Komunikasi Interpersonal Siswa Pengguna Internet dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

  2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6880 2337-6880 2337-6880

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Online: http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 2 Nomor 1, Februari 2014, Hlm 8-14 Volume 2 Nomor 1, Februari 2014, Hlm 8-14 Volume 2 Nomor 1, Februari 2014, Hlm 8-14 dan dan dan

  ISSN Online:

  ISSN Online:

  Info Artikel: Diterima 08/02/2014 Direvisi 12/02/2014 Dipublikasikan 28/02/2014

  Ikatan Konselor Indonesia (IKI)

Komunikasi I si Interpersonal Siswa Pengguna Internet dan Implikasiny sinya

te terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

  Winda Marnita, Riska Ahmad & A Azrul Said Universitas Negeri Padang

  Abstract

Interpersonal communicatio ication through the internet is now becoming a trend a among the public,

especially students. Online line communication is of interest by students because it is it is cheap, easy and

fast. The Internet as a co communication medium between the interpersonal stude tudents with parents,

teachers and fellow inte internet users. The use of the internet as a medium m of interpersonal

communication understood tood the students well. Aspects that should be understood in d in communicating

interpersonal are students nts use of the internet, the purpose of the use of the in internet, openness,

attention, empathy, equality ality. This research is descriptive research, the population tion in this study are

students of SMP Negeri Pa Padang 25 that become the subject of research is as muc uch as 69 students,

data collected by using q question form. This study reveals students' interpersona onal communication

through the internet and th d the implications for guidance and counselling services. es. Because most of

students have yet to unders erstand and implement the aspects of the accommodation. .

  Keyword: interpersonal communic unication, use of internet

  Copyright © 2014 IICE - Multika ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo elor Indonesia - All Rights Reserved

  Indonesian Institute for Counselin ling and Education (IICE) Multikarya Kons PENDAHULUAN

  Perkembangan ilmu peng ngetahuan dan teknologi yang pesat saat ini member erikan kemudahan bagi kehidupan manusia. Hubungan an antar manusia di belahan bumi menjadi terasa dekat, denga ngan kemajuan teknologi khususnya di bidang informatik tika dan komunikasi membantu manusia dapat berkomu munikasi dengan mudah walaupun berada di tempat yang ng saling berjauhan. Manusia memanfaatkan teknologi yan ang canggih untuk dapat saling berinteraksi dengan mudah ah dan cepat.

  Di dalam kehidupan manu anusia memerlukan komunikasi agar dapat bertukar info formasi kepada manusia lainnya. Sebagaimana yang dijelas laskan oleh Theodorson (dalam Burhan Bungin 2009: 30) ) Memberi batasan lingkup p communication berupa penyebaran informasi, ide-ide, s , sikap-sikap, emosi dari seorang atau kelompok kep epada yang lain (atau lain-lainnya) terutama melalui simbol bol-simbol.

  Majunya teknologi inform ormasi ditandai dengan hadirnya internet yang memiliki be beragam fitur-fitur yang canggih sebagai pendukungnya. Se . Seperti yang dikemukakan oleh Severin dan Tankard (2 (2001: 6) “internet pada dasarnya sebuah jaringan antar-ko -komputer yang saling berkaitan. Jaringan ini tersedia terus us menerus sabagai pesan elektronik, termasuk email, transm smisi file, komunikasi dua arah antar individu atau komput uter”.

  Menurut Mortiner & Lars arson, Seattler (dalam Santrock 2007: 218) mengatakan Sekarang ini, terjadi peru erubahan besar di mana penggunaan komputer dan internet et oleh remaja meningkat pesat melebihi kecepata atan dalam revolusi teknologi. Dapat disimpulkan bahw ahwa remaja merupakan Menurut Mc Kenna dan Barg argh, Young (dalam Michaelyani : 2010) menyatakan: Internet dapat menjadi s i suatu teknologi sosial yang besar untuk membantu ora rang untuk berhubungan dengan orang lain dan u untuk memperluas cakrawala sosial mereka. Pada saat ya t yang sama, Internet bisa menjadi suatu teknologi logi sosial mengisolasi jika orang menggunakannya untu tuk menghindari kontak dengan orang-orang di se i sekitar mereka dan melarikan diri dari dunia nyata.

