Container adalah Peti yang terbuat dari

Container adalah Peti yang terbuat dari logam yang memuat barang-barang yang lazim disebut muatan
umum (general cargo) yang akan dikirimkan melalui laut.
Berbeda dengan cara pengangkutan dengan kapal konvensional, maka sejak pemuatan sampai kepada
pembongkaran, barang2 yang dikirim dengan peti kemas tidak dijamah orang, karena dengan peti itu,
barang dimuat ke atas kapal dan dengan peti itu pula barang diturunkan ke darat.
Awalnya peti kemas hanya berupa kotak yang hanya bisa di isi melalui salah satu ujungnya, namun
perkembangan selanjutnya membutuhkan peti kemas yang dapat juga diisi dari atas (top loading), peti
kemas setengah tinggi, lapis nylon dan berpintu samping. Hadirnya Petikemas sejak awal abad lalu (tahun
1950) merupakan titik awal revolusi dalam bidang transportasi, baik laut,udara maupun darat. Bahkan
yang lebih hebat lagi, peti kemas yang sebenarnya hanya alat bantu dalam pelayaran khususnya, dan
transportasi pada umumnya,telah merombak secara total sistem transportasi didunia.
Efisiensi containerization untuk mengangkut barang-barang konsumsi dan bahan baku tertentu telah
memfasilitasi pertumbuhan perdagangan internasional. Efisiensi yang signifikan dalam kemasan dan
penanganan telah meningkatkan produktivitas dan mengurangi kerusakan yang mengakibatkan
pertumbuhan yang signifikan dalam volume.
Setiap Kontainer dan chassis memiliki identitas yang unik alpha numerik yang dapat dihubungkan kepada
pemilik atau perusahaan operasi. Ini membantu dengan unit pelacakan yang terkait dengan pengiriman
spesifik dan visibilitas memungkinkan seluruh rantai pasokan.
Kalangan pelayaran internasional sudah lama merasakan hambatan yang disebabkan oleh rendahnya
kemampuan bongkar muat yang hanya mencapai 1000 ton per hari untuk muatan umum (general
cargo). Selain itu biaya tenaga kerja yang merupakan bagian terbesar dari pengeluaran untuk keperluan

operasional, menunjukan kenaikan yang cepat di hampir seluruh negara di dunia. Hal ini berarti bahwa
waktu yang diperlukan untuk berlabuh menjadi lebih lama, frekwensi pelayaran menjadi rendah, dan
produktifitas angkutan menjadi rendah pula. Sedangkan dilain pihak biaya operasional pelayaran
bertambah meningkat. Gagasan penggunaan kontainer merupakan usaha-usaha ke arah pemecahan
masalah kelambatan bongkar muat yang pada akhirnya merupakan perombakan pola pengangkutan laut
pada umumnya.
Pada pertengahan tahun 1950 an, Malcolm Mc Lean, pemilik perusahan angkutan truk Sea Land
memperkenalkan sistem pengangkutan petikemas di atas truk, dengan latar belakang mengikutsertakan
truk diatas kapal. Perusahaan sea land yang melakukan operasinya antara puerto rico dan pantai timur AS
kemudian diikuti Matson yang memperkenalkan angkutan petikemas dari hawaii ke pantai timur AS. Di
Indonesia sendiri, perkembangan petikemas baru dimulai sejak tahun 1970 an yang ditandai dengan
adanya kapal dan pelabuhan petikemas pertama di indonesia.
Kapal full container pertama di indonesia adalah KM Gloria Express yang berbobot mati 7.670 DWT
milik perusahan pelayaran samudera PT.Gesuri Lloyd. Pada tanggal 12 mey 1980 kapal ini melakukan
pelayaran perdananya dari tanjung priok menuju korea,hongkong dan jepang. Kapal ini di buat tahun
1979 di galangan kapal singapore ship building & Engineering Ltd. Dengan desain dari jerman barat.
Keuntungan Menggunakan Container
Keuntungan penggunaan peti kemas dalam pengangkutan barang lewat laut adalah:
1.Muat bongkar barang dapat dilakukan dengan cepat dibandingkan dengan sistem pengepakan
konvensional.

2.Penurunan presentase kerusakan karena barang-barang disusun secara mantap dan hanya disentuh pada

