MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASA

BAB VIII
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH DAN APLIKASI DALAM
PEMBELAJARAN FISIKA
Konsep Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) didasarkan atas teori psikologi
kognitif, terutama berlandaskan teori Piaget dan Vygotsky (konstruktivisme).
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat membuat siswa belajar melalui upaya
penyelesaian permasalahan dunia nyata (real world problem) secara terstruktur
untuk mengkontruksi pengetahuan siswa. Pembelajaran ini menuntun siswa untuk
aktif melakukan penyelidikan dalam menyelesaikan permasalahan dan guru
berperan sebagai fasilisator atau pembimbing.
Problem

Based

Learning

(PBL)

merupakan


pembelajaran

yang

penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka
dialog.

Permasalahan

yang

dikaji

hendaknya

merupakan

permasalahan


kontekstual yang ditemukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahan harus dipecahkan dengan menerapkan beberapa konsep dan prinsip
yang dipelajari dan termasuk didalam kurikulum mata pelajaran.
Proses berfikir yang dapat dikembangkan dengan menerapkan metode
POBL adalah sebagai berikut :
1. Berfikir membuat perencanaan. Kemampuan membuat perencanaan untuk
menyelesaikan permasalahan ssangat dibutuhkan dan akan semakin meningkat
jika siswa dilatih memahami sebuah permasalahan kompleks dan berupaya
mencari solusi.
2. Berfikir generatif. Kemampuan berpikir generatif akan semakin berkembang
dalam upaya membuat inferensi berdasarkan fakta dan memikirkan
pengetahuan apa yang harus digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.
3. Berfikir sistematis. Upaya mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menelaah
data/informasi akan meningkatkan kemampuan siswa dalam berfikir sistematis.

4. Berfikir analogis. Kemampuan analogis dibutuhkan dalam mengolah data yang
telah diperoleh.
5. Berfikir


sistemik.

Kemampuan

berfikir

sistemik

dibutuhkan

untuk

menyelesaikan permasalahan dengan berfikir holistic melakukan sintesis
informasi untuk memperoleh solusi yang dibutuhkan.
Pembelajaran dengan metode PBL memungkinkan siswa untuk terlibat
dalam mempelajari hal-hal, antara lain :
1. Permasalahan dunia nyata;
2. Keterampilan berfikir tingkat tinggi;
3. Keterampilan menyelesaikan masalah;
4. Belajar antara disiplin ilmu;

5. Belajar mandiri;
6. Belajar menggali informasi;
7. Belajar bekerja sama;
8. Belajar keterampilan berkomunikasi.
Tujuan belajar dengan menggunakan PBL terkait dengan penguasaan
materoi pengetahuan, keterampilan menyelesaikan masalah, belajar multi disiplin,
dan keterampilan hidup.

Permasalahan Dalam PBL
Permasalahan yang dikaji dalam metode PBL sebaiknya diajukan oleh
siswa, namun guru juga dapat membantu mengidentifikasi permasalahan atau
mengajukan permasalahan kontekstual yang akan dikaji jika siswa kesulitan
mengidentifikasi permasalahan.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk menentukan permasalahan yang
akan dikaji dalam sebuah topik adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut.
Pertanyaan tahap 1
Berdasarkan apa yang

Pertanyaan tahap 2
Bagaimana menggunakan


harus dipelajari siswa?

ide tersebut dalam dunia

Pertanyaan tahap 3

nyata?
Tujuan belajar apa yang
harus dicapai oleh siswa?

Permasalahan atau
Pengetahuan jangka

situasi apa yang

panjang apa yang harus

harus dibahas


Standar apa yang harus

diketahui siswa?

dicapai oleh siswa?
Karakteristik permasalahan yang dibahas dalam PBL menurut Oon Seng
Tan (2003)adalah sebagai berikut.
1. Permasalahan dunia nyata yang tidak terstruktur atau kurang terstruktur atau
kurang terstruktur. Jika digunakan permasalahan simulasi, perlu dibuat senyata
mungkin.
2. Permasalahan yang mencakup beberapa sudut pandang (beberapa mata
pelajaran atau topik).
3. Permasalahan yang menantang siswa untuk menguasai pengetahuan baru.
Sementara itu, Marion Porath dan Elizabet Jordan (2009) menambahkan
karakteristik permasalahan yang sesuai untuk PBL, yakni:
1. Tidak terstruktur
2. Hanya tersedia sebagian informasi
3. Pertanyaan merupakan milik siswa
4. Permasalahan yang nyata dengan banyak solusi yang mungkin, dan
5. Membutuhkan kerja