  Sejalan dengan hal di atas tas Berdasarkan penelitian Young dalam Michaelyani (201 010) menyatakan: Remaja menghabiskan le lebih banyak waktu online, kurang keinginan mereka untuk tuk melihat dan berbicara dengan anggota keluarg arga langsung mereka. Beberapa orang mungkin berpen endapat bahwa mungkin sebaliknya remaja kuran rang memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan kelu eluarga mereka, semakin mereka online.

  Fenomena yang terjadi ha hampir semua siswa memiliki facebook atau twitter serta rta situs perteman sosial lainnya. Situs-situs ini sangat d t diminati oleh para karena tidak hanya bisa diakses mela elalui komputer, laptop,

  

handphone dan tablet pc. Hampir pir semua siswa memiliki akun atau menjadi anggota dari ri situs pertemanan sosial

  ini. Namun, siswa lebih senang m mengemukakan mengenai dirinya di internet khususnya ya media sosial daripada menceritakan kepada orang tua, gu , guru, atau teman sebayanya.

  Komunikasi Interpersonal al menurut Tan (dalam Alo Liliweri 1997: 66) “komunik ikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara du dua orang”. Seiring dengan perkembangan teknologi ko komunikasi interpersonal berkembang dengan memanfaatka tkan internet sebagai medianya. Komunikasi interpersonal b l bermedia internet sangat disenangi oleh sebagian besar sisw iswa saat ini.

  Berdasarkan pengamatan tan yang dilakukan terhadap beberapa remaja yang duduk uk di kelas VII dan kelas

  VIII SMP Negeri 25 Padang pada ada bulan Maret sampai Juni 2012. Siswa menghabiskan n waktu di warnet dan di depan komputer untuk online. Sis . Siswa menjadi anggota cyber community dimana merek reka berinteraksi dengan komunitas dunia maya lainnya. .

  Berdasarkan wawancara ra dengan salah seorang wali kelas VII.1 dan VII.4 di SM SMP Negeri 25 Padang mengatakan bahwa sebagian besa esar siswa yang menghabiskan waktunya untuk ke warnet et hanya untuk membuka beberapa situs jejaring sosial. Ketik etika siswa disuruh mencari materi di internet siswa lebih ih tertarik membuka situs facebook untuk online. Siswa men engenal dan menjadi anggota jejarig sosial.

  Selain itu berdasarkan w n wawancara dengan beberapa orang siswa mereka meng engatakan bahwa senang berkomunikasi melalui internet ya t yang lebih dikenal dengan chatting dan siswa-siswa ini j i juga sering menuliskan pesan melalui jejaring sosial seper perti facebook, twitter dan lainya.

  Berdasarkan penelitian s n sebelumnya yang dilakukan oleh Anne Ratnasari (200 005: 117-118) mengenai “Pengaruh Komunikasi Interperso rsonal Bermedia Internet Terhadap Persahabatan Di Dunia ia Maya” menyimpulkan bahwa komunikasi interpersonal b l bermedia internet sebagai sarana komunikasi yang memilik miliki berbagai kelebihan sehingga mengimbangi komunikas ikasi secara tatap-muka.

  METODOLOGI PENELITIAN N

  Penelitian ini menggunak akan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis deskrip riptif. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 25

  25 Padang di SMP Negeri Kota Padang, sedangkan subjek jek dalam penelitian ini berjumlah 69 orang. Instrumen y yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitia elitian ini adalah angket. Jenis angket yang digunakan dalam lam penelitian ini adalah angket tertutup dengan menggunak nakan skala bebas dengan empat alternatif pilihan jawaban an yaitu “selalu”, “sering”, “kadang-kadang” dan “tida tidak pernah”. Data yang diperoleh dianalisis dengan meng nggunakan teknik persentase yang dikemukakan oleh A Mu uri Yusuf (1997: 349)

  P = x 100 Keterangan :

  P = Persentase jawaban f = Frekuensi jawaban n=Jumlah keseluruhan resp esponden

  Klasifikasi yang dikemuk ukakan oleh Suharsimi Arikunto (2007: 352) yaitu: 76% - 100% = baik ik 51% - 75% = cuku kup baik 26% - 50% = kura rang baik

