T2 322013902 BAB III

(1)

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A.

Hasil Penelitian

1. Sejarah Munculnya Hukum Perlindungan Konsumen Di Indonesia Dan Timor Leste

a. Indonesia

Masalah perlindungan konsumen di Indonesia baru mulai terjadi pada dekade 1970-an. Hal ini ditandai dengan berdirinya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang secara popular dipandang sebagai sebagai perintis advokasi konsumen di Indonesia berdiri pada bulan Mei 1973.1 Ketika itu gagasan perlindungan konsumen disampaikan secara luas kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan advokasi konsumen, seperti pendidikan, penelitian, pengujian, pengaduan, dan publikasi media konsumen. Tanggal 11 Mei 1973, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia disahkan melalui Akte Pendirian No.26 dari Notaris Loemban Tobing, S.H. YLK resmi

1 Shidarta,

Hukum Perlindungan Konsumen, Edisi revisi, PT Grasindo Jakarta 2004 hal 35


(2)

menjadi Lembaga Perlindungan Konsumen pertama di Indonesia dengan Ibu Lasmidjah Hardi sebagai Ketua. 2

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang secara populer dipandang sebagai perintis advokasi konsumen di Indonesia.Setelah YLKI kemudian muncul organisasi-organisasi serupa, antara lain Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) di Semarang tahun 1985.3

YLKI bersama dengan BPHN (Badan Pembinaan Hukum Nasional) membentuk Rancangan Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Namun Rancangan Undang-Undang ini ternyata belum dapat memberi hasil, sebab pemerintah mengkhawatirkan bahwa dengan lahirnya Undang-Undang Perlindungan Konsumen akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Pada awal tahun 1990-an, kembali diusahakan lahirnya Undang-undang yang mengatur mengenai perlindungan konsumen.

Pada akhir tahun 1990-an, Undang-Undang Perlindungan Konsumen tidak hanya diperjuangkan oleh lembaga konsumen dan Departemen Perdagangan, tetapi adanya tekanan di lembaga keuangan internasional (IMF/International Monetary Fund). Berdasarkan desakan

2 http://ylki.or.id/profil/sejarah/ di kunjung pada tanggal 31 Agustus pukul 6.10 3 https://gunawansriguntoro.wordpress.com/2015/11/09/sejarahperlindungan-konsumen/ di kunjung pada tanggal 25 Agustus 2015, pukul 23.11


(3)

dari IMF itulah akhirnya Undang-Undang Perlindungan Konsumen dapat dibentuk. Keberadaan Undang-undang Perlindunga Konsumen merupakansimbol kebangkitan hak-hak sipil masyarakat, sebab hak konsumen pada dasarnya juga adalah hak-hak sipil masyarakat.Pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mulai berlaku sejak tanggal 20 april tahun 2000. 4

b. Timor Leste

Timor-Leste adalah Negara merdeka dan berdaulat yang mempunyai Konstitusi Republik Demokrasi de Timor-Leste(RDTL) yang ditetapkan pada tanggal 20 Mei 2002, mengamanatkan bahwa cita-cita bangsa dan Negara adalah mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Bagi Negara yang baru merdeka ini tentu bukanlah hal yang mudah untuk menempuh kesejahteraan masyarakatnya.5Untuk membuat peraturan harus butuh pemikiran yang sangat tajam dan kritis sehingga bisa menghasilkan suatu aturan yang bermanfaat bagi Negara dan masyarakatnya dengan begitu rintangan yang di hadapi Negara ini tersebut sampai pada tahun 2009 dikeluarkan kitab undang-undang hukum pidana, atau Codigo Penal, dalam

4 http://belajarhukum27.blogspot.co.id/2014/12/sejarah-lahirnya-hukum-perlindungan.html, di kunjung pada tanggl 21 Agustus pukul 22.10


(4)

undang-undang tersebut yang sebagaimana telah di adopsi dari Negara eropa yang tentunya dari Negara Portugal salah satunya dalah untuk memenuhi kebutuhan Negara.6

Berkaitan dengan perlindungan konsumen, pada tahun 2011 pemerintah Timor Leste mengeluarkan peraturan perundang-undangn yang mengatur tentang perdagangan perindustrian yang mulai terlihat adanya perlindungan terhadap konsumen, dan pada tahun 2016 ini pembukaan dari parlemen nasional terhadap undang-undang parlamen nasional atau disebut resolucões do parlamentu nascional nu 6/III/3o/2016.

Tentang perlindungan konsumen sejalan dengan ini adanya perubahan pada undang-undang tentang perlindungan konsumen. Walaupun adnya undang-undang perlindungan konsumen, namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa usaha pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada konsumen telah dilakukan sejak adanyakonstitusi RDTL Timor Leste tahun 2002.

