Konsep Diri Remaja pada Masa Pubertas dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

  2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6880 2337-6880 2337-6880

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Online: http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 1-7 Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 1-7 Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 1-7 dan dan dan

  ISSN Online:

  ISSN Online:

  Info Artikel: Diterima 08/01/2014 Direvisi 12/01/2014 Dipublikasikan 28/02/2014

  Ikatan Konselor Indonesia (IKI)

Konsep Diri Remaja pada Masa Pubertas

dan Impli plikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling ling

  Juliana, Indra Ibrahim & Afrizal Sa l Sano Universitas Negeri Padang

  Abstract

For students who are in in puberty, they should have a self-concept in the fac face of changes

experienced during puberty erty. Where they should have the knowledge, hope, and an an assessment of

the rapid body changes tha that occur at that time. But the facts on the ground, from ob observations and

interviews that there are stu students who do not have a good self-concept in the face o e of puberty. This

study classified the type of of descriptive quantitative research. Research subjects were ere 79 students in

the class VII puberty in SMP SMP 13 Sijunjung. The research instrument is the questionn nnaire. Research findings reveal: in general al students have a good self-concept in the face of puberty. ty.

  Keyword: Self-concept, students a ts at puberty

  Copyright © 2014 IICE - Multika ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo elor Indonesia - All Rights Reserved

  Indonesian Institute for Counselin ling and Education (IICE) Multikarya Kons PENDAHULUAN

  Masa remaja adalah masa y a yang berada dalam fase perkembangan yang pertumbuhan hannya sangat pesat. Pada masa ini bagian-bagian tertentu d dari seorang individu sudah semakin kuat dan semakin m n menarik. Remaja sudah mulai mampu berfikir abstrak d k dan memecahkan masalah yang bersifat hipotesis. H Hal ini diperkuat oleh Mohammad Ali dan Asrori (2009:1 09:10) bahwa pada masa remaja memungkinkan bagi remaja aja untuk mampu berfikir secara lebih abstrak, dan menguji h ji hipotesis.

  Masa remaja merupakan s salah satu tahap di dalam kehidupan manusia yang sang angat kritis, karena masa remaja ini merupakan tahap transi nsisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada tahap in p ini banyak sekali terjadi perubahan pada diri remaja terseb sebut, baik itu perubahan fisik, emosional maupun sosial. M l. Masa perubahan seperti ini biasa juga disebut sebagai m i masa puber. Sebagaimana diungkapkan oleh Elida Pray rayitno (2006:19) bahwa “pertumbuhan yang sangat cepat at merupakan karakteristik pertumbuhan pada periode rema maja. Pertumbuhan yang sangat cepat terutama terjadi pada da periode awal masa remaja yang disebut pubertas”.

  Pubertas adalah periode ya yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-per perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam m tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. Masa puber er juga dianggap sebagai periode tumpang tindih karena m a mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan ta tahun-tahun awal masa remaja.

  Masa puber merupakan awa wal penting yang menandai masa remaja. Sebagaimana diun iungkapkan oleh John W. Santrock (2007:83) bahwa Puberta ertas (puberty) adalah sebuah periode dimana kematangan n fisik berlangsung pesat yang melibatkan perubahan hormo monal dan tubuh, yang terutama berlangsung di masa remaj aja awal.

  Perubahan yang dialami r i remaja pada masa puber sering merisaukannya. Karena ena mereka menganggap bahwa perubahan-perubahan yan ang terjadi tersebut sebagai suatu kejanggalan yang sang angat mengganggu, yang mempengaruhi semua bagian tub tubuh, baik di dalam maupun di luar tubuh. Sesuai de dengan yang dinyatakan Elizabeth B. Hurlock (1980:191) 91)”pertumbuhan fisik yang pesat cenderung disertai ke kelelahan, kelesuan, dan perubahan-perubahan kelenjer inte internal remaja pubertas sering terganggu dengan perubahan an ini”. Selain perubahan psikis, perubahan ukuran tubuh jug juga menyebabkan kecanggungan bagi remaja

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7 pubertas, sebab mereka harus m s menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ng terjadi pada dirinya.

