METODE STUDI Lokasi Studi
PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP TEMPAT WISATA KAMPUNG ADAT
BENA DAN WOGO DENGAN PENGGUNAAN LAW OF COMPARATIVE
JUDGEMENT
Maria Yasintha Uge
Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Nasional Malang
ABSTRAK
Pemilihan lokasi wisata sebagai daerah tujuan wisata sangat dipengaruhi oleh preferensi wisatawan.
Preferensi wisatawan merupakan gambaran-gambaran dari nilai-nilai terbaik yang dipertimbangkan wisatawan
dalam menentukan sebuah pilihan berwisata. Preferensi wisatawan dianggap sebagai pandangan ideal atas
keberadaan wisata dilihat dari prespektif dan tuntutan wisatawan. Studi ini bertujuan untuk melakukan
perbandingan dua tempat wisata budaya kampung adat dari sisi preferensi wisatawan dengan menggunakan
analisa the law of comparative judgement. Responden terdiri dari wisatawan domestik termasuk wisatawan
lokal dan wisatawan mancanegara. Berdasarkan hasil komparasi dari berbagai teori, maka faktor-faktor yang
menjadi hipotesa untuk diteliti dalam studi ini adalah gambaran perjalanan wisata (jarak objek wisata, lama
tinggal, biaya, resiko, dan tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan); keunggulan daerah tujuan wisata
(jenis atraksi, kualitas layanan, lingkungan fisik, dan sikap masyarakat lokal); akomodasi wisata (keberadaan
fasilitas wisata, jumlah, dan kisaran harga); serta aksesibilitas (jarak objek wisata, kondisi jalan, jenis
angkutan, frekuensi, dan tarif angkutan). Terdapat tiga tahapan analisa dalam studi ini yaitu: pertama,
deskriptif kualitatif; kedua, analisa the law of comparative judgement; dan ketiga, analisa lokasi wisata budaya
kampung adat yang paling disukai berdasarkan preferensi wisatawan dengan menggunakan metode
pembobotan.Hasil analisa menyimpulkan bahwa: metode the law of comparative judgement dapat digunakan
dalam studi yang bersifat perbandingan, dengan responden utamanya yaitu wisatawan; karakter yang berbeda
antara wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara menyebabkan adanya perbedaan pada penilaian
kepentingan relatif preferensi setiap wisatawan; berdasarkan preferensi wisatawan, wisatawan domestik dan
wisatawan mancanegara lebih memilih Kampung Adat Bena sebagai lokasi wisata budaya kampung adat yang
lebih disukai; serta terdapat dua faktor pembeda yang membedakan Kampung Adat Bena dan Kampung Adat
Wogo, dimana terdiri dari daya tarik wisata (tourist heritage) yaitu ornamen rumah adat (Sa’o) dan
kebudayaan tradisional (bahasa, mata pencaharian dan kerajinan tradisional), serta akomodasi wisata. Kata kunci : Preferensi Wisatawan, Wisata Budaya, Kampung Adat
ABSTRACT
Selection of a location for tourist destination is greasly determined by tourist preference. Touristpreference is determined by their mental picture about the best values they deem worth seeing in a visit. Thus the
perspective and the demands of the tourists are ideal considerations to take into account. This research is
intended to compare two costumary villages for tourist destination on the basis of tourist preference using the
law of comparative judgement analysis. Respondents selected for sampling in this research are foreign and
domestic tourists, including local tourists. Comparing various theories finds the factors that are put into a
hypothesis for testing in this research. The factors are aspects related to tourist travel (distance from hotel to
tourism object, staying time, expenditures at tourist resort, risk and degree of confidence of tourist in the travel
burean); advantages of tourist destination (kinds of attraction, quality of service, physical environment, and the
attitude of local people); tourist accommodation (evailability of tourist facilities, number of facilities, and price
range); and accessibility (distance from hotel to tourism object, road condition, kinds of transportation,
frequency of transportation and cost of transportation). This research involves three steps of analysis: firstly,
descriptive qualitative; secondly, application of the law of comparative judgment; and thirdly, analysis of the
customary village for cultural tourism most preferred by tourists using weighing method.The above analysis find
that the law of comparative metodh with tourists as the main respondents can be applied in this research;
differing characters between domestic and foreign tourists result in difference is rating of the importance of
relative preference to each tourist; there is a difference in the importance of aspects and variables of tourist
preference of domestic and foreign tourists; based on tourist preference, domestic and foreign tourists prefer
Bena Customary Village; and there are two factors that distinguish Bena Customary Village from Wogo
Customary Village, namely tourist attraction (cultural heritage of the local people, namely the ornament of
traditional houses (Sa’o) and the traditional culture (language, livelihood and traditional handicraft), and
tourist facilities Keywords: Cultural Tourism, Customary (traditional)VillageMaria Yasintha Uge
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009
31 PENDAHULUAN
Wisata budaya adalah jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang untuk melakukan perjalanan disebabkan karena daya tarik dari seni budaya suatu daerah. Jadi jenis pariwisata semacam ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan dan cara hidup rakyat dan Negara lain.