Faktor
Psikologi
 Konteks
menimbulkan
keterlibatan
belajar
 Keingintahua
n
 Memicu
inkuiri
 Pencarian
untuk

Masala
h
Nyata

Aksi mental
 Aktif mencari

informasi
 Terlibat dalam
upaya
menyelesaikan
masalah
 Termotivasi untuk
menyelesaikan
masalah
 Berorientasi
tujuan
 Kebutuhan untuk
berfikir generatif,
analitis, divergen,
dan sintesis.

Faktor psikologi dan tindakan mental dalam PBL(Tan,2003)

Guru dapat mengecek apakah sebuah permasalahan cocok
untuk digunakan dalam PBL dengan menggunakan pertanyaan
sebagai berikut:

No

Pertanyaan untuk menguji
permasalahan PBL

1

Apakah permasalahan
dapat digunakan untuk
mencapai tujuan
pembelajaran dan standar
kompetensi yang dimuat
dalam kurikulum ?

Respon
Ya

Tidak

2


Apakah permasalahan
dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan
berpikir dan keterampilan

3

menalar?
Apakah permasalahan
terkait dengan
permasalahan masyarakat

4

atau dunia?
Apakah permasalahan
dapat memicu minat siswa

5


untuk belajar?
Apakah permasalahan
sesuai dengan jenjang

6

pendidikan siswa?
Apakah tersedia sumber
daya yang cukup bagi siswa
untuk menyelesaikan

7

permasalahan?
Apakah permasalahan
dapat digunakan untuk
membuat siswa
mengembangkan
pengetahuan dan

8

keterampilan
Apakah permasalahan
membutuhkan pemikiran
mendalam dan tidak mudah
untuk diselesaikan dengan
segera?

Pembelajaran dengan PBL seharusnya dimulai dengan menyajikan
permasalahan

kepada

siswa.penyelesaian

masalah

memerlukan

analisis

permasalahan dan identifikasi pengetahuan yang telah dimiliki,serta pengetahuan

yang belum dikuasai.Tahapan awal yang dilalui setelag siswa dihadapkan pada
permasalahan adalah:
1. Mengidentifikasi permasalahan;
2. Menganalisis permasalahan;
3. Mengembangkan ide untuk menyelesaikan permasalahan;
4. mengidentifikasi isu pembelajaran;
Tahapan

mendefinisikan

permasalahan

dapat

dilakukan

dengan

mengajukan pertanyaan lebih rinci tentang kasus yang dibahas agar dapat
diperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang persoalan yang dihadapi.
Setelah mendefinisikan permasalahan dan memperoleh informasi yang
dibutuhkan,selanjutnya dilakukan analisis permasalahan dan penyelesaian
masalah.Secara umum,komponen PBL terdiri atas penyajianmasalah,penyelesaian
masalah dan pemaparan solusi.Komponen utama pelaksanaan PBL tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:

Penyajian
Permasalahan

Tahap penyelesaian masalah
1.Analisis awal
2.Mengembangkan isu
pembelajaran
3.Penyelesaian masalah
berkelompok (mandiri)
4.Perolehan pengetahuan baru

Penyajian solusi
evaluasi

Permasalahan memicu inkuiri

Pelaksanaan PBL meliputi kegiatan antara lain :
1.Merumuskan
2.Memperoleh

tujuan
informasi

baru

melalui

3.Menerapkan strategi/metode baru dalam
4.Mengajukan

pembelajaran;
pembelajaran

mandiri;

menganalisis permasalahan;

solusi

permasalahan;

5.Mengkaji dan mengevaluasi solusi yang diterapkan.
Metode ini merupakan metode pembelajaran sainstifik yang penting untuk
membentuk keterampilan sebagai seorang inovator.Tahapan proses pembelajaran
berbasis masalah (PBL) menurut Oon-Seng Tan adalah sebagai berikut :
Menghadapi
permasalahan

Belajar dengan arahan
sendiri

Analisis permasalahan dan
isu pembelajaran
Belajar dengan arahan
sendiri
Pertemuan dan pelaporan
Belajar dengan arahan
sendiri
Presentasi solusi dan
refleksi
Belajar dengan arahan
sendiri
Kaji ulang,integrasi,dan
evaluasi

Proses PBL menurut Tan(2013)

Tahapan perencanaan dalam implementasi PBL yang diadopsi dari Jordan
adalah sebagai berikut :
No

Langkah dalam PBL

Peran Guru

Contoh cara
penilaian

1.

