makalah kehidupan ekonomi, sosial budaya dan agama pada kerajaan islam di indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebelum penjajah Belanda datang ke Indonesia, di Indonesia telah berdiri kerajaankerajaan besar seperti : Samudera Pasai dan Aceh Darussalam (Sumatera), Pajang, Demak,
Mataram, Cirebon, dan Banten (Jawa), Banjar dan Kutai (Kalimantan), Gowa-Tallo, Bone,
Wajo, Soppeng, dan Luwa (Sulawesi).
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai yang
merupakan kerajaan kembar. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Kerajaan Aceh
terletak di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar. Di sini pula
terletak ibu kotanya. Kurang begitu diketahui kapan kerajaan ini sebenarnya berdiri. Anas
Machmud berpendapat, Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke 15 M, di
atas puing-puing kerajaan Lamuri, oleh Muzaffar Syah (1465-1497).
Sedangkan di Pulau Jawa juga berdiri kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden
Patah, kemudian berdiri pula Kesultanan Pajang yang dipandang sebagai pewaris kerajaan
Islam Demak. Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama di jawa Barat. Kerajaan ini
didirikan oleh Sultan Gunung Jati.
Di Kalimantan juga berdiri dua buah kerajaan yaitu kerajaan Banjar yang rajanya
bernama Sultan Suruiansyah, dan kerajaan Kutai yang salah satu rajanya bernama Tuan di
bandang atau lebih dikenal dengan sebutan Dato’ Ri Bandang.[1]
Untuk lebih jelasnya simaklah isi makalah berikut ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kerajaan Samudera Pasai
a. Letak geografis
Letak geografis terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera bagian utara
berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat Malaka).
b. Kehidupan politik
Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Nazimuddin al-Kamil (berasal
dari Mesir) yang membawa Kerajaan Samudera Pasai menjadi
berkembang cukup pesat. Raja pertama Samudera Pasai adalah Marah
Silu (Malik as-Saleh). Ia meninggal lalu digantikan oleh putranya yang
bernama Mailk ath-Thahir.
c. Kehidupan ekonomi
Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung kreativitas
mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga
mempersiapkan bandar - bandar yang digunakan untuk:
1. Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
2. Mengurus masalah – masalah perkapalan
3. Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar
negeri
4. Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa
daerah di Indonesia
d. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut
aturan – aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak
terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir
maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh
mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
e. Kehidupan Budaya
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang
baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa
oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu,
yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab
Jawi. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Melayu.
f. Faktor kemajuan
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah
pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan –
kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan
Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan Samudera Pasai :
1. Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara,
2. Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis,
3. Setelah Sultan Malik at-Thahir meninggal, tidak ada yang menggantikan
sehingga penyebaran agama Islam diambil kerajaan Aceh.
Kerajaan Aceh
2
a. Letak Geografis
Letak geografis terletak di Pulau Sumatera bagian utara dekat jalur
pelayaran dan perdagangan internasional saat itu.
b. Kehidupan politik
Corak pemerintahan Aceh adalah pemerintahan sipil dan pemerintahan
atas dasar agama. Pendiri kerajaan Aceh adalah Mudzaffar Syah. Raja
yang pernah memerintah kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat
Syah, Sultan Salahudin, Sultan Alauddin Riayat, Sultan Iskandar
Muda, Sultan Iskandar Thani.
c. Kehidupan ekonomi
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat.
Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas
daerah-daerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah jumlah
ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung
Malaka menyebabkan bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah
dan lada yang dihasilkan di daerah itu.
d. Kehidupan sosial
Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural, kualitas
keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki
jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri, lapisan
teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah.
Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk
pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan
keagamaan. Dalam lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku
sebagai keturunan Nabi Muhammad. Mereka ini menempati posisi
istimewa dalam kehidupan sehari-hari, yang laki-laki bergelar Sayyed, dan
yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang
peranan sangat penting adalah para orang kaya yang menguasai
perdagangan, saat itu komoditasnya adalah rempah-rempah, dan yang
terpenting adalah lada.
e. Kehidupan budaya
Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk
pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera
ini. Orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka seharihari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu, para ulama
merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Pengaruh Islam
yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh.
Peninggalan Islam di Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari
Aceh, seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil Adyan
karangan Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17 ; Kitab Tarjuman
al-Mustafid yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya
Shaikh Abdurrauf Singkel tahun 1670-an; dan Tajussalatin karya
Hamzah Fansuri. Ini bukti bahwa Aceh sangat berperan dalam
pembentukan tradisi intelektual Islam di Nusantara. Karya sastra lainnya,
seperti Hikayat Prang Sabi, Hikayat Malem Diwa, Syair Hamzah
Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, merupakan bukti
lain kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat Aceh.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
3
1. Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514.
2. Letaknya strategis di pintu gerbang pelayaran internasional.
3. Pelabuhan Olele memiliki persyaratan sebagai pelabuhan dagang yang
baik.
4. Aceh kaya akan tanaman lada.
5. Aceh bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis.
6. Para pedagang Islam memindahkan kegiatan berdagang dari Malaka ke
Aceh. Aceh mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1635). Karena menjadi pusat agama Islam, Aceh
sering disebut Serambi Mekah.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis (1629).
2. Pengganti Sultan Iskandar Muda kurang Cakap.
3. Permushan antara kaum muda.
4. Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh.
Kerajaan Demak
a. Letak Geografis
Letaknya di daerah Jawa Tengah dan menjadi kerajaan Islam pertama di
Jawa.
b. Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden Patah, dimana selama
pemerintahannya kerajaan Demak berkembang dengan pesat sebagai
pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam.
c. Kehidupan ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim, menjalankan
fungsinya sebagai penghubung atau transit daerah penghasil rempahrempah di bagian timur dengan Malaka sebagai pasaran di bagian barat.
Perekonomian Demak dapat berkembang dengan pesat di dunia maritim
karena didukung oleh penghasil dalam bidang agraris yang cukup besar.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Demak diatur oleh hukum-hukum Islam, namun juga
masih menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem
kehidupan sosial yang telah mendapat pengaruh Islam.
e. Kehidupan budaya
Di bidang budaya, terlihat jelas dengan adanya pembangunan Masjid
Agung Demak yang terkenal dengan salah satu tiang utamanya terbuat
dari kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat masjid itu
sendiri yang disebut soko tatal. Di pendapa (serambi depan masjid) itulah
Sunan Kalijaga (pemimpin pembangunan masjid) meletakkan dasardasar syahadatain (perayaan Sekaten). Tujuannya ialah untuk
memperoleh banyak pengikut agama Islam. Tradisi Sekaten itu sampai
sekarang masih berlangsung di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon.
f. Faktor Kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
4
1. Mundur dan runtuhnya Majapahit,
2. Raden Patah, seorang keturunan Raja Majapahit Brawijaya V mendapat
dukungan dari parawali yang sangat dihormati,
3. Banyak adipati pesisir yang tidak puas dengan majapahit dan mendukung
Raden Patah,
4. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
5. Pusaka kerajaan Majapahti sebagai lambang pemegang kuasa diberikan
kepada Raden Patah.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Terjadi pertikaian antarkeluarga sepeninggal Sultan Trenggana,
2. Naiknya Arya Penangsang ke tahta kerajaan,
3. Arya Penangsang dapat dikalahkan Jaka Tingkir.
Kerajaan Banten
a. Letak geografis
Terletak di ujung barat Pulau Jawa, yaitu di daerah Banten, Jawa Barat.
