PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA TERHADAPPEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 7 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Anugrahani | J

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA
TERHADAPPEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS
VIII-D
SMP NEGERI 7 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2016/2017
Irlinda Manggar Anugrahani1), Ira Kurniawati2), Dyah Ratri Aryuna3)
1)Mahasiswa

Prodi Pendidikan Matematika,FKIP, UNS, Surakarta
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)irlindamanggar1991@gmail.com,2)irakur_uns@yahoo.com,3)ratriaryuna@gmail.com
2),3)

ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning yang dapat meningkatkan perhatian
siswaterhadap pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah matematika pada
materi lingkaran siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2016/2017,
mengetahui peningkatan perhatiansiswa terhadap pembelajaran dan kemampuan
pemecahan masalah matematika setelah mengikuti pelajaran matematika dengan

menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.Data yang dikumpulkan
pada penelitian ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, data perhatian siswa
terhadap pembelajaran dan data kemampuan pemecahan masalah matematika.Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa langkah pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaranProblem Based Learning adalah sebagai berikut: Pendahuluan: Fase
orientasi siswa kepada masalah,guru melakukan apersepsi.Fase mengorganisasi siswa,
guru bersama siswa membahas secara garis besar langkah menyelesaikan
permasalahan.Kegiatan inti meliputi:Fase membimbing penyelidikan kelompok, guru
meminta siswa untuk menyelesaikan permasalahan di LKK secara berdiskusi. Fase
menyajikan hasil karya, guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi, guru
memotivasi siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan, guru memberikan kuis
individu.Kegiatan Penutup: Fase mengevaluasi proses pemecahan masalah,guru
bersama siswa menyimpulkan materi dan memberikan tugas rumah. Berdasarkan hasil
observasi, persentase rata-rata perhatian siswa terhadap pembelajaran pada pra siklus
sebesar 44,42%. Pada siklus I,meningkat sebesar 13,95% menjadi 58,37% dan siklus
II meningkat sebesar 15,74% menjadi 74,11%. Untuk kemampuan pemecahan
masalah matematika, persentase siswa yang memperoleh skor kemampuan pemecahan
masalah ≥7 untuk setiap soalpada pra siklus mencapai 3,125%. Pada siklus I menjadi
43,75% dan pada siklus II menjadi 71,875%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerapanmodel pembelajaran Problem Based Learning dapat

meningkatkan perhatian siswaterhadap pembelajaran dan kemampuan pemecahan
masalah matematika pada materi lingkaran siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7
Surakarta tahun pelajaran 2016/2017.

36

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

Kata kunci: pembelajaran Problem Based Learning, perhatian siswa terhadap
pembelajaran, kemampuan pemecahan masalah
tidak menyukai pelajaran matematika

PENDAHULUAN
Pembelajaran matematika di

antara lain dikarenakan matematika

sekolah dirancang untuk mencapai

merupakan pelajaran yang teoritis


tujuan agar siswa memiliki sikap

dan abstrak, banyak rumus, dan

menghargai kegunaan matematika

hanya berisi hitung-hitungan saja

dalam kehidupan, yaitu memiliki

[12]. Oleh karena itu, dalam proses

rasa ingin tahu, perhatian dan minat

pembelajaran matematika diperlukan

dalam mempelajari matematika serta

suatu


sikap ulet dan percaya diri dalam

bervariasi. Model pembelajaran yang

pemecahan

dipilih

masalah.

Tujuan

metode

mengajar

hendaknya

yang

model

pembelajaran tersebut akan tercapai

pembelajaran yang mendorong siswa

apabila guru menggunakan metode

agar termotivasi untuk aktif dan lebih

dan pendekatan yang tepat dalam

efektif dalam proses pembelajaran,

mengajar. Tujuan pembelajaran akan

serta

tercapai apabila indikator efektivitas


mampu menggunakan pengetahuan

pembelajaran terpenuhi. Efektivitas

yang telah diperoleh jika dihadapkan

pembelajaran

dapat

pada permasalahan matematis terkait

dilihat sebagai tercapainya tingkah

dengan kehidupan sehari-hari dengan

laku siswa yang melibatkan peran

begitu siswa lebih mudah dalam


siswa secara aktif dalam proses

menerima dan memahami materi

pembelajaran matematika dan proses

yang disampaikan guru. Hal tersebut

penilaian yang tepat.

sesuai dengan prinsip pembelajaran

Dilain

matematika

pihak

kesan


mengajarkan

matematika

siswa

menurut

untuk

kurikulum

matematika sebagai pelajaran yang

KTSP.

