TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGEMBANGAN VIRTUAL APPLIANCE SERVER DENGAN METODE VIRTUALISASI 1 SM

18

JNTETI, VOL. 1, NO. 1, MEI 2012

Pengembangan Virtual Appliance Server Dengan
Metode Virtualisasi
Novan Ardianto1, Widyawan2, Sujoko Sumaryono3

Abstract—

With the increasing of advanced and
sophisticated computer technology currently, especially for PC
and server, is marked by the appearance of dual core processor,
quad core processor, even hexa core processor. Besides all
applications currently, especially not 3D animation and games
which utilize the maximum performance of the multicore
processor, makes the advanced processor work with a low
utilization rate or a little usage of this processor. The advanced
processor can be used for running application and services
virtually.
Virtualization can be seen as a part of whole IT company

trend currently. Day by day the virtualization engineering
become more popular and widely used because in addition to
saving the power source, it can have a good performance at
running various server services in a network. Even nowadays
virtualization can run on a cluster infrastructure, which will
produce HA (High Availability) server.
By using applications, such as VirtualBox and Proxmox,
which are very powerful tools, easily-setting and especially
free, virtual appliances can be made including functions and
services of a server in the real network. It aims to prove how
effective and efficient the usage of the multicore processor
computer is.
Intisari— Dengan semakin maju dan canggihnya teknologi
komputer saat ini terutama pada PC dan server, ditandai
dengan bermunculannya prosesor dengan inti ganda 2 (duo
core), atau inti ganda 4 (quad core) bahkan hingga inti ganda 6
(hexa core). Padahal belum semua aplikasi saat ini terutama
diluar animasi 3D dan games yang dapat memanfaatkan
secara optimal prosesor berinti banyak (multiprosesor)
tersebut, membuat prosesor-prosesor canggih tersebut banyak

bekerja dengan tingkat utilisasi yang rendah atau hanya
sedikit sumber daya yang terpakai. Prosesor canggih tersebut
dapat kita manfaatkan untuk menjalankan aplikasi-aplikasi
dan services secara virtualisasi.
Virtualisasi dapat dilihat sebagai bagian dari trend secara
keseluruhan di perusahaan IT saat ini. Teknik virtualisasi
semakin hari semakin terkenal dan banyak digunakan,
dikarenakan selain melakukan penghematan sumberdaya,
juga dapat memiliki kinerja yang cukup baik dalam
menjalankan berbagai services sebuah server di dalam suatu
jaringan. Bahkan virtualisasi kini dapat berjalan di atas
infrastruktur cluster, yang akan membentuk HA (High
Availability) server.
Dengan menggunakan aplikasi seperti VirtualBox dan
Proxmox, yang mana merupakan tools yang sangat kuat,
mudah di-setting dan terutama gratis, dapat dibuat sebuah
virtual appliances yang mencakup fungsi-fungsi dan services
pada server di jaringan yang sebenarnya. Hal ini bertujuan
untuk membuktikan seberapa efektif dan efisien penggunaan
virtualisasi pada komputer berinti banyak (multi prosesor)

1
Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Informasi Fakultas
Teknik Universitas Gadjah Mada, Jln. Grafika 2
Yogyakarta
55281
INDONESIA
(e-mail:
[email protected])
2, 3
Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas
Teknik Universitas Gadjah Mada, Jln. Grafika 2 Yogyakarta
55281
INDONESIA
(e-mail:[email protected],
[email protected])

ISSN 2301 – 4156

tersebut.
Kata Kunci— virtual appliances, cluster, VirtualBox, Proxmox.


