organisasi, Manajemen, dan Teknologi.

  3 Prilyanti/2009 Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pelayanan Karyawan Hotel Garuda Plaza Medan

  Analisis regresi berganda Faktor teknis, faktor operasional, dan faktor ekonomis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai

  Variabel independen yaitu : Faktor teknis, faktor operasional, dan faktor ekonomis Variabel dependen yaitu : Kinerja

  2 Tarigan/2009 Analisis Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai Rumah tahanan Negara Kelas II B Kaban Jahe

  Persepsi kegunaan sistem informasi, Kegelisahan terhadap komputer, Kualitas sistem informasi, Pelatihan komputer, Keahlian di bidang komputer, Tekanan kerja berpengaruh siginifikan terhadap kinerja Auditor.

  Variabel dependen yaitu : Kinerja Auditor Analisis regresi berganda

  Variabel independen yaitu : Persepsi kegunaan sistem informasi, Kegelisahan terhadap komputer, Kualitas sistem informasi, Pelatihan komputer, Keahlian di bidang komputer, Tekanan kerja.

  Penerapan Sistem Informasi Manajemen

  Lanjutan Tabel 2-1 dan Standar Operasional Prosedur baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial

  Sumber : Ringkasan hasil penelitian

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen

  Istilah sistem informasi manajemen telah banyak didefinisikan oleh para ahli manajemen dan komputer dengan cara pandang yang berbeda-beda. Konsep sistem informasi manajemen berkembang seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan telah memberikan kesadaran baru bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama yaitu menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan.

  Pemahaman tentang istilah Sistem Informasi Manajemen akan diperoleh dengan cukup baik apabila seseorang mampu memahami tentang sistem, informasi dan manajemen.

1. Definisi Sistem

  Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau sub sistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai tujuan (Sutanta, 2003:4).

  Sesuai dengan definisi tersebut Sutanta menjelaskan bahwa suatu sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. Mempunyai komponen (components)

  b. Mempunyai batas (boundary) c. Mempunyai lingkungan (environments)

  d. Mempunyai penghubung/antar muka (interface) antar komponen

  e. Mempunyai masukan (input)

  f. Mempunyai pengolahan (processing)

  g. Mempunyai keluaran (output)

  h. Mempunyai sasaran (objectives) dan tujuan (goals) i. Mempunyai kendali (control) j. Mempunyai umpan balik (feed back

  Secara umum model suatu sistem terdiri dari masukan (input), pengolah (pocess), dan keluaran (output).

  Input Process Output Sumber : Sutanta (2003:7)

Gambar 2.1. Model Umum Suatu Sistem

  Pada dasarnya tidak ada sistem informasi yang sempurna untuk dapat bertahan hingga masa yang tak terhingga. Adanya keperluan dan kebutuhan, pertumbuhan suatu organisasi/usaha, perkembangan teknologi, dan pengaruh luar yang mengharuskan adanya usaha pengembangan sistem informasi baru untuk mengimbangi dinamika organisasi di mana sistem informasi telah ditetapkan.

  Kenyataan ini mengakibatkan setiap sistem perlu dirubah pada saat yang diperlukan. Proses perkembangan sistem informasi melewati beberapa tahapan mulai dari sistem itu direncanakan sampai diimplementasikan, hingga suatu saat perlu dikembangkan kembali. Siklus yang demikian merupakan suatu daur hidup pengembangan sistem informasi yang merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut untuk proses pengembangannya.

  Sistem beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungannya yang dinamis. Pada saat kondisi dimana sistem tidak dapat lagi beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada ataupun secara ekonomis dinilai sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan, sistem yang baru kemudian dibangun untuk menggantikannya.

  Siklus hidup sistem terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem karena tugas-tugas tersebut mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara top down. Tahapan daur hidup pengembangan sistem informasi dijelaskan dalam gambar 2.2.

  1. Tahap perencanaan

  2.

  5. Tahap analis Tahap Penggunaan 3.

  4. Tahap desain Tahap implentasi

  Sumber : McLeod, Jr. (2008:200)

Gambar 2.2 Daur Hidup Sistem

2. Definisi Informasi

  Davis, (dalam Rochaety dkk, 2011: 5) menyatakan bahwa: “ Infomasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi yang menerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang”.