membosankan, sulit, tidak disukai,

prinsip-prinsip


dan masih dianggap menakutkan

matematika terbagi atas dua prinsip

bagi siswa.Fakta yang ada bahwa

yaitu (1) pendekatan pemecahan

sedikit sekali siswa yang menyukai

masalah merupakan fokus dalam

matematika, bahwa penyebab siswa

pembelajaran matematika, dan (2)

Pada

kurikulum


KTSP

pembelajaran

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

37

kesempatan

sekumpulan objek [3]. Berdasarkan

pembelajaran matematika hendaknya

definisi perhatian siswa terhadap

dimulai dengan pengenalan masalah

pembelajaran


yang

beberapa

dalam

setiap

sesuai

dengan

situasi

aspek

dalam

yaitu:

(1)

(contextual problem). Senada dengan

Konsentrasi,

prinsip

matematika

pemusatan perhatian/ pikiran pada

menurut KTSP, mengatakan bahwa

suatu hal atau pemusatan tenaga.

prinsip

Dalam hal ini konsentrasi merupakan

pembelajaran
dalam

pembelajaran

konsentrasi

matematika adalah (1) pemecahan

pemusatan

masalah,

pembelajaran

(2)

penalaran,

(3)

pikiran

adalah

terhadap

yang

sedang

hubungan

berlangsung di dalam kelas, seperti

[9].Berdasarkan penjelasan tersebut,

memperhatikan guru saat mengajar,

maka

bersikap tenang dan teratur dalam

komunikasi,

dan

(4)

pemecahan

merupakan

fokus

pembelajaran

masalah

utama

matematika

dalam
dan

mengikuti

pelajaran

Kesadaran,

[7].

kesadaran

(2)
adalah

penting untuk dikembangkan, karena

kewaspadaan

pembelajaran

bukan

terhadap peristiwa-peristiwa kognitif

hanya transfer pengetahuan kepada

yang terjadi di lingkungan sekitar

siswa, tetapi juga membekali siswa

dan

dengan kemampuan sehingga dapat

Kesadaran

menyelesaikan

melakukan pergerakan yang dibuat

matematika

masalah-masalah

Untuk

yang

atau

terjadi

berdasarkan

yang dihadapi.

38

digolongkan

kesiagaan

dalam

diri.

memungkinkan

kita

keputusan.Kesadaran

memperoleh

atau yang biasa disebut sebagai

pengetahuan siswa harus melakukan

kemauan untuk melakukan aktivitas.

proses belajar, dan belajar artinya

Aktivitas

melakukan berbagai aktivitas fisik

merupakan aktivitas siswa dalam

dan psikis, salah satu aktivitas psikis

pembelajaran

yaitu perhatian, bahwa perhatian

kemauan

merupakan

atau

pertanyaan, kemauan siswa bertanya,

konsentrasi dari seluruh aktivitas

kemauan siswa untuk mengerjakan

individu yang ditujukan kepada suatu

tugas, siswa aktif dalam diskusi

pemusatan

dalam
di
siswa

kegiatan
kelas,

ini

seperti

menjawab

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

kelompok, dan kemauan siswa untuk

mengabsen siswa dan menanyakan

mencatat materi. Perhatian siswa

ada yang perlu ditanyakan atau tidak,

terhadap pembelajaran merupakan

jika tidak ada siswa yang bertanya

konsentrasi dan kesadaran siswa

guru melanjutkan materi dengan

untuk

mencatat

melakukan

aktivitas

dipapan

pembelajaran, hal ini konsentrasi

menjelaskan

ditunjukkan

kemudian

dengan

(1)

siswa

tulis

secara
guru

dan
singkat,

memberikan

memperhatikan guru saat mengajar,

beberapa soal yang ditulis dipapan

(2) siswa bersikap tenang dan teratur,

tulis dan guru menunjuk siswa untuk

sedangkan

ditunjukkan

maju mengerjakan, jika siswa tidak

siswa dengan (3) kemauan siswa

mau maju mengerjakan guru yang

untuk menjawab pertanyaan dari

akan mengerjakan. Hal ini terlihat

guru, (4) kemauan siswa untuk

pada

bertanya kepada guru, (5) kemauan

masih didominasi dengan model

siswa untuk mengerjakan tugas/kuis

ceramah dan berpusat pada guru

dari guru, (6) kemauan siswa untuk

(Teacher Centered Learning) tanpa

aktif dalam diskusi kelompok, dan

adanya variasi dan perhatian siswa

(7) kemauan siswa untuk mencatat

terhadap pembelajaran masih rendah.

kesimpulan materi pembelajaran.

