PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA TERHADAPPEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 7 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Anugrahani | J
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA
TERHADAPPEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS
VIII-D
SMP NEGERI 7 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2016/2017
Irlinda Manggar Anugrahani1), Ira Kurniawati2), Dyah Ratri Aryuna3)
1)Mahasiswa
Prodi Pendidikan Matematika,FKIP, UNS, Surakarta
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)irlindamanggar1991@gmail.com,2)irakur_uns@yahoo.com,3)ratriaryuna@gmail.com
2),3)
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning yang dapat meningkatkan perhatian
siswaterhadap pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah matematika pada
materi lingkaran siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2016/2017,
mengetahui peningkatan perhatiansiswa terhadap pembelajaran dan kemampuan
pemecahan masalah matematika setelah mengikuti pelajaran matematika dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.Data yang dikumpulkan
pada penelitian ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, data perhatian siswa
terhadap pembelajaran dan data kemampuan pemecahan masalah matematika.Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa langkah pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaranProblem Based Learning adalah sebagai berikut: Pendahuluan: Fase
orientasi siswa kepada masalah,guru melakukan apersepsi.Fase mengorganisasi siswa,
guru bersama siswa membahas secara garis besar langkah menyelesaikan
permasalahan.Kegiatan inti meliputi:Fase membimbing penyelidikan kelompok, guru
meminta siswa untuk menyelesaikan permasalahan di LKK secara berdiskusi. Fase
menyajikan hasil karya, guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi, guru
memotivasi siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan, guru memberikan kuis
individu.Kegiatan Penutup: Fase mengevaluasi proses pemecahan masalah,guru
bersama siswa menyimpulkan materi dan memberikan tugas rumah. Berdasarkan hasil
observasi, persentase rata-rata perhatian siswa terhadap pembelajaran pada pra siklus
sebesar 44,42%. Pada siklus I,meningkat sebesar 13,95% menjadi 58,37% dan siklus
II meningkat sebesar 15,74% menjadi 74,11%. Untuk kemampuan pemecahan
masalah matematika, persentase siswa yang memperoleh skor kemampuan pemecahan
masalah ≥7 untuk setiap soalpada pra siklus mencapai 3,125%. Pada siklus I menjadi
43,75% dan pada siklus II menjadi 71,875%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerapanmodel pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan perhatian siswaterhadap pembelajaran dan kemampuan pemecahan
masalah matematika pada materi lingkaran siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7
Surakarta tahun pelajaran 2016/2017.
36
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
Kata kunci: pembelajaran Problem Based Learning, perhatian siswa terhadap
pembelajaran, kemampuan pemecahan masalah
tidak menyukai pelajaran matematika
PENDAHULUAN
Pembelajaran matematika di
antara lain dikarenakan matematika
sekolah dirancang untuk mencapai
merupakan pelajaran yang teoritis
tujuan agar siswa memiliki sikap
dan abstrak, banyak rumus, dan
menghargai kegunaan matematika
hanya berisi hitung-hitungan saja
dalam kehidupan, yaitu memiliki
[12]. Oleh karena itu, dalam proses
rasa ingin tahu, perhatian dan minat
pembelajaran matematika diperlukan
dalam mempelajari matematika serta
suatu
sikap ulet dan percaya diri dalam
bervariasi. Model pembelajaran yang
pemecahan
dipilih
masalah.
Tujuan
metode
mengajar
hendaknya
yang
model
pembelajaran tersebut akan tercapai
pembelajaran yang mendorong siswa
apabila guru menggunakan metode
agar termotivasi untuk aktif dan lebih
dan pendekatan yang tepat dalam
efektif dalam proses pembelajaran,
mengajar. Tujuan pembelajaran akan
serta
tercapai apabila indikator efektivitas
mampu menggunakan pengetahuan
pembelajaran terpenuhi. Efektivitas
yang telah diperoleh jika dihadapkan
pembelajaran
dapat
pada permasalahan matematis terkait
dilihat sebagai tercapainya tingkah
dengan kehidupan sehari-hari dengan
laku siswa yang melibatkan peran
begitu siswa lebih mudah dalam
siswa secara aktif dalam proses
menerima dan memahami materi
pembelajaran matematika dan proses
yang disampaikan guru. Hal tersebut
penilaian yang tepat.
sesuai dengan prinsip pembelajaran
Dilain
matematika
pihak
kesan
mengajarkan
matematika
siswa
menurut
untuk
kurikulum
matematika sebagai pelajaran yang
KTSP.
membosankan, sulit, tidak disukai,
prinsip-prinsip
dan masih dianggap menakutkan
matematika terbagi atas dua prinsip
bagi siswa.Fakta yang ada bahwa
yaitu (1) pendekatan pemecahan
sedikit sekali siswa yang menyukai
masalah merupakan fokus dalam
matematika, bahwa penyebab siswa
pembelajaran matematika, dan (2)
Pada
kurikulum
KTSP
pembelajaran
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
37
kesempatan
sekumpulan objek [3]. Berdasarkan
pembelajaran matematika hendaknya
definisi perhatian siswa terhadap
dimulai dengan pengenalan masalah
pembelajaran
yang
beberapa
dalam
setiap
sesuai
dengan
situasi
aspek
dalam
yaitu:
(1)
(contextual problem). Senada dengan
Konsentrasi,
prinsip
matematika
pemusatan perhatian/ pikiran pada
menurut KTSP, mengatakan bahwa
suatu hal atau pemusatan tenaga.
prinsip
Dalam hal ini konsentrasi merupakan
pembelajaran
dalam
pembelajaran
konsentrasi
matematika adalah (1) pemecahan
pemusatan
masalah,
pembelajaran
(2)
penalaran,
(3)
pikiran
adalah
terhadap
yang
sedang
hubungan
berlangsung di dalam kelas, seperti
[9].Berdasarkan penjelasan tersebut,
memperhatikan guru saat mengajar,
maka
bersikap tenang dan teratur dalam
komunikasi,
dan
(4)
pemecahan
merupakan
fokus
pembelajaran
masalah
utama
matematika
dalam
dan
mengikuti
pelajaran
Kesadaran,
[7].
kesadaran
(2)
adalah
penting untuk dikembangkan, karena
kewaspadaan
pembelajaran
bukan
terhadap peristiwa-peristiwa kognitif
hanya transfer pengetahuan kepada
yang terjadi di lingkungan sekitar
siswa, tetapi juga membekali siswa
dan
dengan kemampuan sehingga dapat
Kesadaran
menyelesaikan
melakukan pergerakan yang dibuat
matematika
masalah-masalah
Untuk
yang
atau
terjadi
berdasarkan
yang dihadapi.
38
digolongkan
kesiagaan
dalam
diri.
memungkinkan
kita
keputusan.Kesadaran
memperoleh
atau yang biasa disebut sebagai
pengetahuan siswa harus melakukan
kemauan untuk melakukan aktivitas.
proses belajar, dan belajar artinya
Aktivitas
melakukan berbagai aktivitas fisik
merupakan aktivitas siswa dalam
dan psikis, salah satu aktivitas psikis
pembelajaran
yaitu perhatian, bahwa perhatian
kemauan
merupakan
atau
pertanyaan, kemauan siswa bertanya,
konsentrasi dari seluruh aktivitas
kemauan siswa untuk mengerjakan
individu yang ditujukan kepada suatu
tugas, siswa aktif dalam diskusi
pemusatan
dalam
di
siswa
kegiatan
kelas,
ini
seperti
menjawab
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
kelompok, dan kemauan siswa untuk
mengabsen siswa dan menanyakan
mencatat materi. Perhatian siswa
ada yang perlu ditanyakan atau tidak,
terhadap pembelajaran merupakan
jika tidak ada siswa yang bertanya
konsentrasi dan kesadaran siswa
guru melanjutkan materi dengan
untuk
mencatat
melakukan
aktivitas
dipapan
pembelajaran, hal ini konsentrasi
menjelaskan
ditunjukkan
kemudian
dengan
(1)
siswa
tulis
secara
guru
dan
singkat,
memberikan
memperhatikan guru saat mengajar,
beberapa soal yang ditulis dipapan
(2) siswa bersikap tenang dan teratur,
tulis dan guru menunjuk siswa untuk
sedangkan
ditunjukkan
maju mengerjakan, jika siswa tidak
siswa dengan (3) kemauan siswa
mau maju mengerjakan guru yang
untuk menjawab pertanyaan dari
akan mengerjakan. Hal ini terlihat
guru, (4) kemauan siswa untuk
pada
bertanya kepada guru, (5) kemauan
masih didominasi dengan model
siswa untuk mengerjakan tugas/kuis
ceramah dan berpusat pada guru
dari guru, (6) kemauan siswa untuk
(Teacher Centered Learning) tanpa
aktif dalam diskusi kelompok, dan
adanya variasi dan perhatian siswa
(7) kemauan siswa untuk mencatat
terhadap pembelajaran masih rendah.
kesimpulan materi pembelajaran.