  Penyimpanan data Data Processing

  Informasi Sumber : Sutabri (2005:10)

Gambar 2.3 Pemrosesan data Menjadi Informasi

  Pengertian data menurut Longkutoy, (dalam Sutabri, 2005:16), “data adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar- gambar, angka-angka, huruf-huruf, atau simbol-simbol yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi, atau situasi dan lain-lain”.

  Data bisa amat sederhana, misalnya suatu hasil penghitungan pegawai dalam suatu kelompok; dapat juga sangat rumit, misalnya untuk penghitungan jarak antara bumi dan bulan. Oleh karena itu data sangat penting bagi manajemen sebab data digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain : a. Untuk pengetahuan (knowledge)

  b. Untuk perkiraan (estimation)

  c. Untuk pertimbangan (judgment)

  d. Untuk keputusan (decision)

  Hal-hal tersebut merupakan aspek-aspek penting dalam manajemen terutama pengambilan keputusan yang banyak dilakukan oleh para manajer dan harus didukung oleh data yang lengkap, benar, dan seksama sehingga setiap keputusan yang diambil tepat dan akurat.

3. Definisi Manajemen

  Manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalaian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Griffin, 2004:7).

  Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan alat yang tersedia semaksimal mungkin dan melaksanakan fungsi- fungsi manajemen yaitu : perencanaan (Planning), organisasi (Organizing), kepemimpinan (Leading) dan pengendalian (Controling).

  Proses manajemen menurut fungsinya adalah sebagai berikut :

  a. Perencanaan, berarti menetapkan tujuan organisasi dan menentukan bagaimana cara terbaik untuk mencapinya.

  b. Pengorganisasian mencakup penentuan bagaimana cara mengelompokkan berbagai aktivitas dan sumber daya yang ada.

  c. Kepemimpinan adalah serangkaian proses yang dilakukan agar anggota dari suatu organisasi bekerja bersama demi kepentingan organisasi tersebut.

  d. Pengendalian adalah suatu kegiatan pemantauan kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan.

  Keempat fungsi tersebut merupakan suatu proses yang memerlukan suatu sistem yang merupakan suatu fungsi pada tatanan yang benar-benar efektif, dimana fungsi-fungsi tersebut saling mempengaruhi satu sama lain guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan.

  Penerapan ilmu manajemen dalam Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu kemajuan yang luar biasa, dengan cara-cara pengumpulan informasi yang tidak terorganisasi dan berdasarkan pengalaman.

  Sehingga dari uraian definisi tersebut diatas dapat diberikan pengertian tentang Sistem Informasi Manajemen sebagai berikut : Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sekumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk suatu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan kemudian mengolahnya dan menghasilkan keluaran berupa informasi sebagai dasar pengambilan keputusan (Sutanta, 2003:19).

  Menurut Zakiyudin (2012:19), “Sistem informasi manajemen adalah ketersediaan suatu rangkaian data yang cukup lengkap yang disimpan agar dapat menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen, dan pembuatan keputusan dalam suatu organisasi”.

  Sedangkan menurut Rochaety dkk (2011: 8), “Sistem informasi manajemen adalah merupakan perpaduan antara Sumber Daya Manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung pengambilan keputusan sebuah perusahaan”.

  Sementara Ismail (2004:1), “sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional mampu menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer”.

  Sedangkan komponen fisik sistem informasi manajemen adalah : perangkat keras, perangkat lunak, data base dan prosedur serta personil (Sutabri, 2005:96-97).

  Dalam penerapan sistem informasi manajemen, sumber daya manusia adalah faktor penting yang harus dipersiapkan dengan baik, karena sumber daya manusia adalah salah satu komponen fisik sistem informasi manajemen, yang mempunyai tugas sebagai operator komputer, analisis sistem, programmer, personil data entry dan manajer sistem informasi.

  Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem manusia dan mesin (Sutabri, 2005:108). Pemahaman kemampuan manusia sebagai pengolah informasi akan menguraikan sebuah model umum tentang manusia sebagai pengolah informasi. Model umum tentang manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indera penerima (mata, telinga, hidung) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah (otak). Hasil olahan tersebut berupa respon atau tanggapan yang berupa keluaran (ucapan atau tulisan). Kapasitas manusia dalam menerima masukan dan menghasilkan keluaran adalah terbatas. Bila sistem pengolah manusia dibebani melampui batas, maka tingkat tanggapannya akan berkurang.