b. Kehidupan politik
Pendiri kerajaan ini adalah Hasanudin yang mencapai kejayaan pada
masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Raja – raja yang
memerintah kerajaan ini adalah : Panembahan Yusuf, Maulana
Muhammad, Abu Mufakir, dan Sultan Ageng Tirtayasa.
c. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan Banten bertumpu pada bidang perdagangan
karena memiliki bahan ekspor penting, yaitu lada sebagai daya tarik yang
kuat bagi pedagang asing.
d. Kehidupan sosial
Kerajaan Banten menerapkan sistem timbal balik, Kerajaan akan membina
hubungan baik terhadap Negara manapun yang ingin membina hubungan
baik dengan Kerajaan, tapi sebaliknya Kerajaan Banten menerapkan
sistem perlawanan terhadap bangsa manapun yang ingin menganggu
kedaulatan Kerajaan. Sayangnya ini hanya berlangsung pada masa
Sultan Ageng Tirtayasa saja, karena pada masa kepemimpinan Sultan
Haji Kerajaan Banten justru mengalami keruntuhan karena pada masa itu
Kerajaan Banten berada dibawah naungan Belanda yang ingin menguasai
pemerintah dan perekonomian Banten sepeunuhnya. Sejak kematian
Sultan Ageng Tirtayasa pemerintahan Kerajaan Banten mengalami
banyak kemunduran karena terjadi perebutan tahta dan perang saudara
hingga akhirnya Banten dikuasai oleh Belanda.
e. Kehidupan budaya
Hasil peninggalan kebudayaan yang bersifat materi dari Kerajaan Banten
berupa bangunan-bangunan yang bentuk dan ukirannya mendapatkan
pengaruh dari kebudayaan Islam. Contoh dari peninggalan tersebut bisa
kita lihat pada adanya pembangunan masjid yang pada masa Kesultanan
Banten, masjid dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah.
Contoh dari masjid tersebut antara lain Masjid Kasunyata, Masjid
5
Agung, Masjid Banten, Masjid Caringin, Masjid Palinan, serta Masjidmasjid lainnya. Selain masjid hasil peninggalan kebudayaan berupa
materi berupa hasil karya sastra berupa nyanyian-nyanyian bernada
islami, teknik membaca Al-quran, serta hikayat mengenai cerita-cerita
bertema islam. Selain peninggalan satra juga terdapat bangunan
peninggalan istana pada masa Kesultanan Banten, contoh dari bangunan
tersebut adalah Gedung Timayah, Keraton Kalibon, dan Keraton
Surosowan. Bangunan-bangunan tersebut adalah peninggalan materi
yang bercorak islam karena dibangun pada masa kekusaan Kerajaan
Banten yang bercorak islam.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Letaknya sangat strategis, yaitu di Selat Sunda,
2. Pelabuhan kerajaan Banten memenuhi persyaratan yang baik,
3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Mangkatnya Raja Besar Banten Maulana Yusuf dan tidak ada yang
menggantikannya,
2. Perang saudara antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar
Kerajaan Banten.
Kerajaan Makassar/Gowa-Tallo
a. Letak geografis
Terletak di Sulawesi Selatan yang memiliki posisi yang penting karena
dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara.
b. Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Makassar adalah Sultan Alauddin. Ia raja
pertama yang memeluk agama Islam. Dan selama pemerintahannya, ia
membuat masyarakat Makassar menjadi sejahtera. Selain Sultan
Alauddin, ada Sultan Mahmud Said, Sultan Hasanuddin, dan Raja
Mapasomba yang pernah memerintah kerajaan Makassar.
c. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan ini bertumpu pada perdagangan dan
pelayaran. Dengan berkembangnya Makassar sebagai pusat perdagangan
wilayah timur, mengakibatkan warga asing berdagang di Makasar.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Makassar adalah feudal. Masyarakat Makassar
dibebankan atas tiga lapisan atau kelas. Kelas tertinggi bergelar karaeng
yang terdiri dari kaum bangsawan, tumasaraq adalah gelar untuk rakyat
biasa, dan ata untuk hamba sahaya.
e. Kehidupan budaya
Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah
keahlian masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut pinisi dan
lambo.
f. Faktor kemajuan
6
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1.
Kerajaan Makassar sebagai pusat persinggahan para pedagang
internasional.
2. Kerajaan Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Di kerajaan Makssar terjadi pertentangan keluarga bangsawan,
2. Tidak ada regenerasi yang cakap.
Kerajaan Perlak
a. Letak geografis
Terletak di pesisir timur daerah Aceh yang tepatnya berada di daerah
Aceh Timur.
b. Kehidupan politik
Sultan Perlak ke-17, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad
Amin Shah II Johan berdaulat, melakukan politik persahabatan dengan
negeri-negeri tetangga. Ia menikahkan dua orang puterinya, yaitu: Putri
Ratna Kamala dinikahkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan
Muhammad Shah (Parameswara) dan Putri Ganggang dinikahkan
dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai, Malik al-Saleh.
c. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Perlak merupakan negeri yang terkenal sebagai penghasil kayu
Perlak, yaitu kayu yang berkualitas bagus untuk kapal. Tak heran kalau
para pedagang dari Gujarat, Arab dan India tertarik untuk datang ke sini.
Pada awal abad ke-8, Kerajaan Perlak berkembang sebagai bandar niaga
yang amat maju. Kondisi ini membuat maraknya perkawinan campuran
antara para saudagar muslim dengan penduduk setempat. Efeknya
adalah perkembangan Islam yang pesat dan pada akhirnya munculnya
Kerajaan Islam Perlak sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.
d. Kehidupan sosial
e. Kehidupan budaya
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah Kerajaan Perlak
mengalami masa kejayaan dimana hal ini di sebabkan karena pusat
pelayaran dan perdagangan strategis,karena terletak di tepi selat Malaka.
g. Faktor kemunduran
Kerajaan perlak mengalami kemunduran karena adanyan perkembangan
kerajaan Malaka sehingga pusat pelayaran perdagangan beralih ke
Malaka.
Kerajaan Mataram Islam/Mataram Kuno
a. Letak Geografis
7
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah dengan daerah intinya disebut
Bhumi Mataram. Daerah tersebut dikelilingi oleh pegunungan dan
gunung-gunung, seperti Pegunungan Serayu, Gunung Prau, Gunung
Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, Gunung
Merapi, Pegunungan Kendang, Gunung Lawu, Gunung Sewu, Gunung
Kidul. Daerah itu juga dialiri banyak sungai, diantaranya Sungai
Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan yang terbesar dalah Sungai
Bengawan Solo.
b. Kehidupan politik
Raja pertama yang memerintah adalah Sutawijaya yang bergelar
Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Setelah
Sutawijaya wafat, digantikan oleh putranya yaitu Mas Johang yang
bergelar Sultan Anyakrawati.
c. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang.
Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris.
Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram
juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang
mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting
bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Syailendra, ditafsirkan sudah teratur. Hal ini
dilihat melalui cara pembuatan candi yang menggunakan tenaga rakyat
secara bergotong-royong. Di samping itu, pembuatan candi ini
menunjukkan betapa rakyat taat dan mengkultuskan rajanya.
e. Kehidupan budaya
Kerajaan Syailendra banyak meninggalkan bangunan-bangunan candi
yang sangat megah dan besar nilainya, baik dari segi kebudayaan,
kehidupan masyarakat dan perkembangan kerajaan. Candi-candi yang
terkenal seperti telah disebutkan di atas adalah Candi Mendut, Pawon,
Borobudur, Kalasan, Sari, dan Sewu.
f. Faktor kemajuan
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung.
Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Beliau
mengarang Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, menciptakan
penanggalan tahun Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti
penggunaan gamelan dalam perayaan Sekaten untuk memperingati
Maulud Nabi.
g. Faktor kemunduran
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung
merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah
kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian
rakyat dikerahkan untuk berperang.
Kerajaan Pajang
a. Letak geografis
8
Terletak di daerah Kartasura, dekat Surakarta/Solo, Jawa Tengah.
b. Kehidupan politik
Setelah Sultan Trenggono meninggal, Demak dilanda perang saudara
antara Pangeran Prawoto (anak Trenggono) dengan Pangeran Sekar
Sedo Lepen (adik Trenggono) dan dimenangkan Prawoto. Aryo
Penangsang, anak Pangeran Sedo Lepen tidak dapat menerima
kematian ayahnya. Kemudian Aryo Penangsang membunuh Pangeran
Prawoto dan keluarganya. Pangeran Prawoto mempunyai putra benama
Arya Pangiri. Dengan bantuan Joko Tingkir (adik ipar Trenggono), Arya
Pangiri membalas kematian ayahnya. Kemudian Joko Tingkir naik takhta
dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang pada 1552. Joko Tingkir
menjadi raja pertama Kerajaan Pajang dan bergelar Sultan Adiwijaya.
Pengangkatan Joko Tingkir sebagai raja Pajang disahkan oleh Sunan Giri
dan mendapat pengakuan pea adipati di Jawa. Saat itu Demak hanya
sebagai daerah kecil yang dipimpin Arya Pangiri. Di antara pengikut
Adiwijaya yang dianggap berjasa adalah Kyai Gede Pemanahan. Kyai ini
diberi hadiah tanah pemukiman di Mataram (Kota-Gede, Yogyakarta). Kyai
Gede Pemanahan dianggap sebagai perintis berdirinya kerajaan Mataram
Islam. Kyai Gede Pemanahan meninggal pada 1575 dan diganti putranya
yang benama Sutawijaya. Joko Tingkir wafat pada 1582 dan digantikan
putranya, yaitu Pangeran Benowo. Beberapa lama kemudian Pangeran
Benowo disingkirkan Arya Pangiri (anak Prawoto dari Demak). Kerajaan
Pajang kemudian diperintah Arya Pangiri, namun ia tidak disukai rakyat
sehingga timbul perlawanan yang dipimpin Pangeran Benowo yang
dibantu Sutawijaya. Perlawanan itu berhasil, kemudian Sutawijaya naik
takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram. Sutawijaya
menjadi raja pertama di Kerajaan Mataram.
c. Kehidupan ekonomi
Pajang terletak di daerah pedalaman sehingga kerajaan ini
menitikberatkan mata peneaharianya dari pertanian dengan hasil
utamanya beras.
d. Kehidupan sosial
e. Kehidupan budaya
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di Jawa pedalaman,
2. Ditundukkannya Kediri pada tahun 1577,
3. Bidang kesusastraan dan kesenian yang sudah maju di Demak dan Jepara
lambat lau dikenal di pedalaman Jawa.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Perluasan wilayah tidak dapat dijalankan secara maksimal,
2. Kesultanan Pajang kalah pamor terhadap Mataram.
Kerajaan Ternate-Tidore
a. Letak geografis
9
Secara geografis kerajaan ternate dan tidore terletak di Kepulauan
Maluku, antara sulawesi dan irian jaya letak terletak tersebut sangat
strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu.
b. Kehidupan politik
Di kepulauan Maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya Kerajaan
Ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli
Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa
Portugis masuk, Portugis langsung memihak dan membantu Ternate, hal
ini dikarenakan Portugis mengira ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa
Spanyol memihak Tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua
bangsa kulit, untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan
Perjanjian Saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa Spanyol harus
meninggalkan maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap
berada di maluku. Raja pertama kerajaan ini adalah Sultan Hairun. Setelah
ia meninggal, ia digantikan oleh putranya yang bernama Sultan
Baabullah.
c. Kehidupan ekonomi
Tanah di Kepulauan Maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak
memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak
menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah
meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting.
Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan
terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut
mendukung perekonomian masyarakat.
d. Kehidupan sosial
Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk
menjalin perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa
Portugis juga ingin mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M,
agama Katholik telah mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera,
Ternate, dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius. Sebagian dari
daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama
islam. Oleh karena itu, tidak jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan
oleh orang-orang Portugis untuk memancing pertentangan antara para
pemeluk agama itu. Dan bila pertentangan sudah terjadi maka
pertentangan akan diperuncing lagi dengan campur tangannya orangorang Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan
merekalah yang berkuasa. Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku,
semua orang yang sudah memeluk agama Katholik harus berganti agama
menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang
sangat besar dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya
kehidupan rakyat. Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari
rakyat Maluku kepada kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan
Ternate, perang umum berkobar, namun perlawanan tersebut dapat
dipadamkan oleh kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman
kompeni Belanda sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan
menentang Kompeni Belanda.
e. Kehidupan budaya
Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian tampaknya
tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk menghasilkan karya10
karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku
tidak begitu banyak kita ketahui sejak dari zaman berkembangnya
kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Nuku,
2. Wilayah kekuaaan Tidore cukup luas,
3. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Adu domba Kerajaan Tidore yang dilakukan bangsa asing,
2. VOC berhasil menguasai perdagangan rempah – rempah di Maluku.
Kerajaan Cirebon
a. Letak geografis
Terletak di Pantai Utara Jawa Barat dan menjadi kerajaan Islam pertama di
Jawa Barat.
b. Kehidupan politik
Sumber-sumber setempat menganggap pendiri
Cirebon
adalah
Walangsungsang, namun orang yang berhasil meningkatkan statusnya
menjadi sebuah kesultanan adalah Syarif Hidayatullah yang oleh
Babad Cirebon dikatakan identik dengan Sunan Gunung Jati (Wali
Songo). Sumber ini juga mengatakan bahwa Sunan Gunung Jati adalah
keponakan dan pengganti Pangeran Cakrabuana. Dialah pendiri dinasti
raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten. Setelah Cirebon resmi berdiri
sebagai sebuah kerajaan Islam, Sunan Gunung Jati berusaha
mempengaruhi kerajaan Pajajaran yang belum menganut agama Islam. Ia
mengembangkan agama ke daerah-daerah lain di Jawa Barat. Setelah
Sunan Gunung Jati wafat (menurut Negarakertabhumi dan Purwaka
Caruban Nagari tahun 1568), dia digantikan oleh cucunya yang terkenal
dengan gelar Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Pada masa
pemerintahannya, Cirebon berada di bawah pengaruh Mataram. Kendati
demikian, hubungan kedua kesultanan itu selalu berada dalam suasana
perdamaian. Kesultanan Cirebon tidak pernah mengadakan perlawanan
terhadap Mataram. Pada tahun 1590, raja Mataram , Panembahan
Senapati, membantu para pemimpin agama dan raja Cirebon untuk
memperkuat tembok yang mengelilingi kota Cirebon. Mataram
menganggap raja-raja Cirebon sebagai keturunan orang suci karena
Cirebon lebih dahulu menerima Islam. Pada tahun 1636 Panembahan Ratu
berkunjung ke Mataram sebagai penghormatan kepada Sultan Agung
yang telah menguasai sebagian pulau Jawa. Panembahan Ratu wafat pada
tahun 1650 dan digantikan oleh putranya yang bergelar Panembahan
Girilaya. Keutuhan Cirebon sebagai satu kerajaan hanya sampai pada
masa Panembahan Girilaya (1650-1662). Sepeninggalnya, sesuai dengan
kehendaknya sendiri, Cirebon diperintah oleh dua putranya, Martawijaya
11
(Panembahan Sepuh) dan Kartawijaya (Panembahan Anom).