  • 25% = tidak ak baik

  HASIL

  Berdasarkan hasil pengola golahan data, maka hasil penelitian ini dapat digambarkan se sebagai berikut:

  Tabel 1. Rekapitulasi Komunika nikasi Interpersonal Siswa SMP Negeri 25 Padang Komunikasi Persentase No. Interpersonal Siswa % Pengguna Internet

  Penggunaan Internet 1 dalam berkomunikasi

  24.93 Interpersonal Berdasarkan tabel di atas tas dapat dilihat bahwa keseluruhan penggunaan inter ternet oleh siswa untuk berkomunikasi interpersonal da dalam hal berinteraksi dengan pengguna lain, me memberikan tanggapan, menyampaikan pesan, memberik erikan informasi, dan menerima informasi yaitu 24.93 .93% siswa yang selalu menggunakan internet untuk berko rkomunikasi interpersonal.

  Tabel 2. Rekapitulasi Komunika nikasi Interpersonal Siswa SMP Negeri 25 Padang Komunikasi Interpersonal Persent sentase No. Kategori Siswa Pengguna % % Internet

  Keterbukaan 1 dalam

  19.6

  9.65 Tidak Baik berkomunikasi Perhatian dalam

  2

  9.2

  9.21 Tidak Baik berkomunikasi Empati dalam

  3

  21.4

  1.44 Tidak Baik berkomunikasi Kesetaraan 4 dalam

  19.6

  9.65 Tidak Baik berkomunikasi Berdasarkan tabel di atas da dapat dilihat bahwa 19.65% siswa memiliki keterbukaan d dalam komunikasi inter- personal melalui internet, sehin ingga dapat disimpulkan keterbukaan siswa dalam kom komunikasi interpersonal tergolong tidak baik, 9.21% sisw siswa memberikan perhatian dalam komunikasi interpers ersonal melalui internet, sehingga dapat disimpulkan perh rhatian siswa tergolong tidak baik, 21.44% memiliki emp mpati dalam komunikasi interpersonal melalui internet, seh sehingga dapat disimpulkan empati siswa dalam komunikas kasi interpersonal melalui internet tergolong tidak baik, rata rata-rata skor jawaban siswa memilih 19.65% memperhatik hatikan kesetaraan dalam komunikasi interpersonal melalu lalui internet, sehingga dapat disimpulkan kesetaraan sis siswa dalam komunikasi interpersonal melalui internet tergo rgolong kurang baik.

  PEMBAHASAN Komunikasi Interpersonal Siswa iswa Pengguna Internet

  Devito (2011: 22) mengem gemukakan “komunikasi interpersonal yaitu komunikasi si antara dua individu.” Sejalan dengan itu menurut Hafie fied Canggara (2008: 32) komunikasi interpersonal merupa pakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua oran rang atau lebih secara tatap muka. Seperti yang dinyataka kan Pace dalam Hafied Canggara (2008: 32) bahwa “inter terpersonal communication is communication involving two two more people in face to

  face setting.”

  Menurut Levy (dalam Se Severin dan Tankard 2005: 6) internet sebagai “saluran k n komunikasi yang tidak terbatas, pembangunan komunika ikasi , iklan elektronik dan interaksi yang sangat komple pleks yang mengaburkan batas antara penyedia dan konsum men.”

  The Graphic, Visualization tion & Usability Center, the Georgia Institute of Tech chnology (dalam Surya:

  2002) menggolongkan penggun una Situs Jejaring Sosial menjadi tiga kategori dengan an berdasarkan intensitas Situs Jejaring Sosial yang digunak akan:

  1) Heavy users (lebih dari ari 40 jam per bulan) lebih 1. 5 jam per hari 2) Medium users (antara 1 a 10 sampai 40 jam per bulan) antara 1.5 jam per hari 3) Light users (kurang dar ari 10 jam per bulan) kurang dari 1.5 jam per hari

  Horrigan (dalam Astutik tik : 2002) menggolongkan aktivitas - aktivitas Situs Situs Jejaring Sosial yang dilakukan para pengguna Situ Situs Jejaring Sosial menjadi empat kelompok kepentin tingan penggunaan Situs Jejaring Sosial, yaitu:

  1. Berkirim pesan melalui lui E-mail 2. Aktivitas kesenangan (F (Fun activities) yaitu aktivitas yang sifatnya untuk kesenan nangan atau hiburan.

