tugas Makalah Studi Kasus SisWil.docx

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
DALAM PENGEMBANGAN
WILAYAH PROVINSI NUSA
TENGGARA BARAT
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM PERTANAHAN
Dosen : Dr. Ir. EKO BUDI SANTOSO, Lic.Rer.Reg

Oleh : ENDO PETAKASARI (03111750077009)

MAGISTER MANAJEMEN ASET INFRASTRUKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER
2018

1

BAB I
PENDAHULUAN
I.

LATAR BELAKANG

Infrastruktur merupakan sebuah elemen penting yang

berada di dalam suatu system ruang dan kegiatan yang memiliki
peran terhadap perubahan

kemakmuran wilayah dan kesejahteraan

masyarakat.
Peran infrastruktur terhadap pengembangan wilayah dan kota
memiliki

kontribusi

yang sangat signifkann baik pada aspek

perekonomiann

sosial-

kemasyarakatann maupun kelestarianlingkungan. Infrastruktur me

nyediakan fasilitas yang

bernilai bagi

yang berdampak menghubungkan investasi

sektor privat
infrastruktur

publik

terhadap output nasionaln produktiftasn perkembangann persaingan
internasional.
Pengembangan wilayah merupakan sebuah langkah untuk
mengembangkan suatu kawasan secara holistik. Tak hanya
dengan memacu pertumbuhan

sosial

mengurangi kesenjanganantara satu


ekonomin

potensin

dan

isu

pengembangan
permasalahan

yang
di

meliputi

sumber

daya


infrastrukturnpendanaan
kelembagaann

sumber

akan

sesuai

wilayah

(Bambang Susantonon 2009).Bagaimanapunn
akan mengintegrasikanberbagai

juga

wilayah dengan wilayah yang

lain. Melalui pengembangan wilayah yang holistikn

dihasilkankebijakan

namun

dengan

kondisin

yangbersangkutan

pengembangan wilayah

daya

yang

alamn

sumber


daya

untuk

pengembangann

adan

yang

manusian
entrepreneurn

hingga lingkungan yang mendukung pembangunan

yang luas.
Infrastruktur memiliki interdependensi terhadap distribusi
capaian

pengembangan wilayah. Seperti halnya dengan manusia


dan alam yang memiliki

terkaitan

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

diantara

keduannya.
[AUTHOR NAME]

2

Pengembangan wilayah yang terus terjadi

merupakan

outcomes


dari ketersediaan infrastrukturn seperti infrastruktur
transportasi darat yang mengintegrasikan pusat-pusat kegiatan
kota dan

menjadi embrio untuk pengembangan wilayah sekitarnya.

Infrastruktur

transportasi laut dan udara yeng menghubungkan

antar wilayah dan pulau.

Infrastruktur

menunjang kebutuhan tempat tinggal

permukiman

masyarakat.


yang

Infrastruktur

dasar untuk menjamin kualitas hidup masyarakatn serta infrastruktur –
infrastruktur vital lainnya.
Begitu halnya yang terjadi pada Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Berbagai infrastruktur telah dibangun dan akan terus dibangun sesuai
dengan kebutuhan dalam upaya pengembangan
mewujudkan

tata

kelola

pemerintahan

yang


wilayah. Upaya

baikn

merupakan

tantangan yang menjadi salah satu tugas pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Perwujudannya berarti adanya tatanan yang akan
menunjang upaya untuk mewujudkan Provinsi Nusa Tenggara Barat
lebih baik di masa mendatang. Untuk mempermudah pembangunan
maka sesuai dengan karakteristik wilayahnyan sesuai dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Provinsi Nusa Tenggara
Barat terdiri dari 2 (dua) pulau besar yaitu Lombok dan Sumbawa.
Saat

ini

pemerintah

daerah


sedang

berkonsentrasi

dalan

pengembangan Wilayah strategis yaitu Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Mandalika. Selain itu terdapat 10 kabupaten / kota dalam
Wilayah Pengembangan.

Oleh

karena

itu

untuk

mendukung

pertumbuhan kawasan tersebutn dibutuhkan infrastruktur yang baik
sehingga menjamin pembangunan dapat mencapai standar kualitas
lokal minimum.
II.

RUMUSAN MASALAH
Dari Latar belakang yang disebutkan sebelumnya maka rumusan

masalah pada

makalah ini adalah :

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

3

1. Infrastruktur apa saja yang telah ada pada wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Barat
2. Kebutuhan

infrastruktur

pengembangan

yang

dibutuhkan

dalam

upaya

wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

III. TUJUAN
1.

Infrastruktur apa saja yang telah ada di provinsi Nusa

Tenggara Barat

yang mendukung

pengembangan

wilayah
2.

Mengkaji

Kebutuhan

infrastruktur

pengembangan wilayah

Provinsi

dalam
Nusa

upaya
Tenggara

Barat.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Infrastruktur
Defnisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesian
dapat

diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara

umum

diketahui sebagai fasilitas publik seperti rumah sakitn jalann

jembatann sanitasin

telponn dan sebagainya. Dalam ilmu ekonomi

infrastruktur merupakan wujud

dari publik capital (modal publik)

yang dibentuk dari investasi yang dilakukan

pemerintah.

Infrastruktur dalam penelitian ini meliputi jalann jembatann dan
sistem saluran
(1998)

pembuangan (Mankiwn 2003). Menurut Grigg

infrastruktur merupakan sistem fsik yang menyediakan

transportasin

pengairann drainasen bangunan gedungn dan fasilitas

publik lainnyan yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar

manusia baik kebutuhan

sosial

maupun

kebutuhan

Dalam hal inin hal-hal yang terkait dengan
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sistem
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

ekonomi.

infrastruktur
lingkungan
[AUTHOR NAME]

4

dapat terhubung karena adanya infrastruktur yang menopang
antara sistem

sosial

dan

sistem

ekonomi.

Ketersediaan

infrastruktur memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem
ekonomi yang ada di masyarakat. Maka infrastruktur perlu dipahami
sebagai dasar- dasar dalam

mengambil kebijakan

(J. Kodoatien

2005).
2.3 Konsep Wilayah dan Pengembangan Wilayah
Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruangn
wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografs
beserta segenap unsur
sistemnya ditentukan

yang

terkait

berdasarkan

kepadanya

aspek

aspek fungsional. Menurut Rustiadi

yang

administratif

batas

dan

dan

atau

dan Tim P4W (2007) wilayah

dapat didefnisikan sebagai unit geografs dengan

batas-batas

spesifk tertentu dimana komponen-komponen wilayah tersebut satu
sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan
wilayah

tidaklah selalu bersifat fsik dan pasti tetapi seringkali

bersifat dinamis.
Komponen-komponen
alamn

sumberdaya

bentukbentuk

wilayah

buatan

kelembagaan.

mencakup

komponen

(infrastruktur)n
Dengan

menekankan interaksi antar manusia

demikian

manusia
istilah

dengan

sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu

biofsik
serta
wilayah

sumberdaya-

batasan unit geografs

tertentu. Konsep wilayah yang paling klasik (Haggetn Clif dan

Freyn

1977 dalam Rustiadi dan Panujun 2005) mengenai tipologi wilayahn
mengklasifkasikan konsep wilayah ke dalam tiga kategorin yaitu:
(1) wilayah homogen (uniform/homogenous region);
(2) wilayah nodal (nodal region)
(3) wilayah perencanaan (planning region atau programming
region).
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

5

Sejalan dengan klasifkasi tersebutn fase kemajuan perekonomian
region/wilayah diklasifkasikan menjadi:
a. fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan
keseragaman/homogenitas. Wilayah formal adalah suatu
wilayah geografk yang seragam menurut kriteria tertentun
seperti keadaan fsik geografn ekonomin sosial dan politikn
b. fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan
dengan koherensi dan interdependensi fungsionaln saling
hubungan antar bagian-bagian dalam

wilayah tersebut.

Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region
dan

terdiri dari satuan-satuan yang

heterogenn seperti

desa-kota yang secara fungsional saling berkaitann
c. fase

ketiga

memperlihatkan

yaitu

wilayah

koherensi

atau

perencanaan
kesatuan

yang

keputusan-

keputusan ekonomi.
Wilayah

adalah

satu

kesatuan

unit

geografs

yang

antar

bagiannya mempunyai keterkaitan secara fungsional. Oleh karena itun
yang dimaksud

dengan pewilayahan (penyusunan wilayah) adalah

pendelineasian unit

geografs berdasarkan kedekatann kemiripann

atau intensitas hubungan

fungsional

membantun lindung melindungi) antara

(tolong

menolongn

bagian yang

bagian yang lainnya. Wilayah Pengembangan adalah

bantu

satu dengan
pewilayahan

untuk tujuan pengembangan/pembangunan/development.

Tujuan-tujuan pembangunan terkait dengan lima kata kuncin
yaitu:
1. pertumbuhan;
2. penguatan keterkaitan;
3. keberimbangan;
4. kemandirian;
5. keberlanjutan.
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

6

Sedangkan konsep wilayah perencanaan adalah wilayah yang
dibatasi

berdasarkan kenyataan sifatsifat tertentu pada wilayah

tersebut yang

bisa bersifat alamiah maupun non alamiah yang

sedemikian rupa sehingga

perlu

direncanakan

wilayah perencanaan. Perencanaan

dalam

kesatuan

wilayah adalah suatu aktivitas

manusia dalam usaha untuk memanfaatkan

suatu

sumberdaya

ruang yang terbatas yang tersedia di atas bumi dengan

tujuan

untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari suatu ruang. Dalam
sejarah

pengembangan

Indonesian terdapat

konsep

pengembangan

wilayah

di

beberapa landasan teori yang turut mewarnai

keberadaannya. Pertama adalah

Walter Isard sebagai pelopor Ilmu

Wilayah yang mengkaji terjadinya hubungan

sebab-akibat

faktor-faktor utama pembentuk ruang wilayahn yakni faktor

dari
fsikn

sosial-ekonomin dan budaya. Kedua adalah Hirschmann (era 1950-an)
yang memunculkan teori polarization efeet dan triekling-down
efeet dengan

argumen bahwa pengembangan suatu wilayah tidak

terjadi secara bersamaan
(unbalaneed development). Ketiga adalah Myrdal (era 1950-an)
dengan teori

yang menjelaskan hubungan antara wilayah maju dan

wilayah belakangnya

dengan menggunakan istilah baekwash and

spread efeet. Keempat adalah

Friedmann (era 1960-an) yang lebih

menekankan pada pembentukan hirarki guna

mempermudah

pengembangan sistem pembangunan yang kemudian

dikenal

dengan teori pusat pertumbuhan. Terakhir adalah Douglass (era 70-an)
yang memperkenalkan lahirnya model keterkaitan desa – kota
(rural – urban

linkages) dalam pengembangan wilayah (Rustiadi

dan Panujun 2005).
Keberadaan

landasan

teori

dan

konsep

pengembangan

wilayah diatas
kemudian diperkaya dengan gagasan-gagasan yang lahir dari
pemikiran cemerlang putra-putra bangsa. Diantaranya adalah Sutami
(era 1970-an)

dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

7

yang intensif akan mampu

mempercepat terjadinya pengembangan

wilayah. Poernomosidhi (era transisi)

memberikan

kontribusi

lahirnya konsep hirarki kota-kota yang hirarki prasarana jalan melalui
Orde Kota. Pendekatan yang diterapkan dalam

pengembangan

wilayah di Indonesia sangat beragam karena dipengaruhi oleh
pengembangan teori dan model pengembangan wilayah serta
tatanan sosial-

ekonomin

sistim

pembangunan. Pendekatan

pemerintahan

dan

administrasi

yang mengutamakan pertumbuhan tanpa

memperhatikan lingkungann bahkan

akan

menghambat

pertumbuhan itu sendiri (Direktorat Jenderal Penataan

Ruangn

2005). Pengembangan wilayah dengan memperhatikan potensi
pertumbuhan
ekonomi

akan

membantu

meningkatkan

pertumbuhan

berkelanjutan melalui penyebaran penduduk lebih rasionaln

meningkatkan

kesempatan

kerja

Direktorat Jenderal Penataan

dan

produktiftas.

Menurut

Ruang (2005) prinsip-prinsip dasar

dalam pengembangan wilayah adalah:
1. Sebagai growth eenter Pengembangan wilayah tidak hanya
bersifat

internal

wilayahn

namun

harus

diperhatikan

sebaran atau pengaruh (spread efeet) pertumbuhan yang
dapat ditimbulkan bagi wilayah sekitarnyan bahkan secara
nasional.
2. Pengembangan wilayah memerlukan
pengembangan antar

upaya

kerjasama

daerah dan menjadi persyaratan

utama bagi keberhasilan pengembangan wilayah.
3. Pola

pengembangan

wilayah

bersifat

integral

yang

merupakan integrasi dari daerah-daerah yang tercakup
dalam wilayah melalui pendekatan kesetaraan.
4. Dalam pengembangan wilayahn mekanisme pasar harus
juga menjadi prasyarat bagi perencanaan pengembangan
kawasan.

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

8

BAB III
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
3.1 Aspek Geograf dan Demograf
3.1.1.
a.

Aspek Geograf

Luas dan batas wilayah administrasi
Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri atas 2 pulau besarn yaitu

Lombok dan Sumbawa dan dikelilingi oleh 277 pulau-pulau kecil. Dari
279 pulau yang adan terdapat 44 pulau yang telah berpenghuni. Luas
wilayah Provinsi NTB mencapai 49.312n19 Km 2 terdiri dari daratan
seluas 20.153n15 Km2 (40n87%) dan perairan laut seluas 29.159n04 Km 2
(59n13%) dengan panjang garis pantai 2.333 km. Luas Pulau Sumbawa
mencapai 2/3 dari luas provinsi Nusa Tenggara Barat atau sekitar
15.414n5 km2 (76n49 %)n sedangkan luas Pulau Lombok mencapai 1/3
dari luas provinsi Nusa Tenggara Barat atau sekitarseluas 4.738n70
Km2 (23n51%).
b.

Letak dan kondisi geografs
Secara geografsn Provinsi NTB terletak antara 11546' - 1195'

Bujur Timur dan 810' - 95' Lintang Selatan dengan batas wilayah
sebagai berikut :
 Sebelah Utara

: Laut Jawa dan Laut Flores

 Sebelah Selatan

: Samudra Hindia

 Sebelah Barat

: Selat Lombok dan Provinsi Bali

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

9

 Sebelah Timur

: Selat Sape dan Provinsi Nusa Tenggara

Timur

Secara Administratif Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8
kabupaten dan 2 kota yang meliputi 116 wilayah kecamatan dan 1.137
desa/kelurahann dengan pusat pemerintahan Provinsi NTB terdapat di
Kota Mataram Pulau Lombok. Kabupaten Sumbawa memiliki jumlah
wilayah

kecamatan

Kabupaten

terbanyakn

Lombok

Timur

yaitu

24

memiliki

Kecamatann
wilayah

sedangkan
administrasi

desa/kelurahan terbanyak dengan 254 desa/kelurahan dengan jumlah
kecamatan sebanyak 20 kecamatann sebagaimana terlihat padatabel
3.1.
Tabel 3.1
Jumlah Kecamatann Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah
(Tahun2013)
N
o

Kabupaten/
Kota

1
2
3
4
5
6
7
8

Lombok Barat
Lombok Tengah
Lombok Timur
Lombok Utara
Sumbawa
Dompu
Bima
Sumbawa Barat

Jumlah
Kecamata
n
10
12
20
5
24
8
18
8

Jumlah
Desa/Kelurahan
122
139
254
33
165
81
191
64

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

Luas
wilayah
(Km2)
1.053n92
1.208n40
1.605n55
809n53
6n643n98
2.324n60
4.389n40
1.849n02

Persentas
e
(%)
5n23
6n00
7n97
4n02
32n97
11n53
21n78
9n17

[AUTHOR NAME]

10

N
o

Kabupaten/
Kota

9
10

Kota Mataram
Kota Bima
Jumlah

Jumlah
Kecamata
n
6
5
116

Luas
wilayah
(Km2)
61n30
207n50
20.153,1
5

Jumlah
Desa/Kelurahan
50
38
1.137

Persentas
e
(%)
0n30
1n03
100

Sumber: BPMPD Prov. NTB

c.

