IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK | Inayati | Jurnal Ekonomi dan Bisnis Kontemporer 1 SM

IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA PADA
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Nur Isna Inayati, S.S.T., M.Si.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
nurisna.inayati@gmail.com / nurisnainayati@ump.ac.id
ABSTRAK
Pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik terdiri dari pengukuran kinerja
keuangan dan non keuangan. Penulisan paper ini menggunakan metode telaah dari
berbagai literature dari berbagai sumber article internasional. Organisasi atau
lembaga sektor publik dalam mengeimplementasikan pengukuran kinerjanya baik
keuangan maupun non keuangan menggunakan bermacam-macam langkah,
sehingga para manager organisasi lembaga sektor publik harus menyesuaikan
sistem pengukuran kinerja yang tepat seperti apa yang akan digunakan oleh
organisasi tersebut sesuai kondisi masing-masing organisasi lembaga sektor
publik.
Keyword: pengukuran keuangan, kinerja keuangan, keinerja non keuangan,
sektor publik.
ABSTRACT
Performance measurement in public sector organizations consists of measuring
financial and non-financial performance. The writing of this paper uses a study
method from various literatures from various international article sources. Public

sector organizations or institutions in implementing their financial and nonfinancial performance measures use a variety of steps, so that public sector
agency organization managers must adapt the appropriate performance
measurement system to be used by the organization according to the conditions of
each sector agency organization public.
Keyword: financial measurement,
performance, public sector

financial performance,

non financial

tersebut

PENDAHULUAN
Organisasi
merupakan

sektor

publik


organisasi

dibawah

naungan pemerintahan. Peran dari

penting bagi masyarakat,

menghasilkan

pelayanan kepada masyarakat yang
lebih baik.
KAJIAN TEORI
Menurut (Mardiasmo, 2009),

organisasi sektor publik di Indonesia
sangat

dalam


sistem

pengukuran

kinerja

pada

karena dengan banyaknya lembaga

organisasi sektor publik merupakan

pemerintahan di Indonesia maka

serangkaian sistem yang memiliki

diharapkan

tujuan untuk membantu manajemen


lembaga-lembaga

tersebut dapat lebih mengutamakan

publik

kepuasan masyarakat serta beberapa

strategis melalui informasi keuangan

hal

menyangkut

dan informasi non keuangan. Sistem

pertanggungjawabannya untuk lebih

pengukuran kinerja pada organisasi


transparan.

sektor publik dapat menjadi alat

yang

Untuk mewujudkan tujuan
organisasi

sektor

publik

dalam

melayani masyarakat secara penuh
maka

organisasi


atau

mengambil

pengendalian
karena

keputusan

organisasi

tersebut

menetapkan

sistem

penghargaan dan hukuman.
Dasar


lembaga-

dilakukannnya

lembaga sektor publik membutuhkan

pengukuran kinerja pada organisasi

anggaran

sektor publik adalah sebagai wujud

yang

sesuai

dengan

kebutuhan organisasi dalam melayani


pertanggungjawaban

organisasi

masyarakat.

kepada

membantu

Anggaran

yang

publik

dan

diberikan kepada lembaga organisasi


memperbaiki kinerja pada organisasi

sektor publik tidak serta merta

pemerintahan

digunakan saja tetapi juga harus

sumberdaya tepat sasaran.

dianalisis

Tujuan

guna

untuk

mengukur


keberhasilan kinerja organisasi sektor
publik tersebut. Pengukuran kinerja
pada

organisasi

digunakan

sektor

untuk

publik

dari

serta
sistem


agar

alokasi

pengukuran

kinerja diantaranya:
a. Komunikasi tentang strategi
yang lebih baik

menilai

akuntabilitas organisasi sektor publik

2

b. Menyeimbangkan pengukuran
kinerja

keuangan

dan

non

Indikator

kinerja

digunakan

untuk menganalisis apakah kegiatan
yang dilakukan oleh organisais sektor

keuangan
c. Mengakomodasi

pemahaman

publik sudah berjalan secara efisien

kepentingan manajemen dari

dan

level atas sampai manajemen

indicator kinerja, ada beberapa hal

level bawah

yang perlu diperhatikan diantaranya

d. Berdasarkan

pendekatan

individual

untuk

kepuasan

dan

mencapai
kemampuan

efektif.

