Kelas x 2 bio (1)

TUGAS KULIAH
NAMA : PUTRA SAHDAN
NIM : F1081131045
KELAS : 3 A. REG A
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis diberi kemudahan dalam menyusunan makalah ini yang berjudul
“Keanekaragaman Hayati”. Tidak lupa juga shalawat serta salam atas junjungan kita Nabi Besar
Muhammad

Saw.

serta

DOWNLOAD

kepada
VERSI

keluarga,


saudara,

MICROSOFT WORD

sahabat

dan

: KLIK

kerabatnya.
DI

SINI

Selain sebagai tugas, penulis membuat makalah ini untuk memberikan pengetahuan tambahan
kepada pembaca tentang keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia yang sangat
mengagumkan yang tersebar di seluruh belahan nusantara.
Dalam penyusunan makalah ini saya selaku penulis banyak mendapatkan bantuan,

dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kesalahan yang
dilakukan. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang membangun sehingga
kedepannya penulis akan lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan pembaca dan kita semua

Wasalamualaikum wr.wb
Pontianak, Desember 2014
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama negara Indonesia dikenal sebagai salah satu yang
memiliki tumbuhan dan hewan yang tak terhitung jumlahnya. Sedangkan di dunia ini tidak ada
dua individu yang benar benar sama. Setiap individu pasti memiliki ciri-ciri khusus yang
menyebabkannya

berbeda


dari

mahluk

hidup

yang

lain

sehinggga

menimbulkan

keanekaragaman. Kekhasan dan tingginya tingkat keanekaragaman mahluk hidup sangat
bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia. Keanekaragaman mahluk hidup tersebut
kemudian dikenal dengan istilah keanekaragaman hayati. Karena mempunyai banyak sekali
manfaat maka keanekaragaman hayati akan sering dipergunakan sehingga akan berakibat pada
penurunan jumlah keanekaragaman hayati tersebut. Maka sebelum jenis keanekaragaman

tersebut punah maka harus dilakukan upaya upaya pencegahannya.

B. Rumusan Masalah
Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang keanekaragaman
hayati. Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka dibatasi menjadi sub-sub masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati ?
2. Apa saja tingkat keanekaragaman hayati?
3. Apa fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia ?
4. Apa faktor penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati ?

5. Bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penilisan makalah ini adalah untuk
1. Untuk mengetahui tentang pengertian keanekaragaman hayati;
2. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hayati;
3. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati;
4. Untuk mengetahui faktor penyebab hilangnya keanekaragaman hayati;
5. Untuk mengetahui bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati.
D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan

pembaca

tentang

keanekaragaman

hayati

dan

bagaimana

cara

untuk

melestarikannya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut UU No. 5 Tahun 1994, “keanekaragamana hayati adalah keanekaragaman
diantara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem
akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya,
mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem.”
Menurut Soerjani (1996), “keanekaragaman hayati menyangkut keunikan suatu spesies
dan genetik di mana mahluk hidup tersebut berada.”
Jadi, keanekaragaman hayati adalah segala keanekaragaman mahluk hidup yang bersifat
unik baik didaratan maupun lautan yang meliputi perbedaan gen, spesies dan ekosistem.
Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman genetik merupakan variasi
genetik dalam satu spesies baik di antara populasi-populasi yang terpisah secara geografik
maupun di antara individu-individu dalam satu populasi.”
Jadi keanekaragaman genetik adalah variasi atau perbedaan dalam satu spesies.
Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman spesies mencakup seluruh
spesies yang ditemukan di bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel
banyak (tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat diartikan

sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa karakteristik penting berbeda dari

kelompok-kelompok lain baik secara morfologi, fisiologi atau biokimia.”
Jadi, keanekaragaman spesies adalah variasi, bentuk, penampakan, dan frekuensi antara
spesies yang satu dan spesies yang lain.
Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman ekosistem merupakan
komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing
masing.”
Jadi, keanekaragaman ekosistem adalah bentuk interaksi atau hubungan timbal balik
mahluk hidup yang satu dengan mahuk hidup yang lain dan antara mahluk hidup dengan
lingkunganya.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan

kesuluruhan

atau


totalitas

variasi

gen,

jenis,

dan

ekosistem

pada

daerah.Keanekaragaman makhluk hidup ini merupakan kekayaan bumi yang
meliputi

hewan,

tumbuhan,


mikroorganisme

dan

semua

gen

yang

terkandung di dalamnya, serta ekosistem yang dibangunnya.
Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis), dan Keanekaragaman
ekosistem.

