Perbandingan Sistem Ekonomi Islam Sosia

“Perbandingan Sistem Ekonomi Islam, Sosialis dan Kapitalis”
Diajukan sebagai salah satu tugas pertemuan ke 14 mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Zein Muttaqin, S.E.I., M.A.

Disusun Oleh :
Edi Hidayat

14423078

Randy Bouty

14423199

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016


KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok“Membandingkan Ekonomi
Islam, Sosial dan Kapitalis”.Sholawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada
baginda nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan makalah kali ini penulis dapat mengetahui tentang
pemahaman tentang Ekonomi Islam, sosialis dan kapitalis. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1.

Teman-teman satu kelompok, terimakasih atas kekompakan dalam
penyelesaian tugas makalah ini.

2.

Terkhusus untuk dosen pengampu mata kuliahBahasa Indonesia.
Penulis menyadari jika makalah yang disajikan ini belumlah sempurna. Untuk


itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Wassalamu alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 11 Desember 2016

Penyusun

i

DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
I.I.

Latar Belakang .............................................................................................................. 1


I.II. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
I.III Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
II.I. Pengertian Ekonomi Islam, Sosialis, Kapitalis ............................................................. 3
II.II. Sejarah Ekonomi Islam, Sosialis, Kapitalis .................................................................. 6
II.III.Sistem Ekonomi Islam, Sosalis, Kapitalis. .................................................................. 22
BAB III .................................................................................................................................... 27
PENUTUP ............................................................................................................................... 27
III.I Kesimpulan ................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 28

ii

BAB I
PENDAHULUAN
I.I

Latar Belakang


Setiap negara memiliki sistem ekonomi yang berbeda-beda. Sistem yang dianut
sebuah negara biasanya sesuai dengan paham ideologi negara tersebut. Misalnya sistem yang
berdasarkan syariah Islam yaitu sistem ekonomi Islam.Yang menganut sistem ini adalah
negara-negara Islam yang ada di dunia, walaupun begitu beberapa negara khususnya
Indonesia telah menerapkan sistem ekonomi Islam di mana dengan hadirnya beberapa
perbankan yang berlabel syariah. Negara yang berideologi komunisme biasanya akan
menerapkan sistem sosialis. Dan jika negara tersebut menganut paham kapitalisme maka
cenderung menganut sistem ekonomi kapittalis.
Sistem-sistem ekonomi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sistem
ekonomi Islam misalnya, mengedepankan kepentingan pribadi dan kepentingan umum
selama tidak bertentangan dengan aturan syariat Islam. Sistem ini disebut juga dengan sistem
ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam memiliki sisi yang hampir sama dengan sistem lain
tetapi di sisi lain sangat berbeda dengan sistem yang ada. Kemudian sistem ekonomi
Kapitalis yang mengedepankan kebebasan setiap individu tanpa ada campur tangan negara.
Setiap orang diperbolehkan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Sedangkan sistem ekonomi sosialis merupakan kebalikan sistem ekonomi kapitalis.Setiap
individu tidak memiliki hak atas kekayaan.Semua dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan
bersama.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan menjadi focus kajian dalam

makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1

I.II Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ekonomi Islam, Sosialis dan Kapitalis?
2. Bagaimana sejarah Ekonomi Islam, Sosialis dan Kapitalis?
3. Bagaimana sistem Ekonomi Islam, Sosialis dan Kapitalis?
I.III Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Ekonomi Islam, Sosialis dan Kapitalis
2. Mengetahui bagaimana sejarah Ekonomi Islam, Sosialis dan Kapitalis
3. Mengetahui bagaimana sistem Ekonomi Islam, Sosialis dan Kapitalis

