Syâżżah Secara etimologi Ibn Manzhûr (2003, V: 59.) dalam bukunya Lisân al-
QIRÂ`AH SYÂŻŻAH DAN IMPLIKASINYA
DALAM PENAFSIRAN AL-QUR`AN
Oleh: Faiz Husaini
Mahasiswa Pascasarjana Universitas al-Azhar Kairo,
Fakultas Uṣuluddin, Konsentrasi Tafsir & Ulum al-Qur`an
Email: mara_funny@yahoo.com
Abstrak
Qirâ`ah syâżżah merupakan qira`at di luar qira`at tujuh (qirâ`ât al-sab'ah). Sejak
kemunculnya secara substansi sudah sejak zaman para sahabat, namun baru
muncul secara istilah khusus –yang merupakan bagian dari macam-macam
qirâ`at– adalah pada sekitar abad ke empat Hijriah. Karena dianggap tidak
masuk dalam qira`at tujuh tersebut, ia menuai banyak komentar dan tanggapan
dari para sarjana Islam. Akan tetapi pada prinsipnya Qirâ`ah Syâżżah dapat
menjadi penguat atas suatu interpretasi yang dihasilkan dari qira`ah mutawatir.
Kata kunci: Qirâ`ah syâżżah, penafsiran Al-Qur`an.
kajian dalam penulisan ini mencakup
A. Pendahuluan
Pembahasan tentang pelbagai aspek
beberapa hal sebagai berikut: Pertama,
dalam disiplin ilmu qira`at tidak akan
tinjauan
normatif
pernah habis ditelan waktu, justru akan
Qirâ`ah
syâżżah.
terus bertambah sampai masa yang akan
penilaian ahli bahasa arab (an-nuḣḣâh),
datang. Hal ini disebabkan karena ilmu
uṣûliyyûn & fuqahâ’, dan orientalis
qira`at memiliki banyak korelasi dengan
terhadap Qirâ`ah syâżżah; Ketiga, Apa
berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu,
implikasi Qirâ`ah syâżżah dalam tafsir Al-
untuk memperkaya khazanah keilmuan
Qur`an. Signifikansi dari judul dan segala
dalam disiplin ilmu qira`at, maka perlu
pembahasannya pada penulisan ini adalah
menkajinya dengan berbagai pendekatan.
untuk mencari beberapa kesimpulan yang
Seperti, mengkajinya dari aspek historis,
terkait dengan pengaruh Qirâ`ah syâżżah
pengaruhnya dalam linguistik, teologi,
dalam tafsir.
sematik-fonetik, tafsir, dan bahasa Arab
B. Hasil Temuan dan Pembahasan
(sintaksis-morfologi).
Adalah
sebuah
kebahagiaan
dan
keindahan yang tak terukur, tatkala
1. Berkenalan
Syâżżah
Secara
tentang
Kedua,
rumusan
Bagaimana
dengan
etimologi
Ibn
Qirâ`ah
Manzhûr
seseorang masih selalu menyibukkan
(2003, V: 59.) dalam bukunya Lisân al-
dirinya dengan terus belajar (mengkaji)
‘Arab mengatakan:
Al-Qur`an dari segala aspek dan gemar
وذا أي ا د
mengajarkannya kepada orang lain. Fokus
و
"ر و ر
ّ "
ا
Vol. I No. 02, November 2015
Dalam pendapat lain disebutkan
bahwa
makna
bahwa qira`ah
al-
syâżżah adalah sebuah qira`at yang
al-nudrah
sanadnya tidak ṣahih. Sedangkan Az-
(‘Abdullâh ibn Ḣammâd al-Qurasyi,
Zarqâni (2001, I: 357) dalam Manâḣil
1430
secara
al-'Irfân juga sependapat dengan Ibn
Ibn al-Jazari (2000: 7)
'Aqîlah, ia menambahkan contoh qira`ah
mufâraqah,
H:
adalah
Qur`ân menjelaskan
syâżż
al-tanaḣḣi,
21).
terminologi,
Sedangkan
mendefinisikan Qirâ`ah syâżżah adalah
syâżżah
qira`ah
Samayqa' dalam kalimat ( ّ ) dibaca
yang
persyaratan
tidak
secara
memiliki
lengkap
tiga
(sesuai
dengan bahasa Arab, sesuai dengan salah
seperti
qira`ahnya
Ibn
al-
( ّ ).
