T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Example NonExample pada Siswa Kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 20162017 T1 BAB

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari pelaksanaan tindakan yang
dilakukan di kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
Diantaranya mencakup kondisi awal, pelaksanaan siklus I , siklus II dan observasi.
4,1 Kondisi Awal
Hasil belajar siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga sebelum dilakukan penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan model pembelajaran Example non-Example seluruh siswa mendapatkan
hasil belajar belum tuntas atau belum memenuhi KKM ( ≥75). Berdasarkan data awal yang
diperoleh dari guru kelas hasil belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada materi Merajut Manusia
dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila diketahui bahwa seluruh siswa mendapatkan hasil
belajar dibawah KKM. Hal ini dapat dilihat didalam tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas VIIIF Pada Tahap Pra siklus ( Kondisi Awal)
Rentang nilai

Jumlah Siswa

Persentase

Keterangan


0–9

2

7,41 %

Belum Tuntas

10 - 19

4

14,81 %

Belum Tuntas

20 - 29

4


40,74 %

Belum Tuntas

30 – 39

7

25,93 %

Belum Tuntas

40 – 49

5

18,52 %

Belum Tuntas


50 – 59

5

18,52 %

Belum Tuntas

Jumlah Persentase

100 %

Jumlah Siswa

27

Nilai Tertinggi

50


Nilai Terendah

0

Nilai Rata-Rata

28,90

Sumber : Data penelitian
Berdasarkan data diatas dapat diperoleh informasi hasil belajar siswa, seluruh siswa
kelas VIIIF mengalami ketidaktuntasan belajar 100% dibawah KKM (≥75), Nilai terendah
yang didapatkan siswa yaitu 0 dan nilai tertinggi 50. Yang mendapatkan rentang nilai antara
33

0 – 9 ada 2 siswa, yang mendapatkan rentang nilai 10 – 19 ada 4 siswa, yang mendapatkan
rentng nilai 20 – 29 ada 4 siswa, yang mendapatkan rentang nilai 30 – 39 ada 7 siswa, yang
mendapatkan rentang nilai 40 – 49 ada 5 siswa dan yang mendapatkan rentang nilai 50 – 59
ada 5 siswa. Nilai rata-rata kelas 28,90 Berikut hasil belajar siswa dalam bentuk diagram
batang.

Gambar 4.1
Diagram Batang Hasil Belajar PPKn siswa kelas pada VIIIF Pra siklus
( Kondisi Awal)
8
7
6
5
4
3
2
1
0

7

4

4

10 - I9


20 - 29

5

5

40 - 49

50 - 59

2

0-9

30 - 39

Jumlah Siswa

Sumber : Data peneliti

Dari diagram batang diatas bahwa seluruh siswa mendapatkan hasil belajar dibawah KKM
(≥75). Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa tidak mencapai ketuntasan belajar.
Berikut ketuntasan hasil belajar siswa dalam bentuk diagram lingkaran.

34

Gambar 4.2
Diagram lingkaran ketuntasan Hasil Belajar PPKn pada Pra siklus
(Kondisi Awal)
Ketuntasan Hasil Belajar PPKn pada Pra Siklus
0%

Tu tas
Belu

75 0

Tu tas

75


100%

Sumber : Data penelitian
Berdasarkan diagram lingkaran di atas dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan tindakan
seluruh siswa mendapatkan nilai 100% dibawah KKM.
4.2 Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 18
Oktober dan 25 Oktober 2016. Adapun tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini adalah memilih materi yang akan disampaikan dan menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran PPKn berkonsultasi dengan guru kelas. Peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang menunjang segala proses belajar pembelajaran diantaranya
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran
Example non-Example pada materi Menjelaskan pengertian norma dan kebiasaan antar
daerah. Lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran
serta menyiapkan alat dan media yang digunakan dalam pembelajaran seperti kliping yang
digunakan untuk memberi contoh gambar – gambar yang sesuai contoh perbuatan / perilaku
yang sesuai dan tidak sesuai dengan norma agama, kesusilaan, kesopanan dan agama antar
daerah. Gambar ada juga yang ditayangkan menggunakan OHP, serta menyiapkan soal

evaluasi/tes.