6

http://www.wipo.int/edocs/lexdocs/laws/pt/tl/tl006pt. di kunjung pada tanggal 31 Agustus pukul 8.22


(5)

2.

Asas-asas Perlindungan Konsumen Timor Leste dengan

Indonesia

a. Asas-asas Perlindungan Konsumen di Timor Leste

Asas-asas perlindungan konsumen di Timor Leste di atur dalam Peraturan Parlemen “Resolucões do Parlamento nemuro 6/III/3o/2016” ;

Artigo 6o

1. Proteccão a saude e a seguranca fisica,Terjemahan bebas dari penulis : Memberikan dan melindungi kesehatan dan keselamatan konsumen dari ;

a. Os bens e serviços colocados no mercado de consumo não devem causar riscos à saúde ou segurança dos consumidores, exceto os considerados normais e previsíveis em decorrência da sua natureza e fruição, obrigando-se os fornecedores, em qualquer caso, a dar todas as informações necessárias e adequadas para que o uso se faça em condições de segurança.

Terjemahan bebas dari penulis :Barang yang ditempatkandan untuk diperjualjualkan di pasar harus memenuhi standardan kuaklitas yang baik sehingga tidak menimbulkan resiko bagi kesehatan konsumen. Bagi penjual barang, atau disebut pelaku usaha memaksa dalam hal papaun untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh konsumen sehingga bagi konsumen menggunakan barang/jasa dengan baik dan bagi pelaku usaha akan terhindar dari masalah hukum.


(6)

b. É proibido o fornecimento de bens ou serviços que, em condições de uso normal ou previsível, incluindo a duração, impliquem riscos incompatíveis com a sua utilização, não aceitáveis em termos de proteção à saúde e à segurança física das pessoas.

Terjemahan bebas dari penulis :Penyedia barang atau jasa dalam kondisi penggunaan normal, melarang pelaku usaha menyediakan barang dalam jangka waktu yang panjang artinya bahwa menyangkut barang kedaluarsa.

c. Os serviços da administração pública que, no exercício das suas funções, tenham conhecimento da existência de bens ou serviços proibidos, nos termos do número anterior, devem notificar tal facto às entidades competentes nos termos da lei.As entidades competentes devem apreender, retirar do mercado ou interditar os bens e prestação de serviços que impliquem perigo para a saúde pública ou que não obedeçam aos requisitos técnicos legalmente exigidos.

Terjemahan bebas dari penulis : Dari pihak pemeriksaan barang, dalam menjalankan tugasnya, harus dengan teliti terhadap barang-barang yang sudah berkedaluarsa sebagai ayat yang disbut diatas, jika terdapat barang-barang kedaluarsa maka dari pihak pemeriksaan segera melakukan tindakan untuk pengambilan barang-barang tersebut di hancurkan, sehingga tidak memberikan ancaman atau merugikan bagi masyarakat dan penyedia barang harus taat informasi itu.


(7)

2. Formacão da educacão artigo 7o(Pembentukan Pendidikan Pasal 7 ayat 1 & 2).

Ao Estado incumbe a promoção de uma política educativa para os consumidores, recorrendo, entre outros, aos meios tecnológicos, cabendo-lhe desenvolver ações e adotar medidas tendentes à formação e à educação do consumidor, designadamente, através de:

Terjemahan bebas dari penulis :Negara adalah tanggung jawab penuh untuk mempromosikan pendidikan bagi konsumen, dengan menggunakan antara lain melalui ; sarana teknologi dalam mengembangkan dan mengambil langkah-Lngkah untuk pelatihan dan pendidikan konsumen, khusus antara lain ; )

a) Introdução no sistema educativo de programas de atividades de educação para o consumo;

Terjemahan bebas dari penulis :Pembukaan dalam sistem pendidikan dalam program kegiatan pendidikan untuk mengkonsumsi )

b) Promoção de ações de educação permanente, de formação e sensibilização para os consumidores em geral.

Terjemahan bebas dari penulis :Mempromosikan dengan melanjutkan kegiatan pendidikan, pelatihan dan kesadaran konsumen pada umumnya). Dalam pelayanan public, TV, Radio harus mencakup dalam pemograman untuk pendidikan dan pelatihan bagi konsumen.


(8)

Terjemahan bebas dari penulis :Memberikan Perlindungan terhadap iklan yang menyesatkan pasal 11 alinea a dan ).

a. consumidor tem direito à proteção dos seus interesses económicos, impondo-se nas relações jurídicas de consumo a igualdade material dos intervenientes, a lealdade e a boa fé.

