PERSYARATAN IMB UNTUK PERUMAHAN doc

PERSYARATAN IMB UNTUK PERUMAHAN
DI BEKASI
1. Fotokopi SPPL (Surat Pertimbangan Pemanfaatan Lahan)
2. Fotokopi Surat Izin Lokasi
3. Fotokopi Izin Peruntukan Penggunaan Lahan
4. Fotokopi KTP atau Tanda Bukti Diri Penanda Tangan Pemohon
5. Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan
6. Fotokopi Peil Banjir terdiri:
a. Berita Acara hasil pengecekan Advis Teknik Peil Banjir
b. Gambar Saluran pembuang
7. Fotokopi Sertifikat Hak Atas Tanah atau Bukti Perolehan Hak atas tanah
8. Fotokopi Tanda Bukti Pelunasan PBB Tahun Terakhir
9. Fotokopi Aspek Tata Guna Tanah
10. Gambar Rencana Tapak (Site Plan)
11. Gambar Bangunan
12. Fotokopi Rekomendasi TPU
13. Fotokopi Perhitungan Konstruksi bangunan apabila bangunan bertingkat
14. RAB untuk RS/RSS
15. Fotokopi Amdal untuk perumahan luas tanah lebih dari 200 Ha

PERATURAN-PERATURAN:

1. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 1996 tentang Izin Mendirikan Bangunan di
Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi.
2. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 1999 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi.

http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=35497&ik=4
Jumat 28 Maret 2008, Jam: 11:07:00
BEKASI (Pos Kota) - Bukan rahasia umum lagi mengurus izin mendirikan bangunan
(IMB) adanya permainan terselubung antara pemilik bangunan (pengusaha) dan
birokrat (petugas).
Permainan cincai-cincai ini semakin kentara saat pemilik rumah di perumahan
memperluas bangunan tidak sesuai peruntukannya. Begitu pula saat bangunan
terbentur dengan garis sepadan jalan (GSJ) dan garis sepadan bangunan (GSB).
Seperti mengurus IMB di Kota Bekasi, pemohon sering terbentur GSJ dan GSB . Artinya,
jika bangunan yang diinginkan IMB-nya terlampau mepet dengan jalan, pasti IMBnya secara resmi tak bisa diurus.
Situasi inilah yang dimanfaatkan oknum Dinas Tata Kota dan Permukiman (Distarkim)
Kota Bekasi untuk cincai-cincai (membayar sejumlah uang dan masuk kantong
pribadi).
Jika bangunannya tidak menyalahi GSJ, mereka bertindak sebagai calo. Jika melanggar,
mereka bertindak sebagai ‘penyelamat’ dengan tidak menggusur bangunan, asalkan

ada cincai-cincai.
SUDAH BIASA
Syaiful, warga di Bekasi Timur, menyebut cincai-cincai sudah biasa terjadi saat mengurus
IMB. Meski tarif sudah ditetapkan melalui Perda No. 61/1999, namun karena syarat
dan prosedurnya rumit, warga memilih diuruskan. Terlebih warga 'buta' besaran dan
rumus tarif yang ditetapkan. Akibatnya bisa ditebak, mereka lebih memilih diuruskan.
Bisa dimaklumi, karena warga biasanya tidak tahu prosedur dan syaratnya. Bahkan ketika
disodori tarif yang jutaan, biasanya warga tidak tahu hitung-hitungannya. "Asal
masuk akal, ya kita terima saja," kata Ilham, warga.
Rumitnya persyaratan urus IMB di Kota Bekasi bisa membuat 'kepala botak'. Seperti
gambar bangunan, perhitungan konstruksi, rumus biaya, koefisien kelas jalan, luas
bangunan dan lainnya.
"Penetapan besarannya sesuai SK Walikota. Tapi kita tak tahu berapa sebenarnya besaran
retribusi. Bisa miliaran," kata Soedjoko, Ketua LSM Lapsi.
Menurutnya, dampak cincai IMB ini bisa dirasakan ketika ada supermarket yang sudah
keluar IMB-nya. Padahal, syarat Amdal/Andal belum selesai. "Ini kan aneh?"
katanya.

Dampaknya, kemacetan lalu-lintas atau banjir karena drainasenya melanggar. Lahan
resapan bisa berdiri mal, menjadikan banjir makin parah.

