Pengkajian Strategi Militer docx 1
Pengstrat (1)
Strategi Clausewitz
* Clausewitz dan Strategi: Kontribusi Sang Jendral dalam Studi Strategis
Dalam studi strategis, nama Carl von Clausewitz menjadi amat berpengaruh,
terutama di dunia Barat, setelah bukunya yang berjudul On War menjadi dasar pemikiran
bagi banyak ahli strategi. Untuk memahami bagaimana pendapat Clausewitz mengenai
strategi dan apa kontribusinya dalam studi strategis, kita perlu melihat terlebih dahulu
latar belakang beliau.
Carl Phillip Gottfried von Clausewitz (lahir 1 Juli 1780 - meninggal 16 November
1831 pada umur 51 tahun, lebih dikenal dengan nama Carl von Clausewitz) adalah
seorang tentara Prusia (Jerman) dan intelektual. Ia menjabat sebagai prajurit lapangan
praktis (dengan luas pengalaman tempur melawan pasukan Revolusi Perancis), sebagai
perwira staf dengan politik/ militer Prusia, dan sebagai pendidik militer terkemuka.
Clausewitz pertama kali memasuki pertempuran sebagai kadet pada usia 13 tahun,
naik pangkat Mayor Jenderal di usia 38, menikah dengan bangsawan tinggi, Countess
Marie von Bruhl, bergerak di kalangan intelektual langka di Berlin, dan menulis sebuah
buku “On War” (terjemahan dari “Vom Kriege”) yang telah menjadi karya paling
berpengaruh terhadap filsafat militer di dunia Barat. Buku tersebut telah diterjemahkan ke
hampir semua bahasa dan berpengaruh pada strategi modern di berbagai bidang.
Setelah melihat latar belakang singkat dari Clausewitz, kita bisa menyimpulkan
bahwa, berbeda dengan Sun Zu yang sampai saat ini latar belakangnya tidak jelas,
Clausewitz adalah seorang perwira militer aktif yang pernah bertugas di beberapa medan
tempur. Sebagai seorang perwira militer, tentunya kita bisa berasumsi bahwa
pengalamannya bertempur dan menjadi pengambil kebijakan di arena pertempuran serta
peperangan menjadi dasar bagi pemikiran-pemikirannya selanjutnya. Oleh karenanya,
akan terlihat bahwa berbeda dengan Sun Zu yang amat filosofis, Clausewitz dalam
bukunya terlihat lebih praktis dan mekanis, walaupun itu tidak berarti lantas
menghilangkan sisi-sisi filosofis dari pandangan Clausewitz.
Dalam bukunya, Clausewitz mencoba mendefinisikan perang. Ia mengatakan
bahwa perang janganlah dilihat sebagai hal yang rumit, bahwa perang sebenarnya adalah
sebuah duel antara beberapa pihak dalam skala yang ekstensif. Oleh karenanya, perang
1
ditujukan untuk membuat lawan mengikuti kehendak kita. Clausewitz melihat bahwa
perang adalah penggunaan kekerasan untuk membuat lawan mengikuti kehendak kita,
dan dengan demikian kekerasan hanyalah sebuah cara untuk memperoleh kepentingan
dan melucuti senjata musuh agar ia tidak bisa lagi melawan adalah tujuan dari sebuah
perang.
Clausewitz mengingatkan bahwa dalam peperangan, seseorang bisa saja
mengasumsikan bahwa mereka akan, dalam istilah Sun Zu, menang tanpa pertumpahan
darah. Akan tetapi, ini bertentangan dengan kondisi alamiah dari perang itu sendiri. Tanpa
mempertimbangkan kekerasan dan pertumpahan darah dalam menyusun strategi perang,
maka pihak yang melakukannya telah menciptakan kekalahannya sendiri karena justru
melupakan elemen paling penting dalam peperangan.
Clausewitz menekankan adanya beberapa aksi resiprokal yang dianggapnya selalu
ada dalam perang: Yang pertama, bahwa perang adalah tindakan kekerasan dalam batas
tertingginya dimana salah satu pihak memaksakan kehendaknya pada pihak yang kalah.
Yang kedua adalah bahwa tujuan perang adalah mengalahkan dan melucuti lawan dari
senjatanya, karena kalau lawan tidak dikalahkan secara total, maka ia akan bisa
mengalahkan kita dikemudian hari, dan akhirnya ia akan memaksakan kehendaknya pada
kita. Yang ketiga, untuk mengalahkan musuh, maka kita harus meningkatkan kekuatan
kita melebihi batas kemampuan bertahan musuh. Namun, tentunya musuh kita juga
berpikiran sama, dan oleh karenanya akan terjadi perlombaan peningkatan kemampuan.
Ada beberapa poin yang juga diungkapkan oleh Clausewitz. Salah satu hal
penting yang diungkapkannya adalah bahwa perang bukanlah kejadian yang terisolasi
dari kejadian lain. Ini akan amat erat kaitannya nanti dengan pendapatnya bahwa perang
adalah kelanjutan dari kebijakan suatu pihak (adagium ke-24 Clausewitz: Perang adalah
diplomasi dengan cara lain). Pendapatnya yang lain adalah bahwa perang tidak bisa
diakhiri hanya dengan satu pukulan instan. Yang dimaksud disini adalah bahwa kita tidak
bisa mengalahkan musuh dengan hanya sekali serang. Oleh karenanya, penggunaan
strategi nantinya akan jadi amat penting. Poin penting lain adalah bahwa hasil dalam
peperangan tidaklah absolut, dalam arti bahwa kekalahan maupun kemenangan bisa jadi
hanyalah kejadian sementara.
2
Salah satu pernyataan yang kemudian menjadi amat legendaris dari Clausewitz
adalah bahwa keinginan-keinginan politiklah yang menjadi penggerak peperangan.
Clausewitz lantas menyimpulkan bahwa semakin besar keinginan-keinginan politik ini
maka semakin besar pula intensitas perang yang terjadi, dan begitu pula sebaliknya.
Ketika ”political will” ini melemah, maka intensitas peperangan juga berkurang. Akan
tetapi, dalam beberapa kasus, dimana keinginan politik sudah amat besar, ternyata perang
masih belum terjadi. Clausewitz tidak melihat hal ini seperti apa yang dilihat Sun Zu
sebagai strategi untuk menang tanpa bertarung. Clausewitz justru melihat bahwa jeda
maupun gencatan senjata dalam peperangan hanyalah aksi dari pihak-pihak yang terlibat
dalam perang untuk menunggu saat yang tepat dan momen yang tepat pula untuk
menyerang.
Strategi, oleh Clausewitz, diartikan sebagai "the employment of the battle as the
means towards the attainment of the object of the War". Ini berarti strategi adalah
penggunaan pertempuran sebagai cara memperoleh tujuan-tujuan perang. Dari sini bisa
diartikan bahwa dalam pandangan Clausewitz, strategi diartikan sebagai penyusunan
cara-cara bertempur agar kita dapat memperoleh tujuan-tujuan kita. Clausewitz menilai
bahwa dalam tataran praktis, strategi sebenarnya amat simpel (mudah) dan tidak banyak
memperhitungkan kekuatan-kekuatan moral.
Akan tetapi, mengingat pendapat awal Clausewitz adalah bahwa strategi amat erat
kaitannya dengan politik dan perang, yang merupakan tujuan pembentukan strategi,
adalah kelanjutan dari kebijakan-kebijakan politik, maka strategi selalu dipengaruhi oleh
unsur-unsur moral. Ia mencontohkan bahwa dalam pembuatan strategi, yang lebih
diperlukan adalah unsur-unsur moral seperti keinginan yang kuat. Berbeda dengan taktik
yang jauh lebih praktis karena dihadapkan langsung dengan lawan, dalam strategi yang
terkait dengan gambaran-gambaran besar maka seorang Jenderal atau Panglima tidak
harus punya kemampuan teknis yang kuat melainkan daya berpikir dan kekuatan
keinginan yang kuat. Karena kalau ia tidak memiliki keduanya, maka ia akan terombangambing dan tidak bisa memutuskan strategi mana yang akan digunakan.
Ada empat elemen strategi menurut Clausewitz. Yang pertama adalah elemenelemen yang berkaitan dengan moral. Yang kedua adalah kekuatan militer dan proporsi
kekuatan ketiga angkatan bersenjata serta kekuatan organisasinya. Yang ketiga adalah
3
kegiatan operasional yang akan dilakukan serta gerakan ataupun manuver-manuver yang
biasa dilakukan. Sedangkan yang terkahir adalah kondisi geografis dari wilayah-wilayah
tempat berperang.
Clausewitz juga menilai bahwa penghancuran total bukanlah cara yang tepat
untuk memenangkan peperangan. Ia mencontohkan dalam kasus perang 1814, bagaimana
pengambilalihan wilayah musuh adalah salah satu cara efektif. Jikalau saat itu salah satu
pihak menghancurkan kota musuh dengan amat destruktif, maka hilang pula nilai kota
tersebut bagi musuh dan bagi kita. Dalam pandangan para pemikir, yang dimaksud
Clausewitz disini adalah buat musuh menyerah dengan cara menyerangnya dari sisi yang
amat ditakutinya (ini adalah teori Clausewitz yang dikenal dengan sebutan Center of
Gravity). Ketika musuh terlalu bergantung pada sesuatu, maka serang ia pada titik itu,
dan ia akan kehilangan pegangan serta menyerah.
Ada 3 (tiga) kekuatan moral yang dipandang Clausewitz amat penting dalam
penyusunan strategi dan peperangan. Yang pertama adalah kemampuan dari komandan
perang. Namun, Clausewitz menekankan bahwa kemampuan ini adalah bakat dan tidak
dimiliki oleh semua orang. Oleh karenanya, ia tidak begitu dalam membahas masalah ini.
Yang lebih penting menurutnya adalah 2 kekuatan lainnya yaitu nilai-nilai militer dari
pasukan dan perasaan nasionalisme dari seluruh elemen. Beberapa elemen dasar dari
nilai-nilai militer pasukan adalah keberanian, kemampuan teknis dari pasukan,
kemampuan untuk bertahan dalam segala situasi, dan antusiasme dalam berperang.
Namun, Clausewitz menggarisbawahi bahwa dari semua nilai-nilai yang ada, ada satu hal
yang amat penting yaitu kebanggaan akan angkatan bersenjata tempat mereka berada.
Salah satu kekuatan moral yang penting lainnya adalah ”boldness”. Bila diartikan
dalam bahasa Indonesia, ”boldness” berarti rasa tak kenal takut dan sedikit
memberontak. Dalam hal strategi perang, Clausewitz amat menekankan pada hal ini,
walaupun ia mengingatkan bahwa rasa ”nekat” ini tidak boleh sampai pada aksi
menentang perintah atau ketidaktaatan. Seperti yang diungkapkan Clausewitz, dalam
perang tidak ada yang lebih penting daripada loyalitas dan ketaatan. Oleh karenanya, ia
menempatkan ”boldness” ini pada level tinggi dan hanya bisa digunakan perwira-perwira
tinggi. Seringkali kita lihat, baik dalam kejadian nyata maupun film-film, dimana
pemimpin-pemimpin tertinggi dan komandan perang selalu melakukan sesuatu yang
4
mengejutkan dan berlawanan dengan kebiasaan. Dalam film Star Wars misalnya,
bagaimana seorang Luke Skywalker yang merupakan pemimpin gerakan pemberontak
berpura-pura tertangkap oleh musuh hanya demi membebaskan rekan-rekannya atau
dalam film Lord of The Rings: The Return of the King dimana Aragorn dengan tanpa
kenal takut memasuki wilayah kematian untuk mencari pasukan guna mengalahkan
musuhnya. Clausewitz benar-benar menghargai kekuatan dari rasa tak kenal takut dan
nekat ini karena ia menilai kekuatan ini adalah kekuatan para pahlawan.
Dari beberapa pandangan diatas, penulis menilai bahwa sebenarnya strategistrategi yang diungkapkan oleh Clausewitz jauh lebih praktis daripada apa yang
dikemukakan Sun Zu. Ini mungkin nampak dalam pendapatnya bahwa perang hanyalah
kelanjutan dari kebijakan suatu pihak untuk mencapai kepentingan mereka dengan caracara kekerasan. Dan ia juga menilai bahwa strategi adalah penggunaan pertempuran demi
mencapai tujuan-tujuan kita. Ia juga begitu menekankan peran dari situasi dan kondisi
politik dalam mencapai kepentingan-kepentingan peperangan. Begitu pula pendapatnya
tentang kekuatan moral, dimana salah satunya adalah rasa tak kenal takut dan agak nekat
yang menjadi nilai-nilai heroik.
Setelah melihat beberapa pandangan Clausewitz tersebut, maka para pemikir
beranggapan bahwa sumbangan Clausewitz bagi studi strategis amatlah besar. Ini terkait
dengan kemampuannya mengaitkan perang dan strategi dengan politik. Bila Sun Zu
masih menilai bahwa perang itu sendiri adalah tujuan, maka Clausewitz membuka jalan
bagi pemikiran bahwa perang dan strategi sebenarnya hanyalah jalan dan cara untuk
memperoleh kepentingan-kepentingan politik. Clausewitz juga memberikan inspirasi bagi
penggunaan kekuatan moral dalam peperangan. Terkait dengan bukunya yang berjudul
On War, dalam pendahuluan dan pengantar buku tersebut, disebutkan bahwa sumbangan
Clausewitz dalam studi strategis bisa disetarakan dengan sumbangan Charles Darwin
bagi ilmu biologi. Walaupun pernyataan ini masih bisa diperdebatkan, namun mengingat
saat buku tersebut ditulis belum banyak ahli strategi yang muncul selain Sun Zu, maka
bila dibandingkan dengan Sun Zu, Clausewitz mampu membuka cakrawala baru dalam
studi strategis ini. Tidaklah mengherankan ketika pemikiran-pemikiran Clausewitz lantas
banyak diadopsi oleh ahli-ahli strategi baik militer maupun non-militer di negara-negara
Barat.