Topograf
Topograf wilayah Provinsi NTB bervariasi dari 0-3.726 m

dpl untuk

Pulau

Lombokn dan 0-2.755 m dpl untuk

Sumbawa. Selong merupakan

Pulau

kota yang mempunyai ketinggian

paling tinggin yaitu 166 mdpl sementara Taliwang terendah dengan 11
mdpl. Kota Mataram sebagai tempat

ibukotaProvinsi NTB memiliki

ketinggian 27 mdpl.
Berdasarkan pada

klasifkasi ketinggian wilayah maka

diketahui bahwa wilayah yang memiliki ketinggian 0-100 m dpl sekitar
23n76% atau seluas

478.911 Han ketinggian 100-500 m dpl sekitar

37n39% atau seluas 753.612 Han

ketinggian 500-1.000 m dpl sekitar

15n25% atau seluas 307.259 Ha dan lebih

dari 1.000 m dpl seluas

475.533 Ha 23n60%. Dari tujuh gunung yang ada di Pulau

Lombokn

Gunung Rinjani merupakan tertinggi dengan ketinggian 3.726

mdpln

sedangkan Gunung Tambora merupakan gunung tertinggi di Sumbawa
dengan ketinggian 2.851 mdpl dari sembilan gunung yang ada
(NTB Dalam

Angka 2014).

Kemiringan
berkisar antara

tanah

didominasi

oleh

kemiringan

tanah

15-40% seluas 704.619 Ha (34n96%) sedangkan yang

paling sempit termasuk

klasifkasi kemiringan tanah 0-2% seluas

338.552 Ha (16n80%). Untuk Pulau

Lombok

klasifkasi

kemiringan yang paling luas berkisar antara 2-15% seluas 198.616 Ha
(9n85%) sedangkan yang paling sempit klasifkasi kemiringan

tanah

lebih dari 40% seluas 20.175 Ha (1n01%). Sedangkan Pulau Sumbawa
klasifkasi kemiringan tanah yang paling luas berkisar antara 1540% seluas

573.903

Ha

kemiringan tanah 0-2% seluas

(28n48%)

dan

yang

paling

sempit

214.194 Ha (10n63%).

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

11

d.

Geologi
Keadaan geologi wilayah NTB didominasi oleh batuan

gunung api serta aluvium(resent).
sedangkan yang termuda

Batuan

tertua

berumur

tersier

berumur kuarter. Batuan tersier di Pulau

Lombok terdiri dari perselingan batu

pasir kuarsan batu lempungn

breksin lavan tufa dengan lensa-lensa batu gampingn batu

gampingn

dan dasit. Batuan tersier di Pulau Sumbawa terdiri dari lavan
breksin tufan andesitn batu pasir tufann batu lempungn dasitn
tonalitn tufa dasitann

batu gamping berlapisn batu gamping

tufann dan lempung tufan. Batuan kuarter di Pulau Lombok terdiri
dari perselingan breksi gampingan dan lavan

breksin lavan tufan batu

apungn dan breksi lahar. Batuan kuarter di Pulau
dari

terumbu

koral

terangkatn

epiklastik

Sumbawa

(konglomerat)n

terdiri
hasil

gunung api tanah merahn gunung api tuan gunung api Sangiangn
gunungapi Tamboran gunung api muda dan batu gamping koral.
Aluvium dan endapan pantai cukup luas terdapat di Pulau Sumbawa
dan Lombok.
e.

Hidrologi
DAS (Daerah Aliran Sungai)
Sesuai SK Gubernur NTB No. 147 Tahun 1999 tentang

pembagian Sub

Satuan Wilayah Sungai/Daerah Aliran Sungai di

Satuan Wilayah Sungai

Lombok

dan

Sumbawan wilayah NTB dibagi menjadi 18
Sungai/Daerah

Aliran

Sungai

Satuan
Sub

(SSWS/DAS).

Wilayah
Satuan

Satuan

Sungai
Wilayah

Wilayah

Sungai (SWS) Lombok terdiri dari 4 (empat) SSWS meliputin
Dodokann

Menangan Putih dan Jelateng. Sedangkan SWS Sumbawa

terdiri dari 14 (empat belas) SSWS meliputi Jerewehn Rean Rheen
Moyo Hulun P. Moyon Empangn Hoddon

Banggon Paradon Sarin Rimban

Bakan Bakon dan Beh. Luas SWS dan SWSS di Provinsi NTB.
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

12

Cekungan Air Tanah
Inventarisasi cekungan air tanah di Provinsi NTB dapat
sebagaimana
dilihat pada tabel 3.2.

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

13

Tabel 3.2
Inventarisasi Cekungan Air Tanah di Provinsi NTB

N
o

Cekungan Air
Tanah (CAT)

1.

Mataram - Selong
Tanjung Sambelia
Sumbawa Besar
Empang
Pekat
Sanggar – Kilo
Dompu
Bima
Tawali – Sape

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Luas (km2)

Air Tanah
Bebas (juta
m3 / tahun)

Air Tanah
Tertekan
(juta m3 /
tahun)

2.366

662

8

1.124

224

22

1.404
345
977
1.419
375
1.102
363

183
35
220
320
63
165
36

25
3
10
14
6
16
3

Sumber : Perda RTRW Provinsi NTBn 2009-2029

f.

Klimatologi
Berdasarkan data

Geofsika
tahun 2013

Badan Meteorologi Klimatologi dan

(BMKG)n temperatur udara di Nusa Tenggara Barat pada
temperatur maksimum berkisar

33n8° C dan temperatur

minimum antara

antara 31n4° C –

17.0° C – 23n6° C.

Temperatur tertinggi terjadi pada bulan November
terendah terjadi pada bulan Agustus. Rata-rata

dan

temperatur

kelembaban

udara relatif tinggin yaitu antara 77-87%nkelembaban terendah
pada bulan Agustus hingga September sedangkan

terjadi

tertinggi terjadi

pada bulan Desember dengan kecepatan angin rata-rata mencapai
kisaran 1 – 6knots

dan

kecepatan

27knots yang terjadi pada bulan

angin

Februari

maksimum

dan

terendah 7knots terjadi pada bulan Mei. Tekanan

mencapai

kecepatan
udara

angin

berkisar

1008n3 – 1012n6 mbn tekanan udara terbesar terjadi pada bulan
Agustus dan terendah terjadi pada bulan Februari. Lamanya
penyinaran

matahari

berkisar

matahari terbesar terjadi pada

40-89%n

bulan

September

terjadi pada bulan Desember. Jumlah hari hujan

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

lamanya

penyinaran

dan

terendah

terendah yaitu 2

[AUTHOR NAME]

14

hari pada bulan September dan yang terbanyak adalah pada

bulan

Januari dengan jumlah 29 hari.

g.

Penggunaan lahan
Penggunaan lahan yang terluas adalah hutan seluas

1.163.941n51 Ha (57n75%) dan persawahan seluas 240.925n05 ha
(11n95%). Sedangkan

penggunaan

lahan

adalahpertambangan seluas 591n96 Ha

yang

(0n03%).

terkecil

Lebih

jelas

dapat

dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Luas Penggunaan Lahan di Provinsi NTB Tahun 2013
Kabupaten/Kota (Ha)
No
.

