Hadirs tentang ruang lingkup Pendidikan (1)

HADITS TENTANG RUANG LINGKUP
PENDIDIKAN ISLAM
“Ditujukan untuk memenuhi tugas”
Mata Kuliah
Dosen
Jurusan

: Hadits Tarbawi
: H.M.Zaini Al-Luthfi.MA
: Tarbiyah - PAI (III-B)

Di susun Oleh
Kelompok 3 ( Tiga)
Nama Kelompok

No Pokok

- Amalia Hasanah

( 3835)


- Jahriatul Jannah

(3891)

- Juani

(3893)

- Siti Fatimah

(3996)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT
T.A : 2016- 2017

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa
atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini


dengan

penuh

keyakinan

serta

usaha

maksimal.

Semoga

dengan

terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.

Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen

H.M.Zaini Al-Luthfi.MA mata kuliah Hadis Tarbawi yang telah memberikan
tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk
senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai
“Hadits Tentang Ruang lingkup Pendidikan” sehingga dengan kami dapat
menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari
sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

i


Tanjung Pura,Oktober, 2016

Tim Penyusun

Kelompok 3 (Tiga)

DAFTAR IS

ii

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Hadits Tarbawi............................................................................2

B. Hadits tentang Ruang Lingkup Pendidikan Islam.........................................2
1.

Tujuan Pendidikan Islam...........................................................................2

2.

Pendidik.....................................................................................................3

3.

Peserta didik...............................................................................................5

4.

Merode Pendidikan...................................................................................6

5.

Materi Pendidikan Islam............................................................................6


6.

Alat Pendidikan Islam................................................................................9

7.

Evaluasi....................................................................................................11

BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. KESIMPULAN...........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus

makhluk sosial, susila dan religi. Sifat kodrati manusia sebagai makhluk pribadi,
sosial, susila dan religi harus dikembangkan secara seimbang, selaras dan serasi.
Perlu disadari, bahwa manusia hanya mempunyai arti hidup secara layak jika ada
diantara manusia lainnya. Tanpa ada manusia lain atau tanpa hidup
bermasyarakat, seseorang tidak dapat menyelenggarakan hidupnya dengan baik.
Untuk meningkatkan kualitas hidup, manusia memerlukan pendidikan, baik
pendidikan yang formal, informal maupun nonformal..

Salah

satu

permasalahan yang tidak sepi dari perbincangan umat adalah masalah pendidikan.
Dalam al-Qur'an dan Hadits sendiri telah memberi isyarat bahwa
permasalahan pendidikan sangat penting. Jika Al-Qur'an dikaji lebih mendalam,
maka kita akan menemukan beberapa prinsip dasar pendidikan, yang selanjutnya
bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun
pendidikan yang bermutu.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Hadits Tarbawi?
b. Apa saja Hadits yang berhubungan dengan Ruang Lingkup Pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hadits Tarbawi
b. Untuk mengetahui apa saja Hadits yang berhubungan dengan Ruang Lingkup
Pendidikan

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadits Tarbawi
Hadits secara etimologi berarti cara atau jalan hidup yang biasa
dipraktekkan, baik ataupun buruk. Secara terminologi, Hadits adalah segala
sesuatu yang dinisbatkan (disandarkan) kepada Nabi saw., baik perkataan (qauli),
perbuatan (fi’li), sikap/ketetapan (taqriri) maupun sifat fisik dan psikis Rasulullah
saw.
Untuk memberikan pengertian tentang Tarbawi, maka perlu diketahui dari
mana asal kata tersebut. Kata “Tarbawi” adalah terjemahan dari bahasa Arab,

yakni Rabba-Yurabbi-Tarbiyyatan. Kata tersebut bermakna : Pendidikan,
pengasuhan dan pemeliharaan.1
Jadi Hadits Tarbawi adalah hadits yang membahas pentang pendidikan
yang diajarkan oleh rasulullah. Pendidikan mutlak harus ada pada manusia, karena
pendidikan merupakan hakikat hidup dan kehidupan. Pendidikan berguna untuk
membina kepribadian manusia. Dengan pendidikan, maka terbentuklah pribadi
yang baik sehingga di dalam pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup
dengan tenang. Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota
kesatuan sosial.

