T2 912013035 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pajak
di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Salatiga.
Jumlah pegawai di KPP Pratama Salatiga sebanyak 75
pegawai. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah
saturated
populasi
kecil
sampling
sehingga
method
seluruh
karena
anggota
jumlah
populasi
dijadikan responden dalam penelitian (Supramono, 2001).
3.2
Variabel, Definisi dan Indikator
Pada
technostress
penelitian
ini
variabel
menggunakan
faktor
penyebab
instrument
yang
dikembangkan oleh Ragu-Nathan et al. (2008). Pertanyaan
tentang variabel kinerja dan dukungan organisasi disusun
berdasarkan sumber tertentu yang telah disesuaikan
dengan topik penelitian ini.
VARIABEL
Independent
Technooverload
DEFINISI
INDIKATOR
Situasi dimana para
pengguna teknologi
mengalami information
overload yang membuat
mereka harus bekerja
melebihi kapasitas dan
1. Sistem elektornik membuat
para pegawai bekerja
melebihi kapasitas.
2. Sistem elektronik lebih
menyita waktu.
3. Sistem elektronik membuat
25
menyita waktu sehingga
mereka dipaksa untuk
dapat bekerja lebih cepat
pegawai harus bekerja lebih
cepat dalam jadwal yang
sangat terbatas.
dalam jadwal yang
sangat terbatas.
(Ragu-Nathan, 2008)
Technoinvasion
Technocomplexity
Technoinsecurity
Situasi di mana hadirnya
teknologi membuat para
penggunanya merasa
selalu terhubung dengan
pekerjaan mereka
dimanapun dan kapanpun
sehingga mambatasi
waktu pribadi.
(Ragu-Nathan, 2008)
Situasi di mana para
pengguna teknologi
merasa bahwa teknologi
yang harus digunakan
sangat rumit sedangkan
kemampuan yang mereka
miliki masih jauh
tertinggal sehingga
dibutuhkan waktu untuk
dapat mempelajari
teknologi baru.
(Ragu-Nathan, 2008)
Situasi di mana para
pengguna teknologi
harus memperbarui
kemampuan disamping
itu mereka merasa takut
untuk berbagi
pengetahuan yang
dimiliki karena merasa
cemas jika pekerjaan
mereka akan digantikan
26
1. Pegawai menjadi selalu
merasa terhubung dengan
pekerjaan kapanpun.
2. Pegawai selalu terhubung
dengan pekerjaan
dimanapun.
3. Pekerjaan yang
mengganggu waktu pribadi.
1. Sistem yang digunakan
terlalu rumit.
2. Pengetahuan pegawai
tentang teknologi masih
terbatas.
3. Pegawai membutuhkan
waktu yang lama untuk
mempelajari teknologi
baru.
1. Pegawai harus terus
memperbarui kemampuan
teknologi mereka.
2. Pegawai merasa takut
untuk berbagi pengetahuan
yang mereka miliki.
3. Pegawai merasa cemas
dengan hadirnya pegawai
lain yang lebih menguasai
teknologi.
Technouncertainty
Dependent
Kinerja
Moderating
Dukungan
Organisasi
orang lain yang lebih
menguasai teknologi.
(Ragu-Nathan, 2008)
Situasi di mana para
pengguna teknologi
merasa kesulitan karena
software dan hardware
yang digunakan selalu
berubah sehingga
menghambat pekerjaan
karena seringkali tanpa
adanya pelatihan.
(Ragu-Nathan, 2008)
1. Pegawai merasa kesulitan
karena sistem yang
digunakan selalu berubah.
2. Seringnya perbaikan
software menghambat
pekerjaan.
3. Penggantian hardware
tanpa pelatihan sering
menyulitkan pegawai.
Pencapaian serangkaian
tugas oleh pengguna
teknologi informasi
dengan melibatkan
kombinasi dari
peningkatan efisiensi,
efektivitas, produktivitas,
dan kualitas
Goodhue dan Thompson,
1995)
1. Pegawai dapat
menyelesaikan pekerjaan
lebih efektif dengan
menggunakan TI.
2. Pegawai dapat
menyelesaikan pekerjaan
lebih efisien dengan
menggunakan TI.
3. Pegawai dapat
menyelesaikan pekerjaan
lebih produktif dengan
menggunakan TI.
