this PDF file LOCAL KNOWLEDGE OF SOCIETY AND THE CONTINUANCE OF CULTURAL HERITAGE OF ANCIENT MANUSCRIPTS IN CIAMIS REGENCY (PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT DAN KELANGSUNGAN WARISAN BUDAYA NASKAH KUNO DI KABUPATEN CIAMIS) | Khadijah | EDUTECH 1 PB
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
LOCAL KNOWLEDGE OF SOCIETY AND THE CONTINUANCE OF
CULTURAL HERITAGE OF ANCIENT MANUSCRIPTS IN CIAMIS
REGENCY
PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT DAN KELANGSUNGAN WARISAN BUDAYA NASKAH KUNO DI KABUPATEN
CIAMIS
Oleh:
Ute Lies Siti Khadijah, Sukaesih, Sri Mulyati, Diah Sri Rejeki
Universitas Padjadjaran
Email : ute.lies@unpad.ac.id; sukaesih@unpad.ac.id; sriwae2@gmail.com; diahsr87@gmail.com
Abstract.The manuscript that has been found in Ciamis Regency is 15 manuscripts, and
only 3 manuscripts have been inventoried and clearly described the form and content. This
proves there are still many ancient manuscripts that have not been identified by the agency or
the researchers, so there is no picture of the form or content of the manuscript. Seeing the attitude of different owners of the manuscript, and still very minimal efforts to save the ancient manuscripts physically the possibility of extinction manuscripts that are in the community is very
large. One of the activities that support the preservation of cultural heritage is preservation by
documenting. The purpose of this research is to know the status and condition of ancient manuscript in order to support documentation activity. The research method used is qualitative with
the design of action research. The results showed that (1) Identify the existence of ancient manuscripts scattered in Kabupaten Ciamis. (2) Identification of ancient manuscripts viewed from a
socio-cultural point of view (3) Treatment of local people against ancient manuscripts. The conclusion of this study is the status and condition of the ancient manuscripts in Ciamis Regency is
still apprehensive because people's understanding of the importance of the ancient script for the
continuity of cultural heritage is still low. Thus, further actions on the importance of loving the
cultural heritage of our own country is needed, one of it documentation activities.
Keywords : manuscripts, documentation, cultural preservation
Abstrak. Naskah yang sudah berhasil di temukan keberadaannya di Kabupaten Ciamis
berjumlah 15 naskah, dan baru 3 naskah yang sudah di inventarisasi dan dideskripsikan bentuk
dan isinya secara jelas. Hal ini membuktikan masih banyak naskah-naskah kuno yang belum
teridentifikasi keberadaannya oleh dinas ataupun pihak peneliti, sehingga tidak ada pula gambaran mengenai bentuk ataupun isi naskah tersebut. Melihat sikap pemilik naskah yang berbedabeda, serta masih sangat minimnya upaya penyelamatan naskah-naskah kuno secara fisik maka
kemungkinan kepunahan naskah yang berada di masyarakat sangat besar. Salah satu kegiatan
yang mendukung kelestarian warisan budaya adalah pelestarian dengan cara mendokumentasikan. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui status dan kondisi naskah kuno
guna menunjang kegiatan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan desain penelitian tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Identifikasi
keberadaan naskah kuno yang tersebar di Kabupaten Ciamis. (2) Identifikasi naskah kuno dilihat
dari sudut pandang sosial budaya (3) Perlakuan masyarakat lokal terhadap naskah kuno. Kesimpulan dari penelitian ini adalah status dan kondisi naskah kuno di Kabupaten Ciamis masih
memprihatinkan karena pemahaman masyarakat terhadap arti penting naskah kuno bagi kelangsungan warisan budaya masih rendah. Maka diperlukan suatu tindakan lebih lanjut
mengenai pentingnya mencintai warisan budaya yang dimiliki negri sendiri, salah dengan
kegiatan dokumentasi.
Kata kunci : Naskah kuno, dokumentasi, pelestarian budaya
325 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
A. PENDAHULUAN
bagai harta benda pusaka yang diwaris-
Ciamis adalah salah satu kabupaten
kan kepada anak cucu secara turun-
yang memilki naskah Sunda kuno yang
temurun. (Taufan Ikhsan Yanuar; koran
diperkirakan jumlahnya cukup banyak
HR Online, Senin 28/09/2015). Dari da-
hinga saat ini. Apalagi bila melihat se-
ta Dinas Kebudayaan Ciamis naskah
jarah panjang Ciamis yang pada jaman
yang
dahulu pernah berdiri beberpa kerajaan
keberadaanya yaitu berjumlah 15 naskah,
Sunda yang dibuktikan dengan adanya
dan baru 3 naskah yang sudah di inven-
beberapa situs cagar budaya seperti Situs
tarisasi dan dideskripsikan bentuk dan
Karang Kamulyan sebagai peninggalan
isinya secara jelas. Hal ini membuktikan
kerajaan Galuh di zaman Ciung Wanara
masih banyak naskah-naskah kuno yang
atau Sang Manarah, Situs Astana Gede
belum teridentifikasi keberadaanya oleh
Kawali sebagai peninggalan Kerajaan
dinas ataupun pihak peneliti, sehingga
Sunda Galuh pada masa pemerintahan
tidak ada pula gambaran mengenai ben-
Rahyang Niskala Wastu Kancana, Situs
tuk ataupun isi naskah tersebut.
Situ
Lengkong
peninggalan
sudah
berhasil
di temukan
pusat
Selain hal di atas, sulitnya mendapat-
pemerintahan Kerajaan Panjalu pada ma-
kan informasi tentang naskah juga
sa pemerintahan Prabu Sanghyang Bo-
disebabkan oleh sikap pemilik naskah.
rosngora dan situs gandoang yang baru
Ada yang menganggap naskah sebagai
ditemukan sebagai bukti sejarah politik
benda penting dan berharga, mengang-
kabupaten
besar
gap sebagai benda biasa, menggap se-
kemungkinan jika daerah Ciamis me-
bagai benda yang tidak penting, atau ada
nyimpan banyak naskah kuno dan isi
pula yang menganggap naskah sebagai
naskah- naskah tersebut diperkirakan
benda pusaka yang dikeramatkan dan
memiliki keterkaitan dengan sejarah ke-
memiliki
rajaan- kerajaan sunda yang pernah ada.
keberadaannya disembunyikan. Beberapa
Ciamis.
Sehingga
Saat ini, naskah kuno yang ada di
pemilik
kekuatan
naskah
gaib
yang
sehingga
menganggap
Ciamis sebagian disimpan di tempat-
naskah sebagai benda pusaka biasanya
tempat penyimpanan naskah seperti mu-
tidak mengizinkan naskah dibaca oleh
seum dan perpustakaan. Namun ada pula
sembarang orang. Bahkan untuk mem-
naskah yang masih berada di masyarakat
bacanya kadang-kadang harus disertai
dan menjadi milik perorangan atau milik
ritual tertentu (Djamaris, 2002 : 11).
keluarga yang umumnya di peroleh se-
Melihat sikap pemilik naskah yang ber-
326 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
beda-beda, serta masih sangat minimnya
dengan adanya pelestarian naskah kuno
upaya penyelamatan naskah-naskah kuno
ini menjaga warisan budaya supaya tidak
secara fisik maka kemungkinan kepuna-
terjadi lagi pengklaiman dan eksploitasi
han naskah yang berada di masyarakat
selain itu pelestarian naskah kuno ini se-
sangat besar. masyarakat yang mengang-
bagai upaya membangkitkan kesadaran
gap naskah sebagai benda biasa dapat
jati diri bangsa yang sudah mulai hilang
menyebabkan naskah dibiarkan begitu
dan dapat menanamkan kebanggan bumi
saja tanpa diberiakan perawatan khusus
putera terhadap kekayaan budaya Sunda.
atau bisa saja naskah dibuang atau diba-
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia
kar karena dianggap tidak memilki
telah menetapkan peraturan undang- un-
manfaat, kemungkinan lain ialah dapat
dang yang mengatur tentang keberadaan
terjadi eksploitasi atau jual beli naskah.
cagar budaya yang harus diselamatkan
Beberapa kasus pengklaiman dan ek-
hal ini tertuang dalam peraturan UU RI
ploitasi komersial naskah kuno nusantara
No. 11 tahun 2010. Ungkapan “warisan
yang terjadi beberapa waktu lalu oleh
budaya” dalam hal ini merupakan suatu
pemerintah Malaysia. Berikut ini naskah-
pemberian bahwa naskah kuno adalah
naskah kuno dari Indonesia yang diklaim
teks klasik yang diwariskan secara turun
oleh Malaysia adalah: Naskah Kuno dari
termurun, salah satu kriteria benda cagar
Sumatera Barat, Naskah Kuno Dari Riau,
budaya dalam bab III pasal 5 Undang -
Naskah Kuno Dari Sulawesi Selatan,
Undang Cagar Budaya bahwa benda
Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara di
cagar budaya berusia 50 tahun atau lebih.
klaim pada Tahun 2007 naskah ini diba-
Barried, dkk mendefinisikan naskah
wa ke Malaysia, dibuat versi online se-
kuno sebagai “tulisan tangan yang me-
hingga pengunjung harus membayar un-
nyimpan berbagai ungkapan pikiran dan
tuk melihatnya. (Kompas edisi 22 Maret
perasaan sebagai hasil budaya bangsa
2007). Dengan demikian perlu adanya
masa lampau.” Bangsa lampau dalam hal
pelestarian naskah kuno milik pero-
ini merupakan indikator usia suatu
rangan atau keluarga di Masyarakat
naskah kuno. Artinya naskah kuno meru-
Ciamis
menjadi
pakan karya yang diciptakan masyara-
tanggung jawab bersama sebagai upaya
kat zaman dulu serta mewakili suatu
peyelamatan cultural heritage “warisan
masa, minimal 50 tahun yang lalu.
budaya‟ di tatar Galuh yang mengan-
(Barried, dkk., 1985, 54).
yang
seharusnya
dung traditional knowladge. Sehingga
Menurut Gupta, berikut merupakan
327 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
beberapa alasan mengapa melindungi
hal atau masalah secara sistematis, yang
pengetahuan tradisional :
dilakukan dengan adanya suatu rencana
1.
untuk mengetasi maslah tersebut.