B. Hadits tentang Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Pendidikan islam sebagai ilmu mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas, karena didalamnya banyak segi-segi atau pihak-pihak yang ikut terlibat baik
langsung atau tidak langsung.Bahwasanya ada beberapa Hadits tentang ruang
lingkup pendidikan Islam antara lain :
1. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan hendaknya hanya untuk menjadi orang yang berilmu,
pembelajar, pendengar, dan pecinta ilmu. Jangan pernah mencapai tujuan yang

1 Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, Hadist Tarbawi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2015), Hlm. 11.

2

sifatnya hanya sementara , jabatan, pangkat, dan kekayaan. Hal ini diisyaratkan
dalam hadis-hadis berikut:

‫ ُك ْن عَالِ ًما اَو ُمتَ َعلّ ًما اَو ُم ْستَ ِمعًا اَو ُم ِحبًّا َو َل تَ ُك ْن‬:‫ل ل عليه وسلم‬

‫ال النّبِ ّي‬
َ َ‫ق‬
ْ ُ‫خَ ا ِمسًا فَت‬
(‫هلِكَ )رواه البيهقي‬

Artinya : rasulullah saw bersabda “ jadilah engkau orang yang berilmu (pandai)
atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai
ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka kamu akan
celaka,”. (HR.Baihaqi) 2
Hadist diatas menjadi landasan pendidikan. Hadist …. ‫( ُك ْن عَالِ ًما‬jadilah ahli
ilmu ) memerintahkan untuk memilih jalan ilmu, pencari ilmu, menjadi pendengar

dan pecinta ilmu, dan dilarang menjadi orang kelima karena akan menjadi
penyebab kehancuran.

Hadist tersebut mengajak kita untuk menjadi orang yang berilmu, atau
orang yang mencari ilmu, atau pendengar ilmu, atau pecinta ilmu. Itulah hakikat
tujuan dari pendidikan, yakni memiliki ilmu, bukan tujuan lain, maksudnya
jangan jadi selain dari yang empat tersebut seperti pemalas, pemenci ilmu,
perusak ilmu, dan lain sebagainya. Terlebih jika tujuan pendidikan diorientasikan
untuk memperoleh kekayaan duniawi.

Banyak juga orang yang berfikir bahwa kekayaan dan jabatan adalah
sumber kebahagiaan ada dihati, dan kebahagiaan dihati adalah ketenangan dalam
berdzikir kepada allah swt. Ala bidzikrillahi tathmainnul qulub’ (ingatlah hanya
dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang).
Dengan demikian, kebahagiaan menjadi tujuan dalam pendidikan, namun
tujuan tersebut tidak hanya didunia tetapi juga kebahagiaan di akhirat. Untuk
memperoleh kebahagiaan ini kuncinya adalah ilmu. Hal ini sebagaimana yang
disabdakan olehRasulullah saw:
2 Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, Hadist Tarbawi, Hlm. 12.

3

2.

Pendidik
Saat ini pendidik diposisikan sebagai fasilitator/mediator yang bertugas

menfasilitasi atau membantu siswa selama proses penbelajaran berlangsung.
Pendidik tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi, sebab
informasi juga bisa diperoleh dari peserta didik.3

َ ‫ع َْن اَبِي ُمو َس قَا َل َكانَ َرسُو ُل لِ َ لّ ل ُ َعلَ ْي ِه َو َسلّ ْم اِ َذا بَ َع‬
‫ث اَ َح ًد ِم ْن اَ ْ َحابِ ِه‬
‫ال بَ ّش ُر َولَ تُنَـفّرُوا َويَ ّسرُوا َولَ تُ َع ّسرُوا‬
َ َ‫ْض اَ ْم ِر ِه ق‬
ِ ‫فِ بَع‬
Artinya :
“Dari Abu Musa beliau berkata, “ Rasulullah SAW apabila mengutus salah satu
orang sahabatnya untuk mengerjakan sebagian perintahnya selalu berpesan “
Sampaikan berita gembira oleh kalian dan janganlah kalian menimbulkan rasa
antipati, berlaku mudahlah kalian dan janganlah kalian mempersulit “.