5
Pengstrat (2)
Strategi Sun Zu
* Seni Berperang oleh : Sun Zu (13 bab Strategi Militer Klasik)
1. Kalkulasi
2. Perencanaan
3. Strategi
4. Kekuatan pertahanan
5. Formasi
6. Kekuatan dan kelemahan
7. Manuver
8. Sembilan variasi
9. Mobilitas
10. Tanah lapang
11. Sembilan situasi klasik
12. Menyerang dengan api
13. Intelijen
* Isi Tiap Bab.
I. Kalkulasi
“Perang adalah urusan vital bagi negara; jalan menuju kelangsungan hidup atau
kehancuran. Oleh karena itu, mempelajari perang secara seksama adalah suatu
keharusan.”
* Lima hal yang harus dipertimbangkan dalam mempelajari peperangan :
1. Alasan moral: keyakinan rakyat dan kepentingan negara untuk tujuan bersama
2. Alam: cuaca, iklim, waktu
3. Situasi: jarak, sifat alami, kondisi fisik
4. Kepemimpinan: kebijaksanaan, kepercayaan diri, keberanian, belas kasihan
5. Disiplin: imbalan, ancaman, hukuman, logistik
II. Perencanaan
Waktu adalah uang, hindari pertempuran yang berlarut, bertempurlah agar cepat
menang. Taktik jitu menentukan nasib sebuah bangsa.
III. Strategi
6
* Perbandingan jika pasukan kita berhadapan dengan musuh :
Jika pasukan kita 10 : 1 dari musuh= kepung dan serang
Jika pasukan kita 5 : 1 dari musuh= pecahkan dan bagilah musuh lalu serang
Jika pasukan kita 2 : 1 dari musuh= menyerang dari 2 arah
Jika pasukan kita 1 : 1 dari musuh= dahului perang
Musuh sedikit lebih besar bertahan.
Musuh lebih besar berkelit dari serangan.
Musuh jauh lebih besar, mundur.
* Lima cara untuk menang :
1. Tahu saat perang dan tidak berperang
2. Tahu memanfaatkan kekuatan pasukan
3. Rebut simpati dan dukungan rakyat
4. Tunggu untuk antisipasi yang belum siap
5. Perwira cakap menjadi komandan yang tanpa campur tangan pemerintah
* Mengenal lawan dan diri sendiri :
1. Tahu kekuatan sendiri dan musuh untuk mampu masuk dalam peperangan tanpa
ancaman bahaya. (TKS & TKM: 100%)
2. Tahu kekuatan sendiri dan tak tahu kekuatan musuh memberikan kesempatan
menang hanya separonya. (TKS & TTKM: 50%)
3. Tak tahu kekuatan sendiri dan musuh akan kalah. (TTKS & TTKM: 0%)
IV. Kekuatan pertahanan
* Alasan menyusun strategi :
1. Kita harus berjuang keras agar tidak kalah
2. Musuh yang harus terlebih dahulu membuat kesalahan besar baru kita
mengalahkannya
3. Kita tak bisa bilang kalau kita tak akan kalah tapi kita tak bisa memastikan musuh
akan membuat kesalahan sehingga kita meraih kemenangan, orang bisa tahu cara
untuk menang tapi tidak bisa memastikan akan memperoleh kemenangan
4. Yang merasa tidak yakin menang akan bertahan
5. Yang merasa akan menang maka menyeranglah
6. Mereka yang cakap dalam bertahan seolah-olah tak tampak oleh musuh
7
7. Mereka yang cakap dalam hal bertahan akan menang bila tiba saatnya untuk
menyerang
V. Formasi
* Penyergapan tiba-tiba, konfrontasi langsung:
1. Atur pasukan (organisasi) besar dan kecil
2. Komando (komunikasi) pasukan besar dan kecil
3. Pasukan besar
* Hakikat kejutan:
1. Perang adalah konfrontasi lansung
2. Pasukan yang melakukan kejutan akan menang
Serangan tiba-tiba dan kofrontasi langsung ada dalam peperangan, kombinasi
keduanya membuat suatu variasi perang.
Kesiagaan
Gerakan
VI. Kekuatan dan kelemahan
* Inisiatif :
1. Pasukan pertama mengambil posisi yang fleksibel
2. Pasukan akhir ikut perang walau dalam keadaan kelelahan
3. Perwira melakukan gertakan mental
4. Umpan untuk mencapai tujuan yang dimaksud
5. Gertakan ke musuh
6. Ganggu musuh
* Mengacaukan musuh :
1. Buat kegaduhan (kacaukan perhatian)
2. Serang satu arah
VII. Manuver
* Keuntungan dan kerugian dalam manuver dan mobilitas:
1. Amankan perbekalan
2. Pasukan yang lincah maju terus tanpa istirahat
3. Organisir pasukan
4. Negara netral tidak boleh masuk dalam persekutuan
8
5. Jangan berperang yang belum pernah kita tahu kondisinya
6. Manfaatkan orang asli wilayah sebagai pemandu arah
VIII. Sembilan variasi
1. Jangan sekali-kali mencari perlindungan disuatu wilayah yang tidak aman
2. Jangan mengabaikan basa-basi diplomasi dalam meminta simpati suatu negara
3. Jangan menunda suatu perjalanan pada saat suatu gerakan justru sulit dilakukan
4. Dalam situasi penuh bahaya, rencanakan untuk meloloskan diri secepat mungkin
5. Saat situasi sulit, bertempurlah sampai titik darah penghabisan
6. Ada rute perjalanan yang harus dihindari dan dilintasi agar dapat mengubah
keadaan yang serba terbatas untuk memberikan peluang yang besar
7. Biarkan musuh meloloskan diri sebagian walau punya kemampuan mengejar,
pikirkan serangan berikutnya
8. Untuk menghancurkan angkatan bersenjata, jangan terperdaya dengan kemudahan
merebut kota
9. Jika perintah penguasa negara tidak mendukung kemajuan perang yang sedang
berlangsung maka abaikan saja
IX. Mobilitas
* Penyebaran :
1. Ketika bergerak maju, jangan melalui punggung gunung/ bukit tapi lewat lembah
2. Naik dataran yang lebih tinggi untuk tahu posisi yang paling menguntungkan
menyerang dan bertahan
3. Jika musuh di dataran yang lebih tinggi, jangan sekali-kali melayani/ mendahului
serangan
4. Segera seberangi sungai, jadi musuh tidak ambil kesempatan (jangan serang
musuh saat musuh di sungai) seranglah musuh saat baru menapakkan kaki di
daratan ketika separo kekuatan ada di sungai
5. Dataran lebih tinggi lebih baik daripada sungai
6. Jangan menyerang musuh dihulu sungai
7. Bila bertempur ditempat berawa, tetaplah bertahan dekat dengan tepi rawa yang
berumput
9
8. Lebih bagus lagi bila dibelakang pasukanmu terdapat pepohonan, ini strategi
untuk bertempur di daerah rawa
9. Pertempuran di tanah datar, maka letakkanlah di tanah yang datar
X. Tanah lapang/ Medan
* Tipe tanah lapang/ medan pertempuran:
1. Mudah dilalui
2. Sulit dilalui
3. Netral: sama-sama sulit menyerang
4. Sempit
5. Berbahaya
6. Jangkaun jauh
XI. Sembilan situasi klasik
1. Biasa-biasa: berada di wilayah sendiri
2. Sederhana: wilayah musuh
3. Kritis: posisi yang sama-sama punya 2 pihak
4. Terbuka: wilayah yang dapat dimiliki 2 pihak
5. Memegang komando: untuk merebut posisi strategis, komando semua daerah
6. Serius: di dalam wilayah musuh
7. Berbahaya: wilayah yang tidak aman dan sukar
8. Sulit: wilayah yang merupakan jalur masuk dan keluar
9. Putus asa: terpojok
XII. Menyerang dengan api
* Lima serangan ganas :
1. Bakar pasukan musuh
2. Rebut atau hancurkan perbekalan mereka
3. Sarana transportasi diganggu
4. Gudang senjata dihancurkan
5. Jalur perbekalan di rusak
Serang saat musim panas dan kering atau malam hari ketika angin berhembus kencang.
XIII. Intelijen
* Jenis mata-mata :
10
1. Penduduk setempat lawan
2. Perwira militer dalam dewan istana
3. Mata-mata yang beralih haluan tetapi dapat dibeli
4. Mata-mata pembawa kematian: tawanan yang diinterogasi
5. Mata-mata pembawa kepastian: membawa informasi dengan selamat
Upah yang besar bagi mata-mata
11
Pengstrat (3)
Strategi Perang Gerilya
Gerilya merupakan terjemahan dari bahasa Spanyol, yaitu guerrilla yang secara
harafiah berarti perang kecil.
Gerilya adalah salah satu strategi perang yang dikenal luas, karena banyak
digunakan selama perang kemerdekaan di Indonesia pada periode 1950-an. Jendral A.H.
Nasution yang pernah menjabat pucuk panglima Tentara Nasional Indonesia, Angkatan
Darat (TNI-AD) menuliskan di buku "Pokok-pokok Gerilya".
Menurut kabar, buku ini masih tetap menjadi bahan acuan untuk pendidikan
gerilya dan anti-gerilya di West Point ("AKABRI" nya Amerika).
Kalau dilihat dari isi buku ini, sebenarnya masih sangat layak untuk
dikembangkan terus konsep dari pokok-pokok gerilya dikaitkan dengan kondisi bangsa
Indonesia saat ini. Sayangnya, buku ini hanya menjadi bagian sejarah saja, padahal diakui
atau tidak, Perang Kemerdekaan Indonesia I dan II tidak kalah dahsyatnya dengan Perang
Dunia II dari sisi strategi militer, ekonomi, budaya, dan politik. TNI saat ini lebih banyak
mengambil konsep konsep “perang modern” dibandingkan mengembangkan terus konsep
“warisan” pendahulunya. Tidak heran, TNI menjadi tidak kuat dan citranya sudah jauh
menurun dibandingkan dengan kondisi pada saat Perang Kemerdekaan I dan II.
Berikut ini adalah isi dari buku karangan Jendral A.H Nasution yang berjudul
“Pokok-pokok Gerilya”.
* Pokok-Pokok Gerilya
I. Pokok-Pokok Gerilya
1. Peperangan abad ini adalah perang rakyat semesta
2. Perang Gerilya adalah perang si kecil/ si lemah melawan si besar /si kuat
3. Perang Gerilya tidak dapat secara sendiri membawa kemenangan terakhir,
Perang
Gerilya
hanya
untuk
memeras
darah
musuh,
kemenangan
terakhir
hanyalah dapat dengan tentara yang teratur dalam perang biasa, karena hanya
tentara demikianlah yang dapat melakukan offensif yang dapat menaklukkan
musuh
4. Perang Gerilya biasanya adalah perang ideologi. Perang Gerilya adalah
perang rakyat semesta
12
5.
Akan
tetapi
Perang
Gerilya
adalah
gerilya
tidak
berarti
bahwa
seluruh
rakyat
bertempur
Perang
adalah
perang
rakyat
semesta,
perang
militer, politik, sosial-ekonomi dan psikologis
6. Perang Gerilya tidak boleh sembarang Gerilyaisme
7.
Gerilya
berpangkalan
dalam
rakyat.
Rakyat
membantu
merawat
dan
menyembunyikan gerilya, serta menyidik untuk keperluannya
8. Gudang Senjata gerilya adalah gudang senjata musuh
9. Menyimpulkan strategi dan taktik gerilya
a. Tentara regulerlah yg dapat membawa keputusan hasil perang
b. Gerilya hanya :
Mengikat dan melelahkannya
Memeras darah keringat urat syarafnya dimana saja dia berada
Siasat gerilya adalah mengikat musuh sebanyak mungkin, melelahkan,
memeras darah dan keringantnya sebanyak mungkin
Gerilya
adalah:
muncul-menghilang,
mondar-mandir
dimana-mana,
sehingga bagi musuh, dia tidak dapat dicari dimanapun, tapi dapat
dirasakan menggempur dimana-mana
Siasat
Gerilya:
menjadi
untuk
immobil
memaksa
musuh
sebanyak-banyaknya
tersebar
dan
terpaksa
kemana-mana
mengadakan
perbentengan yang tetap
10.
Salah kalau organisasi pemerintah gerilya bersifat statis
Syarat
pokok
perang
gerilya
ialah
rakyat
geografis yang cukup dan adanya perang yang lama
Perlu rakyat yang:
Kuat batinnya
Kuat ideologinya
Kuat semangat kemerdekaannya
Kuat semangat perjuangannya
Tabah menderita kesengsaraan perjuangan
13
yang
membantu,
ruangan
11 Perang rakyat yang total memerlukan pimpinan yang total pula, dan bukan
saja
pada
puncak
nasional
melainkan
juga
pada
daerah-daerah
gerilya
terbawah
Siasat perang total:
Militer
Politik
Ekonomis
Psikologis
Sosial
12. Perang anti-gerilya
pangkalannya,
psikologis
dan
dan
harus menuju kepada memisah gerilya
karena
ekonomis.
itu
lebih
Gerilya
harus
harus
mengutamakan
dilawan
dengan
dari rakyat
gerakan
politik,
senjata-senjatanya
sendiri, kegiatan offensif, kemampuan yang mobil dan fleksibel
13. Sari-sari pengalaman Gerilya "Tentara Pembebasan Rakyat Cina" wujud perang si
kecil melawan si besar
2. Gerilya dan Perang Kita yang Akan Datang
1. Sediakan payung sebelum hujan
2. Buat 10 tahun atau lebih, gerilya adalah pokok dalam pertahanan kita
3. Masa sekarang dan tahun-tahun yang akan datang kita masih tetap dalam
alam anti-gerilya
Gerilya
berakar
dari
rakyat,
anti-gerilyanya
haruslah
pertama-tama
menghilangkan akar-akar itu dari dalam rakyat
Bagaimana si anti-gerilya dapat menawan hati rakyat kembali?
