Sistem Rekomendasi Pemilihan Jurusan Per

Se m ina r Na sio na l Te kno lo g i Info rm a si da n Multim e dia 2015
STMIK AMIKO M Yo g ya ka rta , 6-8 Fe b rua ri 2015

ISSN : 2 3 0 2 - 3 8 0 5

PETUNJUK:
1. File Format Penulisan ini digunakan untuk mempermudah penulisan isi makalah
2. Pemakalah tidak diperkenankan mengubah Format dan Lay Out, termasukheader danfooter serta
jenis dan ukuranfont.
3. Pemakalah cukup mengetikkan (me-replace) Judul, penulis, detail penulis, isi makalah, daftar
pustaka, dan biodata penulis.

1

Se m ina r Na sio na l Te kno lo g i Info rm a si da n Multim e dia 2015
STMIK AMIKO M Yo g ya ka rta , 6-8 Fe b rua ri 2015

ISSN : 2 3 0 2 - 3 8 0 5

SISTEM REKOMENDASI PEMILIHAN JURUSAN PERGURUAN TINGGI
DENGAN PENDEKATAN USER PREFERENCE DAN ANALYTIC

HIERARCHY PROCESS
Diana Khuntari1), Ridi Ferdiana2)
1), 2)

Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl Grafika No.2 ,Sleman, Yogyakarta
Email : diana.mti.17a@mail.ugm.ac.id1), ridi@ugm.ac.id2

akan pendidikan terus meningkat termasuk kesadaran
untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.
Semakin tinggi kesadaran siswa lulusan SMA
untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi
berdampak pada persaingan yang ketat untuk dapat
diterima di suatu perguruan tinggi. Akan tetapi, masih
saja terdapat calon mahasiswa yang memilih jurusan
dengan kurang tepat yaitu jurusan yang tidak sesuai
dengan kemampuan, minat dan keinginan calon
mahasiswa tersebut. Ketidaksesuaian dalam pemilihan
jurusan akan menyebabkan calon mahasiswa tidak

memiliki semangat untuk belajar, bahkan dapat
kehilangan motivasi untuk melanjutkan pendidikannya
di perguruan tinggi. Aslam (2011) menyebutkan bahwa
banyak mahasiswa yang mengalami kegagalan di
perguruan tinggi disebabkan karena mahasiswa tersebut
hanya memilih jurusan berdasarkan reputasi atau
mengikuti pilihan teman-temannya, sehingga jurusan
yang dipilih tidak sesuai dengan kemampuan dan bakat
yang dimiliki [2]. Selain itu, terdapat beberapa pihak
yang dapat mempengaruhi keputusan calon mahasiswa,
yaitu pendapat dari orang tua, teman, atau figur-figur
yang diidolakan. Dengan hanya berdasar atas pendapat
tersebut dan tanpa menelaah kemampuannya, calon
mahasiswa dapat membuat keputusan yang sangat
bertolak belakang dengan minat dan bakatnya [3].
Beragam informasi mengenai jurusan perguruan tinggi
telah banyak tersedia di media cetak maupun di internet
sehingga memberikan kemudahan untuk mendapatkan
informasi tersebut. Akan tetapi informasi yang tersedia
hanya memberikan penjelasan secara umum, seperti:

profil jurusan, biaya, lokasi, dan informasi umum
lainnya. Untuk mendapatkan informasi mengenai jurusan
yang sesuai dengan kemampuan dan minat calon
mahasiswa, informasi tersebut belum sepenuhnya
membantu.
Untuk mengatasi kebutuhan informasi tersebut,
terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk
membuat sistem rekomendasi yang dapat digunakan
untuk membantu pemilihan jurusan. Metode yang
digunakan antara lain dengan menggunakan metode
Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Analytic Network
Process (ANP).
Metode AHP menghasilkan
rekomendasi berdasarkan perhitungan priority vector
setiap alternatif terhadap masing-masing kriteria.
Sedangkan metode ANP dilakukan dengan penentuan