Nilai tarbawi:

1.

Hendaknya seorang pendidik mengajarkan kepada anak didiknya dengan

sesuatu yang mudah dimengerti dan dicena oleh anak didik

2.

Jangan mengajarkan yang sulit-sulit

3.

Hendaknya seorang pendidik ketika mengajar tidak boleh laku, sesuaikan

dengan kondisi anak perlu ada humor

4.

Berilah kasih sayang agar anak / peserta didik selalu dekat dengan guru

5.

Hendaknya ketika guru mengalami kesulitan seringlah berdiskusi

3 Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hlm. 146.

4

Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalamanpengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Sebagai proses, motivasi
mempunyai fungsi antara lain:

1.

Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap beminat dan siaga.

2.

Memusatkan

perhatian

anak

pada

tugas-tugas

tertentu

yang

berhubungandengan pencapaian tujuan belajar.

3.

Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka

panjang.

3.

Peserta didik
Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan memegang peranan yang

sangat strategis. Artinya bahwa siswa dapat dijadikan sebagai salah satu indikator
terwujudnya sekolah berkualitas. Siswa sebagai salah satu input di sekolah, sangat
mempengaruhi pembentukan sekolah yang berkualitas. Hal ini tentunya
dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya latar belakang peserta didik,
kemampuan peserta didik, prinsip hidup, dan sebagainya.
Sehubungan dengan ini ditemukan hadits antara lain:

َ :‫قال‬
َ ‫قص‬
َ
(‫ص صلّى )ا‬
‫و ِد‬
َ ‫َن‬
ِ ‫دالل‬
ِ ْ ‫عب‬
ُ ‫سص‬
ْ ‫م‬
ْ ‫ع‬
َ ‫ن‬
َ ‫بي‬
ْ ‫ع‬
ُ ّ ‫صال الن‬
ِ ْ ‫ه اب‬
َ
ٰ
ّ
َ
ُ ‫ج‬
‫ه‬
ِ ّ ‫سدَ إِل‬
ِ ْ ‫ه عَلي‬
ُ ‫ن َر‬
َ َ‫م ل‬
َ ‫ح‬
َ ‫و‬
ُ ‫ل اتاهُ الل ص‬
َ ‫سل‬
ُ ‫الل‬
َ ‫ه‬
ِ ْ ‫في اثْنَتَي‬
َ ّ ‫س صل‬
َ َ ‫مال‬
ُ ‫جص‬
‫ه‬
ِ ‫ه‬
َ ‫ط عَلَى‬
ِ ‫هلَكَت ِ ص‬
ُ ‫و َر‬
َ ‫في اْل‬
ُ ‫ف‬
ُ ‫صل اٰتصصاَهُ الل ص‬
ّ ‫حص‬
َ
َ ‫ق‬
ّ
َ
ْ
ْ
َ
‫ها )أخرجششه الشششيخان وابن‬
َ ‫م‬
ِ ‫اْل‬
ِ ‫و يَق‬
َ ُ ‫وي‬
َ ‫م‬
ُ ‫ةف‬
ُ ‫عل‬
َ ‫حك‬
َ ‫ضي بِها‬
َ ‫ه‬
‫بششا غإتبششاط في العلم‬:‫كتا العلم‬:‫ماجه وهده وااي االبخري‬

5

(‫والحكمي‬

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Tidak
ada iri hati,kecuali kepada dua orang, yaitu orang yang diberi Allah harta
kemudian dipergunakannya dalam kebenaran, dan orang yang diberi Allahhikmah
(ilmu) kemudian dipergunakannya dengan baik dan diajarkannya.”
Kandungan Hadits4
a) Sebagai peserta didik hendaknya bersungguh-sungguh atau tekun dalam
mencari ilmu baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan
b) Peserta didik diserukan agar menjadi ilmuan atau orang yang pintar
sebelum ia menikah atau menjadi pemimpin
c) Peserta didik tidak diperbolehkan iri hati kepada orang lain kecuali dalam
dua hal yaitu ilmu dan kebaikan,
d) Peserta didik diserukan untuk berlomba-lomba belajar atau menuntut ilmu
dalam suatu kebaikan,
e) Sebagai peserta didik apabila telah mendapatkan ilmu,maka hendaknya
ilmu tersebut dipergunakannya dengan baik dan diajarkannya kepada
orang lain.
4.