Panembahan Sepuh memimpin kesultanan Kasepuhan dengan gelar
Syamsuddin, sementara Panembahan Anom memimpin Kesultanan
Kanoman dengan gelar Badruddin. Saudara mereka, Wangsakerta,
mendapat tanah seribu cacah (ukuran tanah sesuai dengan jumlah rumah
tangga yang merupakan sumber tenaga). Perpecahan tersebut
menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon menjadi lemah sehingga
pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi proteksi VOC. Bahkan pada
waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi perebutan
kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian mengakibatkan
kedudukan VOC semakin kokoh.
c. Kehidupan ekonomi
Setelah perjanjian 7 Januari 1681 antara kerajaan Cirebon dan VOC,
keraton Cirebon semakin jauh dari kehidupan kelautan dan perdagangan,
karena VOC memegang hak monopoli atas beberapa jenis komoditas
perdagangan dan pelabuhan.
d. Kehidupan sosial
Cirebon berasal dari kata “caruban” yang artinya campuran. Diperkirakan
masyarakat Cirebon merupakn campuran dari kelompok pedagang
pribumi dengan keluarga-keluarga Cina yang telah menganut Islam.
Menurut Sumber berita tertua tentang Cirebon, satu rombongan keluarga
Cina telah mendarat dan menetap di Gresik. Seorang yang paling
terkemuka adalah Cu-cu, Keluarga Cu-cu yang sudah menganut agama
Islam kemudian mendapat kepercayaan dari pemerintah Demak untuk
mendirikan perkampungan di daerah Barat. Atas kesungguhan dan
ketekunan mereka bekerja maka berdirilah sebuah perkampungan yang
disebut Cirebon.
e. Kehidupan budaya
Keraton para keturunan Sunan Gunung Jati tetap dipertahankan di bawah
kekuasaan dan pengaruh pemerintah Hindia Belanda. Kesultanan itu
bahkan masih dipertahankan sampai sekarang. Meskipun tidak memiliki
pemerintahan administratif, mereka tetap meneruskan tradisi Kesultanan
Cirebon. Misalnya, melaksanakan Panjang Jimat (peringatan Maulid Nabi
Muhammad Saw) dan memelihara makam leluhurnya Sunan Gunung Jati.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Pendidikan keagamaan di Cirebon terus berkembang.
2. Pada abad ke-17 dan ke-18 di keraton-keraton Cirebon berkembang
kegiatan-kegiatan sastra yang sangat memikat perhatian.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Perpecahan antara saudara menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon
menjadi lemah sehingga pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi
proteksi VOC.
2. Pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi
perebutan kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian
mengakibatkan kedudukan VOC semakin kokoh.
3. Dalam Perjanjian Kertasura 1705 antara Mataram dan VOC disebutkan
bahwa Cirebon berada di bawah pengawasan langsung VOC.
12
Kerajaan Malaka
a. Letak Geografis
Letak kerajaan ini adalah di Selat Malaka / Semenanjung Malaka.
b. Kehidupan Politik
Berawal dari Paramisora (dari Majapahit) melarikan diri ke Tumasik dan
mendirikan Kesultanan Malaka dengan gelar Sultan Iskandar Syah pada
abad ke-15. Raja – raja yang pernah memerintah kerajaan ini adalah Sri
Maharaja, Sri Prameswara Dewa Syah, Sultan Muzzafar Syah,
Sultan Mansyur Syah, Sultan Alauddin Riayat Syah, dan Sultan
Mahmud Syah. Kerajaan ini sempat mengalami masa keemasan, yaitu
pada zaman pemerintahan Sultan Mansyur Syah.
c. Kehidupan Ekonomi
Selain menjadikan kota tersebut sebagai pusat perdagangan, rombongan
pendatang juga mengajak penduduk asli menanam tanaman yang belum
pernah mereka kenal sebelumnya, seperti tebu, pisang, dan rempahrempah. Rombongan pendatang juga telah menemukan biji-biji timah di
daratan. Dalam perkembangannya, kemudian terjalin hubungan
perdagangan yang ramai dengan daratan Sumatera. Salah satu komoditas
penting yang diimpor Malaka dari Sumatera saat itu adalah beras. Malaka
amat bergantung pada Sumatera dalam memenuhi kebutuhan beras ini,
karena persawahan dan perladangan tidak dapat dikembangkan di
Malaka. Hal ini kemungkinan disebabkan teknik bersawah yang belum
mereka pahami, atau mungkin karena perhatian mereka lebih tercurah
pada sektor perdagangan, dengan posisi geografis strategis yang mereka
miliki.
d. Kehidupan sosial
e. Kehidupan budaya
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Malaka berkembang menjadi pusat perkembangan agama Islam di Asia
Tenggara, hingga mencapai puncak kejayaan di masa pemeritahan Sultan
Mansyur Syah.
2. Salah satu komoditas penting yang diimpor Malaka dari Sumatera saat itu
adalah beras.
3. Banyak ditemukan biji-biji timah di daratan Malaka.
g. Faktor kemunduran
Yang menyebabkan Kerajaan Malaka runtuh adalah akibat serangan Portugis
pada 24 Agustus 1511, yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque. Sejak saat
itu, para keluarga kerajaan menyingkir ke negeri lain.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kehidupan politik masyarakat kerajaan Samudra Pasai dan Aceh dipimpin oleh seorang
sultan Dimana tahtanya mengalir secara turun menurun. Masa kejayaan Samudra Pasai
terjadi pada masa pemerintahan Nazimuddin al Kamil. Sedangkan masa kejayaan Kerajaan
Aceh dicapai pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
2. Kehidupan sosial budaya masyarakat kerajaan Samudra Pasai dan Aceh terpengaruh dari
budaya Arab dan menggunakan tingkatan sosial seperti : tengku, teuku, ulubalang dan
sebagainya.
3. Memahami kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Samudra Pasai dan Aceh bertumpu
pada bidang perdagangan dan pelayaran dimana lada menjadi komoditas utamanya dan
tempat yang strategis menjadikan kedua kerajaan ini memiliki keuntungan tersendiri.
4. Kehidupan agama masyarakat kerajaan Samudra Pasai dan Aceh ditata dengan hukum
Islam karena mayoritas penduduknya merupakan penganut agama Islam.
B. SARAN
Dengan keberadaan kerajaan-kerajaan yang terlahir di Indonesia, kita harus bisa
mengapresiasi peninggalan-peninggalan yang menjadi sumber ilmu pendidikan dari generasi
ke generasi. Upaya pengapresiasian itu sendiri dapat dengan melestarikannya,
memeliharanya, dan tidak merusaknya. Jika kita dapat berpartisipasi dalam upaya tersebut,
berarti kita mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Dengan begitu kita dapat menanamkan
rasa nasionalisme terhadap negara Indonesia.