35

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini yang mengajar adalah peneliti sendiri
sedangkan yang menjadi obsever adalah guru mata pelajaran PPKn kelas VIIIF. Hal ini
dilakukan karena guru bersangkutan menganggap bahwa didalam kegiatan pembelajaran ini
peneliti lebih mengerti sistematikanya. Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :
4.2.3 Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilakukan pada hari Selasa, 18 Oktober 2016 yang berlangsung pada jam ke 1 –
3 dengan alokasi waktu 3x40 menit dengan materi Pengertian Norma dan Kebiasaan Antar
daerah di Indonesia.
a) Kegiatan awal
Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah guru mengatur tempat duduk dan mengecek
kesiapan belajar siswa, guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa menurut
kepercayaannya masing-masing, guru mengabsen kehadiran siswa, setelah itu guru
memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran siswa sesuai kompetensi yang
akan dicapai.
b) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan sistematika belajar menggunakan model pembelajaran Example nonExample kepada siswa, kemudian guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
materi, guru menempelkan di papan tulis dan ditayangkan melalui OHP, guru membagi siswa
kedalam 5 kelompok yang heterogen yang beranggotakan 5 dan 6 siswa setelah itu siswa
memilih ketua kelompok. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan gambar contoh
norma agama, kesopanan, kesusilaan dan hukum, contoh pelanggaran norma yang ada di
lingkungan seperti perbedaan pendapat sering menimbulkan pertikaian dan sikap menghargai
dan tidak mengharagai perbedaan agama dan contoh keberagaman kebiasaan antar daerah
Jawa,Sumatera dan Toraja agar siswa lebih antusias dalam pelajaran kemudian guru
membagikan lembar kertas yang berisi gambar-gambar mengenai norma dan kebiasaan antar
daerah dan mengarahkan siswa menganalisis gambar norma agama, kesusilaan, hukum dan
kesopanan dalam bentuk gambar yang menunjukkan perilaku/perbuatan yang sesuai dan tidak
sesuai dengan norma antar daerah secara berkelompok, siswa saling memberi komentar pada

36

analisis gambar kelompok lain, setelah itu guru dan siswa mengoreksi hasil analisis gambar
tersebut dan menyimpulkan materi pelajaran.
c) Kegiatan penutup
Selanjutnya guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan berikutnya dan menginformasikan kepada siswa akan ada tes evaluasi siklus 1

agar siswa bersungguh-sungguh mengerjakannya dan memberi penghargaan kepada
kelompok dengan skor tertinggi sebagai motivasi untuk kelompok lain. Kemudian guru
memberi penguatan dan menutup dengan doa bersama dan salam.
4.2.4 Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 25 oktober 2016 yang berlangsung pada jam
pelajaran 1 – 3 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit, dengan model pembelajaran ExampleNon Example pada materi Macam-macam norma kebiasaan Antar daerah.
a) Kegiatan Awal
Adapun kegiatan awal yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu guru mengatur tempat
duduk siswa dan mengecek kesiapan siswa, guru mengucap salam, berdoa menurut
kepercayaanya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa.
b) Kegiatan Inti
Guru menjelaskan model pembelajaran Example – non Example selanjutnya menyampaikan
tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai, guru dan siswa mengevaluasi materi
pelajaran kemarin, guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 5 – 6
anggota, guru menyiapkan gambar-gambar yang ditayangkan di OHP dengan contoh macam
– macam lingkungan masyarakat yang sesuai dan tidak sesuai norma agama, kesopanan,
kesusilaan dan hukum, dan beberapa contoh lingkungan masyarakat dengan kebiasaan antar
daerah di Toraja, Sumatera dan Jawa, perbedaan adat istiadat,bahasa dan makanannya.
Kemudian guru memberikan penjelasan lanjutan materi Pengertian norma dan kebiasaan
antar daerah, siswa saling berdiskusi contoh macam- macam perbuatan / perilaku manusia di
masyarakat yang tidak sesuai dan sesuai dengan norma dan membandingkan kebiasaan antar
daerah di Sumatera, Jawa dan Toraja , perbedaan kehidupan masyarakat pada upacara adat
Jawa yang berbeda dengan Toraja dan Sumatera sesuai gambar yang ditayangkan di OHP.
Guru kemudian memberi kesempatan pada siswa untuk memberi komentar hasil analisis
37