Ulama bahasa ('ulamâ`u al-lughah)
satu Musḣaf Uṡmani, dan sanadnya
sering menggunakan istilah
ṣahih) seperti yang dimiliki oleh “qira`at
dengan
mutawatir”. Sebagaimana telah beliau
bertentangan
sebutkan dalam karya monumentalnya
dalam suatu permasalahan –bahasa–,
Thayyibatu al-Nasyr fî al-Qirâ`ât al-
adapun ulama qira`at ('ulamâ`u al-
'asyr:
qirâ`ât) menggunakan istilah syażżah
ـــ
"! وا و#$
ي%&! '( *) ا+ !ن-و
ــــ آن/ ــ ا0 إ* !دا2ّ 3و
!ن-ٔر%& ا4567ـــ8ــ ـــــــــ ه ا ـ
:;5ٔ ا- ر#ّ '< ! 8=(و
4ـــ وذه ــ أ @ ا ?ـ;>ـ
maksud
dengan
sesuatu
yang
kaidah
umum
dengan
maksud
syâżżah
menjelaskan
suatu
qira`at yang berada di luar qira`at
sepuluh (mâ warâ`a qirâ`ât al-'asyr),
meskipun
qira`at
ini
sanadnya
bersambung sampai kepada sahabat
ataupun lainnya. Para ulama qira`at dan
fikih
sepakat
mendifinisikan
secara
Akan tetapi, Ibn al-Jazari (tth: 79)
praktis tentang makna Qirâ`ah Syâżżah,
dalam karya lainnya, yaitu Munjidu al-
yaitu semua qira`at selain qira`at al-
Muqri`în wa Mursyidu al-Thâlibîn lebih
‘asyr,
memperketat
terhadap
berpendapat lebih ketat, selain qira`ah
suatu qira`at yang bisa dikategorikan
sab’ah adalah syażah (Aḣmad al-Bîlî,
sebagai “bagian” dari Al-Qur`an. Syarat
188: 110). Namun, pendapat yang lebih
utamanya adalah sanad qira`at tersebut
kuat atau yang lebih banyak disetujui
harus mutawatir. Sementara itu, Ibn
mayoritas
‘Aqîlah (2011: 136) dalam kitabnya
pertama, yaitu semua qira`ah di luar
az-Ziyâdah wa al-Iḣsân fî 'Ulûm al-
qirâ`ât al-'asyrah.
174
persayaratan
meskipun
ulama
ada
juga
adalah
yang
pendapat
Qirâ`ah Syażżah
Vol. I No. 01, Mei 2015
Sejarah Qirâ`ah Syâżżah berawal
wahyu yang sudah tertulis dalam muṣaf.
pada masa pra-rasm. Jumlahnya tak
Pada tahapan ke tiga, wahyu tersebut
terhingga,
banyak
menjelma menjadi muṣaf dan itulah yang
variannya, maka standar qira`ah yang
disebut teks. Pada tahap ini, wahyu Al-
diterima pada masa itu adalah dengan
Qur`an menjadi korpus resmi tertutup
dua syarat, yaitu: (1) Qira`at yang sesuai
(corpus
dengan salah satu dialek bahasa arab, (2)
Arkoun, 1996: 77).
karena
begitu
official
close)
(Mohammed
Sumber qira`at tersebut adalah talaqqi
Kembali ke pembahasan awal tadi,
secara langsung dengan Rasulullah Saw.
yaitu tentang sejarah qira`ah syażah.
atau dengan para sahabat. Faktanya
Sebagaimana
bahwa
juga
munculnya
yang
substansi sudah ada sejak zaman para
dilakukan oleh Uṡman ra., maka ulama
sahabat, tetapi baru muncul secara istilah
menambahkan satu syarat lagi, yaitu
khusus –yang
sesuai dengan salah satu rasm uṡmani
macam-macam qira`at– adalah pada
(muṣḣaf
hanya
sekitar abad ke empat Hijriah. Salah satu
kemungkinan (iḣtimâli) (Aḣmad al-Bîlî,
indikasi historisnya adalah pada masa itu
1988: 39).