Untuk meningkatkan mata pen-
caharian dari pemilik pengetahuan
2.
3.
tradisional atau masyarakat
dikutip oleh Madya mengatakan bahwa
Memiliki manfaat untuk ekonomi
penelitian tindakan adalah: “Penelitian
nasional, yaitu pengetahuan tradi-
tindakan
sional dapat memberikan masukan
mengumpulkan data secara sistematik
yang berharga terkait konsep pen-
tentang
golahan dan produksi kepada in-
menganalisisnya untuk dapat membuat
dustri modern, seperti pengolahan
keputusan-keputusan
obat-obatan tradisional, dan se-
yang
bagainya
mendatang”. (Madya 2007, 9).
Untuk
4.
Menurut Wallace dalam Burn seperti
melestarikan
lingkungan
yang
dilakukann
praktik
seharusnya
dengan
keseharian
dan
tentang
praktik
dilakukan
dimasa
Tahap rencana penelitian yang dil-
masyarakat
akukan oleh penulis dalam penelitian ini
Untuk mencegah eksploitasi dan
diawali
pembajakan
penelitian sampai dengan tahapan ana-
lingkungan
hidup
dengan
tahapan
persiapan
lisis data sehinngga dapat diperoleh kes-
(Ghosh 2011, 67)
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka fokus penelitian ini adalah apa saja
unsur-unsur naskah kuno yang harus di-
impulan. Adapun tahapan penelitian
yang dilakukan adalah:
Pra Penelitian. Tahapan ini merupa-
identifikasi dalam kegiatan dokumenta-
kan
si?. Adapun tujuan dari penelitian ini
melakukan penelitian kelapangan. Tahap
adalah untuk mengetahui status dan kon-
pra penelitian merupakan tahapan yang
disi
menunjang
digunakan oleh peneliti untuk menen-
Kabupaten
tukan permaslahan atau topik yang di-
mengenai
anggkat dalam penelitian. Adapaun taha-
kegiatan dokumentasi naskah kuno akan
pan penelitian yang dilkaukan oleh
dilaksanakan pada penelitian selanjutnya.
peneliti adalah (1) Menyusun rancangan
Metode penelitian yang digunakan
penelitian. Pada tahap ini peneliti me-
adalah kualitatif dengan desain penelitian
rencanakan mengenai objek apa yang
tindakan. Penelitian ini diawali oleh sua-
akan diteliti, metode apa yang akan
tu kajian atau indentifikasi terhadap hal-
digunakan dalam penelitian serta waktu
naskah
kuno guna
kegiatan
dokumentasi
Ciamis.
Untuk
di
penelitian
tahap
awal
peneliti
sebelum
328 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
dan tempat penelitian. Objek penelitian
peneliti pada kegiatan observasi awal.
yang penulis rencanakan yaitu penelitian
Selain itu, konsep penelitian disesuaikan
mengenai naskah kuno. penelitian ini
dengan teori yang mendukung penelitian
menggunakan metode tindakan pendoku-
lapangan. Untuk mendapatkan teori, dil-
mentasian naskah kuno di tata Galuh Ka-
akukan studi dokumentasi dari berbagai
bupaten Ciamis. (2) Mengurus perizinan.
literarur dengan tujuan untuk mem-
Dalam hal ini peneliti membuat pern-
peroleh gambaran yang utuh sesuai
yataan
dengan kondisi lapangan. Konsep doku-
tertulis
dari lembaga terkait
dengan kegiatan penelitian
yang dil-
mentasi
yang digunakan
dalam
akukan oleh peneliti dilapangan. Perizi-
penelitian ini ialah konsep dokumentasi
nan yang dimaksud adalah keterangan
dari WIPO. (5) Menentukan informan
mengenai izin observasi dan melakukan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini,
penelitian ditempat penelitian peneliti
informan pertama yang dipilih oleh
yang disetujui dan diketahui oleh pihak
peneliti yaitu kepala seksi permusiuman.
lembaga. (3) Melakukan observasi awal
Dalam hal-hal tertentu informan perlu
terkait topik yang diangkat. Observasi
direkrut seperlunya dan diberi tahu mak-
yang dilakukan oleh
yaitu
sud dan tujuan pnelitian jika hal ini
pendidikan
mungkin dilakukan. Agar peneliti mem-
dan kebudayaan Ciamis untuk mencari
peroleh informan yang memenuhi per-
informasi mengenai berbagai aspek ten-
syaratan, seyogianya menyelidiki moti-
tang naskah kuno yang ada diwilayah
vasinya dan bila perlu mengetes informa-
kabupaten ciamis. Dalam kegiatan ini,
si yang diberikannya, apakah benar atau
peneliti melakukan wawancara langsung
tidak. (6) Peneliti membuat instrumen
dengan kepala bagian prasati dan per-
penelitian. Setelah peneliti mengetahui
naskahan. Dengan demikian hasil wa-
dan mengamati secara langsung, serta
wancara tersebut timbulah permasalahan
sudah mengetahui siapa yang menjadi
yang dihadapi dalam upaya penanganan
informan dalam penelitian, selanjutnya
naskah kuno yang ada di masyarakat.
peneliti membuat instrumen atau alat
Selain itu peneliti mendapatkan daftar
yang membantu penelitidalam mem-
nama dan alamat pemilik naskah. (4)
peroleh data lapangan. Instrumen yang
Menyusun konsep penelitian. Dalam
dibuat peneliti adalah pedoman wa-
kegiatan ini, konsep penelitian didasar-
wancara, yaitu sejumlah pertanyaan yang
kan pada data awal yang diperoleh
akan
penelti
dengan mendatangi dinas
diberikan
kepada
informan
329 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
penelitian, hal ini juga didasarkan pada
peneliti juga harus memperhatikan pen-
pendekatan penelitian yang digunakan
ampilannya
oleh peneliti, yaitu pendekatan kualitatif.
harus membina hubungan baik dengan
(7) Menyiapkan perlengkapan penelitian.
para informan, sehingga pada saat wa-
Perlengkapan penelitian yang diper-
wancra bisa dengan mudah mendapatkan
lukan
alat tulis, alat
informasi yang dibutuhkan. (2) Memasu-
rekam, kamera dan alat-alat lain yang
ki lapangan. Tahap memasuki lapangan
digunakan untuk mendukung perolehan
pada
data
etika
mengumpulkan data, dalam melakukan
penelitian. Menghadapi persoalan etika,
pengumpulan data dan informasi peneliti
peneliti
hendakya mempersiapkan diri
harus meyadari jangan sampai diarahkan
baik secara fisik, psikologi dan mental.
oleh subjek penelitian dan keluar dari
Pada tahap ini secara fisik, peneliti harus
fokus dan tujuan penelitian. Mendatangi
memahami peraturan, norma, dan nilai
lapangan dan melakukan wawancara
sosial dari masyarakat dimana peneliti
langsung dengan informan yang sudah
akan melakukan penelitian dalam hal ini
ditentukan sebelumnya untuk mendapat-
yaitu masyarakat kabupaten Ciamis. Se-
kan data. Kegiatan wawancara yang dil-
lanjutnya peneliti menyiapkan mental,
akukan dibantu oleh pedoman wa-
peneliti mengusahakan untuk menahan
wancara yang sebelumnya sudah dibuat
diri, menahan emosi dan perasaan, ter-
oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti
hadap hal-hal yang tidak sesuai pada saat
langsung
di lapangan
dengan informan terkait naskah kuno
yaitu
lapangan.
berupa
(8)
Persoalan
ketika
dasarnya
kelapangan,
merupakan
melakukan
dan
kegiatan
wawancara
Tahap penelitian. Tahap penelitian
yang dimilkinya dengan dipandu oleh
adalah tahap penting dimana dalam tahap
peneliti disesuaikan dengan dipandu oleh
ini peneliti menggumpulkan segala data
pedoman wawancara.
dan informasi dilapangan dalam berbagai
Pasca penelitian. Pasca penelitian
bentuk. Menurut Meloeng 2007 terdapat
merupakan tahapan akhir dari proses
tiga bagian dalam peneletian ini, tahapan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
-tahapan tersebut antara lain (1) Me-
Tahapan ini merupakan kegiatan pen-
mahami latar peneliti dan persiapan diri.
golahan dan analisis terhadap data yang
Pada tahap ini peneliti harus memahami
diperoleh dilapangan. Data yang sudah
latar peneliti terlebih dahulu. Bagaimana
diperoleh peneliti ditulisakn sedemikian
pembatasan latar dan penelitiannya, serta
rupa sesuai dengan teori yang digunakan
330 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
desain
perasaan sebagai hasil budaya bangsa
penelitian yang digunakan oleh peneliti.
pada masa lampau (Barried, 1985:54).