  3. Kepentingan informasi si (Information utility) yaitu aktivitas internet untuk mencari informasi, sepe eperti: informasi produk, informasi travel, cuaca aca, informasi keuangan, informasi pekerjaan, atau informa rmasi tentang politik.

  4. Transaksi (Transaction tion ), yaitu aktivitas transaksi (jual beli) melalui Situs J s Jejaring Sosial, seperti: membeli sesuatu, meme mesan tiket perjalanan.

  Menurut Rogers (dalam m Hafied Canggara 2008: 33) “proses komunikasi ya yang menggunakan alat elektronik seperti itu, masih d dapat dikategorikan sebagai proses komunikasi massa a atau komunikasi antar pribadi.” “Machine-assited inter terpersonal communication is the telephone, it does not fit t fit into either category of

  mass media or interpersonal cha channel because it is neither face-to-face nor one-to-many.” y.” Adapun fokus dari penelitian ini n ini adalah sebagai berikut:

  Berdasarkan hasil penelitia litian yang dilakukan, diketahui bahwa bahwa 34 orang sis siswa atau 49.28% siswa yang menggunakan internet untu untuk berkomunikasi interpersonal dalam hal berinteraksi si dengan pengguna lain, memberikan tanggapan, menyam ampaikan pendapat, mencari informasi, dan menerima infor formasi.

  Sejalan dengan hal itu men enurut Laque (dalam Ardianto, dkk 2007: ) membedakan kan internet (dan jaringan global lainnya) dari teknologi k i komunikasi traditional adalah tingkat interaksi dan kec ecepatan yang dinikmati pengguna untuk menyiarkan pe pesannya. Tak ada media yang memberi setiap pengguna nanya kemampuan untuk berkomunikasi secara seketika d a dengan ribuan orang.

  Santrock (2007: 218) menya nyatakan bahwa: Internet merupakan sarana in inti dari komputer untuk berkomunikasi. Sistem internet et dapat meliputi seluruh dunia dan melibatkan ribuan an koneksi jaringan komputer, memberikan sejumlah info informasi yang luar biasa banyaknya yang dapat ditelus lusuri oleh remaja.

  Selain itu menurut Werner J.Se J.Severin dan James W. Tankard Jr, (2005: 8) tiga fitur utam tama Internet, yaitu email (surat elektronik), News Group an and Mailing List, serta World Wide Web. Selain itu Ardianto, dkk (2 (2007: 151) mengemukakan “ Internet dihuni oleh jutaan an orang nonteknik yang menggunakan setiap hari untuk be berkomunikasi dan mencari informasi”.

  2. Keterbukaan dalam Komun unikasi melalui Internet

  Berdasarkan hasil peneliti litian yang dilakukan, diketahui bahwa 13.25% memili iliki keterbukaan dalam komunikasi interpersonal, sebagia agian besar dapat disimpulkan siswa (86.75%) siswa tid tidak terbuka pada saat berkomunikasi melalui internet, se t, sehingga komunikasi interpersonal tergolong tidak baik.

  Menurut Devito (1997: 2 : 259-264) efektifitas komunikasi interpersonal adanya nya keterbukaan bahwa komunikator interpersonal yang e g efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya be berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan gan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ng ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu kom omunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuk buka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembun unyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.

  3. Perhatian dalam Komunika ikasi Interpersonal melalui Internet

  Berdasarkan hasil peneli elitian yang dilakukan, diketahui bahwa 14.25% siswa ya yang memiliki perhatian dalam komunikasi interpersonal al melalui internet, dapat disimpulkan sebagian besar ar siswa (85.75%) tidak memiliki perhatian terhadap lawan an komunikasinya, sehingga komunikasi interpersonal sisw iswa tergolong tidak baik.