kelompok lain setelah itu guru dan siswa bersama-sama mengoreksi dan menganalisis
gambar contoh perbuatan/prilaku yang sesuai norma tersebut dan membandingkan kebiasaan
antar daerah. Kegiatan pembelajaran PPKn pertemuan kedua siklus 1 ini sudah sesuai dengan
yang direncanakan sebelumnya sama seperti pada pertemuan pertama. Guru memberikan
motivasi lalu melanjutkan dengan tes evaluasi siklus 1 sesuai dengan materi pada pertemuan
pertama. Guru memberikan 25 soal pilihan ganda dan siswa diberi waktu mengerjakan 60
menit. Setelah soal tes evaluasi siklus 1 selesai dikerjakan siswa. Selanjutnya guru
menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.
c) Kegiatan penutup
Kemudian guru memberi penguatan dan motivasi kepada siswa dan mengakhiri pelajaran
dengan berdoa dan salam.
4.3 Observasi Siklus I Pertemuan Pertama dan Pertemuan kedua
Pada tahap observasi peneliti sebagai guru, dan guru PPKn kelas VIIIF sebagai observer.
Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar – mengajar berlangsung, hal-hal yang
diobservasi pada tahap ini antara lain adalah cara guru menyajikan materi, apakah
pelaksanaan tindakan sesuai dengan skenario pada perencanaan. Jenis observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur dan siap pakai, sehingga obsever
tinggal mengisi kolom sesuai dengan petunjuk pada lembar observasi yang sudah disediakan
peneliti dengan keadaan lapangan, lembar observasi tersebut ada lembar observasi guru dan
lembar observasi siswa.
Pada pertemuan pertama dalam pembelajaran PPKn pada materi menjelaskan
Pengertian norma dan Kebiasaan Antar daerah, Observer mengamati guru diawal kegiatan
memberi salam dan menjelaskan model pembelajaran example non-example. Guru sudah
melaksanakan tahap-tahap sesuai perencanaan, guru sudah menyiapkan gambar-gambar yang
ditayangkan pada OHP sesuai dengan materi, namun guru masih kurang menguasai kelas dan
penjelasan model pembelajaran kurang dimengerti siswa sehingga siswa masih terlihat malumalu dan tidak terbiasa dalam menyampaikan pendapat dan mempresentasikan hasil diskusi
di depan kelas karena peneliti yang menjadi guru kurang menguasai kelas dengan baik dan
siswa masih belum mengerti model pembelajaran Example non-Example. Setelah dilakukan
evaluasi oleh guru mata pelajaran PPKn sebagai observer, peneliti sebagai guru diharapkan
lebih percaya diri, mengajarnya harus dengan suara yang lebih keras dan menguasai kelas
38

dengan baik. Pada pertemuan kedua, Pada pertemuan kedua terjadi peningkatan antusias
belajar siswa dalam pelajaran PPKn tentang macam-macam norma dan kebiasaan antar
daerah. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti pelajaran PPKn dengan memberi pertanyaan
dan sanggahan kepada kelompok lain dan menganalisis gambar yang ditayangkan pada OHP.
Peneliti memperbaiki kekurangannya pada pertemuan pertama dengan cara lebih percaya diri
dan mempersiapkan materi yang mudah dimengerti siswa dengan gambar-gambar dan video
yang menarik perhatian siswa sehingga pada pertemuan kedua siswa menjadi aktif dalam
belajar, peneliti juga belajar menguasai kelas dengan cara aktif bertanya jawab dengan siswa.
Observer mengamati peneliti sudah lebih percaya diri dari pertemuan sebelumnya dan dapat
menguasai kelas dengan baik.
4.4 Hasil Tindakan
Hasil tindakan dilihat dari nilai evaluasi siswa pada siklus 1. Hasil belajar PPKn siswa kelas
VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga pada pertemuan pertama dan kedua dengan materi pelajaran
Pengertian Norma dan Kebiasaan Antar daerah, dapat dilihat dalam table 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada Siklus 1
Rentang Nilai