Penggunaa
n Lahan

1

2

1

Permukiman

2

Industri

3

Pertambanga
n

Matara
m
3

Lombok
Barat
4

3.263n93

5.197n58

843n53

-

Lombo
k
Tenga
h
5
6.185n2
9

Lombok
Timur
6

Lombok
Sumbawa
Sumbawa
Barat
Utara
7

7.176n42 2.002n46

8

9

Dompu
10

4.150n69

1.374n47

50n34

461n06

2.502n39

9.000n27 14.482n29

Persawahan

5

Pert. Tanah
Kering
semusim

22.845n42

10.100n7
26.956n69 3.240n45 76.666n40
8

6.828n59 12.928n66

6

Kebun

10.542n49

13.570n9
27.388n0
11.369n90
13.856n10
5
2

1.942n89

4.802n92

7

Perkebunan

5n20

8

Padang

9

Hutan

1
0
1
1
1
2

Perairan
Darat
Tanah
Terbuka

4.840n91

Lain-lain

PROVINSI NTB

493n15

27.337n80

3.699n5
4

240.925n0
5

40.144n78

10.205n0
9

209.916n8
5

420n70

466n81

84.360n78

668n52

17.513n10

8.901n78

2603n54

8.252n56 41.337n83

74.517n69

19.660n4
34.350n5 438.440n2 155.125n4 143.761n2
51.584n33
5
5
1
4
6

287.461n0
2

9.072n13 4.686n40 10.120n31 1.668n58 75.507n10

1.009n29 2.281n47

1.177n60 1.065n86

305n16

482n96

213n88

10.820n00

3n23

141.00

4.935n77

1.616n85

2.689n74

1.817n67

4.195n63

294n65

21n75

998n37

1.031n38

540n60

225.544n7
3
4.384n7 1.163.941n5
9
1
382n14

78n30

47n43

12.583n64

105.387n0 120.840n0 160.554n8 80.953n4 664.398n2 184.901n9 232.460n0
20.750n0 2.015.315n
6.129n91
438.940n00
0
0
7
5
3
9
0
0
45

Potensi Pengembangan Wilayah
Kawasan Strategis Provinsi berdasarkan Rencana Tata

Ruang

16.766n99
6.558n86

Sumber : Kanwil BPN Provinsi NTB

h.

13
35.768n44

591n96

4

46n45

12
817n39

Provinsi
(Ha)

843n53

64.354n6
1.881n56 16.421n46
51.602n89 6.041n74 46.102.83
6

94n43

11
3.097n83

Kota
Bima

80n56

29.173n47

Bima

Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat 2009-2029 dari

kepentingan

pertumbuhan ekonominyaitu :

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

15

1. Mataram

Metro

meliputi

Kota

Batulayarn

Mataramn

Kecamatan

Kecamatan

Gunung

Sarin

Kecamatan Lingsarn Kecamatan Narmadan
Kecamatan Labuapi dan Kecamatan Kediri dengan sektor unggulan
perdagangann jasan industri dan pariwisata;
2. Senggigi-Tiga

Gili

(Airn

sekitarnya di

Meno

Kabupaten

dan

Trawangan)

Lombok

Kabupaten Lombok Utara dengan sektor

Barat

dan
dan

unggulan

pariwisatan industri dan perikanan;
3. Agropolitan Rasimas di Kabupaten Lombok Timur dengan
sektor

unggulan

pertaniann

industri

dan

pariwisata;
4. Kute

dan

sekitarnya

di

Kabupaten

sebagian wilayah

Lombok

Tengahn

Kabupaten Lombok Barat dan

sebagian wilayah Kabupaten Lombok

Timur

dengan sektor unggulan pariwisatan industri dan perikanan;
5. Agroindustri Pototano berada di Kabupaten Sumbawa
Barat dengan

sektor

unggulan

pertanian

dan

industri;
6. Agropolitan Alas Utan berada di Kabupaten Sumbawa
dengan sektor

unggulan

pertaniann

perkebunann peternakann perikanan dan
pariwisata;
7. Lingkar Tambang Batu Hijau dan Dodo Rinti berada di
Kabupaten

Sumbawa

Barat

dengan sektor unggulan pertambangann

dan

Sumbawa

pertanian

dan pariwisata;
8. Teluk Saleh dan sekitarnya berada di Kabupaten Sumbawa
dan

Kabupaten

beseerta wilayah perairannya
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

Dompu

masing-masing
dengan

sektor

[AUTHOR NAME]

16

unggulan perikanann pariwisatan pertaniann peternakan
dan industri;
9. Agropolitan Manggalewa berada di Kabupaten Dompu
dengan sektor

unggulan

pertaniann

perkebunan dan industri;
10. Hu’u dan sekitarnya berada di Kabupaten Dompu dengan
sektor

unggulan pariwisatan industrin pertanian

dan perikanan;
11. Teluk Bima dan sekitarnya berada di Kabupaten Bima dan
Kota Bima

dengan sektor unggulan perikanann

pariwisata dan industri;
12. Waworada-Sape dan sekitarnya berada di Kabupaten Bima
dengan

sektor unggulan perikanann pariwisata

dan industri.
Kawasan strategis dari kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidupn meliputi :
1. Kawasan ekosistem Puncak Ngengas Selalu Legini berada di
Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa;
2. Kawasan ekosistem Gunung Tambora berada di Kabupaten Dompu
dan Kabupaten Bima;
3. Kawasan ekosistem Hutan Parado berada di Kabupaten Dompu dan
Bima;
4. Kawasan ekosistem Pulau Sangiang berada di Kabupaten Bima.
Rencana Pembagian Zona Wilayah Pesisir dan Laut
Sesuai kebijaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Nusa

Tenggara

Baratn

wilayah

pesisir

dan

laut

Provinsi

NTB

dikelompokan ke dalam 18 (delapan belas) kawasan pengembangann
yaitu :
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

17

1. Kawasan Gili Indah dan sekitarnya;
2. Kawasan Senggigi dan sekitarnya;
3. Kawasan Labuan Lembar dan sekitarnya;
4. Kawasan Gili Gede dan sekitarnya;
5. Kawasan Teluk Sepi dan sekitarnya;
6. Kawasan Kuta dan sekitarnya;
7. Kawasan Teluk Ekas dan Teluk Serewe dan sekitarnya;
8. Kawasan Tanjung Luar dan sekitarnya;
9. Kawasan Labuan Lombok dan sekitarnya;
10.

Kawasan Gili Sulat dan sekitarnya;

11.

Kawasan Maluk dan sekitarnya;

12.

Kawasan Pantura Kabupaten Sumbawa dan sekitarnya;

13.

Kawasan Teluk Saleh dan sekitarnya;

14.

Kawasan Teluk Sanggar dan sekitarnya;

15.

Kawasan Teluk Cempi dan sekitarnya;

16.

Kawasan Teluk Bima dan Sekitarnya;

17.

Kawasan Sape dan sekitarnya;

18.

Kawasan Teluk Waworada dan sekitarnya.