  Komunikasi interpersonal m l menurut Bochner (dalam Devito, 2011: 252) devenisi b isi berdasarkan komponen (componential) menjelaskan kom omunikasi antarpribadi dengan komponen-komponen uta utamanya-dalam hal ini, penyampaian pesan oleh satu oran rang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelomp pok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan p n peluang untuk memberikan umpan balik segera.

  4. Empati dalam Komunikasi si Interpersonal melalui Internet

  Berdasarkan hasil penelitian itian yang dilakukan, diketahui bahwa 21.44% siswa yang m g memiliki empati dalam komunikasi interpersonal melalu lalui internet, dapat disimpulkan sebagian besar siswa (7 (78.56%) siswa kurang memiliki empati dalam komunik nikasi interpersonal, sehingga komunikasi interpersonal al siswa melalui internet tergolong kurang baik.

  Henry Backrack (dalam Dev evito, 1997: 160) mendefinisikan empati sebagai ”kemam ampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dia dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut p t pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” .”

  Sejalan dengan hal itu Thill ill (2003:) komunikasi sebagai proses mengirim dan men enerima pesan, dan bisa dikatakan efektif apabila pesan te tersebut dapat dimengerti dan menstimuli tindakan atau tau mendorong orang lain untuk melakukan tindakan sesuai d ai dengan pesan yang disampaikan tersebut.

  5. Kesetaraan dalam Komunika nikasi Interpersonal melalui Internet

  Berdasarkan hasil penelitia nelitian yang dilakukan, diketahui bahwa 19.65% siswa wa yang memperhatikan kesetaraan dalam komunikasi i interpersonal melalui internet, sebagian besar sis siswa (80.35%) kurang memperhatikan kesetaraan dalam m komunikasi interpersonal sehingga dapat disimpulkan k n kesetaraan siswa dalam komunikasi interpersonal tergolon long tidak baik.

  Supratiknya (1995: 42) m ) melalui tanggapan yang bersifat memberikan dukungan, an, penerima pesan ingin menunjukan sikap penuh simpati, ati, meneguhkan kembali, atau menolong, meringankan b n beban pengirim pesan. Tanggapan sebaiknya tidak dilaku kukan dengan tergesa-gesa karena akan menyebabkan munc unculnya kesan meremeh- kan dan merendahkan bagi lawan an bicara.

  Menurut Devito (1997: 7: 259-264) komunikasi interpersonal akan lebih efektif b f bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan seca ecara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai da i dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai ai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

  Jadi, dapat disimpulkan ko komunikasi interpersonal siswa pengguna internet secara k keseluruhan belum baik, dalam berkomunikasi interperson sonal melalui internet siswa harus memahami penggunaa naan internet yang baik, memahami tujuan penggunaan inte internet dengan baik, memiliki keterbukaan yang bertanggun gung jawab, perhatian ter- hadap lawan komunikasi, memili iliki empati terhadap lawan komunikasi, dan adanya keset setaraan dalam berkomu- nikasi interpersonal melalui intern rnet.

  Implikasi terhadap Layanan Bim Bimbingan dan Konseling

  Menurut Prayitno (2012: 12: 136) menjelaskan perkembangan konseling juga tida tidak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Pada a awalnya konseling hanya sebatas pertemuan tatap muka uka (face to face) antara konselor dan klien, namun saa saat ini konseling juga dapat diselenggarakan dengan n berbagai media yang memungkinkan hubungan konselin eling jarak jauh.

  Menurut Hafied Canggara ara (2008: 150) perkembangan teknologi komunikasi saat i at ini berpengaruh kepada perkembangan konseling yang aw awalnya tatap muka dapat dilakukan dengan perantaraan aan internet atau dikenal dengan istilah online. Hal ini dap apat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengatasi per permasalahan komunikasi yang ada pada siswa atau remaja y a yang merupakan salah satu pengguna internet terbesar saa aat ini.

  Ron Kraus, dkk (dalam d dalam Zadrian Ardi, Frischa Meivilona, 2012: 2) hal hal yang perlu diketahui konselor email dan chat program, m, email merupakan salah satu komunikasi standar pada in a internet, sedangkan text

  

chat sedikit berbeda dari email s il sehingga pengguna (konselor dan klien) dapat berkomu unikasi dengan keadaan

real-time dengan menggunakan in internet. Selanjutnya Ron Kraus, dkk mengemukakan vide ideoconferencing merupa-

  kan suatu aplikasi yang hampir s ir sama dengan text chat, namun selain mengandung unsu sur pertukaran informasi melalui text juga terjadi komunika ikasi melalui tampilan video masing-masing pengguna secar cara real-time.