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati
1. Keanekaragaman Tingkat Gen
Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam suatu jenis atau
spesies mahluk hidup. Contohnya, buah durian (Durio ziberhinus) ada yang berkulit tebal,

berkulit tipis, berdaging buah tebal, berdaging buah tipis, berbiji besar, atau berbiji kecil.

Sementara keanekaragaman genetik pada spesies hewan, misalnya warna rambut pada kucing
(Felis silvestris catus) ada yang berwarna hitam, putih, abu-abu, dan cokelat.
Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen yang
terdapat di dalam kromosom yang di milikinya. Kromosom tersebut diperoleh dari kedua
induknya dari pewarisan sifat. Namun demikian, ekspresi gen suatu organisme juga dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Peningkatan keanekaraman gen dapat terjadi melalui hibridisasi atau perkawinan silang
antara organisme satu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses domestikasi atau budidaya
hewan atau tumbuhan liar oleh manusia. Dengan hibridisasi akan diperoleh sifat genetik baru
dari organisme-organisme pada satu spesies. Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu
spesies disebut varietas atau ras.
2. Keanekaragaman Tingkat Jenis (Spesies)
Keanekaragaman jenis atau spesies adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada komunitas
atau kelompok berbagai spesies yang hidup disuatu tempat. Contohnya disuatu halaman terdapat
pohon mangga, kelapa, jeruk, rambutan, bunga mawar, melati, cempaka, jahe, kunyit, burung,
kumbang, lebah, semut, kupu-kupuu, dan cacing.
3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan diri dengan

lingkungannya, kemudian terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antara satu spesies
dengan spesies lain, dan juga antara spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidupnya,
misalnya : suhu, udara air, tanah, kelembapan, cahaya matahari, dan mineral.
Ekosistem bervariasi sesuai spesies pembentuknya, misalnya ekosistem alami antara lain :
hutan, rawa, terumbu karang, laut dalam, padang lamun (antara terumbu karang dengan
mangrove), mangrove (hutan bakau), pantai pasir, pantai batu, estuari (muara sungai), danau,
sungai, padang pasir, dan padang rumput. Jenis organisme yang menyusun setiap ekosistem juga
berbeda beda misalnya pada ekosistem sungai terdapat ikan, kepiting, udang, ular, dan ganggang
air tawar.
Keanekaragaman ekosistem di suatu wilayah ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain
posisi tempat berdasarkan garis lintang, ketinggian tempat, iklim, cahaya matahari, kelembapan,
suhu, dan kondisi tanah.

C. Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman Hayati Indonesia merupakan anugrah terbesar dati Tuhan Yang Maha
Kuasa. Keanekaragaman hayati memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.
1. Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati
Nilai ekonomi keanekaragaman hayati merupakan nilai kemanfaatan dari berbagai sumber
hayati yang dapat menghasilkan keuntungan bagi penggunaanya, yaitu dapat di perjual belikan.
Keanekaragaman hayati yang memiliki nilai ekonomi antara lain sebagai bahan pangan, obatobatan, kosmetik, sandang, papan, dan memiliki aspek budaya.
a.

Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan pangan.
Keanekaragaman hayati di jadikan sebagai makanan pokok yang di konsumsi oleh manusia
misalnya dari tumbuhan yaitu padi, jangung, singkong, ubi jalar, talas kentang, sorgum dan lain
lain sedangkan dari hewan misalnya daging sapi, daging ayam, ikan laut dan telur.

b. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan obat-obatan
Keanekaragaman hayati yang berasal dari tumbuhan sebagai sumber obat-obatan, misalnya
: mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi, kina untuk obat malaria, buah merah untuk
mengobati kanker, kolesterol tinggi, dan diabetes. Sedangkan yang berasal dari hewan contohnya
madu lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan bagian daging dan lemak
ular dipercaya dapat mengobati penyakit kulit
c.

Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan kosmetik
Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai berikut misalnya :
Bunga mawar, melati, cendana, kenanga, dan kemuning dimanfaatkan untuk wewangian
(parfum). Kemuning, bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional untuk
menghaluskan kulit. Sedangkan urang aring, mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah
buaya digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut.

d. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan sandang
Keanekaragaman hayati yang dijadikan sumber sandang, misalnya : rami, kapas, pisang
hutan atau abaca, dan jute, dimanfaatkan seratnya untuk membuat kain atau bahan pakaian, ulat
sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi, kulit sapi dan
kambing untuk membuat jaket, bulu burung untuk membuat aksesoris pakaian.
e.

Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan papan

Sebagai bahan papan, keanekaragaman hayati dimanfaatkan untuk membuat rumah dan
sejenisnya misalnya kayu jati, kelapa, nangka, meranti keruing, rasamala, ulin dan bambu
dimanfaatkan kayunya untuk membuat jendela, pintu, tiang dan atap rumah.
f.

Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya
Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan antara lain : Budaya nyeka (ziarah
kubur) pada masyarakat jawa menggunakan bunga mawar, kenanga, kuntil, dan melati. Umat
islam menggunakan heawan ternak seperti sapi, kambing dan kerbau pada hari qurban. Upacara
ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung minyak atsiri yang berbau
harum, antara lain kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih, dan cendana.

2.

Nilai Pendidikan Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati dapat menambah pemahaman dan pengetahuan manusia.
Pemanfaatan hewan dan tumbuhan digunakan untuk bahan percobaan untuk kedokteran dan
eksperimen eksperimen tertentu.

3.

Nilai Ekologi Keanekaragaman Hayati
Nilai ekologi dari keanekaragaman hayati, antar lain sebagai perlindungan terhadap
kerusakan lahan karena akar tanaman akan melindungi tanah dari kerusakan, pengikisan,
menyerap air hujan sehingga tidak terjadi banjir atau tanah longsor.

D. Faktor Penyebab Menghilangnya Keanekaragaman Hayati
Menghilangnya kanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat disebabkan oleh beberapa
faktor berikut ini :
1. Hilangnya Habitat
Daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) menunjukkan bahwa
hilangnya habitat yang diakibatkan manajemen pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan
menjadi penyebab terbesar hilangnya kenaekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk
menyebabkan semakin bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia
untuk kehidupan tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan untuk tempat tinggal
penduduk, dibabat untuk digunakan sebai lahan pertanian atau dijadikan lahan industri.
2. Pencemaran Tanah, Udara, dan Air

Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah, dan udara. Beberapa polutan berbahaya bagi
organisme misalnya, nitrogen dan sulfur oksida yang dihasilkan dari kendaraan bermotor jika
bereaksi dengan air akan membentuk hujan asam yang merusak ekosistem. Pembuangan
chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang.
Akibatnya intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan banyak
masalah, antara lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan yang menyebabkan
terganggunya keseimbangan rantai makanan organisme.
3. Perubahan Iklim
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas karbon dioksida
(CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven (1995), “ efek rumah kaca
meningkatkan suhu udara 1-30C dalam kurn waktu 100 tahun.” Kenaikan suhu tersebut
menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan air laut sekitar 1-2 m yang
berakibat terjadinya perubahan struktur dan fungsi ekosistem lautan.

4. Eksploitasi Tanaman dan Hewan
Eksploitasi Hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya dilakukan terhadap
komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya kayu hutan yang digunakan untuk
bahan bangunan dan ikan tuna sirip kuning yang harganya mahal dan banyak diminati oleh
pencinta makanan laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesiesspesies tertentu, apalagi bila tidak diimbangi dengan usaha pengembangbiakannya.
5. Masuknya Spesies Pendatang
Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies lokal yang
sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah tersebut. Beberapa spesies asing
tersebut dapat menjadi spesies invasif yang menguasai ekosistem. Contohnya ikan pelangi
(Melanotaenia ayamaruensis) merupakan spesies endemik Danau Ayamaru, Papua Barat. Ikan
pelangi terancam punah karena dimangssa oleh ikan mas (Cyprinus carpio) yang dibawa dari
jepang dan menjadi spesies invasif di danau tersebut.
6. Industrilisasi Pertanian dan Hutan
Para petani cendrung menanam tumbuhan dan memelihara hewan yang bersifat unggul dan
menguntungkan, sedangkan tumbuhan dan hewan yang kurang unggul dan kurang
menguntungkan akan disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian atau hutan industri