  Proyek adalah suatu kegiatan yang menggabungkan antara sumber- sumber daya seperti manusia, material, peralatan dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan. Kurun waktu manajemen proyek dibatasi oleh program-program yang sifatnya sementara dan berakhir bila sasaran dan tujuan organisasi proyek sudah tercapai.

  Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja (Husen, 2010:5).

4. Peranan Sistem Informasi Manajemen

  Sistem informasi sangat berperan pada proyek, khususnya yang berkaitan dengan pengiriman dan pertukaran informasi data proyek dari dan ke kantor pusat.

  Informasi timbal balik yang dapat diterima secara cepat akan membatu para manajer di lapangan dalam menjalankan dan mengendalikan proyek sehingga sasaran dan tujuan dapat dicapai secara optimal.

  Sistem informasi manajemen mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi karena sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada organisasi tersebut. Sekarang ini, penerapan sistem informasi manajemen dalam suatu organisasi akan melibatkan penggunaan komputer untuk membantu mengolah data yang ada untuk menjadi informasi yang dibutuhkan.

  Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin kompleks pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin banyak dan bervariasi. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.

  Informasi merupakan kebutuhan utama manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi yang dikumpulkan kepadanya. Tidak disangkal lagi bahwa keberhasilan manajemen sangat dipengaruhi dan bergantung pada ketepatan informasi yang disajikan dalam bentuk laporan, dimana laporan tersebut harus memberi manfaat seoptimal mungkin dan tidak menyesatkan bagi pihak- pihak yang membutuhkan. Manajemen membutuhkan banyak informasi agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Informasi yang banyak tersebut tidak mungkin seluruhnya dapat ditampung oleh manajemen. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat mendukung kebutuhan manajemen dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi. Dengan adanya sistem informasi yang baik diharapkan tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan/organisasi.

  Oleh karena itu jelas kiranya bahwa harus ada suatu hubungan erat antara sistem informasi dengan prosedur yang ada.

  Uraian peranan sistem informasi manajemen :

  1) Sebagai Pendukung Proses Perencanaan.

  Rencana menggabungkan antara tujuan yang hendak dicapai dengan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.

  Rencana dalam suatu organisasi tergantung pada indivudu-individu yang menjadikan organisasi tersebut, sehingga tujuan tersebut dapat berubah akibat perubahan individu-individu dalam organisasi, atau karena pengaruh dari luar.

  Dalam organisasi setiap tingkatan manajemen mempunyai kebutuhan- kebutuhan rencana sendiri yang berbeda. Sistem informasi manajemen yang dikembangkan harus mampu mendukung setiap kebutuhan tersebut. Perkembangan teknologi informasi dan komputer yang pesat saat ini telah memberikan dukungan yang besar pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan informasi bagi para pengambil keputusan dan pemakai lainnya. Sistem Informasi Manajemen yang baik akan mampu menyediakan data dan kemampuan analisis perhitungan data. Data disajikan untuk pengembangan model–model dan sebagai masukannya.

  Usaha untuk mencapai tujuan bagi organisasi perusahaan adalah tercapainya tujuan perusahaan yang sesuai dengan perencanaan semula.

  Semua kegiatan dalam operasional akan selalu terlibat dalam proses perencanaan, baik itu perencanaan jangka pendek ataupun rencana jangka panjang. 2) Sebagai Pendukung pada Proses Pengendalian

  Pengendalian terdiri atas kegiatan-kegiatan yang memungkinkan kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Masing-masing fungsi organisatoris memerlukan pengendalian untuk menilai prestasi yang dihasilkan.

  Dukungan Sistem Informasi Manajemen pada proses pengendalian dimulai dengan model perencanaan, dimana model yang sama biasanya digunakan untuk menentukan standar prestasi yang direvisi yang memperhitungkan tingkat kegiatan yang telah dirubah. Standar yang direvisi diperlukan untuk proses pengendalian.

  Dukungan lain dari Sistem Informasi Manajemen dalam proses pengendalian adalah memonitor yang terus menerus dari prestasi, bukan hanya pelaporan periodik saja. Apabila suatu kegiatan berada di luar batas pengendalian, maka suatu berita akan segera disampaikan pada unit pengendalian yang tepat. Perencanaan dan pengendalian yang dibantu dengan komputer memperlebar kemampuan manajemen untuk menyelengarakan fungsi yang penting ini. Kedua fungsi tersebut sangat erat kaitannya. Tanpa ada perecanaan, pengendalian tidak akan ada. Sedangkan apabila ada perencanaan tetapi tidak ada pengendalian, maka rencana tersebut akan gagal. 3) Sebagai Pendukung pada Desain dan Pemilihan Keputusan.

