BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Sejarah Singkat Labuhan Batu - Peningkatan Kualitas Perempuan di Parlemen (Studi Kasus : Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Labuhanbatu Periode 2014-2019)

  BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

  24

1. Sejarah Singkat Labuhan Batu

1.1. Sebelum Zaman Penjajahan Belanda

  Sistem Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Labuhan Batu sebelum penjajahan Belanda adalah bersifat Monarki. Kepala pemerintahan disebut Sultan dan Raja yang dibantu oleh seorang yang bergelar Bendahara Paduka Sri Maharaja dan bertugas sebagai Kepala Pemerintahan sehari-hari (semacam Perdana Menteri). Selanjutnya di bawah Bendahara Sri Paduka Maharaja ada Tumenggung yang menjadi Jaksa Merangkap Kepala Polisi. Kemudian ada Laksamana yaitu Panglima Angkatan Laut/Panglima Perang. Di bawah Laksamana ada Hulu Balang atau Panglima Angkatan Darat. Kemudian ada pula Bentara kanan bertugas sebagai ajudan Sultan dan Bentara kiri yang menjadi Penghulu Para Bangsawan.

  Kesultanan/kerajaan yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhan Batu pada waktu itu terdiri 4 kesultanan yaitu:

  1. Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota Pinang.

  2. Kesultanan Kualuh berkedudukan di Tanjung Pasir.

  3. Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama.

  4. Kesultanan Panai berkedudukan di Labuhan Bilik.

  Dokumen BPS Kabupaten Labuhanbatu

1.2. Zaman Penjajahan Belanda

  Secara pasti tidak diketahui kapan Belanda masuk ke Labuhan Batu, dari berbagai keterangan yang dihimpun, diperoleh keterangan bahwa Belanda masuk ke Labuhan Batu berkisar tahun 1825. Namun ada pula keterangan yang mengatakan bahwa kedatangan Belanda ke Labuhan Batu setelah selesai Perang Paderi (berkisar tahun 1831).

  Pada tahun 1862 kesatuan angkatan Laut Belanda dibawah Pimpinan Bevel Hevee datang ke Kampung Labuhan Batu (di Hulu Kota Labuhan Bilik sekarang) melalui Sungai Barumun. Di Kampung Labuhan Batu tersebut Belanda membuat tempat pendaratan dari batu beton. Lama kelamaan tempat pendaratan tersebut berkembang menjadi tempat pendaratan/persinggahan kapal- kapal yang kemudian menjadi sebuah Kampung (Desa) yang lebih besar, namanya menjadi “Pelabuhan Batu”, akhirnya nama Pelabuhan Batu ini dipersingkat sebutannya menjadi “Labuhan Batu”. Kemudian nama itu melekat dan ditetapkan menjadi nama wilayah Labuhan Batu.

  Dalam perkembangan selanjutnya Pemerintahan Kolonial Belanda secara Juridis Formal menetapkan Gouverment Bisluit Nomor 2 tahun 1867 tertanggal 30 September 1867 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang meliputi

  3 Onder Afdeling yaitu: 1. Onder Afdeling batu Bara dengan Ibu Kota Labuhan Ruku.

  2. Onder Afdeling asahan dengan Ibu Kota Tanjung Balai.

  3. Onder Afdeling Labuhan Batu dengan Ibu Kota Kampung Labuhan Batu.

  Dengan demikian secara administratif pada mulanya Pemerintahan Wilayah Labuhan Batu adalah merupakan bagian dari wilayah Afdeling Asahan. Pada masa itu Afdeling dipimpin oleh seorang Asisten Residen (Bupati), sedangkan Onder Afdeling dipimpin oleh seorang Controleur (Wedana).

  Controleur Labuhan Batu pertama kali berkedudukan di Kampung Labuhan Batu. Kemudian pada tahun 1895 dipindahkan ke Labuhan Bilik.

  Tahun 1924 dipindahkan ke Merbau. Tahun 1928 dipindahkan ke Aek Kota Batu dan pada tahun 1932 dipindahkan ke Rantau Prapat sampai Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945 kedudukan Controleur tetap di Rantau Prapat.

1.3. Zaman Penjajahan Jepang

  Pada tahun 1942 bala tentara Dai Nippon (Jepang) menduduki seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 3 Maret 1942 tentara Jepang mendarat di Perupuk (Tanjung Tiram). Dari Perupuk sebagian tentara Jepang tersebut melanjutkan gerakan Pasukan untuk merebut Kota Tebing Tinggi dan selanjutnya Kota Medan. Dan sebagian lagi ke Wilayah Tanjung Balai yang pada saat itu sebagai Pusat Pemerintahan Afdeling Asahan. Dari Asahan (Tanjung Balai) selanjutnya ke wilayah Labuhan Batu untuk merebut Kota Rantau Prapat.