Ibn Mujahid, Ibn Khalawayh, dan Ibn
otentitisitas
ditentukan
Al-Qur`an
oleh
kodifikasi
meskipun
al-imâm),
Dengan
ungkapan
Qirâ`ah
Syâżżah
bahwa
secara
merupakan bagian dari
bahwa
Jinni menulis tentang qira`ah syażah
persyaratan tambahan untuk qira`ah
dalam buku atau pembahasan tersendiri.
mutawatir harus sesuai dengan rasm
Adapun pada periode sebelum ini istilah
adalah salah satu batasan suatu qira`at
syaż terkadang disebut dengan istilah-
bisa disebut wahyu. Dalam hal ini
istilah seperti ba'ḍuhum (
Mohammed Arkoun berpendapat bahwa
berarti bacaan minoritas (syâż), ba'ḍu al-
wahyu
'arab (ب
dibagi
ke
tahapan/tingkatan,
merupakan
lain
diketahui
dalam
transenden
dan
tak
diistilahkan
dengan
), qaum () م, disifati
ا
wahyu
dengan kata ( ّ ), dinisbahan kepada
Allah
yang
individu qâri', dan terkadang dengan
terbatas
yang
menyebut kata (( )ا رةMaḣmud Aḣmad
pertama
firman
tiga
) yang
ummu
al-kitâb.
Tingkatan ke dua, wahyu tak terbatas
al-ṣaghîr, 1999: 80-89).
Tercatat
dalam
zaman
dahulu
peranan
diwahyukan kepada Nabi Muhammad
sangatlah
saw. dengan memakai bahasa arab.
''mengabadikan'' qira`ah syażżah sebagai
Tingkatan ketiga menunjukkan pada
bagian dari khazanah turâṡ Islam dan
besar
di
bahwa
tersebut ''menjelma'' dalam sejarah yang
Qirâ`ah Syażżah
ulama
sejarah
di
dalam
usaha
175
Vol. I No. 02, November 2015
keindahan bahasa arab, khususnya dalam
menurut Muḣammad Mas'ûd 'Ali Ḣasan
disiplin ilmu qira`at. Hal ini terbukti
'Îsâ (2009: 41) adalah sebagai berikut: (1)
dengan adanya beberapa buku turâṡ
Qira`ah syażżah yang sesuai dengan
yang banyak membahas tentang qira`ah
bahasa arab dan sanadnya juga ṣahih,
syażżah, seperti al-Muḣtasab karya Ibn
tetapi tidak sesuai dengan rasm uṡmâni,
Jinni, Syawwâż al-Qirâ`ât karya Abû al-
karena
Ḣasan ibn Stanbûż, al-Syawwâż fî al-
pengurangan, dan menganganti suatu
Qirâ`ât karya Aḣmad ibn al-Faḍl ibn
kalimat. Jenis qira`at ini seperti yang
Muḣammad al-Aṣbahâni, Mukhtaṣar fî
bersumber dari Ibn Mas’ûd, Abû Dardâ’,
Syawâżi al-Qur`ân min Kitâb al-badî'
dll. Contoh, dalam firman Allah (Q.S. al-
karya Ibn Khâlawaih.
Layl [92]: 3) %& ' ا *) وا+ ,-. وdibaca
Pada
perkembangannya
menurut
(%& 'وا
ada
unsur
penambahan,
)* )وا, yaitu dengan membuang
Rasyâd Muḣammad Sâlim (1995: 144-
kalimat (+ ,-.)و. (2) Qira`at yang dinukil
145) Qira`ah syażah dibagi menjadi tiga
oleh seseorang yang tidak ṡiqqah, seperti
kelompok, yaitu: (1) Qira`ah syażżah al-
Abû as-Sammâl. (3) Qira`at selain qira`at
masyhûrah, yaitu qira`ah yang sesuai
sepuluh (4) Qira`at yang sesuai dengan
dengan
rasm
bahasa arab dan rasm 'uṡmâni, tetapi tidak
uṡmâni, dan sanadnya ṣahih, hanya saja
ada satupun yang meriwayatkannya. Jenis
derajat qira`at ini tidak sampai pada
qira`at ini tidak boleh dijadikan ḣujjah
mutawatir. Contoh ( !"# )أ. (2) Qira`ah
dalam bahasa Arab.
