MENGGAGAS SISTEM PEMERINTAHAN UMUM YANG EFEKTIF

  M ENGGAGAS SISTEM PEM ERINTAHAN UM UM YANG EFEKTIF SADU WASISTIONO (DOSEN IPDN)

A. BEBERAPA HAL YANG KONTROVERSIAL

  • APA ARTI SEBUAH NAM A ATAU ISTILAH?
  • Dewasa terjadi kerancuan penggunaan beberapa istilah sbb :
    • - URUSAN PEM ERINTAHAN UM UM - SISTEM PEM ERINTAHAN UM UM - TUGAS UM UM PEM ERINTAHAN (VERSI PP 3/ 2007) - TUGAS UM UM PEM ERINTAHAN (VERSI PP 19/ 2008) * Apabila definisi dari masing-masing istilah tidak jelas atau bahkan tumpang tindih satu dengan yang lainnya, akan menimbulkan berbagai konsekuensi antara lain kebingungan bagi yang melaksanakan serta sulitnya untuk membuat uraian tugas dan mengukur kinerjanya.
    • Penggunaan istilah “urusan pemerintahan umum” digunakan pada masa UU Nomor 5 Tahun 1974 yakni : “ Urusan pemerintahan yang meliputi bidang-bidang:

  • - ketentraman dan ketertiban; - politik; - koordinasi; - pengawasan; - urusan pemerintahan lainnya yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu instansi vertikal dan tidak termasuk urusan rumah tangga daerah. (URUSAN RESIDUAL). * Adanya urusan pemerintahan umum ini didasarkan pada kenyataan bahwa meskipun semua urusan pemerintahan yang ada sudah dibagi habis ke unit-unit organisasi yang ada, masih terdapat urusan yang tidak ditangani oleh satupun. Padahal prinsip utama dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah “ TIDAK BOLEH ADA KEKOSONGAN
  • Karena urusan pemerintahan umum bersifat “tampung tantra”, maka karakteristiknya dapat diibaratkan seperti sebuah akordeon. Artinya, apabila sebagian urusan pemerintahan sudah dapat ditangani oleh unit- unit yang ada, maka isi urusan pemerintahan umum menjadi semakin sedikit. Sebaliknya, apabila urusan pemerintahan umum belum ditangani oleh unit-unit tertentu, maka isi urusan pemerintahan umum menjadi sangat luas.

  • M elihat karakteristik seperti itu, memang agak sulit mengukur kinerja pelaksanaan urusan umum berdasarkan sebuah standaru yang berlaku secara menyeluruh, karena isi urusan pemerintahan umum dari satu daerah ke daerah lainnya berbeda-beda.
  • Urusan pemerintahan umum ini dijalankan dalam rangka ASAS DEKONSENTRASI.
  • Pada masa UU Nomor 22 Tahun 1999, istilah urusan pemerintahan umum ditiadakan, karena asas dekonsentrasi dibatasi hanya sampai di provinsi, sedangkan di kabupaten/ kota dijalankan melalui asas desentralisasi.

  • Dalam praktek pemerintahan masa itu kemudian dirasakan ada yang kurang, karena peran pemerintah pusat dalam mengawasi jalannya pemerintahan daerah menjadi sangat lemah. Demikian pula dalam penyelenggaraan koordinasi pemerintahan karena tidak jelas siapa yang memiliki kewenangan melakukan koordinasi di daerah, baik yang dijalankan oleh pemerintah daerah maupun oleh instansi vertikal yang ada di daerah.
  • Kemudian dengsn sedikit malu-malu menggunakan konsep UU Nomor 5 Tahun 1974, UU Nomor 32 Tahun 2004 memunculkan kembali istilah baru yakni TUGAS UM UM PEM ERINTAHAN (TUP), menggantikan istilah lama yang sudah populer yakni TUGAS PEM ERINTAHAN UM UM (TPU).
  • Di baw ah UU Nomor 32 Tahun 2004, ada dua PP yang

    menggunakan istilah TUP, yakni PP Nomor 3 Tahun 2007 tentang

    Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjaw aban Kepala

    Daerah Kepada Dew an Perw akilan Rakyat Daerah, dan Informasi

    Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Kepada M asyarakat, dan

    PP Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan serta satu PP yang

    menggunakan istilah urusan pemerintahan umum yakni PP Nomor

19 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan

  

