BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Seiring dengan berkembangnya zaman, sektor perindustrian di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Banyak industri baru bermunculan dan perusahaan-perusahaan besar mulai meluaskan jaringannya di Indonesia. Untuk sektor industri, Indonesia memang mempunyai kawasan yang strategis dan sangat mendukung karena terkenal dengan murahnya biaya tenaga kerja, dataran yang luas, dan sumber daya alam melimpah sehingga membuat banyak perusahaan mempunyai kesempatan besar untuk mendapatkan banyak keuntungan dan laba yang maksimal. Namun, semakin banyak kompetitor bisnis yang muncul mengakibatkan terjadinya dinamika bisnis berubah-ubah yang menyebabkan banyak perusahaan membutuhkan tambahan pendanaan untuk lebih mengembangkan usahanya agar mampu bertahan. Sumber pendanaan tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan go public dan investasi.

  Go public merupakan salah satu cara yang dirasakan lebih efisien dalam

  memperoleh sumber dana, karena tidak mudah untuk menarik dana melalui investasi mengingat adanya perbedaan karakteristik para investor dalam menilai sebuah investasi. Banyak hal yang harus diketahui investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi karena keputusan investasi pada saham perusahaan go public memiliki resiko yang relatif tinggi. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi karena angka-angka pada laporan keuangan mampu mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Oleh sebab itu, laporan keuangan digunakan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal dan dari laporan keuangan tersebut investor mengetahui nilai dari suatu perusahaan yang tercermin dari harga saham yang diperdagangkan. Pada pasar modal yang efisien, harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan dari suatu perusahaan dan pasar akan bereaksi apabila terdapat informasi baru.

  Sebuah perusahaan didirikan dengan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan.

  Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Susanti, 2010). Meningkatkan nilai perusahaan merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Untuk memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang, manajer dituntut untuk membuat keputusan yang mempertimbangkan semua

  

stakeholder , di mana manajer akan dinilai kinerjanya berdasarkan keberhasilannya

mencapai tujuan (Ramadhani dan Hadiprajitno, 2012).

  Sebagian perusahaan hanya berfokus untuk meningkatkan profitabilitas. Kontribusi mereka terhadap masyarakat hanya sebatas lapangan pekerjaan dan menciptakan barang serta jasa. Oleh karena itu, timbul lah kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya, tetapi seiring berjalannya waktu, sudah ada kesadaran banyak perusahaan untuk mengembangkan apa yang disebut dengan

  Corporate Social Responsibility (CSR).

  Pemikiran yang melandasi Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) yang sering dianggap inti dari etika bisnis ini adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi kepada para pemegang saham (shareholder), tetapi juga kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder), termasuk di dalamnya adalah pelanggan atau

  

customer , pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan

juga competitor (Nurlela dan Islahuddin, 2008).

  Kesadaran akan penerapan Corporate Social Responsibility menjadi penting seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk atau barang yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan aspek-aspek sosial. Dan juga selain memberikan keuntungan bagi pemegang saham, suatu perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap pihak lain seperti pemerintah, konsumen, dan masyarakat.

  Nurlela dan Islahuddin (2008) juga berpendapat bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang hanya berpijak pada single bottom

  

line , yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi financial saja, tapi

  tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, yaitu sosial dan juga lingkungan. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar di berbagai tempat dan waktu, muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidupnya.

  Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai regulasi terkait lingkungan diantaranya, UU No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dan berbagai peraturan pelaksanaannya. Pasal 6 ayat 2 UU No.23 tahun 1997 ini yang berbunyi ”Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan wajib memberikan informasi yang benar dan akurat tentang pengelolaan lingkungan hidup”. Untuk melengkapi pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah melalui Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) membentuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) sebagai bentuk pengawasan sekaligus upaya transparansi dan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan melalui No.Kep-BU/BL/2006 yang mulai berlaku sejak tanggal 7 Desember 2006 juga mewajibkan laporan keuangan tahunan perusahaan sekurang-kurangnya memuat uraian tentang aktivitas dan biaya yang dikeluarkan terkait tanggung jawab sosial perusahaan terhadap mayarakat dan lingkungan. Berdasarkan PSAK No.1 tahun 2004 (revisi 1998) paragraf sembilan secara eksplisit telah menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial dan lingkungan perusahaan. Walaupun demikian, item-item pengungkapan dan bagaimana pengungkapannya belum diatur secara terperinci (Anggraini, 2011).

  Anggraini (2011) juga menyatakan bahwa kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan juga diatur oleh Undang- Undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007, dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang-Undang tersebut menjadi landasan bahwa pengungkapan pertanggungjawaban sosial merupakan mandatory disclosure untuk setiap perusahaan di Indonesia bukan lagi voluntary disclosure.

  Rustiarini (2010) menyatakan bahwa perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan.

  Perusahaan dapat menggunakan informasi Corporate Social Responsibility sebagai keunggulan kompetitif perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham.