"Lihat saja Jln. Cut Meutia atau di Jln. Ahmad Yani. Kalau saya diikutkan, saya tidak
setuju ada mal di situ," kata Kasat Lantas Polrestro Bekasi, Kompol Bonaparte, belum
lama ini.
Kasus ini menjadi salah satu bagian yang menjadikan Kota Bekasi makin ruwet. Bukan
hanya dari sisi tata bangunan, tetapi juga masalah tata airnya, lalu-lintasnya, maupun
dampak sosiologisnya.
Kasus lain, makin banyaknya bangunan liar yang tak terkontrol. Menjadi sangat jelas,
ketika ada bangunan mepet saluran atau bahkan di atas saluran. Jika dihitung,
jumlahnya bisa mencapai ribuan.
"Kalau ada IMB-nya, justru aneh. Herannya, kenapa dibiarkan berlarut-larut yang makin
lama akan makin sulit ditertibkan," kata Soedjoko.
TIDAK SULIT
Menanggapi pengurusan IMB ini, Sopandi Budiman, Kepala Bagian Tata Usaha Dinas
Tata Ruang dan Permukiman Kota Bekasi mengatakan, sebenarnya tidak sulit.
Warga yang hendak mengurus, silakan datang ke kantor UPSA (unit pelayanan satu atap)
atau petugas UPTD di kecamatan. "Akan ada form yang bisa diisi warga," katanya.
Disinggung adanya cincai-cincai retribusi IMB ini, Sopandi menyebut hingga kini tidak
ada laporan. "Sampai saat ini belum ada yang ditindak karena memang belum ada
laporan pelanggaran," katanya.
Namun, Sopandi menyebut pentingnya masyarakat maupun semua elemen ikut

memantau masalah bangunan ini. Kalau ada pelanggaran, seperti bangunan di atas
saluran, silakan dilaporkan.
"Kami juga akan meningkatkan pengawasan di lapangan. Kalau benar ada petugas yang
main mata dengan warga, maka kami bisa menjatuhkan sanksi," katanya.
Tentang bangunan yang dibongkar, Sopandi menyebut sudah ada yang dibongkar. Seperti
bangunan liar, tower telepon maupun lainnya. Namun, tidak disebut adanya ruko atau
bangunan supermarket yang melanggar yang dibongkar.
OKNUM KECAMATAN
Di Kabupaten Bekasi, IMB menjadi masalah di tingkat kecamatan. Ini terjadi karena
kecamatan memungut biaya jauh melebihi yang diatur dalam perda.
Seperti di Kecamatan Cikarang Utara, seorang staf kecamatan diperiksa Bawasda karena
dituduh menggelapkan uang IMB dari sejumlah pemohon.

Perizinan IMB lewat kecamatan, rawan penggelapan, karena uang retribusi IMB tidak
langsung disetor ke pemda, tetapi mengendap dulu di tangan oknum staf kecamatan.
Baik di Kota Bekasi maupun di Kabupaten Berkasi, petingginya mengaku akan
membersihkan oknum yang nakal tersebut. “Kalau ketahuan begitu, kita akan pecat,”
kata Wakil Bupati, Darip, kemarin.
DI BOGOR
Sedangkan di Kota Bogor, sebuah bangunan pusat perbelanjaan di Jln. Raya Tajur,

Kecamatan Bogor Timur yang menyalahi GSJ dan GSB nyaris dikeluarkan IMB.
“Semula bangunan itu tujuh lantai karena menyalahi GSJ, harus dipenggal,” ujar
Walikota Diani Budiarto. Dia mengakui adanya permainan cincai-cincai dalam
mengeluarkan IMB, yakni di aparat pemda dan pengusahanya yang nakal.
“Kinerja aparat perlu dipertanyakan ketika misalnya, pengusaha sudah mengurus izin
beberapa bulan tapi belum ada kejelasan, ternyata pengusaha diminta sekian ratus
juta,” katanya. Di satu sisi, kesalahan pengusaha yang pengurusan izinnya belum
selesai tapi sudah diresmikan.
Kadis Cipta Karya Kabupaten Bogor Mas’ud Djalil mengatakan, dari sekitar 123
perumahan kelas menengah ke bawah di Kabupaten Bogor hampir 77 persen di
antaranya tidak ada IMB saat si pemilik rumah merenovasi rumahnya dari bentuk
semula.
“Adanya permainan ini, ujung-ujungnya PAD dari IMB gagal tercapai,” katanya. Untuk
mencapai target PAD dari IMB tahun 2008 sebesar Rp36 miliar inilah pihaknya akan
memberikan kemudahan dengan merevisi Perda IMB No.8 tahun 2006.
DI TANGERANG & DEPOK
Di Kota Tangerang, banyaknya permainan cincai mengurus IMB sehingga mengabaikan
AMDAL. Tatang Sago, Koordinator Wilayah Lembaga Independen Pemantau
Aparatur Negara (LIPAN) Banten, menyoal protes ratusan warga atas pembangunan
belasan Ruko Taman Royal.