Abstrak
Bidang pendidikan merupakan salah satu
bidang yang paling mendapatkan perhatian dari

pemerintah. Setiap tahunnya, terdapat peristiwa yang
selalu mendapat sorotan yaitu pada saat kelulusan siswa
tingkat menengah atas. Diharapkan para lulusan tersebut
tetap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi di perguruan tinggi. Berbagai informasi mengenai
perguruan tinggi disediakan. Akan tetapi informasi yang
tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan informasi
para siswa tersebut mengenai jurusan yang sesuai.
Akibatnya, siswa mencoba mendapatkan saran masukan
jurusan yang sesuai dengan berbagai cara. Pilihan
jurusan yang tidak sesuai dengan kondisi siswa dapat
menyebabkan ketidaknyamanan ketika menempuh
perkuliahan sehingga dapat berakibat kehilangan
motivasi untuk belajar bahkan meneruskan masa
studinya. Penelitian ini mencoba mengatasi persoalan
tersebut dengan menghasilkan sistem rekomendasi
jurusan dengan menggunakan metode Analytic
Hierarchy Process dan menggabungkan kriteria yang
mempengaruhi pemilihan jurusan yang berupa
kemampuan, minat, dan juga kesukaan terhadap bidang

tertentui Pendekatan User Preference digunakan agar
hasil rekomendasi mendekati hasil yang diinginkan
pengguna dengan cara mnyerahkan pemberian bobot
kriteria pada pengguna.
Kata kunci: Sistem rekomendas, jurusan, Analytic
Hierarchy Process, user preference
1. Pendahuluan
Bidang pendidikan merupakan suatu bidang
yang di dalamnya terjadi banyak peristiwa yang dapat
kita temukan setiap tahunnya. Salah satunya adalah
dalam hal kelulusan siswa tingkat menengah atas.
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) Badan Pusat Statistik, menunjukkan angka
partisipasi murni terhadap Perguruan Tinggi pada tahun
2011 tercatat 10,30 yang kemudian meningkat di tahun
2012 sebesar 13,28. Sedangkan pada akhir tahun 2013
perkembangannya semakin meningkat sebesar 17,92 [1].
Hal ini menunjukkan bahwa tiap tahunnya kesadaran

2


Se m ina r Na sio na l Te kno lo g i Info rm a si da n Multim e dia 2015
STMIK AMIKO M Yo g ya ka rta , 6-8 Fe b rua ri 2015

ISSN : 2 3 0 2 - 3 8 0 5

lingkungan akademis yang berbeda akan mendukung dan
menguatkan kemampuan dan minat yang berbeda pula.
Sehingga jika individu gagal dalam memilih lingkungan
akademis yang sesuai dengan minatnya akan mengalami
kegagalan dalam dunia akademis [6].

bobot disetiap kriteria lalu dilakukan perhitungan
dengan menjumlahkan hasil perkalian nilai minimum
tiap kriteria dengan bobot [4]. Sedangkan kriteria yang
dijadikan dasar pertimbangan untuk menghasilkan
rekomendasi yaitu kemampuan dan bakat siswa [4].
Untuk menghasilkan rekomendasi jurusan,
kriteria yang digunakan masih kurang mewakili
keinginan calon mahasiswa. Sebagai contoh, siswa A

memiliki bakat dan kemampuan di bidang komunikasi,
akan tetapi siswa tersebut tidak ingin mengambil jurusan
komunikasi. Hal yang mungkin terjadi ketika siswa A
tetap mengambil jurusan Komunikasi adalah siswa
memiliki prestasi yang bagus, IPK tinggi dan
kemampuan di bidang Komunikasi semakin meningkat
akan tetapi dia menjalani perkuliahan dengan perasaan
terpaksa karena bukan didasarkan atas keinginannya
sendiri. Dan tentunya jika hal ini dibiarkan terus
menerus dapat berakibat hal-hal yang kurang baik.
Contoh berikutnya adalah siswa B memiliki ketertarikan
di bidang hukum dan mengambil jurusan hukum,
padahal
kemampuannya
dan
minatnya
tidak
mengarahkan dia untuk mengambil jurusan hukum.
Maka kemungkinan yang dapat terjadi adalah siswa B
akan mengalami kesusahan dalam mengikuti materi