Merancang

Mengidentifikasi

formstif
Catatan

permasalahan yang

kemampuan,minat,kebutuh

snekdot,data

sesuai dengan

an siswa,dan standar

hasil

kurikulum

kompetensi sesui tuntutan

observasi(daftar

kurikulum.

centang),serta
jurnal guru dan

2.

Melibatkan siswa

Penanya yang menantang

siswa.
Lembar

dalam

untuk meempertanyakan

observasi.

permasalahan,mendefi

pengetahuan siswa dan

nisikan hal yang harus

fasilitaor

dipelajari

dalamperencanaan untuk
menyelesaiakan masalah

Masalah

Penyajian masalah
Inkuiri
masalah,identifikasi
dan definisi

Pengalaman
belajar
Isu dan tujuan
belajar
Tujuan kognitif
dan meta
kognitif

Penemuan,analis,d
an pengembangan
solusi
Latihan sejawat
Mediasi kognitif

Solusi,refleksi,p
erbaikan,siklus
peningkatan

Proses penyelesaian
masalah

Pengembangan
solusi
Presentasi
Peningkatan
berkelanjutan Tahapan PBL menurut Trop dan Stage

3

Siswa mencari

Mentor yang menantang siswa

Rekaman audio-

informasi untuk

untuk mengembangkan

vidio,catatan

memperoleh fakta

pengetahuannya,melatih

pertemuan,buku log

yang relevan

berpikir tingkat tinggi,dan

siswa,buku log

mentor dalam menyelesaikan

guru,dan portofolio

permasalahan secara

kerja,

intelektual.

(draf,rancangan
kerja,data
observasi,dan lainlain)

4.

Siswa

Penilai yang mengevaluasi

Analisis dan

mengajukan

proses belajar dan solusi yang

interpretasi

solusi

diajukan.

portofolio siswa.

Variasi strategi pembelajarn PBL dapat dilakukan berdasarkan pemasaran
lahan yang dibahas serta hasil penelitian yang dapat digunakan.Modifikasi
aktivitas PBL yang dikembangkan oleh Oon-Seng Tang berdasarkan tahapan yang
dikembangkan

oleh

Trop

dan

Sage

adalah

sebagai

berikut

:

Variasi tahapan pelaksanaan PBL yang sering diterapkan untuk siswa yang
kurang kreatif adalah sebagai berikut.
1.

Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana
atau alat pendukung yang dibutuhkan,serta memotivasi peserta didik untuk

2.

terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan,prosedur

yang

harus

dilakukan,dan memotivasi peserta didik supaya terlibat dalam aktivitas
3.

pemecahan masalah yang dipilih.
Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisaikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.(menetapkan

4.

tugas,topik,jadwal dan lain-lain.
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai,eksperimen

untuk

mendapatkan

penjelasan

dan

pemecahan

5.

masalah,pengumpulan data,hipotesis,pemecahan masalah.
Guru membantu peserta didik dalam merencanakan karya yang sesuai seperti

6.

laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Variasi tahapan PBL yang dikembangkan oleh Moust dan kawan-kawan

adalah :
1.
2.
3.
4.

Mengklarifikasikan permasalahan;
Mendefinisikan permasalahan;
Menganalisis permasalahan;
Diskusi;

5.
6.
7.

Merumuskan tujuan belajar
Belajar mandiri
Evaluasi
Adapun tahapan Model PBL menurut John Dewey seorang ahli pendidikan

berkebangsaan Amerika memaparkan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis
masalah ini :
a.

Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk menentukan
masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun

b.

sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.
Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis

c.

dari berbagai sudut pandang.
Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan berbagai

d.

kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan menggambarkan

e.

berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan dan
mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis

f.

yang diajukan
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil
pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
Sedangkan menurut David Johnson & Johnson memaparkan 5 langkah

melalui kegiatan kelompok :
a.

