MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR MANUSIA

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
MANUSIA KOMUNIKATIF

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Darosy Endah Hyoscyamina M.Pd
Disusun oleh :
EKA CHLARA BUDIARTI

(24030113120048)

AYU FADHILATUL RUKMANA

(24030113120047)

NUR KAMILA

(24030114140106)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2015

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
I.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................
I.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................
I.3 TUJUAN...........................................................................................................................
BAB II DASAR TEORI.......................................................................................................
II.1 PENGERTIAN MANUSIA............................................................................................
II.2 PENGERTIAN KOMUNIKATIF...................................................................................
II.2.1 PENGERTIAN KOMUNIKOLOGI............................................................................
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................
III.1 SEJARAH PERKEMBANGAN KOMUNIKASI.........................................................
III.2 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG KOMUNIKATIF.....................................
III.3 ETIKA KOMUNIKASI.................................................................................................
III.4 STUDI KASUS..............................................................................................................
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................

IV.1 KESIMPULAN..............................................................................................................
IV.2 SARAN..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Komunikasi selalu digunakan dan mempunyai peran yang penting dalam segala aspek
kehidupan manusia. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik
individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berfikir, bertindak dan belajar menggunakan
komunikasi. Kegiatan komunikasi dilakukan dalam berbagai macam situasi, yaitu intra
pribadi , antarpribadi, kelompok dan massa. Hal ini dapat diartikan bahwa komunikasi dalam
kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari adalah bagian dari kehidupan manusia itu
sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan
tangis yang pertama saat ia di lahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Sementara itu, untuk
menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian antar sesama individu.
Selain itu, komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi manusia. Karena tanpa
komunikasi, interaksi antar sesama tidak mungkin terjadi. Sebagian besar kegiatan
komunikasi yang dilakukan oleh manusia berlangsung dalam suatu tingkatan komunikasi

antarpribadi. Secara teoritis, komunikasi antar individu dapat mempunyai banyak manfaat di
antara lain dapat mengenal pribadi orang lain itu sendiri , menjalin hubungan silahturahmi
yang baik , membantu menyelesaikan persoalan yang dialami dari orang tersebut serta dapat
mengubah nilai-nilai dan sikap hidup orang lain. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan
peranan yang penting apalagi bagi manusia moderen seperti sekarang ini. Manusia moderen
yaitu manusia yang cara berfikirnya tidak spekulatif tapi berdasarkan logika dan rasional
dalam melaksanakan segala kegiatan dan aktifitas.
I.2 Rumusan Masalah
Tujuan perumusan masalah adalah untuk mempertegas atau memberikan
batasan pada lingkungan pembahasan masalah yang telah ditelaah. Sehingga diharapkan
output dari pemecahan masalah dapat sesuai atau tidak menyimpang dari tujuan yang
diinginkan. Untuk itu dari uraian diatas dapat ditentukan rumusan masalah yang lebih tepat
sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh komunikasi antar pribadi dalam bermasyarakat?
2. Jika ada, seberapa besar pengaruh komunikasi antar pribadi dalam kehidupan
bermasyarakat?

I.3 Tujuan
Tujuan merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang
diperoleh setelah pencapaian target selesai. Seperti rumusan masalah yang dipaparkan diatas

maka tujuannya adalah:
1. Ingin mengetahui pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap kehidupan
bermasyarakat
2. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap
kehidupan bermasyarakat

BAB II
DASAR TEORI

II.1 Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena
itu manusia senantiasa membutuhkan interaksidengan manusia yang lain.
Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Pandangan yang
dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam masyarakat
terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan
sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat
terjadi antara individu dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun
antara kelompok dengan kelompok.

II.2 Pengertian Komunikatif
Bahasa komunikatif selalu melekat dan saling berhubungan pada berbagai aspek.
Tindakan komunikatif bersandar pada proses dimana seorang individu berhubungan
bersamaan dengan beberapa aspek yakni objektif, sosial, dan subjektif. Pembicara dan
pendengar menggunakan sistem acuan ketiga aspek tersebut sebagai tempat mereka untuk
memahami definisi dari situasi interaksi. Mereka tidak secara langsung mengaitkan diri
dengan sesuatu di aspek tersebut namun juga berusaha menjaga ucapan mereka untuk
menguji seberapa paham ucapannya dimengerti oleh lawan bicaranya. Kesepahaman terjadi
ketika ada pengakuan intersubjektif yang dikemukakan pembicara. Komunikasi tidak akan
tercipta manakala pendengar menerima kebenaran pernyataan namun pada saat yang sama
juga meragukan kejujuran pembicara atas kesesuaian ucapannya dengan norma.
Proses yang terjadi dalam berkomunikasi adalah konfirmasi (pembuktian),
pengubahan, penundaan sebagian, atau dipertanyakan secara keseluruhan.
Tindakan komunikatif memiliki 2 aspek ,yakni :
1. Aspek Teleologis
Aspek yang terdapat pada perealisasian tujuan seseorang (atau dalam proses
penerapan rencana tindakannya).

2. Aspek komunikatif
Aspek yang terdapat dalam interpretasi atas situasi dan tercapainya kesepakatan.

Dalam tindakan komunikatif, seseorang harus menjalankan rencananya secara
kooperatif berdasarkan definisi situasi bersama. Oleh karena itu, syarat utama agar tindakan
komunikatif bisa terbentuk adalah seseorang mampu memperbaiki komunikasi mereka secara
bersama sehingga mereka bisa menghindarkan diri dari dua resiko, resiko tidak tercapainya
pemahaman (ketidaksepakatan atau ketidaksetujuan) dan resiko kegagalan dalam penentuan
keputusan (miss-communication).
Kehidupan di dunia bisa berjalan harmonis ketika tidak ada pemaksaan sesuka hati
dari beberapa atau sekelompok orang. Pemahaman awal pengetahuan manusia mula-mula
memang diterima sebagai dunianya sendiri. Tapi ketika kita berhadapan dengan dunia
sosial,dimana manusia hidup,bertindak, dan berbicara satu sama lain serta berhadapan satu
dengan yang lain dengan pengetahuan eksplisit maka praktik komunikatif dijalankan. Sering
kali hanya sebagian kecil dari pengetahuan yang benar. Ketika memasuki ruang sosial maka
timbul persoalan-persoalan. Oleh karena itu, dibutuhkan komunikasi intersubjektif yang
membawa setiap orang menjadi paham dengan sesama lawan bicaranya demi kebaikan
bersama.
Komunikatif artinya mampu menyampaikan pesan dengan baik. Artinya, pesan yang
diterima oleh penerima (receiver) sama dengan maksud pesan yang disampaikan oleh
pengirim pesa (sender). Yang dimaksud pesan (message) disini bukan hanya informasi,
namun termasuk juga pemikiran, keinginan dan perasaan.
II.3 Pengertian Komunikologi

Pada tahun 1967 terbit buku berjudul “The Communicative Arts of Science of
Speech” yang ditulis oleh Keith Brooks, yang menampilkan paparannya mengenai
komunikologi secara luas. Mengenai komunikologi (ilmu komunikasi) Brooks menyatakan
sebagai berikut:
Pada tahun terakhir ini banyak para ahli komunikasi dari berbagai disiplin ilmu yang
mengkontribusikan kepada pemahaman kita tentang landasan, proses. serta tipe – tipe dan
bentuk – bentuk aktivitas komunikasi. Komunikologi berkaitan dengan perkembangan asas –
asas komunikasi dari para ahli tersebut.

Joseph A Devito juga seperti halnya Keith Brooks menegaskan istilah komunikologi
untuk ilmu komunikasi itu. Dalam bukunya “Communicology: An Introduction to the Study
of Communication” ia menjelaskan pengertian komunikologi sebagai berikut:
Komunikologi adalah suatu studi tentang ilmu komunikasi, secara khusus subseksinya
berkaitan dengan komunikasi oleh dan diantara manusia – manusia.

BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Sejarah Perkembangan Komunikasi
Sejarah perkembangan komunikasi sangat dipengaruhi oleh peradaban ilmu

pengetahuan. Kemajuan teknologi informasi ataupun media-media komunikasi diciptakan
manusia menjadikan komunikasi memiliki pola yang berbeda. Berikut uraian secara ringkas
mengenai sejarah perkembangan komunikasi :
1. Sejarah Perkembangan Komunikasi - Komunikasi Manusia Prasejarah
Sejarah perkembangan komunikasi berawal dari zaman manusia pra sejarah. Pada
saat itu manusia belum mengenal tulisan atau menemukan berbagai alat komunikasi
canggih pada era ini.
Manusia prasejarah ialah masa manusia belum dapat menciptakan tulisan. Ilmu
pengetahuan dan teknologi masih bersifat natural dan manual. Natural artinya
manusia masih sangat bergantung kepada alam untuk bertahan hidup. Sementara
manual, berarti manusia masih menggunakan tenaga tubuh, baik tenaga hewan
maupun manusia, untuk menghasilkan sesuatu.
Untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan manusia lainnya, mereka
menggunakan simbol-simbol, gambar, mobilitas tubuh, isyarat, suara teriakan, dan
cara manual lainnya. Contohnya, bila terjadi suatu bahaya, untuk memberitahukan
kepada manusia lain dilakukan dengan teriakan. Teriakan itu dilakukan secara
kontiniu dari satu manusia diteruskan oleh manusia lain yang berada di wilayah lain.
Cara-cara tersebut merupakan awal mula lahirnya sejarah komunikasi dalam
kehidupan manusia.
Sejarah perkembangan komunikasi pada zaman prasejarah tak hanya melalui