  Perubahan ukuran dan proporsi tu i tubuh yang terjadi sangat mencolok sehingga keseimban bangan yang sebelumnya sudah terbentuk mempengaruhi sik i sikap dan tingkah laku remaja pubertas.

  Masa puber anak laki-laki ki berbeda dengan masa puber anak perempuan. Menurut rut Elizabeth B. Hurlock erempuan berada pada rentangan umur 11 sampai umur 15 15 tahun, sedangkan masa (1980:185) masa puber anak pere puber anak laki-laki berada pada r a rentangan umur 12 sampai 16 tahun”. Dari pendapat di a i atas jelas terlihat bahwa anak perempuan lebih dulu menca capai kematangan daripada anak laki-laki. Dan dalam men enghadapi masa puber ini para remaja diharapkan memiliki k iki konsep diri yang baik.

  Konsep diri menurut Epste stein dkk (dalam Elida Prayitno, 2006: 121) mengungkapk pkan bahwa” konsep diri (self concept) sebagai pendapat at atau perasaan atau gambaran seseorang tentang dirin irinya sendiri, baik yang menyangkut materi, fisik (tubuh buh), maupun psikis (sosial, emosional, moral, dan k kognitif) yang dimiliki seseorang”. Remaja pubertas yan yang mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat te t tentunya akan memiliki pendapat tersendiri mengenai peru erubahan yang dialaminya tersebut.

  Sebagai remaja pubertas ya yang baik, mereka diharapkan paham dengan adanya perub ubahan fisik yang mereka alami. Selain itu mereka juga tent tentunya punya harapan tersendiri terhadap pertumbuhan fis fisiknya. Sehingga hal itu akan melahirkan penilaian yang b baik dari remaja pubertas tersebut terhadap perubahan yan yang dialaminya. Dengan begitu maka remaja pubertas akan kan memiliki konsep diri yang positif dalam hidupnya. Ka Karena menurut James F. Calhoun (1995:67) konsep diri a i adalah pengetahuan seseorang tentang dirinya, penghara arapan seseorang tentang dirinya, dan penilaian seseorang te tentang dirinya

  Fakta di lapangan berdasa asarkan observasi dan wawancara, melakukan observasi asi yang dilakukan pada tanggal 11 sampai 18 Juni 2012 d 2 di SMP N 13 Sijunjung. Observasi peneliti lakukan denga ngan cara masuk ke kelas saat siswa sedang belajar, dan ju juga dengan melihat siswa saat beraktifitas di luar kelas las. Dari observasi yang dilakukan peneliti, ditemukan b beberapa siswa perempuan maupun siswa laki-laki ya yang terganggu dengan perubahan yang terjadi pada dirin irinya. Misalnya siswa perempuan terlihat minder karena pa payudaranya yang sudah mulai tumbuh besar, sedangkan. . Sehingga untuk menyembunyikan ikannya siswa perempuan ini sedikit membungkukkan ba bahunya untuk menutupi payudaranya. Demikian juga deng ngan siswa laki-laki yang terlihat tidak nyaman dengan peru erubahan suara, Sehingga enggan saat disuruh guru bicara ra di depan kelas. Siswa perempuan dan laki-laki juga me mengalami masalah pada wajah mereka. Wajah mereka terlih rlihat berminyak dan berjerawat.

  Selain observasi, peneliti m liti melanjutkan dengan melakukan wawancara di kelas pada ada tanggal 20 sampai 22 Juni 2012. Wawancara peneliti lak i lakukan terhadap 10 orang siswa yang terlihat bermasalah d h dengan perubahan yang terjadi pada dirinya, serta pada s a siswa 10 orang siswa yang terlihat seperti tidak meng ngalami masalah dengan perubahan tersebut. Dari hasil il wawancara tersebut. Peneliti mendapatkan informasi asi bahwasanya mereka sebenarnya tidak terlalu memaham ami perubahan-perubahan yang mereka alami, sehingga me mereka menilai bahwa itu adalah sesuatu yang buruk yang te g terjadi pada diri mereka. Akibat adanya perubahan terseb sebut penampilan mereka menjadi terganggu.