perkuliahan yang diberikan. Dari kedua contoh tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa untuk membuat
keputusan pemilihan jurusan selain mempertimbangkan
kemampuan, minat, dan bakat calon mahasiswa juga
perlu mempertimbangkan keinginan pribadi calon
mahasiswa. Selain itu, tingkat kepentingan atas dasar
yang digunakan sebagai pertimbangan penentuan jurusan
tidak selalu sama antara satu siswa dengan siswa yang
lain. Penentuan jurusan lebih didasarkan atas
kemampuan, minat bakat, atau pada keinginan siswa.
Untuk mendapatkan kesesuaian pilihan yang diinginkan
oleh calon mahasiswa, diperlukan penggabungan antara
keinginan tersebut dengan kemampuan akademik siswa
dan melihat minat siswa, sehingga akan diperoleh hasil
rekomendasi pilihan siswa yang sesuai.
Berdasarkan, latar belakang yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini berusaha
menjawab permasalahan yang terjadi dengan mencoba
menggabungkan antara faktor yang digunakan dalam
menentukan jurusan seperti kemampuan siswa, minat

siswa, dan juga keinginan siswa untuk menghasilkan
rekomendasi jurusan yang sesuai. Proses penggabungan
tersebut dapat diakomodir dalam sebuah metode yaitu
Analytic Hierarchy Process yang dapat memberikan
perangkingan terhadap jurusan yang direkomendasikan.
Pendekatan user preference digunakan agar siswa dapat
memberikan penilaian sendiri mengenai tingkat
kepentingan kriteria yang digunakan sebagai dasar
pemberian rekomendasi..
Adapun penggunaan minat dalam penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan personality type of
Holland. Teori ini juga dikenal sebagai RIASEC
Holland, yang terdiri dari enam personality type yaitu:
Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising,
dan Convensional [5]. Penggunaan teori holland ini di
perguruan tinggi membawa kepada asumsi bahwa

Landasan Teori
A. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan adalah sistem yang

dirancang untuk dapat mendukung analisis guna
menunjang dan membantu pihak manajemen melakukan
pembuatan keputusan berdasarkan data dan proses
pemodelan. Sistem pendukung keputusan ini terdiri dari
beberapa komponen yaitu [7]:
1. Database Management System (DBMS)
2. Model Based Management System (MBMS)
3. User Interface (UI) Dialog System
4. Knowledge-base Management System (KBMS)
Analytic Hierarchy Process
Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan
sebuah
metode
pengambilan
keputusan
yang
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Penggunaan
metode AHP melibatkan beberapa komponen
perhitungan diantaranya: bobot kriteria, bobot sub
kriteria, dan bobot subkriteria terhadap alternatif.

Metode ini sangat tepat digunakan dalam pengambilan
keputusan, karena akan menguraikan masalah multi
faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu
hirarki. Ketepatan dalam pemilihan metode AHP ini
dikarenakan, (1) struktur hirarki sebagai konsekuensi
kriteria sampai subkriteria, (2) memperhitungkan
validitas sampai batas toleransi inkonsistensi kriteriadan
alternatif yang dipilih pengguna, (3) memperhitungkan
sensitivitas pembuat keputusan [8].

B.