4. Pegawai dapat
menyelesaikan pekerjaan
lebih berkualitas dengan
menggunakan TI.
Dukungan yang diterima
dari organisasi berupa
pelatihan, peralatan, dan
tim kerja yang produktif.
(Mathis & Jackson,
2001; Adekunle, 2007)
1. Organisasi menyiapkan
pelatihan yang
dibutuhkan.
2. Organisasi menyediakan
peralatan yang memadai.
3. Organisasi membentuk
tim kerja yang produktif.
27
3.3
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan
menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.
Kuesioner
dibagi
menjadi
dua
bagian
yaitu
bagian
pertama untuk memperoleh data demografis responden
seperti gender, usia, pendidikan, lama bekerja, bidang
pekerjaan. Bagian kedua berisi sejumlah pertanyaan
tentang faktor penyebab technostress, variabel kinerja dan
dukungan organisasi yang disusun berdasarkan sumber
tertentu yang telah disesuaikan dengan topik penelitian
ini. Sedangkan alat pengukuran yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
pengukuran
data
interval
menggunakan Likert Scale dengan lima tingkatan jawaban
dari skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS)
hingga skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).
3.4
Metode Pengumpulan Data
Rancangan penelitian yang dipilih dalam penelitian
ini adalah kuantitatif cross-sectional desain di mana data
dikumpulkan pada waktu yang sama (atau dalam frame
waktu
singkat).
Pengambilan
data
dimulai
dengan
menyerahkan kuesioner kepada Sub Bagian Umum sesuai
dengan prosedur yang berlaku pada instansi tempat
penelitian untuk didistribusikan kepada seluruh pegawai
KPP Pratama Salatiga pada saat jam kerja. Responden
28
diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner dan jika telah selesai akan
dikumpulkan lagi pada Sub Bagian Umum.
3.5
Teknik Analisis
3.5.1 Pengujian Instrumen Penelitian
Dalam penelitian sosial keabsahan atau kesahihan
alat ukur yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
hasil yang akan dicapai karena apabila alat ukur yang
dipakai
tidak
valid
maka
hasil
tidak
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
penelitian
ini
pengujian
instrumen
akan
Dalam
penelitian
menggunakan Program SPSS versi 20 dengan pengujian:
3.5.1.1Uji Validitas
Uji Validitas instrumen digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji Validitas
digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian
yang telah disusun mampu mengukur suatu konsep
(Supramono, 2001:47). Pengujian validitas dilakukan
dengan menggunakan Product Momen Pearson Correlation
dengan menunjukkan pearson correlation di atas 0,30 dan
melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan
total skor konstruk atau variabel dengan kriteria: Jika
korelasi antara skor masing-masing item pertanyaan
terhadap skor total signifikan (p < 0,05) maka pertanyaan
29
tersebut dapat dikatakan valid . Jika korelasi antara skor
masing-masing item pertanyaan terhadap skor total tidak
signifikan (p > 0,05) maka pertanyaan tersebut dapat
dikatakan tidak valid (Ghozali, 2005).
3.5.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan di
mana ketika instrumen tersebut digunakan pada objek
yang sama maka akan menghasilkan hasil yang konsisten
(Supramono, 2001:53). Untuk mengetahui reliable atau
tidaknya suatu variabel dilakukan uji statistik dengan
melihat nilai Cronbach s Alpha dengan kriteria: Jika nilai
Cronbach s Alpha > 0,60 maka pertanyaan-pertanyaan
untuk mengukur variabel-variabel yang diamati reliabel .
Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 maka pertanyaanpertanyaan
untuk
mengukur
variabel-variabel
yang
diamati tidak reliabel (Ghozali, 2005).
3.5.2 Uji Asusmsi Klasik
Dalam penelitian yang menguji hipotesis perlu
didapatkan persamaan regresi yang baik dan mampu
memberikan estimasi yang handal dan tidak bias, maka
perlu dilakukan uji terhadap penyimpangan asumsi klasik
yang meliputi:
30
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah
nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang
terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan
pada
masing-masing
residualnya.
Dalam
variabel
penelitian
tetapi
ini
pada
nilai
menggunakan
uji
kolmogorov smirnov, jika p value < 0,05 berarti data
terdistribusi tidak normal (Supramono, 2001).