Bagaimana ia dapat menumbuhkan kepercayaan dan simpati kembali?
Bagaimana si anti-gerilya dapat menimbulkan ideologi yang lebih tinggi lagi?
4. Perang gerilya kita yang lalu dalam arti militer masih tahap yang pertama
5. Kita harus selekas mungkin membangun tentara reguler yang sebenarnya
Mao Tse Tung (Mo Zedong) “Dalam strategi kita satu lawan sepuluh, tapi dalam
taktik sepuluh lawan satu.”
14
Walaupun kita lebih kecil dari musuh, namun kita mencari sasaran-sasaran
dimana kita dengan konsentrasi sementara memperoleh kelebihan yang mampu
menghancurkan bagian musuh yang kecil dan terputus.
6. Organisasi dan pendidikan buat perang gerilya yang akan datang:
7.
Tiga lapisan
Perlawanan tentara
Perlawanan partisan (gerilya rakyat)
Pertahanan rakyat sipil
Pimpinan
8. Tentara
dan
gerilya
pembangunan
adalah
gerilya
pelopor
harus
perang
regional
ideologi
yang
(sifat
"wehrkreise")
biasanya
ideologi
politik
9. Sistem tentara rakyat dan gerilya
10. Penyelesaian keamanan dalam negeri adalah tugas tentara nomor satu
buat tahun-tahun pertama
15
Pengstrat (4)
36 Strategi
Tiga Puluh Enam Strategi yang juga dikenal dengan sebutan Tiga Pulu Enam
Taktik, merupakan sajak Cina yang mengulas taktik-taktik kemiliteran. Buku ini memuat
36 skenario perang dalam sejarah Cina pada Zaman Negara-negara Berperang dan Zaman
Tiga Negara. Tiga Puluh Enam Strategi ini lebih banyak disampaikan sebagai cerita dari
mulut ke mulut daripada didokumentasikan secara tertulis. Meskipun demikian, banyak
penulis di Cina yang berusaha mengompilasikan “36 Stretegi” ini dari berbagai cerita
turun-menurun.
* Strategi untuk Menang
Strategi 1: Perdaya Langit untuk melewati Samudera. Bergerak di kegelapan dan
bayang-bayang hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh
bertindaklah di tempat terbuka dengan menyembunyikan maksud tersembunyi anda.
Strategi 2: Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao. Ketika musuh terlalu kuat untuk
diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Seranglah sesuatu yang
berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara
psikologis.
Strategi 3: Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. Serang dengan menggunakan
kekuatan pihak lain. Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok tentara musuh
menjadi pengkhianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.
Strategi 4: Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga. Rencanakan waktu dan
tempat pertempuran terlebih dahulu. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana
pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk
menggunakan tenaga secara sia-sia sambil menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung,
seranglah.
Strategi 5: Merompak sebuah rumah yang terbakar. Saat musuh mengalami konflik
internal, inilah waktunya untuk menyerang.
Strategi 6: Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat.
* Strategi Berhadapan dengan Musuh
Strategi 7: Buatlah sesuatu untuk hal kosong. Buatlah tipu daya 2 kali. Setelah beraksi
terhadap tipuan pertama dan kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan
16
yang ketiga. Namun tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh
saat pertahanannya lemah.
Strategi 8: Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. Serang musuh dengan dua
kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung dan yang kedua secara
tidak langsung dimana musuh tidak menyangka dan membagi kekuatannya sehingga
akhirnya mengalami kebingungan.
Strategi 9: Pantau api yang terbakar sepanjang sungai. Tunda untuk memasuki wilayah
pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat
pertempuran yang terjadi antara mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan
habiskan.
Strategi 10: Pisau tersarung dalam senyum. Puji dan jilat musuh anda. Ketika mendapat
kepercayaan darinya, mulailah melawan secara diam-diam.
Strategi 11: Pohon kecil berkorban untuk pohon besar. Ada suatu keadaan dimana anda
harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini
adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan
yang lain.
Strategi 12: Mencuri kambing sepanjang perjalanan. Sementara tetap berpegang pada
rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan
yang ada sekecil apapun.
* Strategi Penyerangan
Strategi 13: Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya. Ketika anda tidak
mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan.
Strategi 14: Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. Ambil cara
yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu
dengan memberinya tujuan baru.
Strategi 15: Permainkan harimau untuk meninggalkan sarangnya. Jangan pernah
menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang
baik. Permainkan mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh
dari sumber kekuatannya.
Strategi 16: Pada saat menangkap, lepaslah satu orang. Mangsa yang tersudut biasanya
akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya
17
bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan
teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang
mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan
menyerah tanpa perlawanan.
Strategi 17: Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok. Persiapkan sebuah jebakan
dan perdaya musuh anda dengan umpan seperti kekayaan, kekuasaan, dan wanita.
Strategi 18: Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya. Jika tentara musuh kuat
tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil
pemimpinnya. Sisa pasukannya akan terpecah belah atau menyerah.
* Strategi Membingungkan
Strategi 19: Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. Ketika berhadapan dengan musuh
yang sangat kuat untuk dihadapi secara langsung, lemahkan musuh dengan meruntuhkan
dasarnya dan menyerang sumberdayanya.
Strategi 20: Memancing di air keruh. Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah
sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka.
Strategi 21: Mepaskan kulit serangga. Ketika anda dalam keadaan tersudut dan anda
hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus menyatukan kelompok,
buatlah sebuah tipuan. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang dilakukan,
pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.
Strategi 22: Tutup pintu untuk menangkap pencuri. Jika anda memiliki kesempatan
untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian
pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit
dari konflik baru.
Strategi 23: Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga. Ketika anda
adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di
wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.
Strategi 24: Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo. Pinjam sumberdaya
sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan
sumberdaya untuk berbalik menyerang sekutu.
* Strategi Pendekatan
18
Strategi 25: Gantikan balok dengan kayu jelek. Kacaukan formasi musuh, buatlah satu
hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan
tiang-tiang pendukung yang diperlukan oleh musuh dalam membangun pasukan yang
efektif.
Strategi 26: Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya. Untuk mendisiplinkan,
mengawal, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi
langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang
tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.
Strategi 27: Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan harimau. Sembunyi di balik
topeng kebodohan untuk menciptakan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Tipu
lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu
yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya.
Strategi 28: Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas. Biarlah musuh mengacau
ke daerah anda. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Lalu
serang sekuat tenaga.
Strategi 29: Hias pohon dengan bunga palsu. Dengan menggunakan muslihat dan
penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam
kelihatan berbahaya.
Strategi 30: Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat. Kalahkan musuh dari dalam
dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama. Dengan cara ini
anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat,
serang secara langsung pertahanannya.
* Strategi Kalah
Strategi 31: Jebakan indah. Kirim musuh anda umpan yang akan menyebabkan
perselisihan di basis pertahanannya. Jebakan ini terutama menggunakan wanita.
Strategi 32: Kosongkan benteng. Perangkap psikologis, benteng yang kosong akan
membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh perangkap.
Strategi 33: Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya.
Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.
Strategi 34: Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. Berpura-pura
terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan: musuh akan bersantai sejenak karena
19
tidak melihat anda sebagai ancaman serius; kedua, jalan untuk menjilat musuh anda
dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.
Strategi 35: Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan. Jangan pernah bergantung pada
satu strategi.
Strategi 36: Larilah untuk bertempur di lain waktu. Ketika pihak anda mengalami
kekalahan, hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah
adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah
sebuah kekalahan. Selama tidak kalah, anda masih memiliki kesempatan menang!
20
Pengstrat (5)
Strategi Serangan
* Operasi Darat
* Serangan Frontal
Serangan frontal adalah serangan yang secara langsung ditunjukkan kepada
seluruh kelebaran garis depan kekuatan militer musuh. Biasanya serangan frontal
dilakukan kalau penyerang menganggap memiliki kekuatan yang cukup banyak
mengungguli kekuatan musuhnya, yaitu paling sedikit tiga kali lipat.
Dengan serangan frontal, penyerang bermaksud menggulung kekuatan pertahanan
sehingga tujuan serangan tercapai. Contoh serangan frontal sebagai operasi darat adalah
serangan pasukan Korea Utara terhadap Korea Selatan pada tahun 1950 yang menyulut
Perang Korea.
Sekarang, pada umumnya serangan frontal tidak dilakukan tersendiri, melainkan
digabung dengan pola serangan lain.
* Serangan Melambung
Serangan melambung adalah serangan yang dilakukan dengan menggerakkan
pasukan penyerang mengitari salah satu lambung garis pertahanan musuh, kemudian
menyerangnya di lambung tersebut sebagai titik berat serangan. Pada saat bersamaan, ada
pasukan lain yang menyerang garis depan musuh secara ringan untuk melakukan
penipuan, seakan-akan titik berat serangan tertuju ke garis depan. Serangan dapat juga
dilakukan terhadap kedua lambung pertahanan musuh, dinamakan serangan melambung
rangkap (double envelopment).
Contoh serangan melambung adalah serangan Letnan Jendral Erwin Rommel
ketika merebut kota Tobruk di Afrika bagian utara pada tahun 1941.
* Serangan Melingkar (Encirclement)
Serangan melingkar adalah serangan yang didahului manuver atau gerakan ke
bagian belakang pertahanan musuh dan kemudian menyerangnya dari belakang. Seperti
dalam serangan melambung, ada penipuan dengan menggerakkan pasukan seperlunya
untuk menghadapi garis depan pertahanan musuh.
Contoh serangan melingkar adalah ofensif permulaan Jerman terhadap pasukan
Prancis dalam PD I.
21
* Serangan Penetrasi
Serangan Penetrasi adalah serangan dengan kekuatan utama pasukan lapis baja
(tank) yang menembus pertahanan musuh dari depan pada titik tertentu, kemudian
memanfaatkan lubang dalam pertahanan itu untuk menggerakkan pasukan lapis baja
menembus garis pertahanan dengan cepat. Yang pertama menggunakan cara serangan ini
adalah Jerman dalam PD II.
* Serangan Perembesan
Serangan perembesan adalah serangan yang menggerakkan pasukan penyerang
melalui lubang-lubang (gap) pertahanan musuh dalam kelompok-kelompok relatif kecil,
kemudian kelompok itu bergabung di tempat yang telah ditentukan di belakang daerah
pertahanan musuh dan menyerang musuh dari belakang.
Contoh serangan perembesan adalah serangan pasukan Cina terhadap pasukan
Amerika dalam Perang Korea, ketika pasukan Amerika di bawah pimpinan Jendral
Douglas Mc Arthur berhasil maju sepanjang jazirah Korea dan mendekati perbatasan
dengan Cina.
* Serangan Lintas Udara
Serangan lintas udara adalah serangan yang dilakukan dengan menerjunkan
pasukan di tempat tertentu, biasanya di daerah belakang atau lambung pertahanan musuh,
dan kemudian menyerang sasaran-sasaran vital dalam pertahanan musuh. Biasanya
serangan lintas udara dibarengi dengan serangan penetrasi melintasi darat yang kemudian
mengadakan link-up dengan pasukan lintas udara.
Serangan ini merupakan operasi gabungan kekuatan darat dan udara. Angkatan
udara mengangkut pasukan angkatan darat sampai di atas daerah penerjunan, tempat
pasukan darat terjun dari pesawat angkut angkatan udara. Contoh serangan lintas udara
yang paling menonjol adalah yang dinamakan Operation Market Garden yang dilakukan
pasukan AS dan sekutunya dalam PD II.
* Serangan Pendaratan Amfibi
Serangan pendaratan amfibi adalah serangan yang dilakukan dengan mendaratkan
pasukan di pantai wilayah musuh untuk membangun tumpuan pantai (beachhead) sebagai
pangkalan ofensif terhadap pertahanan musuh. Serangan seperti itu merupakan operasi
bersama antara kekuatan darat dengan dibantu kekuatan udara. Kekuatan darat dapat
22
terdiri atas pasukan marinir atau pasukan angkatan darat atau gabungan marinir dan
angkatan darat.
Kekuatan udara dapat terdiri atas kekuatan udara angkatan laut atau angkatan
udara atau gabungan dari dua angkatan. Pasukan pendarat diangkut angkatan laut sampai
ke depan pantai pendaratan dan didaratkan dengan menggunakan sekoci pendarat
angkatan laut. Contoh paling menonjol adalah amfibi Sekutu Barat di Pantai Normandie
(Prancis Barat) yang dinamakan Overlord Operation pada bulan Juni 1944 di bawah
pimpinan Jendral Dwight Eisenhower.
* Serangan Dalam
Serangan dalam adalah serangan gabungan kekuatan darat dan kekuatan udara
yang dilakukan dengan penembakan peluru kendali jauh ke dalam daerah pertahanan
musuh, diikuti dengan serangan udara dan serangan pendaratan amfibi, dan dilanjutkan
dengan serangan penetrasi serta serangan lintas udara.
Konsep serangan ini lahir ketika berkembang RMA yang diterapkan dalam
konsep untuk menghadapi kemungkinan serangan Uni Soviet di Eropa Barat. Para pakar
taktik AS berpikir bahwa menghadapi konsep serangan darat Uni Soviet di Eropa Barat
tidak dapat dengan cara pertahanan biasa sebab Uni Soviet berencana menyerang dalam
bentuk gelombang.
