BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu - Analisis Pengaruh Pendekatan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence Terhadap Kinerja Pt Trakindo Utama Cabang Medan
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Penelitian Terdahulu
Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to
Performance Excellence dengan judul “ Alignment of Baldrige with Six Sigma, Lean Thinking, and Balanced Scorecard”. Penelitian ini membahas,
membandingkan dan menyelaraskan alat manajemen diantaranya; Six Sigma, Lean dan Balanced Scorecard dan MBCfPE untuk keunggulan kinerja organisasi.
Dalam penelitian tersebut Grizzel dan Blazey menyimpulkan keberhasilan
Six Sigma dan Balanced Scorecard dapat ditingkatkan melalui sebuah “Culture of Excellence ” yang ditawarkan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence. Disisi lain, MBCfPE membutuhkan waste reduction, process improvement dan hasil kerja yang sesuai dengan visi serta misi yang di dapat dari
penerapan alat manajemen Six Sigma dan Balanced Scorecard.
Banyak artikel dan buku yang menyatakan Six Sigma dan Balanced
Scorecard sebagai sistem manajemen yang paling efektif dalam sejarah
manajemen bisnis, namun opini tersebut tidak didukung oleh data. Six Sigma menghasilkan hasil yang baik namun tidak mencakup semua hal dalam organisasi.
Six Sigma, Lean dan Balanced Scorecard serta berbagai metode improvement
lainnya dapat dipandang sebagai alat untuk membawa organisasi menuju kinerja unggul. Bagaimanapun, masing-masing alat atau metode akan lebih bernilai jika digunakan bersamaan dalam konteks Malcolm Baldrige Criteria for Performance
Excellence . Grizzel dan Blazey. menawarkan integrasi ketiga alat manajemen ini seperti dalam Gambar 2.1.
Sumber: Grizzel and Blazey (2004)
Gambar 2.1 Integrasi Six Sigma, Lean, Balanced Scorecard dan MBCfPEJayamaha et al. (2011) dalam jurnal: Measuring Business Excellence dengan judul “Empirical analysis of the Baldrige Criteria as both an
organizational performance and a theoretical model ”. Penelitian bertujuan untuk
menguji secara empiris terhadap dua perspektif pengukuran; antara pengukuran dalam konteks model teori yang memprediksi dan menjelaskan kategori hasil (Model I - Gambar 2.2)
Sumber: Yajamaha (2011)
Gambar 2.2 Model I MBCfPEModel I adalah bentuk yang sama dengan Malcolm Baldrige Criteria for
Performance Excellence Framework yaitu sebuah sistem perspektif. Perspektif
model I ini dibandingkan dengan pengukuran dalam konteks MBCfPE secara keseluruhan (Model II - Gambar 2.3) yaitu menghubungkan masing-masing kriteria MBCfPE terhadap Business Excellence Index. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Model I adalah sebuah keberadaan logis teori MBCfPE dan Model II juga dapat digunakan untuk menguji bobot yang ditetapkan pada masing-masing kriteria MBCfPE
Sumber: Yajamaha (2011)
Gambar 2.3 Model II MBCfPESinggih (2008) dosen pada Jurusan Teknik Industri - Institut Teknologi Sepuluh November dengan judul penelitian: Penilaian Kinerja Suatu Jurusan Dengan Kriteria Malcolm Baldrige National Quality Award dan Penentuan Ranking Menggunakan Analytic Network Process. Penelitian melibatkan 45 orang responden yang terdiri dari ketua, sekretaris jurusan, dosen dan staff karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan kinerja Jurusan X adalah Emerging
Education Leader . Melalui perhitungan Analytic Network Process diperoleh hasil
perankingan kriteria dari yang tertinggi hingga terendah yaitu kriteria Results, lalu kriteria Human Focus, kemudian kriteria Strategic Planning lalu kriteria
Leadership selanjutnya kriteria Process Management, setelah itu kriteria Measurement, Analysis and Knowledge Management, dan yang terakhir adalah
kriteria Stakeholder Focus. Rekomendasi untuk kriteria terendah yang sesuai dengan kondisi jurusan X adalah meningkatkan target Key Performance Indicator untuk indikator penelitian dosen dan indikator pelayanan administrasi dengan membuat dokumen standar pelayanan.
Dewantara et al. (2010) dengan judul penelitian: Evaluasi Kinerja inisiatif Manajemen Pemeliharaan Menggunakan MBCfPE (Suatu Pendekatan Kualitatif – Evaluatif). Penelitian bersifat kualitatif penuh dalam bentuk kajian evaluatif pada penerapan inisiatif manajemen pemeliharaan di PT INCO Sorowako. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus diterapkannya pengukuran kinerja unggul menggunakan MBCfPE.
