Syâżżah Secara etimologi Ibn Manzhûr (2003, V: 59.) dalam bukunya Lisân al-

QIRÂ`AH SYÂŻŻAH DAN IMPLIKASINYA
DALAM PENAFSIRAN AL-QUR`AN
Oleh: Faiz Husaini
Mahasiswa Pascasarjana Universitas al-Azhar Kairo,
Fakultas Uṣuluddin, Konsentrasi Tafsir & Ulum al-Qur`an
Email: mara_funny@yahoo.com
Abstrak
Qirâ`ah syâżżah merupakan qira`at di luar qira`at tujuh (qirâ`ât al-sab'ah). Sejak
kemunculnya secara substansi sudah sejak zaman para sahabat, namun baru
muncul secara istilah khusus –yang merupakan bagian dari macam-macam
qirâ`at– adalah pada sekitar abad ke empat Hijriah. Karena dianggap tidak
masuk dalam qira`at tujuh tersebut, ia menuai banyak komentar dan tanggapan
dari para sarjana Islam. Akan tetapi pada prinsipnya Qirâ`ah Syâżżah dapat
menjadi penguat atas suatu interpretasi yang dihasilkan dari qira`ah mutawatir.
Kata kunci: Qirâ`ah syâżżah, penafsiran Al-Qur`an.
kajian dalam penulisan ini mencakup

A. Pendahuluan
Pembahasan tentang pelbagai aspek

beberapa hal sebagai berikut: Pertama,


dalam disiplin ilmu qira`at tidak akan

tinjauan

normatif

pernah habis ditelan waktu, justru akan

Qirâ`ah

syâżżah.

terus bertambah sampai masa yang akan

penilaian ahli bahasa arab (an-nuḣḣâh),

datang. Hal ini disebabkan karena ilmu

uṣûliyyûn & fuqahâ’, dan orientalis


qira`at memiliki banyak korelasi dengan

terhadap Qirâ`ah syâżżah; Ketiga, Apa

berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu,

implikasi Qirâ`ah syâżżah dalam tafsir Al-

untuk memperkaya khazanah keilmuan

Qur`an. Signifikansi dari judul dan segala

dalam disiplin ilmu qira`at, maka perlu

pembahasannya pada penulisan ini adalah

menkajinya dengan berbagai pendekatan.

untuk mencari beberapa kesimpulan yang


Seperti, mengkajinya dari aspek historis,

terkait dengan pengaruh Qirâ`ah syâżżah

pengaruhnya dalam linguistik, teologi,

dalam tafsir.

sematik-fonetik, tafsir, dan bahasa Arab

B. Hasil Temuan dan Pembahasan

(sintaksis-morfologi).
Adalah

sebuah

kebahagiaan


dan

keindahan yang tak terukur, tatkala

1. Berkenalan
Syâżżah
Secara

tentang
Kedua,

rumusan
Bagaimana

dengan

etimologi

Ibn


Qirâ`ah
Manzhûr

seseorang masih selalu menyibukkan

(2003, V: 59.) dalam bukunya Lisân al-

dirinya dengan terus belajar (mengkaji)

‘Arab mengatakan:

Al-Qur`an dari segala aspek dan gemar

‫وذا أي ا د‬

mengajarkannya kepada orang lain. Fokus

‫و‬
"‫ر و ر‬


ّ "
‫ا‬

Vol. I No. 02, November 2015

Dalam pendapat lain disebutkan
bahwa

makna

bahwa qira`ah

al-

syâżżah adalah sebuah qira`at yang

al-nudrah

sanadnya tidak ṣahih. Sedangkan Az-


(‘Abdullâh ibn Ḣammâd al-Qurasyi,

Zarqâni (2001, I: 357) dalam Manâḣil

1430

secara

al-'Irfân juga sependapat dengan Ibn

Ibn al-Jazari (2000: 7)

'Aqîlah, ia menambahkan contoh qira`ah

mufâraqah,
H:

adalah

Qur`ân menjelaskan


syâżż

al-tanaḣḣi,
21).

terminologi,

Sedangkan

mendefinisikan Qirâ`ah syâżżah adalah

syâżżah

qira`ah

Samayqa' dalam kalimat ( ّ ) dibaca

yang


persyaratan

tidak

secara

memiliki
lengkap

tiga

(sesuai

dengan bahasa Arab, sesuai dengan salah

seperti

qira`ahnya

Ibn


al-

( ّ ).
Ulama bahasa ('ulamâ`u al-lughah)

satu Musḣaf Uṡmani, dan sanadnya

sering menggunakan istilah

ṣahih) seperti yang dimiliki oleh “qira`at

dengan

mutawatir”. Sebagaimana telah beliau

bertentangan

sebutkan dalam karya monumentalnya


dalam suatu permasalahan –bahasa–,

Thayyibatu al-Nasyr fî al-Qirâ`ât al-

adapun ulama qira`at ('ulamâ`u al-

'asyr:

qirâ`ât) menggunakan istilah syażżah

‫ـــ‬
‫ "! وا و‬#$
‫ ي‬%&! '(‫ *) ا‬+ ‫!ن‬-‫و‬
‫ــــ آن‬/ ‫ــ ا‬0 ‫ إ* !دا‬2ّ 3‫و‬
‫!ن‬-‫ٔر‬%&‫ ا‬4567‫ـــ‬8‫ــ ـــــــــ ه ا ـ‬
:;5ٔ‫ ا‬-‫ ر‬#ّ '< ! 8=(‫و‬
4‫ـــ وذه ــ أ @ ا ?ـ;>ـ‬

maksud

dengan

sesuatu

yang

kaidah

umum

dengan

maksud

syâżżah

menjelaskan

suatu

qira`at yang berada di luar qira`at
sepuluh (mâ warâ`a qirâ`ât al-'asyr),
meskipun

qira`at

ini

sanadnya

bersambung sampai kepada sahabat
ataupun lainnya. Para ulama qira`at dan
fikih

sepakat

mendifinisikan

secara

Akan tetapi, Ibn al-Jazari (tth: 79)

praktis tentang makna Qirâ`ah Syâżżah,

dalam karya lainnya, yaitu Munjidu al-

yaitu semua qira`at selain qira`at al-

Muqri`în wa Mursyidu al-Thâlibîn lebih

‘asyr,

memperketat

terhadap

berpendapat lebih ketat, selain qira`ah

suatu qira`at yang bisa dikategorikan

sab’ah adalah syażah (Aḣmad al-Bîlî,

sebagai “bagian” dari Al-Qur`an. Syarat

188: 110). Namun, pendapat yang lebih

utamanya adalah sanad qira`at tersebut

kuat atau yang lebih banyak disetujui

harus mutawatir. Sementara itu, Ibn

mayoritas

‘Aqîlah (2011: 136) dalam kitabnya

pertama, yaitu semua qira`ah di luar

az-Ziyâdah wa al-Iḣsân fî 'Ulûm al-

qirâ`ât al-'asyrah.

174

persayaratan

meskipun

ulama

ada

juga

adalah

yang

pendapat

Qirâ`ah Syażżah

Vol. I No. 01, Mei 2015

Sejarah Qirâ`ah Syâżżah berawal

wahyu yang sudah tertulis dalam muṣaf.

pada masa pra-rasm. Jumlahnya tak

Pada tahapan ke tiga, wahyu tersebut

terhingga,

banyak

menjelma menjadi muṣaf dan itulah yang

variannya, maka standar qira`ah yang

disebut teks. Pada tahap ini, wahyu Al-

diterima pada masa itu adalah dengan

Qur`an menjadi korpus resmi tertutup

dua syarat, yaitu: (1) Qira`at yang sesuai

(corpus

dengan salah satu dialek bahasa arab, (2)

Arkoun, 1996: 77).

karena

begitu

official

close)

(Mohammed

Sumber qira`at tersebut adalah talaqqi

Kembali ke pembahasan awal tadi,

secara langsung dengan Rasulullah Saw.

yaitu tentang sejarah qira`ah syażah.

atau dengan para sahabat. Faktanya

Sebagaimana

bahwa

juga

munculnya

yang

substansi sudah ada sejak zaman para

dilakukan oleh Uṡman ra., maka ulama

sahabat, tetapi baru muncul secara istilah

menambahkan satu syarat lagi, yaitu

khusus –yang

sesuai dengan salah satu rasm uṡmani

macam-macam qira`at– adalah pada

(muṣḣaf

hanya

sekitar abad ke empat Hijriah. Salah satu

kemungkinan (iḣtimâli) (Aḣmad al-Bîlî,

indikasi historisnya adalah pada masa itu

1988: 39).

Ibn Mujahid, Ibn Khalawayh, dan Ibn

otentitisitas

ditentukan

Al-Qur`an

oleh

kodifikasi

meskipun

al-imâm),

Dengan

ungkapan

Qirâ`ah

Syâżżah

bahwa
secara

merupakan bagian dari

bahwa

Jinni menulis tentang qira`ah syażah

persyaratan tambahan untuk qira`ah

dalam buku atau pembahasan tersendiri.

mutawatir harus sesuai dengan rasm

Adapun pada periode sebelum ini istilah

adalah salah satu batasan suatu qira`at

syaż terkadang disebut dengan istilah-

bisa disebut wahyu. Dalam hal ini

istilah seperti ba'ḍuhum (

Mohammed Arkoun berpendapat bahwa

berarti bacaan minoritas (syâż), ba'ḍu al-

wahyu

'arab (‫ب‬

dibagi

ke

tahapan/tingkatan,
merupakan

lain

diketahui

dalam

transenden

dan

tak

diistilahkan

dengan

), qaum (‫) م‬, disifati

‫ا‬

wahyu

dengan kata ( ّ ), dinisbahan kepada

Allah

yang

individu qâri', dan terkadang dengan

terbatas

yang

menyebut kata (‫( )ا رة‬Maḣmud Aḣmad

pertama

firman

tiga

) yang

ummu

al-kitâb.