Dari hasil observasi awal dari 32

kesadaran

proses

pembelajaran

yang

Sehingga perhatian siswa di

siswa pada kelas VIII-D diperoleh

dalam kelas dapat dikondisikan agar

persentase rata-rata hasil observasi

siswa dapat membiasakan diri untuk

perhatian

belajar, sehingga dapat dikatakan

pembelajaran yaitu 44,42%, meliputi

perhatian siswa akan mempengaruhi

persentase

kemampuan

masalah

guru saat mengajar 64.06%, siswa

dalam mata pelajaran matematika,

bersikap tenang dan teratur 68.75%,

dan berdasarkan hasil observasi yang

kemauan siswa untuk menjawab

dilakukan di kelas VIII-D SMP

pertanyaan

Negeri 7 Surakarta, pada saat proses

kemauan

pembelajaran guru datang dengan

kepada guru 3.13%, kemauan siswa

memberikan

untuk mengerjakan tugas/kuis dari

pemecahan

salam

kemudian

siswa
siswa

terhadap
memperhatikan

dari

guru

17.19%,

siswa

untuk

bertanya

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

39

guru 60.94%, kemauan siswa untuk

kemampuan

aktif

menyelesaikan

dalam

diskusi

kelompok

masalah.

56.25%, dan kemauan siswa untuk

masih belum dapat

mencatat

langkah-langkah

kesimpulan

materi

pembelajaran 40.63%.

masalah,

Hasil observasi awal yang

mulai

memahami

masalah, merencanakan pemecahan

adalah masih banyak siswa yang

pemecahan

belum

memeriksa kembali.

penjelasan

Mereka

melaksanakan

dari

masalah,

memperhatikan

dalam

pemecahan

menunjukkan perhatian siswa rendah

melaksanakan

rencana

masalah,

dan

guru, masih banyak siswa yang tidak

Berdasarkan hasil observasi

menulis materi yang telah dituliskan

tersebut, peneliti dan guru berdiskusi

di papan tulis, sedikit siswa yang

sehingga

menduga

bertanya ketika guru memberikan

rendahnya

perhatian

kesempatan bertanya tetapi ketika

kemampuan

mereka mengalami kesulitan mereka

karena dalam pembelajaran siswa

bertanya kepada teman, ketika guru

tidak terlibat secara langsung pada

memberikan

kegiatan-kegiatan

siswa

soal

yang

masih

tidak

banyak

mengerjakan

penyebab
siswa

pemecahan

dan

masalah

selama

pembelajaran. Perhatian siswa yang

dengan alasan tidak paham sehingga

rendah

beberapa memilih untuk mencontek

disampaikan

jawaban

menjadikan

materi

yang

tidak

sepenuhnya

dipahami.Hal

ini

berakibat

jawaban dari guru, hanya ada satu

kemampuan

pemecahan

masalah

siswa yang bersedia maju ketika guru

matematika siswa kurang optimal.

meminta untuk menuliskan hasil

Berdasarkan

penyelesaian soal yang diberikan,

permasalahan tersebut, peneliti dan

dan

yang

guru berdiskusi untukmengadakan

menuliskan jawaban banyak siswa

perbaikan pada proses pembelajaran

yang

teman

ketika

dan

ada

berhenti

menunggu

teman

permasalahan-

mengerjakan

dan

agar perhatian siswa dan kemampuan

menjadi

lebih

pemecahan masalah siswa dapat

ramai.Hal ini menyebabkan siswa

meningkat. Perbaikan yang dapat

belum bisa untuk mengembangkan

dilakukan adalah dengan memilih

suasana

40

berpikirnya

kelas

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

model

pembelajaran

yang

tepat

materi sehingga ketika dihadapkan

sehingga menjadikan siswa perhatian

pada

dalam

mengalami banyak kesulitan dalam

pembelajaran

meningkatkan

dan

kemampuan

pemecahan masalah.
Perbaikan

persoalan

menggunakan

mereka
materi

menyelesaikan
yang

dapat

tidak
untuk

permasalahan.

Pembelajaran

dengan

kegiatan

dilakukan yaitu dengan melibatkan

berkelompok dan berdiskusi akan

siswa

kegiatan

mengaktifkan

Kegiatan

perhatian dan dapat melatih siswa

pembelajaran yang memungkinkan

untuk menghadapi berbagai masalah

siswa untuk lebihperhatian yaitu

dan

dengan

masalah dari permasalahan yang

dalam

setiap

pembelajaran.

membuat

kelompok-

dapat

diberikan

akan

penyelesaian.