Untuk

biaya

pelayanan,

kualitas

dan

menentukan

penggunaan,

standar

pelayanan,

cakupan pelayanan, serta kepuasan.
Sole

yang rasional

and

Schiuma

Informasi yang digunakan untuk

dalam

mengukur kinerja pada organisasi

masalah mendasar terkait dengan

sektor publik adalah:

pelaksanaan

a. Informasi

keuangan,

yang

penelitiannya

(2010),

kinerja

dalam

sistem

menyoroti
pengukuran

organisasi

publik.

dilakukan dengan mengukur

Penelitian ini memberikan kontribusi

dan

ganda. Ini menganalisis faktor-faktor

menganalisis

kinerja

yang

varians

sebenarnya

yang

mempengaruhi

adopsi

dan

dengan varians kinerja yang

pelaksanaan langkah-langkah kinerja

dianggarkan

dalam organisasi publik. Di sisi lain

b. Informasi non keungan, yang

menyajikan hasil statistik deskriptif

dilakukan dengan menambah

survei menyoroti posisi lembaga

keyakinan

kualitas

Italia berkaitan dengan penggunaan

kinerja sektor publik dengan

ukuran kinerja. Penyelidikan empiris

cara

telah didasarkan pada definisi dari

terhadap

menerapkan

Balance

kerangka

Scorecard.
Pengukuran
Scorecard

berdasarkan
melibatkan

mengidentifikasi

faktor-

Balance

faktor di dasar penyebaran ukuran

beberapa

kinerja. Kerangka yang diusulkan

aspek utama diantaranya keungan,

dapat

kepuasan publik, efisiensi proses

normatif dan deskriptif karena dapat

internal

mendorong manajer dalam organisasi

serta

pertumbuhan.

pembelajaran

dan

publik

digunakan

untuk

untuk

memahami

tujuan

dan

menghambat dari pelaksanaan yang

3

efektif dari PMSS. Mengenai hasil

Kepercayaan

empiris,

mereka

perubahan

wawasan

yang

memberikan
menarik

untuk

menilai penggunaan ukuran kinerja

publik
hanya

mengalami

sedikit

setiap

tahunnya dan perubahan
tersebut sulit untuk ditafsirkan.

dalam administrasi publik Italia. Pada

Greiling (2005), memberikan

tahap ini penelitian, hanya hasil

gambaran terstruktur dari state-of-

deskriptif telah disajikan. Mereka

the-art pengukuran kinerja di sektor

menunjukkan

penggunaan

publik Jerman, mengambil semua

langkah-langkah dalam administrasi

tingkat federal yang ke account dan

publik Italia belum meluas dan dalam

menawarkan ide-ide untuk perbaikan

hal adopsi dan implementasinya juga

pengukuran

masih ada kekurangan.

pengukuran kinerja yang penuh dapat

bahwa

kinerja.

Potensi

Goh (2012), pada penelitiannya

ditambah dengan biaya transaksi dan

menunjukkan bahwa terdapat tiga

kesempatan pengukuran kinerja dan

faktor

ke kondisi di mana pengukuran

penting

yang

perlu

dipertimbangkan dalam pelaksanaan

kinerja dapat

yang efektif dari sistem pengukuran

pembelajaran organisasi.

kinerja di sektor publik. Mereka
adalah

kebijaksanaan

belajar

dan

Hawke

mendukung proses
(2012),

pengaturan

manajerial,

manajemen kinerja sektor publik

organisasi

Australia telah didefinisikan oleh

evaluatif dan keterlibatan pemangku

faktor eksternal (politik), struktural

kepentingan.

dan teknis yang kuat. Ini telah

budaya

Van der Schee, Groenewegen

menjadi fitur yang sangat positif

and Friele (2006), pada penelitiannya

dalam mencapai sistem yang stabil

memantau kepercayaan publik dalam

dan

pelayanan kesehatan di Belanda yang

menunjukkan

digunakan sebagai indicator kinerja

menekankan pada manajemen, faktor

untuk perawatan kesehatan selama

perilaku dan budaya bisa lebih terus

delapan tahun, dari 1997 sampai

fokus pada manfaatnya pada teknik

2004. Hasil dari penelitian ini ialah

perbaikannya untuk reformasi lebih

fluktuasi

lanjut.

kepercayaan

pelayanan

kesehatan yang relatif kecil dan
dalam

kisaran

yang

sama.

canggih.