Mendefinisikan masalah. Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang
mengandung konflik hingga peserta didik jelas dengan masalah yang dikaji.
Dalam hal ini guru meminta pendapat peserta didik tentang masalah yang

b.
c.

sedang dikaji.
Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah.
Merumuskan alternatif strategi. Menguji setiap tindakan yang telah

d.

dirumuskan melalui diskusi kelas.
Menentukan & menerapkan strategi pilihan. Pengambilan keputusan tentang

e.

strategi mana yang dilakukan.
Melakukan evaluasi. Baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Secara umum langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
1.

Menyadari Masalah. Dimulai dengan kesadaran akan masalah yang harus
dipecahkan. Kemampuan yang harus dicapai peserta didik adalah peserta
didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang dirasakan oleh

2.

manusia dan lingkungan sosial.
Merumuskan Masalah. Rumusan masalah berhubungan dengan kejelasan dan
kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data yang
harus dikumpulkan. Diharapkan peserta didik dapat menentukan prioritas

3.

masalah.
Merumuskan Hipotesis. peserta didik diharapkan dapat menentukan sebab
akibat dari masalah yang ingin diselesaikan dan dapat menentukan berbagai

4.

kemungkinan penyelesaian masalah.
Mengumpulkan Data. peserta didik didorong untuk mengumpulkan data yang
relevan. Kemampuan yang diharapkan adalah peserta didik dapat
mengumpulkan data dan memetakan serta menyajikan dalam berbagai

5.

tampilan sehingga sudah dipahami.
Menguji Hipotesis. Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah
dan membahas untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.
Menetukan

Pilihan

Penyelesaian.

Kecakapan

memilih

alternatif

penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan
kemungkinan yang dapat terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya.
Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah.
Untuk lebih jelasnya langkah-langkah atau sintaks strategi pembelajaran
berbasis masalah adalah sebagai berikut :
Indikator
Tingkah Laku Guru
Fase
1
Orientasi siswa pada masalah Menjelasakan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan,
dan memotivasi siswa terlibat pada
2

Mengorganisasi siswa untuk

aktivitas pemecahan masalah
Membantu siswa mendefinisikan dan

belajar

mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut

3

Membimbing pengalaman

Mendorong siswa untuk mengumpulkan

individual/ kelompok

informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen

4

untuk

mendapatkan

Mengembangkan dan

penjelasan dan pemecahan masalah
Membantu siswa dalam merencanakan

menyajikan hasil karya

dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka

5

Menganalisis dan

untuk berbagi tugas dengan temannya
Membantu siswa untuk melakukan

mengevaluasi proses

refleksi

pemecahan masalah

penyelidikan mereka dan proses yang

atau

evaluasi

terhadap

mereka gunakan

Pembelajaran berbasis masalah (PBL) juga telah dikembangkan sebagai
sebuah model pembelajaran dengan sintaks belajar sebagai berikut.

No
1

Fase
Memberikan orientasi

Kegiatan Guru
Menyajikan

permasalahan kepada peserta

permasalahan,membahas tujuan

didik

pembelajaran,memaparkan
kebutuhan logistik untuk
pembelajaran,memotivasi peserta

2

Mengorganisasikan peserta didik

didik untuk terlibat aktif.
Membantu peserta didik dalam

untuk penyelidikan

mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas
belajar/penyelidikan untuk

3.

Pelaksanaan investigasi

menyelesaikan permasalahan.
Mendorong peserta didik untuk
memperoleh informasi yang
tepa,melaksanakan penyelidikan,dan

4.

Mengembangkan dan

mencari penjelasan solusi
Membantu peserta didik

menyajikan hasil

merencanakan produk yang tepat dan
relevan,seperti laporan,rekaman
vidio,dan sebagainya untuk

5.

Menganalisis dan mengevaluasi

keperluan penyampaian hasil.
Membantu peserta didik melakukan

proses penyelidikan

refleksi terhadap penyelidikan dan
proses yang mereka lakukan.