Dari hasil observasi awal dari 32
kesadaran
proses
pembelajaran
yang
Sehingga perhatian siswa di
siswa pada kelas VIII-D diperoleh
dalam kelas dapat dikondisikan agar
persentase rata-rata hasil observasi
siswa dapat membiasakan diri untuk
perhatian
belajar, sehingga dapat dikatakan
pembelajaran yaitu 44,42%, meliputi
perhatian siswa akan mempengaruhi
persentase
kemampuan
masalah
guru saat mengajar 64.06%, siswa
dalam mata pelajaran matematika,
bersikap tenang dan teratur 68.75%,
dan berdasarkan hasil observasi yang
kemauan siswa untuk menjawab
dilakukan di kelas VIII-D SMP
pertanyaan
Negeri 7 Surakarta, pada saat proses
kemauan
pembelajaran guru datang dengan
kepada guru 3.13%, kemauan siswa
memberikan
untuk mengerjakan tugas/kuis dari
pemecahan
salam
kemudian
siswa
siswa
terhadap
memperhatikan
dari
guru
17.19%,
siswa
untuk
bertanya
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
39
guru 60.94%, kemauan siswa untuk
kemampuan
aktif
menyelesaikan
dalam
diskusi
kelompok
masalah.
56.25%, dan kemauan siswa untuk
masih belum dapat
mencatat
langkah-langkah
kesimpulan
materi
pembelajaran 40.63%.
masalah,
Hasil observasi awal yang
mulai
memahami
masalah, merencanakan pemecahan
adalah masih banyak siswa yang
pemecahan
belum
memeriksa kembali.
penjelasan
Mereka
melaksanakan
dari
masalah,
memperhatikan
dalam
pemecahan
menunjukkan perhatian siswa rendah
melaksanakan
rencana
masalah,
dan
guru, masih banyak siswa yang tidak
Berdasarkan hasil observasi
menulis materi yang telah dituliskan
tersebut, peneliti dan guru berdiskusi
di papan tulis, sedikit siswa yang
sehingga
menduga
bertanya ketika guru memberikan
rendahnya
perhatian
kesempatan bertanya tetapi ketika
kemampuan
mereka mengalami kesulitan mereka
karena dalam pembelajaran siswa
bertanya kepada teman, ketika guru
tidak terlibat secara langsung pada
memberikan
kegiatan-kegiatan
siswa
soal
yang
masih
tidak
banyak
mengerjakan
penyebab
siswa
pemecahan
dan
masalah
selama
pembelajaran. Perhatian siswa yang
dengan alasan tidak paham sehingga
rendah
beberapa memilih untuk mencontek
disampaikan
jawaban
menjadikan
materi
yang
tidak
sepenuhnya
dipahami.Hal
ini
berakibat
jawaban dari guru, hanya ada satu
kemampuan
pemecahan
masalah
siswa yang bersedia maju ketika guru
matematika siswa kurang optimal.
meminta untuk menuliskan hasil
Berdasarkan
penyelesaian soal yang diberikan,
permasalahan tersebut, peneliti dan
dan
yang
guru berdiskusi untukmengadakan
menuliskan jawaban banyak siswa
perbaikan pada proses pembelajaran
yang
teman
ketika
dan
ada
berhenti
menunggu
teman
permasalahan-
mengerjakan
dan
agar perhatian siswa dan kemampuan
menjadi
lebih
pemecahan masalah siswa dapat
ramai.Hal ini menyebabkan siswa
meningkat. Perbaikan yang dapat
belum bisa untuk mengembangkan
dilakukan adalah dengan memilih
suasana
40
berpikirnya
kelas
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
model
pembelajaran
yang
tepat
materi sehingga ketika dihadapkan
sehingga menjadikan siswa perhatian
pada
dalam
mengalami banyak kesulitan dalam
pembelajaran
meningkatkan
dan
kemampuan
pemecahan masalah.
Perbaikan
persoalan
menggunakan
mereka
materi
menyelesaikan
yang
dapat
tidak
untuk
permasalahan.
Pembelajaran
dengan
kegiatan
dilakukan yaitu dengan melibatkan
berkelompok dan berdiskusi akan
siswa
kegiatan
mengaktifkan
Kegiatan
perhatian dan dapat melatih siswa
pembelajaran yang memungkinkan
untuk menghadapi berbagai masalah
siswa untuk lebihperhatian yaitu
dan
dengan
masalah dari permasalahan yang
dalam
setiap
pembelajaran.
membuat
kelompok-
dapat
diberikan
akan
penyelesaian.
bekerja
siswa
sama
saling
untuk
mencari
kelompok kecil untuk berdiskusi
menjadikan
siswa
dengan
lebih
pemecahan
banyak
cara
menemukan
Berkaitan dengan masalah
pengetahuan yang baru dan bisa
tersebut, diperlukan penerapan suatu
saling menyampaikan ide. Selain itu
model
ketika
meningkatkan
ada
kelompok
mempresentasikan
maka
semua
hasil
yang
diskusi,
pembelajaran
yang
dapat
perhatian
siswa
terhadap
pembelajaran
dan
kemampuan
pemecahan
siswa
diberikan
untuk
saling
matematika siswa.Dalam hal ini,
menyampaikan pendapat jika ada
guru dituntut untuk mengetahui,
jawaban yang berbeda serta bertanya
memilih, dan mampu menerapkan
jika ada yang tidak dimengerti.
suatu
Dengan diskusi dan presentasi siswa
dinilai
akan aktif terlibat langsung selama
suasana belajar yang kondusif.Salah
pembelajaran,
satu alterrnatif model pembelajaran
kesempatan
mampu
sehingga
membangun
siswa
pengetahuan
pembelajaran
efektif
sehingga
yang
tercipta
dapat
digunakan
untuk
dari kegiatan yang telah dilakukan.
meningkatkan
perhatian
siswa
Pengetahuan yang dibangun sendiri
terhadap
pembelajaran
dan
menjadikan
kemampuan
pemecahan
siswa
lebih
paham
yang
model
masalah
masalah
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
41
matematika siswa adalah dengan
membimbing penyelidikan individu
penerapan
dan kelompok (guru membimbing
model
pembelajaran
siswa
Problem Based Learning.
Model pembelajaran Problem
dalam
memecahkan
untuk
masalah
dengan
Based Learning merupakan model
membantu apabila ada siswa yang
pembelajaran
mengalami
yang
tidak
hanya
kesulitan),
menjadikan siswa sekedar menerima
mengembangkan
infomasi dari guru saja, karena guru
hasil
sebagai motivator dan fasilitator
tanggapan pendapat jawaban dari
yang dapat melibatkan siswa secara
temannya, siswa aktif untuk bertanya
aktif
dan
dalam
melatih
pembelajaran
siswa
untuk
serta
karya
dan
menyajikan
(siswa
menjawab
memberikan
pertanyaan
saat
berfikir
diskusi, sehingga dapat mengukur
terstruktur dan menggali kemampuan
rata-rata indikator perhatian terhadap
siswa dalam memecahkan masalah
pembelajaran), dan menganalisa dan
matematika dengan tahap-tahap yang
mengevaluasi
sistematis dari permasalahan yang
masalah (menyimpulkan apa yang
diberikan dalam kelompok. Model
telah
pembelajaran
Based
presentasikan dan siswa juga dapat
Learning terdiri dari lima tahap yaitu
bertanya kepada guru apabila masih
orientasi
belum jelas).
Problem
siswa
kepada
masalah
(siswa dapat memperhatikan saat
proses
mereka
Alasan
pemecahan
diskusikan
dan
dipilihnya
model
guru menjelaskan materi dengan
pembelajaran
Problem
Based
menyajikan suatu masalah, mengajak
Learningpada
kegiatan
belajar
siswa untuk memperhatikan dengan
mengajar siswa kelas VIII-D di SMP
seksama saat guru menjelaskan),
NEGERI
mengorganisasikan
(siswa
perbaikan dari pembelajaran yang
memecahkan
selama ini dilakukan diharapkan
berdiskusi
42
berdiskusi
untuk
siswa
7
Surakarta
sebagai
masalah dan mengerjakan LKK yang
mampu
meningkatkan
dapat meningkatkan keaktifan siswa
siswa
terhadap
dan juga kemampuan pemecahan
matematika dan selanjutnya dapat
masalah
meningkatkan
matematika
siswa),
perhatian
pembelajaran
kemampuan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
pemecahan
masalah
matematika
kemampuan
pemecahan
masalah
siswa. Melalui penerapan model
matematika siswa kelas VIII-D SMP
pembelajaran
Negeri 7 Surakarta setelah mengikuti
Problem
Based
memberikan
Learningguru
kesempatan kepada siswa
untuk
pembelajaran
matematika
dengan
model pembelajaran Problem Based
belajar secara berkelompok, aktif
Learning Tahun Ajaran 2016/2017?
dalam diskusi, berani bertanya dan
KAJIAN TEORI
menjawab pertanyaan,
sehingga
Perhatian
erat
kaitannya
diharapkan siswa lebih perhatian
dengan
terhadap pembelajaran matematika
suatu objek yang direaksikan atau
dan mempermudah siswa dalam
diekspresikan
pada
memahami materi yang disajikan
aktivitas.Menurut
Slameto
guru.