  Dukungan sistem informasi pada tahapan desain keputusan adalah melibatkan perangkat lunak untuk membantu kegiatan-kegiatan dalam tahapan ini yaitu :

  a) Perangkat lunak sebagai bantuan untuk pemahaman masalah, yang merupakan perangkat lunak untuk mengembangkan suatu model simulasi. Misal, perangkat lunak statistika dan analisis regresi, korelasi sederhana, chi square dan pengujian signifikan lainnya, analisis faktor dan pemilihan sampel.

  b) Perangkat lunak sebagai bantuan untuk penciptaan pemecahan, yang merupakan perangkat lunak untuk analisis ciri dengan dibantu oleh perangkat lunak model yang dikembangkan sendiri dan perangkat lunak pencarian kembali basis data. Kedua perangkat lunak tersebut berguna untuk penciptaan gagasan pemecahan masalah yang dihadapi.

  c) Perangkat lunak untuk pengujian kelayakan pemecahan, yang merupakan perangkat lunak untuk analisis perbandingan antar berbagai model yang dikembangkan menggunakan suatu basis data yang ada pada sistem informasi.

  Dukungan Sistem Informasi Manajemen pada tahapan pemilihan alternatif pemecahan masalah ditunjukkan oleh adanya model-model keputusan yang dapat digunakan untuk menyusun alternatif-alternatif yang ada berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Model keputusan yang mendukung pada tahapan ini adalah model keputusan perangkat stastitik dan analitik, analisis kepekaan dan prosedur pemilihan. Selanjutnya pemilihan pemecahan akhir dibuat oleh pembuat keputusan berdasarkan susunan alternatif yang disajikan. Sebuah sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem informasi yang melakukan semua pengolahan transaksi yang dibutuhkan serta memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan.

  Pengambilan keputusan merupakan salah satu peran dari para manajer di mana sistem informasi manajemen dapat menolong dalam pengambilan keputusan melalui fungsi dan tugasnya. Kegiatan pengambilan keputusan adalah kegiatan yang kompleks, berdasarkan pengalaman banyak manajer yang berkecimpung dalam memecahkan masalah sehari-hari.

  Menurut Rochaety dkk. (2011:99), “Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain”: a) Keadaan internal organisasi.

  Yang bersangkut paut dengan apa yang ada didalam organisasi tersebut yang meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan arganisasi, dan struktur organisasi.

  b) Keadaan eksternal organisasi.

  Bersangkut paut dengan apa yang ada diliuar organisasi seperti keadaan ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya dan sebagainya.

  c) Tersedianya informasi yang diperlukan.

  Dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperlukan haruslah dan memiliki sifat-sifat tertentu sehingga keputusan yang dihasilkan dapat berkualitas dan baik. Sifat-sifat itu antara lain (1) Akurat, artinya informasi harus mencerminkan atau sesuai dengan keadaan yang sebenarnya; (2) Terkini (up to date), artinya informasi tersebut harus tepat waktu; (3) Komprehensif, artinya informasi tersebut harus dapat mewakili; (4) Relevan, artinya informasi tersebut harus ada hubungannya dengan masalah yang akan diselesaikan; (5) memiliki kesalahan baku kecil, artinya informasi itu memiliki tingkat kesalahan yang kecil. d) Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan meliputi penilaiannya, kebutuhannya, implementasinya, keterampilannya, kepastiannya dan sebagainya. Nilai-nilai kepribadian dan kecakapan ini turut juga mewarnai tepat tidaknya keputusan yang diambil. Jika pengambil keputusan memiliki kepribadian dan kecakapan yang kurang maka keputusan yang diambil juga akan kurang, demikian pula sebaliknya.

  Seorang pengambil keputusan harus dapat menemukan hakekat masalah serta pemecahannya hingga keputusan dapat diambil dengan baik dan akan sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi. Pengambil keputusan harus bertanggung jawab memikul resiko yang timbul akibat keputusan yang dipilihnya dari berbagai alternatif keputusan yang tersedia. 4) Sebagai Penentu Program Kerja.