kaidah
arab,
dibagi
Abdu al-'Âli al-Mas'ûl, (2008: 124-
menjadi dua, yaitu qira`ah yang sesuai
127) dan 'Abdu al-Fattâh al-Qâḍi, (1981:
dengan kaedah bahasa arab dan rasm
22) memberikan contoh qira`ah syażżah
uṡmani, tetapi sandnya tidak ṣahih dan
(1)
aḣâd,
kelompok
bahasa
aḣâd
juga
ّ
/- .0 1ھ-.
qira`ah yang sesuai dengan bahasa arab,
(Q.S. al-Mujâdilah [58] : 2)
tetapi tidak sesuai dengan rasm, baik
Dalam
yang sanadnya sahih ataupun ḍaif. (3)
penambahan
Qira`ah al-mudarrajah, yaitu qira`at
dalam qira`ah mutawatir tanpa ada
yang dijadikan sebagai varian tafsir pada
tambahan huruh jâr ()ب.
sebagian ayat dalam Al-Qur`an (Aḣmad
al-Bîlî, 1988: 110-111).
Selain klasifikasi di atas ada juga
kalimat
itu
huruf;
terdapat
sedangkan
(2) د-4 " ة ا5-6
(Q.S. Yasin [36]: 30)
Pada
kalimat
tersebut
ada
pembagian qira`ah syażah dengan versi
pengurangan huruf; adapun dalam
lain, adapun pembagiannya dengan versi
qira`ah mutawatir ada huruf (% 7).
176
Qirâ`ah Syażżah
Vol. I No. 01, Mei 2015
(3) 7-8 ا9:!6 أن
shalat, karena qira`at
ini bukanlah
(Q.S. al-Baqarah [2] : 233)
termasuk
Di dalam kalimat ada perubahan
mutawatir), sedangkan qira`at syażżah
kalimat dan pada qira`ah mutawatir
tidaklah
dengan kalimat ( ّ
DALAM PENAFSIRAN AL-QUR`AN
Oleh: Faiz Husaini
Mahasiswa Pascasarjana Universitas al-Azhar Kairo,
Fakultas Uṣuluddin, Konsentrasi Tafsir & Ulum al-Qur`an
Email: mara_funny@yahoo.com
Abstrak
Qirâ`ah syâżżah merupakan qira`at di luar qira`at tujuh (qirâ`ât al-sab'ah). Sejak
kemunculnya secara substansi sudah sejak zaman para sahabat, namun baru
muncul secara istilah khusus –yang merupakan bagian dari macam-macam
qirâ`at– adalah pada sekitar abad ke empat Hijriah. Karena dianggap tidak
masuk dalam qira`at tujuh tersebut, ia menuai banyak komentar dan tanggapan
dari para sarjana Islam. Akan tetapi pada prinsipnya Qirâ`ah Syâżżah dapat
menjadi penguat atas suatu interpretasi yang dihasilkan dari qira`ah mutawatir.
Kata kunci: Qirâ`ah syâżżah, penafsiran Al-Qur`an.
kajian dalam penulisan ini mencakup
A. Pendahuluan
Pembahasan tentang pelbagai aspek
beberapa hal sebagai berikut: Pertama,
dalam disiplin ilmu qira`at tidak akan
tinjauan
normatif
pernah habis ditelan waktu, justru akan
Qirâ`ah
syâżżah.
terus bertambah sampai masa yang akan
penilaian ahli bahasa arab (an-nuḣḣâh),
datang. Hal ini disebabkan karena ilmu
uṣûliyyûn & fuqahâ’, dan orientalis
qira`at memiliki banyak korelasi dengan
terhadap Qirâ`ah syâżżah; Ketiga, Apa
berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu,
implikasi Qirâ`ah syâżżah dalam tafsir Al-
untuk memperkaya khazanah keilmuan
Qur`an. Signifikansi dari judul dan segala
dalam disiplin ilmu qira`at, maka perlu
pembahasannya pada penulisan ini adalah
menkajinya dengan berbagai pendekatan.
untuk mencari beberapa kesimpulan yang
Seperti, mengkajinya dari aspek historis,
terkait dengan pengaruh Qirâ`ah syâżżah
pengaruhnya dalam linguistik, teologi,
dalam tafsir.
sematik-fonetik, tafsir, dan bahasa Arab
B. Hasil Temuan dan Pembahasan
(sintaksis-morfologi).