Teori Minat Holland
Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk
meperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan [9].
(Slameto, 2010), menjelaskan bahwa minat adalah suatu
rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh [9]. Hal ini jika
dikaitkan dengan minat calon mahasiswa terhadap
pemilihan jurusan yang akan dipilih pada perguruan
tinggi berdasarkan pada kecenderungan apa yang disukai
oleh siswa. Dalam hal ini pendekatan minat yang dipakai
adalah menurut Holland. (Jones, 2010) menjelaskan
bahwa teori minat Holland dibagi menjadi enam tipe dan
dikenal dengan RIASEC Holland yang terdiri dari [5]:
1. Realistic, berdasarkan pada kesukaan terhadap
hewan, alat-alat, aktivitas sosial dan praktis
2. Investigative, berdasarkan kesukaan terhadap
penyelesaian masalah, ilmu-ilmu alam, dan
matematis.
3. Artistic, berdasarkan pada kesukaan aktivitas seni,
musik, keterampilan menulis, dan ekspresif.
4. Social, berdasarkan pada kesukaan terhadap
aktivitas yang berkaitan dengan menolong orang,
C.

3

Se m ina r Na sio na l Te kno lo g i Info rm a si da n Multim e dia 2015
STMIK AMIKO M Yo g ya ka rta , 6-8 Fe b rua ri 2015

5.

6.

ISSN : 2 3 0 2 - 3 8 0 5

elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen
yang lain.

penyelesaian masalah sosial, persahabatan, pengajar,
dan kepercayaan.
Enterprising, lebih suka terhadap hal-hal yang
bersifat mempersuasif orang, membuat ide-ide,
energik, ambisius, dan bisnis.
Convensional, lebih suka pada hal-hal yang
berhubungan dengan angka, peralatan, aktivitas
yang tidak terstruktur, mempunyai nilai sukses di
bisnis.

Metode Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa tahapan
yang dilalui (Gambar 1). Tahapan penelitian ini dimulai
dari studi literatur mengenai sistem pendukung
keputusan, Analytic Hierarchy Process, dan teori minat
Holland. Hasil dari studi literatur digunakan sebagai
referensi penyusunan rekomendasi jurusan dengan
menggunakan metode AHP. Pada tahapan perancangan,
kriteria yang dipilih untuk digunakan adalah kemampuan
akademik, pendekatan minat holland, dan kesukaan
terhadap bidang studi. Untuk alternatif pemilihan jurusan
diambil dari bidang jurusan yang terdapat di Universitas
Gadjah Mada. Selanjutnya hasil rancangan diterapkan ke
dalam tahapan implementasi. Tahap terakhir adalah uji
coba dengan memberikan inputan dua data siswa yang
berbeda untuk didapatkan hasil rekomendasi.

Gambar 2. Hierarki Rekomendasi Jurusan
Dan seterusnya hingga nilai 9 diberikan jika elemen
tersebut mutlak lebih penting daripada yang lainnya.
Hasil perbandingan diisikan pada sel yang bersesuaian
dengan elemen yang dibandingkan [8]. Banyaknya
penilaian perbandingan berpasangan adalah sejumlah:

Dengan,
n = banyaknya elemen yang dibandingkan.
Pada metode AHP terdapat pengecekan konsistensi
terhadap hasil penilaian yang disebut Consistency Ratio
CR) dengan rumus:

Dengan,
CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
RI = Random Consistency Index
Jika nilai CR 0.1, sebaiknya dilakukan pengkajian ulang
atas penilaian yang diberikan untuk perbandingan setiap
elemen dalam dalam matriks perbandingan berpasangan.
Pada penelitian ini, digunakan preferensi user dalam
penentuan bobot kriteria dan subkriteria. Hal ini
dimaksudkan agar hasil perankingan mendekati atau
bahkan sesuai dengan hasil yang diinginkan calon
mahasiswa. Terdapat tiga macam pembobotan yang
dilakukan oleh pengguna, yaitu: pembobotan kriteria,
pembobotan subkriteria minat, dan pembobotan sub
kriteria kesukaan (Gambar 3).