  Sedangkan dari hasil waw awancara yang peneliti lakukan terhadap 10 orang sisw iswa yang terlihat tidak bermasalah dengan perubahan ya yang dialaminya. Peneliti mendapat informasi bahwa ba bagi mereka perubahan- perubahan yang mereka alami ada dalah hal yang baik bagi mereka. Karena mereka tahu bahw hwa itu merupakan tanda bahwa mereka bukan anak-anak ak lagi. Bahkan di antara mereka ada yang merasa lebih lebih percaya diri dengan perubahan-perubahan yang mereka eka alami tersebut.

  Selanjutnya, peneliti melan lanjutkan dengan melakukan wawancara pada tanggal 23 J

  3 Juni 2012 di ruang BK SMP N 13 Sijunjung. Wawancara ara dilakukan terhadap 2 orang guru BK yang ada di sekolah lah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lak i lakukan dengan guru BK di sekolah tersebut, didapatkan an informasi bahwa pada umumnya siswa yang datang untu ntuk konseling kepada guru BK adalah siswa yang bermas asalah dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Ada sis siswa laki-laki yang merasa bingung saat pertama kali me mengalami mimpi basah.

  Mereka juga terganggu dengan su suaranya yang berubah menjadi besar, serta wajah mulai lai berminyak dan mulai ditumbuhi jerawat. Dan ada juga ga siswa perempuan yang mengaku takut saat pertama ka kali menstruasai. Mereka juga merasa risih dengan bentuk tu k tubuhnya yang mulai berubah, sehingga membuat pakaian ian mereka menjadi terasa sempit. Hal ini membuat mereka m a merasa malu dengan keadaan tersebut.

  Dalam upaya penyelesaian ian masalah konsep diri remaja pada masa pubertas, guru B BK memiliki peran yang cukup besar karena salah satu tu tugas guru BK adalah menyelesaikan KES-T (Kehidup upan Efektif Sehari-hari © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7

  Terganggu) yang dialami siswa. D . Disini terlihat sekali peran seorang guru BK untuk mamp mpu mengarahkan remaja menyelesaikan tugas perkembanga ngannya, selain itu guru BK juga diminta mampu membantu antu siswa menyelesaikan permasalahannya yang berkaitan d n dengan konsep diri siswa pubertas agar mereka bisa men enerima keadaan dirinya sebagaimana mestinya agar KES n S nya tidak terganggu.

  Setelah diketahui konsep d diri remaja pada masa pubertas, maka akan terlihat implik plikasinya dalam layanan yang diterapkan guru BK terhada adap remaja pada masa pubertas tersebut. Guru BK dapat pat menerapkan layanan- layanan yang sesuai dengan perm rmasalahan yang dialami oleh siswa tersebut. Jadi dengan an diketahuinya masalah konsep diri remaja pada masa pu pubertas, guru BK dapat berperan dalam membantu siswa wa dalam menyelesaikan permasalahannya.

  Dari latar belakang masalah lah di atas, fokus dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Bagaimana pengetahuan rema maja pubertas tentang perubahan-perubahan yang dialaminy inya disaat pubertas

  2. Bagaimana pengharapan rema maja pubertas tentang perubahan-perubahan yang dialaminy inya disaat pubertas 3. Bagaimana penilaian remaja p ja pubertas tentang perubahan-perubahan yang dialaminya d a disaat pubertas.

  METODOLOGI

  Penelitian ini menggunaka kan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis deskrip riptif. Populasi penelitian ini adalah siswa yang berada pa pada masa pubertas di kelas VII SMPN 13 Sijunjung den engan jumlah 110 orang. Penarikan sampel dilakukan deng ngan teknik purposive sampling, sehingga didapatkan samp mpel penelitian sebanyak 79 orang.