Adalah
sebuah
kebahagiaan
dan
keindahan yang tak terukur, tatkala
1. Berkenalan
Syâżżah
Secara
tentang
Kedua,
rumusan
Bagaimana
dengan
etimologi
Ibn
Qirâ`ah
Manzhûr
seseorang masih selalu menyibukkan
(2003, V: 59.) dalam bukunya Lisân al-
dirinya dengan terus belajar (mengkaji)
‘Arab mengatakan:
Al-Qur`an dari segala aspek dan gemar
وذا أي ا د
mengajarkannya kepada orang lain. Fokus
و
"ر و ر
ّ "
ا
Vol. I No. 02, November 2015
Dalam pendapat lain disebutkan
bahwa
makna
bahwa qira`ah
al-
syâżżah adalah sebuah qira`at yang
al-nudrah
sanadnya tidak ṣahih. Sedangkan Az-
(‘Abdullâh ibn Ḣammâd al-Qurasyi,
Zarqâni (2001, I: 357) dalam Manâḣil
1430
secara
al-'Irfân juga sependapat dengan Ibn
Ibn al-Jazari (2000: 7)
'Aqîlah, ia menambahkan contoh qira`ah
mufâraqah,
H:
adalah
Qur`ân menjelaskan
syâżż
al-tanaḣḣi,
21).
terminologi,
Sedangkan
mendefinisikan Qirâ`ah syâżżah adalah
syâżżah
qira`ah
Samayqa' dalam kalimat ( ّ ) dibaca
yang
persyaratan
tidak
secara
memiliki
lengkap
tiga
(sesuai
dengan bahasa Arab, sesuai dengan salah
seperti
qira`ahnya
Ibn
al-
( ّ ).
Ulama bahasa ('ulamâ`u al-lughah)
satu Musḣaf Uṡmani, dan sanadnya
sering menggunakan istilah
ṣahih) seperti yang dimiliki oleh “qira`at
dengan
mutawatir”. Sebagaimana telah beliau
bertentangan
sebutkan dalam karya monumentalnya
dalam suatu permasalahan –bahasa–,
Thayyibatu al-Nasyr fî al-Qirâ`ât al-
adapun ulama qira`at ('ulamâ`u al-
'asyr:
qirâ`ât) menggunakan istilah syażżah
ـــ
"! وا و#$
ي%&! '( *) ا+ !ن-و
ــــ آن/ ــ ا0 إ* !دا2ّ 3و
!ن-ٔر%& ا4567ـــ8ــ ـــــــــ ه ا ـ
:;5ٔ ا- ر#ّ '< ! 8=(و
4ـــ وذه ــ أ @ ا ?ـ;>ـ
maksud
dengan
sesuatu
yang
kaidah
umum
dengan
maksud
syâżżah
menjelaskan
suatu
qira`at yang berada di luar qira`at
sepuluh (mâ warâ`a qirâ`ât al-'asyr),
meskipun
qira`at
ini
sanadnya
bersambung sampai kepada sahabat
ataupun lainnya. Para ulama qira`at dan
fikih
sepakat
mendifinisikan
secara
Akan tetapi, Ibn al-Jazari (tth: 79)
praktis tentang makna Qirâ`ah Syâżżah,
dalam karya lainnya, yaitu Munjidu al-
yaitu semua qira`at selain qira`at al-
Muqri`în wa Mursyidu al-Thâlibîn lebih
‘asyr,
memperketat
terhadap
berpendapat lebih ketat, selain qira`ah
suatu qira`at yang bisa dikategorikan
sab’ah adalah syażah (Aḣmad al-Bîlî,
sebagai “bagian” dari Al-Qur`an. Syarat
188: 110). Namun, pendapat yang lebih
utamanya adalah sanad qira`at tersebut
kuat atau yang lebih banyak disetujui
harus mutawatir. Sementara itu, Ibn
mayoritas
‘Aqîlah (2011: 136) dalam kitabnya
pertama, yaitu semua qira`ah di luar
az-Ziyâdah wa al-Iḣsân fî 'Ulûm al-
qirâ`ât al-'asyrah.