bekerja

siswa

sama

saling

untuk

mencari

kelompok kecil untuk berdiskusi
menjadikan

siswa

dengan

lebih

pemecahan

banyak

cara

menemukan

Berkaitan dengan masalah

pengetahuan yang baru dan bisa

tersebut, diperlukan penerapan suatu

saling menyampaikan ide. Selain itu

model

ketika

meningkatkan

ada

kelompok

mempresentasikan
maka

semua

hasil

yang
diskusi,

pembelajaran

yang

dapat

perhatian

siswa

terhadap

pembelajaran

dan

kemampuan

pemecahan

siswa

diberikan

untuk

saling

matematika siswa.Dalam hal ini,

menyampaikan pendapat jika ada

guru dituntut untuk mengetahui,

jawaban yang berbeda serta bertanya

memilih, dan mampu menerapkan

jika ada yang tidak dimengerti.

suatu

Dengan diskusi dan presentasi siswa

dinilai

akan aktif terlibat langsung selama

suasana belajar yang kondusif.Salah

pembelajaran,

satu alterrnatif model pembelajaran

kesempatan

mampu

sehingga

membangun

siswa

pengetahuan

pembelajaran

efektif

sehingga

yang

tercipta

dapat

digunakan

untuk

dari kegiatan yang telah dilakukan.

meningkatkan

perhatian

siswa

Pengetahuan yang dibangun sendiri

terhadap

pembelajaran

dan

menjadikan

kemampuan

pemecahan

siswa

lebih

paham

yang

model

masalah

masalah

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

41

matematika siswa adalah dengan

membimbing penyelidikan individu

penerapan

dan kelompok (guru membimbing

model

pembelajaran

siswa

Problem Based Learning.
Model pembelajaran Problem

dalam

memecahkan

untuk

masalah

dengan

Based Learning merupakan model

membantu apabila ada siswa yang

pembelajaran

mengalami

yang

tidak

hanya

kesulitan),

menjadikan siswa sekedar menerima

mengembangkan

infomasi dari guru saja, karena guru

hasil

sebagai motivator dan fasilitator

tanggapan pendapat jawaban dari

yang dapat melibatkan siswa secara

temannya, siswa aktif untuk bertanya

aktif

dan

dalam

melatih

pembelajaran

siswa

untuk

serta

karya

dan

menyajikan

(siswa

menjawab

memberikan

pertanyaan

saat

berfikir

diskusi, sehingga dapat mengukur

terstruktur dan menggali kemampuan

rata-rata indikator perhatian terhadap

siswa dalam memecahkan masalah

pembelajaran), dan menganalisa dan

matematika dengan tahap-tahap yang

mengevaluasi

sistematis dari permasalahan yang

masalah (menyimpulkan apa yang

diberikan dalam kelompok. Model

telah

pembelajaran

Based

presentasikan dan siswa juga dapat

Learning terdiri dari lima tahap yaitu

bertanya kepada guru apabila masih

orientasi

belum jelas).

Problem

siswa

kepada

masalah

(siswa dapat memperhatikan saat

proses

mereka

Alasan

pemecahan

diskusikan

dan

dipilihnya

model

guru menjelaskan materi dengan

pembelajaran

Problem

Based

menyajikan suatu masalah, mengajak

Learningpada

kegiatan

belajar

siswa untuk memperhatikan dengan

mengajar siswa kelas VIII-D di SMP

seksama saat guru menjelaskan),

NEGERI

mengorganisasikan

(siswa

perbaikan dari pembelajaran yang

memecahkan

selama ini dilakukan diharapkan

berdiskusi

42

berdiskusi

untuk

siswa

7

Surakarta

sebagai

masalah dan mengerjakan LKK yang

mampu

meningkatkan

dapat meningkatkan keaktifan siswa

siswa

terhadap

dan juga kemampuan pemecahan

matematika dan selanjutnya dapat

masalah

meningkatkan

matematika

siswa),

perhatian

pembelajaran
kemampuan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

pemecahan

masalah

matematika

kemampuan

pemecahan

masalah

siswa. Melalui penerapan model

matematika siswa kelas VIII-D SMP

pembelajaran

Negeri 7 Surakarta setelah mengikuti

Problem

Based

memberikan

Learningguru

kesempatan kepada siswa

untuk

pembelajaran

matematika

dengan

model pembelajaran Problem Based

belajar secara berkelompok, aktif

Learning Tahun Ajaran 2016/2017?

dalam diskusi, berani bertanya dan

KAJIAN TEORI

menjawab pertanyaan,

sehingga

Perhatian

erat

kaitannya

diharapkan siswa lebih perhatian

dengan

terhadap pembelajaran matematika

suatu objek yang direaksikan atau

dan mempermudah siswa dalam

diekspresikan

pada

memahami materi yang disajikan

aktivitas.Menurut

Slameto

guru.