  Pada masa penjajahan Jepang, sistem Pemerintahan Hindia Belanda dilanjutkan dengan sistem Pemerintahan Zelf Bestuur dan kekuasaan Sultan/Raja berlangsung. Untuk memonitoring kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Sultan/Raja, Pemerintahan Jepang membentuk Fuku Bunsyuco.

  Di samping itu istilah-istilah Pimpinan Tingkatan Pemerintahan Hindia Belanda diganti dari Bahasa Belanda ke Bahasa Jepang, antara lain: 1.

  Keresidenan diganti dengna Syuu dan Kepalanya disebut dengnan Syuucookan.

  2. Regenschap (Kabupaten) diganti dengan Ken dan Kepalanay disebut Ken- coo.

  3. Stadgementhe (Pemerintahan Kota) diganti dengan Si dan Kepalanya disebut Si-coo.

  4. Kampung/Desa disebut dengan Ku dan Kepalanya disebut Ku-coo.

1.4. Setelah Proklamasi

  Kekalahan Jepang pada Perang Asia Timur Raya, yaitu Jepang menyerah pada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945 telah memberikan kesempatan kepada Bangsa Indonesia untuk merdeka sebagai bangsa yang berdaulat. Kemudian dalam Sidangnya tnaggal 19 Agustus 1945 oleh PPKI dicapai kesepakatan pembagian wilayah Republik Indonesia dalam 8 Propinsi masing-masing Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Sunda Kecil dan Maluku. Propinsi dibagi dalam Keresidenan yang dikepalai oleh Residen, Gubernur dan Residen dibantu oleh Komite Nasional Daerah, sedangkan kedudukan kota (Gemeente) diteruskan.

  Pada tanggal 2 Oktober 1945, Mr. Teuku Muhammad Hasan diangkat menjadi Gubernur Sumatera, kemudian pada tanggal 3 Oktober 1945 Gubernur Sumatera mengabarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang pada saat itu dihadiri oleh utusan/wakil-wakil daerah. Sesampainya didaerah masing-masing utusan daerah tersebut mengadakan pertemuan dengan Pemuka- Pemuka Masyarakat untuk membentuk Komite Nasional Daerah (KND).

  Pada tanggal 16 malam 17 Oktober 1945 bertempat di rumah dinas kepala PLN Rantauprapat diadakan rapat dan secara resmi tanggal 17 Oktober 1945 dibentuk Komite Nasional Daerah (KND) Labuhan batu dengan susunan pengurus sebagai berikut :

  Penasehat : ABDUL HAMIT Wakil penasehat : Dr. HIDAYAT Ketua : ABDUL RAHMAN Wakil Ketua : ABU TOHIR HRP Anggota :

  1. MARDAN 2.

  AMINURRASYID 3. M. SARIJAN 4. DAHLAN GANAFIAH

5. SUTAN KADIAMAN HTG 6.

A. MANAN MALIK

  7. M. SIRAIT 8.

  R. SIHOMBING 9. DJALALUDDIN HATTA 10. M. HASAH 11. MUHAMMAD DIN Dalam rapat tersebut juga ditetapkan bahwa Ketua (Abdul Rahman) sekaligus sebagai Kepala Pemerintahan. Setelah terbentuknya Komite Nasional

  Daerah Labuhanbatu, maka Pemerintahan Swapraja di Labuhanbatu yang ada pada waktu itu menjadi berakhir. Tugas dan tanggung jawab Pemerintah diambil alih dan dikuasai oleh Komite Nasional Daerah Labuhanbatu. Adapun tugas pertama Komite Daerah Labuhanbatu ialah membentuk Team Penerangan untuk memberikan penerangan dan penyuluhan kepada masyarakat di kampong-kampung bahwa kemerdekaan Negara Republik Indonesia telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

  Dalam perkembangan berikutnya jalannya pemerintahan di Kabupaten Labuhanbatu yang dilaksanakan oleh Komite Nasional Daerah sampai dengan awal Tahun 1946 kurang dapat berfungsi dengan baik. Hal ini akibat fokus pemikiran pada waktu itu lebih ditujukan untuk mempersiapkan perlawanan fisik kepada penjajah Belanda yang selalu berupaya merebut kembali ke Negara Republik Indonesia yang telah merdeka dan berdaulat sejak tanggal 17 agustus 1945.

  Pada bulan maret 1946 terjadi Peristiwa Revolusi Sosial di Sumatera Timur (termasuk Labuhanbatu) yang mengakibatkan tergangggunya roda pemerintahan, keamanan dan ketertiban di wilayah Labuhan Batu. Kemudian pada tanggal 19 Juni 1946, Komite Nasional Daerah Keresidenan Sumatera Timur mengadakan sidang pleno bertempat di Jalan Suka Mulia No.13 Medan, yang antara lain menetapkan : 1.