Untuk melakukan suatu perjalanan wisata termasuk perjalanan wisata budaya, seorang wisatawan mempunyai suatu preferensi untuk menentukan objek wisata mana yang akan dikunjunginya. Preferensi wisatawan dapat diartikan sebagai gambaran-gambaran dari nilai-nilai terbaik yang dipertimbangkan wisatawan dalam menentukan sebuah pilihan berwisata.
Di Kabupaten Ngada terdapat beberapa kampung adat, diantaranya Kampung Bena, Kampung Wogo, Kampung Luba, Kampung Nage, Kampung Watumanu, dan masih banyak kampung adat yang dapat dijadikan sebagai daerah tujuan wisata budaya di Kabupaten Ngada (Informasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ngada tahun .2008 : Bena Traditional Village and Its Suroundings). Dalam studi ini, kampung adat yang dipilih untuk dijadikan sebagai lokasi studi terdiri dari kampung adat Bena dan kampung adat Wogo, dimana kedua kampung adat tersebut merupakan kampung adat tradisional tertua di Kabupaten Ngada dan berpotensi sebagai daerah wisata budaya. Kedua kampung adat ini terkenal karena keberadaan sejumlah bangunan megalitik yang dimiliki dan tata kehidupan masyarakatnya yang masih mempertahankan keaslian perkampungan tersebut. Kedua kampung adat tersebut memiliki berbagai persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh kedua kampung adat tersebut sangat mempengaruhi preferensi atau pilihan daerah tujuan wisata dari seorang wisatawan.
Tujuan studi ini adalah Melakukan perbandingan dua tempat wisata budaya kampung adat dari sisi preferensi wisatawan dengan menggunakan metode The Law Of Comparative Judgement. Adapun sasaran yang ingin dicapai guna mendukung tujuan diatas adalah (1) Mengidentifikasi perbedaan antara Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo ; (2) Mengetahui urutan tingkat kepentingan relatif penilaian preferensi wisatawan terhadap Kampung Adat Bena dan Kampung Adat
Wogo; (3) Mengetahui lokasi kampung adat yang lebih disukai berdasarkan preferensi wisatawan.
METODE STUDI Lokasi Studi
Lokasi studi yang dipilih sesuai dengan tujuan studi terdiri dari dua kampung adat, yaitu Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo.
Gambar 1. Kampung Adat Bena Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009
Kampung Adat Bena terletak di Desa Tiworiwu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada serta berjarak ± 19 km ke arah selatan Kota Bajawa.
Dilihat dari batasan administrasinya, Kampung Adat Bena memiliki batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara : Dusun Bata Sebelah Timur : Dusun Tude Sebelah Selatan : Desa Dariwali Sebelah Barat : Desa Watumanu
Kampung adat kedua yang dijadikan sebagai pembanding yaitu Kampung Adat Wogo, yang terletak di Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa. Kampung Adat Wogo berjarak ± 15 km dari Kota Bajawa dan dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum.
Gambar 2 Kampung Adat Wogo Sumberirekam pada 7 April 2008
Batas administrasi Kampung Adat Wogo: Sebelah Utara : Kampung Gizi Sebelah Timur : Kampung Reko Sebelah Selatan : Kelurahan Todabelu Sebelah Barat : Kampung Liba
Kelompok Variabel Variabel
Gambar berikut menjelaskan lokasi
dan kebudayaan hidup
b) Jenis peninggalan
Kampung Adat Bena dan Wogo:
c) Ornamen bangunan Kebudayaan hidup (kebudayaan
tradisional),:
a) Adat kebiasaan b) Kerajinan tradisional
c) arsitektur lokal
3. Karakter wisatawan, Karakter sosial, meliputi: meliputi: karakter i.
Asal wisatawan sosial, karakter ii.