Wilayah Rawan Bencana
Wilayah Rawan Bencana di Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat
dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Jenis dan Lokasi Kawasan Rawan Bencana
1. Kawasan Rawan Tanah Longsor
Lokasi
Rawan Tanah Longsor Tipe A
Kabupaten Lombok Barat dan Lombok
Utara
Kabupaten Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Timur

Kawasan Rawan Tanah Longsor
Kawasan sekitar Rinjanin Malimbu dan Sekotong
Kawasan sekitar Rinjani bagian selatan
Kawasan sekitar Rinjani bagian timur dan sekitar

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

18

Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Sumbawa
Kabupaten Dompu
Kab dan Kota Bima
Rawan Tanah Longsor Tipe B
Kabupaten Lombok Barat
Kabupaten Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Dompu
Kabupaten Bima

Gunung Nangi
Kawasan sekitar Taliwangn Setelukn Jerewehn Maluk dan
Punik
Kawasan sekitar Alasn Semongkatn Lenangguar dan
Empang
Kawasan Sekitar Tamboran Ranggo dan Paradowane
Kawasan sekitar Tambora Bagian timurn Bima dan
Karumbu
Kawasan Sekitar Rinjanin Malimbun Lembar dan
Sekotong
Kawasan sekitar Rinjani bagian selatan dan sekitar Kuta
Kawasan Sekitar Rinjani bagian timur dan sekitar
Gunung Nangi
Kawasan sekitar Tambora bagian barat
Kawasan sekitar Tambora bagian timur dan sekitar
Gunung Kuta

Sumber : RTRW Provinsi NTB 2009-2029

2. Kawasan Rawan Bencana Gunung Berapi
Lokasi
Gunung Rinjani
Kabupaten Lombok Utara
Kabupaten Lombok Timur
Gunung Tambora
Kabupaten Dompu
Kota Bima

Kabupaten Bima

Gunung Api Sangiang
Kabupaten Bima

Kawasan Rawan Gunung Berapi
Daerah Bahaya : Kecamatan Bayan dan Kampung
Batusantek (sepanjang alur sungai Kokok Putih)
Daerah Bahaya : Kecamatan Aikmeln Sambelian dan
sepanjang alur Kokok Putih
Daerah Bahaya : Daerah di sekitar kaldera dengan
luas kurang lebih 58n7 km2
Daerah Waspada : jalur sepanjang sungai Ngguwu
karan sungai Ngguwu Tula (ketiganya termasuk Desa
Beringin Jaya) dan Sungai Hodo (Desa Kesi)
Daerah Waspada : jalur sepanjang sungai Oi Marai
dan sungai Mango (Desa Kawinda Toi)n sungai Panihi
(Desa Kawinda Nae)n dan sungai Sumba (Desa
Labuhan Kenanga)

Daerah terlarang : daerah yang termasuk dalam
lingkaran dengan jari-jari kurang lebih 5n0 Km2 yang
berpusat di Puncak Doro Api yang diperluas
sepanjang alur sungai kering Oi Solan Oi sori Buntun
Sori Belandan Sori Mberen Sori Do Japan Sori Pandan
Sori Iso dan Sori Berano
Daerah Bahaya I : hampir seluruh daratan pulau
Sangiang termasuk dalam daerah inin kecuali
kampung Toro Panda yang berada di bagian selatan
Daerah Bahaya II : daerah di sekeliling pantai pulau

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

19

Sangiang
Sumber : RTRW Provinsi NTB 2009-2029

3. Kawasan Rawan Banjir
Lokasi
Kota Mataram

Kabupaten Lombok Barat dan
Lombok Utara

Kabupaten Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa
Barat

Kabupaten Dompu
Kota Bima
Kabupaten Bima

Kawasan Rawan Banjir
Daerah Ampenan Utaran Kopajalin Sekitar Kekalikn
Sungai Menintingn Sungai Midangn Sungai Ancarn
Sungai Unus dan Sungai Jangkok
Daerah Empol (Sekotong Tengah)n Bayann GanggaLempengen sepanjang sungai Penggolong Rempek
dan Anyarn Sungai Bentekn Menggala (Pemenang)n
Beroran Gerung dan Jembatan Kembar
Daerah di sepanjang aliran sungai yang terdapat di
seluruh wilayah Kabupaten Lombok Tengah
Daerah di sepanjang aliran sungai yang terdapat di
seluruh wilayah Kabupaten Lombok Timur
Sepanjang Brang Moyo di daerah Poto Tengke Moyo
Hilir, Brang Beh di Lunyuk, Brang Rea di Taliwang,
Brang Benete di Jereweh, Brang Labuhan Mapin di
Alas, Brang Utan di Utan Rhee, Brang Muir di
Plampang, Empang, Moyo Hulu, Ropang dan Lape
Lopok
Daerah di sepanjang aliran sungai yang terdapat di
Kabupaten Dompu
Daerah di sepanjang pantai di Kota Raba, khususnya
yang dekat dengan lembah sungai
Daerah di sepanjang aliran sungai di Sori Wawo
Maria, daerah Sape dan sekitarnya, Karumbu, Lambu,
Ntoke-Tawali, Wera, Jatiwangi, dan daerah sekitar
aliran sungai lainnya di wilayah Kabupaten Bima

Sumber : RTRW Provinsi NTB 2009-2029

4. Kawasan Rawan Tsunami
Lokasi
Kabupaten Lombok Barat
Kabupaten Lombok Tengah

Kabupaten Lombok Timur

Kabupaten Sumbawa Barat

Kawasan Rawan Tanah Longsor
Kawasan Pesisir bagian selatan Kabupaten Lombok
Barat
Kawasan pesisir bagian selatan Kabupaten Lombok
Tengah yaitu Selong Belanak, Kuta, Tanjung Aan,
Gerupuk dan Teluk Awang
Kawasan pesisir selatan Kabupaten Lombok Timur
yaitu Ekas, Tanjung Ringgit, Tanjung Luar, Labuhan
Haji
Kawasan pesisir bagian barat dan selatan yaitu

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

20

Kabupaten Sumbawa

Kabupaten Dompu

Kota Bima
Kabupaten Bima

Maluk, Benete, Tongo, Sejorong dan Sekongkang
Kawasan pesisir bagian utara dan selatan yaitu Alas,
Utan, Badas, Sumbawa Besar, Prajak, Labuhan Moyo
Hilir, Empang dan Plampang bagian selatan, Lunyuk
dan Teluk Panas, Plampang
Kawasan pesisir bagian barat dan selatan Kabupaten
Dompu, yakni Calabai, Nangamiro dan Kilo, serta
pantai Hu'u di pesisir bagian selatan
Pantai bagian barat Kota Bima
Kawasan pesisir bagian timur dan selatan Kabupaten
Bima, yakni Sape dan Lambu, Karumbu dan daerah
sekitarnya

Sumber : RTRW Provinsi NTB 2009-2029

5. Kawasan Rawan Angin Topan
Lokasi
Kabupaten Lombok Barat dan
lombok Utara
Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Sumbawa
Kabupaten Dompu
Kabupaten Bima

Kawasan Rawan Tanah Longsor
Kecamatan Gerung dsk, Sekotong Tengah, Darmada
dsk, dan Bayan dsk
Kecamatan Keruak dsk, Jerowaru dsk dan Sambelia
dsk
Kecamatan Brang Rea dsk
Kecamatan Alas dsk, Unter Iwes dsk, Empang-Tarano
dsk
Hampir seluruh wilayah di Kabupaten Dompu
Kecamatan Woha dsk, monta dsk, Woja dsk

Sumber : RTRW Provinsi NTB 2009-2029

6. Kawasan Rawan Gelombang Pasang
Lokasi
Kawasan Rawan Gelombang Pasang
Kota Mataram
Sepanjang pesisir bagaian barat yaitu Sekip dan
Ampenan
Kabupaten Lombok Barat dan
Sepanjang Pesisir Kabupaten Lombok Barat dan
Lombok Utara
Lombok Utara
Kabupaten Lombok Tengah
Pantai bagian selatan Kabupaten Lombok Tengah
yaitu Selong Belanakn Kuta Tanjung Aann Gerupuk
dan Pantai Awang
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