  Langkah-langkah dalam program kerja selalu didasarkan kepada mana yang harus diprioritaskan dan mana yang dapat ditunda untuk sementara.

  Untuk menentukan skala prioritas kerja dengan tepat dibutuhkan data informasi tentang faktor tenaga kerja yang tersedia. Juga diperlukan informasi yang tepat tentang sumber dan jenis pembiayaan pembiayaan, lokasi yang hendak dilaksanakan, sistem pelaporan sistem penilaian dan umpan balik yang hendak dipergunakan, keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dari hasil yang diharapkan. Serta kepastian hukum yang diberlakukan apabila terjadi permasalahan yang harus diselesaikan didalam penyelesaian suatu perjanjian, sehinga masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipatuhi bersama.

5. Manfaat Sistem Informasi Manajemen Bagi Perusahaan

  Manfaat sistem informasi manajemen bagi perusahaan (Deny 2009:2-3): a. Meningkatkan Efisiensi Operasional.

  Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya ( low-cost leadership) . Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to

  entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan

  teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.

  b. Memperkenalkan Inovasi Dalam Bisnis Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan untuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.

  c. Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih pengguna akhir (end users) .

  Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis ( strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen. Fungsi dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi, atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat berfungsi untuk menolong pengguna akhir (end users) manajerial membangun senjata yang menggunakan teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis menyajikan pengguna akhir (end users) manajerial dengan tantangan manajerial yang besar.

  Sistem informasi yang dibangun dengan baik dan benar antara lain dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi stok material produksi, menghilangkan kegiatan yang tidak memiliki manfaat (nilai tambah), meningkatkan layanan dan kepuasan pelanggan, mengkoordinasikan setiap bagian dalam perusahaan serta meningkatkan kualitas kebijakan manajemen.

  Sistem informasi manajemen bertujuan meningkatkan kinerja proyek dan kinerja perusahaan dengan skala luas dalam hal fungsi ekonomi, fungsi jaminan kualitas (quality assurance), fungsi waktu serta fungsi evaluasi proyek dengan beberapa tampilan data dan informasi lengkap yang berguna dalam pengambilan keputusan (Husen, 2010:57).

  Sistem informasi manajemen semakin dibutuhkan oleh perusahaan khususnya untuk meningkatkan kelancaran aliran informasi perusahaan, dalam rangka memperkuat daya saing perusahaan maupun produk/jasa yang dihasilkan serta menciptakan aliansi atau kerjasama dengan pihak lain yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

  Untuk menerapkan Sistem Informasi Manajemen yang terpadu dan memiliki kapabilitas dalam mendukung keberhasilan dunia bisnis yang signifikan, diperlukan keseimbangan sumber daya yang tersedia antara ketersediaan Sumber Daya Manusia yang memiliki keterampilan dalam mengoperasikan teknologi informasi seperti komputer dan ketersediaan dana untuk pengadaan perangkat komputer yang semakin canggih (Rochaety dkk., 2011:9).

2.2.2. Sumber Daya Manusia

  Terdapat dua pengertian tentang pemahaman sumber daya manusia antara lain secara makro dan mikro. Pengertian sumber daya manusia secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun yang belum memperoleh pekerjaan; Sumber daya manusia dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang berkerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga ahli dan lain lain (Nawawi, 2010:37).

  Secara lebih khusus pengertiannya sumber daya manusia dalam arti mikro di lingkungan organisasi/perusahaan dapat dilihat dari tiga sudut antara lain (Nawawi, 2010:37-38):

  1. Sumber daya manusia adalah orang yang bekerja dan berfungsi sebagai aset organisasi/perusahaan yang dapat dihitung jumlahnya. Dalam pengertian ini fungsi sumber daya manusia tidak berbeda dari fungsi aset lainnya, sehingga dikelompokkan dan disebut sebagai sarana produksi, yang harus memiliki kecakapan, kemampuan dan tangkas.

  2. Sumber daya manusia adalah potensi yang menjadi motor penggerak organisasi/perusahaan. Semakin tinggi keterampilan dan keahliannya maka semakin besar pula penghargaan finansial yang harus diberikan.