105) menyatakan bahwa perhatian
Berdasarkanlatarbelakang

adalah

kesadaran jiwa terhadap

kegiatan

yang

suatu
(2010:

dilakukan

dirumuskanmasalahsebagaiberikut:

seseorang

(1)

dengan pemilihan rangsangan yang

Bagaimana

pembelajaran

pelaksanaan

matematika

dengan

dalam

datang

dari

hubungannya
lingkungannya

model pembelajaran Problem Based

[11].Berdasarkan definisi perhatian

Learning yang dapat meningkatkan

siswa

perhatian

terhadap

pembelajaran

siswa

terhadap

digolongkan dalam beberapa aspek

dan

kemampuan

yaitu: (1) Konsentrasi, konsentrasi

matematika

adalah pemusatan perhatian/ pikiran

siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7

pada suatu hal atau pemusatan

Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017?

tenaga. Dalam hal ini konsentrasi

(2) Bagaimana peningkatan perhatian

merupakan

siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7

terhadap pembelajaran yang sedang

Surakarta

berlangsung di dalam kelas, seperti

pembelajaran
pemecahan

pembelajaran

masalah

setelah

mengikuti

matematika

pemusatan

pikiran

dengan

memperhatikan guru saat mengajar,

model pembelajaran Problem Based

bersikap tenang dan teratur dalam

Learning Tahun Ajaran 2016/2017?

mengikuti

pelajaran

[7].(2)

(3)

Kesadaran,

kesadaran

adalah

Bagaimana

peningkatan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

43

kewaspadaan

atau

kesiagaan

pengembangan

matematika

terhadap peristiwa-peristiwa kognitif

(mathematical power) terhadap siswa

yang terjadi di lingkungan sekitar

[14].

dan

yang

terjadi

Kesadaran

dalam

diri.

memungkinkan

kita

melakukan pergerakan yang dibuat
berdasarkan

keputusan.Kesadaran

atau yang biasa disebut sebagai

ada

Aktivitas

dalam

kegiatan

ini

kemauan

di

kelas,

siswa

seperti

Polya

(1973:5)

empat

tahap

dalam

1) Memahami masalah.
2) Merencanakan

pemecahan

masalah.
3) Melaksanakan

rencana

pemecahan masalah.

merupakan aktivitas siswa dalam
pembelajaran

Menurut

menyelesaikan masalah yaitu: [10]

kemauan untuk melakukan aktivitas.

4) Memeriksa kembali prosedur
dan

menjawab

hasil

pertanyaan, kemauan siswa bertanya,

masalah.

kemauan siswa untuk mengerjakan

Gamze

pemacahan

Sezgin

Selcuk

menjelaskan

bahwa

tugas, siswa aktif dalam diskusi

(2010:711)

kelompok, dan kemauan siswa untuk

Problem Based Learning merupakan

mencatat materi.

strategi

Sumarmo
mengartikan

(1994)

pemecahan

masalah

pembelajaran

yang

mendorong siswa untuk aktif dan
menjadi

percaya

diri

dalam

dalam matematika sebagai kegiatan

pembelajaran.Artinya pembelajaran

menyelesaikan

Problem

soal

cerita,

Based

Learning

dapat

menyelesaikan soal yang tidak rutin,

mendorong siswa untuk aktif dalam

mengaplikasikan matematika dalam

belajar.Tiap

kehidupan sehari-hari atau keadaan

permasalahan berupa soal untuk

lain,

mengukur

dan

menciptakan

membuktikan

atau

atau

menguji

konjektur.Berdasarkan

pengertian

yang

44

daya

dikemukakan

Sumarmo

kelompok
kemampuan

diberikan
kelompok

tersebut [6].
Langkah-langkah
pembelajaran

model

ProblemBased

tersebut, dalam pemecahan masalah

Learning menurut Arends (2008: 57)

matematika tampak adanya kegiatan

adalah sebagai berikut: [1]

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

1) Mengorientasikan siswa pada

2016

hingga

bulan

Januari

2017.Tahap kedua yaitu pelaksanaan

masalah.
2) Mengorganisasikan

siswa

untuk belajar.

tindakan yang berlangsung pada
bulan Februari 2017.Tahap ketiga

3) Membimbing

penyelidikan

yaitu analisis data dan pelaporan

maupun

yang dilaksanakan pada bulan Maret-

individual
kelompok.

Juli 2017.

4) Mengembangkan

dan

menyajikan hasil karya.

Data

yang

dikumpulkan

dalam penelitian ini diperoleh dari

5) Menganalisis

dan

mengevaluasi

proses

penyelesaian masalah.

hasil observasi, angket dan tes akhir
siklus

siswa.