Merode Pendidikan

َ ‫ع َن أ‬
ُ ْ‫س شو‬
َ ‫سى قَا‬
‫ه‬
‫ب‬
َ ‫ل ك َششا‬
ُ َ ‫ن‬
َ ْ‫مو‬
ُ َ ‫ص شلَى الل‬
ُ ‫ي‬
ِ
َ ِ‫ل اللَه‬
ْ
ْ
َ
َ
َ
‫ض‬
َ َ‫م إِذ َا بَع‬
ِ ‫حش دًا‬
َ ‫صش‬
َ ‫ثأ‬
َ ‫ع َلَي ْ شهِ َو‬
َ ‫سشل‬
ْ ‫نأ‬
ْ ‫م‬
ِ ْ‫حابِهِ فِي بَع‬
َ ‫مرِهِ قَششا‬
ِ َ‫ل ب‬
‫س ش ُرا‬
ِ َ‫س ش ُروا َول َ تُع‬
ِ َ ‫ش ش ُروا وَل َ تُنَف ُِروا َوا‬
ْ َ‫ا‬
(‫) واه مسلم‬
Dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata Rasulullah SAW ketika mengutus
salah seorang sahabat di dalam sebagian perintahnya Rasulullah SAW bersabda
berilah mereka kabar gembira dan janganlah mereka dibuat lari dan
4 Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010)hlm20

6

permudahkanlah manusia dalam soal-soal agama dan janganlah mempersukar
mereka (HR. Imam Muslim

Perintah Nabi di atas memberikan pelajaran kepada para pendidik bahwa di
dalam melaksanakan tugas pendidikan, para guru/pendidik dituntut untuk
menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, berupaya
membuat peserta didik untuk merasa betah dan senang tinggal di sekolah
bersamanya,dan bukan sebaliknya justru memberikan kesan seram agar para siswa
takut dan segan kepadanya, karena sikap demikian justru akan membuat siswa
tidak betah tinggal di sekolah dan sekaligus akan sulit untuk bisa mencintai para
guru beserta semua ilmu ataupun pendidikan yang di berikan kepada mereka

Hadist diatas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat dengan
semudah mungkin dan sekaligus menyenangkan agar para peserta didik tidak
tertekan secara psikologis dan merasa bosan dengan suasana di kelas. Dengan
pemilihan metode yang sesuai dan tepat maka berjalannya proses pembelajaran
akan mudah dan menyenangkan bagi peserta didik. Suasana pembelajaran yang
mudah dan menyenangkan ini akan mempengaruhi minat belajar peserta didik
untuk telibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan
dapat tercapai dengan maksimal.5
5.

Materi Pendidikan Islam
Materi pendidikan Islam yang harus dipahami oleh peserta didik adalah

Al-Qur’an. Baik ketrampilan membaca, menghafal, menganalisa, dan sekaligus
mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan
agar ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an tertanam dalam jiwa anak didik
sejak dini. Didalam Materi pendidikan harus memasukan materi Aqidah, Ibadan
dan Ilmu Umum Lainya

a.

Pendidikan Akidah

5 Ibid.Hal.21-22

7

ّ ّ‫لِ َ ـل‬
ّ ‫ْت َرسُوْ َل‬
ّ ‫ع َْن ُعبَ ْي ِد‬
ُ ‫لِ ْب ِن أَبِ ْي َرافِ ٍع ع َْن اَبِ ْي ِه قَا َل َراَي‬
ِ‫ل‬
‫َعلَ ْي ـ ِه َو َس ـلّ َم اَ ّذنَ فِ أُ ُذ ِن ْال َح َس ـ ِن ب ِْن َعلِ ّ ِح ْينَ َولَ َد ْت ـهُ فَا ِط َمـ ةُ بِــا‬
ّ ‫ل‬
( ‫صلَ ِةز) روه ابو داود‬
Abdullah bin abi Rafi’ berkata : Aku melihat rosulullah adzan
ditelinganya hasan bin ali seperti adzan ketika sholat ketika fatimah
melahirkannya.(HR. Abu Daud) (hadis ini lemah).6

Ibn Qayyim berkata bahwa hikmah azan dan iqamah di telinga bayi yang
baru lahir adalah agar suara pertama yang didegar adalah seruan yang
mengandung makna keagungan Allah serta syahadat.