Jenis kelamin ekonomi dan karakter iii.
Umur perilaku. iv.
Tingkat Pendidikan v. Sistem berkunjung vi. Lama berkunjung.
Karakter ekonomi, berupa Tingkat pendapatan
Karakter perilaku, meliputi:
a) Alasan melakukan perjalanan
b) Sikap, nilai yang dianut. Gambaran perjalanan,
4. Nilai terbaik yang meliputi: dipertimbangkan oleh
a) Jarak wisatawan, meliputi:
b) Lama tinggal di daerah
Gambaran perjalanan tujuan wisata wisata
c) Biaya Gambar 3. Peta Kampung Adat Bena
d) Resiko e) Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan wisata
Keunggulan daerah Keunggulan daerah tujuan tujuan wisata wisata, meliputi:
a) Jenis atraksi b) Kualitas layanan c) Lingkungan fisik d) Perilaku/sikap masyarakat lokal terhadap wisatawan Kebutuhan wisatawan
5.
Atraksi wisata, meliputi: ketika berwisata, Monumen sejarah,
a) meliputi: atraksi budaya wisata, akomodasi Festival budaya b) wisata dan Seni, kerajinan dan aksesibilitas.
c) arsitektur lokal
d) Pola budaya
Akomodasi wisata, meliputi:
a) Jenis fasilitas pendukung wisata
b) Jumlah fasilitas c) Kisaran harga
Gambar 4. Peta Kampung Adat Wogo Aksesibilitas (transportasi), meliputi:
Variabel Studi a) Jarak b) Kondisi jalan
Variabel amatan dalam studi ini dapat dilihat
c) Jenis angkutan
pada tabel 1 berikut:
d) Frekuensi angkutan e)
Tabel 1 Variabel Amatan Tarif angkutan
Kelompok Variabel Variabel METODE PENELITIAN 1.
Motivasi perjalanan wisata:
Metode studi yang digunakan adalah survey
Intrinsic Motivation: Intrinsic motivation:
a) Kebutuhan Fisiologis Sifat perjalanan
primer, yaitu dengan melakukan pengamatan
b) Kebutuhan Sosial Alasan melakukan
langsung ke lokasi studi, melakukan
c) perjalanan Kebutuhan Prestise d) Aktualisasi diri wawancara langsung kepada ketua adat
masing-masing kampung adat, serta
Extrinsic Motivation; Extrinsic motivation:
melakukan pembagian quisioner kepada
berupa Kebutuhan Sifat perjalanan psikologis.
Alasan melakukan
wisatawan dengan jumlah responden 38 orang
perjalanan
wisatawan domestik dan 47 orang wisatawan mancanegara. Selain itu dilakukan pula survey
2. Daya tarik wisata Kebudayaan warisan (tourist budaya, meliputi: heritage ): kebudayaan warisan
a) Sejarah kampung adat
Maria Yasintha Uge
Untuk kebudayaan tradisional, upacara adat di Kampung Bena terdiri dari: upacara kelahiran, upacara pernikahan, upacara kematian, upacara pembangunan rumah adat dan upacara Reba. Mata pencaharian Penduduk terdiri dari bertani dan menenun. Untuk bertani biasanya dilakukan oleh kaum pria, dengan menggunakan peralatan yang masih tradisional. Sedangkan untuk menenun, biasanya dilakukan oleh kaum ibu dan anak perempuan dengan menggunakan alat-alat yang masih tradisional.
kesehatan, kenyamanan, kegiatan olahraga, bersantai).
intrinsic motivation (kebutuhan fisiologis:
Motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Adat Bena didominasi oleh
Di Kampung Bena terdapat beberapa fasilitas yang dapat menunjang kegiatan wisata, fasilitas tersebut terdiri dari pondok payung, Gua Maria, pusat informasi, kios dan MCK. Ditinjau dari aksesibilitas (transportasi), Kampung Adat Bena berada cukup dekat dengan ibu kota Kabupaten, sehingga banyak wisatawan yang datang untuk berkunjung. Selain itu kampung adat Bena ini didukung oleh kondisi jalan yang sedang-baik dengan perkerasan jalan aspal.