105) menyatakan bahwa perhatian
Berdasarkanlatarbelakang
adalah
kesadaran jiwa terhadap
kegiatan
yang
suatu
(2010:
dilakukan
dirumuskanmasalahsebagaiberikut:
seseorang
(1)
dengan pemilihan rangsangan yang
Bagaimana
pembelajaran
pelaksanaan
matematika
dengan
dalam
datang
dari
hubungannya
lingkungannya
model pembelajaran Problem Based
[11].Berdasarkan definisi perhatian
Learning yang dapat meningkatkan
siswa
perhatian
terhadap
pembelajaran
siswa
terhadap
digolongkan dalam beberapa aspek
dan
kemampuan
yaitu: (1) Konsentrasi, konsentrasi
matematika
adalah pemusatan perhatian/ pikiran
siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7
pada suatu hal atau pemusatan
Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017?
tenaga. Dalam hal ini konsentrasi
(2) Bagaimana peningkatan perhatian
merupakan
siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7
terhadap pembelajaran yang sedang
Surakarta
berlangsung di dalam kelas, seperti
pembelajaran
pemecahan
pembelajaran
masalah
setelah
mengikuti
matematika
pemusatan
pikiran
dengan
memperhatikan guru saat mengajar,
model pembelajaran Problem Based
bersikap tenang dan teratur dalam
Learning Tahun Ajaran 2016/2017?
mengikuti
pelajaran
[7].(2)
(3)
Kesadaran,
kesadaran
adalah
Bagaimana
peningkatan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
43
kewaspadaan
atau
kesiagaan
pengembangan
matematika
terhadap peristiwa-peristiwa kognitif
(mathematical power) terhadap siswa
yang terjadi di lingkungan sekitar
[14].
dan
yang
terjadi
Kesadaran
dalam
diri.
memungkinkan
kita
melakukan pergerakan yang dibuat
berdasarkan
keputusan.Kesadaran
atau yang biasa disebut sebagai
ada
Aktivitas
dalam
kegiatan
ini
kemauan
di
kelas,
siswa
seperti
Polya
(1973:5)
empat
tahap
dalam
1) Memahami masalah.
2) Merencanakan
pemecahan
masalah.
3) Melaksanakan
rencana
pemecahan masalah.
merupakan aktivitas siswa dalam
pembelajaran
Menurut
menyelesaikan masalah yaitu: [10]
kemauan untuk melakukan aktivitas.
4) Memeriksa kembali prosedur
dan
menjawab
hasil
pertanyaan, kemauan siswa bertanya,
masalah.
kemauan siswa untuk mengerjakan
Gamze
pemacahan
Sezgin
Selcuk
menjelaskan
bahwa
tugas, siswa aktif dalam diskusi
(2010:711)
kelompok, dan kemauan siswa untuk
Problem Based Learning merupakan
mencatat materi.
strategi
Sumarmo
mengartikan
(1994)
pemecahan
masalah
pembelajaran
yang
mendorong siswa untuk aktif dan
menjadi
percaya
diri
dalam
dalam matematika sebagai kegiatan
pembelajaran.Artinya pembelajaran
menyelesaikan
Problem
soal
cerita,
Based
Learning
dapat
menyelesaikan soal yang tidak rutin,
mendorong siswa untuk aktif dalam
mengaplikasikan matematika dalam
belajar.Tiap
kehidupan sehari-hari atau keadaan
permasalahan berupa soal untuk
lain,
mengukur
dan
menciptakan
membuktikan
atau
atau
menguji
konjektur.Berdasarkan
pengertian
yang
44
daya
dikemukakan
Sumarmo
kelompok
kemampuan
diberikan
kelompok
tersebut [6].
Langkah-langkah
pembelajaran
model
ProblemBased
tersebut, dalam pemecahan masalah
Learning menurut Arends (2008: 57)
matematika tampak adanya kegiatan
adalah sebagai berikut: [1]
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
1) Mengorientasikan siswa pada
2016
hingga
bulan
Januari
2017.Tahap kedua yaitu pelaksanaan
masalah.
2) Mengorganisasikan
siswa
untuk belajar.
tindakan yang berlangsung pada
bulan Februari 2017.Tahap ketiga
3) Membimbing
penyelidikan
yaitu analisis data dan pelaporan
maupun
yang dilaksanakan pada bulan Maret-
individual
kelompok.
Juli 2017.
4) Mengembangkan
dan
menyajikan hasil karya.
Data
yang
dikumpulkan
dalam penelitian ini diperoleh dari
5) Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
penyelesaian masalah.
hasil observasi, angket dan tes akhir
siklus
siswa.
Hasil
observasi
meliputi observasi keterlaksanaan
proses
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
pembelajaran,
perhatian
observasi
siswa
terhadap
penelitian tindakan kelas tentang
pembelajaran dan angket perhatian
upaya meningkatkan perhatian siswa
siswa
terhadap
pembelajaran
dan
Sedangkan hasil tes akhir siklus
kemampuan
pemecahan
masalah
merupakan data hasil tes kemampuan
terhadap
pembelajaran.
matematika siswa. Subjek penelitian
pemecahan
ini adalah guru mata pelajaran
siswa pada materi lingkaran.
masalah
matematika
matematika dan siswa kelas VIII-D
Berdasarkan sumber data
SMP Negeri 7 Surakarta tahun
yang digunakan, digunakan empat
pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari
metode pengumpulan data. Pertama
9 siswa putra dan 23 siswa putri.
adalah metode observasi, yaitu cara
Penelitian ini dimulai dari
pengumpulan data dimana peneliti
bulan November 2016hingga Juli
(orang yang ditugasi) melakukan
2017.Pelaksanaan
pengamatan
dibagi
dalam
kegiatan.Tahap
persiapan
penelitian
3
pertama
penelitian
ini
terhadap
subjek
tahapan
penelitian demikian hingga si subjek
yaitu
tidak tahu bahwa dia sedang diamati
yang
[4]. Kegiatan yang diamati meliputi
berlangsung pada bulan November
perkembangan
pelaksanaan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
45
pembelajaran
yang
pembelajaran digunakan triangulasi
dilakukan oleh guru dan mengamati
penyidik [8].Sedangkan untuk data
indikator-indikator perhatian siswa
yang diperoleh dari tes dilakukan
terhadap
pembelajaran
seperti
dengan uji validitas isi.Data tes yang
bersikap
tenang
teratur,
diperoleh dikatakan valid apabila
guru,
instrument tes yang digunakan telah
memperhatikan
matematika
dan
penjelasan
mengerjakan tugas/soal, aktif dalam
diskusi,
menjawab
bertanya
dan
pertanyaan,
Analisis
hasil
observasi
Kedua
keterlaksanaan proses pembelajaran
adalah metode angket, yaitu cara
meliputi pelaksanaan tindakan yang
pengumpulan data melalui pengajuan
telah direncanakan, kendala yang
pertanyaan/pernyataan
muncul
saat
responden dengan pemberian skor
kegiatan
yang
menurut skala Likert [13].Ketiga
selama pembelajaran berlangsung.
metode tes, yaitu cara pengumpulan
Analisis data
data yang menghadapkan sejumlah
dengan mengoreksi pekerjaan tiap
pertanyaan kepada subjek penelitian
siswa dengan waktu yang sama.
[4].Data yang dikumpulkan adalah
Sedangkan analisis hasil observasi
hasil tes kemampuan pemecahan
dan angket perhatian siswa terhadap
masalah matematika siswa setiap
pembelajarandengan memperhitung-
siklus
kan peningkatan perhatian siswa
pada
men-catat.
kepada
materi
lingkaran.
pelaksanaan,
dilakukan
hasil
Keempat metode dokumentasi, yaitu
setiap
cara
gunakan rumus berikut:
pengumpulan
data
dengan
melihat dalam dokumen-dokumen
yang telah ada. Dokumen-dokumen
tersebut
biasanya
merupakan
dokumen-dokumen resmi yang telah
terjamin keakuratannya [4].