saat pengisian maupun pengosongan peti kemas tersebut.
3.Berkurangnya presentase barang-barang yang hilang akibat dicuri ( theft & pilferage) karena barang2
tsb tertutup dalam petikemas tersebut.
4.Memudahkan shipper yang bila perlu dapat menyimpan barangnya kedalam petikemas di arena
pergudangannya sendiri. Si penerima pun dapat mengawasi pembongkaran di arena pergudangannya
sendiri ( door to door service)
5.Dapat dihindarkan pencampuran barang barang yang sebenarnya tidak boleh bercampur satu sama lain.
Manfaat Container
Kapal-kapal konvensional yang tadinya memegang peranan penting, dalam angkutan break bulk cargo,
kini telah digantikan oleh kapal-kapal petak cellular ship, mother vessel, dan full container ship. Jalanjalan raya telah berubah menjadi Highway yang mudah dijelajahi oleh truck atau trailer petikemas untuk
pelayanan angkutan door to door service. Gerbong-gerbong kereta api sudah dimodifikasi untuk angkutan
peti kemas. Era ini kita sebut dengan era kontenerisasi, atau jaman jayanya peti kemas.
Volume angkutan dengan menggunakan Container, makin lama makin memegang peranan penting,
dibandingkan dengan volume angkutan dengan kemasan konvensional dan kapal-kapal konvensional.
Karena itu, wajar sekali bila pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah angkutan barang,
mempelajari dengan seksama tentang perpetikemasan, khususnya yang menyangkut tata cara yang
berlaku dalam mengirim barang maupun menerima barang ekspor-impor dengan memakai kemasan peti
kemas.

Manfaat paling besar dari Container adalah :
Semakin lancarnya lalulintas barang dalam perdagangan internasional.
Hal ini terjadi karena proses bongkar muat menjadi sangat cepat. Arus barang dari produsen ke konsumen
menjadi sangat cepat karena dimungkinkannya door to door service. Gangguan dalam kelancaran arus
barang ini akan berpengaruh langsung pada stabilitas ekonomi Nasional, begitupula pada kelancaran
pembangunan,yang akhirnya akan membawa dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Istilah dan Arti dalam Container
Container 20 feet petikemas ini mempunyai ukuran baku (standar) yang ditetapkan oleh International
shipping Organization (ISO), mulai dari 10 feet, 20 feet, 40 feet. Tetapi yang rata-rata dipakai adalah
yang 20 feet dengan capacitinya 15-20 ton.

TEU = Twenty foot Equivalent unit.
CY = CONTAINER YARD : Tempat penumpukan/penyimpanan kontainer
FCL = Full Container Loaded :Container yang diisi hingga penuh dari tempat asalnya, dan siap untuk
dikirim ke tempat tujuan.

Consolidation = bilamana beberapa muatan yang terpisah, disatukan untuk mengisi satu
kontainer sehingga cepat penuh dan bisa dikirim
LCL = Less than Container Load Kontainer yang Cuma terisi Hanya setengah.
Adakalanya kontainer hanya terisi stengah sehingga bisa diisi dengan barang lain di pelabuhan

berikutnya.
Refers/Pendingin. Refigerated container of ship kontainer dengan pendinginnya.
Stuffing = penyusunan kontainer di dalam kapal maupun di CY
Stripping/Unstuffing= pengeluaran barang dari kontainer
Jenis-Jenis Container

1.Closed Container (general purposes Container)
yang dimaksud dengan closed containers adalah :
Peti kemas standard dengan tinggi 8 feet, lebar 4 feet, dan panjang bervariasi antara 10,20,30 dan 40 feet.
Seluruh dinding peti kemas tertutup dan hanya mempunyai satu pintu di salah satu ujungnya. Peti kemas
ini biasanya untuk mengangkut general cargo yang tidak memerlukan pengaturan temperatur,ventilasi,
dan kondisi khusus lainnya. Petikemas ini biasa juga disebut dry cargo container, yaitu petikemas yang
diisi bukan dengan barang cair (liquid) atau curah (bulk cargo). Peti kemas jenis inilah yang paling
banyak dipakai dalam perdagangan internasional.
2.Open Top (Soft Top) Container
Yang dimaksud dengan open top container adalah : container dengan bagian atasnya terbuka, dan ditutup
dengan terpal sebagai pengganti metal. Peti kemas ini dipakai untuk memuat barang yang tidak bisa
dimasukan melewati pintu container, sehingga dimasukan dari atasnya. Penggunaan peti kemas ini
biasanya dikenakan tambahan ongkos angkut (additional freight rate)
3.Peti kemas Setengah tinggi (half height Container)

Peti kemas ini memiliki panjang dan lebar yang standar, namun hanya mempunyai tinggi setengah dari
ukuran standar (1,3 mtr) petikemas jenis ini biasanya buat mengangkut barang-barang berat seperti besi,
plat baja,pipa besi, batu marmer dan benda berat lainnya. Oleh karena peti kemas memiliki pembatasan
dalam berat, (weight limitations ) maka benda berat ini jika dimuat, cukup dengan separuh dari container
standar. Atau sering disebut two half height Yang artinya dua peti kemas, cukup menempati satu ruangan
untuk peti kemas standar, sehingga sangat menghemat ruangan di kapal.
Terdapat dua jenis half height container, yaitu:
a)Half height container, solid removable top.
Yaitu peti kemas setengah tinggi dengan tutup metal yang dapat dibuka atau dipindahkan, agar
memudahkan untuk pemuatan dari atas.
b.Half height container, soft removable top.
Yaitu petikemas setengah tinggi yang mempunyai tutup dari terpal yang dapat dibuka atau dipindahkan,