Mungkin saja pertahanan AS dapat menahan serangan gelombang pertama, tetapi
lama kelamaan akan kehabisan tenaga menghadapi gelombang ketiga atau keempat. Oleh
sebab itu, harus secara dini dilakukan serangan balasan yang tertuju ke posisi gelombang
kedua dan ketiga di daerah belakang Uni Soviet dan menghancurkan atau
melumpuhkannya.
Serangan AS ke Irak pada tahun 2003 merupakan contoh pertama dalam sejarah
yang memperaktikkan konsep serangan dalam dengan memanfaatkan segala kemajuan
teknologi yang dapat digunakan. Tujuan serangan adalah mencapai sasaran serangan
secepat mungkin dengan sesedikit mungkin kehilangan korban, terutama manusia.
Dengan sendirinya, serangan juga berusaha meniadakan kemungkinan operasi
pertahanan.
* Operasi Laut
* Penguasaan Laut
23
Operasi di laut merupakan bagian penting dari pernyataan dari perang atau
strategi, baik itu serangan ataupun pertahanan. Lautan diperlukan untuk dapat membawa
kekuatan perang ke daerah-daerah lain di seberang lautan. Oleh sebab itu, setiap pihak
berusaha menguasai lautan dan untuk itu membangun armada yang besar dan kuat. Di
masa lalu, Spanyol, Belanda, dan Inggris berhasil meluaskan daerah kekuasaan ke
seberang lautan dan membangun daerah jajahan yang membuat negaranya kaya dan
sejahtera.
Itu semua tercapai karena negara-negara itu pada zamannya berhasil membangun
armada kuat yang menguasai lautan. Kalau ada negara yang berarmada kuat, negara lain
yang hendak menguasai lautan akan membangun armadanya untuk menantang armada
negara pertama. Itulah yang mengakibatkan terjadinya pertempuran di masa lalu.
Sekalipun sebelumnya armada Spanyol dan Belanda terkenal kekuatannya,
akhirnya pada permulaan abad ke-20 yang mendominasi lautan dunia adalah Inggris.
Ketika Jerman pada permulaan abad ke-20 hendak muncul sebagai kekuatan dunia, ia
pun membangun armada untuk mengakhiri dominasi armada Inggris. Pertempuran laut
terjadi dalam PD I, yaitu Pertempuran Laut Jutland. Akan tetapi, armada Jerman tidak
berhasil merebut kemenangan dan Inggris tetap menguasai dunia.
* Interdiksi atau Guerre de Course
Yang tidak kalah pentingnya dalam usaha penguasaan laut adalah interdiksi atau
guerre de course. Dulu, pihak yang merasa armadanya kurang kuat untuk melawan
musuh dalam pertempuran laut melakukan interdiksi.
Itu adalah gerakan berupa raid dengan kapal perang yang bergerak sendiri
terhadap kapal-kapal dagang musuh. Yang menjadi tujuan adalah mengganggu sejauh
mungkin keleluasaan musuh dalam penggunaan lautan. Dalam PD I, dikenal peran kapal
jelajah Jerman, Emden, yang membuat lalu lintas Samudera Hindia tidak aman bagi
Inggris.
* Blokade
Penguasaan laut di masa lalu juga memanfaatkan blokade yang dilakukan
terhadap pelabuhan-pelabuhan penting musuh. Blokade dilakukan dengan menggunakan
kapal perang yang berjaga di depan pelabuhan atau dipasang lapangan ranjau yang
menimbulkan kekhawatiran kapal angkut musuh yang mau masuk atau keluar pelabuhan.
24
Di masa kini, tindakan seperti itu masih dapat terjadi kalau ada negara besar
hendak memaksakan kemauannya terhadap negara kecil. Sebelum menyerang Irak, AS
melakukan blokade untuk menjamin bahwa Irak tidak dapat mengekspor minyaknya
tanpa diketahui AS dan tidak dapat mengimpor bahan keperluannya.
* Operasi di Udara
* Penguasaan Udara
Penguasaan udara amat penting untuk menjamin kebebasan beroperasi, baik di
darat, laut maupun udara. Oleh sebab itu, negara yang berambisi menyerang biasanya
membangun kekuatan udara seampuh mungkin.
Kekuatan udara menyerang semua kemungkinan pihak musuh untuk menguasai
udara. Pangkalan kekuatan udara musuh diserang dan pesawat terbang yang ada di
pangkalan itu sebanyak mungkin dihancurkan.
Pusat komando, fasilitas logistik, serta perhubungan pun mengalami perlakuan
sama. Kalau musuh berhasil mengudarakan pesawatnya untuk melawan serangan,
kekuatan udara musuh itu harus dimusnahkan.
Yang juga menjadi sasaran serangan adalah kemampuan musuh melakukan
pertahanan udara dari darat dengan menggunakan rudal, meriam dan mitraliur. Agar
musuh tidak mampu membangun kembali kekuatan udara yang sudah hancur, semua
industrinya juga harus diserang.
Melihat sifat dan jarak letak sasaran, serangan udara dibedakan antara serangan
udara strategis dan serangan udara taktis. Serangan udara strategis erat hubungannya
dengan teori Douhet, yaitu berusaha menghancurkan kemampuan musuh untuk berperang
sehingga musuh dipaksa menyerah.
Dalam sejarah hal itu hanya sekali terjadi, yaitu ketika Jepang menyerah dalam
PD II karena pimpinan negaranya tidak tahan melihat rakyatnya menderita akibat
pengeboman dengan bom atom. Sekalipun teori Douhet kurang didukung kenyataan,
serangan udara strategis tetap bermanfaat untuk mengurangi kemampuan perang musuh.
Konsep strategi nuklir, yaitu penembakan rudal balistik untuk menyerang negara
musuh, baik rudal antar-benua (ICBM) maupun jarak sedang (MRBM), termasuk dalam
serangan udara strategis. Serangan udara taktis lebih berhubungan dengan perebutan
25
penguasaan udara di atas daerah depan dan serangan bantuan dekat kekuatan darat dan
laut.
* Interdiksi
Dengan mencapai penguasaan udara, kekuatan udara dapat dimanfaatkan untuk
bermacam-macam fungsi, seperti menghancurkan prasarana musuh, yaitu jembatan, pusat
tenaga listrik, dan lainnya. Juga untuk melakukan serangan terhadap kegiatan logistik
musuh dari belakang ke garis depan.
* Serangan Bantuan Dekat
Kekuatan udara juga dioperasikan untuk mendukung operasi darat dan laut atas
permintaan pasukan darat dan kekuatan laut. Diperlukan koordinasi yang baik dan erat
antara ketiga kekuatan agar bantuan dekat dari udara datang sesuai permintaan dan
menyerang sasaran yang dikehendaki pihak yang minta bantuan.
Yang amat menonjol adalah peran kekuatan udara dalam mendukung gerakan
maju pasukan tank dalam operasi darat penetrasi. Serangan udara itu tidak hanya
menghancurkan perlawanan antitank musuh, tetapi juga amat besar dampaknya dalam
menciptakan kegaduhan dan kekacauan di daerah belakang musuh sehingga meruntuhkan
semangat perlawanannya.
Peran kekuatan udara dalam pertempuran laut juga menonjol dengan menyerang
kapal induk musuh, seperti ditujukan dalam pertempuran laut Midway. Hal lain yang juga
besar dampaknya adalah kerjasama antara pasukan kapal selam Jerman dengan kekuatan
udaranya yang berpangkalan di darat untuk menyerang angkutan laut Sekutu di Samudera
Atlantik dalam PD II. Tidak sedikit kapal Inggris yang tenggelam karena serangan itu dan
hampir mencekik daya tahan masyarakat Inggris.
26
Pengstrat (6)
Strategi Pertahanan
* Bentuk Operasi Pertahanan
* Operasi di Darat
* Pertahanan Linier
Pertahanan linier adalah pertahanan satu atau dua garis, tanpa ada kedalaman
yang berarti. Bentuk pertahanan ini boleh dikatakan sebagai yang paling sesuai dengan
naluri manusia yang ingin mempertahankan dan menyelamatkan segala hal yang ia
miliki. Biasanya dilakukan untuk memanfaatkan kondisi medan, seperti sungai yang
dalam dan cukup lebar yang melintasi wilayah yang akan dimasuki penyerang.
Dalam bentuknya yang modern, pertahanan linier dapat berupa pertahanan depan
(forward defense) sebagaimana direncanakan NATO dalam menghadapi kemungkinan
serangan Uni Soviet dalam Perang Dingin. Dengan menempatkan pertahanan depan
sebagai strategi pertahanan Eropa Barat, NATO menjamin kepada rakyat Jerman bahwa
wilayahnya tidak akan dikorbankan secara mudah dan kurang bertanggung jawab.
Kelemahan bentuk pertahanan ini adalah kalau penyerang tidak melakukan
serangan pada front yang lebar, melainkan memusatkan serangan pada satu atau dua
poros untuk melakukan penetrasi dengan kekuatan besar. Karena tidak terjadi perang fisik
antara blok Barat dan blok Komunis, kebenaran konsep pertahanan itu tidak dapat diuji.
* Pertahanan Elastis
Sebagai kebalikan ekstrem dari pertahanan linier dan pertahanan depan adalah
pertahanan elastis. Dalam bentuk pertahanan ini, sama sekali tidak disiapkan garis
pertahanan untuk menahan gerak maju penyerang. Sebaliknya, penyerang seakan-akan
dipersilakan bergerak masuk ke wilayah pertahanan. Pihak pertahanan tahu bahwa setiap
gerak maju ada saat maksimalnya karena pasukan penyerang memerlukan pembekalan
kembali dan konsolidasi.
Diperkirakan bahwa gerak maju penyerang tidak akan melampaui sekitar 20
kilometer. Pada saat pasukan penyerang berhenti, pasukan pertahanan yang telah
disiapkan melakukan serangan balasan.
Bentuk pertahanan ini memerlukan kondisi geografis yang sesuai. Hanya negara
yang wilayahnya cukup luas dan dalam yang dapat melakukan bentuk pertahanan ini.
27
Negara seperti Rusia dan Cina dapat melakukan bentuk pertahanan seperti ini. Akan
tetapi, itu juga memerlukan persiapan matang dalam menjaga penduduk yang tinggal di
wilayah yang seakan-akan dikorbankan tidak patah semangat.
* Pertahanan Berlapis
Konsep pertahanan ini timbul terutama setelah berkembang operasi serangan
penetrasi dengan kekuatan tank. Untuk mencegah penetrasi yang terjadi pada garis
pertahanan depan yang dimanfaatkan oleh pasukan tank, disusun garis pertahanan di
belakang pertahanan terdepan. Dari pertahanan kedua dapat diadakan penembakan
kepada pasukan musuh yang berhasil menembus pertahanan pertama.
Setiap garis pertahanan diperkuat dengan kubu; rencana tembakan langsung
termasuk anti-tank, rencana tembakan tidak langsung disertai penggalian parit anti-tank,
pemasangan lapang ranjau anti-tank dan anti-personel, dan pengaturan tembakan antitank oleh tank yang ditempatkan dalam posisi tergali. Disamping itu, pasukan infanteri
yang berada di tiap garis pertahanan memegang senjata rudal atau roket anti-tank yang
menambah kemampuan menahan gerak tank.
Setelah momentum serangan dapat dihentikan oleh garis pertahanan kedua, ketiga
atau manapun, pasukan pertahanan melakukan serangan balasan dengan menggerakkan
pasukan cadangan yang disiapkan sebelumnya di daerah belakang. Dalam bentuk
pertahanan ini, kekuatan pertahanan terdiri atas berbagai cabang kesenjataan dan tidak
banyak unsur tanknya (tank heavy).
Persoalan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pertahanan berlapis adalah
bahwa ia selalu disertai gerakan mundur ketika pasukan pertahanan harus pindah dari
lapis satu ke yang lain.
Gerakan mundur mengandung cukup banyak kesulitan kalau dikerjakan oleh
pasukan yang kurang disiplin dan terlatih karena dapat saja menjadi gerakan yang kacau
apabila pasukan kurang baik.
Hal seperti itu malah menimbulkan keadaan pertahanan yang chaotis dan dapat
terjadi demoralisasi, apalagi kalau gerakan mundur pasukan bercampur dengan rakyat
yang mengungsi atau melarikan diri dari daerah yang diserang musuh. Yang pertama
mengembangkan pertahanan seperti ini adalah tentara Uni Soviet ketika terjadi ofensif
Jerman pada tahun 1941 (Barbarossa Operation).
28
* Pertahanan Mobil
Versi lain pertahanan berlapis adalah pertahanan mobil. Bentuk pertahanan ini
biasa dilakukan oleh pertahanan yang banyak unsur tanknya. Dalam bentuk pertahanan
mobil tidak disusun garis-garis pertahanan, melainkan “pulau-pulau perlawanan” (islands
of resistance) yang menghadapi poros gerak maju musuh.
Musuh tidak semata-mata ditahan di garis depan, melainkan disalurkan dengan
menggunakan daya tembak dan daya gerak yang dikeluarkan oleh pulau perlawanan.
Pulau perlawanan terdiri atas infanteri bermotor, pasukan zeni bermotor, dan sejumlah
tank.
Bersamaan dengan usaha pulau berlawanan untuk menyalurkan gerak maju
musuh juga dilakukan tembakan altileri dengan maksud sama. Gerakan maju musuh
disalurkan sedemikian rupa agar pasukan penyerang masuk ke satu daerah yang sudah
disiapkan sebagai daerah penghancur (killing grand).
Kalau pasukan musuh sudah cukup banyak masuk daerah penghancur, diadakan
serangan balasan dengan pasukan tank pihak pertahanan.