Pada tahap ini juga data diuji dengan
Pendapat
menggunakan trianggulasi sumber, yaitu
naskah Kuno atau manuskrip adalah
pihak-pihak atau orang yang ahli dalam
dokumen dalam bentuk apapun yang di-
topik yang diteliti. Tahap ini merupakan
tulis dengan tangan atau diketik yang
tahap penting dalam penelitian, karena
belum dicetak atau dijadikan buku terce-
menyajikan dan menggambarkan hasil
tak yang berumur 50 tahun lebih (UU
penelitian mengenai bagaimana proses
Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992, Bab I
dokumentasi
Pasal 2).
dan disajiakan sesuai dengan
naskah
kuno
milik
lain
menyebutkan
bahwa
Di Indonesia, bahan naskah untuk
perseorangan di kabupaten Ciamis.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jawa Kuno sebagaimana disebutkan Zo-
Tahap awal yang dilakukan dalam
etmulder (dalam Suryani, 2011 :47) ada-
pengumpulan data ialah penelusuran in-
lah karas, yaitu semacam papan atau batu
formasi keberadaan naskah yang dimiliki
tulis, yang diduga oleh Robson hanya
masyarakat yang akan dijadikan sumber
dipakai untuk sementara. Naskah Kawa
data penelitian. Pencarian informasi dil-
memakai lontar (rontal ‘daun tak’ atau
akukan melalui inventarisasi naskah den-
‘daun siwalan’), yaitu Kertas Jawa dari
ngan melakukan studi lapangan dan studi
kulit kayu. Naskah Bali dan Lombok
katalog. Studi katalog dilakukan di be-
memakai Lontar: naskah Batak me-
berapa
Ke-
makai kulit kayu, bambu, dan rotan. Se-
budayaan, Kepemudaan dan Olahraga
dangkan naskah Sunda memakai lontar,
Kabupaten Ciamis. Naskah merupakan
saeh, daluang, dan kertas. Kertas Eropa
subuah bentuk peninggalan budaya yang
yang didatangkan dari Eropa mengganti-
sampai sekarang masih dapat dirasakan
kan dluwang karena kualitasnya lebih
keberadaannya.
baik untuk naskah Indonesia.
museum
milik
Naskah
Dinas
kuno
atau
manuskrip merupakan dokumen dari
berbagai
macam jenis
1. Identifikasi Keberadaan Naskah
yang ditulis
Terdapat beberapa data naskah
dengan tangan tetapi lebih mengkhu-
yang sudah terdaftar dan tercatat di Mu-
suskan kepada bentuk yang asli sebelum
seum Sribaduga. Dari hasil pencarian
dicetak. Barried juga menyatakan bahwa
tersebut ditemukan beberapa data ben-
naskah merupakan semua bentuk tulisan
da Cagar Budaya yang bersal dari tatar
tangan berupa ungkapan pikiran dan
Galuh, Kabupaten Ciamis. Berikut daftar
331 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
benda Cagar Budaya yang tercatat di katalog Museum Sri Baduga:
Tabel 1
Daftar Benda Cagar Budaya di Katalog Musium Sri Baduga
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Benda
Arca Ganesha
Kohkol
Posil Rahang Kudanil
Posil Gajah Purba
Stegodon
Anting - Anting Cilamé seberat
150 Gram
Sinjang Ciamisan
Duplikat Prasasti Kawali
Alat Pembuat Minyak Kelapa
Tradisional
Prasasti Mandi Wunga
Naskah Tembaga
Asal Lokasi
Karang Kamulyan
Sanda Paingan
Tambaksari
Cilamé, Ciamis
Ciamis
Kawali
Ciamis
Ciamis
Wanasigra, Cikoneng
Sumber: Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Ciamis
Selain itu untuk menemukan gam-
Tembaga di desa Wanasigra, Cikoneng –
baran keberadaan naskah kuno diditatar
Ciamis
yang
beralamat
di
Dusun
Galuh, dapat dilihat dari data naskah
Cipeucang RT 01 RW 03 Desa Wana-
yang sudah
terdaftar di Dinas Ke-
sigra Kec. Sindangkasih Kab. Ciamis.
budayaan, Kepemudaan dan Olahraga
Dengan telah dimiliki alamat dan pemilik
Kabupaten Ciamis, yang sampai saat ini
naskah secara jelas maka selanjutnya
telah mengumpulkan dan mendata seki-
peneliti akan melakukan studi lapangan.
tar 15 buah naskah kuno dan hanya 3
2. Identifikasi Naskah Kuno Dilihat
naskah yang sudah diinventarisasi dan
Dari Sudut Pandang Sosial Budaya
dideskripsikan isinya secara jelas. Dari
Dalam
kegiatan
dokumentasi
hasil studi katalog Museum Sri Baduga
naskah kuno milik perseorangan, perlu
dengan daftar naskah di Dinas Ke-
dilakukan identifikasi sosial dan budaya
budayaan Kepemudaan dan Olahraga
masyarakat
Kab. Ciamis terdapat kesamaan tempat
naskah kuno. Hal ini dilakukan agar
yaitu tersimpannya benda Cagar Budaya
peneliti dapat memahami adat masyara-
berupa naskah Gandoang dan Naskah
kat sekitar yang harus dijaga dan dihor-
mengenai
ditemukannya
332 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
mati sehingga kegiatan dokumentasi
sebanyak
411
orang,
Diploma
yang akan dilakukan tidak bertentangan
sebanyak
14
orang,
Sarjana
atau melanggar hukum adat setempat dan
sebanyak 20 orang, Diploma IV
diharapkan dapat terjalin kerjasama dan
sebanyak 34 orang, dan Strata 2
ikut berpartisipasi aktif dalam melakukan
sebanyak 4 orang.
kegiatan dokumentasi. Selain itu hal ter-
Keadaan budaya Desa Wanasigra
sebut dapat memperjelas riwayat asal-
terdapat Situs Gandoang dan Upacara
usul naskah dan memberikan asumsi
Ritual Merlawu. Kabuyutan
awal tentang apakah isi naskah kuno
yang terletak di Dusun Cipeucang, De-
yang
sa
dimiliki
masyarakat
tersebut
Wanasigra,
gandoang
Kecamatan
Sin-
erat
dangkasih Kabupaten Ciamis merupa-
dengan tempat-tempat bersejarah yang
kan kompleks pemakaman kuno sisa
terdapat didaerah tersebut.
peninggalan masa peralihan dari klasik
kemungkinan
memiliki
kaitan
Desa Wanasigra terletak di bagian
ke Islam. Syekh Padamatang yang
barat Kabupaten Ciamis dan merupakan
makamnya berada di puncak gunung
salah satu desa di Kecamatan Sin-
Gandoang adalah tokoh yang menjadi
dangkasih. Adapun Kabupaten Ciamis
karuhun (leluhur) di Kabuyutan Gando-
berada pada koordinat 1080 20’ sampai
ang.
dengan 1080 40’ Bujur Timur dan 70 40’
Di area kompleks Kabuyutan Gando-
20” sampai dengan 70 41’ 20” Lintang
ang terdapat ratusan makam kuno tak
Selatan. Keadaan sosial Desa Wanasigra
dikenal. Masyarakat setempat hanya
pada tahun 2011, yang digambarkan
mengetahui beberapa makam
dengan jumlah penduduk, pendidikan
Kabuyutan Gandoang mewariskan bu-
dan kesehatan, adalah sebagai berikut:
daya
a.
Kependudukan: Jumlah penduduk
yang masih alami, juga meninggal-
sebanyak 3431 orang dan Kepala
kan beberapa sumber sejarah yang masih
Keluarga
menjadi misteri. Kabuyutan Gandoang
b.
Desa
Wanasigra
yang rumit.
Selain
utama.
situsnya
sebanyak 1012 KK.
menyimpan berbagai macam benda pusa-
Pendidikan: Tingkat pendidikan
ka, benda tersebut terdiri atas keris, tom-
penduduk di desa Wanasigra antara
bak, pangot, dll. yang disimpan di rumah
lain: tidak tamat SD sebanyak 274
Ki
orang, SD sebanyak 1513 orang,
Gandoang. Terdapat pula naskah kuno
SLTP sebanyak 450 orang, SLTA
yang ditulis di lembaran tembaga dan
Lili sebagai kuncen Kabuyutan
333 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
kertas daluwang yang isinya masih da-
dibukanya naskah kuno Gandoang yang
lam penelitian. Namun Situs Gandoang
tertulis di atas kertas daluang dan prasas-
ini belum tercatat resmi dalam sejarah
ti tembaga, serta bersantap bersama
Ciamis. Padahal, lanjutnya keberadaan
dengan aneka suguhan makanan khas
situs tersebut banyak kaitannya dengan
seperti kerupuk menak, gulampo, ikan
perjalanan sejarah tatar galuh Ciamis.
balar, dan sebagainya.