Terjemahan bebas dari penulis :Memberikan perlindungan terhadap konsumen dari iklan yang menyesatkan bagi pelaku usaha harus mengetahui tentang informasi itu sehinga tidak dikenakan sanksi dari perilaku yang tidak menyeyangkan itu.

b. Com vista à prevenção de abusos resultantes de contratos pré-elaborados, o fornecedor de bens e de serviços está obrigado:

Terjemahan bebas dari penulis :untuk mencegah penyalahgunaan kontrak pemasok barang atau jasa yang diperlukan).”

Dan Selanjutnya padaDecreito Lei numero 28/2011, Regulamento da Indústria e Comercialização dos Géneros Alimentares,

Artigo 6o aline dois (2) ;

Terjemahan bebas dari penulis :"O princípio da protecção dos consumidores, que fornece segurança jurídica em benefício do consumidores. No princípio da oportunidade se destina a impor tudo na implementação da protecção dos consumidores deve fornecer o máximo benefício para os interesses dos consumidores e das empresas como um todo. "


(9)

Undang-undang perdagangan dan Perindustrian, Pasal 6 ayat dua (2) bahwa ;

Asas perlindungan Konsumen yang memberikan kemanfaatan dalam kepastian hukum bagi konsumen. Dalam asas kemanfaatan dimaksudkan untuk mengamanatkan segala sesuatu dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.

b. Asas-asas Perlindungan Konsumen di Indonesia

Aasas-asas Perlindungan konsumen di Indonesia telah di atur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen atau UUPK nomor 8 tahun 1999. Yang tercantum dalam Pasal 2, mengatakan bahwa ;Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan ke-seimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen serta kepastian hukum.

Disamping itu perlindungan konsumen diselenggarakan bersama berdasarkan lima asas yang sesuai dengan pembangunan nasional yaitu7: 1. Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen harus

7

Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis (Prinsip & Pelaksanaannya di Indonesia) Jkt/20212, hal, 192


(10)

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.

2. Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.

3. Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materil dan spiritual.

4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam peggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.

5. Asas kepastian hukum dimaksudkan agar pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen serta negara menjamin kepastian hukum.8

Dalam huruf d dari dasar pertimbangan dikeluarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1999 dinyatakan, bahwa untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen perlu meningkatkan kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi dirinya serta menumbuhkembangkan sikap perilaku usaha yang bertanggung jawab..9

8 Undang- Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Pasl 2 9 Zaeni Asyhadie, Opcit, hal 193


(11)

Kelima asas yang disebutkan dalam pasal tersebut, bila diperhatikan substansinya, dapat dibagi menjadi 3 (tiga) asas yaitu

1. Asas kemanfaatan yang ada di dalamnya meliputi asas keamanan dan keselamatan konsumen,

2. Asas keadilan yang di dalamnya meliputi asas keseimbangan, dan asas kepastian hukum.

3. Asas kepastian hukum.

Rumusan pengertian perlindungan konsumen yang terdapat dalam Pasal 1 angka Undang-Undang Perlindungan Konsumen Indonesia

tersebut cukup memadai. Kalimat yang menyatakan “segala upaya yang

menjamin adanya kepastian hukum”, diharapkan sebagai benteng untuk

meniadakan tindakan sewenang-wenang yang merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan perlindungan konsumen.10 Kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen itu antara lain adalah dengan meningkatkan harkat dan martabat konsumen serta membuka akses informasi tentang barang dan/atau jasa baginya, dan menumbuhkan sikap pelaku usaha yag jujur dan bertanggung jawab.11

10 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum

Perlindungan Konsumen, Rajawali Pers, Jakarta, 2010, hlm. 1

11 Adrian Sutedi,

Tanggung Jawab Produk Dalam Perlindungan Konsumen, Ghalia Indonesia, Bogor, 2008, hlm. 9


(12)

Tujuan Perlindungan Konsumen

Tujuan Perlindungan Konsumen, sebagaimana termaksud dalam ketentuan Pasal 3 Undang-undang Perlindungan Konsumen adalah12 : a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen

untuk melindungi diri;

b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;

c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

d. Menciptakan siste perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;

e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha;

f. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan consume

3.

Hak-hak Konsumen Timor Leste dengan Indonesia

a. Hak-hak Konsumen di Timor Leste

Hak-hak konsumen menurut Undang-undang Dasar Republik Demokratik Timor Leste (CRDTL) tahun 2002, di atur dalam pasal ;


(13)

Artigo 53 alinea um (1) ;

1. Os consumidores têm direito à qualidade dos bens e serviços consumidos, a uma informação verdadeira e à protecção da saúde, da segurança e dos seus interesses económicos, bem como à reparação de danos

Terjemahannya ;Pasal 53 ayat 1 ;

1. Konsumen berhak atas kwalitas barang dan jasa yang bermutu baik, atas informasi yang benar dan perlindungan atas kesehatan, atas keamanan dan atas kepentingan-kepentinganekonomisnya, demikian juga hak untuk mendapatkan ganti-rugi atas kerugian-kerugian.