  Selain konseling online gu guru BK juga dapat memanfaatkan layanan-layanan kons nseling untuk membantu masalah komunikasi interpersonal nal siswa yang menjadi pengguna internet. Berdasarkan permasalahan an yang terungkap dari hasil penelitian materi layanan yang ng dapat diberikan sesuai dengan permasalahan komunika ikasi interpersonal siswa pengguna internet diantarany nya komunikasi efektif, penggunaan internet yang baik, pe pembukaan diri dan sebagainya. Materi ini disesuaikan den engan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan penda ndapat ahli.

  Prayitno, 2004 menjelas laskan 9 layanan bimbingan dan konseling yakni laya yanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan d n dan penyaluran, layanan pengguasaan konten, layanan an konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, laya layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layana nan mediasi.

  PENUTUP

  Berdasarkan hasil analisi lisis data yang telah dibahas maka dapat diambil kesimpula ulan sebagai berikut : (1) Hanya sebahagian siswa yang m menggunakan internet untuk berinteraksi dengan pengg gguna lain, memberikan tanggapan, menyampaikan pesan, an, mencari informasi, dan menerima informasi, (2 (2) Sebagian besar siswa tidak terbuka terhadap lawan kom omunikasi sehingga, keterbukaan dalam komunikasi inter terpersonal siswa melalui internet tergolong tidak baik, ( , (4) Sebagian besar siswa tidak memberikan perhati atian dalam komunikasi interpersonal, sehingga keterbuka ukaan siswa dalam komunikasi interpersonal melalui inte internet tidak baik, (5) Sebagian besar siswa belum me menerapkan kesetaraan dengan baik dalam komunikasi in i interpersonal, sehingga komunikasi interpersonal siswa in a internet tergolong kurang baik, (6) Implikasi terhadap la p layanan bimbingan dan konseling berupa peningkatan kem kemampuan berkomunikasi interpersonal oleh siswa pengg gguna internet itu sendiri dan pemberian bantuan berupa la layanan bimbingan dan konseling dengan materi-materi ri yang berkaitan dengan masalah komunikasi interpersonal nal siswa serta pemanfaatan konseling online oleh guru BK K

  DAFTAR PUSTAKA Alo, Liliweri. 1997. Komunikasi A si Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

  A. Muri, Yusuf. 1997. Metodologi logi Penelitian . Padang: UNP Press. Anne, Ratnasari. 2005. Pengaruh K h Komunikasi Antarpribadi Bermedia Internet terhadap Pe Persahabatan Mahasisa di dunia Maya. Mediator Vo Vol. 8 No. 1Juni 2007. Dalam http://PB.pdf. Diakses pada ada tanggal 27 November

  2012. Astutik, Nur Qomariah. 2011.

  1. Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Rem emaja Perkotaan. dalam www.primofpdf.com. Dia Diakses pada tanggal 27 November 2012. Devito A, Joseph. 1995. Komunika ikasi Antar Manusia . Jakarta: Profesional Book. Devito A, Joseph. 2011. Komunik nikasi Antar manusia . Edisi kelima. Tangerang: Karisma Pu Pubishing Group. Editor Agus Maulana. Dian, Wisnuwardhani & Mashoed edi F. Sri. 2012. Hubungan Interpersonal. Jakarta: Salemba ba Humanika. Elvinaro, Ardianto & Lukiati, Kom omala & Siti, Karlinah. 2007. Komunikasi Massa. Bandun dung: Simbiosa Rekatama Media. Hafied, Canggara. 2008. Penganta ntar Ilmu Komunikasi . Jakarta: Rajawali Pers. Muhammad, Budyatna & Leila ,G ,Ganiem .M.. 2011. Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jaka akarta : Kencana Prenada Media Group. Sasa, Senjaya Djuarsa, dkk. 2007.

  7. Teori Komunikasi Edisi Dua. Jakarta: Universitas Terbuka.