Penelitian
bahwa

ini
lebih

Putu S., Helden and Tillema
(2007),

pada

penelitian

ini

4

berargumen bahwa organisasi sektor

mengembangkan indikator, seperti:

publik di negara-negara berkembang

metode teknis untuk mendapatkan

akan menghadapi posisi yang tidak

keterlibatan masyarakat, cara untuk

seimbang, yaitu ketidakseimbangan

menghubungkan

antara

remunerasi

permintaan

dan

pasokan

kinerja

pegawai

negeri,

untuk
dan

informasi kinerja. Lebih tepatnya,

langkah-langkah untuk memimpin

reformasi

transisi keberhasilan.

sektor

sebagian

publik

-

dirangsang

yang

Menurut Yaisawang (2000),

oleh

meningkatnya keterlibatan beberapa

pemerintah

stakeholder

kerangka keuangan yang dirancang

-

peningkatan

menyebabkan

kinerja

rendahnya

kapasitas

menerapkan

untuk

untuk mendorong penyedia layanan

karena

pemerintah menjadi lebih efisien dan

kelembagaan

efektif. NSW Treasury menggunakan

permintaan

informasi

NSW

tetapi,

korupsi,

Data Envelopment Analysis (DEA)

peningkatan permintaan ini tidak

untuk mengukur efi siensi penyedia

selalu diikuti oleh pasokan yang

layanan utama pemerintah, seperti

mencukupi dari informasi kinerja.

polisi, pengadilan dan rumah sakit.

dan

tingginya

tingkat

Perhatian
penelitian

yang

utama

pada

Hasil menunjukkan bahwa patroli

dilakukan

oleh

polisi

NSW

Astriani (2014), adalah pemerintah

setempat)

daerah

penggunaan

di

Indonesia

pemerintah

bagaimana

daerah

(kabupaten

rata-rata,
input

polisi

mengurangi
dengan

13,5

harus

persen melalui manajemen yang

indikator

lebih baik, dan 6 persen jika patroli

Pada

bisa direstrukturisasi untuk mencapai

penelitian ini sudah diusulkan salah

skala optimal. Hasil penelitian juga

satu

menunjukkan

mengembangkan
pengukuran
dari

kinerjanya.
banyak

cara

mengembangkan
pengukuran

kinerja,

memberikan garis

besar

untuk

bahwa

perbedaan

indikator

dalam lingkungan operasi, seperti

hanya

lokasi dan faktor sosial ekonomi,

sebagai

tidak signifikan dalam pengaruhnya

gambaran umum. Sebuah pedoman

pada efisiensi patroli polisi.

teknis yang lebih rinci atau metode

Menurut Propper and Wilson

yang dibutuhkan untuk melengkapi

(2003), penelitian yang dilakukan

langkah-langkah

berfokus pada bukti empiris tentang

yang

diusulkan

5

penggunaan

dan

kegunaan

Ballantine, Brignall and Modell

pengukuran kinerja dalam sektor

(1998),

publik.

manajemen

Ini

dimulai

dengan

mengamati

perbaikan

dalam

pelayanan

pertimbangan fitur dari sektor publik

kesehatan masyarakat di Inggris dan

yang membuat penggunaan ukuran

Swedia telah mendorong perubahan

kinerja yang kompleks. Beberapa

dalam biaya dan pengukuran kinerja

respon ini

(PM).

meningkatkan efisiensi, tetapi yang

risiko

lain tidak dan jatuh ke dalam

strategis, mungkin didukung oleh

kategori

kelompok

'game'.

umumnya,
pengukuran

Penilaian

telah

ada

kinerja

kecil
tentang

membawa

perbaikan dalam pelayanan

Temuan ini
dari

menunjukkan

beberapa
tertentu

prioritas

stakeholder,

menjadi terlalu dominan dan dengan
demikian mengganggu
keseimbangan

antara

berbagai

Arnaboldi and Azzone (2010),

dimensi kinerja. Oleh karena itu,

meneliti praktik yang baik dalam

layanan perspektif pada desain PMS

pengukuran

dapat

kinerja

sistem

yang

menjadi

pelengkap

yang

dimplementasikan di universitas di

berguna untuk fokus pada tujuan

Italia selama 11 tahun. Penelitian ini

strategis, karena menantang sistem

menyoroti dua elemen penting dalam

desainer untuk melakukan analisis

proses

yang lebih mendalam tentang kondisi

penerjemahan:

kontroversi

peran, dan pentingnya munculnya

operasi.