Kegiatan menenun ini dilakukan di ruang teras rumah. Kerajinan tradisional di kawasan wisata budaya Kampung Adat Bena terdiri dari tenun ikat dan kerajinan tangan lainnya, misalnya membuat tempat minum, kalung, hiasan, dengan bahan dasarnya yaitu tempurung kelapa yang sudah tua. Untuk tenun ikat biasanya dilakukan oleh kaum ibu atau anak perempuan.
Gambar 7. Kegiatan Menenun Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009
Gambar 6. Rumah Adat (Sa’o) Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009
Setiap rumah adat (Sa’o) di Kampung Bena ini memiliki ornament khusus yang membedakan rumah adat yang satu dengan yang lainnya.
Gambar 5. Budaya Megalith Berupa Menhir dan Dolmen Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009
Daya tarik wisata budaya Kampung Adat Bena terdiri dari tourist heritage (kebudayaan warisan) dan kebudayaan tradisional. Dilihat dari kebudayaan warisan, suku pertama Kampung Adat Bena yaitu Suku Bena, dengan jenis peninggalan sejarah berupa budaya megalith dalam ukuran sedang sampai besar.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter Kampung Adat Bena
sekunder (penghimpunan data melalui dinas/instansi terkait). Dalam studi ini, metode analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif kuantitatif dan analisa deskriptif kualitatif. Adapun analisa yang digunakan sebagai berikut : (1) Analisa Potensi Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo. Outputnya untuk mengetahui kegiatan wisata yang dapat dilakukan di setiap kampung adat berkaitan dengan potensi (daya tarik) yang dimiliki oleh masing-masing kampung adat ; (2) Analisa Perbedaan kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo. Output dari analisa ini adalah menentukan faktor-faktor pembeda yang membedakan antara Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo ; (3) Analisa The Law of Comparative Judgement. Analisa ini merupakan sejenis metode pembobotan untuk menggambarkan kepentingan relatif dari variabel-variabel yang akan diteliti. Analisa ini menggunakan uji statistik yaitu distribusi normal atau distribusi Z. Output dari metode ini yaitu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian preferensi wisatawan dan perbedaan penilaian preferensi wisatawan antara wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara ; (4) Analisa Lokasi Wisata Budaya Kampung Adat Yang Lebih Disukai Berdasarkan Preferensi Wisatawan, dimana dilakukan dengan cara pembobotan dan penilaian terhadap aspek dan variabel preferensi wisatawan
33
Saka Pu’u Rumah Adat Perempuan Saka Lobo Rumah Adat Laki-laki PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP TEMPAT WISATA KAMPUNG ADAT BENA DAN WOGO DENGAN PENGGUNAAN LAW OF COMPARATIVE JUDGEMENT Gua Maria kesehatan, kenyamanan, kegiatan olahraga, intrinsic motivation (kebutuhan fisiologis: bersantai). Rumah Penduduk Rumah Penduduk
(Sa’o) (Sa’o) Bhaga (Simbol Nenek Moyang Perempuan) Nenek Moyang Lelaki Ngadhu (Simbol Ngadhu (Simbol Nenek Moyang Laki-laki) (Tempat Rapat Kampung) Watu Lengi Pusat Informasi Wisata Kampung Bena Bhaga (Simbol Nenek Moyang Perempuan) Gambar 3. Sketsa Kampung adat Bena
Gambar 4. Sketsa Kampung adat Wogo Gambar 4 Sketsa Kampung Adat
Kampung Adat Wogo
Daya tarik wisata budaya Kampung Adat Faktor-Faktor Pembeda Berdasarkan
Karakter dan Kegiatan Wisata yang Dapat
Wogo terdiri dari tourist heritage (kebudayaan warisan) dan kebudayaan tradisional. Dilihat Terjadi Di Kampung Adat Bena dan Wogo dari kebudayaan warisan, suku pertama
Dari beberapa perbedaan karakter dan Kampung Adat Wogo yaitu Suku Wogo ne’e kegiatan wisata antara Kampung Adat Bena Tiku, Suku Leko Thoe Nale Ngiso, dan Suku dan Kampung Adat Wogo dapat diketahui Viko ne’e Majo; dengan jenis peninggalan faktor-faktor pembeda yang membedakan sejarah berupa budaya megalith dalam ukuran
Kampung Adat Bena dan Kampung Adat sedang sampai besar. Wogo. Faktor-faktor pembeda tersebut antara
Setiap rumah adat (Sa’o) di Kampung lain: Wogo ini tidak memiliki ornament khusus 1.