Untuk
46
dinyatakan valid oleh validator.
menguji
data
keterlaksanaan
dan
perhatian
validitas
pembelajaran
siswa
siklusnya
=
tes
dan
siswa
dimulai
dengan
meng-
skor capaian
× 100%
skor maksimal
Keterangan :
= persentase perhatian siswa
skor capaian = jumlah skor amatan
skor maksimal=
jumlah
skor
maksimal amatan
terhadap
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
Persentase
rata-rata
hasil
siklus.Tes
observasi perhatian siswa terhadap
kemudian
rumus
disesuaikan
tersebut
tersebut
dengan
kemampuan
33,34% ≤
66,68% ≤
≤ 66,67%
berdasarkan
siswa
dalam
Berdasarkan soal tes yang
digunakan
Kategori
≤ 33,33%
diperoleh
memecahkan masalah.
angket seperti tabel berikut:[2]
0% ≤
yang
Skor nilai tes hasil belajar
kualifikasi persentase observasi dan
Persentase
siklus
diberikan sebanyak 2 soal.
pembelajaran yang telah dihitung
berdasarkan
akhir
berbentuk
uraian
Rendah
pedoman pemberian bobot penskoran
Sedang
hasil tes kemampuan pemecahan
Tinggi
masalah tersebut, setiap langkah
≤ 100%
Untuk mengukur kemampuan
dalam
memecahkan
masalah
siswa dalam memecahkan masalah
mempunyai rubrik penskoran yang
matematis,
tersaji pada tabel berikut:[5]
diberikan
Langkah-langkah
yang dinilai
Pemahaman masalah
Perencanaan
tes
akhir
Skor
0
Indikator
Salah menginterpretasikan soal/tidak ada jawaban
sama sekali
1
Salah menginterpretasikan sebagian soal
2
Memahami masalah secara keseluruhan
0
Tidak ada strategi sama sekali
penyelesaian masalah
Memilih strategi pemecahan yang tidak dapat
1
dilaksanakan, sehingga kurang tepat/kurang lengkap
untuk menyelesaikan masalah
Memilih strategi yang benar tetapi hasil masih
2
salah/belum mengarah pada jawaban yang tepat atau
tidak ada hasil
Memilih strategi yang mengarah pada jawaban yang
3
tepat, tetapi belum lengkap untuk menyelesaikan
masalah
4
Memilih
strategi
sesuai
dengan
prosedur
dan
mengarah pada jawaban yang tepat
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
47
Pelaksanaan rencana
Tidak ada pelaksanaan strategi sama sekali/tidak
0
penyelesaian
melakukan perhitungan
Melaksanakan strategi yang direncanakan tetapi salah
1
dalam melakukan perhitungan
Melaksanakan strategi yang telah direncanakan dan
2
Pemeriksaan kembali
melakukan perhitungan secara tepat
Tidak ada pemeriksaan kembali terhadap hasil
0
prosedur dan hasil
pekerjaan / tidak ada keterangan apapun
penyelesaian
Dilakukan
1
pemeriksaan
tetapi
prosedur
yang
dilakukan masih ada kesalahan sehingga hasil
penyelesaian masih salah
Dilakukan pemeriksaan pada hasil penyelesaian bisa
dengan strategi lain untuk melihat hasil kebenaran
2
proses
Adapun untuk mengetahui
persentase kemampuan pemecahan
masalah
matematika
siswa
digunakan
persamaan
sebagai
berikut:
M Pip Pib
Persentase
capaian
kemampuan
pemecahan
masalah
Persentase
mencapai
:
Learninghanya
56,65%
yang
mencapai
44,42%
termasuk
kategori
aktivitas belajar siswa pada kegiatan
kemampuan
pra siklus diperoleh data bahwa
untuk
memperhatikan
siswa
skor
siklus
dan untuk rata-rata hasil angket
setiap soal setelah tindakan.
Persentase
pra
diperoleh rata-rata hasil observasi
pemecahan masalah ≥ 7 untuk
mencapai
yang
kemampuan
pemecahan masalah ≥ 7 untuk
setiap soal sebelum tindakan.
48
Kegiatan
yang
siswa
skor
PEMBAHASAN
sedang. Berdasarkan hasil observasi
matematika siswa.
:
DAN
model pembelajaran Problem Based
peningkatan
skor
PENELITIAN
perhatian siswa sebelum diterapkan
Keterangan:
M :
HASIL
indikator
penjelasan
siswa
guru
persentase siswa yang melakukan
kegiatan tersebut mencapai 64,06%
dan untuk indikator siswa bersikap
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
tenang dan teratur persentase siswa
tugas/soal
yang melakukan mencapai 68,75%.
56,64%, kemauan siswa aktif dalam
Indikator kemauan siswa menjawab
diskusi
pertanyaan guru hanya 17,19% siswa
kemauan siswa mencatat kesimpulan
melakukannya,
materi pembelajaran 61,72%.
sedangkan
untuk
yang
diberikan
kelompok
56,64%
guru
dan
kemauan siswa bertanya kepada guru
Dari hasil observasi dan
hanya 3,13%. Selanjutnya, pada
angket pada kegiatan pra siklus,
indikator
maka dilaksanakan tindakan siklus I
kemauan
mengerjakan
diberikan
siswa
untuk
tugas/kuisyang
guru
adalah
60,94%,
dengan
menerapkan
pembelajaran
model
Problem
Based
kemauan siswa untuk aktif dalam
Learning.Ber-dasarkan rata-rata hasil
diskusi kelompok adalah 56,25%,
observasi dan angket pada siklus I,
sedangkan untuk kemauan siswa
rata-rata hasil observasi perhatian
mencatat kesimpulan materi pembe-
siswa pada siklus I mengalami
lajaran yang melakukan kegiatan
peningkatan dibandingkan rata-rata
tersebut mencapai 40,63%.
perhatian siswa yang didasarkan
Sedangkan
hasil
angket
pada pra siklus. Peningkatan yang
yang digunakan untuk mengetahui
terjadi pada rata-rata hasil observasi
perhatian
siswa
siklus I adalah sebesar 13,95%
pembelajaran
yang
terhadap
tidak
dapat
terlihat diperoleh perhatian siswa
menjadi 58,37% dan hasil angket
sebesar 9,55% menjadi 66,2%.
yang mengarah kepada ketercapaian
indikator
siswa
Walaupun
sudah
terjadi
memperhatikan
peningkatan persentase rata-rata hasil
penjelasan guru sebesar 63,28%.
observasi perhatian siswa terhadap
Ketercapaian
pembelajaran, namun peningkatan
indikator
siswa
bersikap tenang dan teratur mencapai
tersebut
63,48%.
persentase
Ketercapaian
indikator
belum
menunjukkan
keberhasilan
dari
kemauan siswa untuk menjawab
indikator
pertanyaan guru 48,44%, kemauan
ditetapkan,setidaknya
siswa bertanya kepada guru 46,35%,
rata-rata hasil observasi perhatian
kemauan
siswa
siswa
mengerjakan
yang
terhadap
telah
persentase
pembelajaran
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
49
mencapai 70% dalam kategori tinggi.
kemampuan pemecahan masalah < 7
Dengan demikian perlu dilakukan
untuk setiap soal sebesar 96,875%
tindakan lanjutan yaitu siklus II
atau sebanyak 31 siswa.
dengan
diterapkan
melihat
refleksi
dengan
perbaikan dari tindakan siklus I.
Setelah dilakukan tindakan
pembelajaran
Problem Based Learningyang dapat
meningkatkan
perhatian
siswa
siklus II dengan menerapakan model
terhadap
pembelajaran
Based
hasil yang positif untuk kemampuan
Learning, persentase rata-rata hasil
pemecahan masalah pada materi
observasi perhatian siswa terhadap
lingkaran,
pembelajaran
diperoleh persentase siswa yang
Problem
adalah
74,11%
pembelajaran
yaitu
diperoleh
pada
siklus
I
termasuk pada kategori tinggi. Hal
memiliki
ini berartipada siklus II mengalami
pemecahan masalah ≥ 7 untuk setiap
peningkatan dan mencapai indikator
soal mencapai 43,75% atau sebanyak
keberhasilan, dibandingkan dengan
14 siswa dan persentase siswa yang
persentase rata-rata hasil observasi
memiliki
perhatian
terhadap
pemecahan masalah < 7 untuk setiap
pembelajaran pada kondisi pra siklus
soal mencapai 56,25% atau sebanyak
dan juga mengalami peningkatan
18 siswa. Pada hasil tes pada siklus
apabila
II, persentase siswa yang memiliki
siswa
dibandingkan
dengan
skor
kemampuan
skor
kemampuan
persentase rata-rata hasil observasi
skor
perhatian siswa pada siklus I.
masalah ≥ 7 untuk setiap soal
Sedangkan
kemampuan
pemecahan
kemampuan
pemecahan
untuk
mencapai 71,875% atau sebanyak 23
masalah
siswa. Untuk persentase siswa yang
pada materi lingkaran berdasarkan
memiliki
dari
pra siklus
pemecahan masalah < 7 untuk setiap
kemampuan
soal
hasil tes
diperoleh
pada
skor
pemecahan masalah ≥ 7 untuk setiap
skor
mencapai
kemampuan
28,125%
atau
sebanyak 9 siswa.
soal dengan persentase siswa sebesar
50
model
Setelah
Kemampuan
pemecahan
3,125% atau sebanyak 1 siswa dan
masalah
persentase siswa yang memiliki skor
2016/2017 pada materi lingkaran
siswa
tahun
pelajaran
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
yang diperoleh dari hasil tes siklus I
memberikan dampak yang lebih baik
dan siklus II menunjukkan hasil yang
terhadap pembelajaran.