Dari Peraturan Parlemen atau disebut sebagai Resolucão do Parlemanto, numero 06 /2016, maka hak-hak konsumen tercantum dalam Pasal ;

Artigo 4 ;

O consumidor tem direito a:

a. Qualidade dos bens e serviços; b. Proteção da vida, saúde e segurança; c. Formação e educação para o consumo; d. Informação para o consumo;

e. Proteção dos interesses económicos;

f. Proteção contra a publicidade enganosa e abusiva; g. Prevenção e reparação de danos;

h. Proteção jurídica.

Terjemanhannya ;Pasal 4 ayat satu (1) Konsumen berhak untuk:


(14)

a. Kualitas barang dan jasa;

b. perlindungan kehidupan, kesehatan dan keselamatan; c. pendidikan pelatihan dan konsumen;

d. Informasi untuk konsumsi;

e. melindungi kepentingan ekonomi;

f. perlindungan terhadap iklan yang menyesatkan dan tidak adil; g. pencegahan dan perbaikan kerusakan;

h. Perlindungan hukum.

Dari pasal 53, Konstitusi RDTL dan Peraturan Parlemen nomor 6 tahun 2016, pasal 4 ayat satu (1), kesimpulan bahwa ; bagi konsumen bukan hanya semata memakai dan mengkonsumsi barang yang berkualitas dan tidak berkualitas namun tetapi bagi konsumen juga mendapat perlindungan khusus dari aturan hukum yang ada sehingga bisa menjamin keselamatn konsumen dalam memakai atau mengunakan barang atau jasa.

b. Hak-hak Konsumen di Indonesia

Hak-hak konsumen menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Hak-hak Konsumen di atur dalam pasal 4 (empat), yaitu ;

a. Hak konsumen adalah : hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa,

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.


(15)

c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yangdigunakan;

e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

g. hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

i. Hak- hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang- undangan lainnya.

Hak-hak konsumen sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 UUPK lebih luas daripada hak-hak dasar konsumen yang ada sebelumnya.

4.

Lembaga-Lembaga Perlindungan Konsumen Timor

Leste dengan Indonesia

a. Lembaga Perlindungan Konsumen di Timor leste

Konstitusi Republik demokratik Timor Leste Artigo 56o alinea 3o ;

O Estado apoia e fiscaliza, nos termos da lei, a actividade e o funcionamento das instituicoes de solidariedade social e de outras de reconhecido interesse publico sem caracter lucrativo.


(16)

Terjemahannya ;Pasal 56 ayat 3o: Negara mendukung dan mengawasi kegiatan dan tata kerja lembaga-lembaga solidaritas sosial dan lain-lain yang dikenal untuk kepentingan umum dan tidak bertujuan mencari keuntungan, berdasarkan undang-undang.

Lembaga Perlindungan Konsumen di Timor leste tidak di atur secara khusus sebagaimana di Negara Indonesia, namun dari beberapa sengketa konsumen yang di tangani lansung dari Kementrian Perdagangan dan Industri dan Kementrian Solidaritas dan Sosial. Adanya Kementrian Solidaritas dan Sosial karena terlihat pada kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah di Timor

Leste seperti ; “Rede Feto”, Yayasan Hak” namun dari beberapa lembaga tersebut yang ikut membentu konsumen, melalui proses kedamaian secara adminstrasi maupun dari jalur hukum.

b. Lembaga Perlindungan Konsumen di Indonesia

1. Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN).

Di Indonesia dalam Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memperkenalkan satu lembaga khusus yang mengurus perlindungan konsumen yang diberi nama Badan Perlindungan Konsumen Nasional, disingkat BPKN. Badan ini di maksudkan untuk mengembagkan upaya perlindungan kepada


(17)

konsumen dalam mencari upaya-upaya atau alternative-alternatif usaha untuk mempertinggi perlindungan hukum terhadap konsumen. 2. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM).

Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat adalah lembaga non pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen.