Jumlah Siswa

Persentase

Keterangam

49 – 61

1

3,70 %

Belum Tuntas

62 – 74

3

11,11 %

Belum Tuntas

75 – 87

16

59,26 %

Tuntas

88 – 100

7

25,93 %

Tuntas

JumlahPersentase 100 %
Jumlah Siswa

27

Nilai Tertinggi

96

Nilai Terendah

56

Nilai Rata-rata

81,03

Sumber : Data penelitian
Berdasarkan tabel 4.2 hasil belajar PPKn pada siklus 1 23 siswa yang tuntas atau mencapai
KKM ( ≥75) dan 4 siswa yang belum tuntas, nilai tertinggi adalah 96 dan nilai terendah 56.
Yang mendapatkan retang nilai 49 – 61 ada 1 siswa, yang mendapatkan rentang nilai 62 – 74
ada 3 siswa, yang mendapatkan rentang nilai 75 – 87 ada 16 siswa dan yang mendapatkan
rentang nilai 88 – 100 ada 7 siswa, Ketuntasan hasil belajar ini meningkat dibandingkan pada
pra siklus sebelum diberikan tindakan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran
39

Example – Non Example. Berikut gambar diagram batang 4,3 nilai ketuntasan hasil belajar
PPKn pada siklus 1
Gambar 4.3
Diagram Batang Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada Siklus 1
20
16
15
10

7

5

3
1

0
49 - 61

62 - 74

75 - 87

88 - 100

Jumlah Siswa

Sumber : Data peneliti
Berdasarkan diagram batang di atas dapat disimpulkan bahwa hasil tes siklus 1 nilai di
rentang 49 – 61 ada 1 siswa, rentang nilai 62 – 74 terdapat 3 siswa, rentang nilai 76 – 87
terdapat 16 siswa dan rentang nilai 88 – 100 terdapat 7 siswa. Berikut diagram lingkaran
dalam bentuk ketuntasan persentase hasil belajar PPKn pada siklus 1.
Gambar 4.4
Diagram Lingkaran Hasil Belajar siswa VIIIF pada Siklus 1
Ketuntasan Hasil Belajar PPKn pada Siklus 1
Tuntas ≥75

Belum Tuntas ≤75

14,81%

85,19%

Sumber : Data peneliti
Berdasarkan diagram lingkaran diatas , dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan
dengan model pembelajaran Example – non Example pada mata pelajaran PPKn siswa kelas
40

VIIIF hasil belajar PPKn mengalami peningkatan dari 27 siswa terdapat 85,19 % yang tuntas
dan 14,81 % yang belum tuntas. Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus seluruh siswa
mendapatkan nilai 100% di bawah KKM (≥75) pada siklus 1 menjadi 85,19 % mendapatkan
nilai diatas KKM (≥75) dan 14,81 % yang belum tuntas.
4.5 Hasil Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan refleksi didasarkan formasi dari hasil pengamatan dan evaluasi.
Motivasi belajar siswa masih kurang dan siswa sangat pasif mengikuti pelajaran, sehingga
masih banyak siswa yang berbicara dengan temannya, siswa kurang berani bertanya,
mengemukakan pendapat menanggapi maupun menyanggah, Siswa kekurangan referensi (
buku yang sesuai materi), sehingga dalam pembahasan materi siswa kurang berkembang
terutama dalam pembahasan kelompok. Hasil belajar siswa memang meningkat mencapai
ketuntasan menjadi 23 siswa ( 85,19% ), sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 4 siswa ( 14,81 % ) namun belum mencapai indikator keberhasilan peneliti sebesar
90 % . Pada siklus I masih banyak kekurangan pada guru dan siswa guru kurang menguasai
kelas sehingga siswa sangat pasif mengikuti pelajaran PPKn. Oleh karena itu perlu dilakukan
siklus II agar lebih baik.
Berdasarkan hasil refleksi yang masih ditemukan kekurangan – kekurangan tersebut, maka
akan dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di siklus kedua.
Perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus 2 yang harus dilakukan guru
mencakup guru lebih mendorong siswa untuk berani bertanya, menanggapi maupun
menyanggah pendapat temannya, guru harus lebih banyak menganjurkan kepada siswa untuk
lebih banyak membaca buku, guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi
siswa sehingga siswa lebih antusias dan guru memberi penghargaan bagi siswa yang berani
mengemukakan pendapat.
4.6 Pelaksanaan Siklus 2
Pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama 3
jam pelajaran (3x40menit) yang dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 1 November 2016
dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa,tanggal 8 November 2016 dengan rincian
sebagai berikut :