  Komite Nasional Daerah berubah menjadi Dewan (Legislatif) 2. Menetapkan Sumatera Timur menjadi 6 Kabupaten masing-masing:

  Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu.

  Karena situasi yang semakin gawat pada waktu itu (menjelang Agresi Mililter I) Ibu Kota Keresidenan Sumatera Timur pindah dari Medan ke Tebing Tinggi. Selajutnya pada tanggal 26 Juni 1946 Dewan (Legislatif) Keresidenan Sumatera Timur yang bersidang di Pabatu menetapkan antara lain : Mengangkat 6 orang Bupati untuk 6 Kabupaten di Keresidenan Sumatera Timur yang baru dibentuk sekaligus pengangkatan para Wedana di Wilayah Kabupaten tersebut, salah seorang di antara Bupati yang diangkat tersebut adalah GAUSE GAUTAMA, Pimpinan Taman Siswa Kisaran diangkat menjadi Labuhan Batu.

  Ketetapan dari Dewan Legislatif Keresidenan Sumatera Timur dimaksud selanjutnya dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera pada tanggal

  26 Juni 1946 dan malam itu juga dibawa dan ditandatangani di Pematang Siantar dan berlaku terhitung mulai tanggal 1 Juli 1946. Dengan demikian istilah Bupati mulai digunakan adalah sejak tanggal 1 Juli 1946 di 6 Kabupaten di Sumatera Timur termasuk Labuhanbatu, sedangkan Sekretaris pada waktu itu disebut dengan istilah Komisi Redaktur diangkat Tagor Esra.

  Antara tanggal 28 sampai 30 Juni 1946 dibentuk Dewan (Legislatif) Kabupaten Labuhanbatu dengan susunan sebagai berikut : Ketua : Abdul Manan Malik Wakil Ketua : Sordang Siregar Anggota : 1.

  Abd. Rahim Ja’far 2. Rusli Sihombing 3. Mardan 4. Abd. Mursyid Ja’far 5. Yakub Daulay 6.

H. Solehudin 7.

  Abd. Wahid 8. Abd. Hakim Yunus

  9. Ibrahim Yunus Selanjutnya dalam suatu upacara sederhana dihadapan Dewan Kabupaten Labuhanbatu dan undangan tanggal 2 Juli 1946 bertempat di rumah dinas Bupati Labuhanbatu yang sekarang, Gause Gautama dilantik menjadi Bupati Labuhanbatu. Kemudian pada Wedana (yang telah di SK Gubernur Sumatera) untuk 4 Kewedanaan yang baru dibentuk, yaitu :

1. M. Sarijan untuk Kewedanaan Kualuh Leidong 2.

  Dahlan Ganifiah untuk Kewedanaan Kota Pinang 3. M. Samin Pakpahan untuk Kewedanaan Pilah 4. Usman Effendi untuk Kewedanaan Panai.

  Dengan ketetapan Surat Keputusan Residen Sumatera Timur Nomor : 674 tanggal 12 September 1946 terhitung mulai 1 Juli 1946 mengangkat para Asisten Wedana (Camat) di Labuhanbatu, sebagai berikut : 1.

  M. Sono Asisten Wedana Kualuh Hulu di Aek Kanopan

  2. Amir Bakti Asisten Wedana Kualuh Hilir di Kaampung Mesjid 3.

  Zainuddin Zein Asisten Wedana Aek Natas di Bandar Durian 4. Abdul Hamid Asisten Wedana Leidong di Leidong 5. Syarif Nasution Asisten Wedana Bilah Hulu di Rantauprarapat 6.

H. Hosein Asisten Wedana Bilah Hilir di Negeri Lama 7.

  Sanusi Siregar Asisten Wedana Marbau di Marbau 8. Iskandar Asisten Wedana Na IX-X di Aek Kota Batu

  9. Manjoling Asisten Wedana Kota Pinang di Kota Pinang

  10. Ramli Asisten Wedana Sei Kanan di Langga Payung 11.

  Ahmad Saleh Asisten Wedana Tanjung Medan di Tolan

  12. Syah Jauhari Asisten Wedana Panai Tengah di Labuhan Bilik 13.

  Abdul Majid Asisten Wedana Panai Hilir di Sei Berombang Pada tanggal 10 Desember 1984 Pembentukan Kabupaten di Labuhanbatu disahkan dengan Keputusan Komisariat Kepemerintahan Pusat (KOPEMSUS)

  Nomor : 89/KOM/U yang wilayahnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Sidang Pleno Komite Nasional Daerah Keresidenan Sumatera Utara Tanggal 19 Juni 1946.