Desa Wanasigra memiliki satu adat
Puncak acara dilaksanakan pada
tradisi yang dilaksanakan setiap satu ta-
keesokan harinya dilakukan di Kabuyu-
hun sekali, tradisi tersebut diberinama
tan Gandoang yang berada di tepi Sungai
Upacara Ritual Merlawu. Tradisi turun
Citanduy,
temurun tersebut dilakukan salah satunya
Cipeucang, Desa Wanasigra. Jarak antara
sebagai
serta
Kabuyutan Gandoang dan permukiman
menghormati jasa pendiri Desa Wana-
warga sekitar satu kilometer. Puncak rit-
sigra yakni Syeh Padamatang. Ulama
ual
yang merupakan utusan Sunan Gunung
dengan mengganti pagar bambu yang
Djati dari Cirebon, berhasil membuka
mengelilingi makam Eyang Padamatang,
hutan belukar menjadi Wanasigra.
dilanjutkan dengan tawasulan dan doa
bentuk
penghargaan
Blok
merlawu
Gandoang,
di
kabuyutan
Dusun
diawali
Upacara merlawu ini dilakukan pada
bersama serta diakhiri dengan acara hajat
Pada hari Jum’at ke empat bulan Mulud.
tumpeng yaitu makan bersama seluruh
Seperti halnya ritus tradisi lainnya, Mer-
masyarakat yang hadir.
lawu juga digelar sederhana, namun
3. Perlakuan Masyarakat
syarat makna tersirat. Beberapa larangan
hadap Naskah Kuno
juga
Temuan yang diperoleh dari hasil
tetap
dipegang
teguh
ketika
wawancara dan observasi menunjukan
memasuki Situs Gandoang.
Misalnya ketika memasuki kompleks
pemakaman
Syeh
Padamatang,
pengunjung dilarang mengenakan
Lokal Ter-
alas
bahwa masyarakat lokal hal ini masyrakat sekitar desa Wanasigra
melakukan
pengolahan
dalam
naskah kuno
kaki. Demikian pula tidak boleh melu-
masih sangat
dah
sembarangan.
pemeliharaan naskah kuno hanya dil-
Rangkaian tradisi ini dimulai dengan rit-
akukan oleh pak Lili sebagai pemilik
ual siraman, yakni pencucian berbagai
naskah. Pemahaman
benda pusaka peninggalan Galuh Wana-
hadap arti penting naskah kuno bagi
sigra seperti keris, dilanjutkan dengan
kelangsungan warisan budaya masih ren-
maupun
bicara
sederhana.
Kegiatan
masyarakat
ter-
334 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
dah. Selain itu pemerintah yang seha-
naskah terbakar, selain itu penyimpanan
rusnya menaungi kelestraian naskah ini
naskah diatas tungku hawu dirasa tidak
dinilai kurang responsif. Akibatnya pem-
tepat karena suhu bisa berubah exstrim,
ahaman masyarakat yang masih rendah
suhu diatas tunggku hawu bisa menjadi
dan pemerintah yang kurang tanggapa-
sangat panas bila sedang menyala dan
kan
bisa menjadi dingin saat tungku tidak
semakin
memperburuk
kondisi
digunakan,
naskah kuno tersebut.
dengan
demikian dengan
Kegiatan yang umum dan rutin dil-
perubahan suhu yang berubah setiap saat
akukan dalam rangka pengeloalan dan
maka kerusakan dapat diperkecil ke-
pemeliharaan naskah kuno tersebut, an-
cenderungannya. Selanjutnya penyim-
tara lain:
panan naskah disimpan kedalam
peti
Penyimpanan Naskah. Pada mulanya
kaca yang dibuat atas dasar inisiatif pak
naskah ini disimpan pada besek bambu
Lili, pak Nono dan Pak yudi. Namun sa-
besar yang memiliki tutup dan dida-
yangnya penyimpanan naskah pada peti
lamnya terdapat sekat pembatas sehing-
kaca ini dirasa kurang tepat, sebab
ga
untuk
penyimpanan naskah disatukan dengan
penyimpanan dua naskah sekaligus yai-
beberapa pusaka yang beruapa keris,
tu
dan
tumbak karawelwng luk 9, pisau pangot,
tembaga. Kemudian besek ini
prasasti tembaga yang semuanya berba-
disimpan di dapur dan dikaitkan pada
han logam sehingga dihawatirkan bahan
penggarangan kayu yang ada diatas
logam ini menguai dan menyebabkan
hawu.
tingkat keasaman pada naskah jadi
besek
untuk
naskah
ini
dimanfaatkan
naskah
Besek
besar
daluang
ini berukuran
panjang 9 cm, lebar 6 cm dan tinggi
meningkat sehingga naskah cepat rusak.
6cm. Namun dengan seiring nya waktu
Pemeliharaan Naskah. Pemeliharaan
besek tempat penyimpanan naskah ini
naskah yang dilakukan yaitu dengan
telah rusak, pengaitnya sudah putus se-
cara dirawat secara traditional, yaitu
hingga tidak lagi dipergunakan, karena
dengan cara
besek disimpan diatas penggarangn kayu
atas kemeyan pada saat upacara mer-
bakar diatas tungku besek ini berubah
lawu. Cara ini merupakan cara yang di-
warna menjadi hitam. Dan penyimpanan
wariskan secara turun temurun dengan
yang demikian dirasa tidak efektif kare-
tujuan
na pada saat naskah disimpan diatas
supaya tidak cepat lapuk dan dimakan
tunggku hawu bisa ada kemungkinan
ngengat. Pengasapan ini dilakukan se-
di deang atau diasapi di
menjaga
kelembapan
naskah
335 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
tahun sekali yang dilakukan sehari sebe-
antara lain:
lum acara puncak merlawu bersamaan
Status dan kondisi naskah kuno di
dengan acara ngumbah pusaka, acar
Kabupaten Ciamis masih memprihat-
pengasapan ini di lakukan dirumah pak
inkan karena pemahaman masyarakat
Lili sebagi pemilik sekaligus kuncen ka-
terhadap arti penting naskah kuno bagi
buyutan Gandoang yang disaksikan oleh
kelangsungan warisan budaya masih ren-
seluruh warga masyarakat desa Wana-
dah. Sejauh ini naskah kuno yang ber-
sigra. Selain itu naskah juga diperlihat-
hasil dikumpulkan dan di data berjumlah
kan kepada masyarakat yang datang
15 naskah namun hanya 3 naskah yang
supaya mereka percaya warisan nenek
baru memiliki deskripsi isi secara jelas,
moyangnya masih ada, warga hanya bisa
Maka dari itu naskah kuno yang merupa-
melihatnya saja tanpa memegangnya.
kan salah satu bentuk warisan budaya,
Naskah ini juga pernah melakukan per-
perlu ditindak lebih lanjut agar tidak ter-
baikan yang dilakukan Yayasan
Ali
jadi kemusnahan warisan budaya. Salah
tahun
satu hal yang dapat dilakukan untuk
berupa perbaikan cover naskah
menjaga agar naskah kuno tetap dilestari-
dan pemberian nomor halaman serta
kan yakni melalui kegiatan dokumentasi.
kajian teks namun tidak secara tuntas.
1. Saran
Sastrawijaya
1995
Bandung
pada
Pengamanan Naskah. Pengamanan
Melihat kondisi di lapangan bahwa
naskah hanya dalam bentuk penyim-
masyarakat masih belum memahami
panan dalam peti kaca. Dan membuat
pentingnya naskah kuno sebagai bentuk
aturan dalam penggunaan naskah. Aturan
warisan
tersebut ialah bagi peneliti yang mau
menyarankan untuk membuat kegiatan
mengetahui naskah harus membawa su-
dokumentasi yakni pemetaan, pengum-
rat izin dari dinas kebudayaan Ciamis,
pulan dan pengolahan naskah kuno yang
kemudian naskah hanya diizinkan untuk
tersebar di Indonesia sehingga isi dari
dilihat dibaca ditempat tanpa memegang
naskah kuno tersebut tetap dapat terpeli-
langsung, jikalau penelitian tersebut
hara dengan baik dan tersampaikan pada
mengharuskan untuk memagang naskah
masyarakat secara efektif.
maka peneliti diharuskan menggunakan
D. DAFTAR PUSTAKA
sarung tangan.
—. Pesrpektif Komunikasi, Pendidikan
C. SIMPULAN
Adapun simpulan dari penelitian ini
budaya,
maka
penulis
dan Perb. t.thn.
Balai
pelestarian
Cagar
Budaya.
336 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
(2010). Undang-undang Repub-
“WIPO.” Theory Documentation . t.thn.
lik Indonesia no11 tahun 2010
http://www.wipo.int/portal/en/
tentang cagar budaya. Serang.
index.html
Basuki, Sulistyo. (2004). Pengantar
Bandung
Dokumentasi.
:
Rekayasa Sains.
(diakses 04 29, 2016).
Yusuf, Pawit M. Perspektif Manajemen Pengetahuan, Informasi,
Disdikbud Ciamis, (2014). Kabupaten
Komunikasi, Pendidikan dan per-
Ciamis dalam Sudut Pandang
pustakaan . Jakarta: Rajawali
Sejarah
Pers, 2012.
dan
Nilai
Budaya.
Ciamis.
Sedana,
I
Nyoman,
dkk.
(2013).
Preservasi Berbasis Kearifan Lokal
(Studi
Kasus
Mengenai
Preservasi Preventif dan Kuratif
Manuskrip Lontar Sebagi War-
isan
Budaya
di
Kabupaten
Klungkung Bali. Jurnal Kajian
Ilmu
Informasi
Dan
Per-
pustakaan, 1(1), 91. Retrieved
from
http://jurnal.unpad.ac.id/
jkip/article/view/9616/4325.
Suryani, Elis NS. (2012) Filologi. Bogor: Galia Indonesia.
Purwono. (2010). Dokumentasi . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siti Barororoh Baried, dkk. (1977).
Kamus Istilah Filologi
Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM .
Suharasaputra,
Uhar. (2012). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan
Tindakan. Bandung: Rafika
Aditama.
337 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
LOCAL KNOWLEDGE OF SOCIETY AND THE CONTINUANCE OF
CULTURAL HERITAGE OF ANCIENT MANUSCRIPTS IN CIAMIS
REGENCY
PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT DAN KELANGSUNGAN WARISAN BUDAYA NASKAH KUNO DI KABUPATEN
CIAMIS
Oleh:
Ute Lies Siti Khadijah, Sukaesih, Sri Mulyati, Diah Sri Rejeki
Universitas Padjadjaran
Email : ute.lies@unpad.ac.id; sukaesih@unpad.ac.id; sriwae2@gmail.com; diahsr87@gmail.com
Abstract.The manuscript that has been found in Ciamis Regency is 15 manuscripts, and
only 3 manuscripts have been inventoried and clearly described the form and content. This
proves there are still many ancient manuscripts that have not been identified by the agency or
the researchers, so there is no picture of the form or content of the manuscript. Seeing the attitude of different owners of the manuscript, and still very minimal efforts to save the ancient manuscripts physically the possibility of extinction manuscripts that are in the community is very
large. One of the activities that support the preservation of cultural heritage is preservation by
documenting. The purpose of this research is to know the status and condition of ancient manuscript in order to support documentation activity. The research method used is qualitative with
the design of action research. The results showed that (1) Identify the existence of ancient manuscripts scattered in Kabupaten Ciamis. (2) Identification of ancient manuscripts viewed from a
socio-cultural point of view (3) Treatment of local people against ancient manuscripts. The conclusion of this study is the status and condition of the ancient manuscripts in Ciamis Regency is
still apprehensive because people's understanding of the importance of the ancient script for the
continuity of cultural heritage is still low. Thus, further actions on the importance of loving the
cultural heritage of our own country is needed, one of it documentation activities.
Keywords : manuscripts, documentation, cultural preservation
Abstrak. Naskah yang sudah berhasil di temukan keberadaannya di Kabupaten Ciamis
berjumlah 15 naskah, dan baru 3 naskah yang sudah di inventarisasi dan dideskripsikan bentuk
dan isinya secara jelas. Hal ini membuktikan masih banyak naskah-naskah kuno yang belum
teridentifikasi keberadaannya oleh dinas ataupun pihak peneliti, sehingga tidak ada pula gambaran mengenai bentuk ataupun isi naskah tersebut. Melihat sikap pemilik naskah yang berbedabeda, serta masih sangat minimnya upaya penyelamatan naskah-naskah kuno secara fisik maka
kemungkinan kepunahan naskah yang berada di masyarakat sangat besar. Salah satu kegiatan
yang mendukung kelestarian warisan budaya adalah pelestarian dengan cara mendokumentasikan. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui status dan kondisi naskah kuno
guna menunjang kegiatan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan desain penelitian tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Identifikasi
keberadaan naskah kuno yang tersebar di Kabupaten Ciamis. (2) Identifikasi naskah kuno dilihat
dari sudut pandang sosial budaya (3) Perlakuan masyarakat lokal terhadap naskah kuno. Kesimpulan dari penelitian ini adalah status dan kondisi naskah kuno di Kabupaten Ciamis masih
memprihatinkan karena pemahaman masyarakat terhadap arti penting naskah kuno bagi kelangsungan warisan budaya masih rendah. Maka diperlukan suatu tindakan lebih lanjut
mengenai pentingnya mencintai warisan budaya yang dimiliki negri sendiri, salah dengan
kegiatan dokumentasi.
Kata kunci : Naskah kuno, dokumentasi, pelestarian budaya
325 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
A. PENDAHULUAN
bagai harta benda pusaka yang diwaris-
Ciamis adalah salah satu kabupaten
kan kepada anak cucu secara turun-
yang memilki naskah Sunda kuno yang
temurun. (Taufan Ikhsan Yanuar; koran
diperkirakan jumlahnya cukup banyak
HR Online, Senin 28/09/2015). Dari da-
hinga saat ini. Apalagi bila melihat se-
ta Dinas Kebudayaan Ciamis naskah
jarah panjang Ciamis yang pada jaman
yang
dahulu pernah berdiri beberpa kerajaan
keberadaanya yaitu berjumlah 15 naskah,
Sunda yang dibuktikan dengan adanya
dan baru 3 naskah yang sudah di inven-
beberapa situs cagar budaya seperti Situs
tarisasi dan dideskripsikan bentuk dan
Karang Kamulyan sebagai peninggalan
isinya secara jelas. Hal ini membuktikan
kerajaan Galuh di zaman Ciung Wanara
masih banyak naskah-naskah kuno yang
atau Sang Manarah, Situs Astana Gede
belum teridentifikasi keberadaanya oleh
Kawali sebagai peninggalan Kerajaan
dinas ataupun pihak peneliti, sehingga
Sunda Galuh pada masa pemerintahan
tidak ada pula gambaran mengenai ben-
Rahyang Niskala Wastu Kancana, Situs
tuk ataupun isi naskah tersebut.
Situ
Lengkong
peninggalan
sudah
berhasil
di temukan
pusat
Selain hal di atas, sulitnya mendapat-
pemerintahan Kerajaan Panjalu pada ma-
kan informasi tentang naskah juga
sa pemerintahan Prabu Sanghyang Bo-
disebabkan oleh sikap pemilik naskah.
rosngora dan situs gandoang yang baru
Ada yang menganggap naskah sebagai
ditemukan sebagai bukti sejarah politik
benda penting dan berharga, mengang-
kabupaten
besar
gap sebagai benda biasa, menggap se-
kemungkinan jika daerah Ciamis me-
bagai benda yang tidak penting, atau ada
nyimpan banyak naskah kuno dan isi
pula yang menganggap naskah sebagai
naskah- naskah tersebut diperkirakan
benda pusaka yang dikeramatkan dan
memiliki keterkaitan dengan sejarah ke-
memiliki
rajaan- kerajaan sunda yang pernah ada.
keberadaannya disembunyikan. Beberapa
Ciamis.
Sehingga
Saat ini, naskah kuno yang ada di
pemilik
kekuatan
naskah
gaib
yang
sehingga
menganggap
Ciamis sebagian disimpan di tempat-
naskah sebagai benda pusaka biasanya
tempat penyimpanan naskah seperti mu-
tidak mengizinkan naskah dibaca oleh
seum dan perpustakaan. Namun ada pula
sembarang orang. Bahkan untuk mem-
naskah yang masih berada di masyarakat
bacanya kadang-kadang harus disertai
dan menjadi milik perorangan atau milik
ritual tertentu (Djamaris, 2002 : 11).
keluarga yang umumnya di peroleh se-
Melihat sikap pemilik naskah yang ber-
326 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
beda-beda, serta masih sangat minimnya
dengan adanya pelestarian naskah kuno
upaya penyelamatan naskah-naskah kuno
ini menjaga warisan budaya supaya tidak
secara fisik maka kemungkinan kepuna-
terjadi lagi pengklaiman dan eksploitasi
han naskah yang berada di masyarakat
selain itu pelestarian naskah kuno ini se-
sangat besar. masyarakat yang mengang-
bagai upaya membangkitkan kesadaran
gap naskah sebagai benda biasa dapat
jati diri bangsa yang sudah mulai hilang
menyebabkan naskah dibiarkan begitu
dan dapat menanamkan kebanggan bumi
saja tanpa diberiakan perawatan khusus
putera terhadap kekayaan budaya Sunda.
atau bisa saja naskah dibuang atau diba-
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia
kar karena dianggap tidak memilki
telah menetapkan peraturan undang- un-
manfaat, kemungkinan lain ialah dapat
dang yang mengatur tentang keberadaan
terjadi eksploitasi atau jual beli naskah.
cagar budaya yang harus diselamatkan
Beberapa kasus pengklaiman dan ek-
hal ini tertuang dalam peraturan UU RI
ploitasi komersial naskah kuno nusantara
No. 11 tahun 2010. Ungkapan “warisan
yang terjadi beberapa waktu lalu oleh
budaya” dalam hal ini merupakan suatu
pemerintah Malaysia. Berikut ini naskah-
pemberian bahwa naskah kuno adalah
naskah kuno dari Indonesia yang diklaim
teks klasik yang diwariskan secara turun
oleh Malaysia adalah: Naskah Kuno dari
termurun, salah satu kriteria benda cagar
Sumatera Barat, Naskah Kuno Dari Riau,
budaya dalam bab III pasal 5 Undang -
Naskah Kuno Dari Sulawesi Selatan,
Undang Cagar Budaya bahwa benda
Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara di
cagar budaya berusia 50 tahun atau lebih.
klaim pada Tahun 2007 naskah ini diba-
Barried, dkk mendefinisikan naskah
wa ke Malaysia, dibuat versi online se-
kuno sebagai “tulisan tangan yang me-
hingga pengunjung harus membayar un-
nyimpan berbagai ungkapan pikiran dan
tuk melihatnya. (Kompas edisi 22 Maret
perasaan sebagai hasil budaya bangsa
2007). Dengan demikian perlu adanya
masa lampau.” Bangsa lampau dalam hal
pelestarian naskah kuno milik pero-
ini merupakan indikator usia suatu
rangan atau keluarga di Masyarakat
naskah kuno. Artinya naskah kuno meru-
Ciamis
menjadi
pakan karya yang diciptakan masyara-
tanggung jawab bersama sebagai upaya
kat zaman dulu serta mewakili suatu
peyelamatan cultural heritage “warisan
masa, minimal 50 tahun yang lalu.
budaya‟ di tatar Galuh yang mengan-
(Barried, dkk., 1985, 54).
yang
seharusnya
dung traditional knowladge. Sehingga
Menurut Gupta, berikut merupakan
327 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
beberapa alasan mengapa melindungi
hal atau masalah secara sistematis, yang
pengetahuan tradisional :
dilakukan dengan adanya suatu rencana
1.
untuk mengetasi maslah tersebut.