Hasil

observasi

meliputi observasi keterlaksanaan
proses

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan

pembelajaran,

perhatian

observasi

siswa

terhadap

penelitian tindakan kelas tentang

pembelajaran dan angket perhatian

upaya meningkatkan perhatian siswa

siswa

terhadap

pembelajaran

dan

Sedangkan hasil tes akhir siklus

kemampuan

pemecahan

masalah

merupakan data hasil tes kemampuan

terhadap

pembelajaran.

matematika siswa. Subjek penelitian

pemecahan

ini adalah guru mata pelajaran

siswa pada materi lingkaran.

masalah

matematika

matematika dan siswa kelas VIII-D

Berdasarkan sumber data

SMP Negeri 7 Surakarta tahun

yang digunakan, digunakan empat

pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari

metode pengumpulan data. Pertama

9 siswa putra dan 23 siswa putri.

adalah metode observasi, yaitu cara

Penelitian ini dimulai dari

pengumpulan data dimana peneliti

bulan November 2016hingga Juli

(orang yang ditugasi) melakukan

2017.Pelaksanaan

pengamatan

dibagi

dalam

kegiatan.Tahap
persiapan

penelitian
3
pertama

penelitian

ini

terhadap

subjek

tahapan

penelitian demikian hingga si subjek

yaitu

tidak tahu bahwa dia sedang diamati

yang

[4]. Kegiatan yang diamati meliputi

berlangsung pada bulan November

perkembangan

pelaksanaan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

45

pembelajaran

yang

pembelajaran digunakan triangulasi

dilakukan oleh guru dan mengamati

penyidik [8].Sedangkan untuk data

indikator-indikator perhatian siswa

yang diperoleh dari tes dilakukan

terhadap

pembelajaran

seperti

dengan uji validitas isi.Data tes yang

bersikap

tenang

teratur,

diperoleh dikatakan valid apabila

guru,

instrument tes yang digunakan telah

memperhatikan

matematika

dan

penjelasan

mengerjakan tugas/soal, aktif dalam
diskusi,

menjawab

bertanya

dan

pertanyaan,

Analisis

hasil

observasi

Kedua

keterlaksanaan proses pembelajaran

adalah metode angket, yaitu cara

meliputi pelaksanaan tindakan yang

pengumpulan data melalui pengajuan

telah direncanakan, kendala yang

pertanyaan/pernyataan

muncul

saat

responden dengan pemberian skor

kegiatan

yang

menurut skala Likert [13].Ketiga

selama pembelajaran berlangsung.

metode tes, yaitu cara pengumpulan

Analisis data

data yang menghadapkan sejumlah

dengan mengoreksi pekerjaan tiap

pertanyaan kepada subjek penelitian

siswa dengan waktu yang sama.

[4].Data yang dikumpulkan adalah

Sedangkan analisis hasil observasi

hasil tes kemampuan pemecahan

dan angket perhatian siswa terhadap

masalah matematika siswa setiap

pembelajarandengan memperhitung-

siklus

kan peningkatan perhatian siswa

pada

men-catat.

kepada

materi

lingkaran.

pelaksanaan,
dilakukan
hasil

Keempat metode dokumentasi, yaitu

setiap

cara

gunakan rumus berikut:

pengumpulan

data

dengan

melihat dalam dokumen-dokumen
yang telah ada. Dokumen-dokumen
tersebut

biasanya

merupakan

dokumen-dokumen resmi yang telah
terjamin keakuratannya [4].
Untuk

46

dinyatakan valid oleh validator.

menguji

data

keterlaksanaan

dan

perhatian

validitas

pembelajaran

siswa

siklusnya

=

tes

dan
siswa

dimulai

dengan

meng-

skor capaian
× 100%
skor maksimal

Keterangan :

= persentase perhatian siswa

skor capaian = jumlah skor amatan
skor maksimal=

jumlah

skor

maksimal amatan

terhadap

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

Persentase

rata-rata

hasil

siklus.Tes

observasi perhatian siswa terhadap

kemudian

rumus
disesuaikan

tersebut

tersebut

dengan

kemampuan

33,34% ≤

66,68% ≤

≤ 66,67%

berdasarkan

siswa

dalam

Berdasarkan soal tes yang
digunakan

Kategori

≤ 33,33%

diperoleh

memecahkan masalah.

angket seperti tabel berikut:[2]
0% ≤

yang

Skor nilai tes hasil belajar

kualifikasi persentase observasi dan
Persentase

siklus

diberikan sebanyak 2 soal.