simbol-simbol saja. Media komunikasi melalui patung pun bisa terlihat pada masa
kebudayaan Paleolitik muda. Paleotik muda memiliki empat periode kebudayaan,
yaitu Aurignacian, Gravettian, Solutrean, dan Magdalena. Pada masa Aurignacian,
belum ditemukan gambar atau lukisan di gua. Namun, pada masa ini, sudah
ditemukan manik-manik kecil dari gading, patung-patung hewan dan manusia yang
diukir pada sebuah gading.

2. Sejarah Perkembangan Komunikasi - Retorika Komunikasi Yunani Kuno
Sejarah perkembangan komunikasi tak terhenti pada zaman prasejarah . Pada
zaman Yunani antik pun memiliki cerita tersendiri mengenai sejarah perkembangan
komunikasi dari masa ke masa. Perkembangan komunikasi selalu dikaitkan dengan
peggunaan retorika di zaman Yunani. Pada masa inilah, komunikasi digunakan
sebagai alat persuasif menggunakan teknik retorika. Ada yang mencatat bahwa
sebenarnya penggunaan retorika telah ada sejak zaman kebudayaan Mesir Kuno.
Tokoh yang mengungkapkan pernyataan tersebut ialah Kagemi dan Ptah-Hotep.
Akan tetapi, pada masa Yunani Kuno, tradisi retorika menjadi suatu yang
sistematis dan terorganisasi. Dengan kata lain sejarah mencatat bahwa sejarah
perkembangan komunikasi dengan tradisi retorika berasal dari kebudayaan Yunani
Kuno. Kata retorika sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhetor , yang artinya
'orator' atau dapat juga 'teacher'. Retorika ialah suatu teknik komunikasi untuk

membujuk atau merayu secara persuasif melalui karakter pembicara, baik secara
emosional ataupun logo.
Berdasarkan sejarah perkembangan komunikasi yang tersurat, penggagas
komunikasi retorika zaman Yunani antik ialah seorang pemikir atau filosof bernama
Aristoteles. Menurut Aristoteles, retorika mencakup tiga unsur,
yaitu ethos (kredibilitas komunikator),pathos (hal yang menyangkut emosi atau
perasaan), dan logos (hal yang menyangkut fakta).
3. Sejarah Perkembangan Komunikasi - Komunikasi Sebagai Ilmu di Abad Pertengahan
Sejarah perkembangan komunikasi memiliki cerita tersendiri di abad
pertengahan. Pada abad pertengahanlah komunikasi untuk pertama kalinya
dikembangkan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan mulai
berkembang pada era ini. Tak hanya itu, inovasi terkini yang sangat mempengaruhi
sejarah perkembangan komunikasi manusia pada abad pertangahan ialah
ditemukannya telepon, telegrap, radio, dan televisi.
Berbagai ilmu komunikasi mulai dibahas dan dikembangan. Dampak munculnya
teknologi-teknologi mutakhir, dipelajarilah penggunaan komunikasi dengan teknologi
tersebut. Pakar komunikasi mulai membuat teori-teori berkenaan dengan komunikasi.
Sejarah perkembangan komunikasi pada abad pertengahan seolah mendapatkan
kedudukan paling tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Karena komunikasi ialah
awal tercipta dan terjalinnya suatu interaksi baik antara satu manusia dengan manusia


lainnya, antara satu negara dengan negara lainnya, dan interaksi lain yang jauh lebih
bermanfaat lainnya
4. Sejarah Perkembangan Komunikasi - Kemajuan Komunikasi Era Modern
Seperti yang sudah disinggung di atas, sejarah perkembangan komunikasi tak
akan pernah dapat dilepaskan dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih dari
masa ke masa. Sejak 1960an hingga sekarang, teknologi semakin berkembang pesat.
Berbagai media komunikasi nan canggih diciptakan oleh manusia. Inovasi mediamedia digital menjadikan segala aktivitas berjalan semakin efektif dan efisien. Rogers
(1986) berpendapat bahwa sejak 1950, perkembangan studi komunikasi sebagai suatu
disiplin telah memasuki periode take off (tinggal landas).
Sejarah perkembangan komunikasi mencapai puncak kejayaannya pada era
modern saat ini. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seperti diciptakannya
komputer, laptop, handphone , menjadikan komunikasi memiliki pola yang berbeda.
Komunikasi dapat dilakukan lebih efisien dan efektif. Selain itu, pola komunikasi
yang terjadi saat ini sudah mempengaruhi nilai-nilai sosial yang ada.
Ada satu pendapat yang harus dicermati bahwa sejarah perkembangan
komunikasi era Yunani Antik atau retorika , terputus sampai abad ke-19. Alasannya
ialah dari zaman Yunani Antik hingga abad ke-19 (era pertengahan) punya rentang
waktu yang cukup jauh, yaitu sekitar 1400 tahun.
Pada abad pertengahan, aktivitas retorika masih dilakukan pada zaman
pertengahan, yaitu dengan merebaknya penyebaran agama oleh para Nabi dan pesyiar
agama. Selain itu, kenyataan komunikasi berkembang dan tercatat kembali saat
ditemukan mesin cetak oleh Gutenberg pada 1457. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa mata rantai sejarah perkembangan komunikasi tak pernah mengalami masa
vakum ataupun terputus.
III.2 Manusia Sebagai Makhluk Yang Komunikatif
Manusia menjadi manusia sebagai kodratnya ketika berhubungan dengan dunia
sekitarnya. Dalam pendekatan teori kritis, cara manusia berhubungan dengan dunia
sekitarnya terbagi dalam dua hal, yaitu dengan kerja dan komunikasi. Kerja dilandasi oleh
rasio instrumental yang mengarahkan tindakan demi sasaran yakni pada upaya menguasai

alam dan strategi dalam mengarahkan tujuannya. Komunikasi pun juga dilandasi oleh rasio
komunikatif yang mengarahkan tindakan demi pemahaman. Menurut habermas
mengedepankan hakekat manusia adalah suatu upaya dimana mengolah subjek-subjek yang
ada untuk melakukan tindak komunikasi demi pemahaman.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi. Dari
mulai bangun tidur sampai kemudian tertidur kembali, komunikasi selalu menjadi kegiatan
utama kentah itu komunikasi verbal atau non verbal, entah itu komunikasi antar pribadi atau
komunikasi organisasi.
Hal seperti ini memang telah menjadi kodrat sebagai seorang manusia yang memang
tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain disekitarnya, walaupun
hanya untuk sekedar melakukan obrolan basa-basi karena manusia adalah makhluk sosial dan
dari dalam interaksi itulah manusia lambat laun menciptakan nilai-nilai bersama yang
kemudian disebut sebagai interaksi sosial.
Dalam nilai-nilai yang terbentuk tersebut terdapat beberapa kaidah yang bertujuan
mengatur tata cara untuk berkomunikasi antar sesama tanpa menyakiti hati dan menjunjung
tinggi etika sebagai sebuah tanda penghargaan pada lawan bicara. Namun terkadang
pemakaian sesuatu yang dianggap sebuah etika dapat berakibat pada sesuatu yang tidak
menyenangkan dan menimbulkan kesalahpahaman antar sesama.
Pemakaian etika dalam konteks komunikasi antar pribadi memiliki paradoks
tersendiri. Di lain pihak, hal ini dapat menjadi hal yang positif namun terkadang sesuatu yang
negatif dan cenderung merusak dan memperburuk keadaan juga dapat terjadi. Berbagai hal
dinilai bertanggung jawab atas hal ini. Dari mulai cara manusia dalam berkomunikasi antar
sesama sampai pada saat manusia menggunakan etika dalam berinteraksi.
III.3 Etika Komunikasi
Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral, yang
menentukan dan terwujudnya dalam sikap dan pola prilaku hidup manusia, baik secara
pribadi maupun kelompok. Etika komunikasi akan mengandung pengertian cara
berkomunikasi yang sesuai dengan standard nilai akhlak. Berbicara tentang komunikasi,
maka etika yang berlaku harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Berkomunikasi
yang baik menurut norma agama, tentu harus sesuai pula dengan norma agama yang dianut.
Bagi umat Islam, komunikasi yang baik adalah komunikasi yang sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam Islam, etika bisa disebut dengan

akhlak. Karena itu, berkomunikasi harus memenuhi tuntunan akhlak sebagaimana tercantum
di dalam sumber ajaran Islam itu sendiri, jadi kaitan antara nilai etis dan norma yang berlaku
sangat erat. Selain agama sebagai asas kepercayaan atau keyakinan masyarakat, maka
ideologi juga menjadi tolak ukur norma yang berlaku.
Menurut Profesor Syahrin Harahap etika perlu dibicarakan, karena disebabkan
beberapa hal yakni: Pertama, manusia pada zaman hidup dalam suatu masyarakat yang
semakin pluralistik. Kedua, manusia pada zaman yang dihadapkan pada transformasi,
masyarakat yang luar biasa, dimana perubahan yang terjadi akibat hantaman glombang
modernisasi yang tak terelakkan sehingga mampu mengubah budaya dan rohani manusia
banyak. Ketiga, sebagai akibat dari semua itu, seringkali muncul tindakan subjektif, motivasi
yang tak jelas pamrih. Banyak orang terbiasa dengan sikap hipokrit (munafik); berkata “Ya”
untuk mengatakan “tidak” dan berkata “tidak” untuk mengatakan “Ya”. Bagi umat Islam
yang dijadikan besar adalah nilai-nilai moral yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Rasul, telah memberikan prinsip dasar yang mendasari etika dalam hal berkomunikasi,
diantaranya :
1. Amanah
Aspek kejujuran atau objektifitas dalam berkomunikasi merupakan etika yang
didasarkan kepada fakta. Dalam Al-Qur’an, kejujuran ini dapat diistilahkan dengan
amanah, sementara kata amanah terambil dari kata amuna-ya’manu-amanatan yang
artinya tidak menipu. Dalam konteks komunikasi bisa dipahami bahwa ketidakjujuran
dalam memberikan informasi akan menimbulkan kegelisahan batin dan hilangnya rasa
kepedulian social. “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menunaikan amanah kepada
ahlinya” (QS. An_Nisa : 58)
2. Tidak Melakukan Dusta (ghair al-kidzb)
Sementara etimologi kata kidzb dipahami sebagai lawan kata al-shid (benar).
Dalam Islam sangat dituntut untuk tidak berdusta sebab akan membawa malapetaka pada
orang lain yang menerima suatu informasi. Dari sudut etika komunikasi, maka
berbohong merupakan sifat tercela. Kebohongan dalam komunikasi akan menyesuaikan
masyarakat disebabkan telah menyerap informasi yang salah. “Dan janganlah kamu
mengatakan apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”
untuk mengadakan kebohongan kepada Allah. Sesungguhnya orang yang
mengadaadakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung”. (QS. An-Nahal :116)

3. Adil
Dalam Al-Qur’an surat Al An’am ayat 152 : “Dan apabila kamu berkata, maka
hendaklah berkata adil, meskipun dia adalah kerabat (mu) dan penuhilah janji Allah. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat”. Dari ayat di atas jelas
bahwa umat Islam diperintahkan untuk berkomunikasi dengan adil, artinya
berkomunikasi dengan benar, tidak memihak dan tentunya sesuai dengan hak-hak
seseorang.

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh
karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain. Hal seperti
ini memang telah menjadi kodrat sebagai seorang manusia yang memang tidak dapat hidup
sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain disekitarnya, walaupun hanya untuk sekedar
melakukan obrolan basa-basi karena manusia adalah makhluk sosial dan dari dalam interaksi
itulah manusia lambat laun menciptakan nilai-nilai bersama yang kemudian disebut sebagai
interaksi sosial.
Pengaruhnya didalam masyarakat adalah terdapat berbagai komponen yang saling
berinteraksi secara terus menerus didalamnya yang sesuai dengan sistem nilai dan sistem
norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu
dengan individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan
kelompok. Secara teoritis, komunikasi antar individu dapat mempunyai banyak manfaat di
antara lain dapat mengenal pribadi orang lain itu sendiri , menjalin hubungan silahturahmi
yang baik , membantu menyelesaikan persoalan yang dialami dari orang tersebut serta dapat
mengubah nilai-nilai dan sikap hidup orang lain. Dalam nilai-nilai yang terbentuk tersebut
terdapat beberapa kaidah yang bertujuan mengatur tata cara untuk berkomunikasi antar
sesama tanpa menyakiti hati dan menjunjung tinggi etika sebagai sebuah tanda penghargaan
pada lawan bicara.
IV.2 Saran
1. Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial, sehingga mereka mampu berkomunikasi dan berinteraksi agar
terciptanya keharmonisan dalam sistem kehidupan bermasyarakatnya.
2. Manusia sebagai makhluk yang komunikatif hendaknya mampu
menerapkan etika komunikasi dalam mengatur tata cara untuk berkomunikasi

antar sesama tanpa menyakiti hati dan menjunjung tinggi etika sebagai sebuah tanda
penghargaan pada lawan bicara.