3.5.2.2
Uji Multikolinearitas
Uji
multikolinearitas
dilakukan
untuk
menguji
apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi
antar variabel independen. Untuk menguji ada tidaknya
gejala multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai
Varian Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Jika nilai
tolerance >
0,10 berarti tidak terjadi multikolinearitas,
jika nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinearitas
terhadap data yang diuji. Jika dilihat dari nilai VIF maka,
jika nilai VIF < 10,00 tidak terjadi multikolinearitas,
sedangkan
jika
nilai
VIF
>
10,00
berarti
terjadi
multikolinearitas terhadap data yang diuji (Ghazali, 2005).
3.5.2.3
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
31
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan
yang
homokedastisitas.
lain
tetap
Jika
maka
disebut
berbeda
disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi
heterokedastisitas.
tidaknya
Untuk
heterokedastisitas
menguji
digunakan
ada
cara
atau
korelasi
Glejser. Apabila nilai signifikansi > 0,05, kesimpulannya
adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Apabila nilai
signifikansi
<
0,05,
kesimpulannya
adalah
terjadi
heterokedastisitas (Supramono, 2001).
3.5.3 Uji Hipotesis
Pengujian
signifikan
independen
hipotesis
atau
dilakukan
tidaknya
terhadap
untuk
pengaruh
variabel
mengetahui
antara
dependen
variabel
(Ferdinand,
2013). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi berganda.
3.5.4 Teknik Analisis Regresi dengan menggunakan
Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel independen
yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan
antara variabel independen lainnya terhadap variabel
dependen. Dengan demikian maka cara yang digunakan
32
untuk menguji variabel moderating ini adalah dengan
menggunakan uji interaksi atau yang sering disebut
dengan
Moderated
merupakan
Regression
aplikasi
khusus
Analysis
regresi
(MRA). MRA
berganda
linier
dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur
interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen)
dengan rumus persamaan sebagai berikut:
Y
=
+ b 1 X1 + e
Y
=
+ b1X1 + b2X2 + e
Y
=
+ b1X1 + b2X2 + b12X1X2 + e
=
konstanta
Dimana:
bi =
koefisien regresi
X=
variabel-variabel independen
Y =
variabel dependen
e =
kesalahan (error)
33
METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pajak
di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Salatiga.
Jumlah pegawai di KPP Pratama Salatiga sebanyak 75
pegawai. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah
saturated
populasi
kecil
sampling
sehingga
method
seluruh
karena
anggota
jumlah
populasi
dijadikan responden dalam penelitian (Supramono, 2001).
3.2
Variabel, Definisi dan Indikator
Pada
technostress
penelitian
ini
variabel
menggunakan
faktor
penyebab
instrument
yang
dikembangkan oleh Ragu-Nathan et al. (2008). Pertanyaan
tentang variabel kinerja dan dukungan organisasi disusun
berdasarkan sumber tertentu yang telah disesuaikan
dengan topik penelitian ini.
VARIABEL
Independent
Technooverload
DEFINISI
INDIKATOR
Situasi dimana para
pengguna teknologi
mengalami information
overload yang membuat
mereka harus bekerja
melebihi kapasitas dan
1. Sistem elektornik membuat
para pegawai bekerja
melebihi kapasitas.
2. Sistem elektronik lebih
menyita waktu.
3. Sistem elektronik membuat
25
menyita waktu sehingga
mereka dipaksa untuk
dapat bekerja lebih cepat
pegawai harus bekerja lebih
cepat dalam jadwal yang
sangat terbatas.
dalam jadwal yang
sangat terbatas.
(Ragu-Nathan, 2008)
Technoinvasion
Technocomplexity
Technoinsecurity
Situasi di mana hadirnya
teknologi membuat para
penggunanya merasa
selalu terhubung dengan
pekerjaan mereka
dimanapun dan kapanpun
sehingga mambatasi
waktu pribadi.
(Ragu-Nathan, 2008)
Situasi di mana para
pengguna teknologi
merasa bahwa teknologi
yang harus digunakan
sangat rumit sedangkan
kemampuan yang mereka
miliki masih jauh
tertinggal sehingga
dibutuhkan waktu untuk
dapat mempelajari
teknologi baru.