  Adapun nama-nama Bupati Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu sejak tanggal 17 Oktober 1945 sampai dengan sekarang sebagai berikut :

  1. ABDUL RAHMAN ( Ketua KND/ Kepala Pemerintahan) (17 Oktober 1945- 30 Juni 1946)

  2. GAUSE GAUTAMA (1946-1947) 3.

  SYAHBUDDIN SIREGAR (Pj) (1947-1948) 4. DJAMALUDDIN TAMBUNAN (1948-1951) 5. ABDUL WAHID ER (1951-1954) 6.

  IBNU SADAAN (1954-1956) 7. T. BADJA PURBA (1956-1958) 8. FACHRUDDIN NASUTION (1958-1959)

  9. YAHYA YAKUB (1959-1961)

  10. H. IDRIS HASIBUAN (1961-1966) 11.

  H. IWAN MAKSUM (1966-1974) 12.

  H. ASROL ADAM (1974-1979) 13.

  H. DJALALUDDIN PANE (1979-1984) 14. ABDUL MANAN (1984-1989) 15.

  H. ALI HANAFIAH (1989-1994) 16. Drs. H.B. ISPENSYAH RAMBE (1994-1999) 17. Drs. HR. HADISIWOYO Al Haj (1999-2000) 18. H.T. MILWAN (2000-2005) 19. SYAPARUDDIN, SH (2005) 20. H.T. MILWAN (2005-2010) 21. Dr.H. Tigor Panusunan Siregar, Sp.PD (2010- sekarang)

  2. PEMEKARAN LABUHANBATU

  Pada tahun 2008 kabupaten Labuhanbatu mengalami pemekaran wilayah menjadi 3 kabupaten yaitu Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

  Setelah pemekaran wilayah tersebut, Kabupaten Labuhanbatu hanya terdiri dari 9 Kecamatan yaitu:

  1. Bilah Hulu 2.

  Pangkatan 3. Bilah Barat

4. Bilah Hilir 5.

  Panai Hulur

  6. Panai Tengah 7.

  Panai Hilir 8. Rantau Selatan 9. Rantau Utara

3. Letak dan Geografis Labuhan Batu

  Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis, kabupaten Labuhan Batu berada pada 1º26'-2º11' Lintang Utara, 91º07' Bujur Timur dengan ketinggian 0- 2.151 m di atas permukaan Laut.

  Kabupaten Labuhan Batu menempati area seluas 922.318 Ha yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 242 Desa/Kelurahan Definitif. Area Kabupaten Labuhan batu di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Asahan, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Riau.

  Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Labuhana Batu termasuk daerah yang beriklim tropis. Daerah ini memiliki 2 musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terajadinya musim. Selama tahun 2006, rata-rata hari hujan di Kabupaten Labuhan Batu sebanyak 12.75 hari perbulan dengan rata-rata curah hujan 301.67 MM.

  4. Populasi Penduduk Tabel 1

  25 Persentase Penduduk Menurut Suku Bangsa per Kecamatan

  Kecamatan Suku Bangsa Lainnya Melayu Batak Minang Jawa Aceh

  Bilah Hulu 0,41 32,58 0,74 61,68 0,19 4,40 Pangkatan 0,94 45,51 0,58 49,35 0,15 3,47

  Bilah Barat 0,15 56,71 0,20 41,69 0,05 1,20 Bilah Hilir 8,14 38,21 0,93 46,97 0,24 5,51

  Panai Hulu 10,83 29,99 0,60 54,87 0,16 3,55 Panai tengah 29,82 39,46 0,62 26,27 0,16 3,67

  Panai Hilir 19,20 47,11 2,11 18,50 0,55 12,53 Rantau Selatan

  1,82 59,66 0,60 34,18 0,16 3,58 Rantau Utara 2,36 50,72 2,22 30,99 0,57 13,14

  

Jumlah 8,18 44,43 0,96 40,51 0,25 5,67

BPS Kabupaten Labuhanbatu, hasil sensus penduduk 2010

  Tabel 2 Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Labuhanbatu

  26 Kecamatan Penduduk Rasio

  Jenis Kelamin

  Laki-Laki Perempuan Jumlah Bilah Hulu 29277 29031 58308 100,85

  Pangkatan 16422 16065 32487 102,22 Bilah Barat 17884 17308 35192 103,33

  Bilah Hilir 26047 24939 50986 104,44 Panai Hulu 17541 17002 34543 103,17

  Panai tengah 17894 17130 35024 104,46 Panai Hilir 18650 17911 36561 104,13

  Rantau Selatan 31008 30484 61492 101,72

  Rantau Utara 42858 43267 86125 99,05

  

Jumlah 217581 213137 430718 102,09

Ibid

  Tabel 3 Persentase Penduduk Menurut Agama yang Dianut per Kecamatan

  27 Kecamatan Agama Lainnya

  Islam Protestan Khatolik Budha Hindu Bilah Hulu 83,19 12,37 3,13 0,98 0,26 0,07

  Pangkatan 70,86 23,69 4,95 0,18 0,02 0,30 Bilah Barat 95,45 3,05 1,38 0,08 0,03 0,01