174
persayaratan
meskipun
ulama
ada
juga
adalah
yang
pendapat
Qirâ`ah Syażżah
Vol. I No. 01, Mei 2015
Sejarah Qirâ`ah Syâżżah berawal
wahyu yang sudah tertulis dalam muṣaf.
pada masa pra-rasm. Jumlahnya tak
Pada tahapan ke tiga, wahyu tersebut
terhingga,
banyak
menjelma menjadi muṣaf dan itulah yang
variannya, maka standar qira`ah yang
disebut teks. Pada tahap ini, wahyu Al-
diterima pada masa itu adalah dengan
Qur`an menjadi korpus resmi tertutup
dua syarat, yaitu: (1) Qira`at yang sesuai
(corpus
dengan salah satu dialek bahasa arab, (2)
Arkoun, 1996: 77).
karena
begitu
official
close)
(Mohammed
Sumber qira`at tersebut adalah talaqqi
Kembali ke pembahasan awal tadi,
secara langsung dengan Rasulullah Saw.
yaitu tentang sejarah qira`ah syażah.
atau dengan para sahabat. Faktanya
Sebagaimana
bahwa
juga
munculnya
yang
substansi sudah ada sejak zaman para
dilakukan oleh Uṡman ra., maka ulama
sahabat, tetapi baru muncul secara istilah
menambahkan satu syarat lagi, yaitu
khusus –yang
sesuai dengan salah satu rasm uṡmani
macam-macam qira`at– adalah pada
(muṣḣaf
hanya
sekitar abad ke empat Hijriah. Salah satu
kemungkinan (iḣtimâli) (Aḣmad al-Bîlî,
indikasi historisnya adalah pada masa itu
1988: 39).
Ibn Mujahid, Ibn Khalawayh, dan Ibn
otentitisitas
ditentukan
Al-Qur`an
oleh
kodifikasi
meskipun
al-imâm),
Dengan
ungkapan
Qirâ`ah
Syâżżah
bahwa
secara
merupakan bagian dari
bahwa
Jinni menulis tentang qira`ah syażah
persyaratan tambahan untuk qira`ah
dalam buku atau pembahasan tersendiri.
mutawatir harus sesuai dengan rasm
Adapun pada periode sebelum ini istilah
adalah salah satu batasan suatu qira`at
syaż terkadang disebut dengan istilah-
bisa disebut wahyu. Dalam hal ini
istilah seperti ba'ḍuhum (
Mohammed Arkoun berpendapat bahwa
berarti bacaan minoritas (syâż), ba'ḍu al-
wahyu
'arab (ب
dibagi
ke
tahapan/tingkatan,
merupakan
lain
diketahui
dalam
transenden
dan
tak
diistilahkan
dengan
), qaum () م, disifati
ا
wahyu
dengan kata ( ّ ), dinisbahan kepada
Allah
yang
individu qâri', dan terkadang dengan
terbatas
yang
menyebut kata (( )ا رةMaḣmud Aḣmad
pertama
firman
tiga
) yang
ummu
al-kitâb.
Tingkatan ke dua, wahyu tak terbatas
al-ṣaghîr, 1999: 80-89).
Tercatat
dalam
zaman
dahulu
peranan
diwahyukan kepada Nabi Muhammad
sangatlah
saw. dengan memakai bahasa arab.