14
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebelum penjajah Belanda datang ke Indonesia, di Indonesia telah berdiri kerajaankerajaan besar seperti : Samudera Pasai dan Aceh Darussalam (Sumatera), Pajang, Demak,
Mataram, Cirebon, dan Banten (Jawa), Banjar dan Kutai (Kalimantan), Gowa-Tallo, Bone,
Wajo, Soppeng, dan Luwa (Sulawesi).
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai yang
merupakan kerajaan kembar. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Kerajaan Aceh
terletak di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar. Di sini pula
terletak ibu kotanya. Kurang begitu diketahui kapan kerajaan ini sebenarnya berdiri. Anas
Machmud berpendapat, Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke 15 M, di
atas puing-puing kerajaan Lamuri, oleh Muzaffar Syah (1465-1497).
Sedangkan di Pulau Jawa juga berdiri kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden
Patah, kemudian berdiri pula Kesultanan Pajang yang dipandang sebagai pewaris kerajaan
Islam Demak. Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama di jawa Barat. Kerajaan ini
didirikan oleh Sultan Gunung Jati.
Di Kalimantan juga berdiri dua buah kerajaan yaitu kerajaan Banjar yang rajanya
bernama Sultan Suruiansyah, dan kerajaan Kutai yang salah satu rajanya bernama Tuan di
bandang atau lebih dikenal dengan sebutan Dato’ Ri Bandang.[1]
Untuk lebih jelasnya simaklah isi makalah berikut ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kerajaan Samudera Pasai
a. Letak geografis
Letak geografis terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera bagian utara
berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat Malaka).
b. Kehidupan politik
Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Nazimuddin al-Kamil (berasal
dari Mesir) yang membawa Kerajaan Samudera Pasai menjadi
berkembang cukup pesat. Raja pertama Samudera Pasai adalah Marah
Silu (Malik as-Saleh). Ia meninggal lalu digantikan oleh putranya yang
bernama Mailk ath-Thahir.
c. Kehidupan ekonomi
Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung kreativitas
mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga
mempersiapkan bandar - bandar yang digunakan untuk:
1. Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
2. Mengurus masalah – masalah perkapalan
3. Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar
negeri
4. Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa
daerah di Indonesia
d. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut
aturan – aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak
terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir
maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh
mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
e. Kehidupan Budaya
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang
baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa
oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu,
yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab
Jawi. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Melayu.
f. Faktor kemajuan
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah
pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan –
kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan
Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan Samudera Pasai :
1. Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara,
2. Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis,
3. Setelah Sultan Malik at-Thahir meninggal, tidak ada yang menggantikan
sehingga penyebaran agama Islam diambil kerajaan Aceh.
Kerajaan Aceh
2
a. Letak Geografis
Letak geografis terletak di Pulau Sumatera bagian utara dekat jalur
pelayaran dan perdagangan internasional saat itu.
b. Kehidupan politik
Corak pemerintahan Aceh adalah pemerintahan sipil dan pemerintahan
atas dasar agama. Pendiri kerajaan Aceh adalah Mudzaffar Syah. Raja
yang pernah memerintah kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat
Syah, Sultan Salahudin, Sultan Alauddin Riayat, Sultan Iskandar
Muda, Sultan Iskandar Thani.
c. Kehidupan ekonomi
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat.
Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas
daerah-daerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah jumlah
ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung
Malaka menyebabkan bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah
dan lada yang dihasilkan di daerah itu.
d. Kehidupan sosial
Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural, kualitas
keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki
jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri, lapisan
teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah.
Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk
pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan
keagamaan. Dalam lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku
sebagai keturunan Nabi Muhammad. Mereka ini menempati posisi
istimewa dalam kehidupan sehari-hari, yang laki-laki bergelar Sayyed, dan
yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang
peranan sangat penting adalah para orang kaya yang menguasai
perdagangan, saat itu komoditasnya adalah rempah-rempah, dan yang
terpenting adalah lada.
e. Kehidupan budaya
Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk
pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera
ini. Orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka seharihari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu, para ulama
merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Pengaruh Islam
yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh.
Peninggalan Islam di Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari
Aceh, seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil Adyan
karangan Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17 ; Kitab Tarjuman
al-Mustafid yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya
Shaikh Abdurrauf Singkel tahun 1670-an; dan Tajussalatin karya
Hamzah Fansuri. Ini bukti bahwa Aceh sangat berperan dalam
pembentukan tradisi intelektual Islam di Nusantara. Karya sastra lainnya,
seperti Hikayat Prang Sabi, Hikayat Malem Diwa, Syair Hamzah
Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, merupakan bukti
lain kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat Aceh.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
3
1. Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514.
2. Letaknya strategis di pintu gerbang pelayaran internasional.
3. Pelabuhan Olele memiliki persyaratan sebagai pelabuhan dagang yang
baik.
4. Aceh kaya akan tanaman lada.
5. Aceh bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis.
6. Para pedagang Islam memindahkan kegiatan berdagang dari Malaka ke
Aceh. Aceh mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1635). Karena menjadi pusat agama Islam, Aceh
sering disebut Serambi Mekah.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis (1629).
2. Pengganti Sultan Iskandar Muda kurang Cakap.
3. Permushan antara kaum muda.
4. Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh.
Kerajaan Demak
a. Letak Geografis
Letaknya di daerah Jawa Tengah dan menjadi kerajaan Islam pertama di
Jawa.
b. Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden Patah, dimana selama
pemerintahannya kerajaan Demak berkembang dengan pesat sebagai
pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam.
c. Kehidupan ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim, menjalankan
fungsinya sebagai penghubung atau transit daerah penghasil rempahrempah di bagian timur dengan Malaka sebagai pasaran di bagian barat.
Perekonomian Demak dapat berkembang dengan pesat di dunia maritim
karena didukung oleh penghasil dalam bidang agraris yang cukup besar.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Demak diatur oleh hukum-hukum Islam, namun juga
masih menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem
kehidupan sosial yang telah mendapat pengaruh Islam.
e. Kehidupan budaya
Di bidang budaya, terlihat jelas dengan adanya pembangunan Masjid
Agung Demak yang terkenal dengan salah satu tiang utamanya terbuat
dari kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat masjid itu
sendiri yang disebut soko tatal. Di pendapa (serambi depan masjid) itulah
Sunan Kalijaga (pemimpin pembangunan masjid) meletakkan dasardasar syahadatain (perayaan Sekaten). Tujuannya ialah untuk
memperoleh banyak pengikut agama Islam. Tradisi Sekaten itu sampai
sekarang masih berlangsung di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon.
f. Faktor Kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
4
1. Mundur dan runtuhnya Majapahit,
2. Raden Patah, seorang keturunan Raja Majapahit Brawijaya V mendapat
dukungan dari parawali yang sangat dihormati,
3. Banyak adipati pesisir yang tidak puas dengan majapahit dan mendukung
Raden Patah,
4. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
5. Pusaka kerajaan Majapahti sebagai lambang pemegang kuasa diberikan
kepada Raden Patah.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Terjadi pertikaian antarkeluarga sepeninggal Sultan Trenggana,
2. Naiknya Arya Penangsang ke tahta kerajaan,
3. Arya Penangsang dapat dikalahkan Jaka Tingkir.
Kerajaan Banten
a. Letak geografis
Terletak di ujung barat Pulau Jawa, yaitu di daerah Banten, Jawa Barat.