  Bilah Hilir 75,49 20,06 4,10 0,06 0,03 0,26 Panai Hulu 95,28 3,39 1,15 0,17 0,01 -

  Panai tengah 83,23 13,70 2,61 0,45 - 0,01 Panai Hilir 81,34 11,10 2,88 4,53 0,15 -

  Rantau Selatan

  90,33 8,37 0,65 0,55 0,07 0,03 Rantau Utara 79,99 11,82 1,64 6,38 0,13 0,04

  Jumlah 83,91 11,95 2,49 1,49 0,08 0,08 Ibid

  28

  5. Gambaran Umum DPRD Tingkat II Kabupaten Labuhanbatu

  5.1 Dinamika DPRD Tingkat II Kabupaten Labuhanbatu

  Pada pemilu tahun 2014 yang menggunakan sistim Dapil, partai politik yang menjadi peserta pemilu di Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 12 partai politik. Seluruh partai politik tersebut memperoleh kursi di DPRD Kabupaten Labuhanbatu. Pada pemilu kali ini, Partai PDI Perjuangan memperoleh kursi terbanyak dari pada partai politik lainnya, yaitu sebanyak 6 kursi, kemudian disusul Partai Demokrat yang juga mendapatkan 6 kursi, Partai Golkar, Partai Hanura, dan PPP yang juga sama-sama memperoleh 5 kursi, Partai Gerinda sebanyak 4 kursi, Partai Nasdem, PKB, dan PAN sebanyak 3 kursi, PBB dan PKPI sebanyak 2 kursi, PKS sebanyak 1 kursi.

  5.2 Fraksi-Fraksi

  Fraksi merupakan pengelompokan Anggota DPRD berdasarkan kekuatan Partai Politik yang mencerminkan Partai Politik peserta pemilu yang bukan merupakan Alat Kelengkapan Dewan. Fraksi memiliki tugas menentukan dan mengatur segala sesuatu yang menyangkut urusan Fraksi, meningkatkan kualitas, kemampuan, efisiensi dan efektifitas kerja anggota.

  Delapan Fraksi DPRD Kabupaten Labuhanbatu ditetapkan, dalam Rapat Paripurna pada masa persidangan pertama, di gedung dewan setempat, Rabu 22 Oktober 2014. Kedelapan fraksi terdiri dari enam murni dan dua fraksi

  Dokumen DPRD Kabupaten Labuhanbatu gabungan. Berikut ini adalah kedelapan fraksi yang ada di DPRD TK II Kabupaten Labuhanbatu: 1.

  Fraksi PDI-Perjuangan yaitu; Penasehat : Dahlan Bukhari, Ketua : Aminuddin Manurung, Wakil ketua : Abdul Rahman Haiky, Wakil Ketua : Akhmad Saipul Sirait, Sekretaris : Parsono, Wakil Sekretaris : Suparjie, Bendahara : Mara Munthe dan anggota : Mara Abidin Hasibuan.

  2. Fraksi Demokrat, yaitu; Penasehat : Suriana, Ketua : Irham, Wakil Ketua : Hj T Meliana, Sekretaris : Eka Purnama Sari, Wakil Sekretaris : Akhyar P Simbolon, dan Bendahara : Kamaluddin Rambe.

  3. Fraksi Golkar, yaitu; Penasehat : Hj Meika Riyanti Siregar, Ketua : Hj Ellya Rosa Siregar, Wakil Ketua : Hj Nurmaya Shopa Tanjung, Sekretaris : Trully Simanjuntak dan Bendahara : David Siregar.

  4. Fraksi Hanura, yaitu; Penasehat : Gunawan Hutabarat, Ketua : Hj Juraidah Harahap, Wakil Ketua : H Burhanuddin Harahap, Sekretaris : Saurina R Pangaribuan, dan Bendahara : Nurjannah Ritonga.

  5. Fraksi PPP, yaitu; Ketua : Muniruddin, Wakil Ketua : H Ilham Pohan, Sekretaris : Hj Siti Rohaiyah dan dua anggota masing-masing Azmain serta Hj Siti Raudah.

  6. Fraksi Gerindra, yaitu; Ketua : Abdul Karim Hasibuan, Wakil Ketua : Dipa Topan, Sekretaris : Budiono dan anggota : H Abdul Roni Harahap.

  7. Fraksi Perubahan terdiri dari gabungan NasDem, PKB dan PKPI, Ketua : Ilham Pohan, Wakil Ketua : Osman Naibaho, Sekretaris : Sri Indra Jaya dan empat anggota di antaranya, Marisi Ulises Hasibuan, HM Arsyad Rangkuti, Ema Wibasari Pasaribu, Arjan Priadi dan Daniel SP Tambunan.