(Ragu-Nathan, 2008)
Situasi di mana para
pengguna teknologi
harus memperbarui
kemampuan disamping
itu mereka merasa takut
untuk berbagi
pengetahuan yang
dimiliki karena merasa
cemas jika pekerjaan
mereka akan digantikan
26
1. Pegawai menjadi selalu
merasa terhubung dengan
pekerjaan kapanpun.
2. Pegawai selalu terhubung
dengan pekerjaan
dimanapun.
3. Pekerjaan yang
mengganggu waktu pribadi.
1. Sistem yang digunakan
terlalu rumit.
2. Pengetahuan pegawai
tentang teknologi masih
terbatas.
3. Pegawai membutuhkan
waktu yang lama untuk
mempelajari teknologi
baru.
1. Pegawai harus terus
memperbarui kemampuan
teknologi mereka.
2. Pegawai merasa takut
untuk berbagi pengetahuan
yang mereka miliki.
3. Pegawai merasa cemas
dengan hadirnya pegawai
lain yang lebih menguasai
teknologi.
Technouncertainty
Dependent
Kinerja
Moderating
Dukungan
Organisasi
orang lain yang lebih
menguasai teknologi.
(Ragu-Nathan, 2008)
Situasi di mana para
pengguna teknologi
merasa kesulitan karena
software dan hardware
yang digunakan selalu
berubah sehingga
menghambat pekerjaan
karena seringkali tanpa
adanya pelatihan.
(Ragu-Nathan, 2008)
1. Pegawai merasa kesulitan
karena sistem yang
digunakan selalu berubah.
2. Seringnya perbaikan
software menghambat
pekerjaan.
3. Penggantian hardware
tanpa pelatihan sering
menyulitkan pegawai.
Pencapaian serangkaian
tugas oleh pengguna
teknologi informasi
dengan melibatkan
kombinasi dari
peningkatan efisiensi,
efektivitas, produktivitas,
dan kualitas
Goodhue dan Thompson,
1995)
1. Pegawai dapat
menyelesaikan pekerjaan
lebih efektif dengan
menggunakan TI.
2. Pegawai dapat
menyelesaikan pekerjaan
lebih efisien dengan
menggunakan TI.
3. Pegawai dapat
menyelesaikan pekerjaan
lebih produktif dengan
menggunakan TI.
4. Pegawai dapat
menyelesaikan pekerjaan
lebih berkualitas dengan
menggunakan TI.
Dukungan yang diterima
dari organisasi berupa
pelatihan, peralatan, dan
tim kerja yang produktif.
(Mathis & Jackson,
2001; Adekunle, 2007)
1. Organisasi menyiapkan
pelatihan yang
dibutuhkan.
2. Organisasi menyediakan
peralatan yang memadai.
3. Organisasi membentuk
tim kerja yang produktif.
27
3.3
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan
menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.
Kuesioner
dibagi
menjadi
dua
bagian
yaitu
bagian
pertama untuk memperoleh data demografis responden
seperti gender, usia, pendidikan, lama bekerja, bidang
pekerjaan. Bagian kedua berisi sejumlah pertanyaan
tentang faktor penyebab technostress, variabel kinerja dan
dukungan organisasi yang disusun berdasarkan sumber
tertentu yang telah disesuaikan dengan topik penelitian
ini. Sedangkan alat pengukuran yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
pengukuran
data
interval
menggunakan Likert Scale dengan lima tingkatan jawaban
dari skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS)
hingga skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).
3.4
Metode Pengumpulan Data
Rancangan penelitian yang dipilih dalam penelitian
ini adalah kuantitatif cross-sectional desain di mana data
dikumpulkan pada waktu yang sama (atau dalam frame
waktu
singkat).
Pengambilan
data
dimulai
dengan
menyerahkan kuesioner kepada Sub Bagian Umum sesuai
dengan prosedur yang berlaku pada instansi tempat
penelitian untuk didistribusikan kepada seluruh pegawai
KPP Pratama Salatiga pada saat jam kerja. Responden
28
diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner dan jika telah selesai akan
dikumpulkan lagi pada Sub Bagian Umum.