Tingkatan ke dua, wahyu tak terbatas

al-ṣaghîr, 1999: 80-89).
Tercatat

dalam

zaman

dahulu

peranan

diwahyukan kepada Nabi Muhammad

sangatlah

saw. dengan memakai bahasa arab.

''mengabadikan'' qira`ah syażżah sebagai

Tingkatan ketiga menunjukkan pada

bagian dari khazanah turâṡ Islam dan

besar

di

bahwa

tersebut ''menjelma'' dalam sejarah yang

Qirâ`ah Syażżah

ulama

sejarah

di

dalam

usaha

175

Vol. I No. 02, November 2015

keindahan bahasa arab, khususnya dalam

menurut Muḣammad Mas'ûd 'Ali Ḣasan

disiplin ilmu qira`at. Hal ini terbukti

'Îsâ (2009: 41) adalah sebagai berikut: (1)

dengan adanya beberapa buku turâṡ

Qira`ah syażżah yang sesuai dengan

yang banyak membahas tentang qira`ah

bahasa arab dan sanadnya juga ṣahih,

syażżah, seperti al-Muḣtasab karya Ibn

tetapi tidak sesuai dengan rasm uṡmâni,

Jinni, Syawwâż al-Qirâ`ât karya Abû al-

karena

Ḣasan ibn Stanbûż, al-Syawwâż fî al-

pengurangan, dan menganganti suatu

Qirâ`ât karya Aḣmad ibn al-Faḍl ibn

kalimat. Jenis qira`at ini seperti yang

Muḣammad al-Aṣbahâni, Mukhtaṣar fî

bersumber dari Ibn Mas’ûd, Abû Dardâ’,

Syawâżi al-Qur`ân min Kitâb al-badî'

dll. Contoh, dalam firman Allah (Q.S. al-

karya Ibn Khâlawaih.

Layl [92]: 3) %& '‫ ا *) وا‬+ ,-.‫ و‬dibaca

Pada

perkembangannya

menurut

(%& '‫وا‬

ada

unsur

penambahan,

)* ‫)وا‬, yaitu dengan membuang

Rasyâd Muḣammad Sâlim (1995: 144-

kalimat (+ ,-.‫)و‬. (2) Qira`at yang dinukil

145) Qira`ah syażah dibagi menjadi tiga

oleh seseorang yang tidak ṡiqqah, seperti

kelompok, yaitu: (1) Qira`ah syażżah al-

Abû as-Sammâl. (3) Qira`at selain qira`at

masyhûrah, yaitu qira`ah yang sesuai

sepuluh (4) Qira`at yang sesuai dengan

dengan

rasm

bahasa arab dan rasm 'uṡmâni, tetapi tidak

uṡmâni, dan sanadnya ṣahih, hanya saja

ada satupun yang meriwayatkannya. Jenis

derajat qira`at ini tidak sampai pada

qira`at ini tidak boleh dijadikan ḣujjah

mutawatir. Contoh ( !"# ‫)أ‬. (2) Qira`ah

dalam bahasa Arab.

kaidah

arab,

dibagi

Abdu al-'Âli al-Mas'ûl, (2008: 124-

menjadi dua, yaitu qira`ah yang sesuai

127) dan 'Abdu al-Fattâh al-Qâḍi, (1981:

dengan kaedah bahasa arab dan rasm

22) memberikan contoh qira`ah syażżah

uṡmani, tetapi sandnya tidak ṣahih dan

(1)

aḣâd,

kelompok

bahasa

aḣâd

juga

ّ
/- .0 1‫ھ‬-.

qira`ah yang sesuai dengan bahasa arab,

(Q.S. al-Mujâdilah [58] : 2)

tetapi tidak sesuai dengan rasm, baik

Dalam

yang sanadnya sahih ataupun ḍaif. (3)

penambahan

Qira`ah al-mudarrajah, yaitu qira`at

dalam qira`ah mutawatir tanpa ada

yang dijadikan sebagai varian tafsir pada

tambahan huruh jâr (‫)ب‬.

sebagian ayat dalam Al-Qur`an (Aḣmad
al-Bîlî, 1988: 110-111).
Selain klasifikasi di atas ada juga

kalimat

itu

huruf;

terdapat
sedangkan

(2) ‫د‬-4 ‫" ة ا‬5-6
(Q.S. Yasin [36]: 30)
Pada

kalimat

tersebut

ada

pembagian qira`ah syażah dengan versi

pengurangan huruf; adapun dalam

lain, adapun pembagiannya dengan versi

qira`ah mutawatir ada huruf (% 7).

176

Qirâ`ah Syażżah

Vol. I No. 01, Mei 2015

(3) 7-8 ‫ ا‬9:!6 ‫أن‬

shalat, karena qira`at

ini bukanlah

(Q.S. al-Baqarah [2] : 233)

termasuk

Di dalam kalimat ada perubahan

mutawatir), sedangkan qira`at syażżah

kalimat dan pada qira`ah mutawatir

tidaklah

dengan kalimat ( ّ