Pendidikan Aqidah ialah proses pembinaan dan pemantapan kepercayaan
dalam diri seseorang sehingga menjadi yang kuat dan benar. Proses tersebut dapat
dilakukan dalam bentuk pengajaran, bimbingan dan latihan. Dalam penerapannya
pendidik dapat menerapkan dengan berbagai metode yang relavan dengan tujuan
yang ingin dicapai. Hadits ini mengandung penjelasan tentang 'aqidah Islam. Ini
menunjukkan bahwa pendidikan aqidah sudah ditanamkan kepada seseorang sejak
ia kecil. Karena usia inilah yang paling tepat untuk menanamkan nilai. Bila nilai
itu sudah tertanam, maka kehidupan setelah dewasa dan masa tua banyak
dipengaruhi oleh masa muda itu. Sehingga kalaupun seseorang hidup di
lingkungan yang sangat jauh dari ajaran Islam, tetapi ideologinya tidak
terpengaruh, keyakinannya tidak goyah. Adapun jika penanaman nilai itu
terlambat, apalagi setelah kepalanya terisi oleh teori-teori dan doktrin di luar
Islam, maka manusia seperti inilah susah untuk disadarkan dan dibimbing ke jalan
Islam.

Rasul Saw mengajarkan agar senantiasa memelihara aturan-aturan yang
sudah ditetapkan oleh Allah Swt, tidak melanggar batasan-batasanNya. Kalau ini
dilakukan, niscaya Allah akan memeliharanya juga. Dan jika Allah dijaga dalam
arti hukum-hukumNya ditaati, maka pada saat manusia membutuhkan bantuan
6 Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010)Hlm.25

8

Allah, maka Allah senantiasa di hadapanNya, menolong kesusahannya,
meringankan bebannya.

Pelajaran inilah yang perlu ditanamkan kepada setiap manusia, khususnya
anak didik yang masih muda agar ia siap menghadapi kehidupan yang penuh
dengan ujian kesabaran dan keadaan yang serba sulit.

b. Pendidikan Ibadah

ّ ّ‫َ ل‬
‫لِ َعلَ ْي ِه‬

ّ ‫ال قَا َل َرسُوْ ُل‬
ٍ ‫ع َْن َع ْم ِرو بْنُ ُش َع ْي‬
َ َ‫ب ع َْن اَبِ ْي ِه ع َْن َج ّد ِه ق‬
ِ‫ل‬
ْ ‫صلَ ِة َوهُ ْم أَ ْبنَــا ُء َسـ ْب َع ِسـنَ ْينَ َو‬
ّ ‫َو َسلّ َم ُمرُوْ ا أَوْ لَ َد ُك ْم بِال‬
‫اضـ ِربُهُ ْـم َعلَ ْيهَــا َوهُ ْم‬
( ‫ضا ِج ِع ) روه ابو داود‬
َ ‫أَ ْبنَا ُء َع ْش ٍر َوفَ ّرقُوابَ ْينَهُْـم فِ ْي ال َم‬
Dari Umar bin syu’aib berkata, Rasulullah Saw bersabda : “Perintahkanlah
kepada anak-anak kalian untuk sholat ketika berumur 7 tahun, dan pukullah
mereka ketika mereka berumur 10 tahunbila mereka enggan menunaikannya, dan
pisahkanlah mereka dari ranjang-ranjangnya”. (Abu Daud)7

Dari hadist diatas sudah jelas tentang perintah salat atau pendidikan ibadah
diberikan sejak dini sehingga ketika usia baligh maka mereka dapat
mengamalkannya.
Pendidikan ibadah yang dimaksud di sini adalah proses pengajaran,
pelatihan dan bimbingan dalam pengamalan ibadah khusus.

c.