I. PENDAHULUAN
Trend komputer saat ini yang semakin canggih dan
terjangkau memungkinkan pengguna rumahan maupun
suatu unit usaha mampu memiliki komputer yang multicore,
baik dari keluarga Intel dengan core i3, i5 dan i7-nya
maupun dari keluarga AMD dengan Turion dan Athlon-nya.
Padahal belum semua aplikasi saat ini terutama di luar
animasi dan games 3D yang dapat memanfaatkan secara
optimal prosesor berinti banyak (multicore) tersebut.
Berdasarkan pengamatan dari Tony Iams, analis senior di
D.H. Brown Associates Inc, NY, server-server di sebagian
besar organisasi hanya menggunakan 15-20% dari kapasitas
sesungguhnya, tentu saja angka tersebut merupakan rasio
yang jauh dari ideal [3]. Prosesor canggih tersebut dapat kita
manfaatkan untuk menjalankan aplikasi-aplikasi dan
services secara virtualisasi. Terlebih lagi produsen prosesor
seperti Intel dan AMD sudah menambahkan dukungan
terhadap proses virtualisasi di dalam prosesor tersebut.
Dengan dimasukkannya teknologi virtualisasi pada prosesor,

maka sistem operasi dan program aplikasi yang berjalan di
atas mesin virtual memiliki kinerja serta kehandalan yang
lebih optimal.
Virtualisasi server adalah penggunaan perangkat lunak
yang memungkinkan satu perangkat keras untuk
menjalankan beberapa sistem operasi dan services pada saat
yang sama. Teknologi ini dimulai pada masa mainframe
beberapa dekade yang lalu untuk menghindari pemborosan
daya proses yang mahal atau dengan kata lain meningkatkan
efisiensi. Penghematan lain adalah biaya listrik karena
hanya menggunakan 1 atau sedikit server saja, serta
penghematan pembelian lisensi software. Jika menggunakan
open source, justru tidak perlu mengeluarkan biaya
sedikitpun untuk lisensi. Penghematan lainnya adalah dari
segi waktu, karena kita hanya memasang sistem operasi di
satu server saja yang langsung dapat digunakan untuk
beberapa services sekaligus.
Ketika memadukan antara mesin virtual dengan
perangkat lunak yang sebenarnya maka akan terbentuklah
virtual appliances. Menerapkan appliances yang telah

terinstal dan terkonfigurasi jauh lebih mudah dan cepat
daripada menyiapkan sebuah sistem operasi, sehingga
memudahkan untuk melakukan penyebaran (deployment).
Hal yang menyulitkan saat hendak menyiapkan sistem yang
siap berjalan untuk operasional, yaitu melakukan instalasi
OS dan menyiapkan aplikasi yang dibutuhkan dengan
services tertentu. Instalasi OS memerlukan langkah yang
lebih kompleks dan waktu yang lebih lama. Ketika ingin
menginstalasi OS dan services yang diperlukan, kita harus
membuat partisi, memformat, mencari media instalasi,
mengonfigurasi, dan lain sebagainya. Sebuah virtual
appliances mengurangi resiko yang tidak perlu dengan
menyederhanakan proses kerja yang sebelumnya rumit dan

Pengembangan Virtual Appliance...

JNTETI, VOL. 1, NO. 1, MEI 2012
intensif. Sehingga pada saat terjadi gangguan atau error akan
lebih mudah untuk dilakukan tindakan pemulihan (recovery)
pada sistem yang ada.

Di sisi lain biaya pembelian dedicated server yang baru
masih terasa mahal untuk diimplementasikan oleh pengguna
rumahan atau unit usaha yang belum terlalu besar. Untuk itu
diperlukan suatu solusi sistem server yang dapat menghemat
pembelian dedicated server baru bagi unit usaha yang terus
berkembang, dan implementasi virtual appliance dengan
teknologi virtualisasi servernya dapat menjawab kebutuhan
tersebut.

19


Mudah dilakukan manajemen.