lebih baik dibandingkan dengan
kemampuan
pemecahan
masalah
Peningkatan
persentase
rata-rata hasil observasi perhatian
siswa pada pra siklus. Perbandingan
siswa
persentase
skor
kemampuan
kemampuan
pemecahan
masalah
siswa
pada
matematika pada siklus I dan siklus
materi lingkaran dapat dilihat pada
II hal ini diperoleh setelah diterapkan
tabel berikut:
model pembelajaran Problem Based
terhadap
pembelajarandan
pemecahan
masalah
beberapa
Skor
Pra
Siklus
Siklus
Learning.Dengan
KPMTiap
Siklus
I (%)
II (%)
perbaikan
Soal
(%)
≥7
3,125
43,75
71,875
menjadi lebih baik. Pada model
LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA
TERHADAPPEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS
VIII-D
SMP NEGERI 7 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2016/2017
Irlinda Manggar Anugrahani1), Ira Kurniawati2), Dyah Ratri Aryuna3)
1)Mahasiswa
Prodi Pendidikan Matematika,FKIP, UNS, Surakarta
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)irlindamanggar1991@gmail.com,2)irakur_uns@yahoo.com,3)ratriaryuna@gmail.com
2),3)
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning yang dapat meningkatkan perhatian
siswaterhadap pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah matematika pada
materi lingkaran siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2016/2017,
mengetahui peningkatan perhatiansiswa terhadap pembelajaran dan kemampuan
pemecahan masalah matematika setelah mengikuti pelajaran matematika dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.Data yang dikumpulkan
pada penelitian ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, data perhatian siswa
terhadap pembelajaran dan data kemampuan pemecahan masalah matematika.Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa langkah pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaranProblem Based Learning adalah sebagai berikut: Pendahuluan: Fase
orientasi siswa kepada masalah,guru melakukan apersepsi.Fase mengorganisasi siswa,
guru bersama siswa membahas secara garis besar langkah menyelesaikan
permasalahan.Kegiatan inti meliputi:Fase membimbing penyelidikan kelompok, guru
meminta siswa untuk menyelesaikan permasalahan di LKK secara berdiskusi. Fase
menyajikan hasil karya, guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi, guru
memotivasi siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan, guru memberikan kuis
individu.Kegiatan Penutup: Fase mengevaluasi proses pemecahan masalah,guru
bersama siswa menyimpulkan materi dan memberikan tugas rumah. Berdasarkan hasil
observasi, persentase rata-rata perhatian siswa terhadap pembelajaran pada pra siklus
sebesar 44,42%. Pada siklus I,meningkat sebesar 13,95% menjadi 58,37% dan siklus
II meningkat sebesar 15,74% menjadi 74,11%. Untuk kemampuan pemecahan
masalah matematika, persentase siswa yang memperoleh skor kemampuan pemecahan
masalah ≥7 untuk setiap soalpada pra siklus mencapai 3,125%. Pada siklus I menjadi
43,75% dan pada siklus II menjadi 71,875%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerapanmodel pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan perhatian siswaterhadap pembelajaran dan kemampuan pemecahan
masalah matematika pada materi lingkaran siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7
Surakarta tahun pelajaran 2016/2017.
36
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
Kata kunci: pembelajaran Problem Based Learning, perhatian siswa terhadap
pembelajaran, kemampuan pemecahan masalah
tidak menyukai pelajaran matematika
PENDAHULUAN
Pembelajaran matematika di
antara lain dikarenakan matematika
sekolah dirancang untuk mencapai
merupakan pelajaran yang teoritis
tujuan agar siswa memiliki sikap
dan abstrak, banyak rumus, dan
menghargai kegunaan matematika
hanya berisi hitung-hitungan saja
dalam kehidupan, yaitu memiliki
[12]. Oleh karena itu, dalam proses
rasa ingin tahu, perhatian dan minat
pembelajaran matematika diperlukan
dalam mempelajari matematika serta
suatu
sikap ulet dan percaya diri dalam
bervariasi. Model pembelajaran yang
pemecahan
dipilih
masalah.
Tujuan
metode
mengajar
hendaknya
yang
model
pembelajaran tersebut akan tercapai
pembelajaran yang mendorong siswa
apabila guru menggunakan metode
agar termotivasi untuk aktif dan lebih
dan pendekatan yang tepat dalam
efektif dalam proses pembelajaran,
mengajar. Tujuan pembelajaran akan
serta
tercapai apabila indikator efektivitas
mampu menggunakan pengetahuan
pembelajaran terpenuhi. Efektivitas
yang telah diperoleh jika dihadapkan
pembelajaran
dapat
pada permasalahan matematis terkait
dilihat sebagai tercapainya tingkah
dengan kehidupan sehari-hari dengan
laku siswa yang melibatkan peran
begitu siswa lebih mudah dalam
siswa secara aktif dalam proses
menerima dan memahami materi
pembelajaran matematika dan proses
yang disampaikan guru. Hal tersebut
penilaian yang tepat.
sesuai dengan prinsip pembelajaran
Dilain
matematika
pihak
kesan
mengajarkan
matematika
siswa
menurut
untuk
kurikulum
matematika sebagai pelajaran yang
KTSP.
membosankan, sulit, tidak disukai,
prinsip-prinsip
dan masih dianggap menakutkan
matematika terbagi atas dua prinsip
bagi siswa.Fakta yang ada bahwa
yaitu (1) pendekatan pemecahan
sedikit sekali siswa yang menyukai
masalah merupakan fokus dalam
matematika, bahwa penyebab siswa
pembelajaran matematika, dan (2)
Pada
kurikulum
KTSP
pembelajaran
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
37
kesempatan
sekumpulan objek [3]. Berdasarkan
pembelajaran matematika hendaknya
definisi perhatian siswa terhadap
dimulai dengan pengenalan masalah
pembelajaran
yang
beberapa
dalam
setiap
sesuai
dengan
situasi
aspek
dalam
yaitu:
(1)
(contextual problem). Senada dengan
Konsentrasi,
prinsip
matematika
pemusatan perhatian/ pikiran pada
menurut KTSP, mengatakan bahwa
suatu hal atau pemusatan tenaga.
prinsip
Dalam hal ini konsentrasi merupakan
pembelajaran
dalam
pembelajaran
konsentrasi
matematika adalah (1) pemecahan
pemusatan
masalah,
pembelajaran
(2)
penalaran,
(3)
pikiran
adalah
terhadap
yang
sedang
hubungan
berlangsung di dalam kelas, seperti
[9].Berdasarkan penjelasan tersebut,
memperhatikan guru saat mengajar,
maka
bersikap tenang dan teratur dalam
komunikasi,
dan
(4)
pemecahan
merupakan
fokus
pembelajaran
masalah
utama
matematika
dalam
dan
mengikuti
pelajaran
Kesadaran,
[7].
kesadaran
(2)
adalah
penting untuk dikembangkan, karena
kewaspadaan
pembelajaran
bukan
terhadap peristiwa-peristiwa kognitif
hanya transfer pengetahuan kepada
yang terjadi di lingkungan sekitar
siswa, tetapi juga membekali siswa
dan
dengan kemampuan sehingga dapat
Kesadaran
menyelesaikan
melakukan pergerakan yang dibuat
matematika
masalah-masalah
Untuk
yang
atau
terjadi
berdasarkan
yang dihadapi.
38
digolongkan
kesiagaan
dalam
diri.
memungkinkan
kita
keputusan.Kesadaran
memperoleh
atau yang biasa disebut sebagai
pengetahuan siswa harus melakukan
kemauan untuk melakukan aktivitas.
proses belajar, dan belajar artinya
Aktivitas
melakukan berbagai aktivitas fisik
merupakan aktivitas siswa dalam
dan psikis, salah satu aktivitas psikis
pembelajaran
yaitu perhatian, bahwa perhatian
kemauan
merupakan
atau
pertanyaan, kemauan siswa bertanya,
konsentrasi dari seluruh aktivitas
kemauan siswa untuk mengerjakan
individu yang ditujukan kepada suatu
tugas, siswa aktif dalam diskusi
pemusatan
dalam
di
siswa
kegiatan
kelas,
ini
seperti
menjawab
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
kelompok, dan kemauan siswa untuk
mengabsen siswa dan menanyakan
mencatat materi. Perhatian siswa
ada yang perlu ditanyakan atau tidak,
terhadap pembelajaran merupakan
jika tidak ada siswa yang bertanya
konsentrasi dan kesadaran siswa
guru melanjutkan materi dengan
untuk
mencatat
melakukan
aktivitas
dipapan
pembelajaran, hal ini konsentrasi
menjelaskan
ditunjukkan
kemudian
dengan
(1)
siswa
tulis
secara
guru
dan
singkat,
memberikan
memperhatikan guru saat mengajar,
beberapa soal yang ditulis dipapan
(2) siswa bersikap tenang dan teratur,
tulis dan guru menunjuk siswa untuk
sedangkan
ditunjukkan
maju mengerjakan, jika siswa tidak
siswa dengan (3) kemauan siswa
mau maju mengerjakan guru yang
untuk menjawab pertanyaan dari
akan mengerjakan. Hal ini terlihat
guru, (4) kemauan siswa untuk
pada
bertanya kepada guru, (5) kemauan
masih didominasi dengan model
siswa untuk mengerjakan tugas/kuis
ceramah dan berpusat pada guru
dari guru, (6) kemauan siswa untuk
(Teacher Centered Learning) tanpa
aktif dalam diskusi kelompok, dan
adanya variasi dan perhatian siswa
(7) kemauan siswa untuk mencatat
terhadap pembelajaran masih rendah.
kesimpulan materi pembelajaran.