Walaupun Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat dikatakan sebagai lembaga non Pemerintah, tetapi bukanlah Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

yang selama ini diketahui “independen” , mengingat Lembaga

Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat yang dimaksud dalam Undang-undang ini harus didaftarkan dan mendapat pengakuan Pemerintah, dengan tugas-tugas yang masih harus diatur dengan Peraturan Pemerintah. Setelah di Undangkan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2001 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat, maka dalam pasal 2 menentukan bahwa ;

Pemerintah mengakui LPKSM yang memenuhi syarat, yakni terdaftar pada Pemerintah Kabupaten/ Kota dan bergetak dibidang perlindungan konsumen sebagaimana tercantum dalam anggaran


(18)

dasarnya. LPKSM sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat melakukan kegiatan perlindungan konsumen di seluruh wilayah Indonesia. Tata cara pendaftaran LPSM sebagaimana di maksud dalam ayat (1) huruf a diatur lebih lanjut dalam Keputusan Menteri. Ketentuan diatas secara tegas menyatakan bahwa pendaftaran hanya dimaksud sebagai pencatatan dan bukan merupakan preizinan. Sampai disini dapat dikatakan bahwa lembaga pendaftaran dimaksudkan hanya sebagai alat control bagi pemerintah yang tidak memberikan pengaruh apapun bagi independensi LPKSM.

3. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

Penyelesaian sengketa diluar pengadilan dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian dan/atau mengenai tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terjadfi kembali atau tidak akan terulang kembali kerugian yang diderita oleh konsumen. dengan cara ini dimaksudkan supaya persoalan antara konsumen dan produsen dapat segera ditemukan jalan penyelesaian. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan persoalan diselesaikan melalui pengadilan.


(19)

Penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan ini sama seperti penyelesaian sengketa dengan jalan negosiasi, konsultasi, konsilasi, mediasi, ataupun arbitrase.

5. Perbedaan dan Persamaan Hukum Perlindungan Konsumen Timor Leste dan Indonesia

a. Tabel I

Perbedaan hukum perlindungan konsumen Timor leste dan Indonesia

Indikator Perbedaan

Indonesia Timor Leste

Asas-asas Perlindungan

Konsumen

Transparan dan banyak asas yang terlihat dalam asas-asas perlindungan konsumen ini, seperti manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan, dan keapstian hukum13

Belum terperinci dengan baik, namun pada intinya bahwa Memberikan kemanfaaatan dan kepastian hukum bagi konsumen sudah tertulis dalam peraturan perundang-undangan yang ada

Hak-hak hak-hak yang di atur dalam Ditetapka pada UUD CRDL,

13

Undang-Undang Perlindungan Konsumen Indonesia Nomor 8 Tahun 1999, Pasal 2


(20)

Konsumen ketentuan peraturan perundang-undangan yang lainnya.

Decreito Lei dan UU Parlemen, tetapi tidak mengatakan bahwa hak-hak konsumen di atur dalam

peraturanperundang-undangan lainnya.

Lembaga-Lembaga Perlindungan

Konsumen

Cukup lengkap sehingga membantu Negara dalam menanggani sengketa Konsumen

Belum lengkap sehingga masih banyak kasus yang belum terselesaikan

Dalam perbedaan hukum perlindungan konsumen di Timor Leste dan Indonesia dalam table tersebut menunjukkan bahwa sangat jauh perbedaannya antara hukum perlindungan konsumen di Timor leste dan Indonesia, perbedaan asas-asas perlindungan konsumen yang ada di Timor leste hanya terlihat pada Decreito lei no 28 /2011, bahwa memberikan manfaat dan memberikan kepastian hukum bagi konsumen dan pelaku usaha, sedangkan undang-undang perlindungan konsumen di Indonesia

nomor 8 tahun 1999 bahwa ; “perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan kepastian hukum, secara lengkap dan terinci Uupk di Indonesia. Begitupun dengan Hak-hak konsumen serta


(21)

lembaga-lembaga Perlindungan konsumen. hak-hak dan lembaga-lembaga perlindungan konsumen di Timor Leste terlihat pada UUD Timor Leste dan Resolusi parlemen nomor 6/III/3. 2016, tentang Perlindungan konsumen itupun hanya mengatur secara tidak terrinci.

b. Tabel II

Persamaan Hukum Perlindungan Konsumen TimorLeste dan Indonesia

Indikator Persamaan

Indonesia dan Timor leste

Asas-asas Perlindungan Konsumen

Kemanfaatan dan memberikan kepastian hukum bagi konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan,14

Hak-hak Konsumen Menjamin keselamtan dan keamanan dalam mengkonsumsi barang atau jasa, serta menjamin atas kerugian yang di alaminya

Lembaga-Lembaga Perlindungan Konsumen

Baik dari pemerintah maupun non pemerintah, semua bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen

14

Decreito Lei Numero 28 /2011tentang Perdagangan dan Perindustrian artigo 6o, & Undang-Undang Perlindungan Konsumen Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Pasal 1 & 5


(22)

Persamaan pengaturan tentang perlindungan konsumen antara kedua Negara terlihat pada asas-asas konsumen yang sama banhwa keduanya memberikan manfaat dan kepastian hukum bagi konsumen tersebut, sedangkan pada hak-hak konsumen sangat jelas di Timor leste bahwa konsumen berhak atas kualitas barang dan jasa yang bermutu, sedangkan di Indonesia persamaan hak-hak konsumen dengan UUPK Inodesia terlihat pada pasal empat (4) alinea b, bahwa ; hak untuk memilih barang dan jasa atau serta mendapatkan barang dan/atau jasa sesuai dengan nilai tukar serta jaminan yang di janjikan.15