\

II. LANDASAN TEORI
A. Virtualisasi
Virtualisasi / Virtualization adalah sebuah teknik atau
cara untuk membuat sesuatu dalam bentuk virtual, tidak

seperti kenyataan yang ada [1]. Virtualisasi juga digunakan
untuk mengemulasikan perangkat fisik komputer, dengan
cara membuatnya seolah-olah perangkat tersebut tidak ada
(disembunyikan) atau bahkan menciptakan perangkat yang
tidak ada menjadi ada.
Perangkat lunak virtualisasi adalah sebuah program yang
memiliki kemampuan untuk membuat sebuah komputer
secara virtual (Purnoma, 2010). Disebut komputer virtual
karena komputer itu tidak ada secara fisik, dengan komputer
virtual ini dimungkinkan untuk menginstalasi OS lain.
Misalkan komputer yang menggunakan Windows 7 dapat
diinstalasi OS lain seperti Linux, Mac, BSD atau Windows
versi lain menggunakan komputer virtual tersebut. Salah
satu dari sekian banyak perangkat lunak virtualisasi adalah
VirtualBox dan Proxmox.

Gbr. 1 Konsep virtualisasi

Gbr. 2 Proxmox Manager


C. Fitur Khas Proxmox
1) Cluster: Proxmox VE Cluster memungkinkan untuk
melakukan manajemen terpusat dari banyak server fisik.
Sebuah Proxmox VE Cluster terdiri dari minimal satu
master dan beberapa node (minimal satu master dan satu
node).
Fitur utama Proxmox VE Cluster adalah:
 Manajemen terpusat melalui web.
 Satu login dan password untuk mengakses semua
node dan guest
 Console dapat melihat semua Virtual Machines.
 Melakukan migrasi dari VM antara berbagai mesin
yang secara fisik berbeda.
2) Pusat Manajemen Berbasis Web: Manajemen
Proxmox VE sederhana. Tidak perlu menginstal alat
manajemen yang terpisah, semuanya dapat dilakukan
melalui web browser (IE9, Firefox 5, Opera, Chrome, dll).
 Tampilan konsol terintegrasi ke VM
 Integrasi tanpa putus pada manajemen Cluster
Proxmox V

 Teknologi AJAX untuk update sumber daya secara
dinamis
 Akses yang aman ke semua VM melalui enkripsi
SSL

B. Proxmox VE

D. VirtualBox

Proxmox VE (Virtual Environment) adalah distro Linux
berbasis kernel Debian (64 bit) yang dikhususkan sebagai
distro virtualisasi [12]. Proxmox secara default menyertakan
OpenVZ dan KVM yang disediakan dalam modus teks
(console mode ). Salah satu perbedaan Proxmox dengan OS
Virtualisasi berbasis UNIX yang lain adalah, Promox
menggunakan akses web untuk melakukan pengelolaan
proses administrasinya.
Proxmox VE memberikan sebuah platform virtualisasi
untuk vendor perangkat lunak dan proyek open source,
dengan menjalankan perangkat lunak server mereka sebagai

Virtual Appliance yang telah dikonfigurasi sebelumnya di
atas Proxmox VE.
Manfaat bagi pengguna VE Proxmox:
 Produk pilihan yang cocok dijalankan pada
perusahaan kelas enterprise.
 Instalasi yang telah dioptimalkan, siap untuk
menjalankan dengan cepat.
 Memiliki kinerja terbaik.

Sun xVM VirtualBox adalah program untuk virtualisasi
komputer yang ditujukan untuk komputer desktop, server,
maupun laptop [10]. Dengan menggunakan Sun xVM
VirtualBox maka dapat memvirtualisasi OS 32 bit dan 64 bit
pada sebuah komputer yang menggunakan prosesor Intel
atau AMD, baik virtualisasi perangkat lunak maupun
perangkat keras. Untuk selanjutnya akan digunakan istilah
VirtualBox untuk merujuk pada Sun xVM VirtualBox.
Alasan utama memilih VirtualBox sebagai pembanding
Proxmox adalah karena VirtualBox merupakan perangkat
lunak virtualisasi gratis dan open source yang menawarkan
banyak kemudahan dalam melakukan virtualisasi, serta
kemampuannya dalam membuat virtual appliance secara
native.

Pengembangan Virtual Appliance..