Daya tarik wisata: yang membedakan rumah adat yang satu
Kebudayaan turunan (tourist dengan yang lainnya. Untuk kebudayaan
heritage ) yang berupa ornamen
tradisional, upacara adat di Kampung Wogo rumah adat (Sa’o) terdiri dari: upacara kelahiran, upacara
Kebudayaan tradisional, yang pernikahan, upacara kematian, upacara terdiri dari: bahasa, mata pembangunan rumah adat dan upacara Reba. pencaharian dan kerajinan
Masyarakat di kawasan wisata budaya tradisional. Kampung Adat Wogo sudah memiliki mata 2.
Akomodasi wisata yang berupa pencaharian yang beragam. Hal ini ketersediaan fasilitas penunjang disebabkan karena kehidupan masyarakat kegiatan wisata. Kampung Wogo yang sudah berbaur atau bercampur dengan masyarakat sekitar, khususnya masyarakat di Kecamatan Golewa. Mata pencaharian dominan masyarakat Kampung Wogo yaitu bertani (bercocok tanam di ladang), guru, pegawai negeri serta bergerak di bidang swasta.
Motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Adat Wogo didominasi oleh
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009
Maria Yasintha Uge
Analisa The Law Of Comparative Lokasi wisata budaya kampung adat yang
Judgement lebih disukai berdasarkan preferensi
wisatawanAnalisa the law of comparative judgement merupakan sejenis metode pembobotan untuk
1. Pembobotan dan Penilaian (Skor) menggambarkan kepentingan relatif dari Preferensi Wisatawan variabel-variabel yang akan diteliti. Pemberian bobot preferensi wisatawan 1. dalam analisa penentuan lokasi wisata yang
Penilaian Aspek Preferensi Wisatawan Berdasarkan Analisa The Law Of lebih disukai wisatawan ini didasarkan pada Comparative Judgement penilaian atau hasil perhitungan penilaian Perbedaan kepentingan relatif aspek-aspek preferensi wisatawan dalam analisa the law of preferensi wisatawan antara wisatawan comparative judgement. Setelah mengetahui domestik dan wisatawan lokal dapat dilihat skor untuk setiap aspek preferensi wisatawan, pada Tabel 2. langkah selanjutnya yaitu mencari jumlah nilai atau total nilai untuk setiap aspek.Jumlah atau 2. Kesimpulan Analisa the Law Of total nilai untuk setiap aspek preferensi
Comparative judgement wisatawan dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan analisa the law of comparative judgement, diketahui bahwa
2. Preferensi Wisatawan terdapat perbedaan tingkat kepentingan relatif Berdasarkan analisa untuk menentukan baik pada aspek-aspek preferensi wisatawan wisata budaya kampung adat yang lebih maupun tingkat kepentingan pada variabel disukai, yang dilakukan dengan cara preferensi wisatawan antara wisatawan pembobotan, diketahui bahwa: Wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Untuk domestik termasuk wisatawan lokal lebih lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3. memilih Kampung Adat Bena sebagai objek
Tabel 2.Penilaian Aspek Preferensi wisata budaya kampung adat yang lebih
Wisatawan Berdasarkan Analisa The Law disukai. Dimana hal ini ditunjukan dengan
Of Comparative Judgement total nilai sebesar 154.072, sedangkanTingkat Kepentingan Relatif Kampung Adat Wogo sebesar 126.131. Aspek-Aspek Preferensi Wisatawan
Pemilihan lokasi wisata yang lebih disukai
Wisatawan Domestik Wisatawan
oleh wisatawan domestik antara Kampung
Mancanegara
Adat Bena dengan Kampung Adat Wogo I.
I. Keunggulan Keunggulan daerah daerah tujuan tujuan wisata cukup seimbang. Wisatawan mancanegara, wisata II.
Gambaran lebih memilih kampung adat bena sebagai
II. perjalanan wisata Gambaran objek wisata budaya kampung adat yang lebih perjalanan wisata III.
Akomodasi wisata disukai, hal ini ditunjukan dengan total nilai III.
IV. Aksesibilitas Aksesibilitas
sebesar 193.680, sedangkan kampung adat (transportasi) (transportasi) IV.