Pada lembaga-lembaga perlindungan konsumen di Indonesia beberapa lembaga non pemerintah yan turut serta membantu konsumen dalam menghadapi sengketa/kasus tersebut, namun di Timor leste adanya lembaga-lemabaga yang berkaitan dengan sengketa konsumen, bukanlah secara khusus namun lembaga-lembaga tersebut menanggani dari berbagai kasus termasuk memberikan perlindungan terhadap konsumen.

B.

Analisis

Berbicara mengenai perlindungan hukum terhadap konsumen hal

tersebut merupakan salah satu hal terpenting dari unsur suatu Negara

15 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Indonesia Nomor 8 Tahun 1999, pasal 4 alinea b


(23)

hukum. Dianggap penting karena dalam pembentukan suatu Negara akan dibentuk pula hukum yang mengatur tiap-tiap warga negaranya masin-masing. Begitu juga dengan hukum perlindungan konsumen dimana lahirnya hukum perlindungan konsumen di dalam suatu Negara dengan tujuan untuk melindungi para konsumensebagaimana di kedua Negara tersebut, Timor leste dengan Indonesia.

Dalam kedua Negara hukum perlindungan konsumen dengan tujuan untuk melindungi masyarakatnya dari perilaku para pelaku usaha yang melakukan kegiatan-kegiatan terlarang sehingga menimbulkan kerugian bagi para konsumen. Dengan begitu diterapkan Undang-undang perlindungan konsumen bahwa, harus melindungi konsumen, dalam hal hak-hak konsumen dan memberikan asas-asas perlindungan konsumen, bagi konsumen serta bantuan dari lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah untuk membantu konsumen dalam menyelesaikan perkara-perkara dalam perlindungan konsumen senhinga bagi konsumen merasa aman mengkonsumsi atau memakai barang dan atau jasa.

Dilihati dari peraturan perlindungan konsumen di Timor Leste dibandingkan dengan peraturan perlindungan konsumen di Indonesia, maka sangatlah jauh perbedaanya, karena dalam peraturan perlindungan konsumen di Indonesia cukup lengkap dan memadai terlihat pada


(24)

undang-undang perlindungan konsumen Nomor 8 Tahun 1999 (UUPK Indonesia). Namun di Timor Leste sangatlah minim karena belum adanya undang-undang secara khusus seperti di Indonesia, di Timor Leste masih menggunakan undang-undang Perdagangan Dan Perindustrian serta Undang-undang Dasar (Konstitusi RDTL), dengan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan perlindungan konsumen.

Dari uraian di atas maka dari peneliti ingin melihat asas-asas perlindungan konsumen dan hak-hak perlindungan konsumen serta lembaga-lembaga perlindungan konsumen, sesuai dengan teori-teori yang ada atau tidak ;

1. Asas Perlindungan konsumen

Berbicara mengenai asas-asas perlindungan konsumen antar kedua Negara tentu ada perbedaan dan persamaan asas perlindungan konsumen di Indonesia terlihat cukup jelas dan, jika bandingkan dengan asas perlindungan konsumen di Timor Leste, karena di Timor Leste belum begitu lengkap dan transparan seperti di Indonesia.

Dalam asas-asas perlindungn konsumen yang mengatakan bahwa keadilan, keamfaatan, dan kepastian hukum, banyak Jurist yang menyebut sebagai tujuan hukum dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan hukum tertentu untuk mencapai keadilan,


(25)

keamfaatan, atau kepastian hukum bagi masyarakat. Dan pada asas keseimbangan adalah juga keadilan bagi kepentingan masing-masing pihak. Yaitu konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah. Kepentingan pemerintah dalam hubngan ini tidak dapat dilihat dari hubungan transaksi dagang secara lansung menyertai pelaku usaha dan konsumen kepentingan pemerintah dalam rangka harus mewakili kepentingan para public.

Dari keseimbangan perlindungan antara pelaku usaha dan konsumen yang menampakan fungsi hukum itulah sehingga dari salah satu tokok Dunia RoscouPoud menganggap sebagai sarana pengendalian hidup masyarakat, dengan menyeimbangkan kepentingan-kepentingan yang ada dalam masyarakat.