umumnya hanya ditanami satu jeis tanaman (monokultur) misalnya teh, karet, dan kopi. Hal ini
dapat menurunkan keanekaragaman hayati tingkat spesies.

E. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Menurunnya keanekaragaman hayati menyebabkan semakin sedikit pula manfaat yang
dapat diperoleh manusia. Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan melakukan
pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati. Konservasi keanekaragaman hayati memiliki
beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
a)

Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan;

b)

Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan pemanfaatan yang
tidak terkendali;

c)

Menyediakan sumber plasma nuftah untuk mendukung pengembangan dan budidaya tanaman
pangan, obat-obatan, maupun hewan ternak.
Konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia diatur oleh UU No. 5 tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya dan UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
dengan tiga azas, yaitu tanggung jawab, berkelanjutan, dan bermanfaat.
Pelestarian sumber daya alam hayati harus dilakukan secara terpadu dan melibatkan
banyak pihak. Beikut ini akan dijelaskan dua jenis pelestarian yaitu pelestarian secara In Situ
dan Pelestarian Ek Situ.

1. Pelestarian Secara In Situ
Pelestarian secara in situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang dilakukan di
habitat asalnya. Contohnya, bunga Rafflesia arnoldi di Bengkulu, badak jawa di Ujung Kulon,
dan komodo di Pulau Komodo. Yang termasuk pelestarian sumber daya alam hayati secara in situ
yaitu :
a) Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan alam yang membiarkan alam berkembang secara
alamiah.
b) Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam yang dibina oleh para ahli.
c) Perlindungan geologi, yaitu perlindungan terhadap formasi geologi (tanah).
d) Perlindungan alam zoologi, yaitu perlindungan terhadap hewan langka dan hampir punah serta
perkembangbiakannya.
e) Perlindungan alam botani, yaitu perlindungan terhadap tumbuhan.

f)

Taman nasional, digunakan sebagai tempat rekreasi.

g) Perlindungan pemandangan alam berupa danau dan air terjun.
h) Perlindungan monumen alam berupa perlindungan terhadap benda benda alam yang terpencil.
i)

Perlindungan suaka margasatwa, yaitu perlindungan hewan dari perburuan.

2. Pelestarian Secara Ek Situ
Pelestarian secara ek situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang dilakukan di
luar habitat asalnya atau dipelihara di tempat lain. Pelestarian secara ek situ ada beberapa
macam, misalnya kebun koleksi, kebun plasma nuftah, dan kebun raya.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah. Tingkat
keanekaragaman hayati terdiri dari tiga yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan
keanekaragaman ekosistem.
Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai ekonomi sebagai sumber
bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan dan memiliki aspek budaya. Selain itu
keanekaragaman hayati juga memiliki nilai pendidikan dan ekologi.
Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di suatu daerah
disebabkan oleh hilangnya habitat, pencemaran tanah, udara dan air, perubahan iklim, eksploitasi
tanaman dan hewan, masuknya spesies pendatang dan industrilisasi pertanian dan hutan.
Untuk

mencegah

kepunahan

keanekaragaman

hayati

diperlukan

usaha

untuk

melestarikannya baik usaha untuk perlindungan maupun pengawetan alam serta pelestarian
keanekaragaman hayati yang meliputi pelestarian secara in situ maupun ek situ.