41

4.7 Perencanaan
Tindakan perencanaan pada siklus 2 yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
PPKn berkonsultasi dengan guru PPKn. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang
proses pembelajaran diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan
pertama dengan materi Menjelaskan arti penting norma dan kebiasaan antar daerah dan
pertemuan kedua Menunjukan sikap toleransi antar daerah, lembar observasi/pengamatan
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran serta menyiapkan alat dan media yang
digunakan dalam pembelajaran seperti kertas folio yang digunakan untuk menganalisis
gambar dan menyiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan materi, serta menyiapkan soal
evaluasi/tes.
4.7.1 Pelaksanaan Tindakan
Dalam kegiatan awal pembelajaran ini seperti pada siklus 1 yang mengajar adalah peneliti
sedangkan obsever yaitu guru PPKn kelas VIIIF. Penjelasan pada tiap pertemuan sebagai
berikut :
4.7.2 Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 01 November 2016 yang berlangsung pada jam
pelajaran ke 1 – 3 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran ( 3 x 40 menit ), dengan
menggunakan model pembelajaran Example Non-Example dan materi pelajaran Menjelaskan
arti penting norma dan kebiasaan antar daerah.
a) Kegiatan awal
Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah guru mengucap salam, berdoa menurut
kepercaannya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa. Guru dan siswa menyiapkan
alat-alat yang akan digunakan saat pembelajaran dan mengatur kursi siswa.
b) Kegiatan Inti
Guru memberikan motivasi agar siswa termotivasi dan aktif dalam pembelajaran serta
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kemudian guru menjelaskan materi
Arti Penting Keberagaman Norma dan Kebiasaan Antar daerah di Indonesia dengan
menggunakan

model

pembelajaran

Example

non-Example,

dimulai

dengan

guru

mengelompokan siswa dengan beranggotakan 5- 6 orang dan memilih ketua kelompok. Guru
42

kemudian menjelaskan materi yang ditayangkan oleh OHP dengan menggunakan gambar
contoh lingkungan masyarakat yang menerapkan pentingnya norma dan kebiasaan antar
daerah dilingkungan masyarakat seperti tata krama, kebiasaan dan cara berpakaian yang baik.
Selanjutnya guru membagikan lembar kertas yang berisikan keberagaman norma
agama,kesopanan,kesusilaan dan agama selanjutnya mengarahkan siswa menganalisis
gambar

contoh

tindakan

yang

sesuai

dan

tidak

sesuai

dengan

norma

agama,kesusilaan,kesopanan dan hukum secara berkelompok, siswa saling memberi
komentar pada analisis gambar gambar yang sesuai tidak sesuai pada norma hukum,agama,
kesopanan dan kesusilaan