  Alat yang digunakan untuk tuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesione ioner/angket. Untuk setiap kemungkinan jawaban, kuesioner ner/angket penelitian menggunakan kriteria lima pilihan an jawaban yaitu: untuk pernyataan pada bagian pengetah tahuan pilihan jawabannya adalah sangat paham, paham m, kurang paham, tidak paham, dan sangat tidak paham. U . Untuk bagian pengharapan pilihan jawabannya adalah san angat berharap, berharap, kurang berharap, tidak berharap, d , dan sangat tidak berharap. Sedangkan untuk bagian penila ilaian pilihan jawabannya adalah sangat baik, baik, kurang b g baik, tidak baik, dan sangat tidak baik. Untuk melihat pers ersentase hasil penelitian, peneliti menggunakan rumus perse rsentase:

  X 100 Keterangan:

  P = Persentase e f = Frekuensi i n = Jumlah respo sponden

  HASIL

  Berdasarkan hasil pengolah lahan data, maka hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel el berikut:

  Tabel 1. Hasil P il Penelitian Mengenai Konsep Diri Remaja Pada Masa sa Pubertas

  No Konsep diri remaja pada Laki- ki-Laki Perempuan masa pubertas

  P T P TP

  1. Pengetahuan 70% 30% 64,6 35,4

  % % B TB B TB

  2. Pengharapan 66,2 33,8 64,2 35,8

  % % % % B TB B TB

  3. Penilaian 64,3 35,7 63,4 36,6

  % % % % Rata-rata 66,8 33,3 64,1 35,9

  % % % % © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7

  70% bagi siswa laki-laki dan 64,6% bagi siswa yang pe adap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa puber b 64,2% bagi siswa perempuan, sedangkan Penilaian rema yang terjadi pada masa puber baik dengan persentase 64,3 erempuan. Jadi dapat dilihat konsep diri secara keseluruh i-laki dan 64,1% bagi siswa perempuan.

   disaat pubertas?

  erubahan-perubahan yang ki-laki yang berada pada yang dialaminya di masa han yang terjadi tersebut. asa pubertas. Sedangkan asa pubertas. siswa laki-laki mencapai aupun siswa perempuan s. Dengan demikian dapat n yang diungkapkan oleh uan, yang merupakan hal terjadinya perubahan yang baik terhadap perubahan dalam dirinya. ki-laki dan 35,4% siswa pubertas. Mereka masih kan wajar mereka alami, ng baik sebelum mereka th B. Hurlock (1980:194) n pemahaman mengenai n yang terjadi, akibatnya membuat seorang anak

   disaat pubertas

  h, proporsi tubuh, ciri-ciri terjadi pada masa puber perempuan. Pengharapan er baik dengan persentase maja pada masa pubertas 4,3% bagi siswa laki-laki uhan adalah baik dengan

  i tiga aspek yang diteliti,

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7

  ditemukan bahwa 66,2% siswa laki-laki berharap terhadap rtas. Hal ini menggambarkan bahwa pada umumnya siswa ki pengharapan yang baik terhadap terjadinya perubaha aki tidak berharap terhadap perubahan-perubahan yang terja berharap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada umumnya siswa perempuan juga sudah memiliki pengharap an pada masa pubertas. Sedangkan 35,8% siswa perem di pada masa pubertas. di atas dapat dilihat bahwa pengharapan yang dimilik erempuan 64,2%. Ini artinya baik siswa laki-laki maupun rharap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masa sudah memiliki konsep diri yang baik pada masa pubertas.

  pubertas tentang perubahan-perubahan yang dialaminya dis

  % siswa laki-laki tidak paham dengan perubahan-perubaha paham tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada mas paham tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada mas atas dapat dilihat bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh si n 64,6%. Ini menunjukkan bahwa baik siswa laki-laki mau ubahan-perubahan yang dialaminya dalam masa pubertas. D h memiliki konsep diri yang baik. Hal ini sesuai dengan y ahwa dimensi pertama dari konsep diri adalah pengetahua i sendiri. Dalam hal ini pengetahuan individu terhadap terja h penting. Karena dengan memiliki pengetahuan yang ba s akan membuat individu memiliki konsep diri yang baik dala t juga dilihat bahwa masih ada sekitar 30% siswa laki- tentang perubahan-perubahan yang dialaminya di masa p erubahan yang terjadi begitu pesat. Hal ini bisa dikatakan remaja pubertas tidak dibekali dengan pemahaman yang ebut. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Elizabeth emasuki masa puber tanpa memiliki pengetahuan dan an untuk menjadi matang atau tentang pola kematangan elihat perubahan tubuhnya. Hal inilah yang biasanya m ang baik pada masa pubertas