2

BAB II
PEMBAHASAN
II..I

Pengertian Ekonomi Islam, Sosialis dan Kapitalis

(Muh, Ahmad & Fatih1999) Menuturkan Banyak beragam pendapat yang

mengutarakan definisi tentang ekonomi Islam. Muhammad Abduh al-Arabi memaknai
ekonomi Islam merupakan sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari alQur’an dan Hadis dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan atas landasan
dasar-dasar tersebut dengan lingkungan dan masanya. (Ahmad Dahlan, 2008, p.2)
(Abdul Mannan, 1997) memberikan definisi ilmu ekonomi Islam sebagai ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi kerakyatan yang diilhami
oleh nilai-nilai dan ajaran Islam. (Ahmad Dahlan, 2008, p.2)
(BI Regulation & Policies of Islamic Banking 2006) Menjelaskan dari pengertian
ekonomi Islam di atas, dapat dijelaskan bahwa kajian dan pembahasan ekonomi Islam
berdimensi kerakyatan dengan sistem yang dibangun merupakan representasi dari ajaran dan
nilai-nilai Islam. Adapun kepentingan atau tujuan dari sistem ekonomi Islam merupakan
suatu bentuk “ijtihad” dari penerjemahan ajaran agama (maqâshid syari’ah) pada wilayah
normatif agardapat dipraktikkan menjadi sistem yang aplikatif pada wilayah sosial
(kerakyatan).
Aplikasi ajaran agama dalam bidang ekonomi Islam paling banyak pada lembaga
perbankkanyang telah berkembang cukup signifikan dalam 3 tahun terakhir dengan indikator
market shareterhadap perbankan konvensional telah mencapai 1,8 % dan BI mempunyai
target 5 % pada tahun2010. (Ahmad Dahlan, 2008, p.2)
(Rivai Wirasasmia 2002) menurutkan bahwa faham kapitalisme berasal dari Inggris

pada abad ke-18, kemudian menyebar ke Eropa Barat dan Amerika Utara. Kehadirannya
berawal dari perlawanan terhadap ajaran gereja sehingga tumbuh aliran pemikiran liberalisme
di negara-negara Eropa Barat dan merambah ke segala bidang termasuk bidang ekonomi.
Liberalisasi di bidang ekonomi inilah kemudian melahirkan faham kapitalisme. (Ahmad
Dahlan, 2008, p.2)

3

Individu dalam kapitalisme mempunyai peran besar dalam penguasaan hak milik,
mengadakan perjanjian kontrak, dan perilaku ekonomi dengan standar yang hanya
mempertimbangkan pasar.
Filosofi demikian telah melahirkan potensi kepemilikan publik yang semestinya
dikuasai oleh negara. Atas nama “kapitalisme” potensi-potensi tersebut kemudian
diprivatisasi dan dikuasai oleh swasta. Negara hanya menerima pajak, sementara manfaat dari
potensi kepemilikan tersebut tidak dinikmati oleh masyarakat.
Sebagaimana yang ditulis oleh Herbert Spencer dalam buku Social Statistics (1850)
bahwa dampak kapitalisme telah melahirkan faham darwinisme-sosial, suatu faham yang
menolak semua sistem bantuan untuk masyarakat yang diusulkan oleh negara, dan antisipasi
bagi perlindungan terhadap kesehatan, sekolah-sekolah negeri, dan vaksinasi wajib. Menurut
faham ini, tatanan masyarakat terbentuk dari prinsip bahwa yang kuat akan tetap bertahan

hidup, sedangkan pemberian bantuan dan pemberdayaan bagi masyarakat lemah sehingga
bertahan hidup merupakan suatu pelanggaran. (Ahmad Dahlan, 2008, p.3)
Adapun sosialisme merupakan faham perlawanan terhadap kapitalisme. Sosialisme
bergerak untuk mengkritik fenomena kapitalis yang individualistik dengan paradigma
kolektivitas, yaitu kepemilikan negara merupakan hak tertinggi atas segala hak individu,
kecuali pada hak-hak tertentu yang secara hukum sosialisme dan dengan syarat-syarat
tertentu dapat dimiliki oleh individu.
Implikasi dari faham sosialisme telah menempatkan manusia hanya sebagai mesin
produksi, kemandirian individu terkebiri atas nama kepentingan (kepemilikan) negara.
II.II