21

Kabupaten Lombok Timur

Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Sumbawa

Kabupaten Dompu

Kota Bima
Kabupaten Bima

Pantai selatan dan timur Kabupaten Lombok Timur
yaitu Ekasn Tanjung Ringgitn Tanjung Luarn Labuhan
Hajin Labuhan Lombok
Pantai bagian barat dan selatan yaitu Malukn Beneten
Tongon Sejorong dan Sekongkang
Pantai bagian utara dan selatan yaitu Alasn Utann
Badasn Sumbawa Besarn Prajakn Labuhan Moyo Hilirn
Empang dan Plampang bagian selatann Lunyuk dan
Teluk Panasn Plampang
Pantai bagian barat Kabupaten Dompun yakni
Calabain Nangamiro dan Kilon serta Pantai Hu'u di
pesisir bagian selatan
Pantai bagian barat Kota Bima
Pantai bagian utara dan timur Kabupaten Biman
yakni Donggo dskn Sape dan Lambun Weran Karumbu
dan daerah sekitarnya

Sumber : RTRW Provinsi NTB 2009-2029

7. Kawasan Rawan Kekeringan
Lokasi
Kabupaten Lombok Barat dan
Lombok Utara
Kabupaten Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Timur

Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Sumbawa

Kabupaten Dompu
Kabupaten dan Kota Bima

Kawasan Rawan Kekeringan
Kecamatan Lembarn Sekotong dan sekitarnyan
Kedondongn Malimbun Pemenang dan sekitarnyan
Tanjungn Liuk-Kayangan-Selengen-Bayann dan Medas
Praya Baratn Praya Timurn Pujutn Praya Tengahn
Janapria dan Praya Barat Daya
Keruak-Jerowaru-Sakra-Sakra Barat-Sakra TimurSikurn Labuhan Hajin Pringgabayan Kecamatan
Sambelia dsk
Sejorongn Malukn Jereweh-Endeh-Bertong-TaliwangTepas-Seteluk-Labuhan Sepakeh
Lunyuk Besar-Kopo-Batu Lanteh-Baturotok-Punikn
Alas-Penyengar-Utan-Potopedu-Rhee Lokan
Lenangguar-Semongkatn Pototano-LabuhanSerading-Batubulan-Lopok-Lape-kalaningTanjungberu-Pungkitn Plampang-Empang
Kempon Hu'un Kilo dan Mbawi
Silan Paradowanen Bima dan Sekitarnyan Tawalin
Sapen dan P.Sangiang

Sumber : RTRW Provinsi NTB 2009-2029

8. Kawasan Rawan Abrasi Pantai
Lokasi
Kawasan Rawan Abrasi Pantai
Tersebar di wilayah pesisir di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

22

Sumber : RTRW Provinsi NTB 2009-2029

9. Kawasan Rawan Gempa Bumi
Lokasi
Kawasan Rawan Gempa Bumi
Tersebar di wilayah di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa yaitu daerah/kawasan yang berpotensi
dan/atau yang pernah mengalami gempa skala VII s.d XII MMI (modified mercally intensity)
Sumber : RTRW Provinsi NTB 2009-2029

3.1.2.
a.

Demograf

Jumlah penduduk
Penduduk

Nusa

Tenggara

Barat

terus

mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009n jumlah penduduk
NTB mencapai 4.434.012

jiwan sedangkan tahun 2013 meningkat

menjadi 4.630.302 jiwa atau mengalami
sebesar 196.290 jiwa selama periode 2009

pertambahan


2013.

penduduk
Berdasarkan

jenis kelaminn jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2013 sebanyak
2.244.721 jiwa sedangkan perempuan sebanyak 2.385.581n dengan
rasio jenis kelamin sebesar 94n1.Jumlah penduduk terbesar
terdapat di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 1.130.365 jiwa atau
24n41% dan yang

terkecil berada di Kabupaten Sumbawa Barat

sebanyak 121.167 jiwa atau 2n62% dari total penduduk NTB.

Tabel 3.5
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2009-2013
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

23

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kabupaten/ Kota
Lombok Barat
Lombok Tengah
Lombok Timur
Sumbawa
Dompu
Bima
Sumbawa Barat
Lombok Utara
Kota Mataram
Kota Bima
Total 2013
2012
2011
2010
2009

Laki-laki

Jumlah

Rasio JK

303.210
416.774
526.179
217.257
114.186
224.454
61.353
100.953
207.440
72.915
2n244n721

Perempua
n
317.202
464.912
604.186
208.871
112.032
226.522
59.814
104.111
212.201
75.730
2.385.581

620n412
881n686
1n130n365
426n128
226n218
450n976
121n167
205n064
419n641
148n645
4.630.302

2n228n493
2n207n016
2n183n646

2.359.069
2.338.634
2.316.566

4.587.562
4.545.650
4.500.212

95n59
89n65
87n09
104n01
101n92
99n09
102n57
96n97
97n76
96n28
94.1
94.46
94.37
94.26

2,119,538

2.314.474

4.434.012

91.58

Sumber: BPS Provinsi NTB

b.

Pertumbuhan penduduk

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

24

Penduduk Nusa Tenggara Barat terdistribusi tidak meratan
karena

70n4%(3.257.168 jiwa) berdomisili di Pulau Lombok

dan selebihnya

29n6%(1.373.134 jiwa). Lebih jelas dapat dilihat pada

tabel 3.6.
Tabel 3.6
PenyebaranPenduduk Berdasarkan Kabupaten/KotaTahun 2009-2013
(jiwa)
No
.
1

Kabupaten/
Kota
Lombok Barat

2009
829.777

2

Lombok Utara

-

200.072

202.092

203.564

3

856.675

860.209

868.895

875.231

4

Lombok
Tengah
Lombok Timur

1.105.582

1.116.745

1.123.488

5

Kota Mataram

1.080.23
7
375.506

402.843

406.910

413.210

3.142.19
5
101.089

3.168.69
2
114.951

3.200.686
116.112

3.228.65
4
118.608

420.750

415.789

419.987

423.029

Pulau Lombok
6

Jumlah Penduduk (jiwa)
2010
2011
2012
599.986
606.044
613.161

7

Sumbawa
Barat
Sumbawa

8

Dompu

217.479

218.973

221.184

223.678

9

Bima

420.207

439.228

443.663

447.286

Kota Bima

132.292

142.579

144.018

146.307

1.344.964

1.358.90
8

4.545.650

4.587.562

10

Pulau Sumbawa
Provinsi NTB

1.291.81
7
4.434.01
2

1.331.52
0
4.500.21
2

2013
620.4
12
205.0
64
881.6
86
1.130.3
65
419.6
41
3.257.168
121.1
67
426.1
28
226.2
18
450.9
76
148.6
45
1.373.134
4.630.302

Sumber : BPS NTB (NTB Dalam Angka 2014)

Selama periode tahun 2009-2013Penduduk Nusa Tenggara
Barat

mengalami peningkatan disebabkan olehkelahiran alami

dan migrasi

penduduk. Rata-rata pertumbuhan penduduk per

tahun sebesar 1n19%.