* Pertahanan Wilayah
Pertahanan wilayah adalah pertahanan yang memanfaatkan kondisi wilayah guna
menimbulkan korban sebanyak-banyak
Strategi Clausewitz
* Clausewitz dan Strategi: Kontribusi Sang Jendral dalam Studi Strategis
Dalam studi strategis, nama Carl von Clausewitz menjadi amat berpengaruh,
terutama di dunia Barat, setelah bukunya yang berjudul On War menjadi dasar pemikiran
bagi banyak ahli strategi. Untuk memahami bagaimana pendapat Clausewitz mengenai
strategi dan apa kontribusinya dalam studi strategis, kita perlu melihat terlebih dahulu
latar belakang beliau.
Carl Phillip Gottfried von Clausewitz (lahir 1 Juli 1780 - meninggal 16 November
1831 pada umur 51 tahun, lebih dikenal dengan nama Carl von Clausewitz) adalah
seorang tentara Prusia (Jerman) dan intelektual. Ia menjabat sebagai prajurit lapangan
praktis (dengan luas pengalaman tempur melawan pasukan Revolusi Perancis), sebagai
perwira staf dengan politik/ militer Prusia, dan sebagai pendidik militer terkemuka.
Clausewitz pertama kali memasuki pertempuran sebagai kadet pada usia 13 tahun,
naik pangkat Mayor Jenderal di usia 38, menikah dengan bangsawan tinggi, Countess
Marie von Bruhl, bergerak di kalangan intelektual langka di Berlin, dan menulis sebuah
buku “On War” (terjemahan dari “Vom Kriege”) yang telah menjadi karya paling
berpengaruh terhadap filsafat militer di dunia Barat. Buku tersebut telah diterjemahkan ke
hampir semua bahasa dan berpengaruh pada strategi modern di berbagai bidang.
Setelah melihat latar belakang singkat dari Clausewitz, kita bisa menyimpulkan
bahwa, berbeda dengan Sun Zu yang sampai saat ini latar belakangnya tidak jelas,
Clausewitz adalah seorang perwira militer aktif yang pernah bertugas di beberapa medan
tempur. Sebagai seorang perwira militer, tentunya kita bisa berasumsi bahwa
pengalamannya bertempur dan menjadi pengambil kebijakan di arena pertempuran serta
peperangan menjadi dasar bagi pemikiran-pemikirannya selanjutnya. Oleh karenanya,
akan terlihat bahwa berbeda dengan Sun Zu yang amat filosofis, Clausewitz dalam
bukunya terlihat lebih praktis dan mekanis, walaupun itu tidak berarti lantas
menghilangkan sisi-sisi filosofis dari pandangan Clausewitz.
Dalam bukunya, Clausewitz mencoba mendefinisikan perang. Ia mengatakan
bahwa perang janganlah dilihat sebagai hal yang rumit, bahwa perang sebenarnya adalah
sebuah duel antara beberapa pihak dalam skala yang ekstensif. Oleh karenanya, perang
1
ditujukan untuk membuat lawan mengikuti kehendak kita. Clausewitz melihat bahwa
perang adalah penggunaan kekerasan untuk membuat lawan mengikuti kehendak kita,
dan dengan demikian kekerasan hanyalah sebuah cara untuk memperoleh kepentingan
dan melucuti senjata musuh agar ia tidak bisa lagi melawan adalah tujuan dari sebuah
perang.
Clausewitz mengingatkan bahwa dalam peperangan, seseorang bisa saja
mengasumsikan bahwa mereka akan, dalam istilah Sun Zu, menang tanpa pertumpahan
darah. Akan tetapi, ini bertentangan dengan kondisi alamiah dari perang itu sendiri. Tanpa
mempertimbangkan kekerasan dan pertumpahan darah dalam menyusun strategi perang,
maka pihak yang melakukannya telah menciptakan kekalahannya sendiri karena justru
melupakan elemen paling penting dalam peperangan.
Clausewitz menekankan adanya beberapa aksi resiprokal yang dianggapnya selalu
ada dalam perang: Yang pertama, bahwa perang adalah tindakan kekerasan dalam batas
tertingginya dimana salah satu pihak memaksakan kehendaknya pada pihak yang kalah.
Yang kedua adalah bahwa tujuan perang adalah mengalahkan dan melucuti lawan dari
senjatanya, karena kalau lawan tidak dikalahkan secara total, maka ia akan bisa
mengalahkan kita dikemudian hari, dan akhirnya ia akan memaksakan kehendaknya pada
kita. Yang ketiga, untuk mengalahkan musuh, maka kita harus meningkatkan kekuatan
kita melebihi batas kemampuan bertahan musuh. Namun, tentunya musuh kita juga
berpikiran sama, dan oleh karenanya akan terjadi perlombaan peningkatan kemampuan.
Ada beberapa poin yang juga diungkapkan oleh Clausewitz. Salah satu hal
penting yang diungkapkannya adalah bahwa perang bukanlah kejadian yang terisolasi
dari kejadian lain. Ini akan amat erat kaitannya nanti dengan pendapatnya bahwa perang
adalah kelanjutan dari kebijakan suatu pihak (adagium ke-24 Clausewitz: Perang adalah
diplomasi dengan cara lain). Pendapatnya yang lain adalah bahwa perang tidak bisa
diakhiri hanya dengan satu pukulan instan. Yang dimaksud disini adalah bahwa kita tidak
bisa mengalahkan musuh dengan hanya sekali serang. Oleh karenanya, penggunaan
strategi nantinya akan jadi amat penting. Poin penting lain adalah bahwa hasil dalam
peperangan tidaklah absolut, dalam arti bahwa kekalahan maupun kemenangan bisa jadi
hanyalah kejadian sementara.
2
Salah satu pernyataan yang kemudian menjadi amat legendaris dari Clausewitz
adalah bahwa keinginan-keinginan politiklah yang menjadi penggerak peperangan.
Clausewitz lantas menyimpulkan bahwa semakin besar keinginan-keinginan politik ini
maka semakin besar pula intensitas perang yang terjadi, dan begitu pula sebaliknya.
Ketika ”political will” ini melemah, maka intensitas peperangan juga berkurang. Akan
tetapi, dalam beberapa kasus, dimana keinginan politik sudah amat besar, ternyata perang
masih belum terjadi. Clausewitz tidak melihat hal ini seperti apa yang dilihat Sun Zu
sebagai strategi untuk menang tanpa bertarung. Clausewitz justru melihat bahwa jeda
maupun gencatan senjata dalam peperangan hanyalah aksi dari pihak-pihak yang terlibat
dalam perang untuk menunggu saat yang tepat dan momen yang tepat pula untuk
menyerang.
Strategi, oleh Clausewitz, diartikan sebagai "the employment of the battle as the
means towards the attainment of the object of the War". Ini berarti strategi adalah
penggunaan pertempuran sebagai cara memperoleh tujuan-tujuan perang. Dari sini bisa
diartikan bahwa dalam pandangan Clausewitz, strategi diartikan sebagai penyusunan
cara-cara bertempur agar kita dapat memperoleh tujuan-tujuan kita. Clausewitz menilai
bahwa dalam tataran praktis, strategi sebenarnya amat simpel (mudah) dan tidak banyak
memperhitungkan kekuatan-kekuatan moral.
Akan tetapi, mengingat pendapat awal Clausewitz adalah bahwa strategi amat erat
kaitannya dengan politik dan perang, yang merupakan tujuan pembentukan strategi,
adalah kelanjutan dari kebijakan-kebijakan politik, maka strategi selalu dipengaruhi oleh
unsur-unsur moral. Ia mencontohkan bahwa dalam pembuatan strategi, yang lebih
diperlukan adalah unsur-unsur moral seperti keinginan yang kuat. Berbeda dengan taktik
yang jauh lebih praktis karena dihadapkan langsung dengan lawan, dalam strategi yang
terkait dengan gambaran-gambaran besar maka seorang Jenderal atau Panglima tidak
harus punya kemampuan teknis yang kuat melainkan daya berpikir dan kekuatan
keinginan yang kuat. Karena kalau ia tidak memiliki keduanya, maka ia akan terombangambing dan tidak bisa memutuskan strategi mana yang akan digunakan.
Ada empat elemen strategi menurut Clausewitz. Yang pertama adalah elemenelemen yang berkaitan dengan moral. Yang kedua adalah kekuatan militer dan proporsi
kekuatan ketiga angkatan bersenjata serta kekuatan organisasinya. Yang ketiga adalah
3
kegiatan operasional yang akan dilakukan serta gerakan ataupun manuver-manuver yang
biasa dilakukan. Sedangkan yang terkahir adalah kondisi geografis dari wilayah-wilayah
tempat berperang.
Clausewitz juga menilai bahwa penghancuran total bukanlah cara yang tepat
untuk memenangkan peperangan. Ia mencontohkan dalam kasus perang 1814, bagaimana
pengambilalihan wilayah musuh adalah salah satu cara efektif. Jikalau saat itu salah satu
pihak menghancurkan kota musuh dengan amat destruktif, maka hilang pula nilai kota
tersebut bagi musuh dan bagi kita. Dalam pandangan para pemikir, yang dimaksud
Clausewitz disini adalah buat musuh menyerah dengan cara menyerangnya dari sisi yang
amat ditakutinya (ini adalah teori Clausewitz yang dikenal dengan sebutan Center of
Gravity). Ketika musuh terlalu bergantung pada sesuatu, maka serang ia pada titik itu,
dan ia akan kehilangan pegangan serta menyerah.
Ada 3 (tiga) kekuatan moral yang dipandang Clausewitz amat penting dalam
penyusunan strategi dan peperangan. Yang pertama adalah kemampuan dari komandan
perang. Namun, Clausewitz menekankan bahwa kemampuan ini adalah bakat dan tidak
dimiliki oleh semua orang. Oleh karenanya, ia tidak begitu dalam membahas masalah ini.
Yang lebih penting menurutnya adalah 2 kekuatan lainnya yaitu nilai-nilai militer dari
pasukan dan perasaan nasionalisme dari seluruh elemen. Beberapa elemen dasar dari
nilai-nilai militer pasukan adalah keberanian, kemampuan teknis dari pasukan,
kemampuan untuk bertahan dalam segala situasi, dan antusiasme dalam berperang.
Namun, Clausewitz menggarisbawahi bahwa dari semua nilai-nilai yang ada, ada satu hal
yang amat penting yaitu kebanggaan akan angkatan bersenjata tempat mereka berada.
Salah satu kekuatan moral yang penting lainnya adalah ”boldness”. Bila diartikan
dalam bahasa Indonesia, ”boldness” berarti rasa tak kenal takut dan sedikit
memberontak. Dalam hal strategi perang, Clausewitz amat menekankan pada hal ini,
walaupun ia mengingatkan bahwa rasa ”nekat” ini tidak boleh sampai pada aksi
menentang perintah atau ketidaktaatan. Seperti yang diungkapkan Clausewitz, dalam
perang tidak ada yang lebih penting daripada loyalitas dan ketaatan. Oleh karenanya, ia
menempatkan ”boldness” ini pada level tinggi dan hanya bisa digunakan perwira-perwira
tinggi. Seringkali kita lihat, baik dalam kejadian nyata maupun film-film, dimana
pemimpin-pemimpin tertinggi dan komandan perang selalu melakukan sesuatu yang
4
mengejutkan dan berlawanan dengan kebiasaan. Dalam film Star Wars misalnya,
bagaimana seorang Luke Skywalker yang merupakan pemimpin gerakan pemberontak
berpura-pura tertangkap oleh musuh hanya demi membebaskan rekan-rekannya atau
dalam film Lord of The Rings: The Return of the King dimana Aragorn dengan tanpa
kenal takut memasuki wilayah kematian untuk mencari pasukan guna mengalahkan
musuhnya. Clausewitz benar-benar menghargai kekuatan dari rasa tak kenal takut dan
nekat ini karena ia menilai kekuatan ini adalah kekuatan para pahlawan.
Dari beberapa pandangan diatas, penulis menilai bahwa sebenarnya strategistrategi yang diungkapkan oleh Clausewitz jauh lebih praktis daripada apa yang
dikemukakan Sun Zu. Ini mungkin nampak dalam pendapatnya bahwa perang hanyalah
kelanjutan dari kebijakan suatu pihak untuk mencapai kepentingan mereka dengan caracara kekerasan. Dan ia juga menilai bahwa strategi adalah penggunaan pertempuran demi
mencapai tujuan-tujuan kita. Ia juga begitu menekankan peran dari situasi dan kondisi
politik dalam mencapai kepentingan-kepentingan peperangan. Begitu pula pendapatnya
tentang kekuatan moral, dimana salah satunya adalah rasa tak kenal takut dan agak nekat
yang menjadi nilai-nilai heroik.
Setelah melihat beberapa pandangan Clausewitz tersebut, maka para pemikir
beranggapan bahwa sumbangan Clausewitz bagi studi strategis amatlah besar. Ini terkait
dengan kemampuannya mengaitkan perang dan strategi dengan politik. Bila Sun Zu
masih menilai bahwa perang itu sendiri adalah tujuan, maka Clausewitz membuka jalan
bagi pemikiran bahwa perang dan strategi sebenarnya hanyalah jalan dan cara untuk
memperoleh kepentingan-kepentingan politik. Clausewitz juga memberikan inspirasi bagi
penggunaan kekuatan moral dalam peperangan. Terkait dengan bukunya yang berjudul
On War, dalam pendahuluan dan pengantar buku tersebut, disebutkan bahwa sumbangan
Clausewitz dalam studi strategis bisa disetarakan dengan sumbangan Charles Darwin
bagi ilmu biologi. Walaupun pernyataan ini masih bisa diperdebatkan, namun mengingat
saat buku tersebut ditulis belum banyak ahli strategi yang muncul selain Sun Zu, maka
bila dibandingkan dengan Sun Zu, Clausewitz mampu membuka cakrawala baru dalam
studi strategis ini. Tidaklah mengherankan ketika pemikiran-pemikiran Clausewitz lantas
banyak diadopsi oleh ahli-ahli strategi baik militer maupun non-militer di negara-negara
Barat.