B. Saran
Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman baik hewan
maupun tumbuhan. Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan usaha bersama antara
pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk melestarikannya, dan memberikan sanksi yang
tegas kepada oknum-oknum yang bertanggung jawab atas perusakan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas. (2013). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. (cetakan ke-1).
Bandung : Yrama Widya.
Henny Riandari. (2014). Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Solo : Global
Mochamad Indrawan. (2007). Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Supardi. (1994). Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung : Alumni
Anonim. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

MAKALAH IPA
“KEANEKARAGAMAN HAYATI”

Di susun oleh

:

1. Jumroh atunnisa
2. M. Adri asabikh
3. Piki ikmalul amri
4. Siti rifaiyah
5. Via afifah

SMK NU AL YAMAN LEBAKSIU
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Keanekaragaman Hayati“. Dalam penulisan makalah ini kami pun mendapat banyak
ilmu yang berguna, bagi diri sendiri dan pembaca untuk kedepannya.
Makalah

ini

disusun

agar

pembaca

dapat

memperluas

ilmu

pengetahuan

tentang Keanekaragaman Hayati, selain itu juga dengan adanya makalah ini diharapkan bagi
pembaca agar dapat mengembangkannya lagi. Makalah yang kami buat ini, kami ambil dari
beberapa sumber. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut ambil alih
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan khususnya
pada diri saya sendiri serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua.
Penulis menyadari makalah yang kami buat ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kami mohon untuk saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Keanekaragaman hayati adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang
berbeda jenis, spesiesnya, dan perbedaan ekosistemnya. Bagaimana
keanekaragaman hayati terjadi ? keanekaragaman hayatiterjadi karena adanya
perbedaan sifat, seperti ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup
(ekosistem) dan lain – lain.
Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan
kelestarian makhluk hidup. Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses
evolusi dan adaptasi. Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam waktu
lama yang akan membentuk makhluk hidup yang berbeda dengan asalnya
sehingga akan menimbulkan spesies baru. Sedangkan adaptasi adalah proses
penyesuaian diri terhadap linkungan yang berbeda akan menghasilkan
makhluk hidup yang berbeda pula. Misalnya burug galatik yang hidup di
kepulauan Galapagos, pada mulanya burung galatik berasal dari tempat yang
sama di amerika selatan. Oleh karena hidupnya berpindah-pindah dan
menghuni tempat yang berbeda, lama kelamaan paruh burung galatik
mengalami perubahan sesuai dengan kondisi lingkungan baru.
B . Perumusan Masalah

1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui macam-macam keanekaragaman hayati ?
Apa tingkat keanekaragaman hayati ?
Tipe-TipeEkosistem ?
Apasaja Manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati ?
Apa keanekaragaman hayati indonesia ?
C . Tujuan

1. Agar dapat mengetahui macam-macam keanekaragaman haryati
2. Agar dapat mengetahui tingkat keanekaragaman hayati
3. Agar dapat mengetahui tipe-tipe ekosistem
4. Agar dapat mengetahui manfaat dan nilai yang terkandung dalam
keanekaragaman hayati
5. Agar dapat mengetahui keanekaragaman hayati indonesia
D. Manfaat
Dengan penulisan makalah ini, kita dapat mengetahui lebih banyak tentang
Keaneragaman Hayati.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEANEKARAGAMAN HAYATI

Apabila Anda mendengar kata “Keanekaragaman”, dalam pikiran anda
mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik
ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut memang
tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan
bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan
dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah.

Sedangkan kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi
keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup
(organisme) penghuni biosfer.
Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau
keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya
perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat
lainnya.
Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan
adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep
keseragaman dan keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke halaman
sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai bermacammacam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu,
maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi,
misalnya: palem, mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah,
misalnya: cabe, tomat, melati, mawar dan lain-lainnya. Ada tumbuhan yang
berbatang keras, dan berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar, tetapi ada
pula yang berdaun kecil, serta bunga yang berwarna-warni. Begitu pula Anda
akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri seperti:
tulang daun menyirip atau sejajar, sistem perakaran tunggang atau serabut,
berbiji tertutup atau terbuka, mahkota bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lainlain. Begitu pula pada hewan-hewan yang Anda temukan, terdapat hewanhewan yang bertubuh besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh
kecil seperti semut serta kupu-kupu. Ada hewan berkaki empat, seperti
kucing. Berkaki dua seperti ayam. Berkaki banyak seperti lipan dan luwing.
Juga akan tampak burung yang memiliki bulu dan bersayap.
Di samping itu, Anda juga akan menemukan hewan yang hidupnya di
air seperti: ikan mas, lele, ikan gurame. Dan hewan-hewan yang hidup di
darat seperti kucing, burung dan lain-lain. Ada hewan yang tubuhnya ditutupi

bulu seperti burung, ayam. Ada yang bersisik seperti ikan gurame, ikan mas,
dan ada pula yang berambut seperti kucing, kelinci dan lain-lain.
B. TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