pembelajaran yang telah dihitung
berdasarkan

akhir

berbentuk

uraian

Rendah

pedoman pemberian bobot penskoran

Sedang

hasil tes kemampuan pemecahan

Tinggi

masalah tersebut, setiap langkah

≤ 100%

Untuk mengukur kemampuan

dalam

memecahkan

masalah

siswa dalam memecahkan masalah

mempunyai rubrik penskoran yang

matematis,

tersaji pada tabel berikut:[5]

diberikan

Langkah-langkah
yang dinilai
Pemahaman masalah

Perencanaan

tes

akhir

Skor
0

Indikator
Salah menginterpretasikan soal/tidak ada jawaban
sama sekali

1

Salah menginterpretasikan sebagian soal

2

Memahami masalah secara keseluruhan

0

Tidak ada strategi sama sekali

penyelesaian masalah

Memilih strategi pemecahan yang tidak dapat
1

dilaksanakan, sehingga kurang tepat/kurang lengkap
untuk menyelesaikan masalah
Memilih strategi yang benar tetapi hasil masih

2

salah/belum mengarah pada jawaban yang tepat atau
tidak ada hasil
Memilih strategi yang mengarah pada jawaban yang

3

tepat, tetapi belum lengkap untuk menyelesaikan
masalah

4

Memilih

strategi

sesuai

dengan

prosedur

dan

mengarah pada jawaban yang tepat

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

47

Pelaksanaan rencana

Tidak ada pelaksanaan strategi sama sekali/tidak

0

penyelesaian

melakukan perhitungan
Melaksanakan strategi yang direncanakan tetapi salah

1

dalam melakukan perhitungan
Melaksanakan strategi yang telah direncanakan dan

2
Pemeriksaan kembali

melakukan perhitungan secara tepat
Tidak ada pemeriksaan kembali terhadap hasil

0

prosedur dan hasil

pekerjaan / tidak ada keterangan apapun

penyelesaian

Dilakukan
1

pemeriksaan

tetapi

prosedur

yang

dilakukan masih ada kesalahan sehingga hasil
penyelesaian masih salah
Dilakukan pemeriksaan pada hasil penyelesaian bisa
dengan strategi lain untuk melihat hasil kebenaran

2

proses

Adapun untuk mengetahui
persentase kemampuan pemecahan
masalah

matematika

siswa

digunakan

persamaan

sebagai

berikut:

M  Pip  Pib

Persentase
capaian

kemampuan

pemecahan

masalah

Persentase
mencapai

:

Learninghanya
56,65%

yang

mencapai

44,42%

termasuk

kategori

aktivitas belajar siswa pada kegiatan

kemampuan

pra siklus diperoleh data bahwa
untuk

memperhatikan

siswa
skor

siklus

dan untuk rata-rata hasil angket

setiap soal setelah tindakan.
Persentase

pra

diperoleh rata-rata hasil observasi

pemecahan masalah ≥ 7 untuk

mencapai

yang

kemampuan

pemecahan masalah ≥ 7 untuk
setiap soal sebelum tindakan.

48

Kegiatan

yang

siswa
skor

PEMBAHASAN

sedang. Berdasarkan hasil observasi

matematika siswa.
:

DAN

model pembelajaran Problem Based

peningkatan
skor

PENELITIAN

perhatian siswa sebelum diterapkan

Keterangan:
M :

HASIL

indikator
penjelasan

siswa
guru

persentase siswa yang melakukan
kegiatan tersebut mencapai 64,06%
dan untuk indikator siswa bersikap

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

tenang dan teratur persentase siswa

tugas/soal

yang melakukan mencapai 68,75%.

56,64%, kemauan siswa aktif dalam

Indikator kemauan siswa menjawab

diskusi

pertanyaan guru hanya 17,19% siswa

kemauan siswa mencatat kesimpulan

melakukannya,

materi pembelajaran 61,72%.

sedangkan

untuk

yang

diberikan

kelompok

56,64%

guru
dan

kemauan siswa bertanya kepada guru

Dari hasil observasi dan

hanya 3,13%. Selanjutnya, pada

angket pada kegiatan pra siklus,

indikator

maka dilaksanakan tindakan siklus I

kemauan

mengerjakan
diberikan

siswa

untuk

tugas/kuisyang

guru

adalah

60,94%,

dengan

menerapkan

pembelajaran

model

Problem

Based

kemauan siswa untuk aktif dalam

Learning.Ber-dasarkan rata-rata hasil

diskusi kelompok adalah 56,25%,

observasi dan angket pada siklus I,

sedangkan untuk kemauan siswa

rata-rata hasil observasi perhatian

mencatat kesimpulan materi pembe-

siswa pada siklus I mengalami

lajaran yang melakukan kegiatan

peningkatan dibandingkan rata-rata

tersebut mencapai 40,63%.