Untuk meningkatkan mata pen-
caharian dari pemilik pengetahuan
2.
3.
tradisional atau masyarakat
dikutip oleh Madya mengatakan bahwa
Memiliki manfaat untuk ekonomi
penelitian tindakan adalah: “Penelitian
nasional, yaitu pengetahuan tradi-
tindakan
sional dapat memberikan masukan
mengumpulkan data secara sistematik
yang berharga terkait konsep pen-
tentang
golahan dan produksi kepada in-
menganalisisnya untuk dapat membuat
dustri modern, seperti pengolahan
keputusan-keputusan
obat-obatan tradisional, dan se-
yang
bagainya
mendatang”. (Madya 2007, 9).
Untuk
4.
Menurut Wallace dalam Burn seperti
melestarikan
lingkungan
yang
dilakukann
praktik
seharusnya
dengan
keseharian
dan
tentang
praktik
dilakukan
dimasa
Tahap rencana penelitian yang dil-
masyarakat
akukan oleh penulis dalam penelitian ini
Untuk mencegah eksploitasi dan
diawali
pembajakan
penelitian sampai dengan tahapan ana-
lingkungan
hidup
dengan
tahapan
persiapan
lisis data sehinngga dapat diperoleh kes-
(Ghosh 2011, 67)
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka fokus penelitian ini adalah apa saja
unsur-unsur naskah kuno yang harus di-
impulan. Adapun tahapan penelitian
yang dilakukan adalah:
Pra Penelitian. Tahapan ini merupa-
identifikasi dalam kegiatan dokumenta-
kan
si?. Adapun tujuan dari penelitian ini
melakukan penelitian kelapangan. Tahap
adalah untuk mengetahui status dan kon-
pra penelitian merupakan tahapan yang
disi
menunjang
digunakan oleh peneliti untuk menen-
Kabupaten
tukan permaslahan atau topik yang di-
mengenai
anggkat dalam penelitian. Adapaun taha-
kegiatan dokumentasi naskah kuno akan
pan penelitian yang dilkaukan oleh
dilaksanakan pada penelitian selanjutnya.
peneliti adalah (1) Menyusun rancangan
Metode penelitian yang digunakan
penelitian. Pada tahap ini peneliti me-
adalah kualitatif dengan desain penelitian
rencanakan mengenai objek apa yang
tindakan. Penelitian ini diawali oleh sua-
akan diteliti, metode apa yang akan
tu kajian atau indentifikasi terhadap hal-
digunakan dalam penelitian serta waktu
naskah
kuno guna
kegiatan
dokumentasi
Ciamis.
Untuk
di
penelitian
tahap
awal
peneliti
sebelum
328 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
dan tempat penelitian. Objek penelitian
peneliti pada kegiatan observasi awal.
yang penulis rencanakan yaitu penelitian
Selain itu, konsep penelitian disesuaikan
mengenai naskah kuno. penelitian ini
dengan teori yang mendukung penelitian
menggunakan metode tindakan pendoku-
lapangan. Untuk mendapatkan teori, dil-
mentasian naskah kuno di tata Galuh Ka-
akukan studi dokumentasi dari berbagai
bupaten Ciamis. (2) Mengurus perizinan.
literarur dengan tujuan untuk mem-
Dalam hal ini peneliti membuat pern-
peroleh gambaran yang utuh sesuai
yataan
dengan kondisi lapangan. Konsep doku-
tertulis
dari lembaga terkait
dengan kegiatan penelitian
yang dil-
mentasi
yang digunakan
dalam
akukan oleh peneliti dilapangan. Perizi-
penelitian ini ialah konsep dokumentasi
nan yang dimaksud adalah keterangan
dari WIPO. (5) Menentukan informan
mengenai izin observasi dan melakukan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini,
penelitian ditempat penelitian peneliti
informan pertama yang dipilih oleh
yang disetujui dan diketahui oleh pihak
peneliti yaitu kepala seksi permusiuman.
lembaga. (3) Melakukan observasi awal
Dalam hal-hal tertentu informan perlu
terkait topik yang diangkat. Observasi
direkrut seperlunya dan diberi tahu mak-
yang dilakukan oleh
yaitu
sud dan tujuan pnelitian jika hal ini
pendidikan
mungkin dilakukan. Agar peneliti mem-
dan kebudayaan Ciamis untuk mencari
peroleh informan yang memenuhi per-
informasi mengenai berbagai aspek ten-
syaratan, seyogianya menyelidiki moti-
tang naskah kuno yang ada diwilayah
vasinya dan bila perlu mengetes informa-
kabupaten ciamis. Dalam kegiatan ini,
si yang diberikannya, apakah benar atau
peneliti melakukan wawancara langsung
tidak. (6) Peneliti membuat instrumen
dengan kepala bagian prasati dan per-
penelitian. Setelah peneliti mengetahui
naskahan. Dengan demikian hasil wa-
dan mengamati secara langsung, serta
wancara tersebut timbulah permasalahan
sudah mengetahui siapa yang menjadi
yang dihadapi dalam upaya penanganan
informan dalam penelitian, selanjutnya
naskah kuno yang ada di masyarakat.
peneliti membuat instrumen atau alat
Selain itu peneliti mendapatkan daftar
yang membantu penelitidalam mem-
nama dan alamat pemilik naskah. (4)
peroleh data lapangan. Instrumen yang
Menyusun konsep penelitian. Dalam
dibuat peneliti adalah pedoman wa-
kegiatan ini, konsep penelitian didasar-
wancara, yaitu sejumlah pertanyaan yang
kan pada data awal yang diperoleh
akan
penelti
dengan mendatangi dinas
diberikan
kepada
informan
329 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
penelitian, hal ini juga didasarkan pada
peneliti juga harus memperhatikan pen-
pendekatan penelitian yang digunakan
ampilannya
oleh peneliti, yaitu pendekatan kualitatif.
harus membina hubungan baik dengan
(7) Menyiapkan perlengkapan penelitian.
para informan, sehingga pada saat wa-
Perlengkapan penelitian yang diper-
wancra bisa dengan mudah mendapatkan
lukan
alat tulis, alat
informasi yang dibutuhkan. (2) Memasu-
rekam, kamera dan alat-alat lain yang
ki lapangan. Tahap memasuki lapangan
digunakan untuk mendukung perolehan
pada
data
etika
mengumpulkan data, dalam melakukan
penelitian. Menghadapi persoalan etika,
pengumpulan data dan informasi peneliti
peneliti
hendakya mempersiapkan diri
harus meyadari jangan sampai diarahkan
baik secara fisik, psikologi dan mental.
oleh subjek penelitian dan keluar dari
Pada tahap ini secara fisik, peneliti harus
fokus dan tujuan penelitian. Mendatangi
memahami peraturan, norma, dan nilai
lapangan dan melakukan wawancara
sosial dari masyarakat dimana peneliti
langsung dengan informan yang sudah
akan melakukan penelitian dalam hal ini
ditentukan sebelumnya untuk mendapat-
yaitu masyarakat kabupaten Ciamis. Se-
kan data. Kegiatan wawancara yang dil-
lanjutnya peneliti menyiapkan mental,
akukan dibantu oleh pedoman wa-
peneliti mengusahakan untuk menahan
wancara yang sebelumnya sudah dibuat
diri, menahan emosi dan perasaan, ter-
oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti
hadap hal-hal yang tidak sesuai pada saat
langsung
di lapangan
dengan informan terkait naskah kuno
yaitu
lapangan.
berupa
(8)
Persoalan
ketika
dasarnya
kelapangan,
merupakan
melakukan
dan
kegiatan
wawancara
Tahap penelitian. Tahap penelitian
yang dimilkinya dengan dipandu oleh
adalah tahap penting dimana dalam tahap
peneliti disesuaikan dengan dipandu oleh
ini peneliti menggumpulkan segala data
pedoman wawancara.
dan informasi dilapangan dalam berbagai
Pasca penelitian. Pasca penelitian
bentuk. Menurut Meloeng 2007 terdapat
merupakan tahapan akhir dari proses
tiga bagian dalam peneletian ini, tahapan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
-tahapan tersebut antara lain (1) Me-
Tahapan ini merupakan kegiatan pen-
mahami latar peneliti dan persiapan diri.
golahan dan analisis terhadap data yang
Pada tahap ini peneliti harus memahami
diperoleh dilapangan. Data yang sudah
latar peneliti terlebih dahulu. Bagaimana
diperoleh peneliti ditulisakn sedemikian
pembatasan latar dan penelitiannya, serta
rupa sesuai dengan teori yang digunakan
330 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
desain
perasaan sebagai hasil budaya bangsa
penelitian yang digunakan oleh peneliti.
pada masa lampau (Barried, 1985:54).