b. Kehidupan politik
Pendiri kerajaan ini adalah Hasanudin yang mencapai kejayaan pada
masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Raja – raja yang
memerintah kerajaan ini adalah : Panembahan Yusuf, Maulana
Muhammad, Abu Mufakir, dan Sultan Ageng Tirtayasa.
c. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan Banten bertumpu pada bidang perdagangan
karena memiliki bahan ekspor penting, yaitu lada sebagai daya tarik yang
kuat bagi pedagang asing.
d. Kehidupan sosial
Kerajaan Banten menerapkan sistem timbal balik, Kerajaan akan membina
hubungan baik terhadap Negara manapun yang ingin membina hubungan
baik dengan Kerajaan, tapi sebaliknya Kerajaan Banten menerapkan
sistem perlawanan terhadap bangsa manapun yang ingin menganggu
kedaulatan Kerajaan. Sayangnya ini hanya berlangsung pada masa
Sultan Ageng Tirtayasa saja, karena pada masa kepemimpinan Sultan
Haji Kerajaan Banten justru mengalami keruntuhan karena pada masa itu
Kerajaan Banten berada dibawah naungan Belanda yang ingin menguasai
pemerintah dan perekonomian Banten sepeunuhnya. Sejak kematian
Sultan Ageng Tirtayasa pemerintahan Kerajaan Banten mengalami
banyak kemunduran karena terjadi perebutan tahta dan perang saudara
hingga akhirnya Banten dikuasai oleh Belanda.
e. Kehidupan budaya
Hasil peninggalan kebudayaan yang bersifat materi dari Kerajaan Banten
berupa bangunan-bangunan yang bentuk dan ukirannya mendapatkan
pengaruh dari kebudayaan Islam. Contoh dari peninggalan tersebut bisa
kita lihat pada adanya pembangunan masjid yang pada masa Kesultanan
Banten, masjid dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah.
Contoh dari masjid tersebut antara lain Masjid Kasunyata, Masjid
5
Agung, Masjid Banten, Masjid Caringin, Masjid Palinan, serta Masjidmasjid lainnya. Selain masjid hasil peninggalan kebudayaan berupa
materi berupa hasil karya sastra berupa nyanyian-nyanyian bernada
islami, teknik membaca Al-quran, serta hikayat mengenai cerita-cerita
bertema islam. Selain peninggalan satra juga terdapat bangunan
peninggalan istana pada masa Kesultanan Banten, contoh dari bangunan
tersebut adalah Gedung Timayah, Keraton Kalibon, dan Keraton
Surosowan. Bangunan-bangunan tersebut adalah peninggalan materi
yang bercorak islam karena dibangun pada masa kekusaan Kerajaan
Banten yang bercorak islam.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Letaknya sangat strategis, yaitu di Selat Sunda,
2. Pelabuhan kerajaan Banten memenuhi persyaratan yang baik,
3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Mangkatnya Raja Besar Banten Maulana Yusuf dan tidak ada yang
menggantikannya,
2. Perang saudara antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar
Kerajaan Banten.
Kerajaan Makassar/Gowa-Tallo
a. Letak geografis
Terletak di Sulawesi Selatan yang memiliki posisi yang penting karena
dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara.
b. Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Makassar adalah Sultan Alauddin. Ia raja
pertama yang memeluk agama Islam. Dan selama pemerintahannya, ia
membuat masyarakat Makassar menjadi sejahtera. Selain Sultan
Alauddin, ada Sultan Mahmud Said, Sultan Hasanuddin, dan Raja
Mapasomba yang pernah memerintah kerajaan Makassar.
c. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan ini bertumpu pada perdagangan dan
pelayaran. Dengan berkembangnya Makassar sebagai pusat perdagangan
wilayah timur, mengakibatkan warga asing berdagang di Makasar.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Makassar adalah feudal. Masyarakat Makassar
dibebankan atas tiga lapisan atau kelas. Kelas tertinggi bergelar karaeng
yang terdiri dari kaum bangsawan, tumasaraq adalah gelar untuk rakyat
biasa, dan ata untuk hamba sahaya.
e. Kehidupan budaya
Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah
keahlian masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut pinisi dan
lambo.
f. Faktor kemajuan
6
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1.
Kerajaan Makassar sebagai pusat persinggahan para pedagang
internasional.
2. Kerajaan Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Di kerajaan Makssar terjadi pertentangan keluarga bangsawan,
2. Tidak ada regenerasi yang cakap.
Kerajaan Perlak
a. Letak geografis
Terletak di pesisir timur daerah Aceh yang tepatnya berada di daerah
Aceh Timur.
b. Kehidupan politik
Sultan Perlak ke-17, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad
Amin Shah II Johan berdaulat, melakukan politik persahabatan dengan
negeri-negeri tetangga. Ia menikahkan dua orang puterinya, yaitu: Putri
Ratna Kamala dinikahkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan
Muhammad Shah (Parameswara) dan Putri Ganggang dinikahkan
dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai, Malik al-Saleh.
c. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Perlak merupakan negeri yang terkenal sebagai penghasil kayu
Perlak, yaitu kayu yang berkualitas bagus untuk kapal. Tak heran kalau
para pedagang dari Gujarat, Arab dan India tertarik untuk datang ke sini.
Pada awal abad ke-8, Kerajaan Perlak berkembang sebagai bandar niaga
yang amat maju. Kondisi ini membuat maraknya perkawinan campuran
antara para saudagar muslim dengan penduduk setempat. Efeknya
adalah perkembangan Islam yang pesat dan pada akhirnya munculnya
Kerajaan Islam Perlak sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.
d. Kehidupan sosial
e. Kehidupan budaya
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah Kerajaan Perlak
mengalami masa kejayaan dimana hal ini di sebabkan karena pusat
pelayaran dan perdagangan strategis,karena terletak di tepi selat Malaka.
g. Faktor kemunduran
Kerajaan perlak mengalami kemunduran karena adanyan perkembangan
kerajaan Malaka sehingga pusat pelayaran perdagangan beralih ke
Malaka.
Kerajaan Mataram Islam/Mataram Kuno
a. Letak Geografis
7
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah dengan daerah intinya disebut
Bhumi Mataram. Daerah tersebut dikelilingi oleh pegunungan dan
gunung-gunung, seperti Pegunungan Serayu, Gunung Prau, Gunung
Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, Gunung
Merapi, Pegunungan Kendang, Gunung Lawu, Gunung Sewu, Gunung
Kidul. Daerah itu juga dialiri banyak sungai, diantaranya Sungai
Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan yang terbesar dalah Sungai
Bengawan Solo.
b. Kehidupan politik
Raja pertama yang memerintah adalah Sutawijaya yang bergelar
Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Setelah
Sutawijaya wafat, digantikan oleh putranya yaitu Mas Johang yang
bergelar Sultan Anyakrawati.
c. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang.
Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris.
Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram
juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang
mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting
bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Syailendra, ditafsirkan sudah teratur. Hal ini
dilihat melalui cara pembuatan candi yang menggunakan tenaga rakyat
secara bergotong-royong. Di samping itu, pembuatan candi ini
menunjukkan betapa rakyat taat dan mengkultuskan rajanya.
e. Kehidupan budaya
Kerajaan Syailendra banyak meninggalkan bangunan-bangunan candi
yang sangat megah dan besar nilainya, baik dari segi kebudayaan,
kehidupan masyarakat dan perkembangan kerajaan. Candi-candi yang
terkenal seperti telah disebutkan di atas adalah Candi Mendut, Pawon,
Borobudur, Kalasan, Sari, dan Sewu.
f. Faktor kemajuan
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung.
Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Beliau
mengarang Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, menciptakan
penanggalan tahun Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti
penggunaan gamelan dalam perayaan Sekaten untuk memperingati
Maulud Nabi.
g. Faktor kemunduran
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung
merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah
kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian
rakyat dikerahkan untuk berperang.
Kerajaan Pajang
a. Letak geografis
8
Terletak di daerah Kartasura, dekat Surakarta/Solo, Jawa Tengah.
b. Kehidupan politik
Setelah Sultan Trenggono meninggal, Demak dilanda perang saudara
antara Pangeran Prawoto (anak Trenggono) dengan Pangeran Sekar
Sedo Lepen (adik Trenggono) dan dimenangkan Prawoto. Aryo
Penangsang, anak Pangeran Sedo Lepen tidak dapat menerima
kematian ayahnya. Kemudian Aryo Penangsang membunuh Pangeran
Prawoto dan keluarganya. Pangeran Prawoto mempunyai putra benama
Arya Pangiri. Dengan bantuan Joko Tingkir (adik ipar Trenggono), Arya
Pangiri membalas kematian ayahnya. Kemudian Joko Tingkir naik takhta
dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang pada 1552. Joko Tingkir
menjadi raja pertama Kerajaan Pajang dan bergelar Sultan Adiwijaya.
Pengangkatan Joko Tingkir sebagai raja Pajang disahkan oleh Sunan Giri
dan mendapat pengakuan pea adipati di Jawa. Saat itu Demak hanya
sebagai daerah kecil yang dipimpin Arya Pangiri. Di antara pengikut
Adiwijaya yang dianggap berjasa adalah Kyai Gede Pemanahan. Kyai ini
diberi hadiah tanah pemukiman di Mataram (Kota-Gede, Yogyakarta). Kyai
Gede Pemanahan dianggap sebagai perintis berdirinya kerajaan Mataram
Islam. Kyai Gede Pemanahan meninggal pada 1575 dan diganti putranya
yang benama Sutawijaya. Joko Tingkir wafat pada 1582 dan digantikan
putranya, yaitu Pangeran Benowo. Beberapa lama kemudian Pangeran
Benowo disingkirkan Arya Pangiri (anak Prawoto dari Demak). Kerajaan
Pajang kemudian diperintah Arya Pangiri, namun ia tidak disukai rakyat
sehingga timbul perlawanan yang dipimpin Pangeran Benowo yang
dibantu Sutawijaya. Perlawanan itu berhasil, kemudian Sutawijaya naik
takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram. Sutawijaya
menjadi raja pertama di Kerajaan Mataram.
c. Kehidupan ekonomi
Pajang terletak di daerah pedalaman sehingga kerajaan ini
menitikberatkan mata peneaharianya dari pertanian dengan hasil
utamanya beras.
d. Kehidupan sosial
e. Kehidupan budaya
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di Jawa pedalaman,
2. Ditundukkannya Kediri pada tahun 1577,
3. Bidang kesusastraan dan kesenian yang sudah maju di Demak dan Jepara
lambat lau dikenal di pedalaman Jawa.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Perluasan wilayah tidak dapat dijalankan secara maksimal,
2. Kesultanan Pajang kalah pamor terhadap Mataram.
Kerajaan Ternate-Tidore
a. Letak geografis
9
Secara geografis kerajaan ternate dan tidore terletak di Kepulauan
Maluku, antara sulawesi dan irian jaya letak terletak tersebut sangat
strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu.
b. Kehidupan politik
Di kepulauan Maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya Kerajaan
Ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli
Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa
Portugis masuk, Portugis langsung memihak dan membantu Ternate, hal
ini dikarenakan Portugis mengira ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa
Spanyol memihak Tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua
bangsa kulit, untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan
Perjanjian Saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa Spanyol harus
meninggalkan maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap
berada di maluku. Raja pertama kerajaan ini adalah Sultan Hairun. Setelah
ia meninggal, ia digantikan oleh putranya yang bernama Sultan
Baabullah.
c. Kehidupan ekonomi
Tanah di Kepulauan Maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak
memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak
menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah
meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting.
Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan
terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut
mendukung perekonomian masyarakat.
d. Kehidupan sosial
Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk
menjalin perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa
Portugis juga ingin mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M,
agama Katholik telah mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera,
Ternate, dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius. Sebagian dari
daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama
islam. Oleh karena itu, tidak jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan
oleh orang-orang Portugis untuk memancing pertentangan antara para
pemeluk agama itu. Dan bila pertentangan sudah terjadi maka
pertentangan akan diperuncing lagi dengan campur tangannya orangorang Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan
merekalah yang berkuasa. Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku,
semua orang yang sudah memeluk agama Katholik harus berganti agama
menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang
sangat besar dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya
kehidupan rakyat. Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari
rakyat Maluku kepada kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan
Ternate, perang umum berkobar, namun perlawanan tersebut dapat
dipadamkan oleh kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman
kompeni Belanda sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan
menentang Kompeni Belanda.
e. Kehidupan budaya
Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian tampaknya
tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk menghasilkan karya10
karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku
tidak begitu banyak kita ketahui sejak dari zaman berkembangnya
kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Nuku,
2. Wilayah kekuaaan Tidore cukup luas,
3. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Adu domba Kerajaan Tidore yang dilakukan bangsa asing,
2. VOC berhasil menguasai perdagangan rempah – rempah di Maluku.
Kerajaan Cirebon
a. Letak geografis
Terletak di Pantai Utara Jawa Barat dan menjadi kerajaan Islam pertama di
Jawa Barat.
b. Kehidupan politik
Sumber-sumber setempat menganggap pendiri
Cirebon
adalah
Walangsungsang, namun orang yang berhasil meningkatkan statusnya
menjadi sebuah kesultanan adalah Syarif Hidayatullah yang oleh
Babad Cirebon dikatakan identik dengan Sunan Gunung Jati (Wali
Songo). Sumber ini juga mengatakan bahwa Sunan Gunung Jati adalah
keponakan dan pengganti Pangeran Cakrabuana. Dialah pendiri dinasti
raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten. Setelah Cirebon resmi berdiri
sebagai sebuah kerajaan Islam, Sunan Gunung Jati berusaha
mempengaruhi kerajaan Pajajaran yang belum menganut agama Islam. Ia
mengembangkan agama ke daerah-daerah lain di Jawa Barat. Setelah
Sunan Gunung Jati wafat (menurut Negarakertabhumi dan Purwaka
Caruban Nagari tahun 1568), dia digantikan oleh cucunya yang terkenal
dengan gelar Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Pada masa
pemerintahannya, Cirebon berada di bawah pengaruh Mataram. Kendati
demikian, hubungan kedua kesultanan itu selalu berada dalam suasana
perdamaian. Kesultanan Cirebon tidak pernah mengadakan perlawanan
terhadap Mataram. Pada tahun 1590, raja Mataram , Panembahan
Senapati, membantu para pemimpin agama dan raja Cirebon untuk
memperkuat tembok yang mengelilingi kota Cirebon. Mataram
menganggap raja-raja Cirebon sebagai keturunan orang suci karena
Cirebon lebih dahulu menerima Islam. Pada tahun 1636 Panembahan Ratu
berkunjung ke Mataram sebagai penghormatan kepada Sultan Agung
yang telah menguasai sebagian pulau Jawa. Panembahan Ratu wafat pada
tahun 1650 dan digantikan oleh putranya yang bergelar Panembahan
Girilaya. Keutuhan Cirebon sebagai satu kerajaan hanya sampai pada
masa Panembahan Girilaya (1650-1662). Sepeninggalnya, sesuai dengan
kehendaknya sendiri, Cirebon diperintah oleh dua putranya, Martawijaya
11
(Panembahan Sepuh) dan Kartawijaya (Panembahan Anom).