3.5
Teknik Analisis
3.5.1 Pengujian Instrumen Penelitian
Dalam penelitian sosial keabsahan atau kesahihan
alat ukur yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
hasil yang akan dicapai karena apabila alat ukur yang
dipakai
tidak
valid
maka
hasil
tidak
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
penelitian
ini
pengujian
instrumen
akan
Dalam
penelitian
menggunakan Program SPSS versi 20 dengan pengujian:
3.5.1.1Uji Validitas
Uji Validitas instrumen digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji Validitas
digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian
yang telah disusun mampu mengukur suatu konsep
(Supramono, 2001:47). Pengujian validitas dilakukan
dengan menggunakan Product Momen Pearson Correlation
dengan menunjukkan pearson correlation di atas 0,30 dan
melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan
total skor konstruk atau variabel dengan kriteria: Jika
korelasi antara skor masing-masing item pertanyaan
terhadap skor total signifikan (p < 0,05) maka pertanyaan
29
tersebut dapat dikatakan valid . Jika korelasi antara skor
masing-masing item pertanyaan terhadap skor total tidak
signifikan (p > 0,05) maka pertanyaan tersebut dapat
dikatakan tidak valid (Ghozali, 2005).
3.5.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan di
mana ketika instrumen tersebut digunakan pada objek
yang sama maka akan menghasilkan hasil yang konsisten
(Supramono, 2001:53). Untuk mengetahui reliable atau
tidaknya suatu variabel dilakukan uji statistik dengan
melihat nilai Cronbach s Alpha dengan kriteria: Jika nilai
Cronbach s Alpha > 0,60 maka pertanyaan-pertanyaan
untuk mengukur variabel-variabel yang diamati reliabel .
Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 maka pertanyaanpertanyaan
untuk
mengukur
variabel-variabel
yang
diamati tidak reliabel (Ghozali, 2005).
3.5.2 Uji Asusmsi Klasik
Dalam penelitian yang menguji hipotesis perlu
didapatkan persamaan regresi yang baik dan mampu
memberikan estimasi yang handal dan tidak bias, maka
perlu dilakukan uji terhadap penyimpangan asumsi klasik
yang meliputi:
30
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah
nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang
terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan
pada
masing-masing
residualnya.
Dalam
variabel
penelitian
tetapi
ini
pada
nilai
menggunakan
uji
kolmogorov smirnov, jika p value < 0,05 berarti data
terdistribusi tidak normal (Supramono, 2001).
3.5.2.2
Uji Multikolinearitas
Uji
multikolinearitas
dilakukan
untuk
menguji
apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi
antar variabel independen. Untuk menguji ada tidaknya
gejala multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai
Varian Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Jika nilai
tolerance >
0,10 berarti tidak terjadi multikolinearitas,
jika nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinearitas
terhadap data yang diuji. Jika dilihat dari nilai VIF maka,
jika nilai VIF < 10,00 tidak terjadi multikolinearitas,
sedangkan
jika
nilai
VIF
>
10,00
berarti
terjadi
multikolinearitas terhadap data yang diuji (Ghazali, 2005).
3.5.2.3
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
31
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan
yang
homokedastisitas.
lain
tetap
Jika
maka
disebut
berbeda
disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi
heterokedastisitas.
tidaknya
Untuk
heterokedastisitas
menguji
digunakan
ada
cara
atau
korelasi
Glejser. Apabila nilai signifikansi > 0,05, kesimpulannya
adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Apabila nilai
signifikansi
<
0,05,
kesimpulannya
adalah
terjadi
heterokedastisitas (Supramono, 2001).
3.5.3 Uji Hipotesis
Pengujian
signifikan
independen
hipotesis
atau
dilakukan
tidaknya
terhadap
untuk
pengaruh
variabel
mengetahui
antara
dependen
variabel
(Ferdinand,
2013). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi berganda.
3.5.4 Teknik Analisis Regresi dengan menggunakan
Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel independen
yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan
antara variabel independen lainnya terhadap variabel
dependen. Dengan demikian maka cara yang digunakan
32
untuk menguji variabel moderating ini adalah dengan
menggunakan uji interaksi atau yang sering disebut
dengan
Moderated
merupakan
Regression
aplikasi
khusus
Analysis
regresi
(MRA). MRA
berganda
linier
dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur
interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen)
dengan rumus persamaan sebagai berikut:
Y
=
+ b 1 X1 + e
Y
=
+ b1X1 + b2X2 + e
Y
=
+ b1X1 + b2X2 + b12X1X2 + e
=
konstanta
Dimana:
bi =
koefisien regresi
X=
variabel-variabel independen
Y =
variabel dependen
e =
kesalahan (error)
33