Ternyata Kali Apur di depan ruko itu main uruk diganti saluran air kecil untuk dijadikan
lokasi parkir. “Akibatnya, saat hujan permukiman di sekitarnya kebanjiran,” katanya.
Pengurusan IMB di Kota Depok untuk rumah ditangani kecamatan, sedangkan
perumahan dan bangunan industri di Pemkot Depok. Oknum kedua lembaga itu
memanfaatkannya untuk cincai-cincai. “Saya pernah diminta oknum kecamatan Rp1
juta untuk IMB rumah dari harga resmi sekitar Rp250 ribu,” ujar EN Sasmita, tokoh
masyarakat di Sawangan. Jika tak memberikan uang di atas harga resmi, dipastikan
IMB akan sulit ditandatangani camat.

Sedangkan pengurusan IMB untuk perumahan harus ke Dinas Bangunan dan Tata Kota,
Dinas PU dan Dinas Pengairan terakhir tanda tangan Walikota Depok. “Untuk
mempercepat IMB sudah pasti biayanya cukup besar,” kata Sasmita.
RETRIBUSI IMB DI KOTA BEKASI
1. Biaya Bangunan = Luas Bangunan (A) x standar harga bangunan/m2 (B)
2. Nilai Bangunan (D)= Biaya Bangunan (C) x hasil koefisien (kelas jalan X guna
bangunan x luas bangunan x tingkat bangunan
3. Biaya Izin IMB
- Biaya Sempadan : 1% x D = F
- Biaya Pemeriksaan Gambar : 0,05% x D = F
- Biaya Pengawasan : 0,05% x D = G

- Biaya Plat Nomer : Rp4.000
- Biaya Formulir Pendaftaran : Rp1.000
Jumlah Total Retribusi IMB: = Rp (E+F+G)+5.000.

http://www.kab-bekasi.go.id/bekasilama/m804_imb_bagan.html
TAHAPAN MENGURUS IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN ( IMB ) DI
KABUPATEN BEKASI

KETERANGAN IMB UNTUK
PERUMAHAN DAN BANGUNAN PEMERINTAH
1. Surat Izin Pelaksanaan MEndirikan Bangunan dapat digunakan membangun sampai
selesai.
2. IMB definitif dapat dikeluarkan setelah bangunan selesai dibangun.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan membangun adalah
sbb:
Siapkan fotokopi IMB di Proyek
Pasang papan Proyek
Laksanakan Bangunan sesuai IMB
4. Jangka waktu penerbitan IMB ditetapkan selambat-lambatnya 30 ( tiga puluh ) hari
kerja.


Pelayanan Satu Atap Pemda Berbelit-belit dan Dipungli
Jakarta, Sinar Harapan
Pelayanan satu atap yang disediakan Pemda untuk memudahkan warga mengurus
pelbagai perizinan seperti kartu tanda penduduk (KTP) atau surat izin mendirikan
bangunan (IMB) ternyata masih jauh dari harapan.
Warga menilai pelayanan satu atap itu terlalu birokratis dan masih diwarnai pungutan liar
(pungli) dengan dalih ”uang administrasi”.
Keluhan itu diungkapkan sejumlah warga kepada SH, Kamis (11/3) sore menanggapi
sosok pelayanan umum yang biasa disebut dengan istilah pelayanan satu atap.
Sebut saja Ati, warga Tebet Barat, Jakarta Selatan. Dia mengaku harus membayar Rp
50.000 untuk meminta KTP baru pengganti kartu tanda penduduk miliknya yang hilang
beberapa waktu lalu. Padahal, menurut ketentuan, penerbitan KTP baru itu tidak dikenai
biaya.
Sedangkan, Suparlan, warga Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat
mengeluhkan masih berbelit-belit proses pembuatan surat izin mendirikan bangunan
(IMB) baru untuk rumah yang baru direnovasi. Syarat yang harus dipenuhi,
menurutnyaadalah akta dan gambar rumahnya yang baru.
”Saya sudah berulangkali datang ke kantor Wali Kota Jakarta Barat untuk mengurus.
Petugas di sana mengatakan bahwa gambar rumah saya tidak sesuai ketentuan. Padahal