Pada tahap ini juga data diuji dengan
Pendapat
menggunakan trianggulasi sumber, yaitu
naskah Kuno atau manuskrip adalah
pihak-pihak atau orang yang ahli dalam
dokumen dalam bentuk apapun yang di-
topik yang diteliti. Tahap ini merupakan
tulis dengan tangan atau diketik yang
tahap penting dalam penelitian, karena
belum dicetak atau dijadikan buku terce-
menyajikan dan menggambarkan hasil
tak yang berumur 50 tahun lebih (UU
penelitian mengenai bagaimana proses
Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992, Bab I
dokumentasi
Pasal 2).
dan disajiakan sesuai dengan
naskah
kuno
milik
lain
menyebutkan
bahwa
Di Indonesia, bahan naskah untuk
perseorangan di kabupaten Ciamis.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jawa Kuno sebagaimana disebutkan Zo-
Tahap awal yang dilakukan dalam
etmulder (dalam Suryani, 2011 :47) ada-
pengumpulan data ialah penelusuran in-
lah karas, yaitu semacam papan atau batu
formasi keberadaan naskah yang dimiliki
tulis, yang diduga oleh Robson hanya
masyarakat yang akan dijadikan sumber
dipakai untuk sementara. Naskah Kawa
data penelitian. Pencarian informasi dil-
memakai lontar (rontal ‘daun tak’ atau
akukan melalui inventarisasi naskah den-
‘daun siwalan’), yaitu Kertas Jawa dari
ngan melakukan studi lapangan dan studi
kulit kayu. Naskah Bali dan Lombok
katalog. Studi katalog dilakukan di be-
memakai Lontar: naskah Batak me-
berapa
Ke-
makai kulit kayu, bambu, dan rotan. Se-
budayaan, Kepemudaan dan Olahraga
dangkan naskah Sunda memakai lontar,
Kabupaten Ciamis. Naskah merupakan
saeh, daluang, dan kertas. Kertas Eropa
subuah bentuk peninggalan budaya yang
yang didatangkan dari Eropa mengganti-
sampai sekarang masih dapat dirasakan
kan dluwang karena kualitasnya lebih
keberadaannya.
baik untuk naskah Indonesia.
museum
milik
Naskah
Dinas
kuno
atau
manuskrip merupakan dokumen dari
berbagai
macam jenis
1. Identifikasi Keberadaan Naskah
yang ditulis
Terdapat beberapa data naskah
dengan tangan tetapi lebih mengkhu-
yang sudah terdaftar dan tercatat di Mu-
suskan kepada bentuk yang asli sebelum
seum Sribaduga. Dari hasil pencarian
dicetak. Barried juga menyatakan bahwa
tersebut ditemukan beberapa data ben-
naskah merupakan semua bentuk tulisan
da Cagar Budaya yang bersal dari tatar
tangan berupa ungkapan pikiran dan
Galuh, Kabupaten Ciamis. Berikut daftar
331 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
benda Cagar Budaya yang tercatat di katalog Museum Sri Baduga:
Tabel 1
Daftar Benda Cagar Budaya di Katalog Musium Sri Baduga
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Benda
Arca Ganesha
Kohkol
Posil Rahang Kudanil
Posil Gajah Purba
Stegodon
Anting - Anting Cilamé seberat
150 Gram
Sinjang Ciamisan
Duplikat Prasasti Kawali
Alat Pembuat Minyak Kelapa
Tradisional
Prasasti Mandi Wunga
Naskah Tembaga
Asal Lokasi
Karang Kamulyan
Sanda Paingan
Tambaksari
Cilamé, Ciamis
Ciamis
Kawali
Ciamis
Ciamis
Wanasigra, Cikoneng
Sumber: Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Ciamis
Selain itu untuk menemukan gam-
Tembaga di desa Wanasigra, Cikoneng –
baran keberadaan naskah kuno diditatar
Ciamis
yang
beralamat
di
Dusun
Galuh, dapat dilihat dari data naskah
Cipeucang RT 01 RW 03 Desa Wana-
yang sudah
terdaftar di Dinas Ke-
sigra Kec. Sindangkasih Kab. Ciamis.
budayaan, Kepemudaan dan Olahraga
Dengan telah dimiliki alamat dan pemilik
Kabupaten Ciamis, yang sampai saat ini
naskah secara jelas maka selanjutnya
telah mengumpulkan dan mendata seki-
peneliti akan melakukan studi lapangan.
tar 15 buah naskah kuno dan hanya 3
2. Identifikasi Naskah Kuno Dilihat
naskah yang sudah diinventarisasi dan
Dari Sudut Pandang Sosial Budaya
dideskripsikan isinya secara jelas. Dari
Dalam
kegiatan
dokumentasi
hasil studi katalog Museum Sri Baduga
naskah kuno milik perseorangan, perlu
dengan daftar naskah di Dinas Ke-
dilakukan identifikasi sosial dan budaya
budayaan Kepemudaan dan Olahraga
masyarakat
Kab. Ciamis terdapat kesamaan tempat
naskah kuno. Hal ini dilakukan agar
yaitu tersimpannya benda Cagar Budaya
peneliti dapat memahami adat masyara-
berupa naskah Gandoang dan Naskah
kat sekitar yang harus dijaga dan dihor-
mengenai
ditemukannya
332 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
mati sehingga kegiatan dokumentasi
sebanyak
411
orang,
Diploma
yang akan dilakukan tidak bertentangan
sebanyak
14
orang,
Sarjana
atau melanggar hukum adat setempat dan
sebanyak 20 orang, Diploma IV
diharapkan dapat terjalin kerjasama dan
sebanyak 34 orang, dan Strata 2
ikut berpartisipasi aktif dalam melakukan
sebanyak 4 orang.
kegiatan dokumentasi. Selain itu hal ter-
Keadaan budaya Desa Wanasigra
sebut dapat memperjelas riwayat asal-
terdapat Situs Gandoang dan Upacara
usul naskah dan memberikan asumsi
Ritual Merlawu. Kabuyutan
awal tentang apakah isi naskah kuno
yang terletak di Dusun Cipeucang, De-
yang
sa
dimiliki
masyarakat
tersebut
Wanasigra,
gandoang
Kecamatan
Sin-
erat
dangkasih Kabupaten Ciamis merupa-
dengan tempat-tempat bersejarah yang
kan kompleks pemakaman kuno sisa
terdapat didaerah tersebut.
peninggalan masa peralihan dari klasik
kemungkinan
memiliki
kaitan
Desa Wanasigra terletak di bagian
ke Islam. Syekh Padamatang yang
barat Kabupaten Ciamis dan merupakan
makamnya berada di puncak gunung
salah satu desa di Kecamatan Sin-
Gandoang adalah tokoh yang menjadi
dangkasih. Adapun Kabupaten Ciamis
karuhun (leluhur) di Kabuyutan Gando-
berada pada koordinat 1080 20’ sampai
ang.
dengan 1080 40’ Bujur Timur dan 70 40’
Di area kompleks Kabuyutan Gando-
20” sampai dengan 70 41’ 20” Lintang
ang terdapat ratusan makam kuno tak
Selatan. Keadaan sosial Desa Wanasigra
dikenal. Masyarakat setempat hanya
pada tahun 2011, yang digambarkan
mengetahui beberapa makam
dengan jumlah penduduk, pendidikan
Kabuyutan Gandoang mewariskan bu-
dan kesehatan, adalah sebagai berikut:
daya
a.
Kependudukan: Jumlah penduduk
yang masih alami, juga meninggal-
sebanyak 3431 orang dan Kepala
kan beberapa sumber sejarah yang masih
Keluarga
menjadi misteri. Kabuyutan Gandoang
b.
Desa
Wanasigra
yang rumit.
Selain
utama.
situsnya
sebanyak 1012 KK.
menyimpan berbagai macam benda pusa-
Pendidikan: Tingkat pendidikan
ka, benda tersebut terdiri atas keris, tom-
penduduk di desa Wanasigra antara
bak, pangot, dll. yang disimpan di rumah
lain: tidak tamat SD sebanyak 274
Ki
orang, SD sebanyak 1513 orang,
Gandoang. Terdapat pula naskah kuno
SLTP sebanyak 450 orang, SLTA
yang ditulis di lembaran tembaga dan
Lili sebagai kuncen Kabuyutan
333 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
kertas daluwang yang isinya masih da-
dibukanya naskah kuno Gandoang yang
lam penelitian. Namun Situs Gandoang
tertulis di atas kertas daluang dan prasas-
ini belum tercatat resmi dalam sejarah
ti tembaga, serta bersantap bersama
Ciamis. Padahal, lanjutnya keberadaan
dengan aneka suguhan makanan khas
situs tersebut banyak kaitannya dengan
seperti kerupuk menak, gulampo, ikan
perjalanan sejarah tatar galuh Ciamis.
balar, dan sebagainya.