  ditemukan bahwa 70% siswa laki-laki paham tentang peru al ini menggambarkan bahwa pada umumnya siswa laki- i pengetahuan yang baik tentang perubahan-perubahan ya

  pubertas tentang perubahan-perubahan yang dialaminya dis

  nsep diri remaja pada masa pubertas. Dapat terlihat dari t , dan penilaian individu terhadap perubahan ukuran tubuh, ekunder. da masa pubertas terhadap perubahan-perubahan yang ter

  © 2013 Indonesian Ins Dari hasil penelitian, konse yaitu pengetahuan, pengharapan, d seks primer, dan ciri-ciri seks seku

   Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7

  Dari temuan penelitian d mencapai 66,2% dan siswa pere berada pada masa pubertas berha bisa dikatakan bahwa mereka sud

  Dari temuan penelitian d yang terjadi pada masa pubertas pada masa pubertas, memiliki Sedangkan 33,8% siswa laki-laki Dan 64,2% siswa perempuan be menggambarkan bahwa pada um terjadinya perubahan-perubahan terhadap perubahan yang terjadi p

  2. Pengharapan remaja puber

  Di samping itu dapat ju perempuan yang tidak paham te bingung dengan perubahan-peru karena memang kebanyakan rem memasuki masa pubertas tersebu sebagian besar anak-anak mem lamanya waktu yang diperlukan anak menjadi prihatin bila meli memiliki konsep diri yang kurang

  Dari temuan penelitian di ata 70% dan siswa yang perempuan 6 paham dengan baik tentang perub dikatakan bahwa mereka sudah m James F. Calhoun (1995:67) bahw apa yang diketahui tentang diri se dialaminya saat puber sangatlah yang terjadi pada masa pubertas ak

  Dari temuan penelitian dite terjadi pada masa pubertas. Hal masa pubertas, sudah memiliki p pubertas. Namun demikian 30% Dan 64,6% siswa perempuan pah 35,4% siswa perempuan tidak pa

  1. Pengetahuan remaja pubert

  PEMBAHASAN

  Pengetahuan remaja pada adalah baik dengan persentase 70 remaja pada masa pubertas terhad 66,2% bagi siswa laki-laki dan 6 terhadap perubahan-perubahan ya dan 63,4% bagi siswa yang pere perentase 66,8% bagi siswa laki-la

  dap perubahan-perubahan wa laki-laki yang berada ahan-perubahan tersebut. rjadi pada masa pubertas. da masa pubertas. Hal ini rapan yang baik terhadap rempuan tidak berharap iliki oleh siswa laki-laki n siswa perempuan yang sa pubertas. Berarti sudah tas. Hal ini senada dengan

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7

  pendapat Rogers (dalam James F. s F. Calhoun, 1995:71) bahwa dimensi kedua dari konsep d p diri adalah pengharapan yang ada dalam diri tentang diri iri seseorang. Dalam hal ini adalah pengharapan terhadap p p perubahan yang dialami di masa pubertas. Pada saat ses seseorang mempunyai satu set pandangan tentang siapa d a dirinya, maka dia juga mempunyai satu set pandangan la n lain yaitu tentang kemungkinan menjadi seperti apa dirin irinya di masa mendatang. Atau dengan kata lain dapat dik t dikatakan bahwa setiap orang memiliki harapan bagi d i dirinya sendiri, dimana pengharapan setiap individu itu tu berbeda sesuai diri ideal yang di inginkannya. Dan jika ika pengaharapannya baik maka akan melahirkan konsep dir diri yang baik pula di dalam dirinya.