Dari hasil observasi awal dari 32
kesadaran
proses
pembelajaran
yang
Sehingga perhatian siswa di
siswa pada kelas VIII-D diperoleh
dalam kelas dapat dikondisikan agar
persentase rata-rata hasil observasi
siswa dapat membiasakan diri untuk
perhatian
belajar, sehingga dapat dikatakan
pembelajaran yaitu 44,42%, meliputi
perhatian siswa akan mempengaruhi
persentase
kemampuan
masalah
guru saat mengajar 64.06%, siswa
dalam mata pelajaran matematika,
bersikap tenang dan teratur 68.75%,
dan berdasarkan hasil observasi yang
kemauan siswa untuk menjawab
dilakukan di kelas VIII-D SMP
pertanyaan
Negeri 7 Surakarta, pada saat proses
kemauan
pembelajaran guru datang dengan
kepada guru 3.13%, kemauan siswa
memberikan
untuk mengerjakan tugas/kuis dari
pemecahan
salam
kemudian
siswa
siswa
terhadap
memperhatikan
dari
guru
17.19%,
siswa
untuk
bertanya
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
39
guru 60.94%, kemauan siswa untuk
kemampuan
aktif
menyelesaikan
dalam
diskusi
kelompok
masalah.
56.25%, dan kemauan siswa untuk
masih belum dapat
mencatat
langkah-langkah
kesimpulan
materi
pembelajaran 40.63%.
masalah,
Hasil observasi awal yang
mulai
memahami
masalah, merencanakan pemecahan
adalah masih banyak siswa yang
pemecahan
belum
memeriksa kembali.
penjelasan
Mereka
melaksanakan
dari
masalah,
memperhatikan
dalam
pemecahan
menunjukkan perhatian siswa rendah
melaksanakan
rencana
masalah,
dan
guru, masih banyak siswa yang tidak
Berdasarkan hasil observasi
menulis materi yang telah dituliskan
tersebut, peneliti dan guru berdiskusi
di papan tulis, sedikit siswa yang
sehingga
menduga
bertanya ketika guru memberikan
rendahnya
perhatian
kesempatan bertanya tetapi ketika
kemampuan
mereka mengalami kesulitan mereka
karena dalam pembelajaran siswa
bertanya kepada teman, ketika guru
tidak terlibat secara langsung pada
memberikan
kegiatan-kegiatan
siswa
soal
yang
masih
tidak
banyak
mengerjakan
penyebab
siswa
pemecahan
dan
masalah
selama
pembelajaran. Perhatian siswa yang
dengan alasan tidak paham sehingga
rendah
beberapa memilih untuk mencontek
disampaikan
jawaban
menjadikan
materi
yang
tidak
sepenuhnya
dipahami.Hal
ini
berakibat
jawaban dari guru, hanya ada satu
kemampuan
pemecahan
masalah
siswa yang bersedia maju ketika guru
matematika siswa kurang optimal.
meminta untuk menuliskan hasil
Berdasarkan
penyelesaian soal yang diberikan,
permasalahan tersebut, peneliti dan
dan
yang
guru berdiskusi untukmengadakan
menuliskan jawaban banyak siswa
perbaikan pada proses pembelajaran
yang
teman
ketika
dan
ada
berhenti
menunggu
teman
permasalahan-
mengerjakan
dan
agar perhatian siswa dan kemampuan
menjadi
lebih
pemecahan masalah siswa dapat
ramai.Hal ini menyebabkan siswa
meningkat. Perbaikan yang dapat
belum bisa untuk mengembangkan
dilakukan adalah dengan memilih
suasana
40
berpikirnya
kelas
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
model
pembelajaran
yang
tepat
materi sehingga ketika dihadapkan
sehingga menjadikan siswa perhatian
pada
dalam
mengalami banyak kesulitan dalam
pembelajaran
meningkatkan
dan
kemampuan
pemecahan masalah.
Perbaikan
persoalan
menggunakan
mereka
materi
menyelesaikan
yang
dapat
tidak
untuk
permasalahan.
Pembelajaran
dengan
kegiatan
dilakukan yaitu dengan melibatkan
berkelompok dan berdiskusi akan
siswa
kegiatan
mengaktifkan
Kegiatan
perhatian dan dapat melatih siswa
pembelajaran yang memungkinkan
untuk menghadapi berbagai masalah
siswa untuk lebihperhatian yaitu
dan
dengan
masalah dari permasalahan yang
dalam
setiap
pembelajaran.
membuat
kelompok-
dapat
diberikan
akan
penyelesaian.
bekerja
siswa
sama
saling
untuk
mencari
kelompok kecil untuk berdiskusi
menjadikan
siswa
dengan
lebih
pemecahan
banyak
cara
menemukan
Berkaitan dengan masalah
pengetahuan yang baru dan bisa
tersebut, diperlukan penerapan suatu
saling menyampaikan ide. Selain itu
model
ketika
meningkatkan
ada
kelompok
mempresentasikan
maka
semua
hasil
yang
diskusi,
pembelajaran
yang
dapat
perhatian
siswa
terhadap
pembelajaran
dan
kemampuan
pemecahan
siswa
diberikan
untuk
saling
matematika siswa.Dalam hal ini,
menyampaikan pendapat jika ada
guru dituntut untuk mengetahui,
jawaban yang berbeda serta bertanya
memilih, dan mampu menerapkan
jika ada yang tidak dimengerti.
suatu
Dengan diskusi dan presentasi siswa
dinilai
akan aktif terlibat langsung selama
suasana belajar yang kondusif.Salah
pembelajaran,
satu alterrnatif model pembelajaran
kesempatan
mampu
sehingga
membangun
siswa
pengetahuan
pembelajaran
efektif
sehingga
yang
tercipta
dapat
digunakan
untuk
dari kegiatan yang telah dilakukan.
meningkatkan
perhatian
siswa
Pengetahuan yang dibangun sendiri
terhadap
pembelajaran
dan
menjadikan
kemampuan
pemecahan
siswa
lebih
paham
yang
model
masalah
masalah
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
41
matematika siswa adalah dengan
membimbing penyelidikan individu
penerapan
dan kelompok (guru membimbing
model
pembelajaran
siswa
Problem Based Learning.
Model pembelajaran Problem
dalam
memecahkan
untuk
masalah
dengan
Based Learning merupakan model
membantu apabila ada siswa yang
pembelajaran
mengalami
yang
tidak
hanya
kesulitan),
menjadikan siswa sekedar menerima
mengembangkan
infomasi dari guru saja, karena guru
hasil
sebagai motivator dan fasilitator
tanggapan pendapat jawaban dari
yang dapat melibatkan siswa secara
temannya, siswa aktif untuk bertanya
aktif
dan
dalam
melatih
pembelajaran
siswa
untuk
serta
karya
dan
menyajikan
(siswa
menjawab
memberikan
pertanyaan
saat
berfikir
diskusi, sehingga dapat mengukur
terstruktur dan menggali kemampuan
rata-rata indikator perhatian terhadap
siswa dalam memecahkan masalah
pembelajaran), dan menganalisa dan
matematika dengan tahap-tahap yang
mengevaluasi
sistematis dari permasalahan yang
masalah (menyimpulkan apa yang
diberikan dalam kelompok. Model
telah
pembelajaran
Based
presentasikan dan siswa juga dapat
Learning terdiri dari lima tahap yaitu
bertanya kepada guru apabila masih
orientasi
belum jelas).
Problem
siswa
kepada
masalah
(siswa dapat memperhatikan saat
proses
mereka
Alasan
pemecahan
diskusikan
dan
dipilihnya
model
guru menjelaskan materi dengan
pembelajaran
Problem
Based
menyajikan suatu masalah, mengajak
Learningpada
kegiatan
belajar
siswa untuk memperhatikan dengan
mengajar siswa kelas VIII-D di SMP
seksama saat guru menjelaskan),
NEGERI
mengorganisasikan
(siswa
perbaikan dari pembelajaran yang
memecahkan
selama ini dilakukan diharapkan
berdiskusi
42
berdiskusi
untuk
siswa
7
Surakarta
sebagai
masalah dan mengerjakan LKK yang
mampu
meningkatkan
dapat meningkatkan keaktifan siswa
siswa
terhadap
dan juga kemampuan pemecahan
matematika dan selanjutnya dapat
masalah
meningkatkan
matematika
siswa),
perhatian
pembelajaran
kemampuan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
pemecahan
masalah
matematika
kemampuan
pemecahan
masalah
siswa. Melalui penerapan model
matematika siswa kelas VIII-D SMP
pembelajaran
Negeri 7 Surakarta setelah mengikuti
Problem
Based
memberikan
Learningguru
kesempatan kepada siswa
untuk
pembelajaran
matematika
dengan
model pembelajaran Problem Based
belajar secara berkelompok, aktif
Learning Tahun Ajaran 2016/2017?
dalam diskusi, berani bertanya dan
KAJIAN TEORI
menjawab pertanyaan,
sehingga
Perhatian
erat
kaitannya
diharapkan siswa lebih perhatian
dengan
terhadap pembelajaran matematika
suatu objek yang direaksikan atau
dan mempermudah siswa dalam
diekspresikan
pada
memahami materi yang disajikan
aktivitas.Menurut
Slameto
guru.
105) menyatakan bahwa perhatian
Berdasarkanlatarbelakang
adalah
kesadaran jiwa terhadap
kegiatan
yang
suatu
(2010:
dilakukan
dirumuskanmasalahsebagaiberikut:
seseorang
(1)
dengan pemilihan rangsangan yang
Bagaimana
pembelajaran
pelaksanaan
matematika
dengan
dalam
datang
dari
hubungannya
lingkungannya
model pembelajaran Problem Based
[11].Berdasarkan definisi perhatian
Learning yang dapat meningkatkan
siswa
perhatian
terhadap
pembelajaran
siswa
terhadap
digolongkan dalam beberapa aspek
dan
kemampuan
yaitu: (1) Konsentrasi, konsentrasi
matematika
adalah pemusatan perhatian/ pikiran
siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7
pada suatu hal atau pemusatan
Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017?
tenaga. Dalam hal ini konsentrasi
(2) Bagaimana peningkatan perhatian
merupakan
siswa kelas VIII-D SMP Negeri 7
terhadap pembelajaran yang sedang
Surakarta
berlangsung di dalam kelas, seperti
pembelajaran
pemecahan
pembelajaran
masalah
setelah
mengikuti
matematika
pemusatan
pikiran
dengan
memperhatikan guru saat mengajar,
model pembelajaran Problem Based
bersikap tenang dan teratur dalam
Learning Tahun Ajaran 2016/2017?
mengikuti
pelajaran
[7].(2)
(3)
Kesadaran,
kesadaran
adalah
Bagaimana
peningkatan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
43
kewaspadaan
atau
kesiagaan
pengembangan
matematika
terhadap peristiwa-peristiwa kognitif
(mathematical power) terhadap siswa
yang terjadi di lingkungan sekitar
[14].
dan
yang
terjadi
Kesadaran
dalam
diri.
memungkinkan
kita
melakukan pergerakan yang dibuat
berdasarkan
keputusan.Kesadaran
atau yang biasa disebut sebagai
ada
Aktivitas
dalam
kegiatan
ini
kemauan
di
kelas,
siswa
seperti
Polya
(1973:5)
empat
tahap
dalam
1) Memahami masalah.
2) Merencanakan
pemecahan
masalah.
3) Melaksanakan
rencana
pemecahan masalah.
merupakan aktivitas siswa dalam
pembelajaran
Menurut
menyelesaikan masalah yaitu: [10]
kemauan untuk melakukan aktivitas.
4) Memeriksa kembali prosedur
dan
menjawab
hasil
pertanyaan, kemauan siswa bertanya,
masalah.
kemauan siswa untuk mengerjakan
Gamze
pemacahan
Sezgin
Selcuk
menjelaskan
bahwa
tugas, siswa aktif dalam diskusi
(2010:711)
kelompok, dan kemauan siswa untuk
Problem Based Learning merupakan
mencatat materi.
strategi
Sumarmo
mengartikan
(1994)
pemecahan
masalah
pembelajaran
yang
mendorong siswa untuk aktif dan
menjadi
percaya
diri
dalam
dalam matematika sebagai kegiatan
pembelajaran.Artinya pembelajaran
menyelesaikan
Problem
soal
cerita,
Based
Learning
dapat
menyelesaikan soal yang tidak rutin,
mendorong siswa untuk aktif dalam
mengaplikasikan matematika dalam
belajar.Tiap
kehidupan sehari-hari atau keadaan
permasalahan berupa soal untuk
lain,
mengukur
dan
menciptakan
membuktikan
atau
atau
menguji
konjektur.Berdasarkan
pengertian
yang
44
daya
dikemukakan
Sumarmo
kelompok
kemampuan
diberikan
kelompok
tersebut [6].
Langkah-langkah
pembelajaran
model
ProblemBased
tersebut, dalam pemecahan masalah
Learning menurut Arends (2008: 57)
matematika tampak adanya kegiatan
adalah sebagai berikut: [1]
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
1) Mengorientasikan siswa pada
2016
hingga
bulan
Januari
2017.Tahap kedua yaitu pelaksanaan
masalah.
2) Mengorganisasikan
siswa
untuk belajar.
tindakan yang berlangsung pada
bulan Februari 2017.Tahap ketiga
3) Membimbing
penyelidikan
yaitu analisis data dan pelaporan
maupun
yang dilaksanakan pada bulan Maret-
individual
kelompok.
Juli 2017.
4) Mengembangkan
dan
menyajikan hasil karya.
Data
yang
dikumpulkan
dalam penelitian ini diperoleh dari
5) Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
penyelesaian masalah.
hasil observasi, angket dan tes akhir
siklus
siswa.
Hasil
observasi
meliputi observasi keterlaksanaan
proses
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
pembelajaran,
perhatian
observasi
siswa
terhadap
penelitian tindakan kelas tentang
pembelajaran dan angket perhatian
upaya meningkatkan perhatian siswa
siswa
terhadap
pembelajaran
dan
Sedangkan hasil tes akhir siklus
kemampuan
pemecahan
masalah
merupakan data hasil tes kemampuan
terhadap
pembelajaran.
matematika siswa. Subjek penelitian
pemecahan
ini adalah guru mata pelajaran
siswa pada materi lingkaran.
masalah
matematika
matematika dan siswa kelas VIII-D
Berdasarkan sumber data
SMP Negeri 7 Surakarta tahun
yang digunakan, digunakan empat
pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari
metode pengumpulan data. Pertama
9 siswa putra dan 23 siswa putri.
adalah metode observasi, yaitu cara
Penelitian ini dimulai dari
pengumpulan data dimana peneliti
bulan November 2016hingga Juli
(orang yang ditugasi) melakukan
2017.Pelaksanaan
pengamatan
dibagi
dalam
kegiatan.Tahap
persiapan
penelitian
3
pertama
penelitian
ini
terhadap
subjek
tahapan
penelitian demikian hingga si subjek
yaitu
tidak tahu bahwa dia sedang diamati
yang
[4]. Kegiatan yang diamati meliputi
berlangsung pada bulan November
perkembangan
pelaksanaan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
45
pembelajaran
yang
pembelajaran digunakan triangulasi
dilakukan oleh guru dan mengamati
penyidik [8].Sedangkan untuk data
indikator-indikator perhatian siswa
yang diperoleh dari tes dilakukan
terhadap
pembelajaran
seperti
dengan uji validitas isi.Data tes yang
bersikap
tenang
teratur,
diperoleh dikatakan valid apabila
guru,
instrument tes yang digunakan telah
memperhatikan
matematika
dan
penjelasan
mengerjakan tugas/soal, aktif dalam
diskusi,
menjawab
bertanya
dan
pertanyaan,
Analisis
hasil
observasi
Kedua
keterlaksanaan proses pembelajaran
adalah metode angket, yaitu cara
meliputi pelaksanaan tindakan yang
pengumpulan data melalui pengajuan
telah direncanakan, kendala yang
pertanyaan/pernyataan
muncul
saat
responden dengan pemberian skor
kegiatan
yang
menurut skala Likert [13].Ketiga
selama pembelajaran berlangsung.
metode tes, yaitu cara pengumpulan
Analisis data
data yang menghadapkan sejumlah
dengan mengoreksi pekerjaan tiap
pertanyaan kepada subjek penelitian
siswa dengan waktu yang sama.
[4].Data yang dikumpulkan adalah
Sedangkan analisis hasil observasi
hasil tes kemampuan pemecahan
dan angket perhatian siswa terhadap
masalah matematika siswa setiap
pembelajarandengan memperhitung-
siklus
kan peningkatan perhatian siswa
pada
men-catat.
kepada
materi
lingkaran.
pelaksanaan,
dilakukan
hasil
Keempat metode dokumentasi, yaitu
setiap
cara
gunakan rumus berikut:
pengumpulan
data
dengan
melihat dalam dokumen-dokumen
yang telah ada. Dokumen-dokumen
tersebut
biasanya
merupakan
dokumen-dokumen resmi yang telah
terjamin keakuratannya [4].