Gambar 1. Alur Penelitian
2. Pembahasan
Perancangan dan Implementasi Sistem
Dalam metode AHP, langkah pertama yang
dilakukan adalah dengan membuat hierarki yang terdiri
dari beberapa level, yaitu: level 0 - tujuan, level 1 kriteria, level 2 – subkriteria, level 3 - alternatif (Gambar
2). Faktor yang menentukan hasil rekomendasi adalah
besarnya bobot kriteria, subkriteria, dan bobot masingmasing kriteria terhadap setiap alternatif yang
disediakan. Bobot pada AHP diberikan dengan terlebih
dahulu membuat matriks perbandingan berpasangan
yang menggambarkan pengaruh dari setiap kriteria
terhadap subkriteria, terhadap alternatif, dan tingkat
kepentingan di antara kriteria itu sendiri dan
mendefinisikan nilai perbandingan berpasangan dengan
skala 1 hingga 9. Nilai 1 diberikan jika kedua elemen
memiliki kepentingan yang sama. Nilai 3 diberikan jika

Pengujian Sistem
Hasil perancangan sistem rekomendasi jurusan
kemudian diujicobakan terhadap data yang ditunjukkan
oleh Tabel 1. Selain data yang terlihat pada Tabel 1,

4

Se m ina r Na sio na l Te kno lo g i Info rm a si da n Multim e dia 2015
STMIK AMIKO M Yo g ya ka rta , 6-8 Fe b rua ri 2015

ISSN : 2 3 0 2 - 3 8 0 5

siswa juga memberikan penilaian terhadap kepentingan
masing-masing kriteria, seperti:
Dengan,
a = tingkat kepentingan masing-masing kriteria
i = kolom
j = baris
Contoh perhitungan (1):
Tabel 2. Tabel Alternatif Jurusan

Gambar 3. Rekomendasi Jurusan
1.

2.

3.

Tabel 3. Tabel matriks perbandingan berpasangan
kriteria

Bahwa minat 3x lebih penting daripada nilai dan 5x
lebih penting daripada keinginan. Sedangkan nilai
3x lebih penting daripada keinginan.
Sedangkan pada ciri-ciri minat yang dipilih oleh
siswa, menunjukkan bahwa minat investigatif lebih
penting 5x daripada minat realistis dan 3x lebih
penting daripada minat sosial. Sedangkan minat
sosial 3x lebih penting daripada minat realistis.
Untuk bidang yang disukai oleh siswa didapatkan
bahwa kedokteran 3x lebih penting daripada MIPA
dan 7x lebih penting daripada Teknik. Sedangkan
MIPA 5x lebih penting daripada Teknik.

Setelah seluruh cell telah terisi, dilakukan normalisasi
matriks sehingga didapatkan jumlah untuk setiap kolom
sama dengan 1. Normalisasi dilakukan dengan
menggunakan rumus:

Tabel 1. Data Inputan User

Dengan,

PriorityVector diperoleh dengan menghitung rata-rata isi
cell yang telah dinormalisasi pada setiap baris, seperti
ditunjukkan dengan rumus:
Sedangkan alternatif jurusan yang tersedia dapat dilihat
pada Tabel 2. Dalam daftar alternatif memuat bobot
masing-masing alternatif terhadap subkriteria yang
disebut dengan nilai priority vector. Perhitungan nilai
priority vector setiap alternatif terhadap subkriteria
dilakukan berdasarkan data yang diperoleh selama
penelitian.
Berdasarkan inputan dari siswa tersebut, dibuat sebuah
tabel perhitungan (Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5. Tabel 6).
Hasil inputan siswa dimasukkan pada bagian segitiga
atas tabel (bagian yang diarsir). Sedangkan untuk
mengisi cell yang terletak di segitiga bagian bawah pada
kolom dibawahnya diperoleh dengan rumus:

Dengan,

Sebagai contoh perhitungan nilai priority vector kriteria:

Setelah mengetahui priority vector masingmasing kriteria dan subkriteria, langkah terakhir adalah

5

Se m ina r Na sio na l Te kno lo g i Info rm a si da n Multim e dia 2015
STMIK AMIKO M Yo g ya ka rta , 6-8 Fe b rua ri 2015

menghitung priority vector masing-masing alternatif
terhadap kriteria (Tabel 7).
Tabel 4. Tabel matriks perbandingan berpasangan sub
kriteria nilai