  Di samping itu dapat jug juga dilihat bahwa masih ada sekitar 33,8% siswa laki- ki-laki dan 35,8% siswa perempuan yang tidak berharap rap terhadap perubahan-perubahan yang dialaminya di m i masa pubertas. Ini akan mempengaruhi konsep diri ya yang dimilikinya, karena tanpa ada harapan tentang g seperti apa diri yang diinginkannya, maka mereka tida tidak akan memiliki pengharapan diri yang ideal. Penghara arapan diri yang ideal ini berbeda antara individu satu deng engan yang lainnya. Sesuai dengan yang diungkapkan dalam lam Elizabeth B. Hurlock (1980:201) bahwa pada masa p a pubertas, setiap individu akan memiliki pengharapan y n yang berbeda terhadap dirinya, sesuai dengan pandanga gan ideal diri yang diinginkannya. Seorang individu akan an sulit menerima dirinya karena gelisah akibat tubuhnya ya yang mulai berubah dan tidak puas terhadap penampi pilannya. Misalnya anak perempuan yang berharap bisa m memiliki tubuh yang ramping serta anak laki-laki yang ing ingin memiliki bahu yang lebar serta tungkai kaki yang lebih ebih berisi.

  Calden dalam Elizabeth B

  B. Hurlock (1980:201) menyatakan bahwa p a perempuan menginginkan perubahan dari pinggang ke baw bawah, dan menginginkan bagian-bagian tubuh lainnya leb lebih kecil (kecuali payudara). Sedangkan laki-laki mera erasa tidak puas dengan dimensi tubuh dari pinggang ke a e atas, mereka menginginkan bagian tubuh yang lebih lebar bar. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa pengharapan ter terhadap diri sendiri sangat berpengaruh terhadap peneri erimaan diri yang akan membentuk konsep diri dalam dir diri individu, terutama individu yang sedang berada dalam m m masa pubertas

3. Penilaian remaja pubertas t s tentang perubahan-perubahan yang ng dialaminya disaat pubertas as

  Dari temuan penelitian tian ditemukan bahwa 64,3% siswa laki-laki memiliki p i penilaian baik tehadap perubahan-perubahan yang terjad rjadi pada masa pubertas. Ini berarti bahwa pada umumny nya siswa laki-laki sudah menilai baik semua perubahan-p n-perubahan yang terjadi pada dirinya di masa pubertas. N . Namun demikian 35,7% siswa laki-laki memiliki penilaia aian yang tidak baik terhadap perubahan yang terjadi pada da masa pubertas. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada da di antara siswa laki-laki yang berada pada masa pube ubertas yang memandang bahwa perubahan-perubahan yan yang dialaminya sebagai sesuatu hal yang buruk. Dan 63 63,4% siswa perempuan memiliki penilaian baik terhadap ap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas. S . Sehingga bisa dikatakan bahwa pada umumnya siswa pe perempuan yang berada pada masa pubertas menganggap gap perubahan-perubahan yang dialaminya sebagai sesuatu uatu hal yang baik bagi dirinya. Sedangkan 36,6% siswa iswa perempuan memiliki penilaian yang tidak baik terhad hadap perubahan yang terjadi pada masa pubertas. Mere ereka masih menganggap bahwa perubahan-perubahan ters ersebut merupakan hal buruk yang harus mereka alami.

  Dari temuan penelitian d di atas dapat dilihat bahwa penilaian yang dimiliki oleh si siswa laki-laki mencapai 64,3% dan siswa perempuan 63,4 3,4%. Ini artinya baik siswa laki-laki maupun siswa perem empuan yang berada pada masa pubertas memiliki penilaia ilaian yang baik terhadap perubahan-perubahan yang terj terjadi di masa pubertas.