keragaman pendekatan actor, dari

Brighnall and Modell (2000),

perspektif fungsional, implementasi

dalam penelitian yang dilakukan

dianggap

menunjukkan

kontroversi

berhasil
telah

bila

semua

bahwa

sifat

yang

dipecahkan;

berbeda dari hubungan timbal balik

Penelitian ini malah menemukan

antara tiga pemangku kepentingan

bahwa kontroversi mewakili 'risiko

utama ini akan memengaruhi sejauh

penting' untuk PMS. Penting karena

mana

mereka mempertahankan minat dan

organisasi penyedia layanan-fokus

diskusi dalam jaringan; dan risiko

akan seimbang dan terintegrasi.

pengukuran kinerja dalam

karena mereka selalu menantang

Menurut Choong (2013) dalam

kemungkinan mencapai kompromi

penelitiannya, melakukan pendekatan

sosio-teknis.

dengan meninjau dan memeriksa

6

PMS untuk pengukuran dari 1990 (

dalam

Januari ) hingga 2012 (November).

pemahaman dan praktek desain dan

Hasil

implementasi

menunjukkan

bahwa

rangka

meningkatkan
PMSS

dalam

peninjauan ini berkontribusi dan

organisasi publik. Pada penelitian ini

memperbarui literatur yang ada di

mengungkapkan

PMS dalam tiga cara: identifikasi

penting

kesenjangan dalam hal kegunaan

implementasi

praktis dan penelitian akademis;

kinerja pada organisasi sektor public

saran solusi dalam bentuk kerangka

adalah

konseptual

mengatur sumber daya kemampuan

untuk

meningkatkan

pengukuran dan pengukuran kinerja
menggunakan fitur yang benar PMS.
Figlo

and

Kenny

(2009),

bahwa

untuk

untuk

tantangan

adopsi

sistem

dan

pengukuran

mengevaluasi

dan

dan asset yang tidak berwujud.
Kouzmin et all (2006), dalam
penelitiannya menggunakan sampel

melakukan penelitian di sekolah

praktisi

dasar dan menengah di negara bagian

benchmarking untuk menilai kinerja

Florida untuk mengamati bagaimana

organisasi.

para

menunjukan

pemangku

kepentingan

administrasi

sebagai

Hasil

penelitian
pengetahuan

menanggapi pengukuran kinerjanya.

benchmarking dan informasi adalah

Hasil menunjukkan bahwa Florida

strategi pengembangan sumber daya

mengubah sistem penilaian sekolah

yang fundamental.

pada tahun 2002 dan mempelajari

Penelitia Martin et all (2014

sejauh mana kontribusi swasta untuk

mengukur kinerja pelayanan publik

sekolah responsif terhadap informasi

melalui

yang terkandung dalam nilai sekolah.

menggunakan Compehensive Area

Hasil juga menunjukkan bahwa nilai

Assessement

sekolah dapat memiliki efek besar

mendorong lembaga berusaha untuk

pada kemampuan sekolah untuk

mencapai yang lebih baik kerja

memperoleh kontribusi swasta.

kemitraan tetapi tidak memberikan

Jarrar and Schiuma (2007),
melakukan

local

(CAAs).

dengan
CAAS

kefisienan pada data komparatif yang

untuk

kuat untuk memungkinkan kinerja

mengidentifikasi beberapa penelitian

manajer terhadap daerah lain atau

dan

isu-isu

mengidentifikasi praktik yang baik di

fundamental yang harus diselidiki

tempat lain. Para pembuat kebijakan

praktisi

penelitian

jaringan

praktis

7

berharap warga akan menggunakan

yang

CAAS untuk mengadakan kebaktian

organisasi

untuk

mempertanggungjawabkan

sebagai

namun

Media

pemangku kepentingan dengan saling

gagal

menarik

kepentingan umum.
Modell

mendasari

masalah

dalam

sektor

publik

adalah

berikut:

ada

banyak

bertentangan

(2003),

kebutuhan;

produk

melakukan

akhir dan tujuan yang tidak dijlaskan;

pengembangan pengukuran kinerja

kurangnya kepemilikan properti dan

(PM) di sektor universitas Swedia,

keterampilan

yang telah dikenakan meningkatnya

kurang.