kelompok lain. Setelah itu guru dan siswa mengoreksi hasil

analisis gambar tersebut dan menyimpulkan materi pelajaran yang sudah dipelajari, guru
menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya
dan menginformasikan kepada siswa akan ada tes evaluasi siklus 2 agar siswa bersungguhsungguh mengerjakannya.
c) Kegiatan penutup
Setelah itu guru kembali memberi motivasi dan penguatan kepada siswa dengan memberi
penghargaan kepada kelompok yang memiliki skor tertinggi, kemudian guru mengakhiri
pelajaran dengan salam dan berdoa bersama.
4.7.3 Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada Selasa 08 November 2016 yang berlangsung pada jam
pelajaran ke 1 - 3 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit.
a) Kegiatan awal
Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah

guru mengucap salam, berdoa menurut

kepercayaanya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa.
b) Kegiatan Inti
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai serta guru dan
siswa mengevaluasi materi pelajaran kemarin. Guru membagi siswa kedalam kelompok yang
beranggotakan 5 – 6 anggota, guru menyiapkan gambar contoh sikap toleransi yang sesuai
norma dan tidak sesuai norma dan ditayangkan di OHP gambar yang ditapilkan guru adalah
contoh tolerasi umat beragama yang sesuai dan tidak sesuai norma di Indonesia dan beberapa
contoh sikap masyarakat di lingkungan yang berbeda – beda suku,agama dan etnis dengan
43

menanamkan sikap tolerans dan intoleransi. Kemudian guru memberikan penjelasan lanjutan
materi Menghargai Norma dan Kebiasaan Antardaerah di Indonesia. siswa saling berdiskusi
antar kelompok mengenai sikap menghargai norma pada masyarakat yang berbeda
agama,etnis dan suku dan guru memberi kesempatan pada siswa untuk memberi komentar
hasil analisis kelompok lain setelah itu guru dan siswa bersama-sama mengoreksi dan
menganalisis gambar tersebut. Selanjutnya dilakukan tes/evaluasi siklus 2 sesuai dengan
materi pada pertemuan pertama dan kedua. Guru memberikan 25 soal pilihan ganda yang
diberi waktu mengerjakan 60 menit.
c) Kegiatan penutup
Kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan berdoa bersama.
4.1.3.4 Hasil Observasi Siklus II pada pertemuan I dan II
Dari hasil observasi setelah dilakukan beberapa perbaikan pembelajaran dengan mengacu
hasil refleksi siklus 1, terjadi peningkatan yang signifikan pada keaktifan belajar siswa. Siswa
aktif pada tahap sanggahan maupun komentar pada kelompok lain. Pada pertemuan pertama
dengan materi Arti penting norma dan kebiasaan antar daerah peneliti yang menjadi guru
telah menguasai kelas dengan baik dan lebih percaya diri, dan siswa juga sudah mengerti
pelaksananaan model pembelajaran Example non-Example. Dalam pembelajaran siswa lebih
percaya diri dan lebih baik dalam presentasi hasil diskusi kelompoknya. Pada pertemuan dua
terjadi peningkatan motivasi siswa dimana setelah selesai mempresentasikan hasil diskusi,
guru memberikan penguatan konsep dan memberikan soal evaluasi kepada siswa .
4.9 Hasil Tindakan
Hasil tindakan dilihat dari nilai tes evaluasi siswa pada siklus 2. Hasil belajar PPKn siswa
kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga, pada pertemuan pertama dan kedua dengan materi
Menjelaskan arti penting norma dan kebiasaan antar daerah

44

Tabel 4.3
Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada siklus 2
Rentang Nilai

Jumlah Siswa

Persentase

Keterangan

63 – 74

-

-

Belum Tuntas

75 – 86

7

25,93%

Tuntas

87 – 98

20

74,07%

Tuntas

Jumlah Persentase

100 %

Jumlah Siswa

27

Nilai Tertinggi

96

Nilai Terendah

76

Nilai Rata-rata

84,29

Sumber : Data peneliti
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dikatakan bahwa hasil belajar PPKn sudah meningkat,
tingkat ketuntasan siswa pada siklus ini cukup signifikan yaitu 100% diatas nilai KKM (
>75). Yang mendapatkan rentang nilai 75 – 86 ada 7 siswa dan yang mendapatkan rentang
nilai 87 – 98 ada 20 siswa. Berikut gambar diagram batang 4,5 nilai ketuntasan hasil belajar
PPKn pada siklus 2.
Gambar 4.5
Diagram Batang Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada Siklus 2
25
20
20
15
10