yang menggambar itu arsitek yang merenovasi rumah saya. Masak masih salah juga sih,”
keluhnya.
Kondisi serupa tidak jauh berbeda di lingungan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab)
Bekasi. Pelayanan publik yang dikenal dengan istilah pelayanan satu atap macet total.
Bahkan, sebuah ruangan yang disiapkan guna memberikan kemudahan pelayanan
terhadap masyarakat, kini terlantar. Para petugas yang sudah ditugaskan sebagai
pelaksana pelayanan di satu atap itu, kini kembali ke unitnya masing-masing.
Sejak ruang satu atap itu dibangun tahun 2000, sama sekali tidak pernah berfungsi.
Padahal, pemerintah setempat telah mengeluarkan dana ratusan juta rupiah untuk
memodifikasi tempat tersebut. Keterangan yang diperoleh SH menyebutkan, pelayanan
satu atap itu tidak berfungsi karena masyarakat juga tidak ada yang datang dan enggan
ketempat itu dalam mengurus segala urusan.
”Kalau ada urusan, masyarakat lebih memilih lagsung ke dinas instasi terkait ketimbang
harus ke satu atap yang pelayanannya juga belum tentu lebih mudah dan cepat,” kata
seorang petugas yang tidak bersedia disebut namanya.
Berjalan Lancar
Sementara itu, di lingkungan Pemerintahan Kota (Pemkot) Bekasi, pelayanan satu atap
sejak tahun 2000 hingga saat ini berjalan lancar. Masyarakat yang berurusan dalam
mengurus sesuatu dengan Pemkot Bekasi tinggal mendatangi tempat satu atap.
Di sana, petugas masing-masing dinas instansi yang berkaitan dengan pelayanan, sudah

ditempatkan. Pelayanan pun dapat dilakukan tanpa masyarakat harus mondar-mondir ke
beberapa tempat.

Surat yang dapat diurus dalam satu atap itu di antaranya surat izin mendirikan bangunan
(IMB), surat undang-undang gangguan (HO), surat dan akta nikah serta akta lahir, suratsurat tanah.
Termasuk surat-surat lainnya yang menyangkut pelayanan masyarakat. Sedangkan, untuk
pengurusan KTP dan kartu keluarga (KK) warga harus langsung ke kelurahan dan
kecamatan tempat tinggalnya.
Agus Himawan (35) seorang warga Kelurahan Pejuang Kecamatan Bekasi Utara,
mengakui, sangat terbantu dengan adanya pelayanan satu atap di Kota Bekasi.
Untuk mengurus IMB, dia mengaku tidak harus mondar- mandir ke berbagai instansi dan
cukup dilayani di satu atap. Hanya saja keluhnya, prosesnya masih lamban dan hasilnya
tidak dapat ditunggu saat itu juga.
Bahkan, Pemkot Bekasi belum lama ini menjadi salah satu daerah yang dijadikan sebagai
pilot proyek tingkat nasional dalam pelayanan publik. Pemerintah Pusat menilai Kota
Bekasi berhasil melaksanakan tugasnya dalam pelayanan publik dengan menerima
penghargaan dari pemerintah pusat.
Pengamatan SH, pelayanan di satu atap yang berlokasi di jalan Juanda nomor 100, Kota
Bekasi ini, setiap hari banyak didatangi masyakat untuk mengurus berbagai
kepentingannya.