penekanan pada manajemen dengan

manajemen

Menurut Zhonghua and Ye

tujuan sejak awal 1990-an. Hasil

(2012),

menunjukkan

mengeksplorasi

bahwa

meskipun

yang

dalam

penelitiannya
inspirasi

pada

model yang diarahkan pada tujuan

pengukuran kinerja sektor publik

tidak bisa sepenuhnya ditolak sebagai

Cina, yang didasarkan pada tinjauan

heuristik

menginformasikan

literatur sebelumnya termasuk faktor

perubahan terbaru dalam PM, maka

berpengaruh, metode dan indikator

preses

kelembagaan

evaluasi kinerja sektor publik. Hasil

memperkaya

berbagai literatur asing menunjukkan

analisis dengan membuatnya kurang

bahwa evaluasi kinerja sektor publik

statis

Cina ada 3, diantaranya: Pertama, di

perspektif

berorientasi

jauh

dan

informasinya

lebih

kontekstual.

bawah ekonomi pasar, sektor publik

Pada penelitian yang dilakuka
Rantanen

et

mengidentifikasi

all

(2007),

Cina

dituntut

pasar,

dan

untuk

berorientasi

mengelolanya

lebih

masalah spesifik

otonom. Kedua, karakteristik sektor

yang dihadapi oleh organisasi sektor

publik itu sendiri menentukan bahwa

publik Finlandia dalam merancang

tujuan dan sasaran dari penilaian

dan menerapkan sistem pengukuran

yang ganda. Ketiga, penilaian kinerja

kinerja (PMS). Hasil menunjukkan

membutuhkan

bahwa

departemen manajemen sumber daya

desain

dan

implementasi

proses dalam organisasi sektor publik
Finlandia secara signifikan berbeda

kerjasama

antar

manusia dan departemen TI.
Menurut Imelda (2004), hasil

dari cara mereka yang diwujudkan

penelitian

menyebutkan

dalam industri swasta. Empat alasan

organisasi

sektor

publik

bahwa
dapat

8

menggunakan Balanced scorecard

pengukuran kinerja pada organisasi

setelah melakukan modifikasi dari

sektor

konsep awal dari balanced scorecard

sebagai alat pengendalian organisasi

yang digunakan untuk organisasi

dalam bentuk penghargaan ataupun

bisnis.

sanksi

Modikasi

tersebut

publik

yang

dapat

digunakan

diberikan

kapada

organisasi

tersebut,

organisasi publik, sehingga tujuan

kinerja

diharapkan

utama dari organisasi sektor publik

memperbaiki kinerja pemerintahan

adalah memberi pelayanan kepada

agar

masyarakat secara efektif dan efisien.

digunakan

Kedua, memodifikasi posisi antara

keputusan pemerintah.

diantarannya

pertama,

misi

lebih

baik,
sebagai

pengukuran
mampu

serta

dapat

pengambilan

prespektif keuangan dan pelanggan.
Ketiga, prespektif customer diganti

DAFTAR PUSTAKA

menjadi prespektif pelanggan dan
stakeholders dan keempat, prespektif
pertumbuhan

dan

pembelajaran

diganti dengan prespektif karyawan
dan kapasitas organisasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan

pembahasan

mengenai pengukuran kinerja pada
organisasi sektor publik baik dari
teori

maupun

dari

penelitian

yang

dapat

disimpulkan

keberhasilan

hasil-hasil

dilakukan

maka
bahwa

pengukuran

kinerja

pada sektor publik dalam melayani
masyarakat tidak hanya diukur dari
perspektif keuangan saja tetapi juga
dapat diukur melalui prespektif non
keuangan, yang diwujudkan dalam
Balanced

Scorecard.