agar mudah untuk memasukan barang dari atasnya.
4.Peti kemas barang curah (dry bulk container)
yang dimaksud dengan dry bulk container adalah:
Peti kemas yang dirancang untuk mengangkut barang curah.
bentuknya sama dengan peti kemas tertutup( closed container/general purpose) namun dibagian atas (on
top) terdapat lubang untuk mengisi barang curah, dan dibagian bawah container terdapat lubang/pintu
untuk mengucurkan barang curah (hatchways) untuk memudahkan pembongkaran di tempat tujuan. Peti

kemas jenis ini biasanya dipakai untuk memuat barang-barang berbentuk butiran kering, seperti
gula,semen,pupuk,kedelai, jagung dan kacang-kacangan kering lainnya.
5.Reefer container (Refigerated Container)
Yang dimaksud dengan reefer container atau peti kemas berpendingin adalah petikemas standar biasa
(closed container) yang dilengkapi dengan alat pendingin yang dihubungkan dengan tenaga listrik pada
kapal atau dengan generator tersendiri (demountable generator). Peti kemas ini dipakai untuk mengangkut
barang2 yang cepat membusuk, sehingga membutuhkan proses pengawetan selama dalam perjalanan.
Biasanya dipakai untuk mengangkut buah-buah,sayur,daging, susu segar dan lainnya.
6.Platform Container ( Flat Rack Container)
Yang dimaksud dengan platform container adalah peti kemas yang tak punya dinding dan tak punya atap,
hanya sekedar pelataran yang rata saja. Ia mempunyai panjang dan lebar sesuai dengan ukuran standar
kontainer namun tak memiliki tinggi, hanya tebal seperti standar tebal kontainer. Biasanya dipakai buat
angkat mesin2 besar.
7.Petikemas liquid (tank container)
Yang dimaksud dengan tank container atau petikemas liquid adalah petikemas yang dirancang untuk
mengangkut benda benda cair. Dibuat berbentuk tanki bulat panjang(Clynder) dari bahan baja tahan karat,
dan diberi kerangka besi dengan ukuran yang sama dengan container lainnya. Tank tainer ini biasanya
dipakai untuk mengangkut alkohol, minuman, sampai bahan-bahan kimia berbahaya.
8.Open Top, Open sided, Open ended skeletal container
Selain dari jenis-jenis kontainer diatas, juga terdapat jenis kontainer berpintu samping (open sided

container), petikemas tanpa dinding dan tanpa atap, hanya memiliki kerangka nya saja ( skeletal)
System Pemuatan Container
1.Pemuatan melalui dermaga
Barang-barang dari si pengirim (shippers) dibawa ke dermaga atau pelabuhan dimana barang barang itu
akan dimuat kedalam peti kemas yang untuk selanjutnya diangkut dengan kapal laut. Cara ini sering
disebut dengan cara CY-CY / dermaga-dermaga.
2.Pemuatan di tempat si pengirim
Peti kemas dikirim ke gudang si pengirim untuk diisi dengan barang barang yang akan diangkut. Hal ini
dilakukan apabila barang yang akan diangkut dimiliki oleh satu orang atau satu perusahaan yang akan

dikirimkan ke satu orang/satu perusahaan.Cara ini pun bisa disebut dengan sistem FCL (Full Container
Load)
3.Pemuatan Sebagian (Part Cargo)
Petikemas diisi oleh satu perusahaan lalu dikirimkan kepada perusahaan lain untu diisi lagi sampai
kontainer tersbut penuh, namun hal ini sangat beresiko, karena penyusunan barang didalamnya akan tidak
teratur dan kemungkinan besar untuk rusak atau hilang pun dapat terjadi. (door to door service part cargo)

INTERNATIONAL MARITIME DANGEROUS GOODS (IMDG)
Barang barang yang dibagi dalam kelas kelasnya, sesuai dengan tingkat bahayanya:
Kelas 1 : Bahan peledak

Kelas 2 : Gas dipadatkan dicairkan atau dilarutkan dibawah tekanan.
Kelas 3 : Cairan yang mudah menyala
Kelas 4.1 : Barang padat mudah menyala
Kelas 4.2 : Zat yang dapat terbakar secara spontan
Kelas 4.3 : Zat yang mengeluarkan gas-gas yang mudah menyala bila basah
Kelas 5.1 : zat yang mudah berkarat (oksidasi)
Kelas 5.2 : Peroxit organic
Kelas 6.1 : Zat-zat beracun
Kelas 6.2 : Zat-zat yang dapat menularkan penyakit
Kelas 7 : Zat-zat radioaktif
Kelas 8 : Barang-barang karatan
Kelas 9 : Aneka zat-zat berbahaya, yaitu zat-zat lainnya yang berdasarkan
pengalaman menunjukan
atau tampak mempuyai sifat-sifat berbahaya yang tidak termasuk dalam kelas-kelas yang diuraikan
diatas.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Isolasi Senyawa Aktif Antioksidan dari Fraksi Etil Asetat Tumbuhan Paku Nephrolepis falcata (Cav.) C. Chr.

2 95 93

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Aplikasi penentu hukum halal haram makanan dari jenis hewan berbasis WEB

48 291 143

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62