5
Pengstrat (2)
Strategi Sun Zu
* Seni Berperang oleh : Sun Zu (13 bab Strategi Militer Klasik)
1. Kalkulasi
2. Perencanaan
3. Strategi
4. Kekuatan pertahanan
5. Formasi
6. Kekuatan dan kelemahan
7. Manuver
8. Sembilan variasi
9. Mobilitas
10. Tanah lapang
11. Sembilan situasi klasik
12. Menyerang dengan api
13. Intelijen
* Isi Tiap Bab.
I. Kalkulasi
“Perang adalah urusan vital bagi negara; jalan menuju kelangsungan hidup atau
kehancuran. Oleh karena itu, mempelajari perang secara seksama adalah suatu
keharusan.”
* Lima hal yang harus dipertimbangkan dalam mempelajari peperangan :
1. Alasan moral: keyakinan rakyat dan kepentingan negara untuk tujuan bersama
2. Alam: cuaca, iklim, waktu
3. Situasi: jarak, sifat alami, kondisi fisik
4. Kepemimpinan: kebijaksanaan, kepercayaan diri, keberanian, belas kasihan
5. Disiplin: imbalan, ancaman, hukuman, logistik
II. Perencanaan
Waktu adalah uang, hindari pertempuran yang berlarut, bertempurlah agar cepat
menang. Taktik jitu menentukan nasib sebuah bangsa.
III. Strategi
6
* Perbandingan jika pasukan kita berhadapan dengan musuh :
Jika pasukan kita 10 : 1 dari musuh= kepung dan serang
Jika pasukan kita 5 : 1 dari musuh= pecahkan dan bagilah musuh lalu serang
Jika pasukan kita 2 : 1 dari musuh= menyerang dari 2 arah
Jika pasukan kita 1 : 1 dari musuh= dahului perang
Musuh sedikit lebih besar bertahan.
Musuh lebih besar berkelit dari serangan.
Musuh jauh lebih besar, mundur.
* Lima cara untuk menang :
1. Tahu saat perang dan tidak berperang
2. Tahu memanfaatkan kekuatan pasukan
3. Rebut simpati dan dukungan rakyat
4. Tunggu untuk antisipasi yang belum siap
5. Perwira cakap menjadi komandan yang tanpa campur tangan pemerintah
* Mengenal lawan dan diri sendiri :
1. Tahu kekuatan sendiri dan musuh untuk mampu masuk dalam peperangan tanpa
ancaman bahaya. (TKS & TKM: 100%)
2. Tahu kekuatan sendiri dan tak tahu kekuatan musuh memberikan kesempatan
menang hanya separonya. (TKS & TTKM: 50%)
3. Tak tahu kekuatan sendiri dan musuh akan kalah. (TTKS & TTKM: 0%)
IV. Kekuatan pertahanan
* Alasan menyusun strategi :
1. Kita harus berjuang keras agar tidak kalah
2. Musuh yang harus terlebih dahulu membuat kesalahan besar baru kita
mengalahkannya
3. Kita tak bisa bilang kalau kita tak akan kalah tapi kita tak bisa memastikan musuh
akan membuat kesalahan sehingga kita meraih kemenangan, orang bisa tahu cara
untuk menang tapi tidak bisa memastikan akan memperoleh kemenangan
4. Yang merasa tidak yakin menang akan bertahan
5. Yang merasa akan menang maka menyeranglah
6. Mereka yang cakap dalam bertahan seolah-olah tak tampak oleh musuh
7
7. Mereka yang cakap dalam hal bertahan akan menang bila tiba saatnya untuk
menyerang
V. Formasi
* Penyergapan tiba-tiba, konfrontasi langsung:
1. Atur pasukan (organisasi) besar dan kecil
2. Komando (komunikasi) pasukan besar dan kecil
3. Pasukan besar
* Hakikat kejutan:
1. Perang adalah konfrontasi lansung
2. Pasukan yang melakukan kejutan akan menang
Serangan tiba-tiba dan kofrontasi langsung ada dalam peperangan, kombinasi
keduanya membuat suatu variasi perang.
Kesiagaan
Gerakan
VI. Kekuatan dan kelemahan
* Inisiatif :
1. Pasukan pertama mengambil posisi yang fleksibel
2. Pasukan akhir ikut perang walau dalam keadaan kelelahan
3. Perwira melakukan gertakan mental
4. Umpan untuk mencapai tujuan yang dimaksud
5. Gertakan ke musuh
6. Ganggu musuh
* Mengacaukan musuh :
1. Buat kegaduhan (kacaukan perhatian)
2. Serang satu arah
VII. Manuver
* Keuntungan dan kerugian dalam manuver dan mobilitas:
1. Amankan perbekalan
2. Pasukan yang lincah maju terus tanpa istirahat
3. Organisir pasukan
4. Negara netral tidak boleh masuk dalam persekutuan
8
5. Jangan berperang yang belum pernah kita tahu kondisinya
6. Manfaatkan orang asli wilayah sebagai pemandu arah
VIII. Sembilan variasi
1. Jangan sekali-kali mencari perlindungan disuatu wilayah yang tidak aman
2. Jangan mengabaikan basa-basi diplomasi dalam meminta simpati suatu negara
3. Jangan menunda suatu perjalanan pada saat suatu gerakan justru sulit dilakukan
4. Dalam situasi penuh bahaya, rencanakan untuk meloloskan diri secepat mungkin
5. Saat situasi sulit, bertempurlah sampai titik darah penghabisan
6. Ada rute perjalanan yang harus dihindari dan dilintasi agar dapat mengubah
keadaan yang serba terbatas untuk memberikan peluang yang besar
7. Biarkan musuh meloloskan diri sebagian walau punya kemampuan mengejar,
pikirkan serangan berikutnya
8. Untuk menghancurkan angkatan bersenjata, jangan terperdaya dengan kemudahan
merebut kota
9. Jika perintah penguasa negara tidak mendukung kemajuan perang yang sedang
berlangsung maka abaikan saja
IX. Mobilitas
* Penyebaran :
1. Ketika bergerak maju, jangan melalui punggung gunung/ bukit tapi lewat lembah
2. Naik dataran yang lebih tinggi untuk tahu posisi yang paling menguntungkan
menyerang dan bertahan
3. Jika musuh di dataran yang lebih tinggi, jangan sekali-kali melayani/ mendahului
serangan
4. Segera seberangi sungai, jadi musuh tidak ambil kesempatan (jangan serang
musuh saat musuh di sungai) seranglah musuh saat baru menapakkan kaki di
daratan ketika separo kekuatan ada di sungai
5. Dataran lebih tinggi lebih baik daripada sungai
6. Jangan menyerang musuh dihulu sungai
7. Bila bertempur ditempat berawa, tetaplah bertahan dekat dengan tepi rawa yang
berumput
9
8. Lebih bagus lagi bila dibelakang pasukanmu terdapat pepohonan, ini strategi
untuk bertempur di daerah rawa
9. Pertempuran di tanah datar, maka letakkanlah di tanah yang datar
X. Tanah lapang/ Medan
* Tipe tanah lapang/ medan pertempuran:
1. Mudah dilalui
2. Sulit dilalui
3. Netral: sama-sama sulit menyerang
4. Sempit
5. Berbahaya
6. Jangkaun jauh
XI. Sembilan situasi klasik
1. Biasa-biasa: berada di wilayah sendiri
2. Sederhana: wilayah musuh
3. Kritis: posisi yang sama-sama punya 2 pihak
4. Terbuka: wilayah yang dapat dimiliki 2 pihak
5. Memegang komando: untuk merebut posisi strategis, komando semua daerah
6. Serius: di dalam wilayah musuh
7. Berbahaya: wilayah yang tidak aman dan sukar
8. Sulit: wilayah yang merupakan jalur masuk dan keluar
9. Putus asa: terpojok
XII. Menyerang dengan api
* Lima serangan ganas :
1. Bakar pasukan musuh
2. Rebut atau hancurkan perbekalan mereka
3. Sarana transportasi diganggu
4. Gudang senjata dihancurkan
5. Jalur perbekalan di rusak
Serang saat musim panas dan kering atau malam hari ketika angin berhembus kencang.
XIII. Intelijen
* Jenis mata-mata :
10
1. Penduduk setempat lawan
2. Perwira militer dalam dewan istana
3. Mata-mata yang beralih haluan tetapi dapat dibeli
4. Mata-mata pembawa kematian: tawanan yang diinterogasi
5. Mata-mata pembawa kepastian: membawa informasi dengan selamat
Upah yang besar bagi mata-mata
11
Pengstrat (3)
Strategi Perang Gerilya
Gerilya merupakan terjemahan dari bahasa Spanyol, yaitu guerrilla yang secara
harafiah berarti perang kecil.
Gerilya adalah salah satu strategi perang yang dikenal luas, karena banyak
digunakan selama perang kemerdekaan di Indonesia pada periode 1950-an. Jendral A.H.
Nasution yang pernah menjabat pucuk panglima Tentara Nasional Indonesia, Angkatan
Darat (TNI-AD) menuliskan di buku "Pokok-pokok Gerilya".
Menurut kabar, buku ini masih tetap menjadi bahan acuan untuk pendidikan
gerilya dan anti-gerilya di West Point ("AKABRI" nya Amerika).
Kalau dilihat dari isi buku ini, sebenarnya masih sangat layak untuk
dikembangkan terus konsep dari pokok-pokok gerilya dikaitkan dengan kondisi bangsa
Indonesia saat ini. Sayangnya, buku ini hanya menjadi bagian sejarah saja, padahal diakui
atau tidak, Perang Kemerdekaan Indonesia I dan II tidak kalah dahsyatnya dengan Perang
Dunia II dari sisi strategi militer, ekonomi, budaya, dan politik. TNI saat ini lebih banyak
mengambil konsep konsep “perang modern” dibandingkan mengembangkan terus konsep
“warisan” pendahulunya. Tidak heran, TNI menjadi tidak kuat dan citranya sudah jauh
menurun dibandingkan dengan kondisi pada saat Perang Kemerdekaan I dan II.
Berikut ini adalah isi dari buku karangan Jendral A.H Nasution yang berjudul
“Pokok-pokok Gerilya”.
* Pokok-Pokok Gerilya
I. Pokok-Pokok Gerilya
1. Peperangan abad ini adalah perang rakyat semesta
2. Perang Gerilya adalah perang si kecil/ si lemah melawan si besar /si kuat
3. Perang Gerilya tidak dapat secara sendiri membawa kemenangan terakhir,
Perang
Gerilya
hanya
untuk
memeras
darah
musuh,
kemenangan
terakhir
hanyalah dapat dengan tentara yang teratur dalam perang biasa, karena hanya
tentara demikianlah yang dapat melakukan offensif yang dapat menaklukkan
musuh
4. Perang Gerilya biasanya adalah perang ideologi. Perang Gerilya adalah
perang rakyat semesta
12
5.
Akan
tetapi
Perang
Gerilya
adalah
gerilya
tidak
berarti
bahwa
seluruh
rakyat
bertempur
Perang
adalah
perang
rakyat
semesta,
perang
militer, politik, sosial-ekonomi dan psikologis
6. Perang Gerilya tidak boleh sembarang Gerilyaisme
7.
Gerilya
berpangkalan
dalam
rakyat.
Rakyat
membantu
merawat
dan
menyembunyikan gerilya, serta menyidik untuk keperluannya
8. Gudang Senjata gerilya adalah gudang senjata musuh
9. Menyimpulkan strategi dan taktik gerilya
a. Tentara regulerlah yg dapat membawa keputusan hasil perang
b. Gerilya hanya :
Mengikat dan melelahkannya
Memeras darah keringat urat syarafnya dimana saja dia berada
Siasat gerilya adalah mengikat musuh sebanyak mungkin, melelahkan,
memeras darah dan keringantnya sebanyak mungkin
Gerilya
adalah:
muncul-menghilang,
mondar-mandir
dimana-mana,
sehingga bagi musuh, dia tidak dapat dicari dimanapun, tapi dapat
dirasakan menggempur dimana-mana
Siasat
Gerilya:
menjadi
untuk
immobil
memaksa
musuh
sebanyak-banyaknya
tersebar
dan
terpaksa
kemana-mana
mengadakan
perbentengan yang tetap
10.
Salah kalau organisasi pemerintah gerilya bersifat statis
Syarat
pokok
perang
gerilya
ialah
rakyat
geografis yang cukup dan adanya perang yang lama
Perlu rakyat yang:
Kuat batinnya
Kuat ideologinya
Kuat semangat kemerdekaannya
Kuat semangat perjuangannya
Tabah menderita kesengsaraan perjuangan
13
yang
membantu,
ruangan
11 Perang rakyat yang total memerlukan pimpinan yang total pula, dan bukan
saja
pada
puncak
nasional
melainkan
juga
pada
daerah-daerah
gerilya
terbawah
Siasat perang total:
Militer
Politik
Ekonomis
Psikologis
Sosial
12. Perang anti-gerilya
pangkalannya,
psikologis
dan
dan
harus menuju kepada memisah gerilya
karena
ekonomis.
itu
lebih
Gerilya
harus
harus
mengutamakan
dilawan
dengan
dari rakyat
gerakan
politik,
senjata-senjatanya
sendiri, kegiatan offensif, kemampuan yang mobil dan fleksibel
13. Sari-sari pengalaman Gerilya "Tentara Pembebasan Rakyat Cina" wujud perang si
kecil melawan si besar
2. Gerilya dan Perang Kita yang Akan Datang
1. Sediakan payung sebelum hujan
2. Buat 10 tahun atau lebih, gerilya adalah pokok dalam pertahanan kita
3. Masa sekarang dan tahun-tahun yang akan datang kita masih tetap dalam
alam anti-gerilya
Gerilya
berakar
dari
rakyat,
anti-gerilyanya
haruslah
pertama-tama
menghilangkan akar-akar itu dari dalam rakyat
Bagaimana si anti-gerilya dapat menawan hati rakyat kembali?