Wew enang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil

Pemerintah di W ilayah Provinsi

  • Isi ketiga istilah tersebut yaitu sebagai berikut :

TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

  (1) Penyelenggaraan t ugas umum pemerint ahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c meliput i : a. Kerjasama ant ar daerah;

  b. Kerjasama daerah dengan pihak ket iga;

  c. Koordinasi dengan inst ansi vert ikal di daerah;

  d. Pembinaan bat as w ilayah;

  e. Pencegahan dan penanggulangan bencana;

  

f. Pengelolaan kawasan khusus yang menjadi kewenangan

daerah; g. Penyelenggaraan ket ent raman dan ket ert iban umum, dan h. Tugast ugas umum pemerint ahan lainnya yang dilaksanakan oleh daerah. (Pasal 6 PP Nomor 3 Tahun

  • Camat menyelenggarakan TUGAS UM UM PEM ERINTAHAN yang meliputi :

  a. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

  b. mengordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;

  c. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;

  d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

  e. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan;

  f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/ atau kelurahan; dan

  g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/ atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan. (Pasal 15 ayat 1 PP Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan).

  Pasal 3 ayat (1) PP Nomor 19 Tahun 2010 Gubernur sebagai wakil Pemerintah memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan ( SEHARUSNYA URUSAN PEM ERINTAHAN UM UM ) meliputi:

  a. koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan instansi vertikal, dan antarinstansi vertikal di w ilayah provinsi yang bersangkutan;

  b. koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan pemerintah daerah kabupaten/ kota di w ilayah provinsi yang bersangkutan;

  c. koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antarpemerintahan daerah kabupaten/ kota di w ilayah provinsi yang bersangkutan;

  d. pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/ kota;

  e. menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

  f. menjaga dan mengamalkan ideologi Pancasila dan kehidupan demokrasi;

  g. memelihara stabilitas politik;

  h. menjaga etika dan norma penyelenggaraan pemerintahan di daerah; dan i. koordinasi pembinaan dan pengaw asan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/ kota.

Pasal 3 ayat (2)

  • Selain melaksanakan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud

  pada ayat (1), gubernur sebagai w akil Pemerintah juga melaksanakan urusan pemerintahan di w ilayah provinsi yang menjadi kew enangan Pemerintah sesuai dengan ketentuan

  • Pada PP Nomor 19 Tahun 2010 tidak terdapat istilah urusan pemerintahan umum, tetapi apabila disimak isi Pasal 3 ayat (1) dan (2) PP tersebut, sebenarnya mengandung makna seperti urusan pemerintahan umum yang digunakan pada UU Nomor 5 Tahun 1974.
  • M enurut Pasal 4 ayat (1) PP Nomor 19 Tahun 2010, tugas pemerintahan yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat mencakup :
    • - koordinasi (ada 4 hal); - pembinaan dan pengawasan (1 hal); - politik ( ada 3 hal ); - etika ( ada 1 hal). * Sedangkan urusan residual diatur pada Pasal 3 ayat (2), yang besifat open arrangement.

  PRESIDEN M enteri M DN Kementerian Negara Ka. Kakanw il Gubernur KDH TK. I + DPRD Perangkat W ilayah + Perangkat Daerah Ka. Kakandep Kakandep Bupati/ Walikota + DPRD KDH TK. II Perangkat W ilayah + Perangkat Daerah Cadin

  PRESIDEN M enteri M DN M enteri (Kew. M utlak)

  (Kew.Concurrent) Ka. Gubernur Ka. Kanw il

  • + DPRD Sebagai KDH PROP. UPT W kl Pem. Pusat Pengelola ?

  SKPD Dekonsentrasi SPM Ka. Ka.

  KDH DPRD + UPT Kandep Kab/ Kota SPM Keterangan:

  SKPD = Garis Komando

B. PROSPEK KEBERADAAN URUSAN PEM ERINTAHAN UM UM

  • Berdasarkan serangkaian diskusi dalam Tim Penyusun RUU Revisi UU Nomor 32 Tahun 2004, muncul keinginan untuk menghidupkan kembali urusan pemerintahan umum seperti yang digunakan oleh UU Nomor 5 Tahun 1974 dan berbagai UU sebelumnya, tanpa harus terjebak pada semangat sentralisasi seperti masa lalu.
  • Alasan ilmiahnya adalah bahwa kendali penyelenggaraan pemerintahan daerah berada di tangan pemerintah pusat, dalam hal ini presiden dan jajarannya, karena daerah menerima transfer urusan pemerintahan dari pemerintah pusat- khususnya urusan pemerintahan eksekutif.
  • Prinsipnya adalah “ semakin besar gerakan desentralisasi dilakukan- maka semakin besar pula pengawasan harus dilakukan, agar tidak keluar dari orbitasi”.
  • Bidang pemerintahan yang perlu memperoleh perhatian besar adalah mengenai koordinasi pemerintahan. Sebab sampai saat ini belum ada peraturan khusus mengenai koordinasi pemerintahan di daerah setelah PP Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah secara praktis tidak berlaku setelah UU Nomor 5 Tahun 1974 dicabut.

  • Bidang lainnya yang perlu memperoleh perhatian adalah mengenai pembinaan KETENTRAM AN dan KETERTIBAN UM UM , yang dalam prakteknya dapat bertumpang tindih dengan urusan keamanan dan ketertiban masyarakat yang diselenggarakan oleh Polri.
  • Salah satu fungsi hakiki dari pemerintah daerah adalah memelihara ketentraman

  dan ketertiban umum, selain menyediakan kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, fasilitas umum).

  • Disebut hakiki karena semua lapisan masyarakat membutuhkan ketentraman

  

dan ketertiban umum. Urusan ini meskipun selalu disebut dalam satu kalimat,

tetapi masing-masing mengandung makna yang berbeda.

  • Ketentraman adalah suasana batin dari setiap individu karena terpenuhinya

  kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan) serta adanya kesempatan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai kemanusiaannya.

  • Ketertiban umum adalah suatu situasi dan kondisi dinamis yang menggambarkan adanya kepatuhan kepada hukum, norma, serta kesepakatan umum.

  K EM EN T ER I AN D ALAM N EGER I K EM EN T ER I AN D ALAM N EGER I K EM EN T ER I AN D ALAM N EGER I U R U S A N P E M E R I N T A H A N

  Dibagi berdasarkan Dibagi berdasarkan URUSAN kriteria Eksternalitas, kriteria Eksternalitas,

  KONKUREN ABSOLUT PEMERINTAHAN Akuntabilitas dan Akuntabilitas dan

  Efisiensi Efisiensi UMUM WAJIB PILIHAN

  1. PERTAHANAN

  2. KEAMANAN

  3. AGAMA Kesehatan, Pendidikan, Pertambangan, Pekerjaan Umum, dll. Perdagangan, dll.

  4. YUSTISI

  5. POLITIK LUAR NEGERI

  6. MONETER & FISKAL

CATATAN: CATATAN:

  PRESIDEN M enteri M DN M enteri (Kew. M utlak)

  (Kew.Concurrent) Ka. Gubernur Ka. Kanw il

  • + DPRD Sebagai KDH PROP. UPT W kl Pem. Pusat Pengelola ?

  SKPD Dekonsentrasi SPM Ka. Ka. Wakli Pem KDH DPRD + UPT Kandep Pusat ??? Kab/ Kota Keterangan: SKPD SPM = Garis Komando

  • Sesuai prinsip akordeon, isi urusan pemerintahan umum dapat bertambah maupun berkurang, sejalan dengan perkembangan susunan organisasi di kementerian/ lembaga dan tugas pokoknya.
  • Sebagai contoh setelah ada BNPP (Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan), fungsi yang berkaitan hal tersebut dalam isi urusan pemerintahan umum akan berkurang karena sudah ditangani secara spesifik. Demikian pula mengenai pencegahan bencana alam karena sudah ada BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

C. NILAI EFEKTIVITAS

  • Dalam manajemen, nilai efektivitas adalah nilai pertama dan tradisional yang harus dicapai. Efektivitas dalam bahasa paling sederhana adalah gambaran perbandingan antara realisasi dengan target. Unit organisasi yang tidak memiliki target terukur tidak akan bisa diketahui efektivitasnya. Organisasi yang tidak dapat diukur efektivitasnya, tidak akan dapat diketahui efisiensinya.
  • Nilai lainnya yang perlu dikembangkan adalah Efisiensi, “Equity” (dari George Frederickson), dan “Economic”. (dari E.S. Savas).
  • Organisasi pemerintah yang modern sudah mengembangkan keempat nilai tersebut, bukan hanya nilai efektivitas.