  8. Fraksi gabungan dari PAN dan PKS diberi nama Fraksi Amanat Keadilan dengan komposisi Ketua : Manor Ritonga, Wakil Ketua : Ahmad Zais Rambe, Sekretaris : Herlina Hasibuan serta anggota : Zulham Irianto.

5.3 Alat Kelengkapan DPRD

  Alat kelengkapan DPRD terdiri atas Pimpinan DPRD, Badan Musyawarah, Komisi, Badan LegislasI, Badan Anggaran, Badan Kehormatan dan Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh Rapat Paripurna, Susunan Alat Kelangkapan DPRD ditetapkan oleh DPRD dalam rapat Paripurna atas usul Fraksi-fraksi dan di umumkan dalam Rapat Paripurna. Alat kelengkapan DPRD ini mengatur tata kerja sendiri dengan persetujuan Pimpinan DPRD.

5.4 Pimpinan DPRD

  Pimpinan DPRD Kabupaten Labuhanbatu bersifat kolektif terdiri dari seorang Ketua dan tiga orang Wakil Ketua yang mencerminkan Fraksi-fraksi.

  Masa jabatan Pimpinan DPRD dipilih dari dan oleh Anggota DPRD dalam Rapat Paripurna. Adapun susunan Pimpinan DPRD Kabupaten Labuhanbatu sebagai berikut :

   Ketua : Dahlan Bukhari (PDI-P)  Wakil Ketua I : Suriana (Demokrat)  Wakil Ketua II : Hj Meika Riyanti Siregar (Golkar)  Wakil Ketua III : Gunawan Hutabarat (Hanura).

  Pimpinan DPRD tersebut mempunyai tugas:  Memimpin sidang-sidang dan menyimpulkan hasil sidang untuk mengambil keputusan;  Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja Ketua dan

  Wakil Ketua;  Menjadi juru bicara DPRD;  Melaksanakan dan memasyarakatkan putusan DPRD;  Mengadakan konsultasi dengan Kepala Daerah dan Instansi Pemerintah lainnya sesuai dengan putusan DPRD;  Mewakili DPRD dan/atau alat kelengkapan DPRD di pengadilan;

   Melaksanakan putusan DPRD berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;  Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dalam Rapat Paripurna DPRD;

5.5 Komisi-Komisi

  Komisi merupakan Alat Kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa keanggotan DPRD. Setiap anggota DPRD di wajibkan menjadi anggota dari salah satu Komisi yang ada di DPRD atas usul dari fraksi masing-masing kecuali Pimpinan DPRD. Sementara untuk Anggoota DPRD Pengganti Antar Waktu menduduki tempat anggota yang di gantikannya. Komisi mempunyai tugas sebagai berikut;

   Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia dan Daerah;

   Melakukan pembahasan terhadap rancangan Peraturan Daerah, dan rancangan keputusan DPRD; pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan,  Melakukan pemerintahan, dan kemasyarakatan sesuai dengan bidang komisi masing- masing;  Membantu pimpinan DPRD untuk mengupayakan penyelesaian masalah yang di sampaikan oleh Kepala Daerah dan masyarakat kepada DPRD;

   Menerima, menampung dan membahas serta menindak lanjuti aspirasi masyarakat;  Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah;  Melakukan kunjungan kerja Komisi yang bersangkutan atas persetujuan

  Pimpinan DPRD;  Mengadakan rapat kerja dan dengar pendapat;  Mengajukan usul kepada Pimpinan DPRD yang termasuk dalam ruang lingkup bidang masing-masing komisi;  Memberikan laporan tertulis kepada Pimpinan DPRD tentang hasil pelaksanaan tugas komisi. Jumlah serta bidang tugas masing-masing Komisi pada DPRD Labuhanbatu terdiri 4 (empat) Komisi yang di tetapkan.

1. Komisi A (Bidang Pemerintahan)

  Meliputi Pemerintahan,Ketertiban,Penerangan/Pers, Hukum/Perundangan- Undangan, Kepegawaian/Aparatur, Perizinan, Sosial Politik, Organisasi Masyarakat dan Pertanahan.

  Ketua : HM Arsyad Rangkuti, wakil ketua : Muniruddin SAg, sekretaris : Nurjannah Ritonga, anggota : Ilham Pohan, Irham Nasution, Parsono dan Aminuddin Manurung.

  2. Komisi B (Bidang Perekonomian dan Keuangan) Meliputi ; Perdagangan, Perindustrian, Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan, Pengadaan Pangan, Logistik, Koperasi, Pariwisata, Keuangan Daerah, Perpajakan, Retribusi, Perbankan, Perusahaan Daerah, Perusahaan Patungan, Dunia Usaha dan Penanaman Modal.