Pendidikan Baca Tulis, Renang, Memanah, dan Ekonomi

ّ ‫ت يَا َرسُوْ َل‬
ُ ‫ع َْن أَبِ ْي َرافِ ٍع قَا َل قُ ْل‬
‫لِ أللولدعلينا حــق كحقنــا عليهم قــال نعم‬
‫حق الوالد علي الوالد أن يعلمه الكتابه والسباحة والرم ـ وان يورثــه طيبــا‬
‫)هذا حديث ضعيف عيس بن ابرهيمـ الهاشمي هذا من شــيوخ بقيــة منكــر‬
(‫الحديث ضعفه يحي بن معين والبخاري وغيرهما) رواه بيهقي‬
7 Ibid.Hlm 26

9

Abi Rafi’ berkata, Rosulullah Saw bersabda ; Apakah Orang tua
mempunyai hak seperti hak kita kepada mereka? , Rosul menjawab: Ya, hak
orang tua terhadap anaknya yaitu mengajarkan anaknya menulis, berenang dan
memanah , dan mewariskannya kebaikan.(HR. Baihaqi) Ini adlh hadist dhoif.

Baca tulis merupakan hal penting untuk diajarkan karena dengan begitu
anak akan memahami sebuah hal. Hadits di atas menggambarkan betapa
Rasulullah saw sangat menganjurkan agar seorang muslim peduli dengan
persiapan untuk berjihad di jalan Allah. Memanah dan berkuda merupakan dua
kegiatan yang terkait dengan hal itu. Dan seorang muslim perlu memiliki
semangat untuk berjihad di jalan Allah. Mengapa? Karena Nabi saw
memperingatkan bahwa raibnya semangat berjihad mengindikasikan hadirnya
kemunafikan dalam diri.

Memanah dan berkuda adalah dua keterampilan yang dianjurkan
rosulullah kepada umatnya, karena sarat dengan berjihad dijalan Allah. Namun
dalam hal keterampilan ini, Rosulullah saw lebih menekankan kepada umatnya
agar lebih memilih untuk berlatih memanah daripada mengendarai kuda.
6.

Alat Pendidikan Islam
Merupakan alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan

pendidikan Islam, agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.

‫سلّ َم َخطّا ُم َربّ ًعا‬
َ ‫صل ّى اُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫ َخطّ النّبِ ّي‬: ‫ض َي اُ َع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫ عَنْ َع ْب ِد اِ َر‬,
ً
‫وخَ طّ ُخطُطًا ِ غَارًا إِلَ هَ َذا الّ ِذي فِي ْال َو َس ِط‬,ُ
َ ‫ارجًا ِم ْنه‬
ِ ‫َو َخطّ َخطّا فِي ْال َو َس ِط َخ‬
ُ ‫ال ْن َس‬
ْ‫ أَو‬-‫ َوهَ َذا أَ َجلُهُ ُم ِح ْيطَ بِ ِه‬,‫ان‬
َ َ‫ َوق‬,‫ ِم ْن َجانِبِ ِه الّ ِذي فِي ْال َو َس ِط‬:
ِ ْ ‫ )هَ َذا‬:‫ال‬
ُ‫صغَا ُر ْالَ ْع َراض‬
ّ ‫ َوهَ ِذ ِه ْال ُخطُطُ ال‬,ُ‫خَار ٌج أَ َملُه‬
ِ ‫قَ ْد أَ َحاطَ بِ ِه َوهَ َذا الّ ِذي هُ َو‬,
(‫ نَهَ َشهُ هَ َذا( )رواه البخارى‬, ‫ َوإِ ْن أَ ْخطَأَهُ هَ َذا‬,‫ نَهَ َشهُ هَ َذا‬, ‫فَإ ِ ْن أَ ْخطَأَهُ هَ َذا‬8
8 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafndo
Persada, 2003), hlm. 33
10