Sejarah Ekonomi Islam, Sosialis, Kapitalis

Sejarah ekonomi Islam
(Karim, 2002) Munculnya Islam dengan diangkatnya Muhammad sebagai Rasulullah
merupakan babak baru dalam sejarah dan peradaban manusia. Pada saat di Makkah Rasullah
saw. mengemban tugas menguatkan pondasi akidah kaum muslim. Rasulullah di Makkah
hanya berposisi sebagai pemuka agama.
(Karim, 2002) Kedatangan Rasulullah di Madinah diterima dengan tangan terbuka
dan penuh antusias oleh masyarakat Madinah. Dalam waktu yang singkat beliau menjadi

pemimpin suatu komunitas yang kecil yang terdiri dari para pengikutnya, namun jumlah hari
4

demi hari semakin meningkat. Hampir seluru penduduk kota Madinah menerima Nabi
Muhammad menjadi pemimpin di Madinah, tak terkecuali orang-orang Yahudi. Di bawah
kepemimpinannya, Madinah berkembang cepat dan dalam waktu sepuluh tahun telah menjadi
negara yang sangat besar dibandingkan dengan wilayah- wilayah lain di seluruh jazirah
Arab.(Kharidatul Mudiah, 2015, p.195)
(Sudarsono, 2002)Di Madinah, Rasulullah mula-mula mendirikan majelis syura,
majelis ini terdiri dari pemimpin kaum yang sebagian dari mereka bertanggung jawab
mencatat wahyu. Pada tahun 6 Hijriyah Rasulullah mengangkat sekretaris dengan bentuk
sederhana telah dibangun. Rasulullah juga telah mengutus utusan ke pemimpin negara-negara
tetangga. Orang-orang ini mengerjakan tugasnya dengan sukarela dan membiayai hidupnya
dari sumber independen, sedangkan pekerjaan sangat sederhana tidak memerlukan perhatian
penuh.
Pada zaman Rasulullah, sudah mulai ditanamkan larangan pembungaan uang atau
riba, sebagaimana yang biasa oleh orang- orang Yahudi di Madinah. Islam benar-benar
menentang praktik- praktik tidak fair dalam perekonomian tersebut. Karena riba didasarkan
atas pengeluaran orang dan merupakan eksploitasi yang nyata, dan Islam melarang bentuk
eksploitasi apapn “apakah itu dilakukan olehorang-orang kaya terhadap orang-orang miskin,

oleh penjual terhadap pembeli, oleh majikan terhadap budak, oleh laki-laki terhadap wanita,
dan lain sebagainya.” Al-Qur’an pun menyebut, “Dan apa yang kamu berikan sebagai
tambahan (riba) untuk menambah kekayaan manusia, maka riba itu tidak menambah di sisi
Allah” (QS, 30: 39).
Masa Abu Bakar
(Yatim, 2000) Setelah Rasulullah wafat, kaum muslimin mengangkat Abu Bakar
menjadi khalifah pertama. Abu Bakar mempunyai nama lengkap Abdullah bin Abu Quhafah
al-Tamimi. Masa pemerintahan Abu Bakar tidak berlangsung lama, hanya sekitar dua
tahunan. Dalam kepemimpinannya Abu Bakar banyak menghadapi persoalan dalam
negerinya, di antaranya kelompok murtad, nabi palsu, dan pembangkang membayar zakat.
Berdasarkan musyawarah dengan para sahabat yang lain, ia memutuskan untuk memerangi
kelompok tersebut melalui apa yang disebut sebagai perang Riddah (perang melawan
kemurtadan) (Kharidatul Mudiah, 2015, p.199).

5

(Al-Usairy, 2006) Sebelum menjadi Khalifah Abu Bakar tinggal di Sikh yang terletak
di pinggiran kota Madinah. Setelah berjalan 6 bulan dari kekhalifahannya, Abu Bakar pindah
ke pusat kota Madinah dan bersamaan dengan itu sebuah Baitul Mal dibangun. Sejak menjadi
khalifah, kebutuhan keluarganya diurus oleh kekayaan dari Baitul Mal ini. Abu Bakar