''mengabadikan'' qira`ah syażżah sebagai
Tingkatan ketiga menunjukkan pada
bagian dari khazanah turâṡ Islam dan
besar
di
bahwa
tersebut ''menjelma'' dalam sejarah yang
Qirâ`ah Syażżah
ulama
sejarah
di
dalam
usaha
175
Vol. I No. 02, November 2015
keindahan bahasa arab, khususnya dalam
menurut Muḣammad Mas'ûd 'Ali Ḣasan
disiplin ilmu qira`at. Hal ini terbukti
'Îsâ (2009: 41) adalah sebagai berikut: (1)
dengan adanya beberapa buku turâṡ
Qira`ah syażżah yang sesuai dengan
yang banyak membahas tentang qira`ah
bahasa arab dan sanadnya juga ṣahih,
syażżah, seperti al-Muḣtasab karya Ibn
tetapi tidak sesuai dengan rasm uṡmâni,
Jinni, Syawwâż al-Qirâ`ât karya Abû al-
karena
Ḣasan ibn Stanbûż, al-Syawwâż fî al-
pengurangan, dan menganganti suatu
Qirâ`ât karya Aḣmad ibn al-Faḍl ibn
kalimat. Jenis qira`at ini seperti yang
Muḣammad al-Aṣbahâni, Mukhtaṣar fî
bersumber dari Ibn Mas’ûd, Abû Dardâ’,
Syawâżi al-Qur`ân min Kitâb al-badî'
dll. Contoh, dalam firman Allah (Q.S. al-
karya Ibn Khâlawaih.
Layl [92]: 3) %& ' ا *) وا+ ,-. وdibaca
Pada
perkembangannya
menurut
(%& 'وا
ada
unsur
penambahan,
)* )وا, yaitu dengan membuang
Rasyâd Muḣammad Sâlim (1995: 144-
kalimat (+ ,-.)و. (2) Qira`at yang dinukil
145) Qira`ah syażah dibagi menjadi tiga
oleh seseorang yang tidak ṡiqqah, seperti
kelompok, yaitu: (1) Qira`ah syażżah al-
Abû as-Sammâl. (3) Qira`at selain qira`at
masyhûrah, yaitu qira`ah yang sesuai
sepuluh (4) Qira`at yang sesuai dengan
dengan
rasm
bahasa arab dan rasm 'uṡmâni, tetapi tidak
uṡmâni, dan sanadnya ṣahih, hanya saja
ada satupun yang meriwayatkannya. Jenis
derajat qira`at ini tidak sampai pada
qira`at ini tidak boleh dijadikan ḣujjah
mutawatir. Contoh ( !"# )أ. (2) Qira`ah
dalam bahasa Arab.
kaidah
arab,
dibagi
Abdu al-'Âli al-Mas'ûl, (2008: 124-
menjadi dua, yaitu qira`ah yang sesuai
127) dan 'Abdu al-Fattâh al-Qâḍi, (1981:
dengan kaedah bahasa arab dan rasm
22) memberikan contoh qira`ah syażżah
uṡmani, tetapi sandnya tidak ṣahih dan
(1)
aḣâd,
kelompok
bahasa
aḣâd
juga
ّ
/- .0 1ھ-.
qira`ah yang sesuai dengan bahasa arab,
(Q.S. al-Mujâdilah [58] : 2)
tetapi tidak sesuai dengan rasm, baik
Dalam
yang sanadnya sahih ataupun ḍaif. (3)
penambahan
Qira`ah al-mudarrajah, yaitu qira`at
dalam qira`ah mutawatir tanpa ada
yang dijadikan sebagai varian tafsir pada
tambahan huruh jâr ()ب.
sebagian ayat dalam Al-Qur`an (Aḣmad
al-Bîlî, 1988: 110-111).
Selain klasifikasi di atas ada juga
kalimat
itu
huruf;
terdapat
sedangkan
(2) د-4 " ة ا5-6
(Q.S. Yasin [36]: 30)
Pada
kalimat
tersebut
ada
pembagian qira`ah syażah dengan versi
pengurangan huruf; adapun dalam
lain, adapun pembagiannya dengan versi
qira`ah mutawatir ada huruf (% 7).
176
Qirâ`ah Syażżah
Vol. I No. 01, Mei 2015
(3) 7-8 ا9:!6 أن
shalat, karena qira`at
ini bukanlah
(Q.S. al-Baqarah [2] : 233)
termasuk
Di dalam kalimat ada perubahan
mutawatir), sedangkan qira`at syażżah
kalimat dan pada qira`ah mutawatir
tidaklah
dengan kalimat ( ّ