Artinya:
“Nabi S.a.w membuat gambar persegi empat, lalu menggambar garis panjang di
tengah persegi empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian
beliau juga membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya:
(persegi yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda : “Ini adalah manusia, dan
(persegi empat) ini adalah ajal yang mengelilinginya, dan garis (panjang) yang
keluar ini, adalah cita-citanya. Dan garis-garis kecil ini adalah penghalangpenghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini, maka kena (garis)
yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka kena (garis) yang setelahnya. Jika
tidak

mengenai

semua

(penghalang)

tadi,

maka

dia

pasti

tertimpa

ketuarentaan.”(HR. Bukhari)
Dari penjelasan mengenai isi kandungan hadits di atas, disitu dikisahkan
tentang Rasulullah saw menggambar persegi empat dan membuat garis-garis lurus
ketika beliau menyampaikan ajarannya kepada para sahabat-sahabatnya. Hal ini
berarti Rasulullah menggunakan sarana gambar-gambar tersebut untuk memberi
gambaran perumpamaan dan mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang
diajarkannya. Jika memiliki kita korelasikan dengan dunia pendidikan, hadits
tersebut berkaitan dengan salah satu komponen dalam pendidikan yakni media
pembelajaran. Pengertian media pembelajaran itu sendiri adalah segala sesuatu
yang digunakan sebagai sarana mempermudah dalam proses penyaluran ilmu
pengetahuan kepada peserta didik.9
Media pembelajaran diklasifikasikan menjadi beberapa macam, sesuai
dengan materi di atas bahwa media pembelajaran dibagi menjadi empat macam,
yaitu media dua dimensi, media tiga dimensi, media proyeksi, dan media
informasi. Gambar seperti yang terkandung dalam hadits tersebut termasuk
kategori media dua dimensi, yaitu media yang hanya dapat dilihat dari satu sisi
(dari depan).

9 Ibid.hlm 34

11

Pada fenomena sekarang media dua dimensi semakin berkembang sesuai
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan zaman, sehingga
memiliki berbagai macam antara lain media grafis, media bentuk papan, dan
media cetak. Dan gambar merupakan bagian dari berbagai macam media grafis.
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tersebut menggambarkan
dengan jelas ketika Rasulullah sedang mengajarkan ajarannya kepada para sahabat
dengan cara menggambar persegi empat dan garis-garis lurus. Hal ini berarti
dalam mengajarkan ilmu-ilmu kepada sahabatnya pada zaman dahulu pun
Rasulullah menggunakan gambar-gambar sebagai media alat bantu untuk
memperjelas pemahaman. Dengan kata lain hadits tersebut berkaitan erat dengan
media pembelajaran. Hadits tersebut juga menerangkan kepada kita bahwa dalam
setiap proses pembelajaran baik itu dalam lingkup kecil maupun besar pasti
membutuhkan adanya media pembelajaran, yang merupakan komponen yang
sangat penting dalam proses belajar mengajar.
7.

Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran pada

khususnya, dan sistem pendidikan pada umumnya. Artinya evaluasi merupakan
suatu kegiatan yang tidak mungkin dielakkan dalam setiap proses pembelajaran.
Dengan kata lain, kegiatan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi
pembelajaran, merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari kegiatan
pendidikan.
Ada hadits yang menggambarkan tentang evaluasi pendidikan, antara lain:

َ‫ اِ ّن لَ لَ يَ ْنظُ ُر اِل‬:‫م‬.‫ قال رسول ل ص‬:‫ض َي لُ َع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫ع َْن اَبِ ْي هُ َري َْرةَ َر‬
(‫َُو ِر ُك ْم َو ٰل ِك ْن يَ ْنظُ َر اِلَ قُلُوْ بِ َك ْم َواَ ْع َما لِ ُك ْم )رواه مسلم‬

َ‫اَجْ َسا ِم ُك ْم َولَ اِل‬

Artinya:
“Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata: Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya
Allah tidak memandang dan menilai dari tubuh dan gambarmu (kuantitas), akan
tetapi Allah memandang dan menilai dari hati dan amalmu” (H.R. Muslim).10
10 Ahmad falah, Hadits Tarbawi, Nora Media Enterprise:Kudus, 2010, hal:150