7

5
0
0
64 - 74

75 - 86

87 - 98

Jumlah Siswa

Sumber : Data peneliti
Berdasarkan diagram diatas terdapat 7 siswa yang mendapatkan rentang nilai 75 – 85 dan 20
siswa mendapatkan rentang nilai 86 – 96 , dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai
45

dibawah KKM (≥75). Jadi dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siklus 1 ke
siklus 2 hasil belajar semua siswa kelas VIIIF hasil belajarnya tuntas. Berikut diagram
lingkaran yang menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar PPKn siklus 2.
Gambar 4.6
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Siklus 2
Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Siklus 2
Tu tas 75

Belu

Tu tas 75

0%

100%

Sumber : Data peneliti
Berdasarkan diagram lingkaran di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
siswa mencapai minimal 100% (27 siswa). Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran Example non-Example dapat meningkatkan hasil belajar PPKn siswa
kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga.
4.10 Hasil Refleksi
Pada pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dilaksanakan 2x pertemuan dengan alokasi
waktu 3 x 40 menit menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus 1. Siswa kelas VIIIF
sudah bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. sudah banyak siswa yang berani
mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat temannya. Ada kerjasama sesama
kelompok maupun antar kelompok. Hasil belajar siswa juga meningkat dibanding dengan
siklus 1 setelah diberikan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Example nonExample. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Example non-Example pada siklus 2 berhasil meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran PPKn karena semua siswa kelas VIIIF mencapai nilai KKM (≥75).

46

4.11 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar PPKn pada Pra siklus, Siklus 1 dan Siklus
2
Ketuntasan hasil belajar PPKn siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga mulai dari pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dari tabel berikut

Tabel 4.4
Ketuntasan Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF
pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Pra Siklus
No

Ketuntasan

Jumlah
Siswa

Siklus 1

Persentase

Jumlah
Siswa

Persentase

Siklus 2
Jumlah
Siswa

Persentase

1.

Tidak Tuntas(≤75)

27

0%

4

14,81 %

0

0%

2.

Tuntas (≥75)

0

100%

23

85.19%

27

100%

Jumlah

27

27

27

Nilai Tertinggi

50

96

96

Nilai Terendah

0

56

76

81,03

84,29

Nilai rata-rata

28,90

Sumber : Data Peneliti
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ( pra siklus )
terdapat seluruh siswa mendapatkan nilai dibawah KKM (≥75) dengan rata-rata nilai 28,90.
Setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Example non-Example,
hasil belajar pada siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 23 siswa atau 85,19% yang sudah
tuntas sedangkan yang belum tuntas 4 siswa atau 14,81% dengan nilai rata – rata 81,03. Pada
siklus 2 peningkatan hasil belajar siswa lebih signifikan, seluruh siswa mendapatkan nilai
diatas KKM (≥75) dengan nilai rata-rata 84,29. Berdasarkan gambar diagram batang di
bawah ini dapat dilihat ketuntasan hasil belajar PPKn mulai Pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
yang mengalami peningkatan.

47

Gambar 4.7
Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF
pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
30

27

27
23

25
20
15
10
5

4
0

0

0
Pra Siklus

Siklus 1
Tu tas

75

Siklus 2

Tidak Tu tas

75

Sumber : Data peneliti
Berdasarkan diagram batang di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ( pra siklus )
terdapat seluruh siswa atau 100 % tidak tuntas di bawah nilai KKM (≥75). Hasil belajar pada
siklus 1 mengalami peningkatan terdapat 23 siswa ( 85.19% ) yang mendapat nilai tuntas
diatas KKM ≥75 sedangkan yang tidak tuntas ada 4 siswa ( 14,81% ). Selanjutnya pada siklus
2 mengalami peningkatan dengan seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM (≥75) atau
100% telah tuntas.
4.12 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi data awal siswa sebelum dilakukan tindakan pada siswa kelas
VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga ditemukan hasil belajar PPKn siswa masih rendah. Dalam
proses pembelajaran siswa pasif dan yang aktif hanya guru karena masih menggunakan
model pembelajaran Konvensional yang hanya berpusat pada guru. Berdasarkan hasil tes
seluruh siswa mendapatkan nilai dibawah KKM (≤75). Nilai rata - rata yang dicapai adalah
28,90.