2. Hak-hak konsumen

Hukum perlindungan konsumen yang berada saat ini harus di tetapkan oleh pemerintah. Karena dengan adanya dasar hukum yang pasti perlindungan terhadap hak-hak konsumen bisa dilakukan dengan penuh optimisme. Melihat kondisi konsumen yang banyak dirugikan, memerlukan peningkatan untuk melindunginya, sehinga pada hak-hak konsumen dapat ditegakkan. Dan yang terpenting dalam memberikan perlindungan kepada konsumen adalah melalui peraturan perundang-undangan,


(26)

sehingga perlu melengkapi ketentuan perundang-undangan dalam bidang perlindungan konsumen yang sudah ada.

Apabila pada konsumen benar-benar akan dilindungi, maka dari hak-hak konsumen harus dipenuhi baik oleh pemerintah maupun oleh produsen, karena pemenuhan hak-hak konsumen tersebut akan melindungi kerugian konsumen dari berbagai aspek. Dari beberapa hak-hak konsumen, hak-hak konsumen yangat di akui oleh dunia Internasiolan adalah ;

a. The right to safety b. The right to be informed c. The right to choose d. The right to he heard

Empat dasar hak inilah diakui secara internasional. Karena dalam perkembangannya, pada organisasi-organisasi konsumen sedunia yang tergabung dalam The international Organization of Consumers Union (IOCU) menambahkan lagi beberapa hak untuk memperoleh kebutuhan hidup, hak untuk memperoleh ganti rugi, hak untuk memperoleh pendidikan konsumen, dan untuk memperoleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat.


(27)

Pengaturan mengenai perlindungan konsumen sangatlah dibutuhkan dan diperlukan adanya suatu hukum yang dapat memberikan perlindungan terhadap konsumen. Terutama pada lembaga-lembaga perlindungan konsumen seperti di Indonesia pada saat ini Terdapat beberapa lembaga yang berwenang dalam melakukan perlindungan terhadap konsumen, antara lain BPKN, LPKSM, YLKI dan BPSK dalam lembaga perlindungan konsumen di Indonesia sangat luas dan efektif dalam menangani kasus-kasus konsumen jika di bandingkan denga lembaga-lembaga perlindungan konsumen di Timor Leste.

Lembaga-lembaga perlindungan konsumen tersebut memiliki perannya tersendiri dalam upaya memberikan perlindungan terhadap konsumen, seperti menerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dari masyarakat, bekerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan


(1)

Persamaan pengaturan tentang perlindungan konsumen antara kedua Negara terlihat pada asas-asas konsumen yang sama banhwa keduanya memberikan manfaat dan kepastian hukum bagi konsumen tersebut, sedangkan pada hak-hak konsumen sangat jelas di Timor leste bahwa konsumen berhak atas kualitas barang dan jasa yang bermutu, sedangkan di Indonesia persamaan hak-hak konsumen dengan UUPK Inodesia terlihat pada pasal empat (4) alinea b, bahwa ; hak untuk memilih barang dan jasa atau serta mendapatkan barang dan/atau jasa sesuai dengan nilai tukar serta jaminan yang di janjikan.15

Pada lembaga-lembaga perlindungan konsumen di Indonesia beberapa lembaga non pemerintah yan turut serta membantu konsumen dalam menghadapi sengketa/kasus tersebut, namun di Timor leste adanya lembaga-lemabaga yang berkaitan dengan sengketa konsumen, bukanlah secara khusus namun lembaga-lembaga tersebut menanggani dari berbagai kasus termasuk memberikan perlindungan terhadap konsumen.

B.

Analisis

Berbicara mengenai perlindungan hukum terhadap konsumen hal tersebut merupakan salah satu hal terpenting dari unsur suatu Negara

15 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Indonesia Nomor 8 Tahun 1999, pasal 4 alinea b


(2)

hukum. Dianggap penting karena dalam pembentukan suatu Negara akan dibentuk pula hukum yang mengatur tiap-tiap warga negaranya masin-masing. Begitu juga dengan hukum perlindungan konsumen dimana lahirnya hukum perlindungan konsumen di dalam suatu Negara dengan tujuan untuk melindungi para konsumensebagaimana di kedua Negara tersebut, Timor leste dengan Indonesia.

Dalam kedua Negara hukum perlindungan konsumen dengan tujuan untuk melindungi masyarakatnya dari perilaku para pelaku usaha yang melakukan kegiatan-kegiatan terlarang sehingga menimbulkan kerugian bagi para konsumen. Dengan begitu diterapkan Undang-undang perlindungan konsumen bahwa, harus melindungi konsumen, dalam hal hak-hak konsumen dan memberikan asas-asas perlindungan konsumen, bagi konsumen serta bantuan dari lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah untuk membantu konsumen dalam menyelesaikan perkara-perkara dalam perlindungan konsumen senhinga bagi konsumen merasa aman mengkonsumsi atau memakai barang dan atau jasa.