diperbolehkan mengambil dua setengah atau dua tiga perempat dirham setiap harinya dari
Baitul Mal dengan beberapa waktu. Ternyata tunjangan tersebut kurang mencukupi sehingga
ditetapkan 2000 atau 2500 dirham dan menurut keterangan 6000 dirham per tahun
(Kharidatul Mudiah, 2015, p.199).
(Karim, 2004)Namun di sisi lain, beberapa waktu menjelang wafatnya Abu Bakar, ia
banyak menemui kesulitan dalam mengumpulkan pendapatan negara sehingga ia menayakan
berapa banyak upah atau gaji yang telah diterimanya. Ketika diberitahukan bahwa jumlah
tunangannya sebesar 8000 dirham, ia langsung memerintahkan untuk menjual sebagian besar
tanah yang dimilikinya dan seluruh hasil penjualannya diberikan kepada negara.
Masa Umar bin Khattabb
(Yatim, 2000)Umar bin Khattab merupakan pengganti dari Abu Bakar. Untuk
pertama kalinya, pergantian kepimpinan dilakukan melalui penunjukan.
(Karim, 2004)Dalam pemerintahannya ini, banyak hal yang menjadi kebijakan Umar
terkait dengan perekonomian masyarakat Muslim pada waktu itu, di antaranya: Pertama,
pendirian Lembaga Baitul Mal. Seiring dengan perluasan daerah dan memenangi banyak
peperangan, pendapatan kaum muslimin mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini
memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaannya, agar dapat dimanfaatkan secara benar,
efektif dan efisien. Setelah mengadakan musyawarah dengan para pemuka sahabat, maka
diputuskan untuk tidak menghabiskan harta Baitul Mal sekaligus, akan tetapi dikeluarkan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan masyarakat didasarkan atas musyawarah. Dalam
pemerintahan Khalifah Umar, Baitul Mal berfungsi sebagai pelaksana kebijakan fiskal negara
Islam dan Khalifah merupakan pihak yang berkuasa penuh terhadap harta Baitul Mal. Namu
demikian, Khalifah tidak diperbolehkan menggunakan harta Baitul Mal untuk kepentingan
pribadi. Dalam hal ini, tunjangan Umar sebagai Khalifah untuk setiap tahunnya adalah tetap,
akni sebesar 5000 dirham, dua stel pakaian yang biasa digunakan untuk musim panas (shaif)
dan musim dingin (syita’) serta serta seekor binatang tunggangan untuk menunaikan ibadah
haji.

6

Pada masa ini harta Baitul Mal dianggap sebagai harta kaum Muslimin, sedangkan
Khalifah dan para amil hanya berperan sebagai pemegang amanah. Dengan demikian, negara
bertanggung jawab untuk menyediakan makanan bagi para janda, anak-anak yatij, serta anakanak terlantar; membiayai penguburan orang-orang miskin; membayar utang-utang yang
bangkrut; membayar uang diyat untuk kasus-kasus tertentu, seperti membayar diyat prajurit
Shebani yang membunuh seorang Kristianiuntuk menyelamatkan nyawanya; serta
memberikan pinjaman tanpa bunya untuk tujuan komersial, seperti kasus Hind bint Ataba
(Karim, 2004).

Masa Utsman bin Affan
(Sudarsono, 2002). Utsman bin Affan merupakan khalifah ketiga setelah wafatnya
Umar bin Khatab. Perluasan daerah kekuasaan Islam yang telah dilakukan secara masif pada
masa Umar bin Khattab diteruskan oleh Utsman bin Affan. Pada enam tahun pertama
kepemimpinannya, banyak negara yang telah dikuasainya, seperti Balkan, Kabul, Grozni,
Kerman dan Sistan. Setelah negera-negara tersebut ditaklukkan, pemerintahan Khalifah
Utsman menata dan mengembangkan sistem ekonomi yang telah diberlakukan oleh Khalifah
Umar. Khalifah Utsman mengadakan empat kontrak dagang dengan negara-negara taklukan
tersebut dalam rangka mengembangkan potensi sumber daya alam. (Karim, 2004) Khalifah
Utsman bin Affan mengambil suatu langkah kebijakan tidak mengambil upah dari kantornya.
Sebaliknya, ia meringankan beban pemerintah dalam hal-hal yang serius, bahkan menyimpan
uangnya

di

bendahara

negara.