Selain

itu

Arnaboldi, M., & Azzone, G. (2010).
Constructing
Performance
Measurement In The Public
Sector. Critical Perspectives on
Accounting, 21(4), 266–282.
doi:10.1016/j.cpa.2010.01.016
Astrini, N. J. (2014). Local
Government
Performance
Measurement:
Developing
Indicators Based On IWA 4:
2009. Public Organization
Review.
doi:10.1007/s11115014-0276-9
Ballantine, J., Brignall, S., & Modell,
S.
(1998).
Performance
Measurement
And
Management In Public Health
Services : A Comparison Of U .
K . And
Swedish Practice, (November
1997).
Brignall, S., & Modell, S. (2000). An
Institutional Perspective On
Performance
Measurement

9

And Management In The
“New
Public
Sector.”
Management
Accounting Research, 11(3),
281–306. doi:10.1006 /mare.
2000.0136
Figlio, D. N., & Kenny, L. W.
(2009).
Public
Sector
Performance Measurement And
Stakeholder Support. Journal of
Public Economics, 93(9-10),
1069–
1077
.
doi:10.1016/j.jpubeco.
2009.07.003
Goh, S. C. (2012). Making
Performance
Measurement
Systems More Effective In
Public Sector Organizations.
Measuring Business Excellence,
16(1),
31–
42.
doi:10.1108/1368304121204653
Greiling, D. (2005). Performance
Measurement In The Public
Sector:
The
German
Experience.
International
Journal of Productivity and
Performance
Management,
54(7),
551–567.
doi:10.1108/1741040051062223
Hawke, L. (2012). Australian Public
Sector
Performance
Management: Success Or
Stagnation?
International
Journal of Productivity and
Performance
Management,
61(3),
310–328.
doi:10.1108/1741040121120569
Imelda, R. (2004). Implementasi
balanced
Scorecard
Pada
Organisasi
Publik
Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan -

Universitas Kristen Petra, 6
(Gaspersz 2003), 106–122.
Jarrar, Y., & Schiuma, G. (2007).
Measuring Performance In
The Public Sector: Challenges
And
Trends.
Measuring
Business Excellence, 11(4), 4–8.
doi:10.1108/1368304071083783
Keong
Choong,
K.
(2013).
Understanding The Features
Of Performance Measurement
System: A Literature Review.
Measuring Business Excellence,
17(4),102–121. doi:10.1108-052012-0031
Kouzmin, A., Löffler, E., Klages, H.,
Lo, E., & Korac-kakabadse, N.
(2006). Benchmarking And
Performance Measurement In
Public
Sectors
Towards
Learning For Agency.
Mardiasmo.
(2009).
Akuntansi
Sektor Publik. Yogyakarta:
ANDI.
Martin,
S.,
Downe,
J.,
&
Measurement, P. (2014). Public
Value
Management
,
Measurement And Reporting
Article Information :
Modell, S. (2003). Goals Versus
Institutions: The Development
Of Performance Measurement
In The Swedish University
Sector. Management Accounting
Research, 14(4), 333–359 .
doi:10.1016/j.mar. 2003.09.002
Propper, C., & Wilson, D. (2003)
The Use And Usefulness Of
Performance Measures In The
Public Sector, (03).
Putu S., N., Jan van Helden, G., &
Tillema, S. (2007). Public

10

Sector
Performance
Measurement In Developing
Countries.
Journal
of
Accounting & Organizational
Change,
3(3),
192–208.
doi:10.108/18325910710820265
Rantanen, H., Kulmala, H. I.,
Lönnqvist, A., & Kujansivu, P.
(2007).
Performance
Measurement Systems In The
Finnish
Public
Sector.
International Journal of Public
Sector Management, 20(5), 415–
433.doi:10.1108/095135507107
72521
Sole, F., & Schiuma, G. (2010).
Using Performance Measures In
Public
Organisations:
Challenges Of Italian Public
Administrations.
Measuring
Business Excellence, 14(3), 70–

84.
doi:10.1108/13683041011074227
Van der Schee, E., Groenewegen, P.
P., & Friele, R. D. (2006).
Public Trust In Health Care: A
Performance
Indicator?
Journal of Health Organization
and Management, 20,468–
doi:10.1108/1477260610701821
Yaisawarng, S. (2000). Performance
Measurement In Government
Service Provision : The Case
Of Police Services In New
South Wales, 430(1997) , 415–
430.
Zhonghua, C., & Ye, W. (2012).
Research Frontiers In Public
Sector
Performance
Measurement.
Physics
Procedia, 25,
793–799.
doi:10.1016/j.phpro.2012.3.159

11

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25