  Naik turunnya nilai perusahaan dipengaruhi pula oleh struktur kepemilikan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan adalah konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan kepemilikan perusahaan oleh manajemen (ownership management). Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam kegiatan perusahaan sehari-hari (Rejeki, 2007).

  Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh suatu lembaga, seperti bank, asuransi, atau institusi lain (Tarjo, 2008). Kepemilikan institusional memiliki peran penting dalam memonitor manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Kepemilikan institusional akan mengurangi konflik keagenan karena dalam aktivitas perusahaan, pihak manajemen akan diawasi atau dikontrol pihak institusi, sehingga akan meminimalkan kecurangan dalam manajemen.

  Kepemilikan asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di indonesia. Kepemilikan asing merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan multinasional. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap lebih peduli terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, karena negara-negara di Eropa dan Amerika merupakan negara- negara yang sangat memperhatikan isu-isu sosial; seperti pelanggaran hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan isu lingkungan seperti, efek rumah kaca, pembalakan liar, serta pencemaran air (Sinaga, 2012).

  Shleifer dan Vishny (1986) menyatakan bahwa pemegang saham terbesar mempunyai arti penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan.

  Menurut Sheifer dan Vishny dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka para pemegang saham besar seperti institutional investors akan dapat memonitor tim manajemen secara efektif, dan dapat meningkatkan nilai perusahaan jika terjadi

  

takeover , dengan demikian, tingkat kepemilikan institusional yang tinggi dari

  persentase saham yang dimiliki oleh institutional investor akan menyebabkan tingkat monitor lebih efektif (Grief dan Zychowicz, 1994).

  Permanasari (2010) menguji pengaruh kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, dan Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dian dan Lidyah (2014) yang menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

  Penelitian yang berkenaan dengan Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan nilai perusahaan menarik untuk diteliti kembali, mengingat penelitian sebelumnya memberikan hasil yang berbeda-beda. Terdapat persamaan variabel dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yakni Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan nilai perusahaan. Sedangkan perbedaannya terdapat pada variabel kepemilikan manajerial yang diganti dengan variabel kepemilikan asing.

  Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing pada laporan tahunan dalam ruang lingkup industri manufaktur dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Pengaruh Corporate

  

Social Responsibility, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Asing

Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011 dan 2013”.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing mempengaruhi nilai perusahaan secara simultan maupun secara parsial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan masalah penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Corporate

  

Social Responsibility , kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing terhadap

  nilai perusahaan dalam laporan tahunan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013 serta digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah, pokok permasalahan dan tujuan penelitian maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, perusahaan, investor, akademis dan peneliti selanjutnya.

  a.

  Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran mengenai Corporate Social

  Responsibility , kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing serta nilai perusahaan.

  b.

  Bagi perusahaan, sebagai bahan manajemen perusahaan untuk memperlihatkan sejauh mana kinerja dan operasional perusahaan.

  c.

  Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, dan juga untuk menilai kinerja dan operasional perusahaan.

  d.

  Bagi akademis, sebagai masukan dan tambahan pengetahuan di bidang akuntansi manajemen, khususnya mengenai mengenai Corporate

  

Social Responsibility , kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing

serta nilai perusahaan.

  e.

  Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sifatnya sejenis serta memberikan wawasan yang relatif luas mengenai Corporate Social

  

Responsibility , kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing serta

nilai perusahaan.

Dokumen yang terkait

Respon Masyarakat Kecamatan Pahae Julu Terhadap Kehadiran Pt. Sarulla Operation Limited (SOL) di Kabupaten Tapanuli Utara

0 1 7

I. Identitas Responden - Pengaruh Diferensiasi Produk Dan Kepercayaan Merekterhadap Keputusan Pembelian Mobil Avanza Di Pt.Astrainternasionaltbk-Toyota Auto 2000 Medan

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Diferensiasi - Pengaruh Diferensiasi Produk Dan Kepercayaan Merekterhadap Keputusan Pembelian Mobil Avanza Di Pt.Astrainternasionaltbk-Toyota Auto 2000 Medan

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Diferensiasi Produk Dan Kepercayaan Merekterhadap Keputusan Pembelian Mobil Avanza Di Pt.Astrainternasionaltbk-Toyota Auto 2000 Medan

0 0 8

Pengaruh Diferensiasi Produk Dan Kepercayaan Merekterhadap Keputusan Pembelian Mobil Avanza Di Pt.Astrainternasionaltbk-Toyota Auto 2000 Medan

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Uraian Teoritis 2.1.1 Entreprenuerial Networking - Pengaruh Entrepreneurial Networking Dan Lingkungan Bisnis Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Umkm

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Entrepreneurial Networking Dan Lingkungan Bisnis Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Umkm

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Teori Pesinyalan (Signaling Theory) - Pengaruh Return On Asset (ROA) Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 18

Tema Produk dan Konsumen

0 0 35

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 0 22