perhatian siswa yang didasarkan

Sedangkan

hasil

angket

pada pra siklus. Peningkatan yang

yang digunakan untuk mengetahui

terjadi pada rata-rata hasil observasi

perhatian

siswa

siklus I adalah sebesar 13,95%

pembelajaran

yang

terhadap
tidak

dapat

terlihat diperoleh perhatian siswa

menjadi 58,37% dan hasil angket
sebesar 9,55% menjadi 66,2%.

yang mengarah kepada ketercapaian
indikator

siswa

Walaupun

sudah

terjadi

memperhatikan

peningkatan persentase rata-rata hasil

penjelasan guru sebesar 63,28%.

observasi perhatian siswa terhadap

Ketercapaian

pembelajaran, namun peningkatan

indikator

siswa

bersikap tenang dan teratur mencapai

tersebut

63,48%.

persentase

Ketercapaian

indikator

belum

menunjukkan

keberhasilan

dari

kemauan siswa untuk menjawab

indikator

pertanyaan guru 48,44%, kemauan

ditetapkan,setidaknya

siswa bertanya kepada guru 46,35%,

rata-rata hasil observasi perhatian

kemauan

siswa

siswa

mengerjakan

yang

terhadap

telah
persentase
pembelajaran

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

49

mencapai 70% dalam kategori tinggi.

kemampuan pemecahan masalah < 7

Dengan demikian perlu dilakukan

untuk setiap soal sebesar 96,875%

tindakan lanjutan yaitu siklus II

atau sebanyak 31 siswa.

dengan

diterapkan

melihat

refleksi

dengan

perbaikan dari tindakan siklus I.
Setelah dilakukan tindakan

pembelajaran

Problem Based Learningyang dapat
meningkatkan

perhatian

siswa

siklus II dengan menerapakan model

terhadap

pembelajaran

Based

hasil yang positif untuk kemampuan

Learning, persentase rata-rata hasil

pemecahan masalah pada materi

observasi perhatian siswa terhadap

lingkaran,

pembelajaran

diperoleh persentase siswa yang

Problem

adalah

74,11%

pembelajaran

yaitu

diperoleh

pada

siklus

I

termasuk pada kategori tinggi. Hal

memiliki

ini berartipada siklus II mengalami

pemecahan masalah ≥ 7 untuk setiap

peningkatan dan mencapai indikator

soal mencapai 43,75% atau sebanyak

keberhasilan, dibandingkan dengan

14 siswa dan persentase siswa yang

persentase rata-rata hasil observasi

memiliki

perhatian

terhadap

pemecahan masalah < 7 untuk setiap

pembelajaran pada kondisi pra siklus

soal mencapai 56,25% atau sebanyak

dan juga mengalami peningkatan

18 siswa. Pada hasil tes pada siklus

apabila

II, persentase siswa yang memiliki

siswa

dibandingkan

dengan

skor

kemampuan

skor

kemampuan

persentase rata-rata hasil observasi

skor

perhatian siswa pada siklus I.

masalah ≥ 7 untuk setiap soal

Sedangkan
kemampuan

pemecahan

kemampuan

pemecahan

untuk

mencapai 71,875% atau sebanyak 23

masalah

siswa. Untuk persentase siswa yang

pada materi lingkaran berdasarkan

memiliki

dari

pra siklus

pemecahan masalah < 7 untuk setiap

kemampuan

soal

hasil tes

diperoleh

pada

skor

pemecahan masalah ≥ 7 untuk setiap

skor

mencapai

kemampuan
28,125%

atau

sebanyak 9 siswa.

soal dengan persentase siswa sebesar

50

model

Setelah

Kemampuan

pemecahan

3,125% atau sebanyak 1 siswa dan

masalah

persentase siswa yang memiliki skor

2016/2017 pada materi lingkaran

siswa

tahun

pelajaran

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

yang diperoleh dari hasil tes siklus I

memberikan dampak yang lebih baik

dan siklus II menunjukkan hasil yang

terhadap pembelajaran.

lebih baik dibandingkan dengan
kemampuan

pemecahan

masalah

Peningkatan

persentase

rata-rata hasil observasi perhatian

siswa pada pra siklus. Perbandingan

siswa

persentase

skor

kemampuan

kemampuan

pemecahan

masalah

siswa

pada

matematika pada siklus I dan siklus

materi lingkaran dapat dilihat pada

II hal ini diperoleh setelah diterapkan

tabel berikut:

model pembelajaran Problem Based

terhadap

pembelajarandan

pemecahan

masalah

beberapa

Skor

Pra

Siklus

Siklus

Learning.Dengan

KPMTiap

Siklus

I (%)

II (%)

perbaikan

Soal

(%)

≥7

3,125

43,75

71,875

menjadi lebih baik. Pada model