  Ketua : H Burhanuddin Harahap, wakil ketua : Mara Munte, sekretaris : Emma Wibasari Pasaribu, anggota : Arjan Priyadi, Ajmain, Mara Abidin Hasibuan, Hj. Ellya Rosa Siregar, dan Eka Purnama Sari.

  3. Komisi C (Bidang Pembangunan) Meliputi : Pekerjaan umum, Tata Kota, Pertamanan, Kebersihan, Perhubungan, Pertambangan dan Energi, Perumbahan Rakyat dan Lingkungan Hidup.

  Ketua : Hj Siti Rohaya, wakil ketua : Osman Naibaho MSi, sekretaris : Abdurahman Haiky, anggota : Marisi Ulises Hasibuan SH, Hj Siti Raudoh, Ahyar P Simbolon, Trully Simanjuntak, Hj T Meliana dan Hj Juraidah Harahap.

  4. Komisi D (Bidang Kesejahteraan Rakyat) Meliputi : Ketangakerjaan, Agama, Kebudayaan, Sosial, Kesehatan, Kependudukan dan Keluarga Berencana, Transmigrasi, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kepemudaan dan Olahraga, Peran Wanita.

  Ketua : Suparji, wakil ketua : Kamaluddin Rambe, sekretaris : H Ilham, anggota : Daniel Saut P Tambunan, Sri Indrajaya, Hj. Nurmaya Sofa Tanjung, H Irham, Saurina R Pangaribuan dan Ahmad Saipul Sirait.

5.6 Badan-Badan

  Jumlah Badan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Barat sebanyak 4 ( empat ) buah terdiri dari : 1.

  Badan Musyawarah Badan musyawarah (Banmus) merupakan Alat Kelangkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD.

  Anggota Badan Musyawarah ditetapkan setelah terbentuknya Pimpinan DPRD, Komisi-komisi, Panitia Anggaran dan Fraksi. Anggota Badan Musyawarah terdiri dari unsur fraksi berdasarkan perimbangan jumlah anggota dan sebanyak- banyaknya tidak lebih dari setengah anggota DPRD. Badan Musyawarah mempunyai tugas yaitu;

   Memberikan pertimbangan tentang penetapan program kerja DPRD baik diminta atau tidak.

   Menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat DPRD  Memutuskan pilihan mengenai isi risalah rapat apabila timbul perbedaan pendapat  Memberikan saran pendapat untuk memperlancar kegiatan

   Merekomendasikan pembentukan panitia khusus Sesuai dengan Tata Tertib DPRD Kabupaten Labuhanbatu Ketua dan

  Wakil Ketua DPRD karena jabatannya adalah Pimpinan Badan Musyawarah sedangkan Sekretaris DPRD karena jabatannya adalah Sekretaris Badan Musyawarah bukan anggota. Dengan demikian susunan Pimpinan dan Keanggotaan Badan Musyawarah adalah sebagai berikut : Ketua : Dahlan Bukhari, sekretaris : Agus Salim Siregar, anggota : Emma Wibasari Pasaribu, Sri Indra Jaya, Marisi Ulises Hasibuan SH, H Ilham, Hj Siti Raudoh, Hj Juraidah Harahap, Nurjannah Ritonga, Ahyar P Simbolon, Hj T Meliana, Parsono, Abdurahman Haiky dan Mara Munte.

2. Badan Anggaran

  Badan anggaran (Banggar) merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Badan Anggaran terdiri dari Pimpinan DPRD, satu wakil dari setiap komisi dan utusan fraksi berdasarkan pertimbangan jumlah Anggota. Masa keanggotaan Badan Anggaran dapat dirubah setiap tahun. Badan Anggaran mempunyai tugas yaitu;

   Memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Daerah dalam mempersiapkan anggaran pendapatan dan belanja daerah selambatlambatnya lima bulan sebelum ditetapkannya anggaran pendapatan dan belanja daerah berupa poko-pokok pikiran DPRD.

   Memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Daerah dalam mempersiapkan penetapan, perubahan dan perhitungan APBD sebelum ditetapkan dalam rapart paripurna.

   Memberikan saran dan pendapat kepada DPRD mengenai para rancangan APBD, rancangan APBD baik penetapan, perubahan dan perhitungan APBD yang telah disampaikan Kepala Daerah

   Memberikan saran dan pendapat terhadap rancangan perhitungan anggaran yang oleh Kepala Daerah kepada DPRD  Menyusun anggaran belanja DPRD dan memberikan saran terhadap penyusunan anggaran belanja sekretariat DPRD Sesuai dengan Tata Tertib DPRD Kabupaten Lombok Barat Ketua dan

  Wakil Ketua DPRD karena jabatannya adalah Pimpinan Badan Anggaran sedangkan Sekretaris DPRD karena jabatannya adalah Sekretaris Badan Anggaran bukan anggota. Dengan demikian susunan Pimpinan dan Keanggotaan Badan Anggaran adalah sebagai Berikut : Ketua : Dahlan Bukhari, sekretaris : Agus Salim Siregar, anggota : Ilham Pohan, Osman Naibaho, HM Arsyad Rangkuti, Muniruddin, Hj Siti Rohaiya, Burhanuddin Harahap, Saurina R Pangaribuan, Irham Nasution, Kamaluddin Rambe, Aminuddin Manurung, Suparji dan Ahmad Saipul Sirait.