Dari hasil pengamatan atau observasi di halaman sekolah, Anda telah
menemukan adanya keseragaman dan keberagaman pada makhluk hidup.
Untuk lebih memahami uraian diatas, berikut ini adalah tingkat
keanekaragaman hayati :
Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis
pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran
dalam satu jenis disebut variasi.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkatan
keanekaragaman hayati, simak uraiannya berikut ini:
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati tingkat gen? Untuk
menemukan jawaban ini, cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini
memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau
kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda temukan
antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya.
Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung,
ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat
keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu
dan bentuk pial (jengger).

Gambar 1. Keanekaragaman gen pada ayam
Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah
mangga, serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua
disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk
hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen
merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat
diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya.
Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi
susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen
inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.
Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu
makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan
memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi
susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu
dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri
setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut
mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor
genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui
perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.
Perbedaan sifat pada jenis mangga dapat Anda amati pada tabel berikut:

No.

Mangga

Bentuk Buah

Rasa

1.
2.
3.

golek
kuini
gedong

lonjong panjang manis
bulat telur, besar manis
bulat, kecil
lebih manis

arima
tidak wangi
wangi
tidak wangi

Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda,
antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning);
warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting). Cobalah perhatikan
diri Anda sendiri! Ciri atau sifat apa yang Anda miliki? Sesuaikan dengan uraian di atas?
2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (spesies)
Dapatkah Anda membedakan antara tumbuhan kelapa aren, nipah dan pinang? Atau
membedakan jenis kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan
kacang hijau? Atau Anda dapat membedakan kelompok hewan antara kucing,harimau, singa dan
citah? Jika hal ini dapat Anda bedakan dengan benar, maka paling tidak sedikitnya anda telah
mengetahui tentang keanekaragaman jenis.
Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, anda dapat
mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan
hidup dan lain-lain.
Contoh, dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri,
kacang hijau dan kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat dengan
mudah membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara ciri satu
dengan yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek);
kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah
biji, serta rasanya yang berbeda.

Gambar 2. Keanekaragaman jenis pada kacang-kacangan
Contoh lain, keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun binatang, Anda dapat mengamati
hewan harimau, singa, citah dan kucing.

Gambar 2. Keanek ragaman jenis pada hewan (a) harimau, (b) singan, (c)
kucing dan (d) citah.
Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi
diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna
bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.
Cobalah Anda perhatikan perbedaan sifat dari hewan berikut ini :
No Ciri-ciri

Kucing

Harimau

Singa

Citah

Kecil

Besar

Besar

Sedang

.
1. Ukuran
tubuh
2. Warna bulu Hitam,

putih, Hitam,

putih, Hitam,

kuning

kuning

kuning

putih

Hutan, rumah

Hutan

Hutan

Pohon

3. Tempat

putih, Hitam/

hidup

Demikian pula pada kelompok tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah akan
memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat pada tinggi batang, daun dan bunga. Contohnya
kelapa, aren, pinang, dan lontar, seperti tampak pada tabel pengamatan berikut ini.
No Ciri-ciri Kelapa

Aren

Pinang

Lontar

1. Tinggi

25m

25

15-30m

Batang

>30m

2. Daun

-Panjang
daun

tangkai -Panjang

75-150cm tangkai daun daun

-Helaian daun 5m, 150cm
ujungruncing
3. Bunga

Tangkai

keras
Tongkol

pendek

dan

-Panjang

tangkai

daun

100cm

-Helaian daun bulat,
tepi daun bercangap

Tongkol

Tongkol

menjari
Bulir

Gambar 2. Keanekaragaman pada suku Palmae
Dari contoh-contoh di atas, Anda dapat mengetahui ada perbedaan atau variasi sifat pada kucing,
harimau, singa dan citah yang termasuk dalam familia/suku Felidae. Variasi pada suku Felidae
ini menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis.
Hal yang sama terdapat juga pada tanaman kelapa, aren, pinang, dan lontar yang termasuk suku
Palmae atau Arecaceae.
3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Di lingkungan manapun Anda di muka bumi ini, maka Anda akan menemukan makhluk hidup
lain selain Anda. Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan
tempat hidupnya.
Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi
berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel
banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita.
Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut
faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat
keasaman, dan kandungan mineral.

Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh karena
itu, ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik pun
bervariasi pula.
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan
hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya
atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam
suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem?
Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk
ekosistem.

Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c) gurun pasir
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan
terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya
penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis
lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim
sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah
tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan
fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan
fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka
terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.

Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk,
penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan
keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat
jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena
didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas
unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada
komponen-komponennya yang mengalami gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan
perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat
merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh
gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan secara liar dan perburuan
hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara
perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat
ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan
ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. Demikian halnya
dengan bencana tsunami.

C. TIPE-TIPE EKOSISTEM
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan,
yaitu:
a. ekosistem air atau Akuatik (air)
1)

Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,
dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
2)

Ekosistem Air Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-mencapai
55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
3)

Ekosistem Estuari

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.[5] Estuari sering dipagari oleh
lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki
produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi
4)

Ekosistem Pantai

Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup
di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
5)

Ekosistem Sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air.
6)

Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.
Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.
7)

Ekosistem Laut Dalam

Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
8)

Ekosistem Lamun

Lamun atau seagrass adalah satu satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di
lingkungan laut. Tumbuh tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
b.

ekosistem darat atau Terestrial (darat)

1)

Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang
lainnya tergantung letak geografisnya.
2)

Sabana

Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi
temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.
3)

Padang Rumput

Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri
padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur,
porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.
4)

Gurun

Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem
gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antarasiang dan
malam sangat besar.
5)

Hutan Gugur

Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah
curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
6)

Taiga

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya
adalah suhu di musim dingin rendah.
7)

Tundra

Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di
puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
8)

Karst (batu gamping/gua)

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur
untukpertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi
yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem

karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di
ekosistem lain.

C. EKOSISTEM BUATAN
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan
didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan
adalah:
1)

Bendungan,

2)

Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus,

3)

Agroekosistem berupa sawah tadah hujan,

4)

Sawah irigasi,

5)

Perkebunan sawit,

6)

Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa,

7)

Ekosistem ruang angkasa.

Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan
materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti
polusi dan panas.
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri
kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu
bergantung pada bumi.
D. Manfaat dan nilai keanekaragaman hayati
Manfaat-manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati, ialah sebagai
berikut:
Kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan yang bersifat mutlak , seperti:

a.
b.

Sandang (ulat sutra, bulu domba, kapas).
Pangan (serealia/biji - bijian, umbi - umbian, sayur, buah, telur, daging, susu dan

sebagainya).

c.
d.

Papan (meranti, jati, sengon, pohon sawo, dan sebagainya).
Udara bersih (pepohonan).
Kebutuhan Sekunder, kebutuhan untuk lebih menikmati hidup, misalnya:

a.
b.

Transportasi (kuda, onta, sapi).
Rekreasi (hutan, taman bunga, tanaman hias, keindahan bawah laut, hewan piaraan dan

sebagainya).
3.

Keanekaragaman hayati dapat menghasilkan produk berupa materi atau jasa yang manfaatnya
dapat ditukar dengan uang, misalnya bahan kebutuhan pokok atau pangan yang diperdagangkan,
dikatakan memiliki nilai ekonomi.

4.

Bagi suatu negara tertentu, keanekaragaman hayati dapat memberikan kebanggaan karena
keindahan atau kekhasannya, seperti: karapan sapi di madura, ukiran jepara dari kayu jati,
lukisan wayang dari kulit domba dan sebagainya. Keanekaragaman hayati tersebut memiliki nilai
budaya.
5.