Bagaimana ia dapat menumbuhkan kepercayaan dan simpati kembali?
Bagaimana si anti-gerilya dapat menimbulkan ideologi yang lebih tinggi lagi?
4. Perang gerilya kita yang lalu dalam arti militer masih tahap yang pertama
5. Kita harus selekas mungkin membangun tentara reguler yang sebenarnya
Mao Tse Tung (Mo Zedong) “Dalam strategi kita satu lawan sepuluh, tapi dalam
taktik sepuluh lawan satu.”
14
Walaupun kita lebih kecil dari musuh, namun kita mencari sasaran-sasaran
dimana kita dengan konsentrasi sementara memperoleh kelebihan yang mampu
menghancurkan bagian musuh yang kecil dan terputus.
6. Organisasi dan pendidikan buat perang gerilya yang akan datang:
7.
Tiga lapisan
Perlawanan tentara
Perlawanan partisan (gerilya rakyat)
Pertahanan rakyat sipil
Pimpinan
8. Tentara
dan
gerilya
pembangunan
adalah
gerilya
pelopor
harus
perang
regional
ideologi
yang
(sifat
"wehrkreise")
biasanya
ideologi
politik
9. Sistem tentara rakyat dan gerilya
10. Penyelesaian keamanan dalam negeri adalah tugas tentara nomor satu
buat tahun-tahun pertama
15
Pengstrat (4)
36 Strategi
Tiga Puluh Enam Strategi yang juga dikenal dengan sebutan Tiga Pulu Enam
Taktik, merupakan sajak Cina yang mengulas taktik-taktik kemiliteran. Buku ini memuat
36 skenario perang dalam sejarah Cina pada Zaman Negara-negara Berperang dan Zaman
Tiga Negara. Tiga Puluh Enam Strategi ini lebih banyak disampaikan sebagai cerita dari
mulut ke mulut daripada didokumentasikan secara tertulis. Meskipun demikian, banyak
penulis di Cina yang berusaha mengompilasikan “36 Stretegi” ini dari berbagai cerita
turun-menurun.
* Strategi untuk Menang
Strategi 1: Perdaya Langit untuk melewati Samudera. Bergerak di kegelapan dan
bayang-bayang hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh
bertindaklah di tempat terbuka dengan menyembunyikan maksud tersembunyi anda.
Strategi 2: Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao. Ketika musuh terlalu kuat untuk
diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Seranglah sesuatu yang
berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara
psikologis.
Strategi 3: Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. Serang dengan menggunakan
kekuatan pihak lain. Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok tentara musuh
menjadi pengkhianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.
Strategi 4: Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga. Rencanakan waktu dan
tempat pertempuran terlebih dahulu. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana
pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk
menggunakan tenaga secara sia-sia sambil menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung,
seranglah.
Strategi 5: Merompak sebuah rumah yang terbakar. Saat musuh mengalami konflik
internal, inilah waktunya untuk menyerang.
Strategi 6: Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat.
* Strategi Berhadapan dengan Musuh
Strategi 7: Buatlah sesuatu untuk hal kosong. Buatlah tipu daya 2 kali. Setelah beraksi
terhadap tipuan pertama dan kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan
16
yang ketiga. Namun tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh
saat pertahanannya lemah.
Strategi 8: Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. Serang musuh dengan dua
kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung dan yang kedua secara
tidak langsung dimana musuh tidak menyangka dan membagi kekuatannya sehingga
akhirnya mengalami kebingungan.
Strategi 9: Pantau api yang terbakar sepanjang sungai. Tunda untuk memasuki wilayah
pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat
pertempuran yang terjadi antara mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan
habiskan.
Strategi 10: Pisau tersarung dalam senyum. Puji dan jilat musuh anda. Ketika mendapat
kepercayaan darinya, mulailah melawan secara diam-diam.
Strategi 11: Pohon kecil berkorban untuk pohon besar. Ada suatu keadaan dimana anda
harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini
adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan
yang lain.
Strategi 12: Mencuri kambing sepanjang perjalanan. Sementara tetap berpegang pada
rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan
yang ada sekecil apapun.
* Strategi Penyerangan
Strategi 13: Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya. Ketika anda tidak
mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan.
Strategi 14: Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. Ambil cara
yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu
dengan memberinya tujuan baru.
Strategi 15: Permainkan harimau untuk meninggalkan sarangnya. Jangan pernah
menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang
baik. Permainkan mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh
dari sumber kekuatannya.
Strategi 16: Pada saat menangkap, lepaslah satu orang. Mangsa yang tersudut biasanya
akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya
17
bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan
teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang
mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan
menyerah tanpa perlawanan.
Strategi 17: Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok. Persiapkan sebuah jebakan
dan perdaya musuh anda dengan umpan seperti kekayaan, kekuasaan, dan wanita.
Strategi 18: Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya. Jika tentara musuh kuat
tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil
pemimpinnya. Sisa pasukannya akan terpecah belah atau menyerah.
* Strategi Membingungkan
Strategi 19: Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. Ketika berhadapan dengan musuh
yang sangat kuat untuk dihadapi secara langsung, lemahkan musuh dengan meruntuhkan
dasarnya dan menyerang sumberdayanya.
Strategi 20: Memancing di air keruh. Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah
sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka.
Strategi 21: Mepaskan kulit serangga. Ketika anda dalam keadaan tersudut dan anda
hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus menyatukan kelompok,
buatlah sebuah tipuan. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang dilakukan,
pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.
Strategi 22: Tutup pintu untuk menangkap pencuri. Jika anda memiliki kesempatan
untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian
pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit
dari konflik baru.
Strategi 23: Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga. Ketika anda
adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di
wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.
Strategi 24: Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo. Pinjam sumberdaya
sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan
sumberdaya untuk berbalik menyerang sekutu.
* Strategi Pendekatan
18
Strategi 25: Gantikan balok dengan kayu jelek. Kacaukan formasi musuh, buatlah satu
hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan
tiang-tiang pendukung yang diperlukan oleh musuh dalam membangun pasukan yang
efektif.
Strategi 26: Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya. Untuk mendisiplinkan,
mengawal, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi
langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang
tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.
Strategi 27: Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan harimau. Sembunyi di balik
topeng kebodohan untuk menciptakan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Tipu
lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu
yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya.
Strategi 28: Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas. Biarlah musuh mengacau
ke daerah anda. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Lalu
serang sekuat tenaga.
Strategi 29: Hias pohon dengan bunga palsu. Dengan menggunakan muslihat dan
penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam
kelihatan berbahaya.
Strategi 30: Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat. Kalahkan musuh dari dalam
dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama. Dengan cara ini
anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat,
serang secara langsung pertahanannya.
* Strategi Kalah
Strategi 31: Jebakan indah. Kirim musuh anda umpan yang akan menyebabkan
perselisihan di basis pertahanannya. Jebakan ini terutama menggunakan wanita.
Strategi 32: Kosongkan benteng. Perangkap psikologis, benteng yang kosong akan
membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh perangkap.
Strategi 33: Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya.
Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.
Strategi 34: Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. Berpura-pura
terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan: musuh akan bersantai sejenak karena
19
tidak melihat anda sebagai ancaman serius; kedua, jalan untuk menjilat musuh anda
dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.
Strategi 35: Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan. Jangan pernah bergantung pada
satu strategi.
Strategi 36: Larilah untuk bertempur di lain waktu. Ketika pihak anda mengalami
kekalahan, hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah
adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah
sebuah kekalahan. Selama tidak kalah, anda masih memiliki kesempatan menang!
20
Pengstrat (5)
Strategi Serangan
* Operasi Darat
* Serangan Frontal
Serangan frontal adalah serangan yang secara langsung ditunjukkan kepada
seluruh kelebaran garis depan kekuatan militer musuh. Biasanya serangan frontal
dilakukan kalau penyerang menganggap memiliki kekuatan yang cukup banyak
mengungguli kekuatan musuhnya, yaitu paling sedikit tiga kali lipat.
Dengan serangan frontal, penyerang bermaksud menggulung kekuatan pertahanan
sehingga tujuan serangan tercapai. Contoh serangan frontal sebagai operasi darat adalah
serangan pasukan Korea Utara terhadap Korea Selatan pada tahun 1950 yang menyulut
Perang Korea.
Sekarang, pada umumnya serangan frontal tidak dilakukan tersendiri, melainkan
digabung dengan pola serangan lain.
* Serangan Melambung
Serangan melambung adalah serangan yang dilakukan dengan menggerakkan
pasukan penyerang mengitari salah satu lambung garis pertahanan musuh, kemudian
menyerangnya di lambung tersebut sebagai titik berat serangan. Pada saat bersamaan, ada
pasukan lain yang menyerang garis depan musuh secara ringan untuk melakukan
penipuan, seakan-akan titik berat serangan tertuju ke garis depan. Serangan dapat juga
dilakukan terhadap kedua lambung pertahanan musuh, dinamakan serangan melambung
rangkap (double envelopment).
Contoh serangan melambung adalah serangan Letnan Jendral Erwin Rommel
ketika merebut kota Tobruk di Afrika bagian utara pada tahun 1941.
* Serangan Melingkar (Encirclement)
Serangan melingkar adalah serangan yang didahului manuver atau gerakan ke
bagian belakang pertahanan musuh dan kemudian menyerangnya dari belakang. Seperti
dalam serangan melambung, ada penipuan dengan menggerakkan pasukan seperlunya
untuk menghadapi garis depan pertahanan musuh.
Contoh serangan melingkar adalah ofensif permulaan Jerman terhadap pasukan
Prancis dalam PD I.
21
* Serangan Penetrasi
Serangan Penetrasi adalah serangan dengan kekuatan utama pasukan lapis baja
(tank) yang menembus pertahanan musuh dari depan pada titik tertentu, kemudian
memanfaatkan lubang dalam pertahanan itu untuk menggerakkan pasukan lapis baja
menembus garis pertahanan dengan cepat. Yang pertama menggunakan cara serangan ini
adalah Jerman dalam PD II.
* Serangan Perembesan
Serangan perembesan adalah serangan yang menggerakkan pasukan penyerang
melalui lubang-lubang (gap) pertahanan musuh dalam kelompok-kelompok relatif kecil,
kemudian kelompok itu bergabung di tempat yang telah ditentukan di belakang daerah
pertahanan musuh dan menyerang musuh dari belakang.
Contoh serangan perembesan adalah serangan pasukan Cina terhadap pasukan
Amerika dalam Perang Korea, ketika pasukan Amerika di bawah pimpinan Jendral
Douglas Mc Arthur berhasil maju sepanjang jazirah Korea dan mendekati perbatasan
dengan Cina.
* Serangan Lintas Udara
Serangan lintas udara adalah serangan yang dilakukan dengan menerjunkan
pasukan di tempat tertentu, biasanya di daerah belakang atau lambung pertahanan musuh,
dan kemudian menyerang sasaran-sasaran vital dalam pertahanan musuh. Biasanya
serangan lintas udara dibarengi dengan serangan penetrasi melintasi darat yang kemudian
mengadakan link-up dengan pasukan lintas udara.
Serangan ini merupakan operasi gabungan kekuatan darat dan udara. Angkatan
udara mengangkut pasukan angkatan darat sampai di atas daerah penerjunan, tempat
pasukan darat terjun dari pesawat angkut angkatan udara. Contoh serangan lintas udara
yang paling menonjol adalah yang dinamakan Operation Market Garden yang dilakukan
pasukan AS dan sekutunya dalam PD II.
* Serangan Pendaratan Amfibi
Serangan pendaratan amfibi adalah serangan yang dilakukan dengan mendaratkan
pasukan di pantai wilayah musuh untuk membangun tumpuan pantai (beachhead) sebagai
pangkalan ofensif terhadap pertahanan musuh. Serangan seperti itu merupakan operasi
bersama antara kekuatan darat dengan dibantu kekuatan udara. Kekuatan darat dapat
22
terdiri atas pasukan marinir atau pasukan angkatan darat atau gabungan marinir dan
angkatan darat.
Kekuatan udara dapat terdiri atas kekuatan udara angkatan laut atau angkatan
udara atau gabungan dari dua angkatan. Pasukan pendarat diangkut angkatan laut sampai
ke depan pantai pendaratan dan didaratkan dengan menggunakan sekoci pendarat
angkatan laut. Contoh paling menonjol adalah amfibi Sekutu Barat di Pantai Normandie
(Prancis Barat) yang dinamakan Overlord Operation pada bulan Juni 1944 di bawah
pimpinan Jendral Dwight Eisenhower.
* Serangan Dalam
Serangan dalam adalah serangan gabungan kekuatan darat dan kekuatan udara
yang dilakukan dengan penembakan peluru kendali jauh ke dalam daerah pertahanan
musuh, diikuti dengan serangan udara dan serangan pendaratan amfibi, dan dilanjutkan
dengan serangan penetrasi serta serangan lintas udara.
Konsep serangan ini lahir ketika berkembang RMA yang diterapkan dalam
konsep untuk menghadapi kemungkinan serangan Uni Soviet di Eropa Barat. Para pakar
taktik AS berpikir bahwa menghadapi konsep serangan darat Uni Soviet di Eropa Barat
tidak dapat dengan cara pertahanan biasa sebab Uni Soviet berencana menyerang dalam
bentuk gelombang.