Panembahan Sepuh memimpin kesultanan Kasepuhan dengan gelar
Syamsuddin, sementara Panembahan Anom memimpin Kesultanan
Kanoman dengan gelar Badruddin. Saudara mereka, Wangsakerta,
mendapat tanah seribu cacah (ukuran tanah sesuai dengan jumlah rumah
tangga yang merupakan sumber tenaga). Perpecahan tersebut
menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon menjadi lemah sehingga
pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi proteksi VOC. Bahkan pada
waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi perebutan
kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian mengakibatkan
kedudukan VOC semakin kokoh.
c. Kehidupan ekonomi
Setelah perjanjian 7 Januari 1681 antara kerajaan Cirebon dan VOC,
keraton Cirebon semakin jauh dari kehidupan kelautan dan perdagangan,
karena VOC memegang hak monopoli atas beberapa jenis komoditas
perdagangan dan pelabuhan.
d. Kehidupan sosial
Cirebon berasal dari kata “caruban” yang artinya campuran. Diperkirakan
masyarakat Cirebon merupakn campuran dari kelompok pedagang
pribumi dengan keluarga-keluarga Cina yang telah menganut Islam.
Menurut Sumber berita tertua tentang Cirebon, satu rombongan keluarga
Cina telah mendarat dan menetap di Gresik. Seorang yang paling
terkemuka adalah Cu-cu, Keluarga Cu-cu yang sudah menganut agama
Islam kemudian mendapat kepercayaan dari pemerintah Demak untuk
mendirikan perkampungan di daerah Barat. Atas kesungguhan dan
ketekunan mereka bekerja maka berdirilah sebuah perkampungan yang
disebut Cirebon.
e. Kehidupan budaya
Keraton para keturunan Sunan Gunung Jati tetap dipertahankan di bawah
kekuasaan dan pengaruh pemerintah Hindia Belanda. Kesultanan itu
bahkan masih dipertahankan sampai sekarang. Meskipun tidak memiliki
pemerintahan administratif, mereka tetap meneruskan tradisi Kesultanan
Cirebon. Misalnya, melaksanakan Panjang Jimat (peringatan Maulid Nabi
Muhammad Saw) dan memelihara makam leluhurnya Sunan Gunung Jati.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Pendidikan keagamaan di Cirebon terus berkembang.
2. Pada abad ke-17 dan ke-18 di keraton-keraton Cirebon berkembang
kegiatan-kegiatan sastra yang sangat memikat perhatian.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Perpecahan antara saudara menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon
menjadi lemah sehingga pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi
proteksi VOC.
2. Pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi
perebutan kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian
mengakibatkan kedudukan VOC semakin kokoh.
3. Dalam Perjanjian Kertasura 1705 antara Mataram dan VOC disebutkan
bahwa Cirebon berada di bawah pengawasan langsung VOC.
12
Kerajaan Malaka
a. Letak Geografis
Letak kerajaan ini adalah di Selat Malaka / Semenanjung Malaka.
b. Kehidupan Politik
Berawal dari Paramisora (dari Majapahit) melarikan diri ke Tumasik dan
mendirikan Kesultanan Malaka dengan gelar Sultan Iskandar Syah pada
abad ke-15. Raja – raja yang pernah memerintah kerajaan ini adalah Sri
Maharaja, Sri Prameswara Dewa Syah, Sultan Muzzafar Syah,
Sultan Mansyur Syah, Sultan Alauddin Riayat Syah, dan Sultan
Mahmud Syah. Kerajaan ini sempat mengalami masa keemasan, yaitu
pada zaman pemerintahan Sultan Mansyur Syah.
c. Kehidupan Ekonomi
Selain menjadikan kota tersebut sebagai pusat perdagangan, rombongan
pendatang juga mengajak penduduk asli menanam tanaman yang belum
pernah mereka kenal sebelumnya, seperti tebu, pisang, dan rempahrempah. Rombongan pendatang juga telah menemukan biji-biji timah di
daratan. Dalam perkembangannya, kemudian terjalin hubungan
perdagangan yang ramai dengan daratan Sumatera. Salah satu komoditas
penting yang diimpor Malaka dari Sumatera saat itu adalah beras. Malaka
amat bergantung pada Sumatera dalam memenuhi kebutuhan beras ini,
karena persawahan dan perladangan tidak dapat dikembangkan di
Malaka. Hal ini kemungkinan disebabkan teknik bersawah yang belum
mereka pahami, atau mungkin karena perhatian mereka lebih tercurah
pada sektor perdagangan, dengan posisi geografis strategis yang mereka
miliki.
d. Kehidupan sosial
e. Kehidupan budaya
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Malaka berkembang menjadi pusat perkembangan agama Islam di Asia
Tenggara, hingga mencapai puncak kejayaan di masa pemeritahan Sultan
Mansyur Syah.
2. Salah satu komoditas penting yang diimpor Malaka dari Sumatera saat itu
adalah beras.
3. Banyak ditemukan biji-biji timah di daratan Malaka.
g. Faktor kemunduran
Yang menyebabkan Kerajaan Malaka runtuh adalah akibat serangan Portugis
pada 24 Agustus 1511, yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque. Sejak saat
itu, para keluarga kerajaan menyingkir ke negeri lain.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kehidupan politik masyarakat kerajaan Samudra Pasai dan Aceh dipimpin oleh seorang
sultan Dimana tahtanya mengalir secara turun menurun. Masa kejayaan Samudra Pasai
terjadi pada masa pemerintahan Nazimuddin al Kamil. Sedangkan masa kejayaan Kerajaan
Aceh dicapai pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
2. Kehidupan sosial budaya masyarakat kerajaan Samudra Pasai dan Aceh terpengaruh dari
budaya Arab dan menggunakan tingkatan sosial seperti : tengku, teuku, ulubalang dan
sebagainya.
3. Memahami kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Samudra Pasai dan Aceh bertumpu
pada bidang perdagangan dan pelayaran dimana lada menjadi komoditas utamanya dan
tempat yang strategis menjadikan kedua kerajaan ini memiliki keuntungan tersendiri.
4. Kehidupan agama masyarakat kerajaan Samudra Pasai dan Aceh ditata dengan hukum
Islam karena mayoritas penduduknya merupakan penganut agama Islam.
B. SARAN
Dengan keberadaan kerajaan-kerajaan yang terlahir di Indonesia, kita harus bisa
mengapresiasi peninggalan-peninggalan yang menjadi sumber ilmu pendidikan dari generasi
ke generasi. Upaya pengapresiasian itu sendiri dapat dengan melestarikannya,
memeliharanya, dan tidak merusaknya. Jika kita dapat berpartisipasi dalam upaya tersebut,
berarti kita mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Dengan begitu kita dapat menanamkan
rasa nasionalisme terhadap negara Indonesia.
14