Pentumbuhan penduduk di pulau Sumbawa

lebih besar dibandingkan dengan

di pulau Lombok yang mencapai

rata-rata sebesar 1n54%n sedangkan pulau

Lombok mencapai rata-

rata sebesar 1n05%. Sementara itun ditinjau dari jenis
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

kelaminn
[AUTHOR NAME]

25

walaupun proporsi jumlah penduduk perempuan terhadap penduduk
laki-laki atau sex ratio rata-rata mencapai 93n14. Artinya bahwa
100 orang penduduk perempuann penduduk laki-laki sejumlah 93
orangnnamunpertumbuhan
dibandingkan

penduduk

perempuan

lebih

kecil

dengan penduduk laki-laki yang mencapai rata-rata

sebesar 0n92%n sedangkan

laki-laki

mencapai

rata-rata

sebesar

1n50%.
Dilihat dari tingkat kepadatan Pendudukn kepadatan penduduk di
Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai220 jiwa per km 2 pada tahun
2009 meningkat menjadi 230 jiwa per km 2n penduduk di pulau Lombok
lebih padat dibandingkan dengan pulau Sumbawan yang mencapai 687
jiwa per km2. Sementara itun menurut Kabupaten/Kota menunjukkan
bahwa Kota Mataram memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggin
sedangkan Kabupaten Sumbawa Barat memiliki kepadatan penduduk
terendah. Lebih jelas dapat kita lihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7
Kepadatan Penduduk Tahun 2009-2013
No.
1
2
3
4
5
Pulau
6
7
8
9
10
Pulau

Kabupaten/
Kota
Lombok Barat
Lombok Utara
Lombok Tengah
Lombok Timur
Kota Mataram
Lombok
Sumbawa Barat
Sumbawa
Dompu
Bima
Kota Bima
Sumbawa
Provinsi NTB

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
2009
2010
2011
2012
445
569
575
582
709
673
6.126

247
712
689
6.572

250
719
695
6.638

663
55
63
94
96
637
84
220

669
62
63
94
100
687
86
223

675
63
63
95
101
694
87
226

251
724
700
6.74
1
681
64
64
96
102
705
88
228

2013
589
253
730
704
6.846
687
66
64
97
103
716
89
230

Sumber: BPS Provinsi NTB

Pertumbuhan penduduk tahun 2009 – 2013terlihat dalam Gambar 2.2.
Gambar 3.2
Pertumbuhan Penduduk Nusa Tenggara Barat tahun 2009 - 2013 (%)

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

26

Laju Pertumbuhan Penduduk
1.801.66
1.60
1.40
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
2008

Berdasarkan

1.61
1.49
1.01

2009

2010

grafkpada

2011

gambar

2.2

0.92

0.93

2012

2013

diatasn

pertumbuhan

penduduk Provinsi NTB sebesar1n61% pada tahun 2009n menurun
pada tahun 2013menjadi 0n93. Hal ini mengindikasikan bahwa selama
kurun waktu tersebut program pemerintah dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk dengan berbagai paket kebijakan telah dapat
direspon positif oleh masyarakat salah satunya adalah menjadi peserta
KB aktif atau dengan kesadaran sendiri mengatur jarak kelahiran
maupun membatasi jumlah anak.
2.1. Aspek Pelayanan Umum
2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
a.

Pekerjaan Umum
Jalan

nasional

di

NTB

sepanjang

632n17

kilometer

yang

merupakan bagian dari jalur trans nasional Banda Aceh-Atambuan pada
tahun 2009 dalam kategori mantap sebesar 72n43 % menjadi 99n69 %
pada tahun 2013. Jalan provinsi

pada tahun 2009 sebesar 45n40 %

menjadi 67n56 % pada tahun 2013. Hal ini terlihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8
Kondisi Kemantapan Jalan Tahun 2009-2013
Jalan
Nasional
Provinsi

2009
72.43
45.40

2010
76.74
46.32

2011
85.57
53n15

2012
99.66
66.02

2013
99n69
67n56

Sumber: Dinas PU Provinsi NTB

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

27

Demikian pula dengan kondisi prasarana sumberdaya airn tahun
2011 jumlah bendung di Provinsi NTB sebanyak 379 buah dan belum
ada penambahan bendunghingga tahun 2013n sebagaimana tabel 3.9.

Tabel 3.9
Kondisi Sarana Prasarana Sumberdaya Air Tahun 2009 – 2013
No

Infrastruktur

Satuan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1

Bendung

Bh

345

370

379

379

379

2

Bendungan
Embung (Embung Skala
Bendungan)
Embung
Rakyat/Embung
Peternakan
Saluran
Suplesi/Interkoneksi
Luas Sawah Irigasi
Potensial (Fungsional
dan DI)

Bh

9
166
(40)

9

9

9

9

260

248

250

263

3
4

Bh
Bh

2n028

2n400

2n279

2n284

2n079

Km

50.50

35.50

35.50

35.50

50n50

Ha

210n73
5

276n801

-Irigasi PU < 1000 Ha

Ha

97n528

- Irigasi PU 1000-3000
Ha

Ha

71n461

- Irigasi PU > 3000 Ha

Ha

41n746

7

Luas Sawah Irigasi Non
PU

Ha

25n281

25n281

100n600

100n600

45n391

8

Luas Tadah Hujan

Ha

35n193

Na

58n159

58n159

32n703

9

Jaringan Irigasi Lahan
Kering

Ha

3.904n
5

90n000

91n945

92n260

6n394

479

470
(8.000)

502
(10.247)

506
(10n462)

9n769

5
6

1
0

Pompa Air Tanah (JIAT)

Bh

210n285
210n285
(178.471; 354
(178.471; 354 DI)
DI)
97n601
97n601
136n587
(79.908; 304 DI) (79.908; 304 DI)
69n505
69n505
71n968
(59.514; 40 DI) (59.514; 40 DI)
43n179
43n179
68n246
(39.409; 10 DI) (39.409; 10 DI)

206n787
(335 DI)
94n976
(284 DI)
68n884
(41 DI)
42n927
(10 DI)

Sumber: Dinas PU Provinsi NTB

Cakupan layanan air bersih perkotaan maupun perdesaan terus
menunjukkan peningkatan mulai tahun 2010 sampai dengan 2013.
TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

28

Cakupan pelayanan air bersih di Provinsi NTB sudah mencapai
73n91%n

yang

terdiri

atas

:

perkotaan

mencapai

80n23%

bila

dibandingkan terhadap kondisi tahun 2009sebesar75n56%n cakupan
pelayanan air bersih perdesaan baru mencapai 72n15% % dari 75%
atau mencapai peningkatan 7n15% dari kondisi tahun 2009 atau
66n23% dari target.

Tabel 3.10
Cakupan Air Bersih Tahun 2009-2013
Air Bersih
Perkotaan
Perdesaan

2009
75.56
66.23

2010
76.85
69.00

2011
78.30
70.25

2012
79.35
71.42

2013
80n23
72n15

Sumber: Dinas PU Provinsi NTB

b. Perumahan
Dari total jumlah rumah sebanyak 1.045.648 unitn jumlah rumah
layak huni meningkat dari tahun 2011 sebanyak 734.794 unit
menjadi 759.361 unit pada tahun 2012 dengan distribusi per
Kabupaten/Kota sebagimana tabel 3.11.
Tabel 3.11
Proporsi Jumlah Lingkungan Layak Huni Menurut Kabupaten/
Kota
Tahun 2013
No

Kabupaten

Jumlah
Pendud

Jumlah
Rmh

Jumlah
rumah

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

Jumlah
Rumah

Jumlah
Lingkun

Jumlah
Backlog

[AUTHOR NAME]

29

uk

Tangga

Layak
Huni

gan
Kumuh

(Unit)

(Ha)

(jiwa)

(unit)

(RT)

(KK/
Unit)

1

Lombok
Barat

620.412

182.587

172.562

138.897

595

10.025

2

Lombok
Tengah

881.686

189.932

262.683

117.728

430

72.751

3

Lombok
Timur

1130.36
5

307.222

331.622

230.006

315

24.400

4

Sumbawa

426.128

72.995

110.772

45.414

472

37.777

5

Dompu

226.218

53.190

54.426

37.290

25

1.236

6

Bima

450.976

96.567

112.677

74.130

24

16.110

7

Sumbawa
Barat

121.167

22.487

29.923

18.217

15

7.436

8

Kota
Mataram

419.641

52.272

112.626

50.175

25

60.354

9

Kota Bima

148.645

19.858

36.362

17.787

15

16.504

Lombok
Utara

205.064

54.099

56.779

40.232

260

2.680

Jumlah

4.630.3
02

1.051.20
9

1.280.4
32

769.876

2.176

249.273

10

Sumber: Dinas PU Provinsi NTB

Sementara itun penduduk yang mendapat akses sanitasi pada tahun 2009
sebesar 47n63% atau sebanyak 2.078.457 jiwa meningkat pada tahun 2013
sebanyak 2.362.737 jiwa atau 51n03%n sebagaiamana tabel 3.12.
Tabel 3.12
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2009-2013
Provinsi Nusa Tenggara Barat
No
.
1