E. Virtual Appliance
Virtual appliance adalah sebuah sistem mandiri terpadu
yang dibuat dengan menggabungkan suatu aplikasi
perangkat lunak (misalnya, perangkat lunak server) dengan

ISSN 2301 – 4156

20

JNTETI, VOL. 1, NO. 1, MEI 2012

sistem operasi yang cukup untuk untuk dapat berjalan secara
optimal pada hardware berstandar industri atau pada sebuah
mesin virtual (misalnya VirtualBox, Xen, KVM).
Virtual appliance bertujuan untuk menghilangkan
instalasi, konfigurasi dan biaya pemeliharaan yang terkait
dengan menjalankan perangkat lunak kompleks yang
bertumpukan. Seperti yang terlihat pada Gbr. 3 tentang
konsep virtual appliance .

membuat virtualisasi server berbasis High Availability
Cluster , yang bisa dilihat pada Gbr. 5 sebagai ilustrasinya
Secara umum kedua skenario tersebut pada penelitian ini
dibuat urutan pelaksanaan sebagai berikut:
 Membuat virtualisasi server sebagai dasar
infrastruktur, yang akan digunakan sebagai dasar
pembuatan appliance (Building).
 Membuat virtual appliance yang diperlukan sesuai
keperluan (Customize ).
 Membuat paket dari virtual appliance tersebut, baik
dalam .vmdk ataupun .ova. (Packaging).
 Melakukan pengujian dan pengukuran (Testing &
Benchmarking).
 Membuat laporan hasil implementasi dan melakukan
rekomendasi (Reporting).

Gbr. 3 Konsep Virtual Appliance

F. Keuntungan Virtual Appliance

Virtual appliance dalam banyak hal memberikan berbagai
keuntungan, antara lain:
1) Kemudahan customization: Service-service
dapat
ditambah atau dikurangi dengan mudah sesuai dengan
kebutuhan secara spesifik dari organisasi tersebut. Dapat
dibuat menjadi suatu paket sesuai dengan permintaan yang
user inginkan.
2) Kemudahan deployment: Vendor perangkat lunak
dapat menggunakan mesin virtual untuk memaket
konfigurasi perangkat lunak secara keseluruhan. Sebagai
contoh, menginstal solusi email server yang lengkap pada
mesin yang nyata bisa menjadi pekerjaan yang
menyusahkan. Dengan virtualisasi, setiap setup kompleks
(kemudian sering disebut "appliance") bisa dimasukkan ke
dalam mesin virtual. Menginstal dan menjalankan mail
server menjadi semudah mengimpor sebuah appliance ke
dalam VM. Server virtual dapat dikloning sebanyak
mungkin dan dapat dijalankan pada server lain dengan
mengubah sedikit konfigurasi.
3) Kemudahan backup dan recovery: Server-server
yang dijalankan di dalam sebuah mesin virtual dapat
disimpan dalam 1 buah image yang berisi seluruh
konfigurasi sistem. Jika satu saat server tersebut crash, tidak
perlu melakukan instalasi dan konfigurasi ulang. Cukup
mengambil salinan image yang sudah disimpan, me-restore
data hasil backup terakhir dan server berjalan seperti sedia
kala.
4) Efisiensi Waktu & Biaya. Sangat efisien dalam arti
sangat menghemat waktu dan biaya operasional server.
Meliputi biaya penggunaan listrik, biaya pendinginan ruang
server, dan mengurangi beban kerja para staff IT di suatu
instansi atau perusahaan, serta mempercepat proses
implementasi suatu sistem.
III. PERANCANGAN SISTEM
Pada penelitian ini direncanakan untuk membuat 2
skenario. Skenario pertama membuat virtual appliance pada
lab. MTI yang hasilnya diharapkan dapat diimplementasikan
pada server tujuan pada suatu unit organisasi tertentu. Bisa
dilihat pada Gbr. 4 sebagai ilustrasi. Pada skenario kedua
ISSN 2301 – 4156

Gbr. 4 Arsitektur tanpa virtualisasi server

Gbr. 5 Arsitektur dengan virtualisasi server

IV. ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
Pada tahapan ini akan dibahas dasar-dasar uji coba dan
pengukuran pada desain dan model, yang intinya merupakan
kumpulan teknik yang digunakan untuk melakukan uji coba,
yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan secara
menyeluruh.
Rencana teknis pengujian yang akan dilakukan pada
penelitian ini, meliputi sebagai berikut:
 Pengujian pemanfaatan sumber daya Prosesor
(CPU).
 Pengujian pemanfaatan sumber daya memori
(RAM).
 Pengujian fungsi server di jaringan secara langsung
(Network).
Pengembangan Virtual Appliance...