Pelayanan publik satu atap juga terdapat di Polres Metro Bekasi. Bagi masyarakat yang
menginginkan surat keterangan kelakuan baik (SKKB), membuat laporan polisi atau
pengaduan, tinggal mendatangi Sentral Pelayanan Kemasyarakatan (SPK) yang berada di
gerbang utama Mapolres Bekasi. Termasuk bantuan pegamanan polisi dapat dilayani di
SPK yang buka 24 jam.
Namun untuk SIM tidak dapat dilayani di SPK karena harus mengikuti berbagai ujian di
kesatuan lalu lintas (Satlantas). Ruang SPK yang sudah sejak lama ini merupakan ide
Kapolres Metro Bekasi, Komisaris Besar Bachtiar Hasanuddin Tambunan. Di ruang SPK
ini juga dilengkapi dengan air minum, bacaan surat kabar, majalah, ruang AC, televisi,
serta ruangan yang sejuk teramasuk toilet, lengkap di tempat itu.
Uang Pelicin
Sementara itu pelayanan publik di Pemerintah Kota Jakarta Pussat juga tidak bisa
dikatagorikan baik. Karena, pemangkasan birokrasi yang seharusnya terjadi saat warga
mengurus berbagai kelengkapan seperti IMB, izin HO (hinder ordonantie), akta
kelahiran, akta perkawinan, KTP, kartu keluarga, hingga surat-surat tanah tidak terjadi.
Pengamatan SH, warga tetap harus masuk ke ruang suku dinas dan menemui pejabat
yang berwenang serta memberikan uang pelicin apabila ingin proses pengurusannya
dipercepat. Padahal, untuk mempercepat proses pengurusan surat-surat termasuk
perizinan di Jakarta Pusat, Pemerintah Kota sudah membuka gerai pusat pelayanan
prima.
”Lebih cepat lewat calo dan membayar sejumlah uang tertentu dari pada mengurus
sendiri, karena kita pasti akan dipersulit. Selain itu, tarif yang dikenakan tidak pernah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kalau pun diberlakukan sesuai ketentuan, jadi
suratnya bisa lebih dari dua minggu bahkan hingga satu bulan. Kalau tanah bisa berbulanbulan,” kata Hendra, warga Gandaria, yang pernah berurusan dengan petugas di Pusat
Pelayanan Prima di Jakarta Pusat. (rhu/jon/sat)

Jum'at, 12 Maret 2004 Copyright © Sinar Harapan 2003

IMB (IZIN MEDIRIKAN MEMBANGUN)
Keterangan: A. Syarat - syarat ;

1. Surat bukti kepemilikan tanah,
PPAT, sertifikat.
2. Gambar situasi / sket
3. Foto copy kartu tanda penduduk
Pemilik (KTP)
4. Denah Bangunan
5. Rencana Anggaran Biaya Bangunan
(bangunan Khusus)

Lama proses 14-30 hari
Harga : Menurut letak dan luas bangunan

Hubungi: M. Samosir, SH
Gedung Maya Indah Lt II
Jl. Kramat Raya No. 5 A Jakarta Pusat.

Jakarta
Telp. 021-3142566 , 021-70940216,
Fax. 021-3928113

Bekasi
Telp. 021-88990026
Fax. 021-88970996

HP. 081585427167
Email: muliaputra60@gmail.com
legal@saranaizin.com
www.legaldocumentindonesia.com
BLOK PLANT / SITE PLANT Untuk Proses IMB
Keterangan: Syarat
- Copy surat Kepemilikan Tanah
- Copy Identitas Pemilik
- Copy Bukti Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan tahun berjalan
- Surat kuasa (Asli)
- Copy Akta Badan Hukum

Lama Proses dan Harga Tergantung luas tanah dan Domisili.

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) teori dan praktek
Desember 19, 2007 — priandoyo
Karena banyaknya permintaan seputar urusan IMB saya mencoba mengkompilenya lagi
dalam satu posting. Perlu diingat bahwa apa yang kita alami adalah case by case. Karena
kita berhadapan dengan oknum, sehingga besaran angka yang harus dibayar seringkali
berbeda-beda.
Lokasi di tangerang dengan di bogor tentunya punya perbedaan budaya birokrasi.
Mungkin ada yang punya cerita?
Aturan main pengurusan IMB:
1. Tidak ada pungutan liar dari Camat, prakteknya, Petugas kecamatan, seringkali
meminta sejumlah uang dalam pengurusan IMB. Kisaran dari tembak 500rb, sampai
hitungan intelek 50rb/meter.
2. Denah apapun dalam ukuran yang layak baca diterima, prakteknya, beberapa oknum
mengada-ada dengan mengharuskan dalam format standar arsitek ukuran A3 dengan
komputer drawing.