Untuk
46
dinyatakan valid oleh validator.
menguji
data
keterlaksanaan
dan
perhatian
validitas
pembelajaran
siswa
siklusnya
=
tes
dan
siswa
dimulai
dengan
meng-
skor capaian
× 100%
skor maksimal
Keterangan :
= persentase perhatian siswa
skor capaian = jumlah skor amatan
skor maksimal=
jumlah
skor
maksimal amatan
terhadap
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
Persentase
rata-rata
hasil
siklus.Tes
observasi perhatian siswa terhadap
kemudian
rumus
disesuaikan
tersebut
tersebut
dengan
kemampuan
33,34% ≤
66,68% ≤
≤ 66,67%
berdasarkan
siswa
dalam
Berdasarkan soal tes yang
digunakan
Kategori
≤ 33,33%
diperoleh
memecahkan masalah.
angket seperti tabel berikut:[2]
0% ≤
yang
Skor nilai tes hasil belajar
kualifikasi persentase observasi dan
Persentase
siklus
diberikan sebanyak 2 soal.
pembelajaran yang telah dihitung
berdasarkan
akhir
berbentuk
uraian
Rendah
pedoman pemberian bobot penskoran
Sedang
hasil tes kemampuan pemecahan
Tinggi
masalah tersebut, setiap langkah
≤ 100%
Untuk mengukur kemampuan
dalam
memecahkan
masalah
siswa dalam memecahkan masalah
mempunyai rubrik penskoran yang
matematis,
tersaji pada tabel berikut:[5]
diberikan
Langkah-langkah
yang dinilai
Pemahaman masalah
Perencanaan
tes
akhir
Skor
0
Indikator
Salah menginterpretasikan soal/tidak ada jawaban
sama sekali
1
Salah menginterpretasikan sebagian soal
2
Memahami masalah secara keseluruhan
0
Tidak ada strategi sama sekali
penyelesaian masalah
Memilih strategi pemecahan yang tidak dapat
1
dilaksanakan, sehingga kurang tepat/kurang lengkap
untuk menyelesaikan masalah
Memilih strategi yang benar tetapi hasil masih
2
salah/belum mengarah pada jawaban yang tepat atau
tidak ada hasil
Memilih strategi yang mengarah pada jawaban yang
3
tepat, tetapi belum lengkap untuk menyelesaikan
masalah
4
Memilih
strategi
sesuai
dengan
prosedur
dan
mengarah pada jawaban yang tepat
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
47
Pelaksanaan rencana
Tidak ada pelaksanaan strategi sama sekali/tidak
0
penyelesaian
melakukan perhitungan
Melaksanakan strategi yang direncanakan tetapi salah
1
dalam melakukan perhitungan
Melaksanakan strategi yang telah direncanakan dan
2
Pemeriksaan kembali
melakukan perhitungan secara tepat
Tidak ada pemeriksaan kembali terhadap hasil
0
prosedur dan hasil
pekerjaan / tidak ada keterangan apapun
penyelesaian
Dilakukan
1
pemeriksaan
tetapi
prosedur
yang
dilakukan masih ada kesalahan sehingga hasil
penyelesaian masih salah
Dilakukan pemeriksaan pada hasil penyelesaian bisa
dengan strategi lain untuk melihat hasil kebenaran
2
proses
Adapun untuk mengetahui
persentase kemampuan pemecahan
masalah
matematika
siswa
digunakan
persamaan
sebagai
berikut:
M Pip Pib
Persentase
capaian
kemampuan
pemecahan
masalah
Persentase
mencapai
:
Learninghanya
56,65%
yang
mencapai
44,42%
termasuk
kategori
aktivitas belajar siswa pada kegiatan
kemampuan
pra siklus diperoleh data bahwa
untuk
memperhatikan
siswa
skor
siklus
dan untuk rata-rata hasil angket
setiap soal setelah tindakan.
Persentase
pra
diperoleh rata-rata hasil observasi
pemecahan masalah ≥ 7 untuk
mencapai
yang
kemampuan
pemecahan masalah ≥ 7 untuk
setiap soal sebelum tindakan.
48
Kegiatan
yang
siswa
skor
PEMBAHASAN
sedang. Berdasarkan hasil observasi
matematika siswa.
:
DAN
model pembelajaran Problem Based
peningkatan
skor
PENELITIAN
perhatian siswa sebelum diterapkan
Keterangan:
M :
HASIL
indikator
penjelasan
siswa
guru
persentase siswa yang melakukan
kegiatan tersebut mencapai 64,06%
dan untuk indikator siswa bersikap
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
tenang dan teratur persentase siswa
tugas/soal
yang melakukan mencapai 68,75%.
56,64%, kemauan siswa aktif dalam
Indikator kemauan siswa menjawab
diskusi
pertanyaan guru hanya 17,19% siswa
kemauan siswa mencatat kesimpulan
melakukannya,
materi pembelajaran 61,72%.
sedangkan
untuk
yang
diberikan
kelompok
56,64%
guru
dan
kemauan siswa bertanya kepada guru
Dari hasil observasi dan
hanya 3,13%. Selanjutnya, pada
angket pada kegiatan pra siklus,
indikator
maka dilaksanakan tindakan siklus I
kemauan
mengerjakan
diberikan
siswa
untuk
tugas/kuisyang
guru
adalah
60,94%,
dengan
menerapkan
pembelajaran
model
Problem
Based
kemauan siswa untuk aktif dalam
Learning.Ber-dasarkan rata-rata hasil
diskusi kelompok adalah 56,25%,
observasi dan angket pada siklus I,
sedangkan untuk kemauan siswa
rata-rata hasil observasi perhatian
mencatat kesimpulan materi pembe-
siswa pada siklus I mengalami
lajaran yang melakukan kegiatan
peningkatan dibandingkan rata-rata
tersebut mencapai 40,63%.
perhatian siswa yang didasarkan
Sedangkan
hasil
angket
pada pra siklus. Peningkatan yang
yang digunakan untuk mengetahui
terjadi pada rata-rata hasil observasi
perhatian
siswa
siklus I adalah sebesar 13,95%
pembelajaran
yang
terhadap
tidak
dapat
terlihat diperoleh perhatian siswa
menjadi 58,37% dan hasil angket
sebesar 9,55% menjadi 66,2%.
yang mengarah kepada ketercapaian
indikator
siswa
Walaupun
sudah
terjadi
memperhatikan
peningkatan persentase rata-rata hasil
penjelasan guru sebesar 63,28%.
observasi perhatian siswa terhadap
Ketercapaian
pembelajaran, namun peningkatan
indikator
siswa
bersikap tenang dan teratur mencapai
tersebut
63,48%.
persentase
Ketercapaian
indikator
belum
menunjukkan
keberhasilan
dari
kemauan siswa untuk menjawab
indikator
pertanyaan guru 48,44%, kemauan
ditetapkan,setidaknya
siswa bertanya kepada guru 46,35%,
rata-rata hasil observasi perhatian
kemauan
siswa
siswa
mengerjakan
yang
terhadap
telah
persentase
pembelajaran
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
49
mencapai 70% dalam kategori tinggi.
kemampuan pemecahan masalah < 7
Dengan demikian perlu dilakukan
untuk setiap soal sebesar 96,875%
tindakan lanjutan yaitu siklus II
atau sebanyak 31 siswa.
dengan
diterapkan
melihat
refleksi
dengan
perbaikan dari tindakan siklus I.
Setelah dilakukan tindakan
pembelajaran
Problem Based Learningyang dapat
meningkatkan
perhatian
siswa
siklus II dengan menerapakan model
terhadap
pembelajaran
Based
hasil yang positif untuk kemampuan
Learning, persentase rata-rata hasil
pemecahan masalah pada materi
observasi perhatian siswa terhadap
lingkaran,
pembelajaran
diperoleh persentase siswa yang
Problem
adalah
74,11%
pembelajaran
yaitu
diperoleh
pada
siklus
I
termasuk pada kategori tinggi. Hal
memiliki
ini berartipada siklus II mengalami
pemecahan masalah ≥ 7 untuk setiap
peningkatan dan mencapai indikator
soal mencapai 43,75% atau sebanyak
keberhasilan, dibandingkan dengan
14 siswa dan persentase siswa yang
persentase rata-rata hasil observasi
memiliki
perhatian
terhadap
pemecahan masalah < 7 untuk setiap
pembelajaran pada kondisi pra siklus
soal mencapai 56,25% atau sebanyak
dan juga mengalami peningkatan
18 siswa. Pada hasil tes pada siklus
apabila
II, persentase siswa yang memiliki
siswa
dibandingkan
dengan
skor
kemampuan
skor
kemampuan
persentase rata-rata hasil observasi
skor
perhatian siswa pada siklus I.
masalah ≥ 7 untuk setiap soal
Sedangkan
kemampuan
pemecahan
kemampuan
pemecahan
untuk
mencapai 71,875% atau sebanyak 23
masalah
siswa. Untuk persentase siswa yang
pada materi lingkaran berdasarkan
memiliki
dari
pra siklus
pemecahan masalah < 7 untuk setiap
kemampuan
soal
hasil tes
diperoleh
pada
skor
pemecahan masalah ≥ 7 untuk setiap
skor
mencapai
kemampuan
28,125%
atau
sebanyak 9 siswa.
soal dengan persentase siswa sebesar
50
model
Setelah
Kemampuan
pemecahan
3,125% atau sebanyak 1 siswa dan
masalah
persentase siswa yang memiliki skor
2016/2017 pada materi lingkaran
siswa
tahun
pelajaran
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
yang diperoleh dari hasil tes siklus I
memberikan dampak yang lebih baik
dan siklus II menunjukkan hasil yang
terhadap pembelajaran.
lebih baik dibandingkan dengan
kemampuan
pemecahan
masalah
Peningkatan
persentase
rata-rata hasil observasi perhatian
siswa pada pra siklus. Perbandingan
siswa
persentase
skor
kemampuan
kemampuan
pemecahan
masalah
siswa
pada
matematika pada siklus I dan siklus
materi lingkaran dapat dilihat pada
II hal ini diperoleh setelah diterapkan
tabel berikut:
model pembelajaran Problem Based
terhadap
pembelajarandan
pemecahan
masalah
beberapa
Skor
Pra
Siklus
Siklus
Learning.Dengan
KPMTiap
Siklus
I (%)
II (%)
perbaikan
Soal
(%)
≥7
3,125
43,75
71,875
menjadi lebih baik. Pada model