JNTETI, VOL. 1, NO. 1, MEI 2012

21

A. Implementasi Langsung

B. Performance Monitor

Pengetesan dengan metode implementasi langsung ini
dijalankan dengan menggunakan skenario, seperti yang telah
dijabarkan pada bagian 3. Setelah virtual appliance selesai
dipaketkan dalam bentuk file berekstensi .ova, maka paket
tersebut di import pada mesin server tujuan. Di mana mesin
server tujuan tersebut bisa saja mempunyai host OS dan
spesifikasi hardware yang berbeda.
Service dan konfigurasi yang sudah ditanam pada
virtual appliance tersebut duji secara live pada jaringan.
Pada pengujian ini dilihat apakah virtual appliance tersebut
dapat menjalankan perannya dengan baik dan benar, sesuai
dengan service yang telah diinstalasi dan dikonfigurasi
sebelumnya. Pada pengujian ini digunakan service yang
berkenaan dengan fungsi server jaringan. Meliputi server
yang menangani domain (dns server), server yang
menangani web (web server), dan server yang menangani
email (mail server).
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
dengan dalam lingkungan virtualisasi baik di dalam
VirtualBox maupun Proxmox, server-server tersebut masih
dapat menjalankan fungsinya secara layak seperti jika
menggunakan server secara fisik. Pengujian ini meliputi:

1) Resources & Performance Monitor (VirtualBox):
Merupakan tool bawaan windows 7 yang berguna untuk
memonitor penggunaan sumber daya dan kinerja dari
komputer, terutama CPU dan memory komputer secara
langsung.

1) Pengujian untuk DNS server: Pengujian dilakukan
untuk mengetahui apakah fungsi pemetaan alamat IP ke
dalam suatu domain berhasil, dalam hal ini
dns1.proxmox.web.id sebagai primary dns dan,
www.proxmox.web.id sebagai web server. Pada penelitian
ini digunakan IP public secara live, yang disediakan oleh
pihak MTI UGM dan medaftarkan domain proxmox.web.id
ke PANDI. Cara pengujiannya adalah dengan melakukan
ping dan whois ke domain tersebut.
2) Pengujian untuk Web server: Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui fungsi web server, yang telah
dikonfigurasi dengan Apache2 apakah dapat berjalan dengan
baik. Pada alamat www.proxmox.web.id (175.111.89.152)
yang telah didaftarkan secara resmi ke institusi PANDI
(Pengelola Nama Domain Internet Indonesia), diuji dengan
menggunakan web browser Mozilla Firefox. Seperti yang
nampak pada Gbr. 6.

2) HTOP (Proxmox): HTOP merupakan baris perintah
pada Linux untuk melihat proses yang berjalan secara real
time dan lebih representative dibandingkan TOP biasa.
HTOP juga menampilkan info lain, seperti penggunaan
utilitas prosesor multicore, jumlah memori yang free baik
fisik dan swap.
TABEL I
TINGKAT OPTIMALISASI PENGGUNAAN PROSESOR

Keterangan

VirtualBox

Proxmox

Sebelum

5

0.7

Sesudah

12

5.3

Peningkatan

7

4.6

Persentase kenaikan

140%

657%

Proxmox
Sesudah
Sebelum
VirtualBox

0

5

10

15

Gbr. 7 Grafik perbandingan penggunaan prosesor
TABEL II
TINGKAT OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEMORY

Keterangan

VirtualBox (MB)