Jangan mau diperas (oknum) pemerintah (IMB)
Februari 26, 2007 — priandoyo
Sharing seorang rekan:
Saya kemarin baru dapet surat peringatan dari Dinas Tata Kota Depok untuk mengurus
IMB karena menambah luas bangunan. FYI, Saya baru sebulan pindah rumah di Depok.
Lucunya, saya satu-satunya penghuni kompleks yg dapet surat itu; penghuni lain yg
bertahun-tahun sudah tinggal di situ dan juga sudah menambah luas bangunan tidak ada
yg mendapatkan surat serupa
Komentar:
Peraturannya memang mengharuskan setiap penambahan bangunan apapun maka kita
membuat IMB. Entah menambah satu kamar disamping, membuat tembok baru dsb dkk.
Memang konyol, karena seringkali biaya untuk membangun tidak seberapa dibandingkan
dengan biaya IMBnya.
Nah di republik ini, keadaannya bertambah parah ketika banyak oknum pemerintah yang
memeras warga negaranya dalam proses IMB ini. Ingat memeras bukan lagi menjadi
calo. Pengalaman rekan saya yang lain ketika menambah kamar tahun 2005 adalah
didatangi oknum pemerintah yang mewajibkan untuk memiliki IMB. Biaya yang
dikeluarkan pun menjadi sangat besar ketika sang oknum juga mencharge untuk biaya:
- Pengawasan proyek
- Biaya camat dsb dkk
Rekan saya ini cukup cerdik dan meminta semua proses dilaksanakan di kantor PU. Dan
ternyata terbukti, sang oknum PNS tersebut tidak berani memproses. Akhirnya rumah
tersebut dibangun dengan sukses tanpa IMB.
Memang ini agak riskan, tapi jangan takut di kantor PU sudah ada formulir khusus IMB
telanjur bangun. Jadi buat yang sudah bangun dan telanjur belum ada IMB silahkan
diproses.
Konyolnya pemerintah kita
Masih terkait dengan IMB ini, saya sangat menyarankan rekan-rekan untuk berani
‘menggertak’ oknum pemerintah yang bermasalah. Bisa dengan penyelesaian di kantor
atau teknik-teknik lain. Saya salah satunya mengaku bekerja di kantor akuntan publik
-memang iya sih, tapi cukup ampuh untuk menekan daripada saya mengaku kerja sebagai
IT auditorPerlu diketahui bahwa banyak sistem ‘komputerisasi’ pemerintah yang bermasalah. Again
terkait dengan PBB (pajak bumi bangunan) itu, dimungkinkan rumah tidak membayar
PBB pada periode tertentu, misalnya 2003-2004. Sementara tahun selanjutnya hingga
sekarang (2007) kita tetap rutin membayar PBB. Dan kekonyolan ini juga terjadi pada
instasi lain seperti sistem cekal Imigrasi, depkominfo, instasi kepolisian, hukum,
kesehatan. Wis semuanya lah kacau.
Kesimpulan: Jangan pernah mau diperas oknum!

Saran/keluhan : Proses IMB tidak sesuai dengan ATURAN yang HNY 12 hari kerja
( Ressy Oktivia , 2007-05-08 12:05:05 , -0-202.46.240.75 12:05:05 )
Kepada: Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Yth. Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman dan jajarannya di Tempat
Bapak/Ibu, Kenapa proses pembuatan IMB yang katanya berdasarkan peraturan HANYA
12 hari kerja, tapi pada kenyataannya LEBIH?? Saya memasukkan persyaratan dan telah
pula melakukan pembayaran pada tgl 12 April 2007, tapi memang masih kurang 1 syarat,
izin tetangga, yang akhirnya saya masukkan pada tgl 17 April, tapi ternyata sampai hari
Senin tgl 7 Mei 2007 IMB saya masih belun jadi juga. Mohon kiranya agar dapat menjadi
perhatian. Terima kasih.