Hal

tersebut

menimbulkan

kesalahfahaman

dan

ketidakcocokan dengan Abdullah bin Arqam, bendahara Baitul Mal. Konflik ini semakin
meruncing ketika ia tidak hanya membuat Abdullah menolak upah dari pekerjaannya, tetapi
juga menolak upah dari pekerjaannya, tetapi juga menolak hadir pada setiap pertemuan
publik yang dihadiri Khalifah. Permasalahan tersebut semakin rumit ketika muncul berbagai
pernyataan kontroversional mengenai pembelanjaan harta Baitul Mal yang tidak hati-hati
(Kharidatul Mudiah, 2015, p.205).
Kebijakan lain yang dilakukan Utsman terkait perekonomian adalah tetap
mempertahankan sistem pemberian bantuan dan santunan serta memberikan sejumlah besar
uang kepada masyarakat yang berbeda-beda. Meskipun meyakini prinsip persamaan dalam
7

memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, ia memberikan bantuan yang berbeda pada tingkat
yang lebih tinggi. Dalam hal pengeloaan zakat, Utsman mendelegasikan kewenangan
menaksir harta yang dizakati kepada pemiliknya masing-masing
Masa Ali bin Abi Thalib
(Sudarsono, 2002) Ali bin Abi Thalib merupakan khalifah keempat menggantikan
Utsman bin Affan yang terbunuh. Ali mempunyai gelar karramahu wajhah. Ia menikah
dengan putri Rasulullah Fatimah al-Zahra dikarunia dua putra yaitu Hasan dan Husain. Pada
masa Ali, merupakan masa pemerintahan tersulit yang harus dilampaui karena karena masamasa itu merupakan masa paling kritis berupa pertentangan antar kelompok (Kharidatul
Mudiah, 2015, p.206).
Muncul pula pada waktu itu tuntutan para sahabat untuk menelisik siapa sebenarnya
orang yang membunuh Utsman bin Affan. Khalifah Ali merupakan salah satu khalifah yang
sederhana, ia dengan suka rela menarik dirinya dari daftar penerima bantuan Baitul Mal (kas
negara), bahkan menurut yang lainnya dia memberikan 5000 dirham setiap tahunnya. Apapun
faktanya hidup Ali sangat sederhana dan ia sangat ketat dan rigit dalam menjalankan
keuangan negara. Suatu hari saudaranya Aqil datang kepadanya meminta bantuan uang,
tetapi Ali menolak karena hal itu sama dengan mencuri uang milik masyarakat (Kharidatul
Mudiah, 2015, p.206).

Sejarah Ekonomi Kapitalis
Robert E. Lerner dalam Western Civilization (1988) menyebutkan bahwa revolusi
komersial dan industri pada dunia modern awal dipengaruhi oleh asumsi-asumsi kapitalisme
dan merkantilisme. Direduksi kepada pengertian yang sederhana, kapitalisme adalah sebuah
sistem produksi, distribusi, dan pertukaran di mana kekayaan yang terakumulasi
diinvestasikan kembali oleh pemilik pribadi untuk memperoleh keuntungan. Kapitalisme
adalah sebuah sistem yang didisain untuk mendorong ekspansi komersial melewati batasbatas lokal menuju skala nasional dan internasional. Pengusaha kapitalis mempelajari polapola perdagangan internasional, di mana pasar berada dan bagamana memanipulasi pasar

8

untuk keuntungan mereka. Penjelasan Robert Learner ini paralel dengan tudingan Karl Marx
bahwa imperialisme adalah kepanjangan tangan dari kapitalisme.
Sistem kapitalisme, menurut Ebenstein (1990), mulai berkembang di Inggris pada
abad 18 M dan kemudian menyebar luas ke kawasan Eropa Barat laut dan Amerika Utara.
Risalah terkenal Adam Smith, yaitu The Wealth of Nations (1776), diakui sebagai tonggak
utama kapitalisme klasik yang mengekspresikan gagasan “laissez faire” dalam ekonomi.
Bertentangan sekali dengan merkantilisme yaitu adanya intervensi pemerintah dalam urusan
negara. Smith berpendapat bahwa jalan yang terbaik untuk memperoleh kemakmuran adalah
dengan membiarkan individu-individu mengejar kepentingan-kepentingan mereka sendiri
tanpa keterlibatan perusahaan-perusahaan negara (Robert Lerner, 1988).
Awal abad 20 kapitalisme harus menghadapi berbagai tekanan dan ketegangan yang
tidak diperkirakan sebelumnya. Munculnya kerajaan-kerajaan industri yang cenderung
menjadi birokratis uniform dan terjadinya konsentrasinya pemilikan saham oleh segelintir
individu kapitalis memaksa pemerintah (Barat) mengintervensi mekanisme pasar melalui
kebijakan-kebijakan seperti undang-undang anti-monopoli, sistem perpajakan, dan jaminan
kesejahteraan.

Sejarah Ekonomi Sosialisme :
Sejarah sosialis memerupakan sejarah protes sosial. Yaitu terhadap semua penyakit
kultural, ekonomis, social, dan politis kapitalisme. Proses social sudah tentu bukan “Barang
baru” tetapi ada

dua hal yang membedakan

sosialisme dengan pemberontakan-

pemberontakan sebelumnya terhadap pemerintahan yang ada.
Pertama: Sosialisme bersifat ekonomis. Kedua: Ia bersifat internasional, baik mengenai
skope-nya maupun mengenai appeal-nya. “Umur”sosialisme kurang dari dua abad.Tetapi
pada masa itu, gerakan tersebut terpisah kedalam dua aliran.
Aliran pertama, yang lebih tua, berupaya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
melalui prosedur-prosedur demokratis. Yang kedua, yaitu “komunisme” menganggap
demokrasi parlementer sebagai alat kapitalisme. Kedua aliran tersebut selanjutnya terbagi
lagi ke dalam berbagai sub aliran dalam bidang teori dan praktek. Tetapi, sekali pun terdapat

9

berbagai macam tipe teori sosialis pada berbagai negara didunia, teta pada hal umum yang
mencirikannya:

Di Jerman produsen-produsennya mulai membangun industri-industri yang sanggup
bersaing dengan industr Inggris. Berdasarkan perkembangan-perkembangan tersebut terlihat
timbulnya berbagai reaksi hebat terhadap kapitalisme.
Mereka mencapai bentuk berupa empat macam filsafat radikal pokok, yaitu:
1. SosialismeUtopis ( Utopian socialism )
2. SosialismeMarxisdankomunisme ( Marxian socialism and communism ),
3. Sindikalisme ( syndicalism ),SosialismeUtopis
Di Inggris orang yang tekemuka adalah Robert Owen (1771-1858), dan di Prancis
seorang yang bernama Charles Fourier (1772-1837), peranan Owen sebagai seorang
perombak sosial amat penting.Dia memainkan peranan penting dalam pembentukan undangundang pabrik guna melindungi para pekerja pabrik, yaitu the Factory art tahun 1844.
Sosialisme Marxis dan Komunisme
Di antaramereka yang hadir ada dua orang radikal intelektual yang relative mudadan
yang beludikenal.Yang satu adalah Karl Mark, sedangkan yang kedua adalahsahabatnya,
Frederich Engels. Dalam bulan Januari 1948, prinsip-prinsip dan sasaran yang ditetapkan,
dipublikasikan sebagai sebuah pamplet denga nama “The Communist Manifest”.
Marx merupakan seorang ahli ekonomi yang menekankan segifilsafat.Iaberupaya
untuk merumuskan sebuah “teori ilmiah” yang kemudian dipublikasikan sebagai karyanya
yang monumental yang berjudul Das Kapital (1867). Buku tersebut dinyatakan orang sebagai
“the dooms day bookof capitalism”.