Contoh Kasus PBL
Permasalahan

dalam

bidang

ilmu(contoh

PBL

Fisika)

Masalah

:

Suatu ketika seorang teknisi datang keuniversitas kami dan bertanya
kepadaku tentang permasalahan yang dighadapinya ketika merancang sebuah
produk

baru.Mereka

sedang

mengembangkan

instrumen

baru

untuk

radar.Instrumen tersebut membutuhkan daya microwave yang tinggi dengan daya
puncak sampai 800 kilowatt.Namun,mereka hanya mampu mencapai 200 kW.Jika
daya gelombang mikro dinaikkan lebih dari 200kW,material instrumen pecah
menjadi beberapa bagian.Seperti yang kita ketahui (dalam ilmu fisika),medan
listrik paling tinggi pada sebuah benda berada pada sekitar bagian yang paling
tajam.Para pekerja telah menghaluskan instrumen sampai licin,namun instrumen
itu tetap pecah.Dia tidak mengetahui penyebab kenapa material itu mudah
pecah.Anda diminta menganalisis permasalahan tersebut dan mengajukan
rekomendasi untuk menyelesaikan permsalahan.
Permasalahan tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:
1.
2.
3.

Apa konsep dasar instrumen yang dibuat?
Bagaimana lingkungan dari bagian dalam peralatan ketika bekerja?
Jenis lem apa yang digunakan dalam instrumen dan bagaimana sifat lem

4.
5.

tersebut?
Faktor utama apa yang mempengaruhi pecahnya material instrumen?
Bagaimana menghilangkan udara yang terkandung dalam lem tersebut?
Teori yang digunakan untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut

adalah:

1.
2.
3.
4.

Pengetahuan tentang gelombang mikro
Distribusi medan listrik
Bahan dielektrik
Pengetahuan dasar tentang lem

Keterkaitan antara pengetahuan tersebut dideskripsikan dalam berikut (Jian,2004).

Microwave dan
aplikasinya

Pengetahuan dasar
microwave

Aplikasi microwave
(Instrumen)

Terkait dengan

Terkait dengan
Kekuatan medan
listrik

Struktur
instrumen

Material
microwave

Dibatasi oleh
Dielektrik Khusus

Pengetahuan dasar
tentang lem
khusus gelombang mikro
Analisis keterkaitan konsep pada peralatan

Permasalahan
membutuhkan

ini

pemahaman

merupakan
konsep

contoh
dan

permasalahan

pelaksanaan

PBL

yang

penyelidikan

yang

seksama.Permasalahan yang lebih sederhana dapat dikembangkan berdasarkan
pengalaman,pengetahuan,dan kreativitas guru disemua tingkatan pendidikan.

Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Sebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran berbasis masalah
memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah:
1.

Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih

2.

memahami isi pelajaran.
Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta
memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta

3.

didik.
Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta

4.

didik.
Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer

5.

pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang

6.

mereka lakukan.
Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai

7.

peserta didik.
Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
berpikir

kritis

dan

mengembangkan

kemampuan

mereka

untuk

8.

menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik

9.

untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk
secara terus menerus belajar.

Disamping keunggulannya, model ini juga mempunyai kelemahan, yaitu:
1.

Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka

2.

mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan

3.

cukup waktu untuk persiapan.
Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.

Daftar Pustaka
Jordan, E., Porath,M.,& Bickerton,G.2003. “Problem-based Learning as a
Research Tool for Teachers”. Dalam A.Clarke & G.Erickson [ed.],teacher
inguiry: living ing the researchin everyday
practice.London:Routledge Falmer.
Porath.M.& Jordan.E.2009.”Problem based Learning
communities:Using the social Environment to support creativity”,
dalam Oon-seng tan [ed.] Probles based learning dan
creativity.Singapore:Cengage learning.

Sani, Ridwan Abdullah.2014. Pembelajaran intifik Untuk
Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta:Bumi Aksara.
http://www.idsejarah.net/2014/11/strategi-pembelajaran-berbasis-masalah.html

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERUBAHAN LABA DI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18 254 20

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

DIVERSIFIKASI PRODUK MAKANAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) BERBASIS INOVASI DI KOTA BLITAR

4 89 17

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62

TINJAUAN HISTORIS GERAKAN SERIKAT BURUH DI SEMARANG PADA MASA KOLONIAL BELANDA TAHUN 1917-1923

0 26 47