ISSN : 2 3 0 2 - 3 8 0 5

Tabel 8. Urutan Rekomendasi 6 Jurusan

3. Kesimpulan
Pada sistem rekomendasi jurusan ini, pengguna
memiliki peran yang besar dalam menentukan bobot
untuk kriteria dan subkriteria perhitungan AHP seperti
yang ditunjukkan pada data siswa yang menjadi inputan
sistem. Berdasarkan uji coba yang dilakukan, diperoleh
rekomendasi jurusan berdasarkan kemampuan, minat,
dan juga kesukaan siswa terhadap bidang studi yang
diinginkan. Pada penelitian ini belum dilakukan evaluasi
terhadap sistem rekomendasi. Diharapkan pada
penelitian selanjutnya dilakukan evaluasi yang dapat
menunjukkan tingkat kepuasan pengguna.

Tabel 5. Tabel matriks perbandingan berpasangan sub
kriteria minat

Daftar Pustaka

Tabel 6. Tabel matriks perbandingan berpasangan sub
kriteria kesukaan

[1] B. P. S. Indonesia, “Indikator Pendidikan, 1994-2013,” Website
BPS-RI.
[Online].
Available:
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=
1&id_subyek=28¬ab=1. [Accessed: 05-Nov-2014].
[2] M. Z. Aslam, “A Proposed Decision Support System/Expert
System for Guiding Fresh Students in Selecting a Faculty in
Gomal University,” Ind. Eng. Lett. ISSN 2224-6096 ISSN 22250581(Online), vol. 1, no. 4, pp. 33–41, 2011.
[3] A. M. Pujiati, Suhermin Ari; Astuti, “Sistem Pengambilan
Keputusan Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi,” Surabaya,
2008.
[4] A. ; Rahendi, Robert Eka; M, Yusi Tyroni; Rachmadi, “Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Bidang Studi di Perguruan
Tinggi Menggunakan Metode Analytic Network Process (ANP),”
2013.
[5] L. K. Jones, Holland’s Theory and Career Choice. 2002.
[6] F. A. Nurcahyo, “Pengembangan Skala Minat Untuk Penjurusan
Akademis di Perguruan Tinggi,” Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 2008.
[7] T.-P. Turban, Efraim; Aronson, Jay E.; Liang, Decision Support
System and Intelligent System (Sistem Pendukung Keputusan dan
Sistem Cerdas), 7th ed. Penerbit ANDI, 2005.
[8] Syaifullah, “Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy
Process ),” 2010.
[9] Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Contoh: menghitung priority vector jurusan Matematika

Tabel 7. Tabel hasil akhir matriks perbandingan
berpasangan alternatif terhadap kriteria

Biodata Penulis
Diana Khuntari, memperoleh gelar Sarjana Komputer
(S.Kom), Jurusan Sistem Informasi ITS Surabaya, lulus
tahun 2007. Saat ini menjadi mahasiswa Magister
Teknologi Informasi Jurusan Teknik Elektro dan
Teknologi Informasi Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.
Pada Tabel 7 terlihat bahwa Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan memiliki nilai priority vector tertinggi. Hal
ini berarti jurusan tersebut menduduki peringkat pertama
jurusan yang direkomendasikan untuk siswa A. Untuk
lebih menunjukkan hasil peringkat, rekomendasi disusun
berdasarkan peringkat jurusan yang dengan nilai priority
tertinggi kemudian disusul jurusan dengan priority
vector yang lebih rendah di bawahnya (Tabel 8).

Dr. Ridi Ferdiana, ST., MT, memperoleh gelar Sarjana
Teknik (S.T), Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Gajah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2005.
Memperoleh gelar Magister Teknik (M.T), Pasca Sarjana
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Gajah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2006. Memperoleh
gelar Doktor ?????? (belum tau)

6