10

II.III

Sistem Ekonomi Islam, Sosalis, Kapitalis

Sistem Ekonomi Islam
Menurut Yusuf Qardhawi, karakteristik sistem ekonomi islam, yaitu :
1. Ekonomi Ilahiyyah
Ekonomi islam adalah ekonomi Ilahiyyah, karena titik berangkatnya dari Allah, tujuannya
mencari ridha Allah dan cara-caranya tidak bertentangan dengan syariatNya. Kegiatan
ekonomi, baik produksi, konsumsi, penukaran dan distribusi diikatkan pada prinsip Ilahiyyah
dan pada tujuan Iilahi. ( Yusuf Qardhawi, 2001 )
2. Ekonomi Akhlak
Hal yang membedakan antara sistem islam dengan sistem lainnya, adalah bahwa antara
ekonomi dan akhlak tidak pernah terpisah antara ilmu dengan akhlak, antara politik dan
akhlak, antara perang dengan akhlak. Akhlak adalah daging dan urat nadi kehidupan islam.
Karena risalah islam adalah risalah akhlak, sehingga Rasulallah bersabda :“Sesungguhnya
tidaklah aku diutus, selain hanya untuk menyempurnakan akhlak.”
3. Ekonomi kemanusiaan
Manusia, dalam sistem ekonomi islam ini adalah sasaran sekaligus merupakan sarana. Tujuan
dan sasaran utama islam adalah merealisasikan “kehidupan yang baik” bagi manusia dengan
segala unsur dan pilarnya. Dalam segala fase kehidupan manusia, mulai dari masa kanakkanak sampai dengan masa tua. Dalam segala keadaan hidupnya, sehat dan sakit, lemah dan
kuat, susah dan senang, sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat.
4. Ekonomi pertengahan
Pertengahan yang adil merupakan roh dari ekonomi islam. Sebagaimana firman Allah dalam
QS. Al-Baqarah (2): 143: “Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu ( umat islam ),
umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas ( perbuatan ) manusia dan agar
Rasul ( Muhammad ) menjadi saksi atas ( perbuatan ) kamu.”
Menurut Ahmad Izzan dan Syahri Tanjung, keistimewaan dan karakteristik ekonomi islam
yaitu : ( Ahmad Izzan dan Syahri Tanjung )

11

1. Ekonomi islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari konsep islam yang utuh
dan menyeluruh.
2. Aktivitas ekonomi islam merupakan suatu bentuk ibadah.
3. Tatanan ekonomi islam memiliki tujuan yang sangat mulia.
Konsep Ekonomi Islam
Ekonomi islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi robbani dan insani. Dikatakan ekonomi
robbani karena ekonomi islam sarat dengan tujuan dan nilai-nilai Ilahiyah. Sedangkan
ekonomi islam dikatakan memiliki dasar sebagai ekonomi insani, karena sistem ekonomi
islam dilaksanakan dan ditujukan untuk kemaslahatan manusia.
1. Konsep tauhid
2. Konsep rububiyyah
3. Konsep khilafah
4.

Konsep Tazkiyah

Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi kapitalis merupakan suatu system yang menyandarkan diri sepenuhnya pada
:
1. Hak milik Swasta (Private Property) lembaga ini merupakan elemen pokok dari
kapitalisme, Ia menjamin bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mencapai
barang-barang ekonomi dan sumber-sumber daya melalui cara yang legal,
mengadakan perjanjian-perjanjian sehubungan dengan penggunaannya dan apabila
perlu menjualnya “kekayaan merupakan hak alamiah terlepas dari kekuasaan Negara.
2. Dibina oleh tangan yang tak terlihat (The Invisibel Hand) prinsif tersebut
menyatakan bahwa untuk mencapai hal yang terbaik untuk masyarakat.Setiap
individu dalam sebuah masyarakat kapitalistik dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan
ekonomi sehingga ia akan bertindak sedemikian rupa untuk mencapai kepuasan
terbesar dengan pengorbanan atau biaya yang sekecil-kecilnya.
3. Individualisme ekonomi Laissez- Faire Pernyataan ini menjadi kata kunci
kapitalisme. Dalam arti bahwa tiadanya intervensi pemerintah akan menyebabkan

12

timbulnya individualism ekonomi dan kebebasan ekonomi.Intervensi pemerintah
dibatasi pada aktivitas-aktivitas tertentu.
4. Persaingan dan pasar-pasar bebas (free market competition). Prinsip bekerjanya
mekanisme pasar menyebabkan terjadinya persaingan. Persaingan terjadi antara
penjual barang-barang yang serupa untuk menarik pembeli; antara pembeli untuk
mencapai barang-barang yang mereka inginkan; antara pekerja untuk memperoleh
pekerjaan, antara pihak majikan untuk memperoleh pekerja, antara pembeli dan
penjual sumber-sumber daya untuk mencapai syarat yang sebaik-baiknya.
Kerangka dasar sistem ekonomi Kapitalis
1. Kelangkaan (Scarcity) Sumber-sumber ekonomi. Terciptanya kelangkaan oleh
karena adanya benturan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan
terbatasnya (langkanya) barang-barang ekonomi yang tersedia dalam usaha
menjembatangi hal tersebut adalah dengan jalan menambah jumlah produksi barang
dan jasa sebanyak-banyaknya agar kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat
diperkecil.
2. Pandangan tentang nialai (value) barang. Dalam sistem ekonomi kapitalis nilai
merupakan sesuatu yang sangat urgen. Karena nilai merupakan suatu sarana untuk
melihat faedah suatu barang dan jasa, juga untuk menentukan kemampuan produsen
dan konsumen.
3. Perana harga dalam sistem ekomi kapitalis. Dalam system ekonomi kapitalis, harga
mempunyai peranan dalam kegiatan produksi,konsumsi, dan distribusi melalui
struktur harga.
Sistem Ekonomi Sosialis
Di satu pihak ada kebebasan individu seperti dalam sistem ekonomi kapitalis. Namun di
pihak lain, peran pemerintah lebih besar misalnya dalam menentukan upah minimum dan
penetapan harga minimum atau maksimum serta ada kebijakan perlindungan usaha,
konsumen dan pekerja,
Landasan ilmiah dari sistem ini adalah kombinasi antara prinsip-prinsip kebebasan individu
dengan kemerataan sosial.
Sistem ini dianut di Eropa Barat terutama Jerman.