Setelah

dilakukan

tindakan

perbaikan

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran Example non- Example dalam 2 siklus hasil belajar siswa PPKn meningkat,
hasil belajar siswa pada siklus 1 terjadi peningkatan yaitu jumlah siswa yang tuntas ( KKM
≥75) ada 23 siswa ( 85,19 % ) dan hanya 4 siswa yang ( 14.81 % ) yang tidak tuntas dengan
nilai rata – rata yang di capai 81,03. Hasil belajar PPKn pada siklus 2 meningkat lagi semua
siswa yang berjumlah 27 siswa (100 %) tuntas hasil belajarnya dengan nilai rata – rata yang
dicapai 84,29. Dengan hasil belajar PPKn tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan
48

yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 90% dari KKM (≥75). Proses pembelajaran siswa
yang sesuai pada materi dengan antusias dalam kelompok masing – masing dan bekerja sama
dengan baik, memberi komentar saran/kritik pada kelompok lain dan memberi kesimpulan
dengan tepat. Guru menjelaskan materi dengan gambar – gambar yang menarik melalui OHP
sehingga pembelajaran menyenangkan dan memotivasi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran.
Model pembelajaran Example non-Example merupakan strategi pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Strategi ini
bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahanpermasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan media
gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian di
deskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar, dengan demikian, strategi ini
menekankan pada konteks analisis siswa. Strategi Example non-Example juga ditujukan
untuk mengajarkan siswa dalam belajar memahami dan menganalisis sebuah konsep. Konsep
pada umumnya dipelajari melalui dua cara yakni pengamatan dan definisi. Menurut Buehl
1996 ( Miftahul Huda, 2014 : 235-236 ) strategi Example non-Example melibatkan siswa
untuk: 1) menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman sebuah konsep dengan
lebih mendalam dan lebih kompleks; 2) melakukan proses discover (penemuan), yang
mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung
terhadap contoh-contoh yang mereka pelajari; dan 3) mengekplorasi karakteristik dari suatu
konsep dengan mempertimbangkan bagian non-example yang dimungkinkan masih memiliki
karakteristik konsep yang telah di paparkan pada bagian example. Menurut Jumanta
Hamdayama, (2014: 10) kelebihan model pembelajaran Example Non-Example adalah siswa
lebih kritis dalam menganalisis gambar, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh
gambar dan siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Rahmawati,
Farida Nur (2013) dengan judul Penerapan model Example non-Example untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn di kelas IV SDN Jetis 1 Pace
Nganjuk, skripsi program studi S1 PGSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
model Example non-Example dapat meningkatkan hasil belajar siwsa pada mata pelajaran
PPKn di SDN Jetis 1 Pace.Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada pra
siklus 59,63 meningkat menjadi 63,13 pada siklus 1 dan siklus II meningkat lagi yaitu
menjadi 82,5.
49

Selanjutnya penelitian Marlay, Albertina (2011). Dengan judul Penerapan Model
Example non-Example Untuk

Meningkatkan

Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN

Madyopuro 5 Kota Malang, skripsi, jurusan KSDP Program Studi S-I PGSD. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Madyopuro 5 Kota Malang
mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran Example non-Example. Hal
ini dapat diketahui dari hasil belajar pada pra siklus sebesar 62,66 siklus 1 meningkat
sebebsar sebesar 72,82 dan siklus 2 sebesar 81,73. Nilai rata rata berdasarkan hasil penelitian
ini dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model Example
– non Example dalam pembelajaran PPKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

50

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22