Desa Wanasigra memiliki satu adat
Puncak acara dilaksanakan pada
tradisi yang dilaksanakan setiap satu ta-
keesokan harinya dilakukan di Kabuyu-
hun sekali, tradisi tersebut diberinama
tan Gandoang yang berada di tepi Sungai
Upacara Ritual Merlawu. Tradisi turun
Citanduy,
temurun tersebut dilakukan salah satunya
Cipeucang, Desa Wanasigra. Jarak antara
sebagai
serta
Kabuyutan Gandoang dan permukiman
menghormati jasa pendiri Desa Wana-
warga sekitar satu kilometer. Puncak rit-
sigra yakni Syeh Padamatang. Ulama
ual
yang merupakan utusan Sunan Gunung
dengan mengganti pagar bambu yang
Djati dari Cirebon, berhasil membuka
mengelilingi makam Eyang Padamatang,
hutan belukar menjadi Wanasigra.
dilanjutkan dengan tawasulan dan doa
bentuk
penghargaan
Blok
merlawu
Gandoang,
di
kabuyutan
Dusun
diawali
Upacara merlawu ini dilakukan pada
bersama serta diakhiri dengan acara hajat
Pada hari Jum’at ke empat bulan Mulud.
tumpeng yaitu makan bersama seluruh
Seperti halnya ritus tradisi lainnya, Mer-
masyarakat yang hadir.
lawu juga digelar sederhana, namun
3. Perlakuan Masyarakat
syarat makna tersirat. Beberapa larangan
hadap Naskah Kuno
juga
Temuan yang diperoleh dari hasil
tetap
dipegang
teguh
ketika
wawancara dan observasi menunjukan
memasuki Situs Gandoang.
Misalnya ketika memasuki kompleks
pemakaman
Syeh
Padamatang,
pengunjung dilarang mengenakan
Lokal Ter-
alas
bahwa masyarakat lokal hal ini masyrakat sekitar desa Wanasigra
melakukan
pengolahan
dalam
naskah kuno
kaki. Demikian pula tidak boleh melu-
masih sangat
dah
sembarangan.
pemeliharaan naskah kuno hanya dil-
Rangkaian tradisi ini dimulai dengan rit-
akukan oleh pak Lili sebagai pemilik
ual siraman, yakni pencucian berbagai
naskah. Pemahaman
benda pusaka peninggalan Galuh Wana-
hadap arti penting naskah kuno bagi
sigra seperti keris, dilanjutkan dengan
kelangsungan warisan budaya masih ren-
maupun
bicara
sederhana.
Kegiatan
masyarakat
ter-
334 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
dah. Selain itu pemerintah yang seha-
naskah terbakar, selain itu penyimpanan
rusnya menaungi kelestraian naskah ini
naskah diatas tungku hawu dirasa tidak
dinilai kurang responsif. Akibatnya pem-
tepat karena suhu bisa berubah exstrim,
ahaman masyarakat yang masih rendah
suhu diatas tunggku hawu bisa menjadi
dan pemerintah yang kurang tanggapa-
sangat panas bila sedang menyala dan
kan
bisa menjadi dingin saat tungku tidak
semakin
memperburuk
kondisi
digunakan,
naskah kuno tersebut.
dengan
demikian dengan
Kegiatan yang umum dan rutin dil-
perubahan suhu yang berubah setiap saat
akukan dalam rangka pengeloalan dan
maka kerusakan dapat diperkecil ke-
pemeliharaan naskah kuno tersebut, an-
cenderungannya. Selanjutnya penyim-
tara lain:
panan naskah disimpan kedalam
peti
Penyimpanan Naskah. Pada mulanya
kaca yang dibuat atas dasar inisiatif pak
naskah ini disimpan pada besek bambu
Lili, pak Nono dan Pak yudi. Namun sa-
besar yang memiliki tutup dan dida-
yangnya penyimpanan naskah pada peti
lamnya terdapat sekat pembatas sehing-
kaca ini dirasa kurang tepat, sebab
ga
untuk
penyimpanan naskah disatukan dengan
penyimpanan dua naskah sekaligus yai-
beberapa pusaka yang beruapa keris,
tu
dan
tumbak karawelwng luk 9, pisau pangot,
tembaga. Kemudian besek ini
prasasti tembaga yang semuanya berba-
disimpan di dapur dan dikaitkan pada
han logam sehingga dihawatirkan bahan
penggarangan kayu yang ada diatas
logam ini menguai dan menyebabkan
hawu.
tingkat keasaman pada naskah jadi
besek
untuk
naskah
ini
dimanfaatkan
naskah
Besek
besar
daluang
ini berukuran
panjang 9 cm, lebar 6 cm dan tinggi
meningkat sehingga naskah cepat rusak.
6cm. Namun dengan seiring nya waktu
Pemeliharaan Naskah. Pemeliharaan
besek tempat penyimpanan naskah ini
naskah yang dilakukan yaitu dengan
telah rusak, pengaitnya sudah putus se-
cara dirawat secara traditional, yaitu
hingga tidak lagi dipergunakan, karena
dengan cara
besek disimpan diatas penggarangn kayu
atas kemeyan pada saat upacara mer-
bakar diatas tungku besek ini berubah
lawu. Cara ini merupakan cara yang di-
warna menjadi hitam. Dan penyimpanan
wariskan secara turun temurun dengan
yang demikian dirasa tidak efektif kare-
tujuan
na pada saat naskah disimpan diatas
supaya tidak cepat lapuk dan dimakan
tunggku hawu bisa ada kemungkinan
ngengat. Pengasapan ini dilakukan se-
di deang atau diasapi di
menjaga
kelembapan
naskah
335 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
tahun sekali yang dilakukan sehari sebe-
antara lain:
lum acara puncak merlawu bersamaan
Status dan kondisi naskah kuno di
dengan acara ngumbah pusaka, acar
Kabupaten Ciamis masih memprihat-
pengasapan ini di lakukan dirumah pak
inkan karena pemahaman masyarakat
Lili sebagi pemilik sekaligus kuncen ka-
terhadap arti penting naskah kuno bagi
buyutan Gandoang yang disaksikan oleh
kelangsungan warisan budaya masih ren-
seluruh warga masyarakat desa Wana-
dah. Sejauh ini naskah kuno yang ber-
sigra. Selain itu naskah juga diperlihat-
hasil dikumpulkan dan di data berjumlah
kan kepada masyarakat yang datang
15 naskah namun hanya 3 naskah yang
supaya mereka percaya warisan nenek
baru memiliki deskripsi isi secara jelas,
moyangnya masih ada, warga hanya bisa
Maka dari itu naskah kuno yang merupa-
melihatnya saja tanpa memegangnya.
kan salah satu bentuk warisan budaya,
Naskah ini juga pernah melakukan per-
perlu ditindak lebih lanjut agar tidak ter-
baikan yang dilakukan Yayasan
Ali
jadi kemusnahan warisan budaya. Salah
tahun
satu hal yang dapat dilakukan untuk
berupa perbaikan cover naskah
menjaga agar naskah kuno tetap dilestari-
dan pemberian nomor halaman serta
kan yakni melalui kegiatan dokumentasi.
kajian teks namun tidak secara tuntas.
1. Saran
Sastrawijaya
1995
Bandung
pada
Pengamanan Naskah. Pengamanan
Melihat kondisi di lapangan bahwa
naskah hanya dalam bentuk penyim-
masyarakat masih belum memahami
panan dalam peti kaca. Dan membuat
pentingnya naskah kuno sebagai bentuk
aturan dalam penggunaan naskah. Aturan
warisan
tersebut ialah bagi peneliti yang mau
menyarankan untuk membuat kegiatan
mengetahui naskah harus membawa su-
dokumentasi yakni pemetaan, pengum-
rat izin dari dinas kebudayaan Ciamis,
pulan dan pengolahan naskah kuno yang
kemudian naskah hanya diizinkan untuk
tersebar di Indonesia sehingga isi dari
dilihat dibaca ditempat tanpa memegang
naskah kuno tersebut tetap dapat terpeli-
langsung, jikalau penelitian tersebut
hara dengan baik dan tersampaikan pada
mengharuskan untuk memagang naskah
masyarakat secara efektif.
maka peneliti diharuskan menggunakan
D. DAFTAR PUSTAKA
sarung tangan.
—. Pesrpektif Komunikasi, Pendidikan
C. SIMPULAN
Adapun simpulan dari penelitian ini
budaya,
maka
penulis
dan Perb. t.thn.
Balai
pelestarian
Cagar
Budaya.
336 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.3, Oktober 2017
(2010). Undang-undang Repub-
“WIPO.” Theory Documentation . t.thn.
lik Indonesia no11 tahun 2010
http://www.wipo.int/portal/en/
tentang cagar budaya. Serang.
index.html
Basuki, Sulistyo. (2004). Pengantar
Bandung
Dokumentasi.
:
Rekayasa Sains.
(diakses 04 29, 2016).
Yusuf, Pawit M. Perspektif Manajemen Pengetahuan, Informasi,
Disdikbud Ciamis, (2014). Kabupaten
Komunikasi, Pendidikan dan per-
Ciamis dalam Sudut Pandang
pustakaan . Jakarta: Rajawali
Sejarah
Pers, 2012.
dan
Nilai
Budaya.
Ciamis.
Sedana,
I
Nyoman,
dkk.
(2013).
Preservasi Berbasis Kearifan Lokal
(Studi
Kasus
Mengenai
Preservasi Preventif dan Kuratif
Manuskrip Lontar Sebagi War-
isan
Budaya
di
Kabupaten
Klungkung Bali. Jurnal Kajian
Ilmu
Informasi
Dan
Per-
pustakaan, 1(1), 91. Retrieved
from
http://jurnal.unpad.ac.id/
jkip/article/view/9616/4325.
Suryani, Elis NS. (2012) Filologi. Bogor: Galia Indonesia.
Purwono. (2010). Dokumentasi . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siti Barororoh Baried, dkk. (1977).
Kamus Istilah Filologi
Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM .
Suharasaputra,
Uhar. (2012). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan
Tindakan. Bandung: Rafika
Aditama.
337 Pengetahuan Lokal Masyarakat Terhadap Kelangsungan Warisan Budaya Pada Naskah Kuno Di
Kabupaten Ciamis