Mungkin saja pertahanan AS dapat menahan serangan gelombang pertama, tetapi
lama kelamaan akan kehabisan tenaga menghadapi gelombang ketiga atau keempat. Oleh
sebab itu, harus secara dini dilakukan serangan balasan yang tertuju ke posisi gelombang
kedua dan ketiga di daerah belakang Uni Soviet dan menghancurkan atau
melumpuhkannya.
Serangan AS ke Irak pada tahun 2003 merupakan contoh pertama dalam sejarah
yang memperaktikkan konsep serangan dalam dengan memanfaatkan segala kemajuan
teknologi yang dapat digunakan. Tujuan serangan adalah mencapai sasaran serangan
secepat mungkin dengan sesedikit mungkin kehilangan korban, terutama manusia.
Dengan sendirinya, serangan juga berusaha meniadakan kemungkinan operasi
pertahanan.
* Operasi Laut
* Penguasaan Laut
23
Operasi di laut merupakan bagian penting dari pernyataan dari perang atau
strategi, baik itu serangan ataupun pertahanan. Lautan diperlukan untuk dapat membawa
kekuatan perang ke daerah-daerah lain di seberang lautan. Oleh sebab itu, setiap pihak
berusaha menguasai lautan dan untuk itu membangun armada yang besar dan kuat. Di
masa lalu, Spanyol, Belanda, dan Inggris berhasil meluaskan daerah kekuasaan ke
seberang lautan dan membangun daerah jajahan yang membuat negaranya kaya dan
sejahtera.
Itu semua tercapai karena negara-negara itu pada zamannya berhasil membangun
armada kuat yang menguasai lautan. Kalau ada negara yang berarmada kuat, negara lain
yang hendak menguasai lautan akan membangun armadanya untuk menantang armada
negara pertama. Itulah yang mengakibatkan terjadinya pertempuran di masa lalu.
Sekalipun sebelumnya armada Spanyol dan Belanda terkenal kekuatannya,
akhirnya pada permulaan abad ke-20 yang mendominasi lautan dunia adalah Inggris.
Ketika Jerman pada permulaan abad ke-20 hendak muncul sebagai kekuatan dunia, ia
pun membangun armada untuk mengakhiri dominasi armada Inggris. Pertempuran laut
terjadi dalam PD I, yaitu Pertempuran Laut Jutland. Akan tetapi, armada Jerman tidak
berhasil merebut kemenangan dan Inggris tetap menguasai dunia.
* Interdiksi atau Guerre de Course
Yang tidak kalah pentingnya dalam usaha penguasaan laut adalah interdiksi atau
guerre de course. Dulu, pihak yang merasa armadanya kurang kuat untuk melawan
musuh dalam pertempuran laut melakukan interdiksi.
Itu adalah gerakan berupa raid dengan kapal perang yang bergerak sendiri
terhadap kapal-kapal dagang musuh. Yang menjadi tujuan adalah mengganggu sejauh
mungkin keleluasaan musuh dalam penggunaan lautan. Dalam PD I, dikenal peran kapal
jelajah Jerman, Emden, yang membuat lalu lintas Samudera Hindia tidak aman bagi
Inggris.
* Blokade
Penguasaan laut di masa lalu juga memanfaatkan blokade yang dilakukan
terhadap pelabuhan-pelabuhan penting musuh. Blokade dilakukan dengan menggunakan
kapal perang yang berjaga di depan pelabuhan atau dipasang lapangan ranjau yang
menimbulkan kekhawatiran kapal angkut musuh yang mau masuk atau keluar pelabuhan.
24
Di masa kini, tindakan seperti itu masih dapat terjadi kalau ada negara besar
hendak memaksakan kemauannya terhadap negara kecil. Sebelum menyerang Irak, AS
melakukan blokade untuk menjamin bahwa Irak tidak dapat mengekspor minyaknya
tanpa diketahui AS dan tidak dapat mengimpor bahan keperluannya.
* Operasi di Udara
* Penguasaan Udara
Penguasaan udara amat penting untuk menjamin kebebasan beroperasi, baik di
darat, laut maupun udara. Oleh sebab itu, negara yang berambisi menyerang biasanya
membangun kekuatan udara seampuh mungkin.
Kekuatan udara menyerang semua kemungkinan pihak musuh untuk menguasai
udara. Pangkalan kekuatan udara musuh diserang dan pesawat terbang yang ada di
pangkalan itu sebanyak mungkin dihancurkan.
Pusat komando, fasilitas logistik, serta perhubungan pun mengalami perlakuan
sama. Kalau musuh berhasil mengudarakan pesawatnya untuk melawan serangan,
kekuatan udara musuh itu harus dimusnahkan.
Yang juga menjadi sasaran serangan adalah kemampuan musuh melakukan
pertahanan udara dari darat dengan menggunakan rudal, meriam dan mitraliur. Agar
musuh tidak mampu membangun kembali kekuatan udara yang sudah hancur, semua
industrinya juga harus diserang.
Melihat sifat dan jarak letak sasaran, serangan udara dibedakan antara serangan
udara strategis dan serangan udara taktis. Serangan udara strategis erat hubungannya
dengan teori Douhet, yaitu berusaha menghancurkan kemampuan musuh untuk berperang
sehingga musuh dipaksa menyerah.
Dalam sejarah hal itu hanya sekali terjadi, yaitu ketika Jepang menyerah dalam
PD II karena pimpinan negaranya tidak tahan melihat rakyatnya menderita akibat
pengeboman dengan bom atom. Sekalipun teori Douhet kurang didukung kenyataan,
serangan udara strategis tetap bermanfaat untuk mengurangi kemampuan perang musuh.
Konsep strategi nuklir, yaitu penembakan rudal balistik untuk menyerang negara
musuh, baik rudal antar-benua (ICBM) maupun jarak sedang (MRBM), termasuk dalam
serangan udara strategis. Serangan udara taktis lebih berhubungan dengan perebutan
25
penguasaan udara di atas daerah depan dan serangan bantuan dekat kekuatan darat dan
laut.
* Interdiksi
Dengan mencapai penguasaan udara, kekuatan udara dapat dimanfaatkan untuk
bermacam-macam fungsi, seperti menghancurkan prasarana musuh, yaitu jembatan, pusat
tenaga listrik, dan lainnya. Juga untuk melakukan serangan terhadap kegiatan logistik
musuh dari belakang ke garis depan.
* Serangan Bantuan Dekat
Kekuatan udara juga dioperasikan untuk mendukung operasi darat dan laut atas
permintaan pasukan darat dan kekuatan laut. Diperlukan koordinasi yang baik dan erat
antara ketiga kekuatan agar bantuan dekat dari udara datang sesuai permintaan dan
menyerang sasaran yang dikehendaki pihak yang minta bantuan.
Yang amat menonjol adalah peran kekuatan udara dalam mendukung gerakan
maju pasukan tank dalam operasi darat penetrasi. Serangan udara itu tidak hanya
menghancurkan perlawanan antitank musuh, tetapi juga amat besar dampaknya dalam
menciptakan kegaduhan dan kekacauan di daerah belakang musuh sehingga meruntuhkan
semangat perlawanannya.
Peran kekuatan udara dalam pertempuran laut juga menonjol dengan menyerang
kapal induk musuh, seperti ditujukan dalam pertempuran laut Midway. Hal lain yang juga
besar dampaknya adalah kerjasama antara pasukan kapal selam Jerman dengan kekuatan
udaranya yang berpangkalan di darat untuk menyerang angkutan laut Sekutu di Samudera
Atlantik dalam PD II. Tidak sedikit kapal Inggris yang tenggelam karena serangan itu dan
hampir mencekik daya tahan masyarakat Inggris.
26
Pengstrat (6)
Strategi Pertahanan
* Bentuk Operasi Pertahanan
* Operasi di Darat
* Pertahanan Linier
Pertahanan linier adalah pertahanan satu atau dua garis, tanpa ada kedalaman
yang berarti. Bentuk pertahanan ini boleh dikatakan sebagai yang paling sesuai dengan
naluri manusia yang ingin mempertahankan dan menyelamatkan segala hal yang ia
miliki. Biasanya dilakukan untuk memanfaatkan kondisi medan, seperti sungai yang
dalam dan cukup lebar yang melintasi wilayah yang akan dimasuki penyerang.
Dalam bentuknya yang modern, pertahanan linier dapat berupa pertahanan depan
(forward defense) sebagaimana direncanakan NATO dalam menghadapi kemungkinan
serangan Uni Soviet dalam Perang Dingin. Dengan menempatkan pertahanan depan
sebagai strategi pertahanan Eropa Barat, NATO menjamin kepada rakyat Jerman bahwa
wilayahnya tidak akan dikorbankan secara mudah dan kurang bertanggung jawab.
Kelemahan bentuk pertahanan ini adalah kalau penyerang tidak melakukan
serangan pada front yang lebar, melainkan memusatkan serangan pada satu atau dua
poros untuk melakukan penetrasi dengan kekuatan besar. Karena tidak terjadi perang fisik
antara blok Barat dan blok Komunis, kebenaran konsep pertahanan itu tidak dapat diuji.
* Pertahanan Elastis
Sebagai kebalikan ekstrem dari pertahanan linier dan pertahanan depan adalah
pertahanan elastis. Dalam bentuk pertahanan ini, sama sekali tidak disiapkan garis
pertahanan untuk menahan gerak maju penyerang. Sebaliknya, penyerang seakan-akan
dipersilakan bergerak masuk ke wilayah pertahanan. Pihak pertahanan tahu bahwa setiap
gerak maju ada saat maksimalnya karena pasukan penyerang memerlukan pembekalan
kembali dan konsolidasi.
Diperkirakan bahwa gerak maju penyerang tidak akan melampaui sekitar 20
kilometer. Pada saat pasukan penyerang berhenti, pasukan pertahanan yang telah
disiapkan melakukan serangan balasan.
Bentuk pertahanan ini memerlukan kondisi geografis yang sesuai. Hanya negara
yang wilayahnya cukup luas dan dalam yang dapat melakukan bentuk pertahanan ini.
27
Negara seperti Rusia dan Cina dapat melakukan bentuk pertahanan seperti ini. Akan
tetapi, itu juga memerlukan persiapan matang dalam menjaga penduduk yang tinggal di
wilayah yang seakan-akan dikorbankan tidak patah semangat.
* Pertahanan Berlapis
Konsep pertahanan ini timbul terutama setelah berkembang operasi serangan
penetrasi dengan kekuatan tank. Untuk mencegah penetrasi yang terjadi pada garis
pertahanan depan yang dimanfaatkan oleh pasukan tank, disusun garis pertahanan di
belakang pertahanan terdepan. Dari pertahanan kedua dapat diadakan penembakan
kepada pasukan musuh yang berhasil menembus pertahanan pertama.
Setiap garis pertahanan diperkuat dengan kubu; rencana tembakan langsung
termasuk anti-tank, rencana tembakan tidak langsung disertai penggalian parit anti-tank,
pemasangan lapang ranjau anti-tank dan anti-personel, dan pengaturan tembakan antitank oleh tank yang ditempatkan dalam posisi tergali. Disamping itu, pasukan infanteri
yang berada di tiap garis pertahanan memegang senjata rudal atau roket anti-tank yang
menambah kemampuan menahan gerak tank.
Setelah momentum serangan dapat dihentikan oleh garis pertahanan kedua, ketiga
atau manapun, pasukan pertahanan melakukan serangan balasan dengan menggerakkan
pasukan cadangan yang disiapkan sebelumnya di daerah belakang. Dalam bentuk
pertahanan ini, kekuatan pertahanan terdiri atas berbagai cabang kesenjataan dan tidak
banyak unsur tanknya (tank heavy).
Persoalan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pertahanan berlapis adalah
bahwa ia selalu disertai gerakan mundur ketika pasukan pertahanan harus pindah dari
lapis satu ke yang lain.
Gerakan mundur mengandung cukup banyak kesulitan kalau dikerjakan oleh
pasukan yang kurang disiplin dan terlatih karena dapat saja menjadi gerakan yang kacau
apabila pasukan kurang baik.
Hal seperti itu malah menimbulkan keadaan pertahanan yang chaotis dan dapat
terjadi demoralisasi, apalagi kalau gerakan mundur pasukan bercampur dengan rakyat
yang mengungsi atau melarikan diri dari daerah yang diserang musuh. Yang pertama
mengembangkan pertahanan seperti ini adalah tentara Uni Soviet ketika terjadi ofensif
Jerman pada tahun 1941 (Barbarossa Operation).
28
* Pertahanan Mobil
Versi lain pertahanan berlapis adalah pertahanan mobil. Bentuk pertahanan ini
biasa dilakukan oleh pertahanan yang banyak unsur tanknya. Dalam bentuk pertahanan
mobil tidak disusun garis-garis pertahanan, melainkan “pulau-pulau perlawanan” (islands
of resistance) yang menghadapi poros gerak maju musuh.
Musuh tidak semata-mata ditahan di garis depan, melainkan disalurkan dengan
menggunakan daya tembak dan daya gerak yang dikeluarkan oleh pulau perlawanan.
Pulau perlawanan terdiri atas infanteri bermotor, pasukan zeni bermotor, dan sejumlah
tank.
Bersamaan dengan usaha pulau berlawanan untuk menyalurkan gerak maju
musuh juga dilakukan tembakan altileri dengan maksud sama. Gerakan maju musuh
disalurkan sedemikian rupa agar pasukan penyerang masuk ke satu daerah yang sudah
disiapkan sebagai daerah penghancur (killing grand).
Kalau pasukan musuh sudah cukup banyak masuk daerah penghancur, diadakan
serangan balasan dengan pasukan tank pihak pertahanan.
* Pertahanan Wilayah
Pertahanan wilayah adalah pertahanan yang memanfaatkan kondisi wilayah guna
menimbulkan korban sebanyak-banyak