Hasil penelitian melalui penilaian mandiri MBCfPE menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor penilaian yang dicapai adalah kualitatif Good
performance . Kategori yang menunjukkan kinerja adalah Manajemen proses dan
tenaga kerja. Untuk mencapai kualifikasi yang lebih tinggi, Emerging Industry
Leader , inisiatif manajemen pemeliharaan memerlukan strategi peningkatan
kinerja untuk mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan terutama untuk meningkatkan kemampuan dalam kategori perencanaan strategi dan kategori fokus kepada pelanggan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Kinerja Perusahaan Kinerja adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil kerja.
th Oxford University Press (Oxford Learner’s Pocket Dictionary 4 Edition , 2008)
mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut: ”Performance is: (1) [noun]
an act of performing a play, concert, etc. (2) [noun] way of performing something. (3) [noun] how well or badly you do something or something work” .
Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja.
Kata penilaian sering diartikan dengan kata assessment. Sedangkan kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam peridoe tertentu dengan mengacu kepada standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian penilaian kinerja perusahaaan mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan atau organisasi berdasarkan standar tertentu (Kaplan dan Norton, 2005)
Tujuan penelitian kinerja adalah memotivasi personel mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategis, program dan anggaran organisasi. Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Ada berbagai metode penilaian kinerja yang digunakan selama ini, sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu mencari laba, maka hampir semua perusahaan mengukur kinerjanya dengan ukuran keuangan. Disini pihak manajemen perusahaan cendrung hanya ingin memuaskan shareholder, dan kurang memperhatikan ukuran kinerja yang lebih luas yaitu kepentingan stakeholders.
Penilaian kinerja perusahaan dapat dikukur dengan ukuran finansial dan non-finansial. Ukuran finansial adalah untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dimasalalu dan ukuran keuangan tersebut dilengkapi dengan ukuran non-finansial tentang kepuasan pelanggan, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/intern serta produktivitas dan komitmen personel yang akan menentukan kinerja finansial masa yang akan datang. Ukuran finansial menunjukkan akibat dari berbagai tindakan yang terjadi diluar non-finansial. Peningkatan financial returns yang ditunjukkan dengan ukuran Return On Equity (ROE) merupakan akibat dari berbagai kinerja operasional seperti: (1) meningkatnya kepercayaan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan, (2) meningkatnya produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/intern yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa, (3) meningkatnya produktivitas dan komitmen personel. Jadi jika manajemen puncak berkehendak untuk melipatgandakan kinerja finansial perusahaannya, maka fokus perhatian seharusnya ditujukan untuk memotivasi personel dalam melipatgandakan kinerja diperspektif non-finansial atau operasional, Karena disitulah terdapat pemacu sesungguhnya kinerja finansial berjangka panjang.
2.2.2 Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence
The Malcolm Baldridge National Quality Award (MBNQA) adalah sistem
manajemen kualitas formal yang berlaku di Amerika Serikat. MBNQA diciptakan pertama kali oleh U.S. Congress pada tahun 1987 dibawah Public Law 100 – 107, sebagai penghormatan kepada Malcolm Baldridge, Commerce Department
Secretary , yang meninggal dunia pada tahun 1987. MBNQA berada dibawah tanggung jawab National Institute of Standard and Technology (NIST).
Penghargaan ini diberikan setiap tahun dan diserahkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat.
MBCfPE dibangun atas sekumpulan Tata Nilai dan Konsep Inti (Core
Values and Concept ) yang berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Tata Nilai dan
konsep ini melekat pada keyakinan dan perilaku yang ada di organisasi yang berkinerja tinggi. Tata Nilai dan Konsep Inti tersebut merupakan fondasi untuk mengintegrasikan persyaratan bisnis utama ke dalam suatu kerangka kerja berorientasi hasil (result-oriented framework) yang kemudian dijadikan basis untuk bertindak dan memberi atau menerima umpan balik. Terdapat sebelas tata nilai dan konsep inti yang membangun kriteria bisnis MBCfPE sebagai berikut:
1. Kepemimpinan yang visioner
2. Keunggulan menurut pelanggan 3.
Pembelajaran perorangan dan organisasional 4. Menghargai tenaga kerja dan mitra 5. Kegesitan 6. Fokus kepada masa depan 7. Mengelola inovasi 8. Manajemen berdasarkan fakta 9. Pertanggungjawaban kemasyarakatan 10. Fokus kepada hasil dan penciptaan nilai 11. Perspektif kesisteman
Sejak dirilis pertama kali di tahun 1987 MBCfPE terus menerus mengalami penyempurnaan. Penyajian MBCfPE yang paling mutakhir adalah kriteria tahun 2011 – 2012 yakni:
1. Kepemimpinan (Leadership)
Kriteria ini menjelaskan bagaimana Para Pemimpin Senior menuntun organisasi. sistem pengelolaan dalam organisasi serta bagaimana mengkaji kinerja organisasi
2. Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Kriteria ini menjelaskan bagaimana organisasi mentetapkan sasaran-sasaran strategis, termasuk bagaimana mempertimbangkan tantangan tantangan strategis. Berisikan rangkuman sasaran-sasaran strategis utama organisasi dan tujuan-tujuan terkait.
3. Fokus Kepada Pelangggan dan Pasar (Customer and Market Focus)
Criteria yang menjelaskan bagaimana organisasi menentukan persyaratan, harapan dan preference dari pelanggan dan pasar untuk menjamin kesinambungan terhadap produk dan jasa anda serta membangun peluang baru.
4. Ukuran, Analisa dan Manajemen Pengetahuan (Measurement, Analysis and Knowledge Management)
Bagian kriteria ini menjelaskan bagaimana organisasi mengukur, menganalisa, menyelaraskan dan memperbaiki data dan informasi kinerja pada seluruh tingkatan dan diseluruh bagian organisasi.
5. Fokus Kepada Tenaga Kerja (Workforce Focus)
Kriteria ini menjelaskan bagaimana pekerjaan dan tugas-tugas organisasi memungkinkan karyawan dan organisasi untuk mencapai kinerja tinggi. Serta juga menjelaskan bagaimana kompensasi, jenjang karir, dan praktek kerja terkait lainnya memungkinkan karyawan dan organisasi mencapai kinerja tinggi 6.
Fokus Kepada Proses (Process Focus) Kriteria yang menjelaskan bagaimana organisasi mengidentifikasikan dan mengelola proses utama untuk penciptaan nilai pelanggan dan mencapai sukses dan pertumbuhan bisnis 7.
Hasil Bisnis (Business Result) Kriteria terakhir yang meringkaskan hasil kinerja utama barang dan jasa, fokus pelanggan, keuangan dan pasar, sumber daya manusia, efektifitas organisasi, dan kepemimpinan dan tanggung jawab kepada publik. Disini di segmenkan hasil-hasil organisasi berdasarkan jenis dan kelompok-kelompoknya (yang sesuai) serta mengikutkan data-data perbandingan yang sesuai
Sumber: NIST
Gambar 2.4 Baldrige Criteria for Performance Excellence FrameworkPeran TataNilai dan Konsep Inti
1. Kriteria dibangun berdasarkan Core values and concept
2. Seluruh Core values and concept melekat dalam proses-proses yang
sistematis (kategori 1-6) 3. Pada akhirnya menghasilkan hasil kinerja
Sumber: NIST Gambar 2.5: Peran Tata Nilai dan Konsep Inti
Ada beberapa alasan untuk memilih MBCfPE sebagai kerangka kerja (framework) Sistem Manajemen Kerja yakni: 1.
Kriteria untuk keunggulan memberi kerangka kerja untuk upaya perbaikan tanpa harus mendikte. Organisasi didorong untuk mengembangkan pendekatan yang kreatif dan fleksibel selaras dengan kebutuhan organisasinya serta untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat antara pendekatan dengan hasilnya.
2. Kriterianya bersifat inklusif. Bila pendekatan lain berfokus kepada aspek
yang tunggal; seperti kepada kepemimpinan saja, perencanaan strategis saja, atau manajemen proses saja, MBCfPE menguraikan kerangka kerja yang terintegrasi dengan menjawab seluruh faktor organisasi,operasi serta hasilnya.
3. Kriteria berfokus kepada persyaratan yang bersifat umum, bukan sekedar
kepada prosedur, tools atau teknik. Upaya perbaikan lainnya seperti Sistem Manajemen ISO, Six Sigma atau bentuk akreditasi lainnya dapat diintegrasikan ke dalam sistem manajemen organisasi dan dimasukkan sebagai bagian respon terhadap persyaratan kriteria.
4. Kriterianya dapat digunakan oleh bisnis besar maupun kecil, organisasi
edukasi dan layanan kesehatan, organisasi pemerintahan dan nirlaba, serta oleh organisasi yang hanya memiliki satu lokasi saja atau yang tersebar di seluruh dunia.