  3. Badan Legislasi Badan Legislasi (Baleg) dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap.

  Jumlah anggotanya ditetapkan dalam rapat paripurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi. Pimpinan Badan Legislasi terdiri dari l (satu) orang Ketua dan paling banyak 3 (tiga) dan dipilih dalam rapat Badan Legislasi yang dipimpin oleh Pimpinan DPRD Kabupaten setelah susunan dan keanggotaan Badan Legislasi ditetapkan.

  Badan Legislasi dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Pimpinan DPRD. Tugas Badan Legislasi adalah memberikan pertimbangan dan menyelesaikan rancangan Peraturan Daerah yang disusun antara DPRD dan Eksekutif berdasarkan program prioritas melalui koordinasi dengan komisi dan/atau panitia khusus. Badan Legislasi (Baleg) dipimpin oleh Eka Purnamasari dan anggotanya adalah Daniel SP Tambunan, Arjan Priyadi, Mara Abidin Hasibuan, Ajmain, Hj Juraidah Harahap, Parsono dan Marisi Ulises Hasibuan SH.

  4. Badan Kehormatan Badan Kehormatan (BK) merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan ditetapkan dengan keputusan DPRD. Anggotanya Badan

  Kehormatan dipilih dari dan oleh anggota DPRD dengan jumlah lima (lima) 5 orang. Pimpinan Badan Kehormatan terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Kehormatan.

  Tugas Badan Kehormatan adalah mengamati, mengevaluasi, disiplin, etika dan moral para anggota DPRD dalam rangka menjaga martabat, kehormatan sesuai dengan kode etik DPRD. Dalam melaksanakan tugasnya Badan Kehormatan dapat menyampaikan rekomendasi kepada Pimpinan DPRD berupa rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti adanya pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD. Badan Kehormatan (BK) diketuai Mara Abidin Hasibuan, anggota Ilham Pohan, Saurina R Pangaribuan, Irham Nasution dan Hj Siti Raudoh.

  5.7 Panitia-Panitia

  Pimpinan DPRD dapat membentuk alat kelengkapan lain apabila diperlukan yang bersifat tidak tetap berupa Panitia Khusus dengan Keputusan DPRD. Anggota Panitia Khusus terdiri atas anggota komisi terkait yang mewakili semua unsur fraksi. Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Panitia Khusus dipilih dari dan oleh anggota. Dalam melaksanakan tugas Panitia Khusus bertanggungjawab kepada Pimpinan DPRD. Masa kerja Panitia Khusus ditetntukan oleh Pimpinan DPRD.

  5.8 Kegiatan Komisi-Komisi

  Pada tiap masa sidang, komisi-komisi DPRD telah melakukan beberapa kegiatan seperti diskusi dan rapat kerja dengan masing-masing mitra kerja komisi, hearing, monitoring, dan kunjungan kerja dalam daerah serta melaksanakan kunjungan kerja ke luar daerah.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Dan Tunjangan Profesi Guru Terhadap Kinerja Guru Di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Proses Transesterifikasi Minyak Sawit Menggunakan Novozyme® 435 Untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit

0 7 11

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PETUGAS KIA DI PUSKESMAS KOTA BINJAI TAHUN 2015

0 1 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja - Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai Tahun 2015

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai Tahun 2015

0 4 8

I. KETERANGAN WAWANCARA - Pemilihan Anti Nyamuk Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Pendapatan dan Perilaku serta Keluhan Kesehatan pada Keluarga di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pemilihan Anti Nyamuk Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Pendapatan dan Perilaku serta Keluhan Kesehatan pada Keluarga di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015

0 0 28

BAB II KEBIJAKAN POLITIK PANGAN SBY-BOEDIONO 2009-2014 A.Sejarah Perkembangan Kebijakan Politik Pangan di Indonesia - Analisis Kebijakan Politik Pangan SBY-Boediono Tahun 2009-2014

0 0 46

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang - Analisis Kebijakan Politik Pangan SBY-Boediono Tahun 2009-2014

0 0 23

ANALISIS KEBIJAKAN POLITIK PANGAN PEMERINTAHAN SBY-BOEDIONO TAHUN 2009-2014 Samuel Nicholas 100906091 Dosen pembibing : Faisal Andri Marawa S.IP, M.si

0 0 13