Akomodasi Wogo sebesar 161.568. wisata
Tabel 3. Penilaian Preferensi Wisatawan Menurut Wisatawan Domestik dan Wisatawan
Mancanegara Berdasarkan Analisa The Law Of Comparative Judgement
Wisatawan Domestik Wisatawan Mancanegara Aspek No Aspek Tingkat Tingkat Preferensi
Preferensi Wisatawan Kepentingan Relatif Kepentingan Relatif
Wisatawan1 Keunggulan daerah
I. Keunggulan I.
Sikap masyarakat lokal Sikap masyarakat lokal tujuan wisata
II. daerah tujuan II.
Kualitas layanan Kualitas layanan
III. wisata III.
Lingkungan fisik Lingkungan fisik IV.
IV. Jenis atraksi Jenis atraksi
2 Gambaran perjalanan I. kepercayaan Gambaran I. objek wisata Tingkat Jarak wisata terhadap biro perjalanan perjalanan dengan tempat tinggal
II. wisata sementara (hotel) Biaya yang dikeluarkan III.
II. Resiko baik dan buruk Jarak objek wisata dengan tempat tinggal yang mungkin terjadi di
IV. DTW Resiko baik dan buruk yang mungkin terjadi di
III. Lama tinggal di DTW DTW
IV. Tingkat kepercayaan V. terhadap biro perjalanan
Lama tinggal di DTW V.
Biaya
3 Aksesibilitas
I. Aksesibilitas I.
Jarak objek wisata dengan Jarak objek dengan (transportasi) tempat tinggal (transportasi) tempat tinggal sementara
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009
35
- 4
II. Biaya yang dikeluarkan III.
V. Lama tinggal di DTW
- 12
- 14
- 19
- 14
18
25
7
17
5
17
19
20
21
23
Lama tinggal di DTW IV. Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan V. Biaya yang dikeluarkan
Jarak objek wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel)
25 I.
29 Gambaran perjalanan wisata
33
47
18
33
9
29
47
20
22
25
33
Sikap masyarakat lokal II. Kualitas layanan III. Lingkungan fisik IV. Jenis atraksi
32 I.
Keunggulan daerah tujuan wisata
II KA Bena KA Wogo
I Tingkat Kepentingan Relatif Bobot
Tabel 5. Penilaian Preferensi Wisatawan Mancanegara Antara Kampung Adat Bena dan
Kampung Adat Wogo
Preferensi Wisatawan Skor (n = 47) Aspek Preferensi Wisatawan Bobot37
17
13
23
23
9
7
17
9
17
9
7
17
5
16
19
20
22
Frekuensi angkutan IV. Tarif angkutan V. Jenis angkutan
17
Jarak objek wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel)
20 I.
9
9
9
17
31
34
35
Keberadaan fasilitas wisata II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata III. Jumlah setiap unit fasilitas
23 I.
5 Akomodasi wisata
9
3
22
37
41
Keunggulan daerah tujuan wisata
30 Gambaran perjalanan wisata
26
10
38
38
38
10
38
19
20
26
35
Sikap masyarakat lokal II. Kualitas layanan III. Lingkungan fisik IV. Jenis atraksi
30 I.
II KA Bena KA Wogo
Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan
I Tingkat Kepentingan Relatif Bobot
Tabel 4. Penilaian Preferensi Wisatawan Domestik Antara Kampung Adat Bena dan Kampung
Adat Wogo
Preferensi Wisatawan Skor (n = 38) Aspek Preferensi Wisatawan BobotJumlah setiap unit fasilitas
III.
I. Keberadaan fasilitas wisata II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata
Jumlah setiap unit fasilitas Akomodasi wisata
III.
Keberadaan fasilitas wisata II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata
4 Akomodasi wisata I.
Tarif angkutan V. Jenis angkutan
(hotel) II. Kondisi jalan III. Frekuensi angkutan IV.