  Berarti sudah bisa dikatakan bah ahwa mereka sudah memiliki konsep diri yang baik pada da masa pubertas. Hal ini diperkuat oleh James F. Calhou houn (1990:71) “Bahwasanya dimensi ketiga dari konsep sep diri adalah penilaian terhadap diri sendiri, dimana seo seorang individu berperan langsung sebagai penilai tentang tang dirinya sendiri setiap hari”. Dalam hal ini dapat dilih ilihat dari penilaian seorang individu terhadap perubahan an fisik yang pesat yang dialaminya selama masa puberta rtas berlangsung. Seorang individu yang memiliki penilai ilaian yang baik terhadap perubahan yang dialaminya. Aka kan mampu menerima dirinya dengan baik sehingga akan kan menghasilkan konsep diri yang baik pula dalam hidupn pnya.

  Di samping itu dapat j t juga dilihat bahwa masih ada sekitar 35,7% siswa laki ki-laki dan 36,6% siswa perempuan memiliki penilaian ya yang tidak baik tentang perubahan-perubahan yang dialam laminya di masa pubertas. Hal ini biasa terjadi pada remaj aja di masa pubertas. Sebagaimana menurut Elizabeth B h B. Hurlock (1980:197) sebagian anak melewati masa p puber tanpa mengembangkan konsep diri yang kurang m g menyenangkan. Hal ini

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7

  D. Layanan bimbingan kelomp Seperti halnya konseli kelompok. Bimbingan kelom yang tidak mengalami masala kelompok bisa membantu sis

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7

  yanan yang diberikan kepada, hal yang paling utama dila n. Studi kebutuhan sangat diperlukan dalam menentukan k butuhan merupakan suatu usaha untuk merencanakan ke butuhan siswa asuh. li dengan memberikan dan memanfaatkan kegiatan penduk nakan angket penelitian. Dari hasil studi kebutuhan ini nan an Bimbingan dan Konseling diberikan untuk mengentaska ikan disesuaikan dengan masalah yang dialami siswa. Dalam konsep diri remaja pubertas dari Tidak Baik (TB), Kurang aik (B) atau Sangat Baik (SB). asalahan konsep diri yang dialami siswa dalam mengh n keluar yang diberikan untuk mengentaskan masalah n layanan yang diberikan berkenaan dengan masalah konse erupakan layanan yang diberikan kepada individu dengan (Prayitno, 2004: 3). Layanan informasi bisa diberikan deng an jalan keluar dari masalah yang banyak dialami oleh sisw penelitian, maka materi layanan informasi yang mungkin bangan manusia, b)masa remaja dan masa pubertas, c)peru di masa puber, serta d)sikap yang diperlukan dalam meng ngan perorangan diberikan kepada siswa yang mengalami mas siswa. Format pelaksanaan layanan konseling perorangan namun bisa juga dengan cara memanggil siswa yang mengala pok kelompok merupakan layanan yang diberikan dengan for kelompok dalam mebahas dan membantu mencarikan jala lompok. Layanan konseling kelompok diberikan kepada sama. Layanan konseling kelompok dipilih untuk menge alam menghadapi perubahan yang dialaminya pada masa dan layanan penguasaan konten, layanan konseling kelomp mpok seling kelompok, layanan bimbingan kelompok bisa dite lompok diberikan dengan menggabungkan siswa yang meng salah dalam menhadapi masa pubertas. Hal ini dimaksudkan siswa yang mengalami masalah tersebut. n dapat berupa topik tugas ataupun topik bebas. Adapun jik ugas, maka topik yang mungkin dibahas adalah sebagai mbangan manusia, serta c)perubahan-perubahan fisik pen

  bingan dan Konseling

  h penilaian oleh individu itu sendiri terhadap bentuk tubu

   Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7

  Topik yang diberikan d dilakukan dengan topik tuga b)pertumbuhan dan perkemb masa puber

  C. Layanan konseling kelomp Layanan konseling ke memanfaatkan dinamika ke yang dialami anggota kelom mengalami masalah yang sa dialami siswa pubertas dala dengan layanan informasi da beberapa siswa.

  © 2013 Indonesian Ins salah satunya disebabkan oleh p perubahan di masa pubertas.