12

Evaluasi

merupakan

penilaian

dari

sebuah

aktifitas

termasuk

pendidikan, evaluasi dapat dilakukan ketika aktifitas itu berproses dan aktifitas itu
berakhir, dengan adanya evaluasi atau penilaian semua kegiatan termasuk
kegiatan pendidikan akan terkontrol, terukur dan teramati, dan ketika sudah
diketahui hasilnya maka kegiatan akan ditingkatkan, kekurangan akan diperbaiki
dan ditambah, dan disempurnakan untuk kegiatan selanjutnya.

Beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:
a. Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan
secara berkesinambungan.
b. Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk
menunjang keputusan yang akan diambil.
c. Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan dari evaluasi pembelajaran 11

1.

Merangsang kegiatan siswa dalam menempuh program pendidikan.

2.

Mencari dan menentukan faktor-faktor penyebab keberhasilan atau
kegagalan siswa dalam mengikuti program pendidikan pada umumnya dan
program pembelajaran pada khususnya.

3.

Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan,
dan bakat siswa yang bersangkutan.

4.

Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan
oleh orang tua siswa dan lembaga pendidikan.

11 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajagrafndo
Persada: Jakarta, 2013, hal:2-3

13

5.

Memperbaiki mutu proses pembelajaran baik cara belajar siswa maupun
metode yang digunakan pendidik dalam mengajar.

Jadi, tujuan utama dari evaluasi yaitu untuk mendapatkan informasi yang
akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa, sehingga
dapat diupayakan tindak lanjutnya.

14

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hadits Tarbawi adalah hadits yang membahas pentang pendidikan yang
diajarkan oleh rasulullah. Pendidikan mutlak harus ada pada manusia, karena
pendidikan merupakan hakikat hidup dan kehidupan. Pendidikan berguna untuk
membina kepribadian manusia. Dengan pendidikan, maka terbentuklah pribadi
yang baik sehingga di dalam pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup
dengan tenang. Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota
kesatuan sosial.

Ilmu pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses
kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran Islam berdasarkan
Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Ada beberapa hal yang menjadi ruang lingkup dari Ilmu Pendidikan Islam,
diantaranya yaitu :

1.

Tujuan Pendidikan Ilmu

2.

Pendidik

3.

Peserta didik

4.

Model Pendidikan Islam

5.

Materi Pendidikan Islam

6.

Alat Pendidikan Islam

15

7.

Evaluasi

16

DAFTAR PUSTAKA
Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, 2015Hadist Tarbawi, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Saebani, Beni Ahmad dan Hendra Akhdiyat, 2009Ilmu Pendidikan Islam,
(Bandung: CV Pustaka Setia.
Juwariyah. 2010Hadist Tarbawi.Yogyakarta: TERAS.
Azhar Arsyad, 2003.Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Ahmad falah.2010.Hadits Tarbawi, Kudus: Nora Media Enterprise
Sudijono, Anas. 2013Pengantar Evaluasi Pendidikan, : Jakarta: Rajagrafindo
Persada.

17

Dokumen yang terkait

Konstruksi Media tentang Kontroversi Penerimaan Siswa Baru di Kota Malang (Analisis Framing pada Surat Kabar Radar Malang Periode 30 Juni – 3 Juli 2012)

0 72 56

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PEMBENTUKAN CITRA POSITIF RUMAH SAKIT Studi pada Keluarga Pasien Rawat Jalan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tentang Pelayanan Poliklinik

2 56 65

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pengembangan Profesi Guru Sains melalui Penelitian dan Karya Teknologi yang Sesuai dengan Tuntutan Kurikulum 2013

6 77 175

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98

Sistem Informasi Persediaan Barang Di UPTD Pengembangan Olahraga Sekolah Dinas Pendidikan Kota Cirebon

1 20 64

Rancangan media informasi tentang makanan tradisional Peyeum Bandung

5 77 1

Politik Hukum Pembaharuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Kajian Pasal 74 beserta Penjelasannya)

0 1 22