Tarif angkutan III. Kondisi jalan IV. Frekuensi angkutan V. Jenis angkutan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009
No Wisatawan Domestik Wisatawan Mancanegara Aspek Preferensi Wisatawan Tingkat Kepentingan Relatif Aspek Preferensi Wisatawan Tingkat Kepentingan Relatif II.PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP TEMPAT WISATA KAMPUNG ADAT BENA DAN WOGO DENGAN PENGGUNAAN LAW OF COMPARATIVE JUDGEMENT
Keberadaan fasilitas wisata II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata
26 I.
Jarak objek wisata dengan tempat tinggal
23
21 I.
6 Akomodasi wisata
14
30
8
38
2
26
8
14
15
19
21
IV. Resiko baik dan buruk yang mungkin terjadi di DTW
22
Jarak objek dengan tempat tinggal II. Tarif angkutan III. Kondisi jalan IV. Frekuensi angkutan V. Jenis angkutan
2
24
22
21
18
15
23 I.
6
14
18
10
6
38
18
4 Aksesibilitas (transportasi)
- 8
VI. Jumlah setiap unit fasilitas
II. Resiko baik dan buruk yang mungkin terjadi III.
- 5
- 7 Aksesibilitas (transportasi)
II. Kondisi jalan III.
Maria Yasintha Uge
Tabel 6. Total Nilai Preferensi Wisatawan (Domestik dan Mancanegara)
Antara Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo Wisatawan Domestik Wisatawan Mancanegara (n=38) (n=47) Aspek Tingkat KA KA Tingkat KA Preferensi KepentinganKA Bena Bena Wogo Kepentingan Relatif Wogo Wisatawan Relatif I.
I. Sikap 39900 39900 I. 49632 49632 Keunggulan Sikap daerah tujuan masyarakat masyarakat wisata lokal lokal
II. Kualitas 7800 7800
II. 23200 20000 Kualitas layanan layanan
III. Lingkungan 22800 15600
III. 26048 23232 Lingkungan fisik fisik
IV. Jenis atraksi 21660 17100
IV. 21120 18560 Jenis atraksi II. I. 3744 3744 I. objek 2875 9775
Gambaran Tingkat Jarak perjalanan kepercayaan wisata dengan wisata terhadap biro tempat tinggal perjalanan sementara
II. yang 1144 -2288 (hotel) Biaya dikeluarkan
II. 8925 8925 Resiko baik dan
III. objek 7644 20748 buruk yang Jarak wisata dengan mungkin terjadi tempat tinggal di DTW
IV. baik 8424 8424 III.
Resiko Lama tinggal di dan buruk DTW 3500 1500 yang mungkin IV.
Tingkat terjadi di kepercayaan 4275 4275 DTW terhadap biro
V. 3900 1560 perjalanan Lama tinggal di DTW
V. yang Biaya dikeluarkan 5525 2125
III. I. 7406 20102 I. 13685 7245 Aksesibilitas Jarak objek Keberadaan
(transportasi) dengan tempat fasilitas wisata tinggal
II. 7038 -3910 Kisaran harga
II. 4048 4048 per unit fasilitas Tarif angkutan wisata
III. 12558 14490
III. 6417 -4991 Kondisi jalan Jumlah setiap
IV. -5244 6118 unit fasilitas Frekuensi angkutan
V. 690 2070 Jenis angkutan
IV. I. 15498 -12054 I. objek 2300 4140 Akomodasi Keberadaan Jarak wisata fasilitas wisata wisata dengan
II. -6216 -14763 tempat tinggal Kisaran harga per unit sementara fasilitas wisata (hotel)
III. 8316 -6468
II. 7480 7480 Jumlah setiap Kondisi jalan unit fasilitas
III. 2800 2800 Frekuensi angkutan
IV. 3420 3420 Tarif angkutan
V. 5440 7360 Jenis angkutan
Jumlah Nilai 154.072 126.131 193.680 161.568 KESIMPULAN
Kampung Adat Wogo. Faktor-faktor Pemilihan lokasi wisata untuk dijadikan pembeda tersebut antara lain: sebagai daerah tujuan wisata sangat dipengaruhi a.
Daya tarik wisata, yang terdiri dari: oleh preferensi wisatawan. Studi ini bertujuan kebudayaan turunan (tourist heritage) untuk melakukan perbandingan dua tempat yang berupa ornamen r umah adat (Sa’o) wisata budaya kampung adat dari sisi preferensi dan kebudayaan tradisional, yang terdiri wisatawan dengan menggunakan analisa the law dari: bahasa, mata pencaharian dan of comparative judgement. Berdasarkan studi dan kerajinan tradisional. analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan
b. wisata yang berupa Akomodasi bahwa : ketersediaan fasilitas penunjang kegiatan 1.
Terdapat dua faktor pembeda yang wisata. membedakan Kampung Adat Bena dengan