Keanekaragaman hayati masih terus diteliti oleh para ahli, karena sebagai sumber ilmu

atau tujuan lain (misalnya :pemuliaan hewan dan tumbuhan, pelestarian alam, pencarian
alternatif bahan pangan dan energi dan sebagainya). jadi keanekaragaman hayati memiliki nilai
pendidikan.

E. KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA
Tahukah Anda, bahwa Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara yang memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi? Dua negara lainnya adalah Brazil dan Zaire. Tetapi
dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya
adalah disamping memiliki keanekragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe
Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia
terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran
terbatas).
Untuk lebih memahami materi tersebut, silakan Anda simak uraian mengenai keaneragaman
hayati yang terdapat di Indonesia berikut ini!

Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi
dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya
keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di
Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput,
ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan
lain-lain. Masing-masing ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri.
Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora
Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia,
dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai
kelompok flora Malesiana.
Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tinggi,
didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji
bersayap. Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan.
Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya Keruing ( Dipterocarpus sp),
Meranti (Shorea sp), Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan Kayu kapur (Drybalanops
aromatica).
Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan
kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan.
Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan
Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.
Sebagai negara yang memiliki flora Malesiana apakah di Malaysia dan Filipina juga memiliki
jenis tumbuhan seperti yang dimiliki oleh Indonesia? Ya, di Malaysia dan Filipina juga terdapat
tumbuhan durian, mangga, dan sukun. Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan
endemik Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat sejenis anggur
liar, yaitu Tetrastigma.
Bagaimana dengan wilayah Indonesia bagian timur? Apakah jenis tumbuhannya sama? Indonesia
bagian timur, tipe hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua)
terdapat hutan non?Dipterocarpaceae. Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya

beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di
Irian.
Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di Indonesia memiliki
tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta
peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan
Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng,
harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak
ada.
2. Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan.
3. Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis
binturang), monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang
(Nyeticebus coucang).
4. Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat
berkicau. Burung-burung yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar
nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih
(Mycrohyerax latifrons).
Sekarang mari kita lanjutkan dengan hewan-hewan yang terdapat di Kawasan Indonesia Timur.
Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara,
relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewannya adalah:
1. Mamalia berukuran kecil
2. Banyak hewan berkantung
3. Tidak terdapat species kera
4. Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam
Irian Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya: kanguru (Dendrolagus
ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek si burung terbanyak, dan yang
paling terkenal adalah burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, terutama di
pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis).

Sedangkan daerah peralihan meliputi daerah di sekitar garis Wallace yang terbentang dari
Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus),
maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa).
Adapun manfaat keanekaragaman hayati adalah sebagai berikut:

BAB III
PENUTUP
A . KESIMPULAN
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah
pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan
menurut

skala

organisasi biologisnya,

yaitu

mencakup

gen,

spesies tumbuhan, hewan,

dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini
merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan
dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai
ukuran kesehatan sistem biologis.
Keanekaragaman

hayati

tidak

terdistribusi

secara

merata

di

bumi;

wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman
hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun
proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar
600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa,
dan organisme uniselulerlainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan
ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga
terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
Jenis keanekaragaman hayati



Keanekaragaman genetik (genetic diversity); Jumlah total informasi genetik yang terkandung
di dalam individu tumbuhan, hewan dan mikroorganisme yang mendiami bumi.



Pengertiannya keanekaragaman gen adalah faktor pengatur sifat yang terdapat dalam sel
makhluk hidup.gen diwariskan orang tua (induk) pada keturunannya.



Keanekaragaman jenis(spesies) (species diversity); Keaneraragaman organisme hidup di bumi
(diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari.



Pengertian keanekaragaman jenis(spesies) adalah Keanekaragaman hayati yang dapat
ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok
hewan, tumbuhan dan mikroba.



Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity); Keanekaragaman habitat, komunitas biotik
dan proses ekologi di biosfer atau dunia laut.



Pengertian keanekaragaman ekosistem adalah Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan
dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir.
Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai keanekaragaman
hayati.

B. SARAN – SARAN
Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman hayati, yaitu
terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuhan yang beranekaragam., Adapun beberapa usaha yang
dapat kita lakukan untuk memperbaiki dan melestarikan keanekaragaman hayati tersebut seperti
penghijauan(reboisasi), pemuliaan, pelestari