Proxmox (MB)

Sebelum

1110

1172

Sesudah

1814

1196

Peningkatan

704

24

Persentase kenaikan

63.42%

2.05%

Proxmox
Sesudah
Gbr. 6 Web server pada proxmox.web.id

Sebelum
3) Pengujian untuk Mail server: Pengujian terakhir ini
untuk melihat fungsi dari mail server, yang dikonfigurasi
melalui MTA (Mail Transfer Agent) Exim4 dan email
berbasis web menggunakan SquirellMail. Di mana email
akan dikirim ke alamat [email protected] dari ubuntu
server yang divirtualisasi, dapat langsung masuk ke dalam
inbox dari akun yang telah diseting pada SquirellMail.
Terlihat pada Gbr. 4 untuk masuk ke mail server ini
menggunakan alamat domain: mail.proxmox.web.id/mail
Pengembangan Virtual Appliance..

VirtualBox

0

1000

2000

Gbr. 8 Grafik perbandingan penggunaan memory

ISSN 2301 – 4156

22
V. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan keunggulan virtualisasi server
meliputi:
Keunggulan pertama dari penerapan virtual appliance
adalah kelelusaan melakukan customization, di mana dapat
dengan mudah dilakukan perubahan dan penambahan
services apa saja yang dibutuhkan. Seperti pada contoh
skenario di atas dengan menggunakan dns server untuk
mengelola domain, web server untuk mengelola web dan
mail server untuk mengelola email. Tidak tertutup
kemungkinan VM yang aktif dan berjalan dapat ditambah
lagi dengan penggunaan prosesor multicore (8 core/12 core)
yang lebih baik di masa depan. Fitur customization ini
didukung dengan baik oleh kedua tools virtualisasi,
VirtualBox dan Proxmox.
Salah satu kemampuan kunci yang lain adalah kecepatan
pada saat pemulihan sistem pada saat sistem error atau
terjadi suatu kesalahan (backup dan recovery) dengan
memanfaatkan fitur snapshot yang sangat baik. Penerapan
virtual appliance mampu menekan hampir setengah dari
tahapan langkah pemulihan sistem dan menghemat waktu
secara signifikan. Untuk fitur ini Proxmox lebih unggul,
karena bisa melakukan backup secara otomatis dengan
waktu yang terjadwal.
Kemampuan lainnya adalah kemudahan penyebaran
(deployment) pada sistem yang berbeda. Virtual appliance
yang telah dipaketkan dalam suatu file berekstensi .ova pada
VirtualBox dan .vmdk pada Proxmox dapat dengan mudah
dimasukkan ke dalam flashdisk atau kepingan DVD, untuk
kemudian diimport pada mesin server yang berbeda dengan
mesin server di mana virtual appliance tersebut dibuat. Pada
fitur ini VirtualBox lebih unggul, karena lebih praktis dalam
membuat paket appliance dari menu, dibandingkan Proxmox
yang harus melalui konsol.
Keunggulan mutlak Proxmox terhadap VirtualBox
terdapat pada fitur cluster & migration bawaan Proxmox.
Dengan fitur ini Proxmox bukan hanya menjadi tools
virtualisasi, tapi juga menjadi mesin clustering yang
memiliki tingkat ketersediaan yang tinggi. Didukung oleh
migrasi yang mudah, dengan hanya menekan beberapa
tombol di menu, pada manajemen terpusat Proxmox yang
berbasiskan web.
Selain berbagai keunggulan fitur di atas, Proxmox
memiliki tingkat kestabilan yang tinggi dan penggunaan
resources yang jauh lebih rendah. Perbandingan ini
terangkum pada Tabel 3 secara lebih ringkas.