  B. Layanan konseling peroranga Layanan konseling pe perlu dialami oleh banyak sis klien datang ke konselor, nam

  Berdasarkan temuan p sebagai berikut : a)perkemba yang penting bagi remaja d di masa puber.

  A. Layanan informasi Layanan informasi mer yang dibutuhkan individu (P diberikan untuk memberikan

  Setelah diketahui permasa selanjutnya direncanakan jalan k pemberian layanan BK. Adapun la adalah:

  Layanan BK yang diberikan BK diberikan untuk mengubah ko Baik (CB) ke arah yang lebih Baik

  Studi kebutuhan diawali d dalam penelitian ini dapat diguna yang dialami oleh siswa. Layanan siswa.

  Sebelum menentukan layan assessment atau studi kebutuhan. yang dialami siswa. Studi kebu diberikan agar sesuai dengan kebu

  Implikasi dalam Layanan Bimbing

  buhnya yang mengalami dilaksanakan adalah need n kebutuhan atau masalah ketepatan layanan yang dukung yang ada di BK, nanti akan terlihat hal-hal skan masalah yang dilami lam penelitian ini, layanan ng Baik (KB) dan Cukup nghadapi masa pubertas, h siswa tersebut berupa nsep diri remaja pubertas an memberikan informasi engan format klasikal dan swa. kin bisa diberikan adalah erubahan-perubahan fisik nghadapi perubahan fisik asalah tertentu dan tidak an bisa dengan menunggu galami masalah tertentu. format kelompok dengan jalan keluar dari masalah da kelompok siswa yang ngentaskan masalah yang sa pubertas. Jadi berbeda mpok hanya dialami oleh iterapkan dengan format engalami masalah dengan kan agar dengan dinamika jika bimbingan kelompok ai berikut : a)seks bebas, penting bagi remaja pada

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No.1, Februari 2014. hlm. 1-7 PENUTUP

  Berdasarkan penelitian yan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara um mum konsep diri remaja pada masa pubertas adalah baik. H . Hal ini diketahui dengan melihat pengetahuan, pengharap apan, dan penilaian siswa terhadap perubahan ukuran tubuh buhnya, proporsi tubuh, ciri-ciri seks primer, serta ciri-cir i-ciri seks sekunder yang dialaminya pada masa pubertas. .

  Berkenaan dengan temuan p n penelitian, peneliti mengemukakan beberapa saran kepad ada beberapa pihak yaitu: Bagi siswa yang berada di masa sa pubertas, melalui penelitian ini dapat mengetahui perm rmasalahan yang mereka alami dalam menghadapi masa a pubertas. Selanjutnya, siswa bisa berusaha menyelesa lesaikan permasalahannya melalui berbagai layanan BK yan ang sesuai. Kepada personil sekolah, melalui penelitian in ini terlihat masalah yang dialami siswa dalam menghadap api masa pubertas dan diharapkan bisa membantu sebag agai bahan acuan dalam menerapkan dan meningkatkan pro program sekolah untuk siswanya.terakhir kepada guru BK, K, sebagai masukan untuk menyusun program pelayanan bi bimbingan dan kegiatan pendukung bimbingan konselin ling yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan sis siswa sehingga siswa mampu menghadapi dan melalui ma masa pubertasnya dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

  Anas Sudijono. 2011. Evaluasi Pe i Pendidikan . Jakarta: Raja Grafindo Persada A.Muri Yusuf. 2005. Metodologi P gi Penelitian . Padang: UNP Press Elida Prayitno. 2006. Psikologi Pe i Perkembangan Remaja . Padang: Angkasa Raya Elizabeth B.Hurlock. 1980. Psikolo . Jakarta: PT. Aksara Pratama

  ikologi Perkembangan

  James F. Calhoun. 1995. Psikolog logi tentang Penyesuaian . Semarang: IKIP Semarang Press ss John W. Santrock. 2007. Remaja. ja. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama Mohammad Ali, asrori. 2009. Psik sikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara Prayitno. 2004. Buku Seri Layanan nan Bimbingan Konseling. Padang: BK FIP UNP

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and