5. Kriterianya merupakan praktik manajemen unggul karena selalu
divalidasi. Kriteria secara regular diperbaiki untuk meningkatkan lingkupnya meliputi kinerja yang yang didorong strategi, menjawab kebutuhan seluruh pemangku kepentingan stakeholder , mengakomodasikan kebutuhan dan praktik organisasional yang penting.
Tujuan Penggunaan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence : 1.
Mendidik organisasi tentang prinsip-prinsip keunggulan kinerja karena dapat membantu memperbaiki komunikasi dengan menciptakan bahasa yang sama untuk assessment dan perbaikan.
2. Melaksanakan self-assessment organisasi yang dapat membantu mengidentifikasikan strength dan opportunity for improvement serta mengembangkan rencana tindakan perbaikan.
3. Mengikuti award baik nasional, maupun lokal dan atau regional dimana setiap aplikan akan menerima laporan umpan balik terinci berbasiskan
assessment yang dilaksanakan oleh panel para ahli yang terlatih dan
diakui.Dalam peneliitian ini tujuan penggunaan MBCfPE yang digunakan adalah melaksanakan self-assessment lewat survei. Survei ini akan memberikan informasi atas kriteria mana yang sudah baik dan yang perlu perbaikan dengan pembobotan yang sudah ditetapkan oleh National Institute of Standards and Technology dan tertuang dalam Tabel 2.6 poin dan nilai MBCfPE untuk kriteria bisnis.
Tabel 2.6: Poin Nilai MBCfPE Kriteria Bisnis Kategori dan Item Point Values
6.2 Work Process
5.1 Workforce Environtment
40
5.2 Workforce Engagement
45
6 Operation Focus
85
6.1 Work System
45
40
5 Workforce Focus
7 Results 450
7.1 Product and Process Outcomes 120
7.2 Customer-Focused Outcomes
90
7.3 Workforce-Focused Outcomes
80
7.4 Leadership and Governance Outcomes
80
7.5 Financial and Market Outcomes
85
45
1 Leadership 120
45
1.1 Senior Leadership
70
1.2 Governance and Social Responsibilities
50
2 Strategic Planning
85
2.1 Strategy Development
40 2.2 strategy Implementation
3 Customer Focus
4.2 Management of Information, Knowledge, and Information Technology
85
3.1 Voice of the Customer
45
3.2 Customer Engagement
40
4 Measurement, Analysis, and Knowledge Management
90
4.1 Measurement, Analysis, and Improvement of Organizational Performance
45
80 Sumber : NIST (2009) Level tingkat kinerja MBCfPE sesuai poin nilai yang diperoleh setelah penilaian kinerja yang akan dilakukan ditunjukkan pada Tabel 2.7 berikut :
Tabel 2.7: Level dan Skor MBCfPE Excellent
876 – 1000 World Class Leader 776 – 875 Benchmark Leader 676 – 775 Business Leader
Average
576 – 675 Emerging Business Leader 476 – 575 Good Performance 376 – 475
Early Improvement Poor
276 – 375 Early Result 0 – 275 Early Development Sumber: NIST (2009)
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian penelitian terdahulu, teori dan guna mengetahui pengaruh masing-masing kriteria MBCfPE terhadap kinerja PT Trakindo Utama Cabang Medan dalam konteks MBCfPE secara keseluruhan (Model II), maka dapat dirumuskan kerangka konseptual adalah sebagai berikut:
Gambar 2.8: Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan maka hipotesis dari penelitian ini adalah : Hipotesis eksploratori: H1: Pencapaian kinerja PT Trakindo Utama Cabang Medan Hipotesis eksplanatori: H2: Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PT Trakindo Utama Cabang Medan H3: Kriteria Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja PT Trakindo
Utama Cabang Medan H4: Kriteria Perencanaan Strategis berpengaruh signifikan terhadap kinerja PT Trakindo Utama Cabang Medan
H5: Kriteria Fokus Kepada Pelangggan dan Pasar berpengaruh signifikan terhadap kinerja PT Trakindo Utama Cabang Medan H6: Kriteria Ukuran, Analisa dan Manajemen Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kinerja PT Trakindo Utama Cabang Medan H7: Kriteria Fokus Kepada Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
PT Trakindo Utama Cabang Medan H8: Kriteria Fokus Kepada Proses berpengaruh signifikan terhadap kinerja PT
Trakindo Utama Cabang Medan