2

Uraian
Jumlah penduduk yang
mendapatkan akses
sanitasi
Jumlah penduduk

2009
2.078.4
57

2010
2.145.1
75

Tahun
2011
2.210.3
49

2012
2.294.9
20

2013
2.362.7
37

4.363.7
56

4.434.0
12

4.505.4
00

4.577.9
37

4.630.3
02

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

30

No
.
3
4

Uraian
Persentase penduduk
berakses sanitasi (%)
Jumlah rumah berakses
sanitasi

2009
47n63

2010
48n38

Tahun
2011
49n06

2012
50n13

2013
51n03

519.614

536.294

552.587

573.730

661.884

Sumber: Dinas PU Provinsi NTB

TUGAS MATA KULIAH SISTEM WILAYAH & HUKUM
PERTANAHAN

[AUTHOR NAME]

60

c. Penataan Ruang
Provinsi NTB telah memiliki PERDA Nomor 3 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. Demikian pula halnya dengan
10 (sepuluh) Kabupaten/Kota se-NTB juga memiliki Perda RTRW
Kabupaten/Kotan sebagaimana terlihat pada tabel 3.13.
TabeL 3.13
Perda RTRW Provinsi dan Perda RTRW Kabupaten/Kota se- NTB
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
Nusa Tenggara Barat

NOMOR DAN TAHUN PERDA
NO. 3 TAHUN 2010

Kota Mataram

NO. 12 TAHUN 2011

Kota Bima

NO. 4 TAHUN 2012

Kabupaten Lombok Barat

NO. 11 TAHUN 2011

Kabupaten Lombok Tengah

NO. 7 TAHUN 2011

Kabupaten Lombok Timur

NO. 2 TAHUN 2012

Kabupaten Lombok Utara

NO. 9 TAHUN 2011

Kabupaten Sumbawa

NO. 10 TAHUN 2012

Kabupaten Sumbawa Barat

NO. 2 TAHUN 2012

Kabupaten Dompu

NO. 2 TAHUN 2012

Kabupaten Bima

NO. 9 TAHUN 2011

Sumber: Dinas PU Provinsi NTB

d. Perencanaan Pembangunan
Proses Perencanaan Pembangunan Daerah telah dilaksanakan
dengan baik dan lancar mulai dari Rapat kerja kepala Bappeda
Provinsi dengan kepala Bappeda kabupaten/Kota se NTBn Forum
SKPDn Pra Musrenbang Provinsin Musrenbang Provinsin Musrenbang
nasional dan Pasca Musrenbang Nasional. Disamping itu berbagai
tugas perencanaan lainnya seperti penyusunan Laporan Keterangan
Pertanggung

Jawaban

(LKPJ)

Gubernur

Akhir

Tahun

Anggarann

Penyusunan Buku Profl DaerahnBuku NTB Dalam Angkan Buku Data

61

Pokokn Buku PDRBn Buku Program PDT Tahun 2009n Master Plan
pengembangan Industri Kreatif NTBn Strategi Partieipatory Integrated
Development in Rainfed Areas (PIDRA) serta penyusunan studi – studi
lainnya

yang

mendukung

proses

perencanaan

dalam

rangka

perwujudan sasaran dan tujuan dari RPJMD tahun 2009 – 2013.
Telah

diselenggarakan

pula

berbagai

kegiatan

strategis

yang

dihajatkan dalam rangka percepatan pembangunan daerah di segala
bidangn antara lain :
a. Mengembangkan kerjasama dengan Utrech University Belanda
dalam bidang Good Governance dalam bentuk pelatihan dalam
rangka peningkatan kapasitas sumberdaya perencana daerah yang
dilakukan di dalam negeri maupun Negara Belanda.
b. Pembentukkan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(TKPKD)yang diketuai oleh Wakil Gubernur ditingkat Provinsi dan
Para Wakil Bupati/Wakil Walikota di Tingkat kabupaten/Kota. Pada
tahun 2012 angka kemiskinan NTB menjadi sebesar 18n02%n jumlah
ini menurun dari kondisi tahun 2008 sebesar 23n81%. Pada tahun
2011 Pemerintah Provinsi NTB mendapatkan penghargaan nasional
terkait dengan keberhasilan menurunkan angka kemiskinan lebih
dari 1%.
c. Sesuai amanat Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang percepatan
pelaksanaan pembangunan Nasional dan Inpres Nomor 3 Tahun
2010 tentang program pembangunan berkeadilan telah ditetapkan
Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi
Daerah Percepatan Pencapaian Target Millenium Development
Goals (RAD-MDGs) Provinsi NTB Tahun 2011–2015.
d. Pada tahun 2011 Pemerintah Indonesia melalui Pemerintah Daerah
Nusa

Tenggara

Development

Barat

Bank

telah

(ADB

bekerja

Loan

sama

1964-IND

dengan

Package

Asian
C.2.46)

Sustainable Capacity Building for Decentralization Project/SCBDP
yang bertujuan untuk melakukan penguatan kelembagaan kapasitas

62

dan sistim yang terdiri dari: 1) Pembuatan Regulasin 2) Sistim
informasin

melalui

aplikasi

SIPPD

(Sistem

Perencanaan

Pembangunan Daerah) n KUA-PPASn GISn Simpeg dan Simonev. 3)
Peningkatan Kapasitas Aparatur melalui Diklat. Salah satu program
yang diharapkan utuk mengoptimalkan perencanaan pembangunan
daerah adalah melalui sistem informasi berbasis internet/Sistim
Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) dengan
sasaran mengkoordinasikan perencanaan SKPD dalam rangka
menyelaraskan

program/kegiatan

di

Kabupaten/Kota

dengan

Provinsi.
e. Implementasi Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2011 Tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) di Provinsi NTB.
f. Penetapan Lombok (Rinjani) sebagai Aspiring Geopark secara
Nasional oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

e. Pengembangan Sektor Pariwisata dan Industri
Pembangunan pariwisata dan industri harus dilakukan secara
berkelanjutan

sehingga

memberikan

manfaat

langsung

untuk

kesejahteraan masyarakat karena sektor pariwisata dan industri
merupakan salah satu komponen dalam pembangunan ekonomi. Arah
kebijakan dalam pengembangan sektor pariwisata meliputi: pemasaran
pariwisata
nusantara

nasional
dan

dengan

mancanegara;

mendatangkan

jumlah

wisatawan

pembangunan

destinasi

pariwisata

dengan meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata sehingga
berdaya saing di dalam dan luar negeri; pembangunan industri
pariwisata dengan meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam industri
pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing
produk dan jasa pariwisata nasional di setiap destinasi pariwisata yang
menjadi fokus pemasaran; dan pembangunan kelembagaan pariwisata

63

dengan membangun sumberdaya manusia pariwisata serta organisasi
kepariwisataan nasional. Arah kebijakan dalam pengembangan sektor
industri meliputi pengembangan perwilayahan industri di luar Pulau
Jawan penumbuhan populasi industrin serta peningkatan daya saing dan
produktivitas. Pesona keindahan alam serta keunikan budaya yang
dimiliki Nusa Tenggara Barat memiliki potensi pariwisata yang
diminati

oleh

wisatawan

baik

mancanegara

maupun

wisatawan

nusantara. Pengembangan infrastruktur dan fasilitas pariwisata di
NTB

mengalami

dilakukannya

peningkatan

berbagai

bentuk

secara

bertahap

kegiatan

yang

seiring

dengan

berkaitan

dengan

pariwisata baik berskala nasional maupun internasional. Jumlah
wisatawan yang berkunjung ke tempa

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo)

52 472 17

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72