ISSN 2301 – 4156

JNTETI, VOL. 1, NO. 1, MEI 2012
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
 Penggunaan Penggunaan virtualisasi server dengan
VirtualBox
telah
meningkatkan
optimalisasi
penggunaan prosesor, dari tingkat 5% pada saat tidak
ada VM yang aktif menjadi 12% dengan 3 VM aktif.
Optimalisasi penggunaan memory juga mengalami
peningkatan yang berarti, dari sebelumnya 1.110 MB
(27,25%) menjadi 1.814 MB (44,54%). Nilai ini
didapatkan dari tool Resources Monitor .
 Penggunaan virtualisasi server dengan Proxmox telah
meningkatkan optimalisasi penggunaan prosesor, dari
tingkat 0,7% pada saat tidak ada VM yang aktif
menjadi 5,3% dengan 2 VM aktif. Pada penggunaan
memory tidak mengalami peningkatan yang berarti,
dari sebelumnya 1.172 MB (27,25%) menjadi 1.196
MB (44,54%). Nilai ini didapatkan dari tool HTOP.
 Penggunaan
virtual
appliance
memberikan
peningkatan yang signifikan dari sisi pemulihan
system, apabila terjadi kerusakan system atau error
server dengan teknologi virtual appliance dapat
dipulihkan lebih cepat 57,14 % dibandingkan server
yang konvensional.
 Pada unit usaha yang tidak terlalu besar dan suatu
instansi yang tidak terlalu sibuk, virtualisasi server
dengan VirtualBox adalah solusi yang paling tepat.
Dengan tetap berjalannya fungsi server-server yang
telah divirtualisasi dengan baik dan penghematan yang
bisa didapatkan.
 Untuk implementasi pada unit usaha yang besar atau
instansi yang sibuk, dapat dimanfaatkan sistem
virtualisasi yang berjalan di atas infrastruktur
clustering. Perpaduan ini akan menghasilkan suatu
(HA) High Availability Server , dengan memanfaatkan
Proxmox
 yang merupakan tool yang berjenis baremetal
virtualisasi.

Pengembangan Virtual Appliance...

JNTETI, VOL. 1, NO. 1, MEI 2012

REFERENSI
[1]

[2]

[3]
[4]

[5]
[6]

Ahmad. 2008. Archive for the ‘virtualization’ Category.
http://achmad.glclearningcenter.com/category/teknologi/virtualizatio
n/
Chen, H., Chen, R., Zhang, F., Zang, B., dan Yew, P. 2006. Live
Updating Operating Systems Using Virtualization. Prosiding 2nd
international Conference on Virtual Execution Environments
(VEE’06). Ottawa.
D.H. Brown Associates, Inc. 2001. VMware: Tool for Server
Consolidation . http://www.vmware.com/pdf/vmware-dhbrown.pdf
Fauzi, Haris. 2008. Perbandingan Kinerja Server Melalui
Virtualization Xen Pada Lingkungan Terbatas. Universitas
Indonesia. MTI UI. Depok
Fyodor, 2009. Panduan Referensi Nmap (Man Page, bahasa
Indonesia). http://nmap.org/man/id/
Garnieri H, Megan. 2010. Desain dan Implementasi Virtualisasi
Server di PT Thiess Contractors Indonesia. Yogyakarta

Pengembangan Virtual Appliance..

23

[7]

Leung, F., Neiger, G., Rodgers, D., Santoni, A., dan Uhlig, R. 2006,
Intel Virtualization Technology: Hardware Support for Efficient
Process. http://www.intel.com/technology/itj/2006/v10i3/
[8]
Lutfie. 2008. Virtualization The Series.
http://wssid.org/blogs/lutfie/archive/tags/Virtualization/default.aspx.
(diakses tanggal 15 Oktober 2010).
[9]
Purbo, Onno W. 2011. Proxmox.
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Proxmox.
[10] Purnoma. 2010. Membangun Virtual PC dengan VirtualBox.
Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta
[11] Rasian, Rio., Mursanto, Petrus. 2009. Perbandingan Kinerja
Pendekatan Virtualisasi. Jurnal Sistem Informasi MTI-UI Vol 5, No
2. Depok
[12] Sugianto, Masim. 2010. Panduan Virtualisasi & Linux High
Availability Server. Bekasi

ISSN 2301 – 4156