  3. Manusia sebagai sumber daya adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa , sebagai penggerak organisasi/perusahaan berbeda dengan sumber daya lainnya. Dalam nilai-niali kemanusiaan terdapat potensi berupa keterampilan, keahlian dan kepribadian termasuk harga diri, sikap, motivasi serta kebutuhan.

  Sebuah organisasi/perusahaan tidak dapat lebih baik dari pada sumber daya manusia yang dipekerjakannya, dengan kata lain kinerja organisasi/ perusahaan sangat dipengaruhi dan bahkan tergantung pada kualitas dan kemampuan kompetitif sumber daya manusia (Nawawi, 2010:2).

  Sumber daya manusia yang dibutuhkan pada saat ini adalah sumber daya manusia yang sanggup menguasai teknologi dengan cepat, adaptif, dan responsif terhadap perubahan-perubahan teknologi. Sumber daya manusia merupakan satu- satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya (rasio, rasa dan karsa), yang berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu betapapun majunya teknologi, perkembangan informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, jika tanpa sumber daya manusia sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuan.

  Sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi dan merupakan sumber yang berperan aktif terhadap jalannya suatu organisasi dan proses pengambilan keputusan.

  Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif tetapi juga nilai kopetitif-generatif-inovatif dengan menggunakan energi tertinggi seperti :

  

intelligence, creativity dan imagination; tidak lagi semata-mata menggunakan

  energi kasar, seperti bahan mentah, lahan, air tenaga otot dan sebagainya (Ndraha dalam Sutrisno, 2011:4).

  Dalam melaksanakan proyek yang menggabungkan beberapa komponen antara lain manusia, material, peralatan dan biaya, yang penyelesaiannya dibatasi dengan waktu tertentu, maka sangat diperlukan sumber daya yang siap pakai baik dari sisi kemampuan fisik maupun kemampuan inteligensinya untuk sumber daya manusia, kecukupan volume pasokan material, kemampuan peralatan dari sisi kualitas dan kapasitas peralatan serta tersedianya sumber pembiayaan yang berasal dari kemampuan sendiri maupun dukungan dari pihak bank, agar proyek dapat diselesaikan tepat sesuai waktu yang dijadwalkan.

2.2.3. Perangkat Komputer

  Komputer adalah suatu sistem elektronik yang mampu memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis menerima dan menyimpan dat input, memprosesnya dan menghasilkan output dibawah pengawasan suatu langkah instruksi program yang tersimpan di memori (Donald dalam Sutrabri, 2005:106). Komputer pada saat ini menjadi bagian penting perannya dalam kehidupan manusia untuk membantu aktivitas pekerjaan.

  Bagian perangkat keras komputer yang pokok terdiri atas suatu unit peralatan masukan, unit pengolah pusat (Central Processing Unit) yang mengontrol urutan dan langkah semua operasi, unit penyimpan seperti pita magnetik, dan sebuah alat cetak yang berkecepatan tinggi yang dapat mencetak dengan cepat. Oleh karena itu dalam pemilihan perangkat komputer harus memiliki kemampuan yang cepat dalam menerima, mengolah, menyimpan data dan menghasilkan output.

  Usaha penerapan komputer dalam bidang bisnis terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Ahli dalam bidang sistem informasi manajemen (SIM) harus mengetahui kebutuhan organisasi maupun bahasa komputer dan sistem komputer itu sendiri. Komputer mempunyai peran yang penting dalam pengolahan informasi, baik secara eksternal maupun internal bagi suatu organisasi.

  Salah satu tahapan perkembangan penerapan komputer adalah dengan diperkenalkannya generasi baru alat penghitung yang memungkinkan pemrosesannya lebih banyak. Hal tersebut diorientasikan untuk konsep penggunaan komputer sebagai komponen sistem informasi manajemen, yang berarti bahwa aplikasi komputer harus diterapkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan informasi manajemen.

  Komponen-komponen utama komputer adalah : Prosesor (Central

  

Procesing Unit-CPU), Memori (Random Acces Memory)/ruang penyimpan

  primer, Ruang Penyimpanan (Ruang penyimpan disk atau ruang penyimpan skunder), Alat input (Input Device), Alat Output (Output Device), Alat Input/Output (Input/Output Device) (Zakiyudin, 2012:37).