Dilihati dari peraturan perlindungan konsumen di Timor Leste dibandingkan dengan peraturan perlindungan konsumen di Indonesia, maka sangatlah jauh perbedaanya, karena dalam peraturan perlindungan konsumen di Indonesia cukup lengkap dan memadai terlihat pada


(3)

undang-undang perlindungan konsumen Nomor 8 Tahun 1999 (UUPK Indonesia). Namun di Timor Leste sangatlah minim karena belum adanya undang-undang secara khusus seperti di Indonesia, di Timor Leste masih menggunakan undang-undang Perdagangan Dan Perindustrian serta Undang-undang Dasar (Konstitusi RDTL), dengan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan perlindungan konsumen.

Dari uraian di atas maka dari peneliti ingin melihat asas-asas perlindungan konsumen dan hak-hak perlindungan konsumen serta lembaga-lembaga perlindungan konsumen, sesuai dengan teori-teori yang ada atau tidak ;

1. Asas Perlindungan konsumen

Berbicara mengenai asas-asas perlindungan konsumen antar kedua Negara tentu ada perbedaan dan persamaan asas perlindungan konsumen di Indonesia terlihat cukup jelas dan, jika bandingkan dengan asas perlindungan konsumen di Timor Leste, karena di Timor Leste belum begitu lengkap dan transparan seperti di Indonesia.

Dalam asas-asas perlindungn konsumen yang mengatakan bahwa keadilan, keamfaatan, dan kepastian hukum, banyak Jurist yang menyebut sebagai tujuan hukum dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan hukum tertentu untuk mencapai keadilan,


(4)

keamfaatan, atau kepastian hukum bagi masyarakat. Dan pada asas keseimbangan adalah juga keadilan bagi kepentingan masing-masing pihak. Yaitu konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah. Kepentingan pemerintah dalam hubngan ini tidak dapat dilihat dari hubungan transaksi dagang secara lansung menyertai pelaku usaha dan konsumen kepentingan pemerintah dalam rangka harus mewakili kepentingan para public.

Dari keseimbangan perlindungan antara pelaku usaha dan konsumen yang menampakan fungsi hukum itulah sehingga dari salah satu tokok Dunia RoscouPoud menganggap sebagai sarana pengendalian hidup masyarakat, dengan menyeimbangkan kepentingan-kepentingan yang ada dalam masyarakat.

2. Hak-hak konsumen

Hukum perlindungan konsumen yang berada saat ini harus di tetapkan oleh pemerintah. Karena dengan adanya dasar hukum yang pasti perlindungan terhadap hak-hak konsumen bisa dilakukan dengan penuh optimisme. Melihat kondisi konsumen yang banyak dirugikan, memerlukan peningkatan untuk melindunginya, sehinga pada hak-hak konsumen dapat ditegakkan. Dan yang terpenting dalam memberikan perlindungan kepada konsumen adalah melalui peraturan perundang-undangan,


(5)

sehingga perlu melengkapi ketentuan perundang-undangan dalam bidang perlindungan konsumen yang sudah ada.

Apabila pada konsumen benar-benar akan dilindungi, maka dari hak-hak konsumen harus dipenuhi baik oleh pemerintah maupun oleh produsen, karena pemenuhan hak-hak konsumen tersebut akan melindungi kerugian konsumen dari berbagai aspek. Dari beberapa hak-hak konsumen, hak-hak konsumen yangat di akui oleh dunia Internasiolan adalah ;

a. The right to safety b. The right to be informed c. The right to choose d. The right to he heard

Empat dasar hak inilah diakui secara internasional. Karena dalam perkembangannya, pada organisasi-organisasi konsumen sedunia yang tergabung dalam The international Organization of Consumers Union (IOCU) menambahkan lagi beberapa hak untuk memperoleh kebutuhan hidup, hak untuk memperoleh ganti rugi, hak untuk memperoleh pendidikan konsumen, dan untuk memperoleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat.


(6)

Pengaturan mengenai perlindungan konsumen sangatlah dibutuhkan dan diperlukan adanya suatu hukum yang dapat memberikan perlindungan terhadap konsumen. Terutama pada lembaga-lembaga perlindungan konsumen seperti di Indonesia pada saat ini Terdapat beberapa lembaga yang berwenang dalam melakukan perlindungan terhadap konsumen, antara lain BPKN, LPKSM, YLKI dan BPSK dalam lembaga perlindungan konsumen di Indonesia sangat luas dan efektif dalam menangani kasus-kasus konsumen jika di bandingkan denga lembaga-lembaga perlindungan konsumen di Timor Leste.

Lembaga-lembaga perlindungan konsumen tersebut memiliki perannya tersendiri dalam upaya memberikan perlindungan terhadap konsumen, seperti menerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dari masyarakat, bekerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan