Manajemn waktu UNTUK MAHASISWA UNTUK MAHASISWA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Waktu merupakan deposito paling berharga yang dianugerahkan
Allah SWT secara gratis dan merata kepada setiap orang. Apakah dia
orang kaya, miskin, penjahat, ataupun orang alim akan memperoleh
deposito waktu yang sama, yaitu 24 jam atau 1.440 menit atau sama
dengan 86.400 detik setiap hari. Tergantung kepada masing-masing
manusia bagaimana dia memanfaatkan deposito tersebut.1 Sehingga tidak
heran jika para pebisnis bersemboyan “waktu adalah uang”, para pelajar
berkata “waktu adalah ilmu”, dan menurut para abdi Allah SWT “waktu
adalah ibadah”.
Waktu adalah salah satu dimensi dalam hidup manusia. Karakter
waktu senantiasa berpacu secara cepat, tanpa terasa, dan tiba-tiba
menghujam. Tidaklah heran masyarakat Arab mengkiaskan cepatnya
waktu dengan kilatan pedang menyambar, al-waqt ka al-saif fa in lam
taqtha’haa

qatha’aka

(waktu laksana pedang, jika


kamu

tidak

2

memanfaatkannya, maka ia akan menebasmu). Dan mengutip dari buku
Renungan Pribadi dalam Rangkuman 5000 Mutiara bahwa “kita harus
waspada dan berhati hati terhadap roda waktu yang berputar, sebab jika
terlena kita akan digilasnya”.3
Dengan melihat betapa pentingnya nilai waktu dan betapa besar
nikmat Allah yang terkandung didalamnya. Al-Qur’an memberikan
perhatian yang sangat besar terhadap masalah waktu dilihat dari berbagai
sudut dan berbagai macam bentuk personifikasi.

1

Toto Tasmaran, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),
hlm. 73-74.

2
Vita Sarasi, Waktu Seperti Pedang, http://www.era moslem.com/ar/oa/s3/17449,I,
v.htm1, hlm. 1.
3
Kamaruddin Baso, Renungan Pribadi Dalam Rangkuman 5000 Mutiara, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1990), hlm. 331.

1

2

Allah bersumpah pada permulaan surat tertentu dalam Al-Qur’an
dengan menggunakan fase tertentu dari waktu seperti wal laili wan nahari
(demi malam dan siang), wal fajr (demi waktu fajar), wad dhuha (demi
waktu dhuha), wal ashr (demi waktu ashar).4
Hidup akan bermakna selama manusia mampu memberikan makna
terhadap waktu. Bahkan dalam surah al-ashr menegaskan dan memberikan
perhatian khusus terhadap nilai dan esensi waktu sebagai sebuah
peringatan. Demi waktu, sesungguhnya manusia pasti dalam keadaan rugi,
kecuali mereka yang mampu memberikan makna terhadap waktu dengan

penunjukan amal prestatif dan saling berwasiat dalam kebenaran dan
kesabaran.
Waktu merupakan rangkaian saat, momen, kejadian atau batas
awal dan akhir sebuah peristiwa. Hidup tidak mungkian ada tanpa dimensi
waktu, karena hidup merupakan rangkaian gerak yang terukur. Bahkan,
dapat dikatakan bahwa waktu adalah salah satu dari titik sentral
kehidupan. Seseorang yang menyia-nyiakan waktu, pada hakekatnya dia
sedang mengurangi makna hidupnya. Bahkan, kesengsaraan manusia
bukanlah terletak pada kurangnya harta, tetapi justru karena membiarkan
waktu berlalu tanpa makna.5
Islam memberi peringatan keras kepada pemeluknya agar tidak
menyia-nyiakan waktu begitu saja ataupun mengisinya dengan hal-hal
yang dapat menimbulkan dampak negatif. Sebagaimana Sabda Nabi
Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra :

‫ﻬﺎ‬
‫ﻴ‬

‫ﻓ‬
ِ‫ﻥ‬

‫ﹲ‬
‫ﻮ‬

‫ﺒ‬

‫ﻐ‬

‫ﻣ‬
‫ﻥ‬
ِ‫ﺘﺎ‬
‫ﻤ‬
‫ﻌ‬

‫ﻧ‬
ِ: ‫ﻢ‬
‫ﻠ‬
‫ﺳ‬
‫ﻪﻭ‬
‫ﻴ‬
‫ﻠ‬

‫ﺍﷲﻋ‬
‫ﻰ‬
‫ﻠ‬
‫ﺍﷲﺻ‬
‫ﻝ‬
‫ﻮ‬
‫ﺳ‬
‫ﻝﺭ‬
‫ﹶ‬
‫ﻗﺎ‬
‫ﹶ‬
‫ﺱ‬
ٍ‫ﺒﺎ‬
‫ﻋ‬
‫ﻦ‬
ِ‫ﺑ‬

‫ﺍ‬
‫ﻦ‬
ِ‫ﻋ‬


6
( ‫ﺬﻱ‬
‫ﻣ‬
‫ﺮ‬
‫ﺘ‬
‫ﻟ‬
‫ﺍ‬
‫ﻩ‬
‫ﺍ‬
‫ﻭ‬
‫ﻍ )ﺭ‬
‫ﺍﹸ‬
‫ﺮ‬
‫ﻔ‬
‫ﹶ‬
‫ﻟ‬
‫ﹾ‬
‫ﺍ‬
‫ﻭ‬

‫ﺔ‬
‫ﺤﹸ‬
‫ﻟِﺼ‬
‫ﺍ‬
:‫ﺱ‬
ِ‫ﻨﺎ‬
‫ﻟ‬
‫ﺍ‬
‫ﻦ‬
‫ﻣ‬
ِ‫ﺮ‬

‫ﻴ‬

‫ﺜ‬
ِ
‫ﻛ‬
‫ﹶ‬
Artinya: Ada dua kenikmatan yang kebanyakan disia-siakan
manusia yaitu kesehatan dan waktu luang. (HR. Tirmidzi)

4

Yusuf Al-Qardhawi, “al-Waqtu fi Hayati al-Muslim”, terj. Ali Imron, Waktu Adalah
Kehidupan, (Yogyakarta: Mardhiyah Press, 2005), hlm. 1.
5
Toto tasmaran, Kecerdasan Ruhaniah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 154.
6
Ahmad Muhammad Syakir, Sunan at-Tirmidzi, Juz IV, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah,
t.th), hlm. 477.

3

Kesehatan dan waktu luang adalah dua hal yang sangat melimpah
dalam kehidupan remaja terutama pelajar. Dalam pandangan seorang
muslim, kesehatan dan waktu luang termasuk dalam deretan nikmatnikmat terbesar yang pada kenyataannya banyak dibiarkan bahkan disiasiakan dengan kegiatan yang tiada guna dan artinya.
Oleh karena itulah, Nabi Muhammad SAW menyeru kita semua
untuk memanfaatkan dua nikmat tersebut secara benar yang diisi dengan
berbagai aktifitas bermanfaat dan semakin memperteguh kepribadiannya
sebagai orang yang beriman, konsisten dan serius terhadap nilai-nilai
Islam.

Tidak ada seorangpun yang dapat meraih sukses kecuali dia
merebut lalu menundukkan waktu dalam penggalan-penggalan kegiatan,
rencana, dan target-target yang harus diraih. Hal ini dijelaskan dalam
firman Allah SWT :

‫ﻲ‬
‫ﻟ‬
ِ
‫ﻭ‬
‫ﺄ‬
‫ﻟﹸ‬
ِ‫ﺕ‬
ٍ‫ﻳﺎ‬
‫ﺂ‬
‫ﻟ‬
‫ﺭﹶ‬
ِ‫ﻬﺎ‬
‫ﻨ‬
‫ﻟ‬
‫ﺍ‬

‫ﻭ‬
‫ﻞ‬
ِ‫ﻴ‬

‫ﻠﱠ‬
‫ﻟ‬
‫ﺍ‬
‫ﻑ‬
ِ ‫ﺘﻼ‬
ِ
‫ﺧ‬
‫ﺍ‬
‫ﻭ‬
‫ﺽ‬
ِ‫ﺭ‬

‫ﺄ‬
‫ﹶ‬
‫ﻟ‬
‫ﹾ‬

‫ﺍ‬
‫ﻭ‬
‫ﺕ‬
ِ‫ﺍ‬
‫ﻭ‬
‫ﻤﺎ‬
‫ﺴ‬
‫ﻟ‬
‫ﺍ‬
‫ﻖ‬
ِ‫ﻠ‬
‫ﹾ‬
‫ﺧ‬
‫ﻲ‬
‫ﻓ‬
ِ‫ﻥﱠ‬
‫ﺇ‬
ِ
(١٩٠:‫ﻥ‬
‫ﺍ‬
‫ﺮ‬
‫ﻤ‬
‫ﻝﻋ‬
‫ﺁ‬
) ‫ﺒﺎِﺏ‬
‫ﻟ‬
‫ﹾ‬
‫ﺄ‬
‫ﹶ‬
‫ﻟ‬
‫ﹾ‬
‫ﺍ‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda orang-orang yang
berakal”.(QS. Ali Imron :190)7
Keinginan untuk maju dan menggapai kesuksesan tidak akan dapat
diraih hanya dengan khayalan dan mimpi indah, menunggu waktu dan
merenungi nasib. Tetapi dengan akalnya mencari dan menggali hikmah
penciptaan waktu yang berupa siang dan malam.
Anak didik sebagai obyek yang diharapkan oleh tujuan Pendidikan
Islam adalah termasuk orang-orang yang memiliki dan mampu
memberdayagunakan akalnya untuk mencari hikmah penciptaan waktu
berupa perbedaan siang dan malam. Oleh karena itu, agar dapat berhasil
mencapai tujuan Pendidikan Islam, diperlukan beberapa syarat dan kode
etik yang selayaknya disandang oleh anak didik. Yaitu pandangan serta
sikap mereka terhadap waktu
7

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 1996), hlm. 59.

4

Oleh karena itu penulis akan membahas konsep waktu dalam AlQur’an dan implikasinya terhadap tujuan pendidikan Islam. Baik itu
tujuan tertinggi/terakhir, umum, maupun tujuan khusus.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka studi ini
memfokuskan diri untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah

konsep

waktu

dalam

Al-Qur’an

dan

cara

memanfaatkan waktu dalam Al-Qur’an?
2. Bagaimanakah tujuan Pendidikan Islam?
3. Bagaimanakah implikasi konsep waktu dalam Al-Qur’an terhadap
tujuan pendidikan Islam?
C. Tujuan Penulisan Skripsi
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak
penulis capai dalam pembahasan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang konsep waktu dalam AlQur’an dan cara memanfaatkan waktu dalam Al-Qur’an.
2. Untuk lebih mengetahui tujuan Pendidikan Islam secara mendalam.
3. Untuk mengetahui implikasi konsep waktu dalam Al-Qur’an terhadap
tujuan pendidikan Islam.
D. Penegasan Istilah
Untuk membatasi pengertian yang akan penulis teliti, berikut ini
akan penulis kemukakan penegasan istilah mengenai judul “Konsep Waktu
dalam Al-Qur’an dan Implikasinya Terhadap Tujuan Pendidikan Islam”
sehingga dapat diperoleh suatu pengertian yang lebih spesifik.
1. Konsep Waktu dalam Al-Qur’an

5

Konsep artinya “ide umum, pengertian pemikiran, rancangan
rencana dasar”.8 Begitu juga dalam Bahasa Inggris berasal dari kata
“concept” didefinisikan sebagai general idea (ide umum).9
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia waktu mempunyai
beberapa arti: a). Seluruh rangkaian saat yang telah berlalu sekarang
dan yang akan datang, b). Saat tertentu untuk melakukan sesuatu, c).
Kesempatan, tempo atau peluang, d). Ketika atau saat terjadinya
sesuatu.10
Al-Qur’an adalah Wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah disampaikan kepada kita umatnya
dengan

jalan

mutawatir

yang

dihukum

kafir

orang

yang

mengingkarinya.11
Jadi yang dimaksud konsep waktu dalam Al-Qur’an adalah ide
dasar yang ada dalam Al-Qur’an yang dapat ditangkap oleh akal-akal
manusia kaitannya dengan waktu menurut pandangan Al-Qur’an.
2. Implikasi
Implikasi adalah “keterlibatan atau keadaan terlibat, manusia
sebagai obyek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan
pentingnya”.12 Sedangkan dalam Bahasa Inggris implikasi berasal dari
kata “implicate” yang berarti melibatkan atau menyangkut, atau
berasal dari kata “implication” yang mempunyai arti maksud
pengertian, tersimpul dan terlibatnya.13 Implikasi yang dimaksud disini
adalah keterlibatan konsep waktu dalam Al-Qur’an terhadap
pendidikan Islam.
8

Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,
1994), hlm. 32.
9
H.S. Honrby, Oxford Learner Pocket Of Curent English, (Oxford: Oxford University
Press, 1993), hlm. 253.
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1994), hlm. 1123.
11
Hasbi ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang,
1994), hlm. 3.
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., hlm. 374.
13
Jhon M Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
1996), hlm. 313.

6

3. Tujuan Pendidikan Islam
Secara bahasa, tujuan adalah maksud; sasaran.14 Sedangkan
secara istilah yaitu sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu
usaha atau kegiatan selesai.15
Pendidikan Islam menurut Ahmad Tafsir adalah bimbingan yang
diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran Islam.16
Achmadi mendefinisikan pendidikan Islam sebagai segala usaha
untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber
daya Islami yang ada dalam subyek didik menuju terbentuknya
manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma-norma Islam.17
Dari definisi diatas yang dimaksud dengan pendidikan Islam
adalah pendidikan yang berdasarkan Islam yaitu yang berdasarkan AlQur’an dan Hadits yang bertujuan untuk membentuk pribadi manusia
yang berbudi mulia yaitu manusia yang berakhlak mulia dan
beribadah.
Sehingga tujuan Pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai
Islami dalam pribadi manusia didik yang diikhtiarkan oleh pendidik
muslim

melalui

proses

menuju

terbentuknya

manusia

yang

berkepribadian muslim, beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan
yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang
taat.
Jadi, maksud dari judul skripsi “Konsep Waktu dalam Al-Qur’an
dan Implikasinya Terhadap Tujuan Pendidikan Islam” adalah ide
dasar tentang waktu dalam Al-Qur’an dengan merujuk hasil pemikiran
mufassir kemudian diimplikasikan terhadap tujuan pendidikan Islam.

14
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1985), hlm. 1094.
15
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 29.
16
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000), hlm. 32.
17
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teoritis, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 28-29.

7

E. Kajian Pustaka
Sejauh pengetahuan penulis sudah ada beberapa buku yang
membahas tema seputar waktu diantaranya adalah sebagai berikut :
Buku karya Yusuf al-Qardhawi yang berjudul al-Waqtu fi Hayati
al-Muslim yang diterjemahkan oleh Ali Imron. Buku ini menjelaskan
tentang nikmat waktu dan nilai lebihnya dalam kehidupan seorang muslim
serta kewajiban apa yang harus dilakukannya. Yusuf al-Qardhawi juga
menjelaskan kebiasaan negatif yang terkait dengan waktu yang harus
diwaspadai dan dihindari.18
Buku karya M. Ahmad Abdul Jawwad yamg berjudul Manajemen
Waktu. Buku ini menjelaskan tentang kaidah-kaidah aplikatif dan bertahap
yang mengantarkan setiap pribadi kepada kesuksesan. Dimulai dari
menganalisis manajemen waktu, menghayati urgensi waktu, menyusun
skala prioritas, mengenali hal-hal yang dibutuhkan, mengenali cara
mengatasi hal-hal yang dapat menyia-nyiakan waktu, mengkaji cara
meluruskan persepsi kita yang keliru terhadap efisiensi waktu, hingga
melatih agar mampu memanfaatkan waktu secara optimal.19
Buku karya Hadari Nawawi yang berjudul Demi Masa; di Bumi
dan di Sisi Allah SWT. Buku ini menjelaskan tentang nilai waktu bagi
manusia, maksud Allah menciptakan waktu di bumi, hubungan sukses
dengan menghargai waktu serta peranan waktu dalam pembentukan
pribadi muslim yang unggul.20
Buku karya M. Quraish Shihab yang berjudul Wawasan AlQur’an; Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. Dalam salah satu
babnya buku ini menjelaskan tentang waktu dalam Al-Qur’an secara
maudhu’i yaitu tentang makna waktu dalam Al-Qur’an, relativitas waktu,

18

Yusuf al-Qardhawi, al-Waqtu fi Hayati al-Muslim, cet.III (Daar ash-Shohwah, 1996).
M. Ahmad Abdul Jawwad, Manajemen Waktu, (Bandung: Syaamil, 2004).
20
Hadari Nawawi, Demi Masa; di Bumi dan di Sisi Allah SWT, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1995).
19

8

tujuan kehadiran waktu, serta termasuk bagaimana memanfaatkan waktu
dan mengisinya dengan aktifitas positif.21
Buku karya Ahmad Hasan Kanzun yang berjudul Waktu Luang
bagi Remaja Muslim. Buku ini menjelaskan bahwa remaja muslim harus
mengisi waktu luangnya dengan aktifitas-aktifitas yang bermanfaat serta
dibutuhkan perencanaan dan pertimbangan dalam memanfaatkannya
karena akan berdampak positif.22
Buku karya Abu Nabil yang berjudul Etika Islam dalam Menuntut
Ilmu. Buku ini menjelaskan konsep menuntut ilmu secara Islami.
Bagaimana menjadikannya sebagai ibadah hingga ilmu yang dimiliki
senantiasa ditujukan untuk suatu kebenaran, Abu Nabil juga menjelaskan
adab yang harus dimiliki seorang penuntut ilmu diantara salah satunya
yaitu tamak terhadap waktu dan pandai memanfaatkannya.23
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan jenis
penelitian library research atau suatu riset kepustakaan.24 Metode ini
digunakan untuk mendapatkan informasi dalam menyusun teori
sebagai landasan ilmiah dalam penelitian ini.
Dalam pengumpulan data ini diambil dari beberapa sumber
sebagai berikut :
a. Sumber Primer
Sumber primer yaitu informasi yang langsung mempunyai
wewenang dan bertanggungjawab terhadap pengumpulan data
sumber.25 Sumber data primer yang digunakan adalah Al-Qur’an,
21

Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai
Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1998).
22
Ahmad Hazan Kanzun, Waktu Luang bagi Remaja Muslim, (Yogyakarta: Mitra
Pustaka, 2001).
23
Abu Nabil, Etika Islam dalam Menuntut Ilmu, (Jakarta: Khilma Pustaka, 2005).
24
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset 1, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 9.
25
Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan; Prosedur dan Strategi, (Bandung: :
Angkasa, 1993), hlm. 42.

9

Hadits dan Tafsir Al-Qur’an diantaranya yaitu Tafsir al-Maraghi
dan Tafsir al-Misbah.
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder yaitu informasi yang tidak secara langsung
mempunyai wewenang dan tanggungjawab terhadap informasi
yang ada padanya.26 Sumber data sekunder yang digunakan adalah
buku-buku yang membahas tentang waktu diantaranya yaitu buku
al-Waqtu fi Hayati al-Muslim karya Yusuf al-Qardhawi dan buku
Demi Masa; di Bumi dan di Sisi Allah SWT karya Hadari Nawawi
serta buku-buku tentang pendidikan diantaranya yaitu buku
Ideologi Pendidikan Islam paradigma Humanisme teoritis karya
Prof. Dr ahmadi, buku Asas-Asas Pendidikan karya Abdul Fatah
Jalal, dan buku Falsafah Pendidikan Islam karya Omar
Muhammad Al-Thoumy Al-syaibany.
2. Metode Pembahasan
a. Metode Tematik (Maudhu’i)
Metode maudhu’i (tematik) adalah membahas ayat-ayat AlQur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan.
Semua ayat yang berkaitan, dihimpun kemudian dikaji secara
mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya,
seperti asbab al-nuzul, kosa kata dan sebagainya. Semua dijelaskan
dengan rinci dan tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau faktafakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik
argumen itu berasal dari Al-Qur’an, Hadits maupun pemikiran
rasional.27
Menurut al-Hayy al-Farmawi, metode maudhu’i (tematik)
adalah menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang mempunyai maksud
yang sama dalam arti sama-sama membicarakan satu topik masalah

26

Ibid., hlm. 42
Nashirudin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1998), hlm. 151
27

10

dan menyusunnya berdasarkan kronologis serta sebab turunnya
ayat tersebut.28
Sedangkan menurut M. Baqir al-Shard sebagaimana yang
dikutip Muhammad Nur Ichwan mendefinisikan metode maudhu’i
adalah “metode tafsir yang berusaha mencari jawaban Al-Qur’an
dengan cara memilih sebuah pokok masalah yang mempunyai
tujuan satu, kemudian dikaji dari berbagai sudut pandang”.29
Dengan metode maudhu’i ini penulis mengetengahkan tema
konsep waktu dalam Al-Qur’an dengan cara mengumpulkan ayatayat tentang waktu, dilengkapi dengan hadits-hadits kemudian
menganalisisnya.
b. Metode Deduktif
Untuk mendukung dalam penjelasan melalui analisis ini,
penulis menggunakan kerangka berfikir yang bersifat deduktif yaitu
berfikir dari konsep abstrak yang lebih umum ke berfikir yang lebih
spesifik atau kongkrit.30 Dengan kata lain, deduktif berarti
penyimpulan hubungan yang tadinya tidak nampak berdasarkan
generalisasi yang sudah ada.

Dengan

metode ini penulis

menganalisis ayat-ayat waktu untuk memperoleh pengertian waktu
secara lebih spesifik.
c. Metode Induktif
Metode induktif yaitu pola pikir atau pengambilan keputusan
berdasarkan data yang khusus, kemudian digeneralisasikan kepada
hal-hal yang bersifat umum.31 Dengan kata lain, induktif adalah
proses mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil pengamatan yang
terpisah-pisah menjadi suatu rangkaian hubungan suatu generalisasi.

28

Abd al-Hay al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’iy; Suatu Pengantar, (Jakarta: Remaja
Rosdakarya, 1996), hlm. 36.
29
Muhammad Nur Ichwan, Memasuki Dunia Al-Qur’an, (Semarang: Lubuk Karya,
2002), hlm. 266.
30
Sutrisno Hadi,Op.Cit., hlm. 40.
31
Ibid., hlm. 42.

11

Metode ini penulis dunakan untuk menganalisis implikasi konsep
waktu.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah dalam memahami, mencerna dan mengkaji
masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis menyusun
sistematika sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini merupakan gambaran secara keseluruhan skripsi yang
meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, penegasan istilah, kajian pustaka, metode penelitian
dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Pada bab dua ini pembahasannya meliputi pengertian tujuan
pendidikan Islam, fungsi dan karakteristik tujuan pendidikan
Islam, macam-macam tujuan pendidikan dan formulasi tujuan
pendidikan Islam.
BAB III KONSEP WAKTU DALAM AL-QUR’AN
Pembahasan bab ini meliputi pengertian waktu dalam AlQur’an, sumpah Allah dalam Al-Qur’an, karakteristik waktu,
nilai waktu, dan penghargaan terhadap waktu terdiri dari durasi
waktu, prioritas waktu, bentuk-bentuk penghargaan terhadap
waktu dan pengelolaan waktu.
BAB IV IMPLIKASI KONSEP WAKTU DALAM AL-QUR’AN
TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Bab ini merupakan bab analisis yang menganalisis tentang
implikasi waktu terhadap tujuan tertinggi/terakhir Pendidikan
Islam, implikasi waktu terhadap tujuan umum Pendidikan Islam
dan implikasi waktu terhadap tujuan khusus Pendidikan Islam.

12

BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan rangkaian akhir dari penulisan skripsi yang
terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan penutup.