  Komputer yang dipergunakan didalam sistem informasi manajemen adalah komputer digital yang mengolah data dalam bentuk huruf atau angka yang berlainan dan menggunakan line printer untuk membuat laporan-laporan atau formuli-formulir yang bentuknya standar, dapat juga disambungkan secara terintegrasi dengan mesin ploter untuk mencetak gambar secara otomatis baik untuk gambar yang berukuran A1 maupun berukuran A0. Keberadaan ploter didalam kegiatan proyek diperlukan untuk mendukung ketepatan waktu penyerahan gambar kerja agar sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan didalam kontrak, sehingga kesiapan dan kemampuan mesin ploter harus selalu dalam keadaan prima dan tidak mengalami gangguan. Pencetakan gambar kerja didalam kegiatan proyek tidak mungkin dikerjakan oleh manusia karena dibutuhkan kecepatan dan keakuratan yang sangat tinggi. Komputer dapat melaksanakan kebanyakan jenis pengolahan informasi yang dapat dilaksanakan oleh manusia dengan lebih cepat dan tingkat kesalahan yang lebih sedikit.

  Perangkat lunak yang paling penting digunakan didalam setiap pelaksanaan proyek adalah Microsoft Project, AutoCad dan Exel. Untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan proyek yang relatif kompleks dan tidak rutin, meminimumkan penundaan, kemacetan dan konflik pelaksanaan proyek, diperlukan analisis network (Sutabri, 2005:154). Yaitu untuk menganalisis jalur kritis yang merupakan komponen integral dari manajemen proyek, dengan tujuan untuk menentukan durasi proyek, serta uruta-urutan kegiatan utama proyek yang mengatur waktu penyelesaian proyek.

  Dengan informasi ini, manajer proyek dapat berfokus pada pelaksanaan tugas-tugas penting agar selesai tepat waktu, sementara memungkinkan menyelipkan jadwal tugas-tugas lain jika diperlukan, tanpa membahayakan waktu penyelesaian proyek.

  Untuk mengoperasikan program Microsoft Project dan memahami analisis jalur kritis (Critical Path Method) dalam kegiatan proyek konstruksi, diperlukan pelatihan operator. Oleh karena itu kompetensi, keahlian dan sikap menjadi faktor penting dalam diri setiap pegawai konsultan dan kontraktor sebagai penyaji dan pengolah data agar dapat mengoperasikan program-program yang dibutuhkan didalam pelaksanaan proyek untuk mendukung penerapan sistem informasi manajemen agar dapat berjalan dengan baik.

2.2.4. Standar Operasional Prosedur (SOP)

  Standar Operasional Prosedur (selanjutnya disebut SOP) adalah : “Dokumen tertulis yang memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan sistematis yang memuat serangkaian instruksi secara tertulis tentang kegiatan rutin atau berulang-ulang yang dilengkapi dengan referensi, lampiran, formulir, diagram dan alur kerja (flow chart) yang dilakukan di dalam sebuah organisasi” (EPA, 2007:1).

  Menurut Atmoko (2010:1), Standar prosedur operasi (Standard

  

Operation Procedure) atau disingkat SOP adalah : ”Pedoman yang berisi

  prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi berjalan secara efisien dan efektif, konsisten, standar dan sistematis”.

  Standar Operasional Prosedur atau yang biasa disebut dengan (SOP) merupakan acuan kerja yang dapat dijadikan standar dalam bekerja di semua departemen yang ada di suatu perusahaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, cepat, tepat, efektif dan efisien ( Subagiyo, 2009:2).

  Proses pelaksanaan untuk penyelesaian suatu pekerjaan harus dirancang dan dikembangkan. Kesalahan pelaksanaan pekerjaan dapat terjadi bila prosedur tidak dirancang dengan baik, dan dapat menimbulkan kecelakaan atau kerusakan dan bahkan penundaan penyelesaian pekerjaan. Untuk itu perlu dibuat suatu prosedur tetap yang bersifat standard, sehingga siapa yang melaksanakan pekerjaan, kapanpun dan dimanapun pekerjaan tersebut dilaksanakan langkah- langkahnya tidak berubah. Didalam pelaksanaan proyek yang lebih dari satu kontrak dengan sistem satu pengawasan oleh konsultan manajemen konstruksi, maka sangat diperlukan keseragaman dan keteraturan sistem operasi untuk memudahkan sistem pengawasan. Sistem yang baik mengacu pada penataan prosedur yang teratur, konsisten, berkelanjutan dan mudah diterapkan baik oleh pegawai lama maupun pegawai baru dalam perusahaan. Langkah-langkah kerja yang tertib ini disebut Standar Operasinal Prosedur (SOP), sebutan lainnya Protap (Prosedur tetap).