13

BAB III
PENUTUP
III.I

Kesimpulan
KESIMPULAN
Banyak beragam

pendapat yang mengutarakan definisi tentang ekonomi Islam,

sosialis dan kapitalis dari tokoh ekonomi.. Aplikasi ajaran agama dalam bidang ekonomi
Islam paling banyak pada lembaga perbankkanyang telah berkembang cukup signifikan
dalam 3 tahun terakhir dengan indikator market shareterhadap perbankan konvensional telah
mencapai 1,8 % dan BI mempunyai target 5 % pada tahun2010. Implikasi dari faham
sosialisme telah menempatkan manusia hanya sebagai mesin produksi,kemandirian individu
terkebiri atas nama kepentingan (kepemilikan) negara. sedangkan Individu dalam kapitalisme
mempunyai peran besar dalam penguasaan hak milik, mengadakanperjanjian kontrak, dan
perilaku ekonomi dengan standar yang hanya mempertimbangkan pasar.
Ekonomi islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi robbani dan insani. Dikatakan
ekonomi robbani karena ekonomi islam sarat dengan tujuan dan nilai-nilai Ilahiyah.
Sedangkan ekonomi islam dikatakan memiliki dasar sebagai ekonomi insani, karena sistem
ekonomi islam dilaksanakan dan ditujukan untuk kemaslahatan manusia. Berbeda dengan
sistem kapitalis, sistem kapitalis lebih mempunyai peran terhadap penguasaan milik bersama
dan perilaku mempertimbangkan

pasar. Begitupun sistem sosialis, sosialisme telah

menempatkan manusia hanya sebagai mesin produksi,kemandirian individu terkebiri atas
nama kepentingan (kepemilikan) negara.

14

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Muhammad al-’Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem, Prinsip, dan Tujuan Ekonomi
Islam, Terj. Imam Saefudin (Bandung: Pustaka Setia, 1999)
Al-Usairy. 2006. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, Jakarta: Raja Grafindo.
Eldine, Achyar. 2005. “Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam: Universitas Ibnu Khaldun Online”, dikutip
dari http://www.uika- bogor.ac.id/ jur07.htm), diakses pada 19 Desember 2016.
Saefurrohman,

Usep.

2010.

“Pengertian

dan

Sejarah

Kapitalisme”,

www.usepsaefurohman.wordpress.com/2010/02/02/388/.diasksesPada

19

dikutip

Desember

dari
2016.

al-’Assal, Ahmad Muhammad. dan Abdul Karim, Fathi. 1999. Sistem, Prinsip, dan Tujuan Ekonomi
Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Mannan, Abdul. 1997. Ekonomi Islam, Teori, dan Praktik. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.
Nawab Haedar, Syed. 2003. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wirasasmia, Rivai. 2002 Kamus Ekonomi Lengkap. Bandung: Pionir.
Branch Man Course. 2006. BI Regulation & Policies of Islamic Banking.
Yahya, Harun. 2000. "Kapitalisme dan Seleksi Alam”, dikutip dari http://www.harunyahya.com.
diakses pada 19 desember 2016.
Hulwati. 2009. Ekonomi Islam,Jakarta: Ciputat Press.
Qardhawi, Yusuf. 2000. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

15