  Perumusan SOP menjadi relevan karena sebagai tolok ukur dalam menilai efektivitas dan efisiensi kinerja organisasi dalam melaksanakan program kerjanya. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai langkah - langkah sejumlah instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki. Proses yang dikehendaki tersebut berupa pengguna-pengguna sistem proses kerja dalam bentuk aktivitas, aliran data, dan aliran kerja.

  Dilihat dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan; menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku; menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan; menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik; dan menetapkan hubungan timbal balik antar Satuan Kerja.

  Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem, mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan. SOP sebagai suatu dokumen/instrumen memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar yang sudah baku. Pengembangan instrumen manajemen tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja organisasi dapat terkendali dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  Sebagai suatu instrumen manajemen, SOP berlandaskan pada sistem manajemen kualitas (Quality Management System), yakni sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang dan/atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.

  Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja. Sistem ini berlandaskan pada pencegahan kesalahan, sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif.

  Sebuah lembaga atau organisasi yang besar dan terkemuka (bonafide) umumnya telah menggunakan SOP dalam melaksanakan tugasnya. SOP merupakan satu set pedoman dalam suatu organisasi yang menjelaskan prosedur pelaksanaan kegiatan rutin. SOP sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

1. Tujuan Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP).

  Standar Operasional Prosedur banyak diimplementasikan terutama di perusahaan, lembaga atau organisasi yang memerlukan kualitas pekerjaan sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas. SOP dapat juga digunakan sebagai standar kualitas untuk menuju ke standar internasional (ISO). Penulisan dokumen dalam SOP perlu diterapkan untuk menghasilkan sistem kualitas dan teknis yang konsisten dan sesuai dengan kebutuhan dan untuk mendukung kualitas data informasi pada perusahaan. Penerapan SOP akan membantu perusahaan untuk mempertahankan kualitas kontrol dan kualitas proses sehingga membawa perusahaan untuk tetap bertahan di persaingan dunia bisnis.

  Keteraturan dan kesistematisan dari prosedur ini, akan memudahkan antar satuan kerja yang ada dalam melaksanakan tanggung jawab dan tugasnya, hubungan timbal balik yang lancar akan mewujudkan keseimbangan kerja yang baik bagi karyawan dan mewujudkan performansi yang handal. Konsistensi terhadap sistem dapat terjamin meskipun kunci utama pemegang kerja resign maupun digantikan dengan orang lain. Peraturan tertulis SOP memudahkan seseorang melakukan suatu kerja dengan selamat tanpa adanya masalah terhadap keselamatan diri ataupun pada peralatan yang di gunakan tanpa bantuan orang lain.

  Tujuan utama dari penerapan SOP adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan suatu proses kerja yang dirancang dari SOP. Dari setiap teori telah dikemukakan, bahwa tujuan dari SOP adalah untuk memudahkan dan menyamakan persepsi semua orang yang memanfaatkannya dan untuk lebih memahami setiap langkah kegiatan yang harus dilaksanakannya. Adapun tujuan - tujuan dari SOP antara lain sebagai berikut :

  a. Agar pekerja dapat menjaga konsistensi dalam menjalankan suatu prosedur kerja.

  b. Agar pekerja dapat mengetahui dengan jelas peran dan posisi mereka dalam perusahaan.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen dan Standar Operasional Prosedur terhadap Kinerja Manajerial Proyek Bandar Udara Medan Baru

1 52 180

Sistem Informasi Standar Operasional Prosedur Perusahaan Chillight

2 21 49

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu Iskandar (2012), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi - Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Dan Tunjangan Profesi Guru Terhadap Kinerja Guru Di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba

0 0 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksana

0 2 59

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Analisis Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Pegawai pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

0 1 26

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Kemampuan Komunikasi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Hitam Ulu

0 0 26

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Karakteristik Individu dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk. Bah Lias Research Station Simalungun

0 0 24

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu - Analisis Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan Restoran Sop Sumsum Langsa

0 0 22

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Word of Mouth Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

0 0 28

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Efisiensi Usaha dan Resiko Terhadap Return on Asset Pada PT. Bank Sumut

0 0 30